DISUSUN OLEH:
PKN KELAS B
DOSEN UTAMA:
Drs. ZAENI DAHLAN, M.Si
UNIVERSITAS TARUMANAGARA
JAKARTA
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini di buat
untuk memenuhi tugas materi Mata Kuliah Umum Pendidikan Kewarganegaraan
khususnya tentang wawasan nusantara.
Ucapan terima kasih, Penulis sampaikan untuk bapak Zaeni selaku Dosen Mata
Kuliah Umum Pendidikan Kewarganegaraan dan semua pihak yang terlibat dalam
makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat diperlukan demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, penulis mohon maaf apabila dalam makalah ini masih banyak
kesalahan.Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis sendiri dan bagi pembaca,
serta menjadi pintu gerbang ilmu pengetahuan khususnya Mata Kuliah Umum
Pendidikan Kewarganegaraan.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar………………….…………………………………………..i
Daftar Isi………………………..……………...………………………..……ii
Bab I Pendahuluan…………………….…………………………..………1
Latar Belakang……………………....………………...………..……1
Rumusan Masalah………………….………………………………..3
Tujuan Penulisan……………………..………..……………………3
Bab II Pembahasan…...…………………...………………………….……4
J.Globalisasi……………………………………………..…………..12
M.Kepulauan Indonesia…………………....………………………..15
N.Deklarasi Juanda……………………………….…………………..16
O.Hukum Laut…………………………………...……………………..17
Q.Dirgantara…………………………………….……….……………..19
R.Ruang Udara………………………………………..………………..20
S.Hukum Udara……………………………………………….………..20
Kesimpulan………………………………………………………….…..24
Saran………………………………………………………………….….24
Daftar Pustaka…………………..………………………………………25
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Wawasan Nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia terhadap rakyat,
bangsa dan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang meliputi
darat, laut dan udara di atasnya sebagai satu kesatuan politik, ekonomi, sosial,
budaya dan pertahanan keamanan. Wawasan nasional itu selanjutnya menjadi
pandangan atau visi bangsa dalam menuju tujuannya.
B. Tujuan
1. Mengetahui pengertian wawasan nusantara
2. Mengetahui fungsi wawasan nusantara
3. Mengetahui hakikat wawasan nusantara
4. Mengetahui asas wawasan nusantara
5. Mengetahui serta memahami konsep wawasan nusantara
6. Mengetahui serta memahami kedudukan dan ciri dari wawasan nusantara
7. Mengetahui serta memahami implementasi wawasan nusantara
8. Mengetahui apa saja yang menjadi tantangan wawasan nusantara
9. Mengetahui cara mensosialisasikan wawasan nusantara
10. Mengetahui apa saja teori kekuasaan
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN WAWASAN NUSANTARA
Wawasan Nusantara berasal dari 2 kata. Istilah wawasan mengandung
arti cara pandang dan pengetahuan. Nusantara adalah nama lain dari Indonesia.
Secara etimologis, wawasan berarti wawas atau melihat dan nusantara berarti
deretan pulau-pulau atau kepulauan. Kita tidak perlu ambil pusing terhadap
definisi wawasan nusantara yang diturunkan secara etimologis. Secara singkat
kita bisa katakan bahwa pengetahuan tentang Indonesia merupakan suatu
bentuk wawasan nusantara. Maka, wawasan nusantara adalah cara pandang
dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya yang serba
beragam dan bernilai strategis dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan
bangsa serta kesatuan wilayah dalam menyelenggarakan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara untuk mencapai tujuan nasional.
a. Kepentingan yang sama, yaitu satu visi, satu orientasi. Pada masa
penjajahan, kepentingan rakyat indonesia adalah mewujudkan Indonesia
yang merdeka. Sekarang, kepentingannya juga harus disepakati bersama,
mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia.
b. Keadilan, yaitu distribusi hasil kerja keras yang proporsional. Di sini
termasuk distribusi dan redistribusi kekayaan negara yang dibagikan
seadil-adilnya untuk kemakmuran rakyat.
c. Kejujuran, yaitu kesesuaian antara kata-kata dan tindakan. Rakyat kecil
tidak menipu rakyat kecil lainnya. Pemerintah tidak menipu rakyatnya.
d. Solidaritas, yaitu bersimpati dan berempati dalam rangka menjaga
kesatuan dan persatuan nasional. Pada level yang tinggi, wujud
solidaritas diekspresikan dengan cara rela berkorban demi bela negara.
e. Kerjasama, yaitu bekerja bersama secara strategis demi mencapai tujuan
nasional. Kerjasama melibatkan semua golongan, meleburkan kelompok
minoritas dan mayoritas.
f. Kesetiaan, yaitu loyalitas pada kesepaktan-kesepakatan nasional yang
dibuat sejak bangsa Indonesia berdiri. Kesetiaan juga bisa diartikan
sebagai loyalitas terhadap nilai-nilai ideologi pancasila sebagai dasar
negara.
1. Trigatra
a. Geografis, yaitu pengetahuan tentang lokasi Indonesia yang
terletak diantara dua benua dan dua samudera. Pengetahuan ini
juga meliputi wilayah Indonesia yang merupakan wilayah
kepulauan.
b. Demografis, yaitu pengetahuan tentang jumlah, komposisi, dan
distribusi penduduk Indonesia yang tersebar di seantero nusantara,
bahkan dunia melalui komunitas diaspora.
c. Strategis, yaitu pengetahuan tentang kekayaan sumber daya alam
yang terbentang secara vertikal dan horizontal, dari atmosfer
sampai dasar laut, dari Sabang sampai Merauke.
2. Pancagatra
a. Ideologi, yaitu pengetahuan yang mendalam dan menyeluruh
tentang Pancasila, meliputi butir-butir, nilai-nilai, makna, dan
implementasinya.
b. Politik, yaitu pengetahuan tentang relasi kekuasaan dan kebijakan
publik yang dibuat oleh orang-orang yang memiliki jabatan.
c. Ekonomi, yaitu pengetahuan tentang pengelolaan sumber daya
untuk dijadikan komoditas yang dapat dinikmati seadil-adilnya
untuk kemakmuran rakyat.
d. Sosial budaya, yaitu pengetahuan tentang keragaman budaya
serta nilai-nilainya yang membentuk kesatuan bangsa Indonesia.
e. Pertahanan dan keamanan, yaitu pengetahuan tentang pentingnya
menjaga keutuhan bangsa Indonesia dari ancaman baik dari dalam
atau luar negeri dari asing atau bangsa sendiri.
J. GLOBALISASI
Menurut KBBI, globalisasi adalah proses masuknya ke ruang lingkup
dunia. Globalisasi adalah sebuah pertukaran sesuatu, entah itu pandangan,
produk, pemikiran, ataupun aspek-aspek kebudayaan dari seluruh dunia.
Dalam kehidupan masyarakat, tentu sangat diuntungkan karena adanya
globalisasi. Namun, tetap saja ada sisi negatif dari dampak globalisasi ini.
Gelombang globalisasi tidak dapat dibendung, melainkan setiap person,
kelompok, maupun bangsa mau tidak mau harus menerima gelombang
globalisasi tersebut.
Di era globalisasi tidak satupun prinsip, paham, ataupun ideologi yang
dapat dipertahankan dengan abadi, karena dengan adanya arus yang dahsyat
tersebut bisa saja prinsip, paham, dan ideologinya tidak dapat diterima pada
kelompok lain.
Untuk itu diperlukan adanya penyesuaian kebutuhan, prinsip, paham, dan
sebagainya dalam menghadapi gelombang dan arus yang sedang menimpa
umat manusia.
Globalisasi memiliki pengaruh terhadap wawasan Nusantara. Maksud
wawasan Nusantara bagi bangsa Indonesia adalah untuk menyamakan visi
seluruh rakyat Indonesia dalam memandang bangsanya dalam satu kesatuan
yang utuh dalam bidang politik, sosial budaya, ekonomi, dan pertahanan
keamanan.
Dengan adanya kesamaan visi dalam memandang bangsa, maka segala
sesuatu yang dilakukan dan diperjuangkan harus berada dalam koridor cita-cita
kebangsaan Indonesia.
Wawasan nusantara dapat saja bergeser dari konsep awalnya karena
dapat terkontaminasi oleh gelombang dan ide-ide global. Akan tetapi yang
terpenting adalah bagaimana menciptakan konsep-konsep dasar dan roh
wawasan Nusantara masih tetap dipertahankan kemudian dilakukan
penyesuaian dengan kondisi dalam konteks global.
L. TEORI KEKUASAAN
1. Machiavelli
2. Napoleon Bonaparte
Napoleon merupakan penganut paham Machiavelli. Ia menambahkan
bahwa untuk mempertahankan suatu negara diperlukan dukungan kondisi
sosial budaya berupa penciptaan IPTEK sehingga menghasilkan kondisi
pertahanan dan keamanan yang solid.
3. Clausewitz
M. KEPULAUAN INDONESIA
Bagian wilayah Indische Archipel yang dikuasai Belanda dinamakan
Nederandsch Oost Indishe Archipelago. Itulah wilayah jajahan Belanda yang
kemudian menjadi wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sebagai
sebutan untuk kepulauan ini sudah banyak nama yang dipakai yaitu ‘Hindia
Timur’, ‘Insulinde’ oleh Multatuli, ‘Nusantara’, ‘Indonesia’, ‘Hindia Belanda
(Nederlandsch-indie)’ pada masa penjajahan Belanda. Bangsa Indonesia sangat
mencintai nama ‘Indonesia’ walaupun bukan dari bahasanya sendiri tetapi
ciptaan orang barat. Nama Indonesia mengandung arti yang tepat, yaitu
kepulauan India. Dalam bahasa Yunani, ‘Indo’ berarti India dan ‘nesos’ berarti
pulau.
N. DEKLARASI JUANDA
Di awal kemerdekaan, wilayah batas laut Indonesia mengacu pada
peraturan masa Hindia Belanda yakni, Teritoriale Zee en en Maritieme Kringen
Ordonantie 1939 (TZMKO 1939). Dalam peraturan itu, pulau-pulau yang ada di
Indonesia sejauh 3 mil dari garis pantai.
Oleh sebab itu, kapal-kapal asing/negara lain tak boleh mengambil
sumber daya atau lewat dalam jarak ini. Namun beberapa tahun setelahnya,
para petinggi negara mempertimbangkan perlu adanya aturan mengenai sistem
laut di Indonesia. Tujuannya, untuk memberikan pemberitahuan legalitas wilayah
perairan Indonesia kepada dunia luar.
Maka pada 13 Desember 1957, sebuah deklarasi dilakukan. Adapun yang
menjadi inisiator adalah Perdana Menteri Djuanda Kartawidjaja. Djuanda
menganggap perlunya mengubah sistem ketatalautan Indonesia untuk
mengubah zona teritorialnya.
Dalam deklarasi ini, Djuanda memberikan informasi kepada negara luar
bahwa wilayah laut sekitar yang berada dalam wilayah kepulauan Indonesia
menjadi wilayah kesatuan dan kedaulatan NKRI.
Isi Deklarasi Djuanda adalah sebagai berikut :
● Bahwa Indonesia menyatakan sebagai negara kepulauan yang mempunyai
corak tersendiri.
● Bahwa sejak dahulu kala Kepulauan Nusantara ini sudah merupakan satu
kesatuan.
● Ketentuan ordonansi 1939 tentang Ordonansi, dapat memecah belah keutuhan
wilayah Indonesia dari deklarasi tersebut mengandung suatu tujuan :
❏ Untuk mewujudkan bentuk wilayah Kesatuan Republik Indonesia
yang utuh dan bulat.
❏ Untuk menentukan batas-batas wilayah NKRI, sesuai dengan asas
negara Kepulauan.
❏ Untuk mengatur lalu lintas damai pelayaran yang lebih menjamin
keamanan dan keselamatan NKRI.
Dasar pertimbangan dibuatnya Deklarasi Djuanda antara lain :
❏ Bentuk geografis
❏ Sejarah
❏ Perlindungan kekayaan alam
❏ UU Kelautan yang ada, sudah tidak sesuai lagi
❏ Keamanan dan keselamatan.
Gambaran dari isi Deklarasi Djuanda antara lain :
❏ Wawasan Nusantara sebagai landasan konsepsi ketahanan
nasional.
❏ Mempunyai arti bahwa wawasan nusantara dijadikan konsep dalam
pembangunan nasional, pertahanan dan keamanan, dan
kewilayahan.
❏ Wawasan Nusantara sebagai wawasan pembangunan.
O. HUKUM LAUT
Dalam perkembangan hukum laut internasional dikenal beberapa konsep
mengenai kepemilikan dan penggunaan wilayah laut sebagai berikut :
1. Res Nullius : menyatakan bahwa laut itu tidak ada yang memilikinya.
2. Res Cimmunis : menyatakan bahwa laut itu adalah milik masyarakat dunia
karena tidak dapat dimiliki oleh masing-masing negara.
3. Mare Liberum : menyatakan bahwa wilayah laut adalah bebas untuk
semua bangsa.
4. Mare Clausum (The Right and Dominion of The Sea) : menyatakan bahwa
hanya laut sepanjang pantai saja yang dapat dimiliki oleh suatu negara
sejauh yang dapat dikuasai dari darat (kira – kira sejauh 3 mil).
5. Archipelagic State Principles (asas negara kepulauan) : menjadi dasar
dalam konvensi PBB tentang hukum laut.
Saat ini konvensi PBB tentang hukum laut (United Nation Convention on the
Law of the Sea – UNCLOS) mengakui adanya keinginan untuk membentuk tertib
hukum dan samudera yang dapat mempermudah komunikasi internasional,
mendayagunakan sumber kekayaan alam secara adil dan efisien, konservasi
dan pengkajian sumber kekayaan hayatinya, serta perlindungan dan pelestarian
lingkungan laut.
Sesuai dengan hukum laut internasional, secara garis besar Bangsa
Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki Laut Teritorial, Perairan
Pedalaman, Zona Ekonomi Ekskusif dan Landasan Kontinen.
1. Negara Kepulauan adalah negara yang seluruhnya terdiri dari satu atau
lebih kepulauan dan dapat mencakup pulau-pulau yang lain. Kepulauan
adalah suatu gugusan pulau, termasuk bagian pulau, perairan
diantaranya.
2. Laut Teritorial adalah satu wilayah laut yang lebarnya tidak melebihi 12 mil
laut diukur dari garis pangkal, sedangkan garis pangkal adalah garis air
surut terendah sepanjang pantai.
3. Perairan Pedalaman adalah wilayah sebelah dalam daratan atau sebelah
dalam dari garis pangkal
4. Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE), dimana tidak boleh melebihi 200 mil laut
dari garis pangkal. Di dalam ZEE, negara yang bersangkutan memiliki hak
kedaulatan untuk keperluan eksplorasi, ekploitas, konservasi dan
pengelolaan sumber kekayaan alam hayati dari perairan.
5. Landasan Kontinen suatu negara berpantai meliputi dasar laut dan tanah
dibawahnya yang terletak di luar laut teritorialnya sepanjang merupakan
kelanjutan alamiah wilayah daratannya.. Jaraknya 200 mil dari garis
pangkal tau dapat lebih dari itu dengan tidak melebihi 350 mil, tidak boleh
melebihi 100 mil dari garis batas kedalaman dasar laut sedalam 2500 m.
Q. DIRGANTARA
Dirgantara adalah istilah ruang (space) antara permukaan bumi sampai ke atas
tak terbatas, terdiri dari:
Ruang angkasa berada dalam rejim internasional sehingga wilayah ini tidak
tunduk dalam rejim kedaulatan suatu negara.
Keistimewaan Dirgantara:
R. RUANG UDARA
Ruang udara adalah ruang yang berisi atmosfir atau partikel udara
yang dapat dihirup oleh manusia dan atau mahluk-mahluk lainnya.
Berdasarkan hukum alami maka ketinggian ruang udara di dunia tidak
sama. Di daerah khatulistiwa akan lebih tinggi daripada di daerah sub
tropis/kutub. 8 negara khatulistiwa : Brazil, Columbia, Congo, ekuador,
Indonesia, Kenya, Uganda, Zaire.
S. HUKUM UDARA
Menurut Ir. Soekarno di hadapan Sidang BPUPKI (Setneg, tt: 66), orang dan
tempat tidak dapat dipisahkan. Oleh karena itu, setelah membangsa orang
menyatakan tempat tinggalnya sebagai negara, selanjutnya pengertian negara
tidak hanya wilayah tempat tinggal, namun diartikan lebih luas (telah dibahas
pada Bab III). Karena orang dan tempat tinggal tidak dapat dipisahkan, perebutan
ruang menjadi hal yang menimbulkan konflik antar antar manusia hingga kini.
Untuk dapat mempertahankan ruang hidupnya bangsa harus mempunyai
kesatuan cara pandang yang dikenal sebagai wawasan nasional. Ilmuwan politik
dan militer menyebutnya sebagai geopolitik.
Konsep wawasan nasional setiap bangsa berbeda. Hal ini berkaitan erat
dengan profil diri bangsa (sejarah, pandangan hidup, ideologi, budaya) dan
geografi. Kedua unsur pokok inilah yang harus diperhatikan dalam pembuatan
konsepsi geopolitik bangsa dan negara.
Menurut regim hukum laut lama, laut menjadi pemisah dari pulau-pulau.
Akibat ketentuan ini, negara Indonesia dan banyak negara nasional baru (pasca
Perang Dunia II) menjadi tidak utuh. Oleh karena itu sejak 1957 Pemerintah
Republik Indonesia memperju-angkan agar asas kepulauan diperbaharui dan
baru berhasil tahun 1982. Perjuangan berkat dukungan negara-negara nasional
baru yang memiliki wilayah gugusan pulau. Kini pengertian asas Negara
kepulauan, adalah (UNCLOS 1982, pasal 46):
KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas kita dapat menyimpulkan secara umum Wawasan Nusantara
adalah keutuhan nusantara/nasional, dalam pengertiannya yaitu cara pandang yang
secara utuh menyeluruh dalam lingkup nusantara dan demi kepentingan
nasional.Bangsa Indonesia memiliki berbagai budaya yang tersebar diseluruh
wilayah.Berbagai perbedaan kebudayaan adalah keanekaragaman budaya yang
menjadi identitas dari bangsa Indonesia.Namun tidak dipungkiri bahwa keaneragaman
budaya bisa saja menimbulkan berbagai konflik yang terjadi dalam masyarakat.Karena
itu diperlukan Wawasan Nusantara sebagai nilai dasar Ketahanan Nasional serta
sebagai pemersatu keragaman budaya bangsa.
SARAN