Anda di halaman 1dari 12

Makalah penduduk dan

ketenagakerjaan indonesia
DI
S
U
S
U
N
Oleh
Kelompok 2
  ANGGOTA  :BAYHAQI                             14022008
                                           :RIZKI MAULIA                   14022061
                                           :SAMIUN                                14022055
                                                                                                 

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SAMUDRA
LANGSA

2017

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat-nyalah kami bisa
menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baik mungkin. Melalui makalah ini kami sebagai
penulis berusaha mencari dan memahami untuk  memperjelas materi yang telah di tugaskan
kepada kami yaitu tentang “MAKALAH PENDUDUK DAN KETENAGAKERJAAN
INDONESIA”. Materi ini kami susun dengan tujuan dan fungsi pendidikan agar menjadi
lebih mengetahui mengenai pembahasan ini, dan juga untuk menambah wawasan dan
pengalaman bagi kita semua.
Mungkin didalam menyusun/menyajikan makalah ini kami menyadari bahwa
ringkasan ini tentu tidak terlepas dari kesalahan dan kekurangan, walaupun demikian kami
telah berupaya agar isi makalah ini sesuai dengan tugas yang diberikan kepada kami, maka
dari itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari kawan-kawan semua demi
penyempurnaan ringkasan ini.
Dengan demikin kami mengucapkan terimaksih kepada kawan-kawan semua yang
senantiasa bersedia membaca makalah yang telah kami sajikan ini semoga jadi bermanfaat
bagi kita semua. Amiiinn….

                                                                            
                                                                                          Langsa,                   

                                                                                                   Penulis
DAFTAR ISI
Kata pengantar........................................................................................          ii
Daftar isi..................................................................................................          iii
BAB I      PENDAHULUAN................................................................           1
1.1. Latar belekang.................................................................          1
1.2. Rumusan masalah............................................................          2
1.3. Tujuan..............................................................................          2
1.4. Manfaat                                                     .......................          2
BAB II    PEMBAHASAN...................................................................           3
2.1.Definisi Penduduk............................................................          3
2.2.Variabel-Variabel Kependudukan Indonesia...................           3      
2.3.Karakteristi Kependudukan Indonesia.............................          4
2.4.Ketenagakerjaan...............................................................          5
2.5.Pekerjaan Dan Tingkat Upah............................................         7
2.6.Kebijaksanaan Kependudukan Dan Ketenagakerjaan......         9
BAB III PENUTUP..............................................................................          13
                 3.1. Kesimpulan......................................................................         13
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Indonesia memiliki jumlah penduduk sebesar 225 juta jiwa, menjadikan negara ini
negara dengan penduduk terpadat ke-4 di dunia. Pulau Jawa merupakan salah satu daerah
terpadat di dunia, dengan lebih dari 107 juta jiwa tinggal di daerah dengan luas sebesar New
York.
Indonesia memiliki budaya dan bahasa yang berhubungan namun berbeda. Sejak
kemerdekaannya Bahasa Indonesia (sejenis dengan Bahasa Melayu) menyebar ke seluruh
penjuru Indonesia dan menjadi bahasa yang paling banyak digunakan dalam komunikasi,
pendidikan, pemerintahan, dan bisnis. Namun bahasa daerah juga masih tetap banyak
dipergunakan.
Dari segi kependudukan, Indonesia masih menghadapi beberapa masalah besar
anatara lain:
      Penyebaran penduduk tidak merata, sangat padat di Jawa - sangat jarang di
Kalimantan dan Irian.
       Piramida penduduk masih sangat melebar, kelompok balita dan remaja masih sangat
besar.

         Angkatan kerja sangat besar, perkembangan lapangan kerja yang tersedia tidak sebanding
dengan jumlah penambahan angkatan kerja setiap tahun.
         Distribusi Kegiatan Ekonomi masih belum merata, masih terkonsentrasi di Jakarta dan kota-
kota besar dipulau Jawa.
         Pembangunan Infrastruktur masih tertinggal; belum mendapat perhatian serius
         Indeks Kesehatan masih rendah; Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi masih
tinggi.

1.2.Rumuasan Masalah
Berdasarkan latar belakgn yang ada penulis mengambil rumusan masalah sebagai
berikut :
1.  Apa yang dimaksud dengan penduduk?

2.  Apa saja variabel-variabel kependudukan Indonesia?


3.  Bagaimana karakteristik kependudukan Indonesia?
4.  Apa yang dimaksud dengan ketenagakerjaan, pekerjaan dan tingkat upah?
5.  Apa kebijaksanaan kependudukan dan ketenagakerjaan?
1.3.Tujuan
         Adapun tujuan yang diperoleh dari rumusan masalah tersebut adalah:
1.      Memahami tentang penduduk.
2.       Mengetahui variabel-variabel kependudukan Indonesia
3.       Mengerti karakteristik kependudukan Indonesia
4.       Memahami tentang ketenagakerjaan, pekerjaan dan tingkat upah
5.       Mengetahui kebijaksanaan kependudukan dan ketenagakerjaan
1.4.Manfaat
Manfaat yang dapat kita petik dari makalah ini adalah kita dapat mengetahui tentang
permasalahan penduduk dan ketenagakerjaan yang ada di Indonesia sehingga dengan adanya
teori tentang makalah ini, mahasiswa/mahasiswi dapat lebih memahami hal-hal apa yang
perlu di perhatikan dalam kegiatan dari suatu teori peduduk dan ketenagakerjaan tersebut.

BAB II
PEMBAHASAN
             2.1.Definisi Penduduk
Penduduk adalah semua orang yang berdomisili di wilayah geografis suatu negara
selama kurang lebih enam bulan dan atau mereka yang berdomisili kurang dari enam bulan
tetapi bertujuan menetap.
Penduduk didefinisikan menjadi dua:
  Orang yang tinggal di daerah tersebut
 Orang yang secara hukum berhak tinggal di daerah tersebut. Dengan kata lain orang
yang mempunyai surat resmi untuk tinggal di situ. Misalkan bukti kewarganegaraan, tetapi
memilih tinggal di daerah lain.
Dalam istilah sosiologi, penduduk adalah kumpulan manusia yang menempati
wilayah geografi dan ruang tertentu.
Konsep penduduk menurut Badan Kependudukan dan Catatan sipil: penduduk adalah
orang yang mempunyai KTP (Kartu Tanda Penduduk) dan atau mempunyai KK (Kartu
Keluarga).
Penduduk adalah mereka, sekelompok orang yang tinggal atau menetap dalam sebuah
wilayah atau daerah negara. sedangkan yang bukan penduduk, adalah mereka yang tinggal
dalam sebuah negara tapi tidak ingin tinggal di negara tersebut atau hanya sementara.

           2.2.Variabel-Variabel Kependudukan Indonesia


Menurut catatan, penaksiran yang pertama kali tentang jumlah penduduk di Indonesia
dilakukan pada tahun 1815. Itupun hanya sebatas pulau jawa, yang kala itu ditaksir berjumlah
4,5 juta jiwa. Pada pertengahan tahun 1993 jumlah penduduk indonesia ditaksir sudah
mencapai angka sekitar 187 juta jiwa ( World Development Report, 1995). Dengan jumlah
ini indonesia menempati urutan keempat negara berpenduduk terbesar didunia sesudah RRC,
Cina, India dan Amerika Serikat.
Untuk jaman globalisasi seperti sekarang, dimana migrasi internasional semakin
sangat mudah berlangsung, gagasan tentang batas maksimum atau jumlah ideal penduduk
menjadi tidak relevan. Tekanan masalah kependudukan atas pembangunan sesungguhnya
tidak terlalu berhubungan dengan aspek jumlah, melainkan lebih terkait dengan variabel-
variabel lain kependudukan dan karakteristik penduduk yang bersangkutan. Variabel-variabel
lain itu misalnya sebaran, komposisi, kepadatan dan pertumbuhan penduduk. Sedangkan
karakteristik yang dimaksud misalnya tingkat pendapatan, kesehatan dan pendidikan.
Sebagaimana kita ketahui, Indonesia bukan saja memiliki penduduk dalam jumlah besar.
Akan tetapi juga menghadapi masalah sebran yang tidak merata dan laju pertumbuhan yang
masih relatif tinggi. Dalam perspektif spasial, sebagian besar penduduk tinggal didaerah
pedesaan. Dalam perspektif regional, mayoritas penduduk bermukim di pulau Jawa.
Ketidakmerataan jumlah penduduk menyebabkan masalah urbanisasi. Dalam perspektif jenis
kelamin, proporsi penduduk perempuan lebih besar daripada penduduk laki-laki. Mengatasi
persoalan itu, sudah sejak lama transmigrasi menjadi salah satu program penting.
Kebijaksanaan mengenai hal itu merupakan bagian tak terpisahkan dalam program-program
pembangunan.

           2.3.Karakteristik Kependudukan Indonesia


Sampai dengan akhir repelita VI komposisi penduduk Indonesia menurut jenis
kelamin diperkirakan tidak akan berubah, penduduk perempuan masih tetap lebih banyak
daripada laki-laki. Angka rata-rata harapan hidup meningkat dari 62,7 tahun pada akhir Pelita
yang lalu menjadi 64,6 tahun pada akhir pelita VI yang akan datang. Pola ketimpangan
pendidikan secara spasial tetap sama untuk jenjang yang lebih tinggi, keadaan daerah
perdesaan selalu lebih memprihatinkan. Mayoritas penduduk kita hanya berpendidikan
sekolah dasar. Proporsinya 36,77%, 30,09%, dan 34,60% masing-masing untuk daerah
perdesaan, daerah perkotaan dan seluruh Indonesia sebagai suatu kesatuan.

          2.4.Ketenagakerjaan
2.4.1.      Konsep dan Definisi
Untuk keperluan analisis ketenagakerjaan, penduduk suatu Negara dipilah-pilah
dalam berbagai kelompok.  Konsep pemilahan penduduk dibagi menjadi dua yaitu pemilahan
penduduk berdasarkan pendekatan angkatan kerja dan berdasarkan pendekatan pemanfaatan
tenaga kerja.
  Pemilihan penduduk berdasarkan pendekatan angkatan kerja 
    Tenaga Kerja-Manpower, berusia ≥ 10 tahun
A
       a)      Angkatan kerja (Labour Force) yaitu tenaga kerja atau penduduk dalam usia kerja yang
bekerja, atau mempunyai pekerjaan namun untuk sementara sedang tidak bekerja, dan yang
mencari pekerjaan. Angkatan Kerja dibagi menjadi dua yaitu :
         Pekerja yaitu orang-orang yang mempunyai pekerjaan dan (saat disensus atau disurvai)
memang sedang bekerja , serta orang yang mempunyai pekerjaan namun untuk sementara
waktu kebetulan sedang tidak bekerja.
         Penganggur yaitu orang yang tidak mempunyai pekerjaan, lengkapnya orang yang tidak
bekerja dan (masih atau sedang) mencari pekerjaan.
       b)      Bukan angkatan kerja yaitu tenaga kerja atau penduduk dalam usia kerja yang tidak
bekerja, tidak mempunyai pekerjaan dan sedang tidak mencari pekerjaan. Bukan angkatan
kerja dibagi menjadi tiga yaitu :
         Penduduk dalam usia kerja yang sedang bersekolah
         Mengurus rumah tangga
         Penerima pendapatan lain
  Pemilahan penduduk berdasarkan pendekatan pemanfaatan tenaga kerja
    Bukan Tenaga Kerja, < 10 tahun
       a)      Bekerja Penuh yaitu tenaga kerja yang bersangkutan termanfaatkan secara cukup atau
optimal.
       b)      Setengah menganggur yaitu bekerja tapi tenaganya kurang termanfaatkan diukur dari
curahan jam kerja, produktivitas kerja, atau penghasilan yang diperoleh. Setengah
menganggur dibagi menjadi dua yaitu :
         Setengah menganggur yang kentara (visible underemployment) adalah jika seseorang
bekerja tidak tetap (part time) di luar keinginannya sendiri, atau bekerja dalam waktu yang
lebih pendek dari biasanya.
         Setengah menganggur yang tidak kentara (invisible underemployment) adalah jika seseorang
bekerja secara penuh (full time) tetapi pekerjannya itu dianggap tidak mencukupi karena
pendapatannya terlalu rendah atau pekerjaan tersebut tidak memungkinkan ia untuk
mengembangkan seluruh keahliannya.

2.4.2.      Angkatan Kerja Indonesia


Pada tahun 1993 jumlah tenaga kerja Indonesia tercatat sebanyak 143,8 juta orang. 
Proporsi tenaga kerja yang tergolong sebagai angkatan kerja hanyalah sekitar 55-60 persen. 
Pertumbuhan jumlah tenaga kerja lebih tinggi daripada pertumbuhan jumlah penduduk secara
keseluruhan.  Pada tahun 1994 jumlah angkatan kerja yang tercatat sebanyak 85,5 juta orang. 
Proporsi angkatan kerja terhadap jumlah seluruh penduduk berkisar 40-45 persen dari tahun
ke tahun.  Jumlah angkatan kerja tumbuh jauh lebih cepat daripada jumlah penduduk, bahkan
juga dibandingkan jumlah tenaga kerja.  Hal tersebut disebabkan oleh struktur penduduk kita
menurut komposisi umur hingga saat ini masih didominasi penduduk berusia muda.
Angkatan kerja yang tumbuh sangat cepat tentu saja akan membawa beban tersendiri
bagi perekonomian, yakni penciptaan atau perluasan lapangan kerja.  Penciptaan lapangan
kerja inilah yang sekarang menjadi salah satu masalah rawan dalam pembangunan ekonomi
di tanah air.  Kualitas tenaga kerja Indonesia sebagaimana tercermin dari tingkat pendidikan
angkatan kerja dan produktivitas pekerja yang ada masih relative rendah.

2.4.3.      Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja dan Pengangguran


Dari data-data ketenagakerjaan data diketahui dan dihitung berbagai konsep yang
berkaitan dengan tingkat pengerjaan dan tingkat pengangguran.  Konsep-konsep dimaksud
adalah tingkat paertisipasi angkatan kerja  (TPAK), tingkat pengerjaan, dan tingkat
pengangguran.  Angka-angka semacam ini berguna untuk mengenali situasi yang
berlangsung di pasar kerja.
Dalam perbandingan seksual atau antarjenis kelamin, TPAK laki-laki masih jauh
lebih tinggi dibandingkan TPAK perempuan.  Perbandingan angkanya untuk tahun 1994
adalah 72,3 banding 43,4.  Ini mencerminkan peluang tenaga kerja perempuan untuk terlibat
dipasar tenaga kerja masih rendah.
Jika dengan perbandingan spasial atau daerah, TPAK di daerah pedesaan justru lebih
tinggi dibandingkan di daerah perkotaan.

         2.5.Pekerjaan dan Tingkat Upah


2.5.1.      Lapangan, Status dan Jenis Pekerjaan
Lapangan pekerjaan utama bagi rakyat Indonesia masih di sektor pertanian. Sampai
tahun 1994, separuh dari jumlah pekerja menyandarkan sektor pertanian sebagai sumber
nafkah utama. Sektor perdagangan dan sektor jasa menempati kedudukan kedua dan ketiga,
kemudian sektor industri pengolahan berada di urutan berikutnya. Menurut hasil survey
Sosial-Ekonomi Nasional (SUSENAS) tahun 1994, proporsi pekerja perempuan yang bekerja
di sektor pertanian di daerah pedesaan tidak berbeda jauh dengan pekerja laki-laki,
sebaliknya di daerah perkotaan pekerjaan bertani lebih banyak dilakukan oleh pekerja laki-
laki. Sektor perdagangan dan sektor industri, baik di perkotaan maupun pedesaan, didominasi
oleh pekerja perempuan. Di lain pihak, sektor bangunan dan sektor komunikasi, baik di
perkotaan maupun pedesaan, didominasi oleh pekerja laki-laki. Ditinjau menurut status dari
pekerjaan utama yang dilakukan, hampir sepertiga angkatan kerja yang bekerja berstatus
sebagai buruh atau karyawan atau pegawai. Disamping menurut  sektor dan status pekerjaan,
para pekerja dapat pula dipilah-pilah menurut jenis pekerjaan yang dilakukan. Kemampuan
tenaga kerja Indonesia untuk menjalankan fungsi kepemimpinandan keetatalaksaan masih
rendah. Peran kaum wanita Indonesia di pasar kerja rasanya cukup berarti. Tenaga=tenaga
profesional, teknisi, dan sejenisnya justru lebih dominan diperankan oleh pekerja perempuan.

2.5.2.      Tingkat Upah
Menilai seseorang bekerja ataukah menganggur semata-mata berdasarkan apakah ia
mempunyai pekerjaan atau tidak, sesungguhnya kurang memadai. Pendekatan semacam itu
mengabaikan kadar pemanfaatan tenaga yang bersangkutan. Seseorang bisa saja tergolong
tidak menganggur karena ia bekerja atau mempunyai pekerjaan. Akan tetapi jika dalam
bekerja itu tenaganya tidak termanfaatkan secara optimal, berarti ia bekerja tidak dalam
kapasitas penuh, maka sesungguhnya ia setengah menganggur atau menganggur secara
terselubung. Oleh karena itu, jam kerja yang dicurahkan perlu turut untuk dipertimbangkan.
Seseoerang dikatakan bekerja penuh (fully employed) apabila jumlah jam kerjanya
telah mencapai setidak-tidaknya 35 jam kerja dalam seminggu. Kriteria ini menuruti konsep
bekerja minimal 1 jam berturut-turut. Berlandaskan kriteria ini, maka dari seluruh pekerja
yang ada (79.200.542 orang) hanya 58,46% saja yang bekerja penuh. Pekerja-pekerja yang
bekerja tidak penuh ini  kebanyakan adalah pekerja perempuan, baik di perkotaan maupun
pedesaan. Di daerah pedesaan jumlah jam kerja yang paling banyak dijalani para pekerja
adalah antara 35 hingga 45 jam per minggu. Sedangkan di daerah perkotaan jumlah jam kerja
terbanyak yang dijalani adalh antara 45 hingga 59 jam per minggu.

2.5.3.      Jam Kerja
Menilai seseorang bekerja ataukah menganggur semata-mata berdasarkan apakah ia
mempunyai pekerjaan atau tidak, sesungguhnya kurang memadai. Pendekatan semacam itu
mengabaikan kadar pemanfaatan tenaga yang bersangkutan. Seseorang bisa saja tergolong
tidak menganggur karena ia bekerja atau mempunyai pekerjaan. Akan tetapi jika dalam
bekerja itu tenaganya tidak termanfaatkan secara optimal, berarti ia bekerja tidak dalam
kapasitas penuh, maka sesungguhnya ia setengah menganggur atau menganggur secara
terselubung. Oleh karena itu, jam kerja yang dicurahkan perlu turut untuk dipertimbangkan.
Seseoerang dikatakan bekerja penuh (fully employed) apabila jumlah jam kerjanya
telah mencapai setidak-tidaknya 35 jam kerja dalam seminggu. Kriteria ini menuruti konsep
bekerja minimal 1 jam berturut-turut. Berlandaskan kriteria ini, maka dari seluruh pekerja
yang ada (79.200.542 orang) hanya 58,46% saja yang bekerja penuh. Pekerja-pekerja yang
bekerja tidak penuh ini  kebanyakan adalah pekerja perempuan, baik di perkotaan maupun
pedesaan. Di daerah pedesaan jumlah jam kerja yang paling banyak dijalani para pekerja
adalah antara 35 hingga 45 jam per minggu. Sedangkan di daerah perkotaan jumlah jam kerja
terbanyak yang dijalani adalh antara 45 hingga 59 jam per minggu.

          2.6.Kebijaksanaan Kependudukan dan Ketenagakerjaan


Secara konseptual pertumbuhan penduduk dan perubahan struktur ekonomi tidak
dapat dipisahkan satu sama lain. Kedua aspek ini secara bersama-sama memberikan signal
terhadap arah pengembangan sumber daya manusia. Pergeseran struktur ekonomi ini akan
berpengaruh terhadap pergeseran stuktur tenaga kerja. Pada saat perekonomian suatu negara
based on pertanian maka pengembangan sumber daya manusia diarahkan kepada pemenuhan
tenaga kerja yang dibutuhkan sektor tersebut. Pada saat ini permintaan tenaga kerja
didominasi oleh sektor tradisional dan perencanaan ekonomi juga diarahkan pada penciptaan
sektor-sektor industri yang diharapkan mampu untuk menyerap hasil-hasil produksi
pertanian. Yang pada gilirannya kekuatan  sektor industri yang didukung oleh kemapanan
sektor pertanian akan mampu menciptakan kestabilan ekonomi suatu negara.
Berbagai kebijaksanaan telah, sedang, dan akan ditempuh oleh pemerintah dalam
upaya mengatasi masalah-masalah kependudukan dan ketenagakerjaan. Dalam Repelita VI,
pembangunan kependudukan dalam PJPII diarahkan pada peningkatan kualitas penduduk dan
pengendalian laju pertumbuhan penduduk. Dengan peningkatan kualitas penduduk
dimaksudkan adalah peningkatan kualitas kehidupan dan kemampuan manusia serta
masyarakat Indonesia sebagai pelaku utama dan sasaran pembangunan. Sedangkan di bidang
ketenagakerjaan, penciptaan dan perluasan tenaga kerja terus diupayakan terutama melalui
peningkatan dan pemerataan industri, pertanian, dan jasa yang mampu menyerap banyak
tenaga kerja serta meningkatkan pendapatan masyarakat.
Dalam rangka peningkatan kualitas penduduk, secara konkret diharapkan pada akhir
PJP II kelak angka sasaran-sasaran berikut dapat tercapai :
         Angka harapan hidup : 70,6 tahun
         Pertumbuhan penduduk : 0,88 persen
         Angka kelahiran kasar : 16,1 per seribu penduduk
         Angka pertumbuhan kasar : 7.4 per seribu penduduk
         Pertumbuhan alamiah : 8,8 per seribu penduduk
         Angka kematian bayi : 26 per seribu penduduk
Untuk mencapai sasaran-sasaran yang dicanangkan di atas, ditempuh berbagai
kebijaksanaan dan program-program berikut:
1. Peningkatan kualitas penduduk, melalui program perluasan pendidikan dan
perbaikan mutu pendidikan.
2. Pengendalian pertumbuhan dan kualitas penduduk, melalui program keluarga
berencana, perbaikan layanan kesehatan dasar.
3. Pengarahan persebaran dan mobilitas penduduk, melalui program transmigrasi,
pemerataan pembangunan antar wilayah.
4. Penyempurnaan sistem informasi kependudukan, melalui program
pengembangan administrasi, dan penataan statistik kependudukan.
5. Pendayagunaan dan kesejahteraan penduduk usia lanjut.
Sebagai langkah awal bagi sasaran jangka panjang tersebut, dalam Repelita VI
Pemerintah menganggarkan dana sebesar Rp12,89 miliar untuk program kependudukan dan
Rp1,73 triliun untuk program keluarga berencana.
Dibidang ketenagakerjaan, sasaran pokok pembangunannya dalam PJP II meliputi
terciptanya lapangan kerja baru dalam  jumlah dan kualitas yang memadai untuk dapat
menyerap tambahan angkatan kerja baru yang masuk pasar kerja; mengurangi setengah
pengangguran; mengurangi kesenjangan produktivitas antar sektor; serta meningkatkan
pemerataan kesempatan kerja antar wilayah. Secara konkret dalam PJP II kelak diharapkan
dapat diciptakan 68,6 juta tambahan kesempatan kerja untuk melayani sekitar 69 juta orang
tambahan angkatan kerja baru.
Secara lebih rinci sasaran konkret bidang ketenagakerjaan dalam PJP II adalah
sebagai berikut:
    Tambahan angkatan kerja :69.089.400 orang
      Tambahan kesempatan kerja :68.647.500 orang

menurut status
 Berusaha sendiri : 1925.800
  Berusaha dengan keluarga : 545.300
 Berusaha dengan buruh tetap : 4.199.000
 Buruh/karyawan : 63.645.300
 Pekerja keluarga : -1.486.900
Kebijaksanaan yang ditempuh serta program-program yang akan dijalankan untuk
mencapai sasaran di atas meliputi:
1.        Pembinaan
dan pengembangan kesempatan kerja dan produktivitas.
Program-programnya mencakup pengembangan produktivitas dan pembinaan lembaga
produktivitas.
2.       Pendayagunaan dan penyebaran tenaga kerja.

Program-programnya antara lain perencanaan tenaga kerja; sistem informasi dan


bursa tenaga kerja terpadu; penciptaan tenaga kerja mandiri dan profesional; pemerataan
kesempatan kerja antar daerah; pengindonesiaan tenaga kerja asing; peningkatan ekspor jasa
tenaga kerja; dan pemasyarakatan teknologi padat karya dalam upaya mendayagunakan
tenaga kerja yang menganggur dan setengah menganggur.
1.        Pelatihan dan peningkatan keterampilan tenaga kerja, melalui program
kemitraan pelatihan, pemagangan;serta perbaikan metode dan sistem informasi
pelatihan.
2.       Pembinaan hubungan industrial dan perlindungan tenaga kerja.

Guna mencapai sasaran-sasaran jangka panjang di atas, dalam Repelita VI ini


Pemerintah menganggarkan dana sebesar Rp1,073 triliun ntuk pembangunan di bidang
ketenagakerjaan.
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Penduduk adalah semua orang yang berdomisili di wilayah geografis suatu negara
selama kurang lebih enam bulan dan atau mereka yang berdomisili kurang dari enam bulan
tetapi bertujuan menetap.
Variabel-variabel dalam kependudukan Indonesia misalnya sebaran, komposisi, kepadatan
dan pertumbuhan penduduk. Sedangkan karakteristik yang dimaksud misalnya tingkat
pendapatan, kesehatan dan pendidikan. Konsep pemilahan penduduk dibagi menjadi dua
yaitu pemilahan penduduk berdasarkan pendekatan angkatan kerja dan berdasarkan
pendekatan pemanfaatan tenaga kerja. Sedangkan lapangan pekerjaan utama bagi rakyat
Indonesia masih di sektor pertanian. Sampai tahun 1994, separuh dari jumlah pekerja
menyandarkan sektor pertanian sebagai sumber nafkah utama. Sektor perdagangan dan sektor
jasa menempati kedudukan kedua dan ketiga, kemudian sektor industri pengolahan berada di
urutan berikutnya. Dalam hal tingkat upah, variasi tidak hanya terjadi antarlapangan usaha
atau secara sektoral. Akan tetapi juga secara regional atau antarwilayah di tanah air, serta
secara jenis kelamin. Dalam perbandingan jenis kelamin di sekter industri pengolahan,
hampir di semua wilayah tanah air pekerja laki-laki menerima upah lebih tinggi daripada
pekerja perempuan. Perbedaan tingkat upah antar jenis kelamin  di sektor industri pengolahan
berlaku umum di semua subsektor. Kesenjangan upah buruh berlangsung pula antarjenjang.
Hal ini bisa ditelaah melaui perbandingan upah rata-rata tertinggi terhadap upah rata-rata
terendah.

Anda mungkin juga menyukai