Anda di halaman 1dari 12

Tolak peluru adalah salah satu cabang olahraga melempar dalam atletik dimana sang

atlet akan melemparkan sebuah bola besi sejauh mungkin dari titik lempar menuju titik
pendaratan dengan menggunakan teknik tertentu dan aturan main yang telah ditetapkan.

Olahraga tolak peluru bisa dilakukan di lapangan indoor ataupun outdoor. Faktor
penentu dalam tolak peluru secara umum ada 2, yakni teknik dan postur tubuh atlet.
merupakan olah raga yang telah ada sejak zaman Yunani
kuno, namun waktu itu bentuk & tata cara olahraga ini
berbeda.
Menurut Homer, pada waktu itu olahraga tolak peluru bernama lempar beban (weight trowing).

Hanya saja tak ada catatan sejarah mengenai bentuk atau bahkan jenis beban persisnya (yang
bisa ditelusuri dari data sejarah yang ada hanyalah lempar batu) yang dipergunakan pada waktu
itu.

Namun demikian, olah raga ini merupakan salah satu jenis latihan perang yang dilakukan oleh
para prajurit Troya yang kemudian dipertandingkan.

Pada abad ke 16 di Inggris, Raja Henry ke VIII juga menyelenggarakan pertandingan yang
serupa, yakni lempar beban dan lempar palu.
• Gaya Klasik (samping), gaya ini merupakan gaya tolak peluru yang menggunakan awalan
menyamping, yakni atlet menghadap kesamping dalam posisi siap sebelum mulai menolak
peluru.

• Gaya Glide (meluncur), Berbeda dengan gaya samping, pada gaya ini atlet akan melakukan
setengah putaran terlebih dahulu sebelum melontarkan peluru.

• Gaya Spin (berputar), Pada gaya ini, atlet akan melakukan putaran 360 derajat sebelum
melakukan lemparan.
1. Teknik Tolak Peluru Gaya Glide (meluncur)

Posisi awal gaya ini adalah menghadapkan tubuh ke arah belakang membelakangi sektor pendaratan, peluru
berada di tangan kanan, lalu menempelkan peluru pada leher sehingga kepala menjadi miring ke kanan.
Lalu, posisi badan agak menunduk ke bawah condong ke sisi kanan sehingga posisi bahu kiri lebih tinggi.

Kaki kanan di tekuk sedikit untuk memberikan daya tolakan, dan kaki kiri di tempatkan ke belakang, bisa
lurus atau sedikit tertekuk.

Saat melakukan luncuran 180 derajat, badan dicondongkan sedikit ke depan sehingga ujung kaki kiri bisa
terangkat dari lantai, kemudian kaki kanan melakukan tolakan dan kaki kiri terdorong hingga ke balok
batas lempar.
2. Teknik Tolak Peluru Gaya Spin (berputar)

Awalan dilakukan sebagaimana gaya glide, yakni atlet menghadap ke belakang, tangan kanan
memegang peluru dan menempelkannya di leher. Tubuh tegak dengan kepala miring.
Posisi kedua kaki mula-mula di tempatkan sejajar. Lalu pada gerakan pertama, kaki kiri menjadi
tumpuan agar kaki kanan bisa diayunkan menuju tengah lingkaran.

Ayunkan kaki kanan menuju area tengah lingkaran dengan hasil akhir posisi kaki kanan masih
membelakangi area pendaratan dan bersiap menjadi poros.

Sebelum kaki kanan menapak tengah lingkaran, kaki kiri yang semula menjadi poros kini diangkat dan
diayunkan dengan gerakan melingkar sehingga nantinya kaki kananlah yang berperan menjadi poros
akhir bagi putaran tubuh.
Atlet boleh Atlet harus Peluru harus
memasuki menahan peluru mendarat pada
lingkaran tolakan dengan sektor area
dari arah mana menggunakan pendaratan yang
saja. lehernya. disediakan

Atlet tolak peluru Peluru harus Atlet harus


hanya memiliki dilontarkan hanya meninggalkan
waktu 60 detik dengan lingkaran setelah
untuk menggunakan satu melakukan
menyelesaikan tangan lemparan
pertandingan

Atlet tidak
diperkenankan Atlet hanya boleh
melakukan Atlet hanya boleh
menggunakan meninggalkan
sarung tangan, gerakan tolakan di
dalam lingkaran lingkaran setelah
namun boleh peluru mendarat.
pakai pelindung saja
ruas jari.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai