Anda di halaman 1dari 24

BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM FISIKA FARMASI

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah S.W.T


karena kami dapat menyelesaikan penyusunan buku Petunjuk
Praktikum fisika farmasi.
Buku petunjuk ini merupakan pedoman bagi mahasiswa Prodi D -
III Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Pekalongan dalam
melaksanakan praktikum dan merupakan pengaplikasian dari teori
mata kuliah fisika farmasi.
Apt. Muhammad Walid, M. Farm
Tujuan dilakukan praktikum fisika farmasi supaya mahasiswa
dapat lebih memahami dan mengetahui tentang pengaplikasian teori
fisika farmasi dan diharapkan dapat mengembangkan ilmu
pengetahuan tersebut yeng akan dapat bermanfaat, terutama dalam
pengembangan pembuatan obat di dunia kefarmasian.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari
penyusunan buku ini, untuk itu kami masih membutuhkan kritik dan
saran untuk lebih menyempurnakannya. Semoga buku ini dapat
menambah wawasan dan bermanfaat.

Pekalongan, Februari 2023


Penyusun

P PRODI D – III FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PEKALONGAN
2023
TATA TERTIB PRAKTIKUM FISIKA 10. Selama praktikum berlangsung tidak diperkenankan
FARMASI membuka ponsel.
11. Sebelum meninggalkan laboraturium, meja dan kursi
1. Mahasiswa harus datang paling lambat 5 menit sebelum praktikum harus rapi dan bersih sebagaimana semula.
praktikum dimulai dan apabila praktikum dilakukan secara 12. Mahasiswa harus aktif dan berinisiatif sendiri mencari
on-line / daring mahasiswa harap siap 10 menit sebelim pengumuman berkaitan dengan tugas dan laporan, kesalahan
perkuliahan di mulai. informasi menjadi tanggung jawab mahasiswa.
2. Mahasiswa masuk ruangan praktikum tanpa menunggu
diperintah oleh dosen atau asisten dosen dengan tertib.
3. Apabila tidak dapat mengikuti praktikum harap memberikan
surat ijin.
4. Setiap praktikan mahasiswa wajib membawa peralatan
pendukung praktikum antara lain kain lap bersih, sabun, jas
lab, dan lain sebagainya.
5. Sebelum praktikum dimulai mahasiswa wajib mengikuti pre
test dan setelahnya harus mengikuti post test.
6. Peminjaman alat praktikum dilakukan oleh mahasiswa, dan
setelah selesai melakukan praktikum alat harus di cuci bersih
dan di lab sampai kering.
7. Pengembalian alat yang digunakan harus di tunjukkan
kepada laboran.
8. Mahasiswa praktikum yang merusakkan / memecahkan alat
praktikum wajib mengganti dengan spesifikasi yang sama.
9. Laporan praktikum dibuat dan diserahkan kepada dosen
maksimal pada pertemuan praktek berikutnya.
DAFTAR ISI Percobaan IX
Titik beku larutan.....................................................................35
Kata pengantar i

Tata tertib praktikum ii


Daftar isi iii
Percobaan I

Penentuan tegangan permukaan................................................1

Percobaan II

Mikromeritika............................................................................7
Percobaan III
Dispersi koloid dan sifat-sifatnya.............................................13
Percobaan IV
Rheology...................................................................................17
Percobaan V
Kelarutan..................................................................................20
Percobaan VI
Viskositas larutan new on dan viskositas oswold....................24
Percobaan VII
Kinetika reaksi kimia...............................................................27
Percobaan VIII
Buffer dan kapasitas buffer......................................................31
PERCOBAAN I dapat menurunkan tegangan antarmuka tersebut adalah
PENENTUAN TEGANGAN PERMUKAAN surfaktan.
Tegangan permukaan pada suatu benda yang memiliki satu

A. Tujuan permukaan dapat dihitung menggunakan rumus :

Setelah melakukan praktikum penentuan tegangan permukaan ɣ=F/L

diharapkan mahasiswa dapat : Keterangan :


1. Menentukan tegangan permukaan cairan. ɣ = Tegangan permukaan (N / m)
2. Mahasiswa mampu menentukan faktor-faktor yang F = Gaya permukaan (N)
mempengaruhi tegangan permukaan cairan. L = Panjang permukaan benda (m)
3. Mahasiswa mampu menentukan konsentrasi misel kritik
suatu surfaktan. Jika lapisan yang terbentuk memiliki dua permukaan maka
menggunakan rumus :
B. Teori ɣ = F / 2l
Tegangan permukaan dalam dunia kefarmasian dapat diartikan
Keterangan :
sebagai suatu faktor yang dapat mempengaruhi stabilitas
ɣ = Tegangan permukaan (N / m)
sediaan obat dalam bentuk cairan, terutama sediaan emulsi dan
F = Gaya permukaan (N)
suspensi dimana keduanya merupakan sediaan dengan basis
L = Panjang permukaan kawat pada benda (m)
berbeda antara minyak dan air yang tidak dapat tercampurkan
yang disebabkan adanya daya tegangan antar mukadari kedua Ada beberapa metode yang digunakan untuk mengukur
zat tersebut. Untuk itu agar minyak dan air dapat tercampur tegangan permukaan :
maka harus diberikan suatu zat atau bahan yang dapat 1. Metode kenaikan kapiler
menuunkan tegangan antarmuka kedua zat tersebut. Zat yang Digunakan untuk mengukur tegangan permukaan
Prinsip kerja dari metode ini adalah, jika suatu pipa kapiler antar muka tepat sebelum cincin tersebut lepas. Perhitungan
di masukkan kedalam cairan maka pada umumnya cairan dapat dilakukan menggunakan rumus :
akan naik dalam pipa kapiler dengan jarak tertentu. Dengan
ɣ = yang dibaca dalam petunjuk dalam dyne x faktor koreksi
kenaikan cairan ini maka tegangan permukaan dapat di 2 x keliling
cincin
tentukan karena diimbangi oleh gaya grafitasi bumi dan
bobot dari cairan tersebut. C. Alat dan bahan

Tegangan permukaan yang terjadi dapat 1. Alat

dihitung menggunakan rumus : a. Pipa kapiler

ɣ = ½ rhpg b. Timbangan

Keterangan : c. Bekerglass

ɣ = Tegangan d. Picnometer

permukaan r = Jari- e. Milimeter blok

jari pipa kapiler h = f. Termometer

Kenaikan sampel g. Penangas air

p = kerapatan zat cair sampel h. Bunsen

g = Kecepatan alir cairan i. Batang pengaduk


j. Pipet tetes
2. Metoda Du Nouy 2. Bahan

Untuk mengukur tegangan permukaan dan tegangan antar a. Akuadest


muka.Prinsip kerja yang digunakan adalah besarnya gaya yang b. Etanol 96 %

di perlukan untuk melepas suatu cincin platina - iridium yang c. Propilenglikol


di celupkan pada permukaan atau antarmuka sebanding d. Gliserin

dengan tegangan antarmuka atau tegangan permukaan. Alat ini e. Tween 80


mengukur dari bobot cairan yang dikeluarkan dari bidang f. Natrium lauril sulfat.
D. Cara Kerja bekerglass tersebut dan catat kenaikan cairan dalam
1. Menentukan tegangan permukaan air : pipa kapiler.
a. Ukur bobot jenis air, etanol, propilenglikol, gliserin, c. Lakukan percobaan sebanyak tiga kali.
menggunakan piknometer, kemudian masukkan sejumlah d. Buatlah kurva antara konsenterasi dengan tegangan
zat cair tersebut kedalam bekerglass. permukaan, dan tentukan konsentrasi misel kritik dari
b. Ambil pipa kapiler kering, kemudian celupkan pipa surfaktan tersebut.
kapiler tersebut kedalam larutan pada bekerglass, dan e. Lakukan dengan cara yang sama untuk mengukur
ukur kenaikan cairan dalam pipa kapiler tersebut. Natrium lauril sulfat dengan konsentrasi 0; 0,5; 1; 2;
c. Lakukan percobaan sebanyak tiga kali. 2,5; 3 gram per 100 ml.
d. Catat hasil pengamatan anda.
2. Mengetahui pengaruh suhu pada tegangan permukaan E. Latihan pertanyaan

a. Siapkan air dengan suhu 40, 60 dan 80 drajat celcius. 1. Sebutkan perbedaan antara tegangan permukaan dan

b. Ambil pipa kapiler kering dan celupkan pipa kapiler tegangan antar muka.

dalam gelas berisi cairan dengan volume tertentu. Catat 2. Apa yang dimaksud dengan Lipofilik

kenaikan cairan dalam pipa kapiler tersebut. 3. Apa yang dimaksud dengan kekentalan cairan

c. Lakukan percobaan sebanyak tiga kali.


F. Pustaka
d. Lakukan juga hal tersebut pada suhu kamar, dan
1. Physical pharmacy, Attwood, 2008
bandingkan hasilnya.
2. Teori praktis industri farmasi, Edisi 3, Lachman, 1986
3. Megetahui pengaruh surfaktan pada tegangan permukaan
3. Buku pelajaran tekhnologi farmasi, Gajah mada Press, 1995
a. Buat larutan Tween 80 dengan konsentrasi 0; 0,1;
4. Lachman, et al. 1986. The Theory and Practice of
0,5; 1; 5; 10 mg per 100 ml, keudian masukkan Industrial Pharmacy. 3rd Edition.
masing-masing larutan kedalam bekerglass. 5. Buku ajar fisika farmasi, PPSDM, Jakarta.
b. Ambil pipa kapiler kering dan celupkan kedalam
PERCOBAAN II dalam tubuh, mulai dari penyerapan hingga ekskresi obat/
MIKROMERITIKA b. Besar kecilnya ukuran partikel akan mempengaruhi
pelepasan senyawa obat dari bentuk sediaan, misalnya
A. Tujuan bentuk sediaan suppositoria, salep, tablet dan lain

Setelah melakukan praktikum mikromeritika sebagainya.


diharapkan mahasiswa dapat : c. Ukuran partikel juga mempengaruhi kepadatan tablet,
1. Menentukan ukuran partikel dengan menggunakan kestabilan emulsi dan suspensi eleksir dan lain sebagainya.
beberapa metoda. Metode penentuan ukuran partikel dapat ditentukan dengan cara :
2. Mahasiswa mampu menentukan kerapatan partikel 1. Pengayakan
dengan alat yang sesuai. Pengayakan senyawa dilakukan dengan menggunakan ayakan
3. Mahasiswa mampu mengaplikasikan penentuan dengan beberapa ukuran, baik secara manual maupun
ukuran partikel dalam pembuatan sediaan farmasi. menggunakan ayakan elektrik, dengan ayakan tunggal misal
menggunakan 1 mesh. Menggunakan 1 mesh conohnya dengan
B. Teori
ayakan mesh 60 atau menggunakan lebih dari satu mesh,
Mikrometika merupakan ilmu pengetahuan dan tehnologi
misalnya mesh 60/90. Ayakan yang digunakan ada dua jenis,
yang mempelajari tentang partikel kecil dan ukuran partikel.
yaitu ayakan yang menggunakan plastik dan ayakan yang
Ukuran partikel sangat penting bagi ilmu kefarmasian karena
menggunakan bahan alumunium. Faktor yang mempengaruhi
besar kecilnya ukuran partikel senyawa akan mempengaruhi
hasil ayakan :
kesetabilan sediaan obat. Ukuran partikel tersebut meliputi :
a. Besar kecilnya ukuran partikel.
a. Ukuran partikel akan mempengaruhi luas permukaan
b. Jenis sampel dan banyaknya
dan tegangan antar muka sehingga akan mempengaruhi
sampel. c.. Waktu lamanya
kelarutan bahan, pengendapan, ikatan kovalent antar
pengayakan.
partikel sehingga mempengaruhi farmakodinamika obat
d. Jenis ayakan yang di gunakan.
e. Intensitas getaran atau cara menggoyangkan ayakan.
2. Mikroskopik optik C. Alat dan bahan
Mikroskopik optik digunakan untuk mengukur partikel dengan a. Timbangan
diameter 0,2 µm sampai 100 µm, biasanya untuk mengukur b. Sendok tanduk dan sudip
partikel suspensi atau emulsi. c. Ayakan dengan beberapa mesh
3. Sedimentasi d. Jangka sorong
Metoda pengendapan merupakan metoda yang digunakan untuk e. Mesin pengayak
mengukur diameter partikel berdasarkan prinsip laju f. Mikroskoop
sedimentasi partikel pada ukurannya. Ukuran partikel tersebut g. Objeg glass
dapat dihitung menggunakan rumus stokes : h. dan lain-lain
Dst =√18noh 2. Bahan
(Ps – Po)
a. Talkum
Keterangan : b. ZnO
h = Jarak jauh dalam waktu, t c. Etanol
dst = Garis tengah rata-rata dari partikel berdasar kecepatan d. Amilum manihot
sedimentasi Ps = Kerapatan partikel e. Laktosa
Po = Kerapatan medium f. Gelatin
dispersi g = Percepatan g. Akuadest
karena grafitasi no = h. dan lain-lain
Viskositas dari medium
D. Cara kerja
4. Pengukuran volume partikel 1. Membuat granul
Melewatkan partikel yang disuspensikan dalam cairanelektronik Amilum ditambahkan bahan obbat dan laktosa kemudian diaduk
melalui lubang kecil yang pada kedua sisinya ada elektroda. hingga homogen. Kemudian tambahkan gelatin, aduk hingga
Laju perhitungan untuk pembanding sebesar 4000 partikel /
detik.
homogen, dan dibuat granulasi. Granul yang terbentuk 3. Sebutkan jenis ayakan dan apa bedanya
kemudian diayak dengan mess ukuran tertentu dan di keringkan 4. Sebutkan pengaruh ukuran partikel terhadap stabilitas obat
dalam oven. Setelah granul kering kemudian diayak kembali
dengan ukuran mess nomor yang lebih besar. F . Pustaka
2. Mengukur diameter partikel secara mikroskopis 1. Physical pharmacy, Attwood, 2008
Mikrometer dikalibrasi di bawah mikroskoop, Tentukan garis 2. Teori praktis industri farmasi, Edisi 3, Lachman, 1986
awal obyek kemudian tentukan garis kedua pada obyek. Hitung 3. Buku pelajaran tekhnologi farmasi, Gajah mada Press, 1995
harga skala obyek tersebut. Buatlah suspensi bahan (granul) 4. Lachman, et al. 1986. The Theory and Practice of
tersebut, kemudian tentukan ukuran partikel diatas objek glass. Industrial Pharmacy. 3rd Edition.
Tentukan ukuran partikel terbesar dan terkecil. Kelompokkan 5. Buku ajar fisika farmasi, PPSDM, Jakarta.
dalam golongan monodispers dan polidispers. 6. Teknologi Sediaan Farmasi , Fatmawati, Aisyah, dkk. 2015. ,
3. Mengukur partikel menurut metoda pengayakan
Susunlah beberapa ayakan dengan ukuran mess yang berurutan
dengan nomor terkecil hingga nomor terbesar. Granul yang
telah ditimbang dimasukkan kedalam ayakan, kemudian ayak
selama 10 menit dengan agregator dinyalakan pada getaran
tertentu. Langkah selanjutnya adalah menimbang serbuk yang
terdapat pada masing-masing ayakan dan hitung prosentase
bobot tiap ayakan, dan buatlah kurva distribusinya.

E. Latihan pertanyaan
1. Sebukan apa yang dimaksud dengan mesh 60
2. Apa yang dimaksud dengan mesh 60/90
PERCOBAAN III C. Alat dan Bahan
DISPERSI KOLOID DAN SIFAT-SIFATNYA 1. Alat
a. Timbangan

A. Tujuan b. Sendok tanduk

Setelah melakukan praktikum penentuan dispersi koloid maka c. Pemanas air

diharapkan mahasiswa dapat : d. Tabung reaksi

1. Menentukan larutan koloid dan viskositas koloid. e. Gelas ukur

2. Mahasiswa mampu menentukan faktor-faktor yang f. Pipet tetes

mempengaruhi larutan koloid. g. dan lain-lain

3. Mahasiswa mampu menentukan pengujian elektrik 2. Bahan

terhadap larutan koloid. a. Putih telur


b. Alkohol
B. Teori c. Asam cuka encer
Sistem dispersi terdiri dari partikel terkecil yang dikenal d. Asam nitrat
dengan fase terdispers, dan terdistribusi ke seluruh medium e. Larutan CuSO4
kontinu atau sistem medium terdispersi. Bahan yang f. Larutan gom arab
terdispersi biasanya mempunyai ukuran partikel kecil, g. Larutan FeCl
sehingga dapat digolongkan menjadi 3 golongan yaitu h. Larutan Gelatin 1 %
dispersi molekuler, dispersi koloid dan dispersi kasar. Partikel i. dan lain-lain
yang jarak ukurannya lebih besar mempunyai volume yang
sama. Biasanya ukuran partikel yang terdispersi memiliki D. Cara kerja
diameter 1 hingga 1000 nm. 1. Membuat larutan koloid
Buatlah larutan gom arab 20 % sebanyak 10 ml, larutan Larutan alkohol ditambahkan gelatin, catat berapa banyak
argentum proteinatum sebanyak 10 ml, larutan NaCl, larutan alkohol yang diperlukan untuk mengendapkan gelatin tersebut.
FeCl dan larutan gelatin 0,5% dan 1 %. Larutan argentum 5. Reversibilitas koloid
proteinatum ditambahkan FeCl kemudian ditambahkan air Larutan no 1 diuapkan hingga kering, kemudian Tambahkan
mendidih. air dingin sebanyak 10 ml. Amati apa yang terjadi.
2. Viskositas koloid
Buat larutan koloid seperti pada nomer 1, kemudian diambil E. Latihan pertanyaan

larutan argentum dan FeCl masukkan kedalam tabung reaksi 1. Apa yang dimaksud dengan viskositas koloid
dan masukkan larutan gelatin 0,5% pada tabung A dan 1 % 2. Apa fungsi FeCl pada praktikum ini

pada tabung B. dan miringkan pada sudut 45 O


selama 15 3. Apa yang dimaksud dengan gerakan brown.
detik. Setelah itu tegakkan tabung reaksinya dan amati apa 4. Sebutkan apa yang dimaksud dengan efek Tyndal.

yang terjadi. Hitung waktu alir nya.


3. Pengaruh elektrolit terhadap koloid F. Pustaka

Pada larutan no 1, diambil masing-masing 10 ml kecuali 1. Physical pharmacy, Attwood, 2008

argentum proteinatum sebanyak 4 ml, kemudian tammbahkan 2. Teori praktis industri farmasi, Edisi 3, Lachman, 1986

Larutan NaCl 20 % sebanyak 2 ml, amati apa yang terjadi. 3. Buku pelajaran tekhnologi farmasi, Gajah mada Press, 1995

Kemudian tambahkan lagi hingga terjadi endapan. Catat 4. Lachman, et al. 1986. The Theory and Practice of
berapa persen banyaknya NaCl hingga terbentuk endapan Industrial Pharmacy. 3rd Edition.

tersebut. Langkah selanjutnya adalah, tambahkan larutan 0,5% 5. Buku ajar fisika farmasi, PPSDM, Jakarta.

FeCl dan 5 ml larutan gelatin. Lakukan seperti percobaan 6. Teknologi Sediaan Farmasi , Fatmawati, Aisyah, dkk. 2015. ,

menggunakan NaCl. Amati dan catat apa yang terjadi.


4. Pengaruh alkohol terhadap koloid
PERCOBAAN IV cariran yang tebagi menjadi dua jenis yaitu cairan yang
RHEOLOGY mengikuti hukum Newton dan cairan yang tidak mengikuti
hukum Newton.
A. Tujuan

Setelah melakukan praktikum rheology maka diharapkan


C. Alat dan Bahan
mahasiswa dapat :
1. Alat
1. Menentukan jenis aliran cairan.
a. Timbangan
2. Mahasiswa mampu menentukan faktor-faktor yang
b. Sendok tanduk
mempengaruhi waktu alir cairan.
c. Viskosimeter oswold
3. Mahasiswa mampu mengetahui sifat alir cairan.
d. Stopwacth
e. Gelas ukur
B. Teori
f. Bekerglass
Rheologi adalah ilmu yang mempelajari tentang aliran dan sifat
g. dan lain-lain
deformasi suatu cairan. Rheologi mempengaruhi waktu alir
2. Bahan
dalam sediaan kefarmasian, misalnya pada sediaan sirup,
a. Gelatin
elexir, suspensi dan sediaan farmasi lainnya.
b. CmC
Sifat alir suatu cairan dipengaruhi oleh hukum Newton dan
c. Tragachant
hukum aliran dimana perbedaan kecepatan alir suatu cairan
d. Akuadest
ditentukan oleh jarak alir dan gaya luas permukaan. Besarnya
e. dan lain-lain
viskositas suatu cairan akan memerlukan satuan luas yang
besar (Shening stress). Viskositas juga dipengaruhi oleh suhu
D. Cara kerja
cairan tersebut, semakin tinggi suhu cairan maka viskositasnya
1. Dibuat larutan CMC 2 %, Gelatin 1 %, Tragakan 1 %.
akan semakin berkurang. Viskositas adalah kekentalan dari
2. Masukkan kedalam alat viskosimeter oswold dengan bobot
bervareasi. PERCOBAAN V
3. Alat kemudian diputar dengan kecepatan 150 rpm selama KELARUTAN
10 detik dan jaga jangan sampai terjadi aliran turbulensi.
4. Hitung kecepatan rotor viskosimeter tersebut pada waktu
A. Tujuan
aliir 25 putaran dengan berat beban bervareasi.
Setelah melakukan praktikum kelarutan maka diharapkan
mahasiswa dapat :
E. Latihan pertanyaan
1. Menentukan kelarutan suatu zat.
1. Sebutkan jenis –jenis alat viskosimeter.
2. Mahasiswa mampu menentukan faktor-faktor yang
2. Apa yang dimaksud dengan aliran turbulensi ?
mempengaruhi kelarutan.
3. Apa pengaruh hukum Newton terhadap aliran cairan ?
3. Mahasiswa mampu menjelaskan pengaruh pelarut campuran
4. Sebutkan sediaan farmasi yang menggunakan
terhadap kelarutan zat.
perhitungan Reology

B. Teori
F. Pustaka
Kelarutan suatu zat dapat dinyatakan sebagai konsentrasi zat
1. Physical pharmacy, Attwood, 2008
terlarut dalam pelarut jenuhnya, sedangkan dalam farmakope
2. Teori praktis industri farmasi, Edisi 3, Lachman, 1986
Indonesia edisi 3 yang dimaksud dengan kelarutan adalah
3. Buku pelajaran tekhnologi farmasi, Gajah mada
kelarutan zat dalam bagian tertentu pelarut, kecuali
Press, 1995
dinyatakan lain menunjukkan bahwa 1 bagian bobot zat padat
4. Lachman, et al. 1986. The Theory and Practice of
atau 1 bagian volume zat cair larut dalam bagian volume.
Industrial Pharmacy. 3rd Edition.
Kelarutan dapat dipengaruhi oleh kepolaran pelarut, bentuk
5. Buku ajar fisika farmasi, PPSDM, Jakarta.
zat terlarut, suhu, jenis bahan, sifat fisika dan kimia suatu zat ,
6. Teknologi Sediaan Farmasi , Fatmawati, Aisyah,
pH, tekanan dan lain sebagainya.
dkk. 2015. ,
C. Alat dan Bahan D. Cara kerja
1. Alat 1. Larutkan asam oksalat dalam akuadest pada suhu 60 drajat
a. Timbangan hingga tepat jenuh, masukkan dalam bekerglass.
b. Sendok tanduk 2. Letakkan bekerglass tersebut dalam wadah yang telah
c. Pemanas air diisi es batu yang telah diberi garam / NaCl.
d. Batang pengaduk 3. Letakkan termometer dalam bekerglass yang berisi asam
e. Gelas ukur oksalat, tunggu hingga suhu dalam bekerglass menjadi 45
f. Pipet tetes drajat C, larutan diambil 10 ml kemudian diencerkan
g. Kertas saring hingga 100 ml.
h. Biuret 4. Ambil larutan no 3 kemudian tambahkan indikator PP
i. Erlemeyer sebanyak 3 tetes, kemudian di teterasi dengan NaOH 0,5
j. Cawan N dan catat banyaknya NaOH yang di butuhkan.
k. Statif Ulangi percobaan ini sebanyak 3x dan dilakukan dengan
l. Bekerglass cara yang sama untuk menurunkan suhu.
m. Termometer 5. Darihasil tetrasi tersebut kemudian buatlah grafik antara
n. dan lain-lain harga ms dan vs 1/T.
2. Bahan 6. Dengan didapatnya kelarutan maka dapat dihitung
a. Asam Oksalat panas pelarutnya.
b. Larutan NaOH 7. Dari persamaan diatas maka akan dapat dihitung ÅH
c. Idikator PP kemudian lakukan perhitungan rata-rata dari ÅH sebesar 1
d. Akuadest mol.
e. NaCl
f. dan lain-lain.
E. Latihan pertanyaan PERCOBAAN VI
1. Bagaimana pengaruh pH terhadap kelarutan zat. VISKOSITAS LARUTAN
2. Bagaimana pengaruh kepolaran pelarut terhadap
kelarutan suatu zat.
A. Tujuan
3. Jelaskan pengaruh suhu terhadap kelarutan.

4. Bagaimana untuk mempercepat kelarutan suatu zat ? Setelah melakukan praktikum penentuan viskositas larutan
maka diharapkan mahasiswa dapat :
F. Pustaka 1. Menentukan viskositas larutan.
1. Physical pharmacy, Attwood, 2008 2. Mahasiswa mampu menentukan faktor-faktor yang
2. Teori praktis industri farmasi, Edisi 3, Lachman, 1986 mempengaruhi viskositas larutan.
3. Buku pelajaran tekhnologi farmasi, Gajah mada 3. Mahasiswa mampu mempelajari pengaruh kadar larutan
Press, 1995 terhadap viskositas larutan.
4. Lachman, et al. 1986. The Theory and Practice of
B. Teori
Industrial Pharmacy. 3rd Edition.
Viskositas merupakan ukuran kekentalan dari suatu zat cair,
5. Buku ajar fisika farmasi, PPSDM, Jakarta.
dan nilai viskositas dapat diukur dengan cara mengalirkan zat
6. Teknologi Sediaan Farmasi , Fatmawati, Aisyah, dkk.
cair tersebut. Jika nilali viskositas tersebut tinggi maka aliran
2015. ,
zat cair akan lebih sulit mengalir dibandingkan zat cair yang
memiliki viskositas kecil.
Ada tiga alat ukur untuk mengetahui kekentalan suatu zat
cair, antara lain dengan cara viskositas rotasi, viskositas
dengan menggunakan metode peluru jatuh dan viskositas
menggunakan pipa kapiler.
Viskositas cairan berbanding lurus dengan waktu alir zat 2. Penentuan viskositas cairan dengan viskosimeter Oswold
cairnya. Semakin besar viskositas cairan maka akan semakin Masukkan sampel cairan kedalam viskositas oswold, dan
sulit cairan tersebut mengalir. lakukan hingga batas paling atas. Hitung berapa waktu
yang dibutuhkan hingga cairan tersebut turun sampai batas
C. Alat dan Bahan
paling bawah. Lakukan percobaan dengan menggunakan
1. Alat
cairan sampel berbeda. Ulangi percobaan 3x.
a. Timbangan
b. Sendok tanduk E. Latihan pertanyaan
c. Piknometer 1. Sebutkan jenis – jenis piknometer
d. Stopwatch 2. Apa perbedaan antara bobot jenis dengan berat jenis
g. dan lain-lain 3. Sebutkan faktor apa saja yang mempengaruhi viskositas
2. Bahan 4. Apakah kemiringan alat akan mempengaruhi aliran zat ?
a. Akuadest
b. Alkohol F. Pustaka
c. Larutan gula 20 %, 40%, 60 % 1. Physical pharmacy, Attwood, 2008
d. dan lain-lain 2. Teori praktis industri farmasi, Edisi 3, Lachman, 1986
3. Buku pelajaran tekhnologi farmasi, Gajah mada
D. Cara kerja Press, 1995
1. Menentukan berat jenis larutan 4. Lachman, et al. 1986. The Theory and Practice of
Timbang piknometer kosong beserta tutupnya, catat Industrial Pharmacy. 3rd Edition.
beratnya. Kemudian piknometer tersebut diisi dengan air, 5. Buku ajar fisika farmasi, PPSDM, Jakarta.
kemudian ditimbang. Lakukan cara tersebut dengan 6. Teknologi Sediaan Farmasi , Fatmawati, Aisyah, dkk.
menggunakan sampel lain. 2015. ,
PERCOBAAN VII Laju reaksi kimia dalam dunia kefarmasian biasanya
KINETIKA REAKSI KIMIA digunakan untuk menghitung lamanya mutu khasiat suatu
sediaan obat atau lebih dikenal dengan expired date (ED).

A. Tujuan Sedangkan untuk perhitungannya dapat menggunakan rumus

Setelah melakukan praktikum kinetika reaksi kimia maka sebagai berikut :

diharapkan mahasiswa dapat : Ordo Nol : K= c/t

1. Menentukan waktu paruh obat. Ordo I : K = 2, 303 log Co


T Co - X
2. Mahasiswa mampu menentukan faktor-faktor yang
Ordo II : K= X
mempengaruhi kinetika reaksi. Co (Co – X) t
3. Mahasiswa mampu menentukan pengujian waktu
Keterangan :
paruh Obat. K : Ketetapan kecepatan reaksi
Co : Konsentrasi awal zat
B. Teori C : Konsentrasi pada waktu t
X : Jumlah obat yang terurai pada waktu t
Kinetika kimia mempelajari tentang laju reaksi kimia dan
faktor-faktor yang mempengaruhinya serta penjelasan
C. Alat dan Bahan
terhadap hubungan laju reaksi. Hukum laju reaksi merupakan
1. Alat
bentuk persamaan dengan reaksi laju yang dipengaruhi oleh
a. Timbangan analitik
konsentrasi pereaksi, suhu, tekanan, sifat dan ukuran pereaksi
b. Sendok tanduk
dan bahan katalisator.
c. Spektrofotometer
Untuk mempercepat terjadinya laju kimia dapat dilakukan
d. Tabung reaksi
dengan dua cara yaitu memperbesar energi kinetik suatu
e. Kompor listrik
molekul atau menurunkan harga energi aktivasi.
f. Pipet tetes
g. Termometer
h. Beakerglass gelombang 525 nm. Hitung serapannya sebagai Y pada
i. dan lain-lain persamaan Y = 0,128x + 0,004 maka harga x akan diketahui
2. Bahan dengan nilai mg %.
a. Acetosal 5. Hitung Co dan Co – 1 dengan mengingat ekivalennya.
b. Alkohol Kemudian masukkan persamaan tadi pada persamaan reaksi
c. Akuadestilata orde I dan orde II dan tentukan penguraian asetosal
d. Ferri nitrat tersebut.
e. Asam nitrat 6. Buatlah gambar diagram kurva peruraian tersebut sesuai
f. Es Batu dengan hasil perhitungan.
g. dan lain-lain
E. Latihan pertanyaan

D. Cara kerja 1. Apa yang anda ketahui tentang waktu paruh

1. Timbang acetosal, larutkan dengan alkohol kemudian 2. Apa yang anda ketahui tentang uji T 1/2

ditambahkan akuadestilata hingga 1 liter. 3. Apa yang anda ketahui tentang pengujian dipercepat

2. siapkan 5 tabung reaksi kemudian masukkan 10 ml larutan 4. Bagaimana caranya melakukan pengujian dipercepat

no.1 dan dipanaskan pada suhu 40 drajat selsius.


3. Dinginkan tabung tersebut dalam es batu yang telah di F. Pustaka

sediakan, tambahkan 2 ml larutan ferri nitrat 1 % dalam 1. Physical pharmacy, Attwood, 2008

asam nitrat dan di gojog hingga homogen. 2. Teori praktis industri farmasi, Edisi 3, Lachman, 1986

4. Baca serapan panjang gelombang larutan tiap 3. Tekhnologi farmasi, Gajah mada Press, 1995

tabung menggunakan spektrofotometer dengan 4. Lachman, et al. 1986. The Theory and Practice of

panjang Industrial Pharmacy. 3rd Edition.


5. Buku ajar fisika farmasi, PPSDM, Jakarta.
6. Teknologi Sediaan Farmasi , Fatmawati, dkk. 2015.
PERCOBAAN VIII Larutan buffer asam biasanya mempertahankan pH daerah
BUFFER DAN KAPASITAS BUFFER asam dan larutan buffer basa mempertahankan pH daerah
basa.
A. Tujuan

Setelah melakukan praktikum buffer dan kapasitas buffer


C. Alat dan Bahan
maka diharapkan mahasiswa dapat :
1. Alat
1. Menentukan pembuatan larutan buffer.
a. Timbangan
2. Mahasiswa mampu menentukan faktor-faktor yang
b. pH meter
mempengaruhi larutan buffer.
c. Statif dan Klem
3. Mahasiswa mampu menentukan larutan buffer.
d. Buret
e. Erlemeyer
B. Teori
f. Pipet tetes
Larutan buffer adalah larutan yang pH nya dapat dikatakan
g. Filler
tetap, yang dibuat dengan cara pencampuran asam lemah
h. Pipet volume
dengan basa lemah dengan konsentrasi yang hampir sama.
i. Corong
Larutan buffer memiliki peran yang besar terhadap dalam
j. dan lain-lain
mengontrol kelarutan ion dalam larutan juga mempertahankan
2. Bahan
pH yang hampir sama dengan pKa, tetapi semua itu
a. NaOH 0,1 M
tergantung dari konsentrasi yang ada dalam komponen dalam
b. Asam asetat 0,1 M
larutan tersebut baik secara absolut maupun secara relatif.
c. Natrium asetat 0,1 M
Perhitungan pH larutan dapat dihitung dengan cara :
d. Indikator PP
pH = pKa + log (garam) e. dan lain-lain
(asam)
D. Cara kerja Pharmacy. 3rd Edition.
1. Timbang Na asetat dan asam asetat, kemudian buatlah 5. Buku ajar fisika farmasi, PPSDM, Jakarta.
larutan buffer sebanyak 10 ml, kemudian amati pH 6. Teknologi Sediaan Farmasi , Fatmawati, dkk. 2015.
awalnya. Tambahkan indikator PP dalam larutan tersebut.
2. Tetrasi larutan tersebut menggunakan NaOH 0,1 M dan
hitung pHnya menggunakan pH meter setiap 1 ml titran.
3. Tetrasi larutan tersebut hingga diperoleh titik point
nya. Ulangi percobaan sebanyak 3 kali. Dan catat
hasilnya.
4. Buatlah grafik hubungan perubahan pH larutan dengan
adanya penambahan NaOH tersebut.

E. Latihan pertanyaan
1. Apa beda buffer dan kapasitas buffer
2. Apa yang disebut pH larutan
3. sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi pH
4. Apa hubungan antara pH larutan dengan larutan buffer

F. Pustaka
1. Physical pharmacy, Attwood, 2008
2. Teori praktis industri farmasi, Edisi 3, Lachman, 1986
3. Buku pelajaran tekhnologi farmasi, Gajah mada
Press, 1995
4. Lachman, et al. 1986. The Theory and Practice of Industrial
PERCOBAAN IX C. Alat dan Bahan
TITIK BEKU LARUTAN 1. Alat
a. Timbangan
A. Tujuan
b. Sendok tanduk
Setelah melakukan praktikum titik beku larutan maka
c. Bekerglass
diharapkan mahasiswa dapat :
d. Erlemeyer
1. Menentukan larutan titik beku larutan.
e. Stopwatch
2. Mahasiswa mampu menentukan faktor-faktor yang
f. Gelas ukur
mempengaruhi titik beku larutan.
g. dan lain-lain
3. Mahasiswa mampu menentukan pengujian titik beku
2. Bahan
larutan.
a. Asam sulfat glasial
b. Naftalena
B. Teori
c. Garam dapur
Titik beku larutan adalah temperatur pada saat larutan
d. Es batu
setimbang dengan pelarut padatnya. Larutan akan membeku
e. Akuadest
pada temperatur lebih rendah dari pelarutnya. Pelarut yang
f. dan lain-lain
mengandung zat terlarut yang sukar menguap maka titik
bekunya akan lebih kecil dari 0 drajat C. Fenomena tersebut
D. Cara kerja
disebut penurunan titik beku (ATf). Larutan yang sangat
1. Buatlah larutan Air, Es dan garam dan catat suhunya,
encer dapat menggunakan persamaan ATf = kf.m , dimana
kemudian bagi menjadi beberapa bagian. Ambil sebagian
Tf adalah titik beku larutan (oC), kf adalah tetapan penurunan
dan masukkan pelarut asam cuka glasial sebanyak 20 ml,
titik beku / molal (oC / mol) dan m adalah molalitas larutan
catat suhunya. Dan amati reaksi yang terjadi. Amati
(mol.L-1).
apabila terjadi pembekuan dan catat apa yang terjadi. coba
ulangi lagi percobaan tersebut, dan catat titik pelarut
murni dalam to F. 5. Buku ajar fisika farmasi, PPSDM, Jakarta.
2. Biarkan pelarut tersebut membeku kembali, masukkan 6. Teknologi Sediaan Farmasi , Fatmawati, dkk. 2015.
Naftalen sebagai pelarutnya. Kemudian lakukan
percobaan seperti percobaan diatas catat titik beku
larutannya (Tf). Hitung dengan rumus ATf = To F –
TF.
3. Penentuan berat molekul zat X
Ditambahkan 2 gram zat X pada larutan no.1 setelah di
biarkan mencair. Amati TF seperti cara diatas, Hitung ATF
dan berat molekul Zat X tersebut.

E. Latihan pertanyaan
1. Sebutkan fungsi garam dalam percobaan ini
2. Apa pengaruh asam asetat dalam larutan tersebut
3. Apa perbedaan titik beku dengan oC ?
4. Apa yang terjadi bila garam dapur tercampur
dengan naftalen ?

F. Pustaka
1. Physical pharmacy, Attwood, 2008
2. Teori praktis industri farmasi, Edisi 3, Lachman, 1986
3. Buku pelajaran tekhnologi farmasi, Gajah mada
Press, 1995.
4. Lachman, et al. 1986. The Theory and Practice of
Industrial Pharmacy. 3rd Edition.
VISI DAN MISI PROGRAM STUDI D -III 5. Membangun kerjasaman dengan Perguruan Tinggi lain dan
FARMASI FAKULTAS FARMASI Stakeholder dalam upaya pelaksanaan Tri Dharma
UNIVERSITAS PEKALONGAN perguruan tinggi.

VISI
Menjadi Program Studi yang Unggul dalam Farmasi Sains, dan
Praktik Farmasi pada tahun 2035.

Misi
1. Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran D - III
farmasi yang berkualitas khususnya dibidang Farmasi Sains
dan Praktik Farmasi dengan didasari 7 tata nilai Universitas
Pekalongan dan wawasan kewirausahaan.
2. Meningkatkan kualitas manajemen pengelolaan melalui
penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan yang
berkelanjutan.
3. Meningkatkan kualitas dan kuantitas Penelitian dalam
bidang Farmasi Sains dan Praktik Farmasi.
4. Menyelenggarakan pengabdian kepada masyarakat yang
relevan dengan Farmasi Sains dan Praktik Farmasi untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai