Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

NEGARA

DIBUAT DAN DISUSUN UNTUK MEMENUHI

TUGAS MATA KULIAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

DOSEN PENGAMPU : Aziwarti, S.H., M.Hum.

Disusun oleh :

Kelompok 9

1. Mahfuzatul Khairiah (2011121007)

2. Muhammad Irfan Harahap (2010933030)

3. Hania Mukhrima (2010932046)

UNIVERSITAS ANDALAS

2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah Pendidikan
Kewarganegaraan tentang “Negara” ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnnya.
Kami juga berterima kasih kepada Ibu Aziwarti, S.H., M.Hum selaku dosen Pendidikan
Kewarganegaraan yang telah memberikan tugas ini kepada kami. Kami sangat berharap makalah
ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai Identitas
Nasional. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan
dan jauh dari kata sempurna.

Semoga makalah yang sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenaan dan kami sangat memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan
makalah ini di waktu yang akan datang.

Januari 2021

Tim Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................................ i
DAFTAR ISI ............................................................................................................................................. ii
BAB I ......................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ..................................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................................... 1
1.3. Tujuan .............................................................................................................................................. 1
BAB II ........................................................................................................................................................ 2
PEMBAHASAN ........................................................................................................................................ 2
2. 1 Pengertian Negara ....................................................................................................................... 2
2. 2 Teori terbentuknya negara dan bentuk negara ............................................................................. 2
A. Banyak teori tentang terbentuknya sebuah negara....................................................................... 2
B. Bentuk Negara ............................................................................................................................ 5
2.3 Unsur Terbentuknya Negara ....................................................................................................... 6
2.4 Sifat Hakikat Suatu Negara ......................................................................................................... 7
2.5 Tujuan Dan Fungsi Negara ......................................................................................................... 8
BAB III .................................................................................................................................................... 11
PENUTUP ............................................................................................................................................... 11
3.1 KESIMPULAN ............................................................................................................................... 11
3.2 SARAN ..................................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................................. 12

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Negara merupakan salah satu bentuk organisasi yang ada dalam kehidupan masyarakat.
Pada prinsipnya setiap warga masyarakat menjadi anggota dari suatu negara dan harus tunduk
pada kekuasaan negara, karena organisasi negara sifatnya mencakup semua orang yang ada di
wilayahnya, dan kekuasaan negara berlaku bagi orang-orang tersebut. Sebaliknya negara juga
memiliki kewajiban tertentu terhadap orang-orang yang menjadi anggotanya. Melalui kehidupan
bernegara dengan pemerintahan yang ada di dalamnya, masyarakat ingin mewujudkan tujuan-
tujuan tertentu seperti terwujudnya ketenteraman, ketertiban, dan kesejahteraan masyarakat.
Tanpa melalui organisasi negara kondisi masyarakat yang semacam itu sulit untuk diwujudkan,
karena tidak ada pemerintahan yang mengatur kehidupan mereka bersama.
Agar pemerintah suatu negara yang memiliki kekuasaan untuk mengatur kehidupan
masyarakat tidak bertindak seenaknya, maka ada sistem aturan yang mengaturnya. Sistem aturan
tersebut menggambarkan suatu hierarkhi atau pertingkatan dari aturan yang paling tinggi
tingkatannya sampai pada aturan yang paling rendah. Aturan yang paling tinggi tingkatannya
dalam suatu negara dinamakan konstitusi atau sering disebut dengan undang-undang dasar, dua
sebutan yang sebenarnya tidak persis sama artinya. Dengan konstitusi diharapkan organisasi
negara tertata dengan baik dan teratur, dan pemerintah yang ada di dalamnya tidak bertindak
sewenang-wenang terhadap rakyatnya. Dalam tulisan ini akan dipaparkan tentang organisasi
negara dan konstitusi yang mengatur kehidupan negara tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana teori terentuknya negara dan bagaimana bentuk ngara ?
2. Apakah unsur terbentuknya negara?
3. Bagaimana sifat dan hakkikat negara?
4. Apa tujuan dan fungsi negara ?

1.3. Tujuan
1. Menjelaskan teori terbentuknya negara dan bentuk negara
2. Menjelaskan usur terbentuknya negara
3. Menjelaskan sifat dan hakikat negara
4. Menjelaskan tujuan dan fungsi negara dan bentuk negara

1
BAB II

PEMBAHASAN

2. 1Pengertian Negara

Istilah negara merupakan terjemahan dari beberapa kata asing : state (Inggris), staat (
Belanda dan Jerman),atau etat (Prancis). Secara terminologi, negara diartikan sebagai organisasi
tertinggi diantara satu kelompok masyarakat yang memiliki cita-cita untuk bersatu, hidup dalam
satu kawasan dan mempunyai pemerintahan yang berdaulat. Negara identik dengan hak dan
wewenang.

2. 2Teori terbentuknya negara dan bentuk negara

A. Banyak teori tentang terbentuknya sebuah negara . Diataranya:

1. Teori kontrak sosial (social contract)/ Teori Perjanjian Masyarakat


Teori perjanjian merupakan bentuk perlawanan atas kekuasaan raja ataupun
penguasa yang menganggap memiliki kekuasaan mutlak akibat kepercayaan sebagai
titisan Tuhan. Teori perjanjian ini ada dimasa abad pencerahan dan dipelopori oleh
ahli ahli seperti Thomas Hobbes, John Locke, dan J.J. Rousseau. Berdasarkan teori
perjanjian, negara ada semata mata akibat perjanjian antarmanusia. Menurut teori ini,
negara merupakan wujud perjanjian masyarakat sebelum bernegara dan kemudian
menjadi masyarakat bernegara. Hal ini senada dengan pengertian negara oleh Jean
Bodin bahwa negara adalah bentuk persekutuan keluarga dengan segala
kepentingannya. Beberapa pakar penganut teori kontrak sosial yang menjelaskan teori
asal-mula Negara, diantaranya:
➢ Thomas Hobbes (1588-1679),
Menurutnya syarat membentuk Negara adalah dengan mengadakan
perjanjian bersama individu-individu yang tadinya dalam keadaan alamiah
berjanji akan menyerahkan semua hak-hak kodrat yang dimilikinya kepada
seseorang atau sebuah badan. Teknik perjanjian masyarakat yang dibuat Hobbes
sebagai berikut setiap individu mengatakan kepada individu lainnya bahwa “Saya
memberikan kekuasaan dan menyerahkan hak memerintah kepada orang ini atau

2
3

kepada orang-orang yang ada di dalam dewan ini dengan syarat bahwa
saya memberikan hak kepadanya dan memberikan keabsahan seluruh tindakan
dalam suatu cara tertentu.
➢ John locke (1632-1704)
Dasar kontraktual dan Negara dikemukakan Locke sebagai peringatan
bahwa kekuasaan penguasa tidak pernah mutlak tetapi selalu terbatas, sebab
dalam mengadakan perjanjian dengan seseorang atau sekelompok orang,
individu-individu tidak menyerahkan seluruh hak-hak alamiah mereka.
➢ Jean Jacques Rousseau (1712-1778)
Keadaan alamiah diumpamakannya sebagai keadaan alamiah, hidup
individu bebas dan sederajat, semuanya dihasilkan sendiri oleh individu dan
individu itu puas. Menurut “Negara” atau “badan korporatif” dibentuk untuk
menyatakan “kemauan umumnya” (general will) dan ditujukan pada kebahagiaan
bersama. Selain itu Negara juga memperhatikan kepentingan-kepentingan
individual (particular interest). Kedaulatannya berada dalam tangan rakyat
melalui kemauan umumnya.

2. Teori Ketuhanan
Teori ketuhanan adalah teori yang ada saat agama - agama besar telah tersebar
ke dunia ini contohnya Islam dan Kristen. Teori ini sesuai namanya tentu saja
dipengaruhi oleh paham keagamaan. Dan berdasarkan itulah, teori ketuhanan
terbentuknya negara didasari anggapan bahwa negara terbentuk atas dasar keinginan
Tuhan. Berdasar terhadap kepercayaan bahwa segala sesuatu berawal dari Tuhan dan
berjalan sesuai kehendaknya. Paham ini, sesuai dengan ketentuannya, Tuhan yang
menciptakan negara sehingga negara dianggap penjelmaan kekuasaan Tuhan. Hal ini
mengakibatkan paham bahwa raja atau penguasa adalah pilihan Tuhan untuk
memerintah sehingga raja memiliki kekuasaan mutlak pada suatu negara atau
kerajaan. Contohnya saja Inggris Raya pada zaman kerajaan. Penganut teori ini
adalah Agustinus, Yulius Stahi, Haller, Freidericch Julius Stahl, Kranenburg dan
Thomas Aquinas.
4

3. Teori kekuatan
Negara yang pertama adalah hasil dominasi dari komunikasi yang kuat
terhadap kelompok yang lemah, Negara terbentuk dengan penaklukan dan
pendudukan. Dengan penaklukan dan pendudukan dari suatu kelompok etnis yang
lebih kuat atas kelompok etnis yang lebih lemah, dimulailah proses pembentukan
Negara. Penganut teori ini adalah H.J. Laski, L. Duguit, Karl Marx, Oppenheimer dan
Kollikles.
4. Teori Organis
Menurut Dede Rosyada, dkk (2005: 54) mengemukakan konsepsi organis
tentang hakikat dan asal mula negara adalah suatu konsep biologis yang melukiskan
negara dengan istilah-istilah ilmu alam. Negara dianggap atau disamakan dengan
makhluk hidup, manusia atau binatang individu yang merupakan komponen-
komponen Negara dianggap sebagai sel-sel dari makhluk hidup itu. Kehidupan
corporal dari Negara dapat disamakan sebagai tulang belulang manusia, undang-
undang sebagai urat syaraf, raja (kaisar) sebagai kepala dan para individu sebagai
daging makhluk itu.
5. Teori Historis
Teori ini menyatakan bahwa lembaga-lembaga sosial tidak dibuat, tetapi
tumbuh secara evolusioner sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan manusia.
6. Teori kedaulatan hokum
Teori kedaulatan hukum (Rechts souvereiniteit) (Mienu, 2010) menyatakan
semua kekuasaan dalam negara berdasar atas hukum. Pelopor teori ini adalah H.
Krabbe dalam buku Die Moderne Staats Idee.
7. Teori Hukum Alam
Teori hukum alam adalah teori awal tentang terbentuknya suatu negara. Teori
ini menurut sejarah ada pada zaman Plato dan Aristoteles. Menurut teori ini,
terjadinya negara adalah hal yang natural atau alami. Segala sesuatu terjadi sesuai
dengan hukum alam, begitupun dengan negara. Filsufgaul (2012) menuliskan teori
hukum alam yakni negara terjadi karena kehendak alam yang merupakan lembaga
alamiah yang diperlukan manusia untuk menyelenggarakan kepentingan umum. Teori
pembentukan negara ini juga didasari atas kecenderungan manusia untuk selalu
5

bersosial, berkumpul dan saling berhubungan untuk mencapai kebutuhan


hidupnya. Penganut teori ini adalah Plato, Aristoteles, Agustinus, dan Thomas
Aquino.
B. Bentuk Negara
Negara memiliki bentuk bentuk yang berbeda-beda. Secara umum, dalam konsep dan teori
modern, negara terbagi kedalam 2 bentuk yaitu negara kesatuan dan negara serikat
1. Negara kesatuan
Negara kesatuan adalah bentuk negara yang merdeka dan berdaulat, dengan satu
pemerintahan pusat yang berkuasa dan mengatur seluruh daerah. Namun pelaksanaan negara
kesatuan terbagi kedalam 2 macam sistem pemerintahan yaitu sentral dan otonomi.
a. Negara dengan kesatuan sistem sentralisasi adalah sistem pemerintahan yang langsung
dipimpin oleh pemerintahan pusat, sementara pemerintahan daerah dibawahnya
melaksanakan kebijakan pemerintah pusat.
b. Negara kesatuan dengan sistem desentralisasi adalah kepala daerah diberikan kesempatan
dan kewenangan untuk mengurus urusan pemerntahan di wilayahnya sendiri.
2. Negara Serikat
Negara serikat atau federasi merupakan bentuk negara gabungan yang terdiri dari
beberapa negara bagian dari sebuah negara serikat. Pada awalnya negara bagian tersebut
merupakannegara yang merdeka, berdaulat, dan berdiri sendiri. Setelah menggabungkan
diri dengan serika, dengan sendirinya negara tersebut melepaskan sebagian dari
kekuasaannya dan menyerahkanya ke negara serikat.
Bentuk negara ini fapat digolongkan kedalam tiga kelompok, yaitu: monarki,
oligarki dan demokrasi.
a. Monarki
Pemerintahan monarki adalah model pemerintahan yang dikepalai oleh raja atau
ratu.
b. Ooligarki
c. demokrasi
6

2.3 Unsur Terbentuknya Negara

Dalam rumusan Konvensi Montevideo tahun 1933 disebutkan bahwa negara harus
memiliki tiga unsur penting : rakyat, wilayah, dan pemerintah. Sejalan dengan itu, Mac Iver
merumuskan bahwa suatu negara harus memenuhi tiga unsur pokok : pemerintahan, komunitas
atau rakyat, dan wikayah tertentu. Ketiga unsur ini oleh Mahfud M.D. disebut sebagai unsur
konstitutif. Tiga unsur ini perlu ditunjang dengan unsur lainnya, seperti adanya konstitusi dan
pengakuan dunia internasional yang oleh Mahfud disebut dengan unsur deklaratif.
Maka secara global, suatu negara membutuhkan tiga unsur pokok, yakni rakyat (masyarakat /
warga negara), wilayah, dan pemerintah.
a. Rakyat (masyarakat / warga negara)
Setiap warga negara tidak mungkin ada tanpa kehadiran warga atau rakyatnya. Unsur
rakyat sangat penting dalam sebuah negara yang secara konkret memiliki kepentingan
agar negara itu dapat berjalan dengan baik. Selain itu, manusialah yang mengatur dan
menentukan sebuah organisasi (negara).
b. Wilayah
Wilayah dalam sebuah negara merupakan unsur yang harus ada. Tidak mungkin ada
negara jika tanpa ada batas – batas teritorial yang jelas. Secara mendasar, wilayah sebuah
negara mencakup daratan (wilayah darat), perairan (wilayah laut / perairan), dan udara
(wilayah udara).
1) Darat (wilayah darat)
Daratan suatu negara dibatasi oleh wilayah darat dan atau laut (perairan) negara
lain. Perbatasan wilayah sebuah negara biasanya ditentukan berdasarkan
perjanjian. Perjanjian internasional yang dibuat antara dua negara disebut
perjanjian bilateral, perjanjian yang dibuat antara banyak negara disebut
perjanjian multilateral. Perbatasan antar dua negara dapat berupa :
I. Perbatasan alam, seperti sungai, danau, pegunungan, atau lembah.
II. Perbatasan buatan, seperti pagar tembok, pagar kawat, atau tiang tembok.
III. Perbatasan menurut ilmu pasti, yakni dengan menggunakan ukuran garis
lintang atau bujur pada peta bumi.
2) Perairan (wilayah laut)
7

Perairan atau laut yang menjadi bagian atau termasuk wilayah suatu negara
disebut perairan atau laut teritorial dari negara yang bersangkutan. Adapun batas
dari perairan teritorial itu pada umumnya 3 mil laut yang dihitung dari pantai
ketika air surut. Laut yang berada diluar perairan teritorial disebut laut bebas.
3) Udara (wilayah udara)
Udara yang berada diatas wilayah darat (daratan) dan wilayah laut (perairan
teritorial) suatu negara merupakan bagian dari wilayah udara sebuah negara.
Mengenai batas ketinggian sebuah wilayah negara tidak memiliki batas yang
pasti, asalkan negara yang bersangkutan dapat mempertahankannya.
c. Pemerintah
Pemerintah adalah alat kelengkapan negara yang bertugas memimpin organisasi negara
untuk mencapai tujuan negara. Pemerintah menegakkan hukum dan memberantas
kekacauan, mengadakan perdamaian, serta menyelaraskan kepentingan yang
bertentangan. Pemerintah yang menetapkan, menyatakan, dan menjalankan kemauan
individu yang tergabung dalam organisasi politik yang disebut negara.
d. Pengakuan negara lain
Pengakuan oleh negara lain didasarkan atas hukum internasional, pengakuan itu bersifat
deklaratif, bukan konstitutif. Adanya pengakuan dari negara lain menjadi tanda bahwa
suatu negara baru yang telah memenuhi persyaratan konstitutif diterima sebagai anggota
dalam pergaulan antarnegara. Keberadaan negara sebagai kenyataan fisik (pengakuan de
facto) secara formal dapat ditingkatkan kedudukannya menjadi suatu judical fact
(pengakuan de jure)

2.4 Sifat Hakikat Suatu Negara


8

Sifat negara berasal dari dua kata. Sifat berarti keadaan yang tampak atau keadaan
menurut kodratnya. Sifat negara dapat didefenisikan sebagai karakteristik atau sesuatu yang pasti
adanya dari suatu negara. Pada gambar tersebut, sengaja dipilih bentuk perpotongan lingkaran,
karena masing – masing sifat, dalam pelaksanannya dapat bersifat otonom (berlaku sendiri) dan
dapat pula berlaku bersama – sama dengan sifat yang lain.
Dalam ilmu negaram terdapat tiga sifat negara yaitu :
1. Sifat Memaksa
Negara dapat dibenarkan menggunakan kekuasaan untuk memakai kekerasan fisik secara
sah, sarana untuk itu dengan alat – alat perlengkapan negara yang ada, seperti
menghukum mati diputus oleh pengadilan dan dilaksanakan oleh alat perlengkapan
negara lainnya. Unsur paksa dapat dilihat dalam kehidupan masyarakat seperti kewajiban
membayar pajak.
2. Sifat Monopoli
Dalam suatu negara yang telah menentukan tujuan negaranya berkaitan dengan ideologi,
maka ideologi negara yang sudah ada harus menjadi dasar sesuai dengan keinginan
negara yang bersangkutan, diluar ideologi negara jelas dilarang, karena tidak sejalan
dengan tujuan negara yang dikehendaki warganegaranya.
3. Sifat Mencakup Semua
Diberlakukan peraturan negara bagi semua warga negaranya tanpa kecuali, sehingga
tidak ada perlakuan diskriminasi atau istilah tebang pilih, semua diperlakukan sama, hal
ini berbeda dengan organisasi sosial lainnya. Kekuasaan negara yang meliputi dan
mengatasi semua organisasi totalitas dan menyeluruh, semua yang ada dalam wilayah
negara, baik orang ataupun benda pada hakekatnya dikuasai negara dan harus tunduk
pada otoritas negara, semuanya negara yang mengurusnya.

2.5 Tujuan Dan Fungsi Negara


Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan setiap negara adalah mewujudkan
kebahagiaan bagi rakyatnya. Walaupun kenyataan juga menunjukkan adanya pemerintah yang
bertindak sewenang-wenang terhadap rakyatnya sendiri. Di sinilah perlunya dibedakan antara
negara sebagai sebuah organisasi yang lebih netral pengertiannya, dengan pemerintah sebagai
penyelenggara organisasi negara. Pemerintah sebagai penyelenggara negara dalam menjalankan
9

tugasnya tidak lepas dari berbagai kepentingan, seperti kepentingan golongan, kepentingan
kelompok, bahkan juga kepentingan pribadi, di samping kepentingan bangsa dan negara yang
semestinya diutamakan.
• Menurut Roger H. Soltau, tujuan negara adalah memungkinkan rakyatnya
“berkembang serta menyelenggarakan daya ciptanya sebebas mungkin” (the
freest possible development and creative self-expression of its member).
• Menurut Harold J. Laski tujuan negara adalah “menciptakan keadaan di mana
rakyatnya dapat mencapai keinginankeinginan secara maksimal” (creation of
those conditions under which the members of the state may attain the maximum
satisfaction of their desires) (Budiardjo, 2010:54).
• Tujuan negara Indonesia sesuai dengan Alinea IV Pembukaan UUD 1945, adalah
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia;
memajukan kesejahteraan umum; mencerdaskan kehidupan bangsa; dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi, dan keadilan sosial. Tujuan negara tersebut hendak diwujudkan di atas
landasan Ketuhanan yang Maha Esa; kemanusiaan yang adil dan beradab;
persatuan Indonesia; kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan; serta keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Namun setiap negara, apapun ideologi yang dianutnya menyelenggarakan fungsi minimum yang
mutlak sifatnya, yaitu (Budiardjo, 2010:55) :
a. Melaksanakan penertiban (law and order). Untuk mencapai tujuan
bersama dan mencegah bentrokan-bentrokan dalam masyarakat, negara
harus melaksanakan penertiban. Dapat dikatakan bahwa negara bertindak
sebagai stabilisator.
b. Mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya. Fungsi ini
dianggap sangat penting, terutama bagi negara-negara baru di mana
tingkat kesejahteraan masyarakat masih sangat membutuhkan perhatian
dari pemerintah;
10

c. Pertahanan. Fungsi ini untuk mempertahankan negara dari kemungkinan


serangan dari luar, sehingga negara harus dilengkapi dengan alat-alat
pertahanan;
d. Menegakkan keadilan. Untuk mewujudkan keadilan negara memiliki
badan-badan peradilan.
Sedangkan menurut Charles E. Meriam, fungsi yang harus dijalankan oleh negara meliputi:
1. Fungsi keamanan ekstern;
2. Fungsi ketertiban intern;
3. Fungsi keadilan;
4. Fungsi kesejahteraan umum;
5. Fungsi kebebasan.

Atas dasar pendapat di atas dapat dinyatakan bahwa secara garis besar fungsi yang harus
dijalankan oleh negara meliputi:
a. Mengupayakan kesejahteraan warganya agar dapat menikmati kehidupan yang layak;
b. Meningkatkan kecerdasan dan membina budi pekerti warganya;
c. Menjaga keamanan dan ketertiban dalam masyarakat; d. Mempertahankan negara dari
gangguan eksternal; serta
e. Mewujudkan keadilan bagi masyarakat. Fungsi-fungsi tersebut harus diselenggarakan
oleh negara yang dalam hal ini adalah pemerintah negara yang bersangkutan agar tujuan negara
tersebut dapat diwujudkan.
BAB III

PENUTUP
3.1 KESIMPULAN

Negara diartikan sebagai organisasi tertinggi diantara satu kelompok masyarakat yang
memiliki cita-cita untuk bersatu, hidup dalam satu kawasan dan mempunyai pemerintahan yang
berdaulat. Negara identik dengan hak dan wewenang. Unsur negara terdiri dari rakyat (masyarakat
/ warga negara), wilayah, dan pemerintah.
Sifat negara berasal dari dua kata. Sifat berarti keadaan yang tampak atau keadaan
menurut kodratnya Adapun sifat hakikat negara adalah sifat memaksa, sifat monopoli dan sifat
mencakup semua. Tujuan negara adalah mewujudkan kebahagiaan bagi rakyatnya. Tujuan
negara Indonesia sesuai dengan Alinea IV Pembukaan UUD 1945, adalah melindungi segenap
bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia; memajukan kesejahteraan umum;
mencerdaskan kehidupan bangsa; dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Tujuan negara tersebut hendak diwujudkan
di atas landasan Ketuhanan yang Maha Esa; kemanusiaan yang adil dan beradab; persatuan
Indonesia; kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan; serta keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

3.2 SARAN
Kami menyadari bahwa sepenuhnya makalah ini jauh dari kata sempurna ma dan terdapat
kesalahan baik dari segi penulisan maupun pembahasan, oleh karena itu diharapkan adanya kritik
dan saran yang bersifat membangu demi perbaikan makalah ini.

11
DAFTAR PUSTAKA

Ubaidillah, A. dan Abdul Rozak. Pendidikan Kewarganegaraan: Demokrasi, Hak Asasi Manusia
dan Masyarakat Madani. Jakarta: ICCE UIN Syarif Hidayatullah,2006.

Ishok dan Dhia Al Ayun. 2012. Ilmu Negara. Malang: Universitas Brawijaya Press.

Fauzi, Imron dan Srikantono. 2013. Pendidikan Kewarganegaraan (Civil Education). Jember:
SUPERIOR.

Sulaiman, Asep. 2015. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Bandung: CV. Arfino Jaya.

12

Anda mungkin juga menyukai