Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

BADAN USAHA PARIWISATA


Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Hukum Bisnis
Dosen Pengampu : Dr. Haris Resmawan, SE., M.Ak., CA.

Disusun Oleh :
Nadila Chairunnisa
214020005
Kelas :
21 AKA

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI BISNIS
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2022

1|Page
Daftar Isi

Daftar Isi ................................................................................................................................................. 2


Kata Pengantar ........................................................................................................................................ 3
BAB I ...................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ................................................................................................................................. 4
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................................................. 4
BAB II .................................................................................................................................................... 6
PERMASALAHAN .............................................................................................................................. 6
A. Rumusan Masalah .................................................................................................................... 6
B. Tujuan Penelitian ...................................................................................................................... 6
BAB III................................................................................................................................................... 7
PEMBAHASAN .................................................................................................................................... 7
BAB IV ................................................................................................................................................... 9
BEDAH KASUS .................................................................................................................................... 9
A. Kasus .......................................................................................................................................... 9
B. Penyelesaian............................................................................................................................... 9
BAB V .................................................................................................................................................. 11
PENUTUP ............................................................................................................................................ 11
A. Kesimpulan .............................................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 12

2|Page
Kata Pengantar

Assalamu`alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan saya kemudahan sehingga saya
dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya saya tidak
akan sanggup untuk menyelesaikan masalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita Nabi Muhammad SAW yang kita nantikan
syafa`atnya kelak di hari akhir nanti.
Saya selaku penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat
sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga saya mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah dengan judul “Badan Usaha Pariwisata”. Adapun tujuan
dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Bapak Dr. Haris Resmawan, SE.,
M.Ak., CA. pada mata kuliah hukum bisnis.
Saya selaku penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih terdapat banyak kesalahan serta kekurangan didalamnya. Oleh karena itu, kritik serta
anjuran yang sifatnya membangun sangat saya harapkan guna kesempurnaan makalah ini.

Bandung, 3 Oktober 2022

Nadila Chairunnisa

3|Page
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pariwisata merupakan salah satu sektor yang berkembang pesat di Indonesia.
Perkembangan ini adalah bagian dari upaya pembangunan nasional yang sedang dilaksanakan.
Sektor pariwisata telah terbukti menyumbangkan devisa terbesar kedua setelah minyak dan gas
bumi di Indonesia. Kemajuan sektor ini ditandai dengan laju pertumbuhan jumlah kunjungan
wisatawan mancanegara dan nusantara, disertai dengan produk wisata yang terus meningkat
ke seluruh penjuru tanah air. Dunia usaha pariwisata bersifat profit oriented, artinya
menghasilkan keuntungan dan memberikan pelayanan pada konsumen. Menurut penjelasan
Undang-Undang Kepariwisataan No. 10 Tahun 2009, usaha pariwisata dibagi menjadi 3, yaitu
usaha jasa pariwisata, pengusaha objek dan daya tarik wisata, dan usaha sarana pariwisata.
Meningkatnya orang-orang melakukan perjalanan wisata menuntut pula peningkatan
pelayanan Biro Perjalanan Umum, Tour Operator, dan Agen Perjalanan.Peningkatan ini sangat
tergantung pada sumber daya manusia yang professional dalam mengelolanya (Oka A.Yoeti,
2001).
Hampir seluruh wilayah Indonesia memiliki potensi besar di bidang pariwisata. Hal ini
jugalah yang menimbulkan banyak Biro Perjalanan Wisata, Tour Operator, dan Agen
Perjalanan mulai berkembang pesat. Tidak hanya di kota besar, di kota kecil dan kabupaten
pun kini dapat dengan mudah mengakses Biro Perjalanan Wisata. Terlebih di era global dengan
kemajuan teknologi seperti sekarang dapat dengan mudah diakses melalui media online. Di era
modern ini perkembangan zaman yang semakin canggih dan dengan berkembangnya pengguna
internet yang memberi kemudahan untuk mendapatkan berbagai informasi, hal tersebut telah
membawa dampak yang signifikan dalam merencanakan sebuah perjalanan wisata.
Perkembangan industri pariwisata saat ini terbilang sangat pesat, hal ini dibuktikan
dengan meningkatnya jumlah wisatawan yang melakukan perjalanan baik berupa perjalanan
domestik maupun perjalanan internasional. Dengan perkembangan nya yang semakin cepat
tersebut, industri di bidang pariwisata menjadi salah satu sumber pendapatan yang dapat
diandalkan. Pembangunan dalam bidang pariwisata yang semakin berkembang dapat juga
memberikan dampak positif dalam meningkatkan perekonomian masyarakat suatu daerah
tersebut. Pembangunan yang berkembang pesat akan memberikan peluang bagi pelaku usaha
yang dalam hal ini bergerak dalam bidang jasa perjalanan wisata.
Pembangunan bidang kepariwisataan diperlukan untuk mendorong pemerataan
kesempatan berusaha, memperoleh manfaat dan mampu menghadapi tantangan perubahan
kehidupan lokal, nasional, dan global.
Sektor industri kepariwisataan nasional juga dapat sebagai batu loncatan untuk
memperkenalkanakan kekayaan alam dan budaya bangsa Indonesia di mata internasional,
seperti kita ketahui bahwa Negara Indonesia memiliki berbagai suku, budaya dan destinasi
wisata yang beraneka ragam, dan dalam hal ini pemerintah telah berusaha untuk menarik
wisatawan domestik maupun mancanegara dengan melalui pemberitaan baik itu berupa
pameran pariwisata, iklan di media massa baik elektronik maupun cetak yang semuanya

4|Page
bertujuan secara tidak langsung untuk dapat memperoleh devisa negara dan mensejahterakan
masyarakat.
Pentingnya inovasi dan strategi pembangunan di sektor kepariwisataan tentunya harus
dipertimbangkan secara matang dan terstruktur agar dapat memberikan manfaat yang sebesar-
besarnya bagi masyarakat Indonesia. Dalam penyelenggaraan pembangunan ini harus
berdasarkan asas-asas manfaat, usaha bersama, kekeluargaan, adil, merata, peri kehidupan
dalam keseimbangan dan kepercayaan diri pada diri sendiri. Dengan adanya pembangunan
yang terstruktur serta mendasarkan pada asas-asas tersebut maka sektor bisnis kepariwisataan
dapat berkembang dan mengundang lebih banyak wisatawan sehingga dapat menambah devisa
negara.
Salah satu upaya pemerintah dalam melakukan inovasi dan pembangunan dibidang
kepariwisataan adalah dengan membuat kebijakan dibidang pariwisata, dan ini termuat di
dalam kebijakan tentang ketenagakerjaan, penanaman modal dan keuangan, industri-industri
penting untuk mendukung kegiatan pariwisata, dan perdagangan barang dan jasa. Salah satu
bidang industri penting yang mendukung kegiatan adalah biro perjalanan wisata. Industri biro
perjalanan wisata ini penting karena dapat menjadi sebuah stimulant untuk menarik minat
wisatawan agar dapat berkunjung ketempat-tempat wisata di indonesia. Selain biro perjalanan
wisata juga dapat memudahkan wisatawan, terutama wisatawan asing karena dalam paket
perjalanan wisata yang dijualnya, biro perjalanan wisata sudah menyertakan transportasi, serta
sarana dan prasarana menjadi satu paket yang tidak dapat dipisahkan. Biro perjalanan wisata
ini sendiri di indonesia harus berbentuk perseroan terbatas dan tergabung dalam ASITA
(Association of the Indonesia Tour and Travel Agencies). Dengan adanya biro perjalanan
wisata ini tentunya akan membantu promosi pariwisata, membuka lapangan kerja, dan
memberikan berbagai macam kemudahan bagi wisatawan sehingga biro perjalanan wisata
menjadi salah satu faktor vital dalam perkembangan pariwisata di era modern.

5|Page
BAB II

PERMASALAHAN

A. Rumusan Masalah
Bagaimanakah akibat hukum bagi badan usaha pariwisata yang tidak terdaftar
sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan?

B. Tujuan Penelitian
Berdasarkan identifikasi permasalahan sebagaimana dikemukakan diatas, maka tujuan
penulisan ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengkaji apa akibat hukum yang timbul apabila badan usaha pariwisata
tidak terdaftar sebagaimana yang diatur dalam peraturan perundang-undangan
terkait dengan pengelolaan kawasan wisata.

6|Page
BAB III

PEMBAHASAN

Bila meninjau pariwisata dari segi ekonomi, seperti misalnya dari segi permintaan
(demand) dan penawaran (supply), maka menurut G. Janata pariwisata dapat dibagi ke dalam
dua kelompok, yaitu : dynamic sector dan static sector. Dynamic sector adalah kegiatan yang
berhubungan dengan travel agent, tour operator, angkutan atau transportasi wisata dan
pelayanan lain yang berkaitan. Sedangkan yang dimaksud dengan static sector adalah
perusahaan akomodasi, catering services, transportasi (secara umum), entertaiment, souvenir-
shop, dan lain-lain. Banyak aktivitas lain yang dapat menciptakan permintaan akan pelayanan
perusahaan-perusahaan di atas. Fenomena ini ternyata berkesinambungan dan terjadi secara
terus menerus. Setiap ada satu kegiatan yang mendorong terjadinya kegiatan perjalanan wisata,
maka selalu ada permintaan akan jasa-jasa pelayanan yang sifatnya menyatu/tergabung
(walupun produknya dihasilkan oleh perusahaan-perusahaan yang berbeda). Proses dari
fenomena secara keseluruhan, sebagai akibat dari adanya orang-orang yang melakukan
perjalanan dengan macam-macam tujuan, dapat menciptakan permintaan (demand) akan
beragam jasa pelayanan dari macam-macam perusahaan yang berbeda.
Menurut Dewan Perjalanan dan Pariwisata Dunia (World Travel and Tourism Council-
WTTC), saat ini pariwisata termasuk ke dalam kelompok industri terbesar dunia (the world's
largest industry) yang menghasilkan pendapatan dunia lebih dari US$ 3,5 triliun pada tahun
1993 atau 6% dari pendapatan kotor dunia. Pariwisata pun telah menjadi penyumbang terbesar
dalam perdagangan internasional dari sektor jasa sebesar 37%, termasuk 5-top exports
categories di 83% negara WTO, sumber utama devisa di 38% negara dan di Asia Tenggara
pariwisata dapat menyumbangkan 10-12 persen dari GDP serta 7-8 persen dari total
employement. Atas dasar angka-angka tersebut maka pantaslah apabila pariwisata merupakan
industri yang lebih besar daripada industri kendaraan baja, elektronik maupun pertanian. Ruang
lingkup usaha yang luas menyebabkan sektor pariwisata mampu membuka lapangan kerja bagi
127 juta pekerja (satu dalam 15 pekerja di dunia).
Berdasarkan data yang dikutip dari WTO, pada tahun 2000 wisatawan mancanegara
(wisman) internasional mencapai jumlah 698 juta orang yang mampu menciptakan pendapatan
sebesar USD 476 milyar. Prospek pariwisata ke depan pun sangat menjanjikan bahkan sangat
memberikan peluang besar. WTO memperkirakan bahwa jumlah wisatawan internasional
(inbound tourism) pada tahun 2010 akan mencapai 1,046 milyar orang dan 1,602 milyar orang
(tahun 2020). Jumlah tersebut mencakup 231 juta wisatawan dan 438 juta orang yang berada
di kawasan Asia Timur dan Pasifik dengan perkiraan. Pesatnya perkembangan industri
pariwisata menyebabkan banyak negara di dunia yang menganggap pariwisata sebagai satu di
antara aspek terpenting dan integral dari strategi pengembangan negara. Banyak literatur
kepariwisataan yang memberikan ulasan bahwa sektor pariwisata memberikan keuntungan
ekonomi terhadap negara yang bersangkutan. Keuntungan-keuntungan ini biasanya diperoleh
dari pendapatan nilai tukar mata uang asing, pendapatan pemerintah, stimulasi pengembangan
regional, dan penciptaan tenaga kerja serta peningkatan pendapatannya.
Selaras dengan perkembangan pariwisata dunia, sektor pariwisata di Indonesia dewasa
ini tumbuh dan berkembang menjadi suatu industri yang penting dan dapat diandalkan guna

7|Page
menambah devisa negara. Disebut sebagai suatu industri karena aktivitas rekreasi (pariwisata)
tersebut secara ekonomi telah menciptakan permintaan yang memerlukan pasar bagi produk
barang dan jasa pelayanan yang dihasilkan oleh suatu perusahaan yang masing-masing terpisah
sama sekali, namun saling melengkapi. Misalnya produk cindera mata, perhotelan, makanan,
dan perjalanan. Industri pariwisata di samping mendatangkan devisa bagi negara, juga dapat
memperluas lapangan kerja, meningkatkan pendapatan masyarakat terutama yang berada di
sekitar daerah tujuan wisata, serta pendapatan daerah.
Oleh karena itu, perkembangan pariwisata diharapkan dapat berperan multi ganda
(multiplier effect), yakni manfaat ekonomi melalui perolehan devisa negara dan manfaat pada
masyarakat setempat. Industri pariwisata itu sendiri merupakan kumpulan dari macam-macam
perusahaan yang secara bersama menghasilkan barang-barang dan jasa-jasa (good and
services) yang dibutuhkan wisatawan pada khususnya dan traveller pada umumnya selama
dalam perjalanannya. Industri pariwisata bukanlah industri yang berdiri sendiri, tetapi
merupakan suatu industri yang terdiri dari serangkaian perusahaan yang menghasilkan jasa
atau produk yang berbeda satu dengan lainnya. Perbedaan itu tidak hanya dalam jasa yang
dihasilkan, tetapi juga dalam besarnya perusahaan, lokasi tempat kedudukan, letak geografis,
fungsi, bentuk organisasi yang mengelola dan metode atau cara pemasarannya.

8|Page
BAB IV

BEDAH KASUS

A. Kasus
1. Bagaimanakah keadaan sektor pariwisata pasca Covid-19?

B. Penyelesaian
Sektor pariwisata merupakan tulang punggung ekonomi Indonesia dan salah satu
penyumbang devisa utama bagi keuangan negara. Menurut catatan Organization for
Economic Co-Operation and Development (OECD) dalam laporan Tourism Trends and
Policies 2020, sektor pariwisata menyumbang hingga 536,8 trilyun rupiah atau mencapai
4,1% terhadap total Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada tahun 2017 dan
meningkat menjadi 6,1% pada tahun 2019. Secara strategis, sektor pariwisata juga
menyediakan lapangan kerja bagi 12,7 juta jiwa, atau 10,5% dari total lapangan kerja
nasional. Pertumbuhan tahunan sektor pariwisata Indonesia juga melampaui rata-rata
pertumbuhan sektor lainnya dalam perekonomian nasional selama 15 tahun terakhir.
Bali sebagai episentrum pariwisata Indonesia menjadi salah satu wilayah yang turut
mengalami dampak pandemi secara signifikan, sehingga berakibat pada menurunnya
kualitas kehidupan banyak keluarga di Bali secara luar biasa. Namun berbagai inisiatif
masyarakat guna mendukung kebijakan pemerintah untuk membangkitkan sektor ekonomi
masyarakat Bali berhasil menumbuhkan positivisme pasar dan kepercayaan konsumen
domestik dan internasional. Salah satu terobosan kebijakan pemerintah adalah kebijakan
sejumlah pimpinan lembaga untuk bekerja dan berkantor di Bali (Work From Bali), yang
diprakarsai oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif di bawah pimpinan Menteri
Sandiaga Uno.
Saat ini sektor pariwisata di semua negara mengalami kontraksi. Di Indonesia,
kontraksi terlihat pada sisi kunjungan wisatawan baik wisatawan mancanegara maupun
domestik yang jumlahnya mengalami penurunan. Kunjungan wisatawan mancanegara
terkontraksi hampir 74,9% atau sekitar empat juta, sementara jumlah kunjungan wisatawan
domestik mengalami penurunan hampir 30% atau sebanyak 198 juta. Sebagai akibatnya,
kontribusi sektor pariwisata terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) terganggu. Terkait
dengan devisa, kontraksi terjadi hampir 90% atau mencapai US$3,4 miliar. Pandemi
Covid-19 juga berdampak pada tenaga kerja di sektor pariwisata yang terkontraksi 6,67%
atau sekitar 13,67 juta tenaga kerja. Ini adalah bagian dari dampak Covid-19 pada sektor
wisata. Jumlah wisatawan mancanegara dari benua Amerika yang berkunjung ke Indonesia
pada tahun 2021 mengalami penurunan yang sangat tajam. Jumlah wisatawan dari Amerika
Serikat (AS) dan Kanada berkontraksi, secara berurutan turun sekitar 79% dan 77%.
Angka-angka ini menunjukkan bahwa situasi pariwisata di Indonesia masih belum pulih,
bahkan belum berangsur pulih. Kita semua memiliki tanggung jawab untuk berusaha
memulihkan sektor pariwisata ini dengan segera.
Berdasarkan Gross Travel Propensity pada tahun 2019, persentase jumlah wisatawan
AS yang datang ke Indonesia terlihat kecil sekali apabila dilihat dari jumlah populasinya.
Tantangan bagi Indonesia adalah mencoba mempromosikan pariwisata dengan gencar agar
lebih banyak wisatawan AS berkunjung ke Indonesia. Pengeluaran rata-rata wisatawan

9|Page
mancanegara asal benua Amerika cukup tinggi karena masa tinggal mereka di Indonesia
yang panjang. Apabila Indonesia ingin mengembangkan quality tourism, target pasar
wisatawan mancanegara dari benua Amerika ini harus menjadi prioritas sehingga mereka
bisa lebih banyak hadir di Indonesia.
Sampai dengan tanggal 27 Juli 2021, perkembangan kasus Covid-19 di Indonesia masih
fluktuatif, seperti halnya di negara-negara yang menjadi tujuan wisata utama dunia seperti
Malaysia, Thailand, Vietnam, dan beberapa negara Eropa seperti Spanyol, Prancis dan
Inggris. Dengan demikian, semua negara masih menghadapi lonjakan kasus Covid-19.
Indonesia sendiri mengalami penyebaran varian Delta yang tergolong hyper transmissible
di 23 provinsi, sesuatu yang perlu segera ditangani. Dalam waktu lima hari, berawal dari
21 provinsi, Covid-19 telah menyebar ke 23 provinsi. Hal ini menunjukkan bahwa
transmisi lokal memainkan peran dalam penambahan kasus Covid-19 di Indonesia. Salah
satu penyebabnya adalah aktivitas perjalanan yang cukup banyak dilakukan, baik oleh
pelaku perjalanan dalam negeri maupun luar negeri.
Data Biro Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa kunjungan wisatawan
mancanegara sejak bulan Mei 2021 secara year on year masih terkontraksi 3,85%,
sementara dari bulan April ke Mei 2021 telah menunjukkan sisi positif sebesar 24,48%.
Jika dari sisi penghunian kamar secara year on year sudah positif dibandingkan bulan Mei
tahun 2020, secara month to month antara bulan April dan Mei terlihat masih ada
pertumbuhan negatif. Hal ini mungkin terjadi karena pengaruh PPKM yang masih
diterapkan di masing-masing wilayah.

10 | P a g e
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Objek wisata adalah suatu tempat/daerah yang memiliki daya tarik yang dapat di
nikmati oleh banyak orang/wisatawan, Keanekaragaman alam dan budaya yang terdapat
dalam daerah tersebut dapat dijadikan sebagai objek wisata yang dapat dikunjungi oleh
wisatawan. Sektor pariwisata merupakaan salah satu andalan Indonesia yang memiliki nilai
dan keuntungan yang signifikan bagi kemajuan ekonomi.
Sedangkan kegiatan usaha adalah kegiatan dengan mengarahkan tenaga, pikiran, atau
badan untuk mencapai suatu maksud (pekerjaan) untuk mencapai sesuatu untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari. Objek wisata adalah salah satu peluang lapangan pekerjaan bagi
masyarakat yang tidak mememiliki pekerjaan, karena objek wisata sangatlah cocok
dijadikan tempat untuk membuka usaha atau melakukan usaha.

11 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

http://e-journal.uajy.ac.id/997/2/1HK08413.pdf
http://digilib.unimed.ac.id/7965/2/11%201103171010%20%20-%20BAB%20V.pdf
http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/PRODI._MANAJ._PEMASARAN_WISATA/LILI_A
DIWIBOWO/Makalah@Lili_Adi_WIbowo/Usaha_Jasa_Pariwisata@Lili_Adi_Wibowo.
pdf

12 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai