Anda di halaman 1dari 14

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat allah swt. Karena berkat dan
karunianya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat waktu.
Penulis ucapkan terima kasih kepada orang tua penulis yang telah memberikan
dukungan waktu dan material. Tidak lupa juga penulis ucapkan terima kasih kepada
teman-teman yang telah memberi masukan dan saran atas pembuatan makalah ini.
Adapun isi makalah yang penulis bahas adalah Makalah KUALITAS PENDUDUK
BERDASARKAN PENDIDIKAN, KESEHATAN, MATA PENJARIAN DAN
PENDAPATAN.

Penulis menyadari bahwa makalah ini belum sempurna.masih banyak kesalahan


yang terjadi disana-sini. Maka dari itu kritik dan saran yang membangun sangat
dibutuhkan penulis dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata penulis ucapkan terima kasih!

Kandang. September 2015

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN..............................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Metode Penulisan.......................................................................................1
C. Tujuan Penulisan........................................................................................2
BAB II ISI.......................................................................................................3
A. KualitasPenduduk......................................................................................3
1. Kualitas Penduduk menurut Tingkat Pendapatan...............................3
2. Kualitas Penduduk menurut Tingkat Pendidikan...............................4
3. Kualitas Penduduk Menurut Tingkat Kesehatan................................6
4. Kualitas Penduduk Menurut Mata Pencarian.....................................7
A. Masalah Kependudukan di Indonesia........................................................8
a. Jumlah Penduduk yang Besar.............................................................8
b. Pertumbuhan Penduduk yang Cepat...................................................9
c. Persebaran Penduduk tidak Merata..................................................10
d. Komposisi Pendudukan yang kurang Mengantungkan....................10
e. Arus Urbanisasi................................................................................11
BAB III PENUTUP......................................................................................13
A. Kesimpulan.......................................................................................13
B. SARAN.............................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................15

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penduduk adalah semua orang yang menempati suatu wilayah hukum tertentu
dan waktu tertentu, sehingga kita mengenal istilah penduduk tetap (penduduk yang
berada dalam suatu wilayah dalam waktu lama) dan penduduk tidak tetap (penduduk
yang berada dalam suatu wilayah untuk sementara waktu). Sedangkan Warga Negara
Indonesia adalah semua orang yang tinggal di wilayah negara Republik Indonesia,
baik penduduk asli maupun keturunan asing yang telah disyahkan oleh undang-
undang sebagai warga negara Indonesia. Oleh karena itu kita sering menemukan
istlah WNI pribumi (penduduk asli Indonesia), WNI keturunan (misalnya keturunan
Tiong Hoa, Belanda, Amerika dan sebagainya), dan WNA.
Negara Republik Indonesia yang memiliki luas kurang lebih 1,904,569 km2,
saat ini jumlah penduduk Indonesia tahun 2012 diperkirakan sekitar 257.516.167
jiwa. Secara nasional pertumbuhan penduduk Indonesia masih relatif cepat,
walaupun ada kecenderungan menurun. Antara tahun 1961 – 1971 pertumbuhan
penduduk sebesar 2,1 % pertahun, tahun 1971 – 1980 sebesar 2,32% pertahun, tahun
1980 – 1990 sebesar 1,98% pertahun, dan periode 1990 – 2000 sebesar 1,6%
pertahun. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), per bulan September 2012,3 jumlah
penduduk miskin di Indonesia mencapai 28,59 juta orang (11,66 persen), atau
berkurang sebesar 0,54 juta orang (0,30 persen) dibandingkan dengan penduduk
miskin pada Maret 2012 sebesar 29,13 juta orang (11,96 persen). Serta Tingkat
Pengangguran Terbuka (TPT) di Indonesia pada Agustus 2012 mencapai 6,14
persen. Adanya jumlah penduduk yang besar dan angka kemiskinan yang cukup
tinggi dapat memicu adanya masalah kependudukan yang dapat dilihat dari berbagai
aspek.

B. METODE PENULISAN
a. Pengumpulan Data dan Informasi
Data dan informasi yang mendukung penulisan dikumpulkan dengan
melakukan penelusuran pustaka, pencarian sumber-sumber yang relevan dan
pencarian data melalui internet. Data dan informasi yang digunakan yaitu data
dari skripsi, media elektronik, dan beberapa pustaka yang relevan.

Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu:


1. Sebelum analisis data dilaksanakan, terlebih dahulu dilakukan studi pustaka
yang menjadi bahan pertimbangan dan tambahan wawasan untuk penulis
mengenai lingkup kegiatan dan konsep-konsep yang tercakup dalam penulisan
2. Untuk melakukan pembahasan analisis dan sintesis data-data yang diperoleh,
diperlukan data referensi yang digunakan sebagai acuan, dimana data tersebut
dapat dikembangkan untuk dapat mencari kesatuan materi sehingga diperoleh
suatu solusi dan kesimpulan.

b. Pengolahan Data dan Informasi


4
Beberapa data dan informasi yang diperoleh pada tahap pengumpulan data,
kemudian diolah dengan menggunakan suatu metode analisis deskriptif
berdasarkan data sekunder.

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan dari makalah ini adalah:
a. Untuk memenuhi tugas mata kuliah kewarganegaraan
b. Mengetahui kualitas penduduk di Indonesia
c. Mengetahui masalah kependudukan di Indonesia faktor penyebab serta solusi dari
masalah kependudukan di tersebut

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kualitas Penduduk
Bagaimana kualitas penduduk? Secara spontan kita pasti akan mengatakan
bahwa kualitas penduduk Indonesia masih tergolong rendah. Kualitas penduduk
dicerminkan dari tingkat pendapatan, tingkat pendidikan, tingkat kesehatan dan
tingkat mata pencaharian.
1. Kualitas penduduk menurut tingkat pendapatan .
Pendapatan penduduk Indonesia walaupun mengalami peningkatan tetapi masih
tergolong rendah dibandingkan dengan Negara-negara lain. Perhatikan tabel berikut:
Pendapatan Per Kapita Beberapa Negara Tahun 2010

No Negara Pendapatan Per Kapita ( US $ )


1. Amerika Serikat 47.140
2. Australia 43.740
3. Jepang 42.150
4. Malaysia 7.900
5. Singapura 40.920

6. Indonesia 2.580
7. Thailand 4.210
8. Filipina 2.050
9. Inggris 38.540
10. Korea Selatan 19.890

Dengan pendapatan per kapita yang masih rendah berakibat penduduk tidak mampu
memenuhi kebutuhan hidupnya, sehingga sulit mencapai kesejahteraan. Rendahnya
pendapatan per kapita penduduk di Indonesia terutama disebabkan oleh:
o Pendapatan nasional yang masih rendah. Hal ini disebabkan sumber daya alam
yang dimiliki belum sepenuhnya dikelola dan dimanfaatkan untuk kesejahteraan
rakyat.
o Jumlah penduduk yang besar dan pertumbuhan penduduk yang tinggi tiap
tahunnya.
o Masih rendahnya penguasaan teknologi oleh penduduk sehingga pengelolaan dan
pemanfaatan sumber daya alam kurang optimal.
Oleh karena itu dalam upaya untuk menaikkan pendapatan perkapita, pemerintah
melakukan usaha, antara lain:
o Meningkatkan pengolahan dan pengelolaan sumber daya alam yang ada.
o Meningkatkan kemampuan bidang teknologi agar mampu mengolah sendiri sumber
daya alam yang dimiliki bangsa Indonesia.
o Memperkecil pertambahan penduduk diantaranya dengan penggalakan program KB
dan peningkatan pendidikan.
o Memperbanyak hasil produksi baik produksi pertanian, pertambangan,
perindustrian, perdagangan maupun fasilitas jasa (pelayanan)
o Memperluas lapangan kerja agar jumlah pengangguran tiap tahun selalu berkurang.

6
2. Kualitas Penduduk menurut Tingkat Pendidikan
Pemerintah Indonesia telah berusaha keras untuk meningkatkan mutu pendidikan
penduduk melalui berbagai program pemerintah di bidang pendidikan, seperti program
beasiswa, adanya bantuan operasional sekolah (BOS), program wajib belajar, dan
sebagainya. Walaupun demikian, karena banyaknya hambatan yang dialami, maka
hingga saat ini tingkat pendidikan bangsa Indonesia masih tergolong rendah. Beberapa
faktor yang menyebabkan rendahnya tingkat pendidikan penduduk Indonesia sebagai
berikut :
 Rendahnya kesempatan pemerataan pendidikan
Sementara itu layanan pendidikan usia dini masih sangat terbatas. Kegagalan
pembinaan dalam usia dini nantinya tentu akan menghambat pengembangan sumber
daya manusia secara keseluruhan. Oleh karena itu diperlukan kebijakan dan strategi
pemerataan pendidikan yang tepat untuk mengatasi masalah ketidakmerataan tersebut.
 Mahalnya biaya pendidikan.
Pendidikan bermutu itu mahal. Kalimat ini sering muncul untuk menjustifikasi
mahalnya biaya yang harus dikeluarkan masyarakat untuk mengenyam bangku
pendidikan. Mahalnya biaya pendidikan dari Taman Kanak-Kanak (TK) hingga
Perguruan Tinggi (PT) membuat masyarakat miskin tidak memiliki pilihan lain kecuali
tidak bersekolah. Orang miskin tidak boleh sekolah. Pendidikan berkualitas memang
tidak mungkin murah, atau tepatnya, tidak harus murah atau gratis. Tetapi persoalannya
siapa yang seharusnya membayarnya? Pemerintahlah sebenarnya yang berkewajiban
untuk menjamin setiap warganya memperoleh pendidikan dan menjamin akses
masyarakat bawah untuk mendapatkan pendidikan bermutu. Akan tetapi, kenyataannya
Pemerintah justru ingin berkilah dari tanggung jawab. Padahal keterbatasan dana tidak
dapat dijadikan alasan bagi Pemerintah untuk ‘cuci tangan’.
 Rendahnya pendapatan per kapita penduduk
Hal ini menyebabkan orang tua tidak mampu membiayai anaknya sekolah, sehingga
banyak anak yang putus sekolah atau berhenti sekolah sebelum tamat.
 Ketidakseimbangan antara jumlah murid dengan sarana pendidikan
Hal ini yang ada seperti kelas, guru, dan buku-buku pelajaran. Hal ini menyebabkan
tidak semua anak usia sekolah tertampung belajar di sekolah, terutama di daerah
pelosok dan terpencil yang sulit dijangkau program pemerintah.
 Masih kurangnya kesadaran penduduk terhadap pentingnya pendidikan
Hal ini terjadi sehingga anak tidak disekolahkan tetapi justru diarahkan untuk bekerja
membantu memenuhi ekonomi keluarga.
Berbagai upaya telah ditempuh oleh pemerintah dalam mengatasi masalah pendidikan.
Usaha-usaha pemerintah untuk meningkatkan pendidikan di Indonesia yaitu:
o Menambah jumlah sekolah dari tingkat SD sampai dengan perguruan tinggi.
o Menambah jumlah guru (tenaga kependidikan) di semua jenjang pendidikan.
o Pelaksanaan program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun yang telah dimulai
tahun ajaran 1994/1995.
o Pemberian bea siswa kepada pelajar dari keluarga tidak mampu tetapi berprestasi di
sekolahnya.
o Membangun perpustakaan dan laboratorium di sekolah-sekolah.
o Menambah sarana pendidikan seperti alat ketrampilan dan olah raga.
o Meningkatkan pengetahuan para pendidik (guru/dosen) dengan penataran dan
pelatihan.
7
o Penyempurnaan kurikulum sekolah dalam rangka peningkatan mutu pendidikan.
o Menggalakkan partisipasi pihak swasta untuk mendirikan lembaga-lembaga
pendidikan dan ketrampilan.

3. Kualitas Penduduk Menurut Tingkat Kesehatan


Tingkat kesehatan penduduk merupakan salah satu faktor yang menunjang
keberhasilan pembangunan. Tingkat kesehatan suatu negara dapat dilihat dari besarnya
angka kematian bayi dan usia harapan hidup penduduknya. Hal ini terlihat dari
tingginya angka kematian bayi dan angka harapan hidup yang lebih rendah
dibandingkan dengan negara-negara maju. Faktor-faktor yang dapat menggambarkan
masih rendahnya tingkat kesehatan di Indonesia adalah:
• Banyaknya lingkungan yang kurang sehat.
• Penyakit menular sering terjadi.
• Gejala kekurangan gizi sering dialami penduduk.
• Angka kematian bayi tahun 1980 sebesar 108 per 1000 bayi dan tahun 1990 sebesar
71 per 1000 kelahiran bayi.
• Masalah gizi yang masih dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah:
• Kekurangan vitamin A
• Kekurangan kalori protein
• Kekurangan zat besi
• Gondok

Usaha-usaha pemerintah untuk meningkatkan kualitas kesehatan penduduk Indonesia


yaitu:
• Melaksanakan program perbaikan gizi.
• Perbaikan lingkungan hidup dengan cara mengubah perilaku sehat penduduk, serta
melengkapi sarana dan prasarana kesehatan.
• Penambahan jumlah tenaga medis seperti dokter, bidan, dan perawat.
• Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular.
• Pembangunan Puskesmas dan rumah sakit.
• Pemberian penyuluhan kesehatan kepada masyarakat.
• Penyediaan air bersih.
• Pembentukan Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu), kegiatan posyandu meliputi:
• Penimbangan bayi secara berkala
• Imunisasi bayi/balita
• Pemberian makanan tambahan
• Penggunaan garam oralit
• Keluarga berencana
• Peningkatan pendapatan wanita

4. Kualitas Penduduk Menurut Mata Pencarian


Proyeksi pertambahan angkatan kerja antara tahun 1985 sebesar 14 juta dan
dalam tahun 1995-2005 sebesar 29 juta. Tentu saja hal ini memelukan perhatian khusus.
Akibat pertambahan penduduk yang tinggi, maka jumlah angkatan kerja tidak
8
seharusnya terserap. Bahkan semakin ketatnya persaingan tenaga kerja, maka angkatan
kerja muda yang merupakan tenaga kerja kurang produktif pun ikut bersaing. Hal ini
kurang menguntungkan usaha pembangunan secara nasional karena golongan muda
kurang produktif tersebut merupakan beban.
Masalah tenaga kerja dan kesempatan kerja merupakan masalah yang harus ditangani
secara serius karena sangat peka terhadap ketahanan nasional.
Sesuai dengan asas pemerataan yang ditetapkan sebagai kebijakasanaan umum
pembangunan nasional, maka pemerintah mempunyai emppat kebijaksaan umum di
bidang perluasan kesempatan kerja, seperti berikut:

1) Kebijaksanaan di bidang ekonomi dan sosial


2) Kebijaksanaan di sektor produksi
3) Kebijaksanaan regional (daerah)
4) Kebijaksanaan khusus

Disamping kebijasanaan umum yang telah disebutkan di atas, pemerintahan


menjalankan kebijaksanaan khusus dilakukan dengan beberapa langkah antara lain
sebagai berikut.
a. Mengurangi pengangguran di daerah berpenduduk padat, miskin dan rawan terhadap
bencana alam meleui berbagai program, misalnya pembangunan desa.
b. Meningkatkan penyaluran, penyebaran, dan pemanfaatan tenaga kerja melalui
Program Penggunaan dan Penyebaran Tenaga AKerja (PPTK), Bursa Tenaga Kerja,
dan cara-cara efektif lainnya
c. Meningkatkan keterampilan yang dapat berpengaruh terhadap peningkatan
produktivitas, terutama tenaga kerja usia muda dan wanita pedesaan melalui program
latihan dan keterampilan tenaga kerja.
d. Meningkatan hubungan perburuhan yang mantap dan dinamis, serta membina
kesejahteraan dan ketenangan buruh dalam kegiatan pembangunan melalui program
hubungan dan perlindungan tenaga kerja.

B. Masalah Kependudukan di Indonesia


a. Jumlah Penduduk yang Besar
Jumlah penduduk Indonesia berada di urutan ke empat terbesar di dunia setelah
berturut-turut China, India, Amerika Serikat dan keempat adalah Indonesia. Dari tahun
ke tahun jumlah penduduk Indonesia semakin bertambah. Dari sensus tahun 1971-2010,
jumlah penduduk.

Indonesia semakin bertambah. Indonesia selain mempunyai wilayah yang luas, juga
mempunyai jumlah penduduk yang besar. Jumlah penduduk ini adalah masalah yang
serius bagi negara. sebagai contoh, pulau jawa yang luas nya hanya 7% dari luas
Indonesia telah di huni sekitar 60% penduduk Indonesia, kondisi ini mengakibatkan
berbagai dampak :

 Persaingan Lapangan Pekerjaan


Persaingan lapangan pekerjaan ini di sebabkan oleh pertumbuhan penduduk di negara

9
kita yang sangat tinggi dan rupanya pertumbuhan penduduk ini tidak sebanding dengan
jumlah lapanganpekerjaan yang disediakan oleh pemerintah selama ini sehingga yang
terjadi ada lah bertambahnya jumlah pengangguran di Indonesia.

 Persaingan Untuk Mendapatkan Pemukiman


Persaingan untuk mendapat permukiman yang layak ini biasa terjadi didaerah perkotaan
yg padat, dan permasalahan seperti ini biasa terjadi karena perumahan yang tidak
memadai dan kondisi rumah yang sudah tak layak huni. Namun tidak semua masyarakat
bersaing untuk mendapatkan pemukiman yang layak, nyatanya banyak juga masyarakat
yang memilih tetap tinggal yang sudah bertahun-tahun menjadi tempat tinggalnya
dengan alasan sudah terbiasa dan warisan dari nenek moyang sehingga mereka enggan
untuk meninggalkannya.

 Meningkatnya Jumlah Kemiskinan


Akibat dari jumlah penduduk yang besar selanjutnya adalah meningkatnya jumlah
kemiskinan. Meningkatnya jumlah kemiskinan ini di sebabkan oleh kurang
berkembangnya kreatifitas dari masyarakat untuk membuka lapangan pekerjaan sendiri
hal tersebut bukan tanpa alasan karena untuk membuka lapangan pekerjaan sendiri
membutuhkan keterampilan dan keahlian khusus yang mana untuk mendapatkan itu
semua masyarakat membutuhkan sarana pendidikan, sedangkan di negeri kita ini sarana
pendidikan masih belum dapat dirasakan semua rakyatnya karena faktor kemiskinan. 2

 Rendahnya Kesempatan Pendidikan


Di negara kita ini memiliki tingkat kekahiran yang tinggi namun tidak didampingi
dengan tingkat kematian, dengan demikian tentu semakin banyak fasilitas dan jumlah
tenaga kerja guru yang diperlukan, namun sebagai hasilnya tidak setiap anak memiliki
kesempatan untuk bersekolah dan mendapatkan pendidikan yang layak dan memadai.

b. Pertumbuhan Penduduk yang Cepat


Pertumbuhan penduduk adalah keseimbangan dinamis antara kekuatan yang
menambah dan kekuatan-kekuatan yang mengurangi jumlah penduduk. Ada beberapa
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk, yakni kelahiran, kematian, dan
migrasi. Kelahiran dan kematian disebut faktor alami, sedangkan migrasi disebut faktor
nonalami. Kelahiran bersifat menambah, sedangkan kematian bersifat mengurangi
jumlah penduduk. Migrasi yang bersifat menambah disebut migrasi masuk (imigrasi),
sedangkan migrasi yang bersifat mengurangi disebut migrasi keluar (emigrasi).

Tingkat pertumbuhan penduduk di negara kita masih termasuk tinggi, yakni


sekitar 1,98% per tahun. Untuk menurunkan tingkat pertumbuhan yang tinggi ini,
pemerintah Indonesia melaksanakan program Keluarga Berencana. Dengan program
Keluarga Berencana ini pada tahun 2000 pertumbuhan penduduk telah menurun
menjadi 1,6 persen. Struktur penduduk Indonesia memberat pada penduduk usia muda,
hal ini sebagai akibat dari masih tingginya. tingkat kelahiran. Persentase penduduk 0-14
tahun pada tahun 1980 mencapai 40,3 persen dan pada tahun 1985 sedikit turun menjadi
39,2 persen. Penduduk usia muda ini pada tahun 2000 diperkirakan turun lagi menjadi
37,7 persen dan 34,2 persen.

10
c. Persebaran Penduduk tidak Merata
Banyaknya masyarakat Indonesia yang bermigrasi ke kota-kota besar
mengakibatkan terjadinya kepadatan di kota-kota besar. Namun fasilitas dan
perekonomian di daerah perkotaan semakin meningkat. Sedangkan pada daerah yang
ditinggalkan penduduknya tidak mengalami kemajuan sama sekali sehingga terjadi
ketidak seimbangan antara pertumbuhan daerah perkotaan dan pedesaan.

Persebaran atau distribusi penduduk adalah bentuk penyebaran penduduk di


suatu wilayah atau negara, apakah penduduk tersebut tersebar merata atau tidak.
Kepadatan penduduk adalah angka yang menunjukkan jumlah rata-rata penduduk pada
setiap kilometer pada suatu wilayah negara.

Faktor-faktor yang mempengaruhi penyebaran dan kepadatan penduduk tiap-tiap


daerah sebagai berikut: Faktor Fisiografis, meliputi keadaan fisik pulau tersebut, misal
keadaan tanah, iklim dan cuaca.

Faktor Biologis, meliputi keanekaragaman makhluk hidup yang ada. Faktor


Kebudayaan dan Teknologi, meliputi kemajuan teknologi yang ada.

d. Komposisi Pendudukan yang kurang Mengantungkan


Komposisi penduduk merupakan sebuah mata statistik dari statistik
kependudukan yang membagi dan membahas masalah kependudukan dari segi umur
dan jenis kelamin. Di Indonesia jenis kelamin wanita lebih banyak daripada laki-laki.
Hal ini menyebabkan banyaknya penduduk usia muda sehingga rasio ketergantungan
sangat tinggi.

e. Arus Urbanisasi
Urbanisasi adalah masalah yang cukup serius bagi kita semua. Persebaran
penduduk yang tidak merata antara desa dengan kota akan menimbulkan berbagai
permasalahan kehidupan sosial kemasyarakatan. Jumlah peningkatan penduduk kota
yang signifikan tanpa didukung dan diimbangi dengan jumlah lapangan pekerjaan,
fasilitas umum, aparat penegak hukum. perumahan, penyediaan pangan, dan lain
sebagainya tentu adalah suatu masalah yang harus segera dicarikan jalan keluarnya.

Akibat dari meningkatnya proses urbanisasi menimbulkan dampak-dampak terhadap


lingkungan kota, baik dari segi tata kota, masyarakat, maupun keadaan sekitarnya.
Dampak urbanisasi terhadap lingkungan kota antara lain:

Semakin minimnya lahan kosong di daerah perkotaan. Pertambahan penduduk


kota yang begitu pesat, sudah sulit diikuti kemampuan daya dukung kotanya. Saat ini,
lahan kosong di daerah perkotaan sangat jarang ditemui. ruang untuk tempat tinggal,
ruang untuk kelancaran lalu lintas kendaraan, dan tempat parkir sudah sangat minim.
Bahkan, lahan untuk Ruang Terbuka Hijau (RTH) pun sudah tidak ada lagi. Lahan
kosong yang terdapat di daerah perkotaan telah banyak dimanfaatkan oleh para urban
sebagai lahan pemukiman, perdagangan, dan perindustrian yang legal maupun ilegal.
Bangunan-bangunan yang didirikan untuk perdagangan maupun perindustrian
11
umumnya dimiliki oleh warga pendatang. Selain itu, para urban yang tidak memiliki
tempat tinggal biasanya
menggunakan lahan kosong sebagai pemukiman liar mereka. hal ini menyebabkan
semakin minimnya lahan kosong di daerah perkotaan.

Menambah polusi di daerah perkotaan. Masyarakat yang melakukan urbanisasi


baik dengan tujuan mencari pekerjaan maupun untuk memperoleh pendidikan,
umumnya memiliki kendaraan. Pertambahan kendaraan bermotor roda dua dan roda
empat yang membanjiri kota yang terus menerus, menimbulkan berbagai polusi atau
pemcemaran seperti polusi udara dan kebisingan atau polusi suara bagi telinga manusia.
Ekologi di daerah kota tidak lagi terdapat keseimbangan yang dapat menjaga
keharmonisan lingkungan perkotaan. Penyebab bencana alam. Para urban yang tidak
memiliki pekerjaan dan tempat tinggal biasanya menggunakan lahan kosong di pusat
kota maupun di daerah pinggiran Daerah Aliran Sungai (DAS) untuk mendirikan
bangunan liar baik untuk pemukiman maupun lahan berdagang mereka. Hal ini tentunya
akan membuat lingkungan tersebut yang seharusnya bermanfaat untuk menyerap air
hujan justru menjadi penyebab terjadinya banjir. Daerah Aliran Sungai sudah tidak bisa
menampung air hujan lagi.

Pencemaran yang bersifat sosial dan ekonomi. Kepergian penduduk desa ke kota
untuk mengadu nasib tidaklah menjadi masalah apabila masyarakat mempunyai
keterampilan tertentu yang dibutuhkan di kota. Namun, kenyataanya banyak diantara
mereka yang datang ke kota tanpa memiliki keterampilan kecuali bertani. Oleh karena
itu, sulit bagi mereka untuk memperoleh pekerjaan yang layak. Mereka terpaksa bekerja
sebagai buruh harian, penjaga malam, pembantu rumah tangga, tukang becak, masalah
pedagang kaki lima dan pekerjaan lain yang sejenis. Hal ini akhirnya akan
meningkatkan jumlah pengangguran di kota yang menimbulkan kemiskinan dan pada
akhirnya untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, orang-orang akan nekat
melakukan tindak kejahatan seperti mencuri, merampok bahkan membunuh. Ada juga
masyarakat yang gagal memperoleh pekerjaan sejenis itu menjadi tunakarya,
tunawisma, dan tunasusila.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan tersebut dapat disimpulkan bahwa :
Kualitas penduduk adalah tingkat/taraf kehidupan penduduk yang berkaitan dengan
kemampuan dalam pemenuhan kebutuhan, seprti pangan, sandang, perumahan,
kesehatan, pendidikan. Faktor yang mempengaruhi kualitas penduduk suatu daerah
dipengaruhi oleh:
1. Tingkat pendapatan
2. Tingkat Pendidikan
3. Tingkat Kesehatan
4. Tingkat Mata Pencaharian
Sebagai salah satu negara yang masih berkembang, Indonesia mengalami masalah
dalam sumber daya manusia antara lain pertumbuhan penduduk yang masih sangat
tinggi, penyebaran yang kurang merata, dan kurang seimbangnya struktur dan
komposisi umur penduduk, yang ditandai dengan besarnya jumlah penduduk yang
masih muda serta mutu penduduk yang masih relatif rendah. Pertumbuhan penduduk
yang tinggi akan menimbulkan masalah besar dalam suatu negara, jika tidak di imbangi
dengan peningkatan produksi dan efisiensi di bidang lainnya. Kebijakan pemerintah
dalam mengatasi hal ini antara lain melaksanakan program keluarga berencana dan
meningkatkan mutu sumber daya manusia (baik dengan pendidikan formal maupun
nonformal) yang telah ada, sehingga dapat menunjang peningkatan produktivitas guna
mengimbangi laju pertumbuhan penduduknya. Penyebaran penduduk yang tidak merata
menyebabkan tidak seimbangnya kekuatan ekonomi secara umum. Akibat nya terjadi
ketimpangan daerah miskin dan daerah kaya. Tidak seimbangnya beban penduduk antar
daerah itu akan berdampak terpusatnya modal di daerah tertentu saja. Oleh karena itu
pemerintah melakukan penyelenggaraan program transmigrasi dan memperbaiki serta
menciptakan lapangan – lapangan pekerjaan di daerah tertinggal. Komposisi penduduk
yang tidak seimbang dapat menimbulkan proses regenerasi kegiatan produksi menjadi
tidak lancer

B. SARAN
Penulis mengetahui bahwa dalam pembuatan makalah ini masih sangat jauh dari
sempurna, oleh Karena itu penulis membutuhkan saran-saran yang membangun untuk
kesempurnaan makalah ini karena dengan adanya saran saran tersebut penulis dapat
mengetahui letak dari kekurangan makalah makalah ini dan bisa jadi pertimbangan
selanjutnya dalam pembuatan makalah yang lainnya.

13
DAFTAR PUSTAKA

Wadiyatmoko K. 2012. Geografi SMA/MA Jilid 2. Jakarta: Erlangga


http://geopril.blogspot.com/2009/11/kualitas-penduduk-berdasarkan.html
http://intansaf.wordpress.com/2013/09/26/permasalahan-kependudukan-di-indonesia/
http://hamimincore.blogdetik.com/2013/05/25/masalah-kependudukan-di-indonesia/
http://bisnisgeografi.blogspot.com/p/kualitas-penduduk.html
http://sabangsampaimeraoke.wordpress.com/masalah-kependudukan-dan-solusinya/
http://tugassekolah123.blogspot.com/2014/08/sebutkan-faktor-yang-mempengaruhi-
masalah-kualitas-penduduk-indonesia.html

14

Anda mungkin juga menyukai