ketenagakerjaan indonesia
DI
S
U
S
U
N
Oleh
Kelompok 2
ANGGOTA :BAYHAQI 14022008
:RIZKI MAULIA 14022061
:SAMIUN 14022055
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SAMUDRA
LANGSA
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat-nyalah kami bisa
menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baik mungkin. Melalui makalah ini kami sebagai
penulis berusaha mencari dan memahami untuk memperjelas materi yang telah di tugaskan
kepada kami yaitu tentang “MAKALAH PENDUDUK DAN KETENAGAKERJAAN
INDONESIA”. Materi ini kami susun dengan tujuan dan fungsi pendidikan agar menjadi
lebih mengetahui mengenai pembahasan ini, dan juga untuk menambah wawasan dan
pengalaman bagi kita semua.
Mungkin didalam menyusun/menyajikan makalah ini kami menyadari bahwa
ringkasan ini tentu tidak terlepas dari kesalahan dan kekurangan, walaupun demikian kami
telah berupaya agar isi makalah ini sesuai dengan tugas yang diberikan kepada kami, maka
dari itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari kawan-kawan semua demi
penyempurnaan ringkasan ini.
Dengan demikin kami mengucapkan terimaksih kepada kawan-kawan semua yang
senantiasa bersedia membaca makalah yang telah kami sajikan ini semoga jadi bermanfaat
bagi kita semua. Amiiinn….
Langsa,
Penulis
DAFTAR ISI
Kata pengantar........................................................................................ ii
Daftar isi.................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................ 1
1.1. Latar belekang................................................................. 1
1.2. Rumusan masalah............................................................ 2
1.3. Tujuan.............................................................................. 2
1.4. Manfaat ....................... 2
BAB II PEMBAHASAN................................................................... 3
2.1.Definisi Penduduk............................................................ 3
2.2.Variabel-Variabel Kependudukan Indonesia................... 3
2.3.Karakteristi Kependudukan Indonesia............................. 4
2.4.Ketenagakerjaan............................................................... 5
2.5.Pekerjaan Dan Tingkat Upah............................................ 7
2.6.Kebijaksanaan Kependudukan Dan Ketenagakerjaan...... 9
BAB III PENUTUP.............................................................................. 13
3.1. Kesimpulan...................................................................... 13
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Indonesia memiliki jumlah penduduk sebesar 225 juta jiwa, menjadikan negara ini
negara dengan penduduk terpadat ke-4 di dunia. Pulau Jawa merupakan salah satu daerah
terpadat di dunia, dengan lebih dari 107 juta jiwa tinggal di daerah dengan luas sebesar New
York.
Indonesia memiliki budaya dan bahasa yang berhubungan namun berbeda. Sejak
kemerdekaannya Bahasa Indonesia (sejenis dengan Bahasa Melayu) menyebar ke seluruh
penjuru Indonesia dan menjadi bahasa yang paling banyak digunakan dalam komunikasi,
pendidikan, pemerintahan, dan bisnis. Namun bahasa daerah juga masih tetap banyak
dipergunakan.
Dari segi kependudukan, Indonesia masih menghadapi beberapa masalah besar
anatara lain:
Penyebaran penduduk tidak merata, sangat padat di Jawa - sangat jarang di
Kalimantan dan Irian.
Piramida penduduk masih sangat melebar, kelompok balita dan remaja masih sangat
besar.
Angkatan kerja sangat besar, perkembangan lapangan kerja yang tersedia tidak sebanding
dengan jumlah penambahan angkatan kerja setiap tahun.
Distribusi Kegiatan Ekonomi masih belum merata, masih terkonsentrasi di Jakarta dan kota-
kota besar dipulau Jawa.
Pembangunan Infrastruktur masih tertinggal; belum mendapat perhatian serius
Indeks Kesehatan masih rendah; Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi masih
tinggi.
1.2.Rumuasan Masalah
Berdasarkan latar belakgn yang ada penulis mengambil rumusan masalah sebagai
berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan penduduk?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.Definisi Penduduk
Penduduk adalah semua orang yang berdomisili di wilayah geografis suatu negara
selama kurang lebih enam bulan dan atau mereka yang berdomisili kurang dari enam bulan
tetapi bertujuan menetap.
Penduduk didefinisikan menjadi dua:
Orang yang tinggal di daerah tersebut
Orang yang secara hukum berhak tinggal di daerah tersebut. Dengan kata lain orang
yang mempunyai surat resmi untuk tinggal di situ. Misalkan bukti kewarganegaraan, tetapi
memilih tinggal di daerah lain.
Dalam istilah sosiologi, penduduk adalah kumpulan manusia yang menempati
wilayah geografi dan ruang tertentu.
Konsep penduduk menurut Badan Kependudukan dan Catatan sipil: penduduk adalah
orang yang mempunyai KTP (Kartu Tanda Penduduk) dan atau mempunyai KK (Kartu
Keluarga).
Penduduk adalah mereka, sekelompok orang yang tinggal atau menetap dalam sebuah
wilayah atau daerah negara. sedangkan yang bukan penduduk, adalah mereka yang tinggal
dalam sebuah negara tapi tidak ingin tinggal di negara tersebut atau hanya sementara.
2.4.Ketenagakerjaan
2.4.1. Konsep dan Definisi
Untuk keperluan analisis ketenagakerjaan, penduduk suatu Negara dipilah-pilah
dalam berbagai kelompok. Konsep pemilahan penduduk dibagi menjadi dua yaitu pemilahan
penduduk berdasarkan pendekatan angkatan kerja dan berdasarkan pendekatan pemanfaatan
tenaga kerja.
Pemilihan penduduk berdasarkan pendekatan angkatan kerja
Tenaga Kerja-Manpower, berusia ≥ 10 tahun
A
a) Angkatan kerja (Labour Force) yaitu tenaga kerja atau penduduk dalam usia kerja yang
bekerja, atau mempunyai pekerjaan namun untuk sementara sedang tidak bekerja, dan yang
mencari pekerjaan. Angkatan Kerja dibagi menjadi dua yaitu :
Pekerja yaitu orang-orang yang mempunyai pekerjaan dan (saat disensus atau disurvai)
memang sedang bekerja , serta orang yang mempunyai pekerjaan namun untuk sementara
waktu kebetulan sedang tidak bekerja.
Penganggur yaitu orang yang tidak mempunyai pekerjaan, lengkapnya orang yang tidak
bekerja dan (masih atau sedang) mencari pekerjaan.
b) Bukan angkatan kerja yaitu tenaga kerja atau penduduk dalam usia kerja yang tidak
bekerja, tidak mempunyai pekerjaan dan sedang tidak mencari pekerjaan. Bukan angkatan
kerja dibagi menjadi tiga yaitu :
Penduduk dalam usia kerja yang sedang bersekolah
Mengurus rumah tangga
Penerima pendapatan lain
Pemilahan penduduk berdasarkan pendekatan pemanfaatan tenaga kerja
Bukan Tenaga Kerja, < 10 tahun
a) Bekerja Penuh yaitu tenaga kerja yang bersangkutan termanfaatkan secara cukup atau
optimal.
b) Setengah menganggur yaitu bekerja tapi tenaganya kurang termanfaatkan diukur dari
curahan jam kerja, produktivitas kerja, atau penghasilan yang diperoleh. Setengah
menganggur dibagi menjadi dua yaitu :
Setengah menganggur yang kentara (visible underemployment) adalah jika seseorang
bekerja tidak tetap (part time) di luar keinginannya sendiri, atau bekerja dalam waktu yang
lebih pendek dari biasanya.
Setengah menganggur yang tidak kentara (invisible underemployment) adalah jika seseorang
bekerja secara penuh (full time) tetapi pekerjannya itu dianggap tidak mencukupi karena
pendapatannya terlalu rendah atau pekerjaan tersebut tidak memungkinkan ia untuk
mengembangkan seluruh keahliannya.
2.5.2. Tingkat Upah
Menilai seseorang bekerja ataukah menganggur semata-mata berdasarkan apakah ia
mempunyai pekerjaan atau tidak, sesungguhnya kurang memadai. Pendekatan semacam itu
mengabaikan kadar pemanfaatan tenaga yang bersangkutan. Seseorang bisa saja tergolong
tidak menganggur karena ia bekerja atau mempunyai pekerjaan. Akan tetapi jika dalam
bekerja itu tenaganya tidak termanfaatkan secara optimal, berarti ia bekerja tidak dalam
kapasitas penuh, maka sesungguhnya ia setengah menganggur atau menganggur secara
terselubung. Oleh karena itu, jam kerja yang dicurahkan perlu turut untuk dipertimbangkan.
Seseoerang dikatakan bekerja penuh (fully employed) apabila jumlah jam kerjanya
telah mencapai setidak-tidaknya 35 jam kerja dalam seminggu. Kriteria ini menuruti konsep
bekerja minimal 1 jam berturut-turut. Berlandaskan kriteria ini, maka dari seluruh pekerja
yang ada (79.200.542 orang) hanya 58,46% saja yang bekerja penuh. Pekerja-pekerja yang
bekerja tidak penuh ini kebanyakan adalah pekerja perempuan, baik di perkotaan maupun
pedesaan. Di daerah pedesaan jumlah jam kerja yang paling banyak dijalani para pekerja
adalah antara 35 hingga 45 jam per minggu. Sedangkan di daerah perkotaan jumlah jam kerja
terbanyak yang dijalani adalh antara 45 hingga 59 jam per minggu.
2.5.3. Jam Kerja
Menilai seseorang bekerja ataukah menganggur semata-mata berdasarkan apakah ia
mempunyai pekerjaan atau tidak, sesungguhnya kurang memadai. Pendekatan semacam itu
mengabaikan kadar pemanfaatan tenaga yang bersangkutan. Seseorang bisa saja tergolong
tidak menganggur karena ia bekerja atau mempunyai pekerjaan. Akan tetapi jika dalam
bekerja itu tenaganya tidak termanfaatkan secara optimal, berarti ia bekerja tidak dalam
kapasitas penuh, maka sesungguhnya ia setengah menganggur atau menganggur secara
terselubung. Oleh karena itu, jam kerja yang dicurahkan perlu turut untuk dipertimbangkan.
Seseoerang dikatakan bekerja penuh (fully employed) apabila jumlah jam kerjanya
telah mencapai setidak-tidaknya 35 jam kerja dalam seminggu. Kriteria ini menuruti konsep
bekerja minimal 1 jam berturut-turut. Berlandaskan kriteria ini, maka dari seluruh pekerja
yang ada (79.200.542 orang) hanya 58,46% saja yang bekerja penuh. Pekerja-pekerja yang
bekerja tidak penuh ini kebanyakan adalah pekerja perempuan, baik di perkotaan maupun
pedesaan. Di daerah pedesaan jumlah jam kerja yang paling banyak dijalani para pekerja
adalah antara 35 hingga 45 jam per minggu. Sedangkan di daerah perkotaan jumlah jam kerja
terbanyak yang dijalani adalh antara 45 hingga 59 jam per minggu.
menurut status
Berusaha sendiri : 1925.800
Berusaha dengan keluarga : 545.300
Berusaha dengan buruh tetap : 4.199.000
Buruh/karyawan : 63.645.300
Pekerja keluarga : -1.486.900
Kebijaksanaan yang ditempuh serta program-program yang akan dijalankan untuk
mencapai sasaran di atas meliputi:
1. Pembinaan
dan pengembangan kesempatan kerja dan produktivitas.
Program-programnya mencakup pengembangan produktivitas dan pembinaan lembaga
produktivitas.
2. Pendayagunaan dan penyebaran tenaga kerja.