Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH WAWASAN NUSANTARA BAGIAN 2

MATA KULIAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

DISUSUN OLEH:

MELINA ALVITA (615190011)


WINNIE TARA (615190012)
GRACIA WIJAYA (615190016)
JACKLYN YOHANNA (615190020)
YENITA FRANSISKA (615190035)
FERDINAND NATHANIEL (625190071)

PKN KELAS B

DOSEN UTAMA:
Drs. ZAENI DAHLAN, M.Si

UNIVERSITAS TARUMANAGARA

JAKARTA

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini di buat
untuk memenuhi tugas materi Mata Kuliah Umum Pendidikan Kewarganegaraan
khususnya tentang wawasan nusantara.

Ucapan terima kasih, Penulis sampaikan untuk bapak Zaeni selaku Dosen Mata
Kuliah Umum Pendidikan Kewarganegaraan dan semua pihak yang terlibat dalam
makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat diperlukan demi
kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, penulis mohon maaf apabila dalam makalah ini masih banyak
kesalahan.Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis sendiri dan bagi pembaca,
serta menjadi pintu gerbang ilmu pengetahuan khususnya Mata Kuliah Umum
Pendidikan Kewarganegaraan.

Jakarta, April 2020

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar………………….…………………………………………..i

Daftar Isi………………………..……………...………………………..……ii

Bab I Pendahuluan…………………….…………………………..………1

Latar Belakang……………………....………………...………..……1

Rumusan Masalah………………….………………………………..3

Tujuan Penulisan……………………..………..……………………3

Bab II Pembahasan…...…………………...………………………….……4

A.Pengertian Wawasan Nusantara……………………………..4

B.Fungsi Wawasan Nusantara……………...…………………..4

C.Tujuan Wawasan Nusantara………………….………………..4

D.Hakekat Wawasan Nusantara……………………….………..5

E.Asas Wawasan Nusantara………………...…………………..5

F.Konsep Wawasan Nusantara……………...…………………..6

G.Kedudukan dan Ciri-Ciri Wawasan Nusantara……………..7

H.Implementasi Wawasan Nusantara…………….……………..8

I.Tantangan Wawasan Nusantara…………….…………………..8

J.Globalisasi……………………………………………..…………..12

K.Sosialisasi/Kemasyarakatan Wawasan Nusantara.………..13


L.Teori Kekuasaan…………………………….……………………..14

M.Kepulauan Indonesia…………………....………………………..15

N.Deklarasi Juanda……………………………….…………………..16

O.Hukum Laut…………………………………...……………………..17

P.Karakteristik Wilayah Indonesia………...………………………..19

Q.Dirgantara…………………………………….……….……………..19

R.Ruang Udara………………………………………..………………..20

S.Hukum Udara……………………………………………….………..20

T.Teori Kewilayahan Sebagai Ruang Hidup………..……………..20

Bab III Penutup…………………………………….………………………….…….24

Kesimpulan………………………………………………………….…..24

Saran………………………………………………………………….….24

Daftar Pustaka…………………..………………………………………25
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Wawasan Nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia terhadap rakyat,
bangsa dan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang meliputi
darat, laut dan udara di atasnya sebagai satu kesatuan politik, ekonomi, sosial,
budaya dan pertahanan keamanan. Wawasan nasional itu selanjutnya menjadi
pandangan atau visi bangsa dalam menuju tujuannya.

Wawasan Nusantara merupakan cara pandang bangsa Indonesia terhadap


lingkungannya. Bangsa Indonesia memandang wawasan nusantara sebagai visi
dan perwujudan kebhinekaan (keberagaman) yang ada di Indonesia. Hakikat
dari wawasan nusantara ini adalah menyatukan perbedaan dan batasan wilayah
di seluruh Indonesia dari Sabang sampai Merauke sehingga terwujudnya Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang bersatu dan utuh dalam mencapai
tujuan nasional Indonesia.

Wawasan Nusantara Indonesia dibentuk dan dijiwai oleh pemahaman kekuasaan


bangsa Indonesia yang berdasarkan falsafah Pancasila dan oleh pandangan
geopolitik Indonesia yang berdasarkan pemikiran kewilayahan dan kehidupan
bangsa Indonesia. Hal itu karena dasar pemikiran wawasan nusantara terdiri
atas dasar pemikiran berdasarkan filsafat, kewilayahan, sosial budaya, dan
kesejarahan.

Wawasan Nusantara sebagai Geopolitik Indonesia memiliki manfaat :


1. Diterima dan diakuinya konsepsi nusantara di forum internasional.

2. Wawasan nusantara menjadi salah satu sarana integrasi nasional.


3. Penerapan wawasan nusantara menghasilkan cara pandang tentang
keutuhan wilayah nusantara yang perlu dipertahankan oleh bangsa Indonesia.

4. Pertambahan luas wilayah sebagai ruang hidup memberikan potensi sumber


daya yang besar bagi peningkatan kesejahteraan rakyat.

5. Pertambahan luas wilayah teritorial Indonesia.


BAB II
PERMASALAHAN
A. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian wawasan nusantara?
2. Apa fungsi wawasan nusantara?
3. Apa tujuan wawasan nusantara?
4. Apa hakikat wawasan nusantara?
5. Apa saja asas wawasan nusantara?
6. Bagaimana konsep wawasan nusantara?
7. Bagaimana kedudukan dan ciri wawasan nusantara?
8. Bagaimana implementasi wawasan nusantara?
9. Apa tantangan wawasan nusantara?
10. Bagaimana sosialisasi wawasan nusantara?
11. Apa saja teori kekuasaaan?

B. Tujuan
1. Mengetahui pengertian wawasan nusantara
2. Mengetahui fungsi wawasan nusantara
3. Mengetahui hakikat wawasan nusantara
4. Mengetahui asas wawasan nusantara
5. Mengetahui serta memahami konsep wawasan nusantara
6. Mengetahui serta memahami kedudukan dan ciri dari wawasan nusantara
7. Mengetahui serta memahami implementasi wawasan nusantara
8. Mengetahui apa saja yang menjadi tantangan wawasan nusantara
9. Mengetahui cara mensosialisasikan wawasan nusantara
10. Mengetahui apa saja teori kekuasaan
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN WAWASAN NUSANTARA
Wawasan Nusantara berasal dari 2 kata. Istilah wawasan mengandung
arti cara pandang dan pengetahuan. Nusantara adalah nama lain dari Indonesia.
Secara etimologis, wawasan berarti wawas atau melihat dan nusantara berarti
deretan pulau-pulau atau kepulauan. Kita tidak perlu ambil pusing terhadap
definisi wawasan nusantara yang diturunkan secara etimologis. Secara singkat
kita bisa katakan bahwa pengetahuan tentang Indonesia merupakan suatu
bentuk wawasan nusantara. Maka, wawasan nusantara adalah cara pandang
dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya yang serba
beragam dan bernilai strategis dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan
bangsa serta kesatuan wilayah dalam menyelenggarakan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara untuk mencapai tujuan nasional.

B. FUNGSI WAWASAN NUSANTARA


Wawasan nusantara berfungsi sebagai sumber motivasi, panduan, dan
inspirasi segala sikap dan tindakan yang dilakukan oleh segenap elemen
bangsa, terutama masyarakat dan pemerintah untuk memelihara keberagaman
dan kesatuan demi terciptanya tujuan nasional.

C. TUJUAN WAWASAN NUSANTARA


Tujuannya adalah untuk menumbuhkan jiwa-jiwa manusia indonesia yang
cinta tanah air, nasionalis dan patriotik. Jiwa nasionalis diekspresikan dengan
mengutamakan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan individu.
Dengan demikian, nasionalisme yang dimiliki bukan nasionalisme hasil
indoktrinasi yang kosong nilai-nilai, melainkan nasionalisme yang berisi
pengetahuan nasional yang kuat.
D. HAKIKAT WAWASAN NUSANTARA
Masyarakat Indonesia secara keseluruhan adalah tulang punggung
keberagaman sekaligus kesatuan bangsa Indonesia itu sendiri. Oleh karenanya
masyarakat dihimbau untuk memiliki pengetahuan tentang bangsanya dan
memandang kesatuan serta keberagaman sebagai substansi kehidupan
berbangsa. Masyarakat di sini juga termasuk aparatur negara yang punya
wewenang menyelenggarakan pemerintahan. Dengan demikian, cara berpikir,
sikap, dan tindakan masyarakat Indonesia secara keseluruhan harus berorientasi
pada kepentingan bangsa dan negara.

E. ASAS WAWASAN NUSANTARA


Indonesia memiliki beberapa asas wawasan nusantara, sebagai berikut:

a. Kepentingan yang sama, yaitu satu visi, satu orientasi. Pada masa
penjajahan, kepentingan rakyat indonesia adalah mewujudkan Indonesia
yang merdeka. Sekarang, kepentingannya juga harus disepakati bersama,
mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia.
b. Keadilan, yaitu distribusi hasil kerja keras yang proporsional. Di sini
termasuk distribusi dan redistribusi kekayaan negara yang dibagikan
seadil-adilnya untuk kemakmuran rakyat.
c. Kejujuran, yaitu kesesuaian antara kata-kata dan tindakan. Rakyat kecil
tidak menipu rakyat kecil lainnya. Pemerintah tidak menipu rakyatnya.
d. Solidaritas, yaitu bersimpati dan berempati dalam rangka menjaga
kesatuan dan persatuan nasional. Pada level yang tinggi, wujud
solidaritas diekspresikan dengan cara rela berkorban demi bela negara.
e. Kerjasama, yaitu bekerja bersama secara strategis demi mencapai tujuan
nasional. Kerjasama melibatkan semua golongan, meleburkan kelompok
minoritas dan mayoritas.
f. Kesetiaan, yaitu loyalitas pada kesepaktan-kesepakatan nasional yang
dibuat sejak bangsa Indonesia berdiri. Kesetiaan juga bisa diartikan
sebagai loyalitas terhadap nilai-nilai ideologi pancasila sebagai dasar
negara.

F. KONSEP WAWASAN NUSANTARA

Ada dua konsep dasar tentang pemahaman wawasan nusantara. Pertama


disebut dengan Trigatra, kedua Pancagatra. Trigatra terdiri dari geografis,
demografis dan strategis. Sedangkan Pancagatra terdiri dari ideologi, politik,
ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan keamanan. Berikut penjelasannya:

1. Trigatra
a. Geografis, yaitu pengetahuan tentang lokasi Indonesia yang
terletak diantara dua benua dan dua samudera. Pengetahuan ini
juga meliputi wilayah Indonesia yang merupakan wilayah
kepulauan.
b. Demografis, yaitu pengetahuan tentang jumlah, komposisi, dan
distribusi penduduk Indonesia yang tersebar di seantero nusantara,
bahkan dunia melalui komunitas diaspora.
c. Strategis, yaitu pengetahuan tentang kekayaan sumber daya alam
yang terbentang secara vertikal dan horizontal, dari atmosfer
sampai dasar laut, dari Sabang sampai Merauke.
2. Pancagatra
a. Ideologi, yaitu pengetahuan yang mendalam dan menyeluruh
tentang Pancasila, meliputi butir-butir, nilai-nilai, makna, dan
implementasinya.
b. Politik, yaitu pengetahuan tentang relasi kekuasaan dan kebijakan
publik yang dibuat oleh orang-orang yang memiliki jabatan.
c. Ekonomi, yaitu pengetahuan tentang pengelolaan sumber daya
untuk dijadikan komoditas yang dapat dinikmati seadil-adilnya
untuk kemakmuran rakyat.
d. Sosial budaya, yaitu pengetahuan tentang keragaman budaya
serta nilai-nilainya yang membentuk kesatuan bangsa Indonesia.
e. Pertahanan dan keamanan, yaitu pengetahuan tentang pentingnya
menjaga keutuhan bangsa Indonesia dari ancaman baik dari dalam
atau luar negeri dari asing atau bangsa sendiri.

G. KEDUDUKAN DAN CIRI - CIRI WAWASAN NUSANTARA


➔ KEDUDUKAN WAWASAN NUSANTARA

Wawasan Nusantara sebagai Wawasan Nasional Bangsa Indonesia


merupakan ajaran yang diyakini kebenarannya oleh seluruh rakyat agar
tidak terjadi penyesatan dan penyimpangan dalam upaya mencapai dan
mewujudkan cita cita dan tujuan nasional. Dengan demikian, Wawasan
Nusantara menjadi landasan Visional dalam menyelenggarakan
kehidupan Nasional. Dalam paradigma nasional wawasan nusantara
dapat dilihat dari stratifikasinya antara lain :

- Pancasila sebagai falsafah, ideologi bangsa dan dasar negara


berkedudukan sebagai landasan idiil
- UUD 1945 sebagai landasan konstitusi negara, berkedudukan
sebagai landasan konstitusional
- Wawasan nusantara sebagai visi nasional, berkedudukan sebagai
landasan Visional.
- Ketahanan Nasional sebagai konsepsi nasional atau sebagai
kebijaksanaan nasional, berkedudukan sebagai landasan
operasional.
- GBHN sebgai politik dan strategi nasional atau sebagai
kebijaksanaan dasar Nasional, berkedudukan sebagai landasan
operasional.
➔ CIRI - CIRI WAWASAN NUSANTARA
● Mawas kedalam dengan upaya mewujudkan segenap aspek
kehidupan bangsa dan negara.
● Mewujudkan suatu kesatuan dan persatuan yang bersifat
manunggal dan utuh menyeluruh.
● Mawas keluar dengan penampilan wibawa sebagai wujud sikap
kesatuan, persatuan dan kebulatan wadah, isi dan tata laku.

H. IMPLEMENTASI WAWASAN NUSANTARA


1. Implementasi wawasan nusantara sentiasa berorientasi pada
kepentingan rakyat dan wilayah tanah air secara utuh dan
menyeluruh sebagai berikut : Implementasi wawasan nusantara
dalam kehidupan politik, akan menciptakan iklim penyelenggara
negara yang sehat dan dinamis.
2. Implementasi wawasan nusantara dalam kehidupan ekonomi, akan
menciptakan tatanan ekonomi yang benar-benar menjamin
pemenuhan dan peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran
rakyat secara adil dan merata.
3. Implementasi wawasan nusantara dalam kehidupan sosial budaya,
akan menciptakan sikap batiniah dan lahiriah yang
mengakui,menerima dan menghormati segala bentuk perbedaan
atau kebhinekaan sebagai kenyataan hidup sekaligus karunia sang
pencipta.
4. Implementasi wawasan nusantara dalam kehidupan hankam, akan
menumbuh-kembangkan kesadaran cinta tanah air dan bangsa
yang lebih lanjut akan membentuk sikap bela negara pada setiap
warga negara indonesia

I. TANTANGAN WAWASAN NUSANTARA


1. Pemberdayaan Masyarakat
Kondisi nasional (pembangunan) yang tidak merata mengakibatkan
keterbelakangan dan ini merupakan ancaman bagi integritas.
Pemberdayaan masyarakat diperlukan terutama untuk daerah-daerah
tertinggal. Kondisi tersebut menimbulkan kemiskinan dan kesenjangan
sosial di masyarakat, apabila kondisi ini berlarut-larut masyarakat di
daerah tertinggal akan berubah pola pikir, pola sikap dan pola tindak,
mengingat masyarakat sudah tidak berdaya dalam aspek kehidupannya.
Hal ini merupakan ancaman bagi tetap tegak dan utuhnya NKRI. Dikaitkan
dengan pemberdayaan masyarakat maka diperlukan prioritas utama
pembangunan daerah tertinggal, agar masyarakat dapat berperan dan
berpartisipasi aktif dalam pembangunan di seluruh aspek kehidupan, yang
di dalam pelaksanaannya diatur dengan UU RI No. 22 Tahun 1999
tentang pemerintahan daerah.
2. Dunia Tanpa Batas
Kenichi Omahe dalam bukunya “Borderless Word” dan “The End of Nation
State” menyatakan : dalam perkembangan masyarakat global,
batas-batas wilayah negara dalam arti geografi da politik relative masih
tetap, namun kehidupan dalam satu negara tidak mungkin dapat
membatasi kekuatan global yang berupa informasi, investasi, industri dan
konsumen yang makin individual. Untuk dapat menghadapi kekuatan
global suatu negara harus mengurangi peranan pemerintah pusat dan
lebih memberikan peranan kepada pemerintah daerah dan masyarakat.
Perkembangan iptek dan perkembangan masyarakat global dikaitkan
dengan dunia tanpa batas dapat merupakan tantangan wawasan
nusantara, mengingat perkembangan tersebut akan dapat mempengaruhi
masyarakat Indonesia dalam pola piker, pola sikap dan pola tindak di
dalam masyarakat, berbangsa dan bernegara.
3. Era Baru Kapitalisme
a. Sloan dan Zureker
Dalam bukunya yang berjudul “dictionary Of economics”,
menyebutkan tentang kapitalisme adalah sistem ekonomi yang
didasarkan atas hak milik swasta atas macam-macam barang dan
kebebasan individu untuk mengadakan perjanjian dengan pihak
lain dan untuk berkecimpung dalam aktivitas-aktivitas ekonomi
yang dipilihnya sendiri berdasarkan kepentingan sendiri serta untuk
mencapai laba guna diri sendiri. Di era baru kapitalisme bahwa
sistem ekonomi untuk mendapatkan keuntungan dengan
melakukan aktivitas – aktivitas secara luas dan mencakup semua
aspek kehidupan masyarakat, sehingga di dalam sistem ekonomi
diperlukan strategi baru yaitu adanya keseimbangan.
b. Lester Thurow
Dalam bukunya yang berjudul “The Future Of Capitalism”,
ditegaskan antara lain bahwa untuk dapat bertahan dalam era baru
kapitalisme harus membuat strategi baru yaitu keseimbangan
antara paham individu dan paham sosialis. Dikaitkan dengan era
baru kapitalisme tidak terlepas dari globalisasi, maka
negara-negara kapitalis yaitu negara-negara maju dalam rangka
mempertahankan eksistensinya di bidang ekonomi menekankan
negara-negara berkembang dengan isu global yang mencakup
demokratisasi, HAM dan lingkungan hidup. Strategi baru yang
ditegaskan oleh Thurow pada dasarnya telah tertuang dalam
falsafah bangsa Indonesia yaitu pancasila yang mengamanatkan
keharmonisan kehidupan yang serasi, selaras dan seimbang
antara individu, masyarakat, bangsa, manusia dan dalam semesta
serta penciptanya.
c. Kesadaran Warga Negara
i. Pandangan bangsa Indonesia tentang hak dan kewajiban.
Bangsa Indonesia melihat bahwa hak tidak terlepas dari
kewajiban, maka manusia Indonesia baik sebagai warga
negara maupun sebagai warga masyarakat, mempunyai
kedudukan, hak dan kewajiban yang sama. Hak dan
kewajiban dapat dibedakan namun tidak dapat dipisahkan,
karena merupakan satu kesatuan tiap hak mengandung
kewajiban dan demikian sebaliknya, kedua-duanya
merupakan dua sisi dari mata uang yang sama. Negara
kepulauan Indonesia didasarkan atas paham negara
kesatuan, menempatkan kewajiban di muka sehingga
kepentingan umum atau masyarakat, bangsa dan negara
harus didahulukan dari kepentingan pribadi atau golongan.
ii. Kesadaran bela negara Pada waktu merebut dan
mempertahankan kemerdekaan Indonesia menunjukan
kesadaran bela negara yang optimal, dimana seluruh rakyat
bersatu padu berjuang tanpa mengenal perbedaan, tanpa
pamrih dan tidak kenal menyerah yang ditunjukan dalam
jiwa heroism dan patriotism karena senasib
sepenanggungan dan setia kawan melalui perjuangan fisik
untuk mengusir penjajah demi merdeka. Di dalam mengisi
kemerdekaan perjuangan yang dihadapi adalah perjuangan
non-fisik yang mencakup seluruh aspek kehidupan,
khususnya untuk memerangi keterbelakangan, kemiskinan,
kesenjangan sosial, memberantas korupsi, kolusi dan
nepotisme, menguasai IPTEK, meningkatkan kualitas SDM
guna memiliki daya saing / kompetitif, transparan dan
memelihara serta menjaga kesatuan dan persatuan bangsa
Indonesia. Di dalam perjuangan non-fisik secara nyata bela
negara mengalami penurunan yang sangat tajam bila
dibandingkan dengan perjuangan fisik, hal ini dapat ditinjau
dari kurangnya rasa persatuan dan kesatuan bangsa dan
adanya beberapa daerah yang ingin memisahkan diri dari
NKRI, sehingga mengarah ke integrasi bangsa.

J. GLOBALISASI
Menurut KBBI, globalisasi adalah proses masuknya ke ruang lingkup
dunia. Globalisasi adalah sebuah pertukaran sesuatu, entah itu pandangan,
produk, pemikiran, ataupun aspek-aspek kebudayaan dari seluruh dunia.
Dalam kehidupan masyarakat, tentu sangat diuntungkan karena adanya
globalisasi. Namun, tetap saja ada sisi negatif dari dampak globalisasi ini.
Gelombang globalisasi tidak dapat dibendung, melainkan setiap person,
kelompok, maupun bangsa mau tidak mau harus menerima gelombang
globalisasi tersebut.
Di era globalisasi tidak satupun prinsip, paham, ataupun ideologi yang
dapat dipertahankan dengan abadi, karena dengan adanya arus yang dahsyat
tersebut bisa saja prinsip, paham, dan ideologinya tidak dapat diterima pada
kelompok lain.
Untuk itu diperlukan adanya penyesuaian kebutuhan, prinsip, paham, dan
sebagainya dalam menghadapi gelombang dan arus yang sedang menimpa
umat manusia.
Globalisasi memiliki pengaruh terhadap wawasan Nusantara. Maksud
wawasan Nusantara bagi bangsa Indonesia adalah untuk menyamakan visi
seluruh rakyat Indonesia dalam memandang bangsanya dalam satu kesatuan
yang utuh dalam bidang politik, sosial budaya, ekonomi, dan pertahanan
keamanan.
Dengan adanya kesamaan visi dalam memandang bangsa, maka segala
sesuatu yang dilakukan dan diperjuangkan harus berada dalam koridor cita-cita
kebangsaan Indonesia.
Wawasan nusantara dapat saja bergeser dari konsep awalnya karena
dapat terkontaminasi oleh gelombang dan ide-ide global. Akan tetapi yang
terpenting adalah bagaimana menciptakan konsep-konsep dasar dan roh
wawasan Nusantara masih tetap dipertahankan kemudian dilakukan
penyesuaian dengan kondisi dalam konteks global.

K. SOSIALISASI/PEMASYARAKATAN WAWASAN NUSANTARA


Untuk mempercepat tercapainya tujuan wawasan Nusantara, perlu juga
dilakukan pemasyarakatan materi Wawasan Nusantara kepada seluruh
masyarakat Indonesia. Pemasyarakatan Wawasan Nusantara tersebut dapat
dilakukan dengan cara berikut,

1. Menurut sifat/ atau cara penyampaian:


a. Langsung: ceramah, diskusi, dialog, tatap muka
b. Tidak langsung: media elektronik dan media cetak

2. Menurut metode penyampaian:


a. Keteladanan, melalui metode penularan keteladanan dalam sikap
perilaku kehidupan sehari-hari kepada lingkungannya dengan
memberikan contoh-contoh berpikir, bersikap dan bertindak
mementingkan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau
golongan sehingga timbul semangat kebangsaan yang selalu cinta tanah
air.

b. Edukasi, melalui metode pendekatan formal dan informal. Pendidikan


formal ini dimulai dari tingkat taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi,
pendidikan karir di semua strata dan bidang profesi, penataran, kursus
dan sebagainya. Sedangkan pendidikan non-formal dapat dilaksanakan di
lingkungan keluarga, pemukiman, pekerjaan, dan organisasi
kemasyarakatan.
c. Komunikasi, tujuan yang ingin dicapai dari sosialisasi wawasan
nusantara melalui metode komunikasi adalah
tercapainya hubungan komunikatif secara baik yang
akan mampu menciptakan iklim saling menghargai,
menghormati, mawas diri, dan tenggang rasa
sehingga terciptanya kesatuan bahasa dan tujuan
tentang wawasan nusantara.

d. Integrasi, tujuan yang ingin dicapai dari pemasyarakatan/sosialisasi


wawasan nusantara melalui metode ini adalah terjalinnya pemahaman
tentang wawasan nusantara akan membatasi sumber konflik di dalam
tubuh bangsa Indonesia baik pada saat ini maupun dimasa mendatang
dan akan memantapkan kesadaran untuk mengutamakan kepentingan
nasional dan cita-cita tujuan nasional.

L. TEORI KEKUASAAN
1. Machiavelli

Segala cara diperbolehkan untuk merebut kekuasaan,


cara adu domba dianggap sah untuk mempertahankan
rezim penguasa, siapa kuat, dia lah yang akan
bertahan hidup.

2. Napoleon Bonaparte
Napoleon merupakan penganut paham Machiavelli. Ia menambahkan
bahwa untuk mempertahankan suatu negara diperlukan dukungan kondisi
sosial budaya berupa penciptaan IPTEK sehingga menghasilkan kondisi
pertahanan dan keamanan yang solid.

3. Clausewitz

Perang merupakan kelanjutan politik dengan cara lain.


Perang sah dilakukan untuk mencapai tujuan nasional suatu
bangsa.

M. KEPULAUAN INDONESIA
Bagian wilayah Indische Archipel yang dikuasai Belanda dinamakan
Nederandsch Oost Indishe Archipelago. Itulah wilayah jajahan Belanda yang
kemudian menjadi wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sebagai
sebutan untuk kepulauan ini sudah banyak nama yang dipakai yaitu ‘Hindia
Timur’, ‘Insulinde’ oleh Multatuli, ‘Nusantara’, ‘Indonesia’, ‘Hindia Belanda
(Nederlandsch-indie)’ pada masa penjajahan Belanda. Bangsa Indonesia sangat
mencintai nama ‘Indonesia’ walaupun bukan dari bahasanya sendiri tetapi
ciptaan orang barat. Nama Indonesia mengandung arti yang tepat, yaitu
kepulauan India. Dalam bahasa Yunani, ‘Indo’ berarti India dan ‘nesos’ berarti
pulau.

N. DEKLARASI JUANDA
Di awal kemerdekaan, wilayah batas laut Indonesia mengacu pada
peraturan masa Hindia Belanda yakni, Teritoriale Zee en en Maritieme Kringen
Ordonantie 1939 (TZMKO 1939). Dalam peraturan itu, pulau-pulau yang ada di
Indonesia sejauh 3 mil dari garis pantai.
Oleh sebab itu, kapal-kapal asing/negara lain tak boleh mengambil
sumber daya atau lewat dalam jarak ini. Namun beberapa tahun setelahnya,
para petinggi negara mempertimbangkan perlu adanya aturan mengenai sistem
laut di Indonesia. Tujuannya, untuk memberikan pemberitahuan legalitas wilayah
perairan Indonesia kepada dunia luar.
Maka pada 13 Desember 1957, sebuah deklarasi dilakukan. Adapun yang
menjadi inisiator adalah Perdana Menteri Djuanda Kartawidjaja. Djuanda
menganggap perlunya mengubah sistem ketatalautan Indonesia untuk
mengubah zona teritorialnya.
Dalam deklarasi ini, Djuanda memberikan informasi kepada negara luar
bahwa wilayah laut sekitar yang berada dalam wilayah kepulauan Indonesia
menjadi wilayah kesatuan dan kedaulatan NKRI.
Isi Deklarasi Djuanda adalah sebagai berikut :
● Bahwa Indonesia menyatakan sebagai negara kepulauan yang mempunyai
corak tersendiri.
● Bahwa sejak dahulu kala Kepulauan Nusantara ini sudah merupakan satu
kesatuan.
● Ketentuan ordonansi 1939 tentang Ordonansi, dapat memecah belah keutuhan
wilayah Indonesia dari deklarasi tersebut mengandung suatu tujuan :
❏ Untuk mewujudkan bentuk wilayah Kesatuan Republik Indonesia
yang utuh dan bulat.
❏ Untuk menentukan batas-batas wilayah NKRI, sesuai dengan asas
negara Kepulauan.
❏ Untuk mengatur lalu lintas damai pelayaran yang lebih menjamin
keamanan dan keselamatan NKRI.
Dasar pertimbangan dibuatnya Deklarasi Djuanda antara lain :
❏ Bentuk geografis
❏ Sejarah
❏ Perlindungan kekayaan alam
❏ UU Kelautan yang ada, sudah tidak sesuai lagi
❏ Keamanan dan keselamatan.
Gambaran dari isi Deklarasi Djuanda antara lain :
❏ Wawasan Nusantara sebagai landasan konsepsi ketahanan
nasional.
❏ Mempunyai arti bahwa wawasan nusantara dijadikan konsep dalam
pembangunan nasional, pertahanan dan keamanan, dan
kewilayahan.
❏ Wawasan Nusantara sebagai wawasan pembangunan.

O. HUKUM LAUT
Dalam perkembangan hukum laut internasional dikenal beberapa konsep
mengenai kepemilikan dan penggunaan wilayah laut sebagai berikut :
1. Res Nullius : menyatakan bahwa laut itu tidak ada yang memilikinya.
2. Res Cimmunis : menyatakan bahwa laut itu adalah milik masyarakat dunia
karena tidak dapat dimiliki oleh masing-masing negara.
3. Mare Liberum : menyatakan bahwa wilayah laut adalah bebas untuk
semua bangsa.
4. Mare Clausum (The Right and Dominion of The Sea) : menyatakan bahwa
hanya laut sepanjang pantai saja yang dapat dimiliki oleh suatu negara
sejauh yang dapat dikuasai dari darat (kira – kira sejauh 3 mil).
5. Archipelagic State Principles (asas negara kepulauan) : menjadi dasar
dalam konvensi PBB tentang hukum laut.

Saat ini konvensi PBB tentang hukum laut (United Nation Convention on the
Law of the Sea – UNCLOS) mengakui adanya keinginan untuk membentuk tertib
hukum dan samudera yang dapat mempermudah komunikasi internasional,
mendayagunakan sumber kekayaan alam secara adil dan efisien, konservasi
dan pengkajian sumber kekayaan hayatinya, serta perlindungan dan pelestarian
lingkungan laut.
Sesuai dengan hukum laut internasional, secara garis besar Bangsa
Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki Laut Teritorial, Perairan
Pedalaman, Zona Ekonomi Ekskusif dan Landasan Kontinen.
1. Negara Kepulauan adalah negara yang seluruhnya terdiri dari satu atau
lebih kepulauan dan dapat mencakup pulau-pulau yang lain. Kepulauan
adalah suatu gugusan pulau, termasuk bagian pulau, perairan
diantaranya.
2. Laut Teritorial adalah satu wilayah laut yang lebarnya tidak melebihi 12 mil
laut diukur dari garis pangkal, sedangkan garis pangkal adalah garis air
surut terendah sepanjang pantai.
3. Perairan Pedalaman adalah wilayah sebelah dalam daratan atau sebelah
dalam dari garis pangkal
4. Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE), dimana tidak boleh melebihi 200 mil laut
dari garis pangkal. Di dalam ZEE, negara yang bersangkutan memiliki hak
kedaulatan untuk keperluan eksplorasi, ekploitas, konservasi dan
pengelolaan sumber kekayaan alam hayati dari perairan.
5. Landasan Kontinen suatu negara berpantai meliputi dasar laut dan tanah
dibawahnya yang terletak di luar laut teritorialnya sepanjang merupakan
kelanjutan alamiah wilayah daratannya.. Jaraknya 200 mil dari garis
pangkal tau dapat lebih dari itu dengan tidak melebihi 350 mil, tidak boleh
melebihi 100 mil dari garis batas kedalaman dasar laut sedalam 2500 m.

P. KARAKTERISTIK WILAYAH INDONESIA


Nusantara berarti Kepulauan Indonesia yang terletak di antara benua Asia
dan benua Australia dan diantara samudra Pasifik dan samudra Indonesia, yang
terdiri dari 17.508 pulau besar maupun kecil.
Kepulauan Indonesia terletak pada batas astronomi sbb:
1. Utara : ± 6°08’ LU
2. Selatan : ± 11°15’ LS
3. Barat : ± 94°45’ BT
4. Timur : ± 141°05’ BT
Jarak utara-selatan sekitar 1.888 Kemerdekaan, sedangkan jarak
barat-timur sekitar 5.110 Kemerdekaan. Luas wilayah Indonesia seluruhnya
adalah 5.193.250 km², yang terdiri dari daratan seluas 2.027.087 km² dan
perairan seluas 3.166.163 km².

Q. DIRGANTARA
Dirgantara adalah istilah ruang (space) antara permukaan bumi sampai ke atas
tak terbatas, terdiri dari:

1. Ruang angkasa (outerspace)


2. Ruang udara (airspace)

Ruang angkasa berada dalam rejim internasional sehingga wilayah ini tidak
tunduk dalam rejim kedaulatan suatu negara.

Keistimewaan Dirgantara:

a. Media gerak (Penerbangan)


b. Media telekomunikasi
c. Media olahraga
d. Pengindraan jarak jauh (Remote sensing)
e. Pertahanan keamanan

R. RUANG UDARA
Ruang udara adalah ruang yang berisi atmosfir atau partikel udara
yang dapat dihirup oleh manusia dan atau mahluk-mahluk lainnya.
Berdasarkan hukum alami maka ketinggian ruang udara di dunia tidak
sama. Di daerah khatulistiwa akan lebih tinggi daripada di daerah sub
tropis/kutub. 8 negara khatulistiwa : Brazil, Columbia, Congo, ekuador,
Indonesia, Kenya, Uganda, Zaire.

S. HUKUM UDARA

Indonesia memiliki beberapa hukum udara, sebagai berikut:

1. Negara hanya berdaulat terhadap ruang udara di atas wilayah seluas


“territorial Belt”
2. Di atas laut lepas dan “TERRA NULLIUS” ruang udara tersebut
bebas
3. Ruang lingkup wilayah suatu negara berbentuk kerucut yang meluas
dari titik pusat bumi ke ruang diatasnya
4. Kedaulatan suatu negara terbatas pada “RATION LOCI” dan bukan
pada “RATION MATERIAE”

T. TEORI KEWILAYAHAN SEBAGAI RUANG HIDUP

Menurut Ir. Soekarno di hadapan Sidang BPUPKI (Setneg, tt: 66), orang dan
tempat tidak dapat dipisahkan. Oleh karena itu, setelah membangsa orang
menyatakan tempat tinggalnya sebagai negara, selanjutnya pengertian negara
tidak hanya wilayah tempat tinggal, namun diartikan lebih luas (telah dibahas
pada Bab III). Karena orang dan tempat tinggal tidak dapat dipisahkan, perebutan
ruang menjadi hal yang menimbulkan konflik antar antar manusia hingga kini.
Untuk dapat mempertahankan ruang hidupnya bangsa harus mempunyai
kesatuan cara pandang yang dikenal sebagai wawasan nasional. Ilmuwan politik
dan militer menyebutnya sebagai geopolitik.

Konsep wawasan nasional setiap bangsa berbeda. Hal ini berkaitan erat
dengan profil diri bangsa (sejarah, pandangan hidup, ideologi, budaya) dan
geografi. Kedua unsur pokok inilah yang harus diperhatikan dalam pembuatan
konsepsi geopolitik bangsa dan negara.

Untuk dapat melaksanakan wawasannya bangsa perlu menyusun konsep


geostra-tegi. Strategi sendiri merupakan bagian dari politik, hal ini seperti
diungkapkan dalam teori para panglima perang. Clauswitz menyatakan “Perang
merupakan kelanjutan dari politik, sedangkan strategi adalah ilmu/seni untuk
memenangkan perang. Oleh karenanya membahas geopolitik tidak lepas
membahas geostrategi.

Konsep wawasan kebangsaan tentang wilayah mulai dikembangkan


sebagai ilmu pada akhir abad XIX dan awal abad XX. Konsepsi ini dikenal
sebagai geopolitik, yang pada mulanya membahas geografi dari segi politik
negara (state). Selanjutnya berkem-bang konsep politik (dalam arti distribusi
kekuatan) pada hamparan geografi negara, sehingga tidaklah berlebihan bahwa
geopolitik sebagai ilmu “baru” dicurigai sebagai upaya pembenaran pada kosepsi
ruang (Sunardi. 2004: 157). Oleh karena itu dalam membahas masalah wawasan
nasional, disamping membahas sejarah terjadinya konsep wawasan nasional
perlu membahas pula teori geopolitik serta implementasinya pada negara kita.
Sebelum membahas masalah geopolitik (suatu negara) perlu mendalami
ciri khusus negara berdasarkan bentuk geomorfologinya, yaitu pada konstalasi
wilayah secara utuh (darat, laut dan udara) dan perilaku manusia menghadapi
tantangan berdasarkan bentuk geografinya. Negara (dalam arti wilayah) dapat
dibedakan: (1) Dikelilingi daratan (land lock country); (2) Berbatasan dengan laut,
yang dapat dibedakan: (a) negara pulau (oceanic archipelago), (b) negara pantai
(coastal archipelago), (c) Negara kepulauan (archipelago).

Menurut regim hukum laut lama, laut menjadi pemisah dari pulau-pulau.
Akibat ketentuan ini, negara Indonesia dan banyak negara nasional baru (pasca
Perang Dunia II) menjadi tidak utuh. Oleh karena itu sejak 1957 Pemerintah
Republik Indonesia memperju-angkan agar asas kepulauan diperbaharui dan
baru berhasil tahun 1982. Perjuangan berkat dukungan negara-negara nasional
baru yang memiliki wilayah gugusan pulau. Kini pengertian asas Negara
kepulauan, adalah (UNCLOS 1982, pasal 46):

a. “Negara Kepulauan” berarti suatu Negara yang seluruhnya terdiri dari


satu atau lebih kepulauan dan dapat mencakup pulau-pulau lain.

b. “kepulauan” berarti suatu gugusan pulau, termasuk bagian pulau,


perairan dianta-ranya dan lain-lain wujud alamiah yang hubungannya satu sama
lainnya demikian eratnya sehingga pulau-pulau, perairan dan wujud alamiah
lainnya itu merupakan suatu kesatuan geografi, ekonomi dan politik yang hakiki,
atau secara historis dianggap sebagai demikian.

Geopolitik Indonesia dinamakan Wawasan Nusantara, dengan alasan: (1)


Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negara kepulauan (Setneg RI, tt: 66);
(2) Berada diantara dua benua (Asia dan Australia) dan dua lautan (Lautan India
dan Lautan Pasifik) sehingga tepatlah bila dinamakan Nusantara (nusa diantara
air); (3) Keunikan lainnya adalah bahwa wilayah nusantara berada di Garis
Khatulistiwa dan diliwati oleh Geo Stationary Satelite Orbit (GSO).

Untuk melaksanakan konsepsi Wawasan Nusantara, disusun konsepsi


geostrategi yang diberi nama Ketahanan Nasional. Dalam konsepsi ini bangsa
Indonesia menguta-makan pembangunan kekuatan sosial sebagai prioritas
utama dan pembangunan kekuatan fisik prioritas selanjutnya (Lemhannas 1980:
227). Kekuatan sosial yang terbina dengan baik secara persuasif akan mampu
mengajak masyarakat untuk membangun kekuatan fisik untuk kesejahteraan dan
keamanan negara dan bangsa.
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Dari pembahasan di atas kita dapat menyimpulkan secara umum Wawasan Nusantara
adalah keutuhan nusantara/nasional, dalam pengertiannya yaitu cara pandang yang
secara utuh menyeluruh dalam lingkup nusantara dan demi kepentingan
nasional.Bangsa Indonesia memiliki berbagai budaya yang tersebar diseluruh
wilayah.Berbagai perbedaan kebudayaan adalah keanekaragaman budaya yang
menjadi identitas dari bangsa Indonesia.Namun tidak dipungkiri bahwa keaneragaman
budaya bisa saja menimbulkan berbagai konflik yang terjadi dalam masyarakat.Karena
itu diperlukan Wawasan Nusantara sebagai nilai dasar Ketahanan Nasional serta
sebagai pemersatu keragaman budaya bangsa.

SARAN

Sebagai masyarakat Indonesia yang telah memahami konsep Wawasan Nusantara,


sebaiknya bisa menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.Meskipun kebudayaan
Indonesia sangat beragam, namun sebaiknya tetap mementingkan kesatuan dan
persatuan bangsa Indonesia serta kesatuan wilayah dalam menyelenggarakan
kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara, untuk mencapai tujuan nasional.
DAFTAR PUSTAKA

1. Wawasan Nusantara: Pengertian, Hakikat, Aspek, Contoh


2. (DOC) Tantangan wawasan nusantara | helmi nurlela
3. KEDUDUKAN, FUNGSI, DAN TUJUAN WAWASAN NUSANTARA, diakses pada
1 April 2020 pukul 11:42 WIB
4. Wawasan Nasional dan Geopolitik Nadia Eva 1 April 2020 pukul 11:52 WIB
5. WAWASAN NUSANTARA 1 April 2020 pukul 11:54 WIB
6. Makalah Wawasan Nusantara
7. Wawasan Nusantara
8. http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/195202151983011-M.
_UMAR_DJANI_MARTASUTA/A%20Dikwar/1%20Pendidikan%20Kewarganegar
aan/Wasantara/WAWASAN_NUSANTARA.pdf
9. Wilayah sebagai Ruang Hidup,
http://nsimeon.blogspot.com/2013/12/wilayah-sebagai-ruang-hidup.html (3 April
2020, 14:42)

Anda mungkin juga menyukai