LANDASAN TEORI
Pengertian dari impor adalah proses memasukkan barang dari luar negeri ke dalam
negeri. Berdasarkan undang-undang pajak, yang dimaksud dengan impor adalah
kegiatan memasukkan barang kena pajak dari luar daerah pabean ke dalam daerah
pabean.
Impor adalah proses memasukkan barang dari luar negeri ke dalam negeri.
berdasarkan undang-undang pajak, yang dimaksud dengan impor adalah kegiatan
memasukkan barang kena pajak dari luar daerah pabean ke dalam daerah pabean.
Pengertian tentang daerah pabean terdapat dalam pasal 1 undang-undang nomor18
tahun 2000 tentang pajak pertambahan nilai barang dan jasa dan pajak penjualan
atas barang mewah, sebagai berikut : “daerah pabean adalah wilayah republik
indonesia yang meliputi wilayah darat, perairan, dan ruang udara diatasnya serta
tempat-tempat tertentu di Zona Ekonomi Eksklusif dan landas kontinen yang
didalamnya berlaku. undang-undang nomor 10 tahun 1995 tentang kepabeanan”.
dalam hal impor barang kena pajak juga dikenal ada dua jenis kegiatan, yaitu :
1. Kegiatan memasukkan barang kena pajak dari luar daerah pabean yang
langsung dilakukan oleh dan untuk kepentingan importir yang
bersangkutan. sebagai objek pajak pertambahan nilai adalah kegiatan impor
barang kena pajak.
II-1
II-2
a. Barang pindahan
b. Barang yang bersifat hibah dari Negara / badan pemberi bantuan
kepada pemerintah Republik Indonesia.
c. Barang yang dibiayai dengan bantuan kepada pemerintahan
Republik Indonesia.
d. Barang atau bahan yang dimasukkan ke perusahaan pengelolaan
di kawasan berikat (PPDB) untuk diolah lebih anjut menjadi
barang olahan sesuai dengan izin industri PDDB tersebut.
e. Barang atau bahan yang dimasukkan ke kawasan berikat atau
gudang berikat untuk ditimbun, disimpan atau dikemas.
f. Barang impor yang disetujui oleh Dirjen Perdagangan Luar
Negeri atau pejabat yang ditunjuknya untuk diberikan
pengecualian dan ketentuan tataniaga impor, meliputi :
1. Barang impor sementara
2. Untuk keperluan penelitian dan pemgembangan ilmu
pengentahuan dan teknologi.
3. Untuk hibah dan bantuan lainnya bagi keperluan social yang
ridak diperdagangkan kembali.
4. Untuk diimpor kembali setelah diperbaiki di luar negeri
yang sebelumnya adalah barang asal impor.
5. Untuk barang contoh sesuai dengan keputusan menteri
keuangan No. 140/KMK.05/1997.
6. Kendaraan Bermontor keperluan kedutaan besar Negara
asing dan kantor perwakilan Diplomatik Asing serta
Lembaga Inernasional sesuai dengan Keputusan Menteri
perindustrian dan Perdagangan No. 99/MPP/Kep./2/1988.
2.1.3 Status Barang Impor
1. DO ( Delivery Order )
DO adalah dokumen yang di keluarkan oleh perusahaan
pelayaran kepada importir yang berisi bahwa barang impor
sudah sampai di pelabuhan. Hal-hal yang tercantum dalam
delivery order (D/O) :
a. No dan tanggal D/O dikeluarkan
b. Nama dan alamat perusahaan yang mengeluarkan
Delivery Order (D/O)
c. Nama dan alamat perussahaan EMKL
d. Nama dan alamat consignee
e. Pelabuhan asal barang
f. Nama kapal pengangkutnya.
g. Tanggal tiba di pelabuhan tujuan
h. Nomor Bill of lading
i. Nama Gudang atau tempat penimbunan barang.
j. Tanggal dan invoice
k. Berat dan ukuran barang.
II-7
3. Manifest
Manifest ( Cargo- Manifest) atau sering dikenal dengan Cargo
Declaration menurut Convention on Facilitation of International
Maritime Traffic 1965 (FAL Convention of 1965) merupakan
dokumen yang berisi semua informasi yang berkaitan dengan
barang-barang niaga (kargo) yang diangkut sarana pengangkut
(kapal) pada saat kedatangan ataupun keberangkatan. Dengan
demikian semua barang ekspor dan impor yang dibawa oleh sarana
pengangkut akan terdata (recorded) semua dalam Cargo-Manifest.
Semua proses pelayanan kepabeanan yang dilakukan oleh Bea dan
Cukai (BC) akan mengacu ke dalam dokumen manifest ini. Mulai
dari proses pengeluaran barang dengan penyelesaian kewajiban
pabean (PIB), pengeluaran ke Tempat Penimbunan Berikat (TPB:
KB, GB, TBB), pengeluaran ke Kawasan Pabean/TPS lainnya dan
semua proses pelayanan kepabeanan lainnya harus menunjuk dan
II-8
5. Packing List
Packing List adalah dokumen yang menjelaskan tentang daftar isi
barang yang dipak, dibungkus atau diikat dalam peti, kaleng, kardus
dsb, yang fungsinya untuk memudahkan pemeriksaan oleh Bea dan
Cukai. Daftar isi barang tersebuat dibuat oleh penjual / eksportir.
Hal – hal yang tercantum dalam Packing List :
a. Nama dan alamat importir.
b. Jenis dan jumlah barang untuk tiap – tiap kemasan
c. Berat kotor
d. Nama dan alamat perusahaan pengirim barang
e. Nama dan tanggal packing list.
1. Jalur Merah
Jalur merah adalah mekanisme pelayanan dan pengawasan
pengeluaran barang impor dengan dilakukan pemeriksaan fisik dan
penelitian dokumen sebelum penerbitan SPPB. Jalur merah
ditetapkan berdasarkan Profil Importir atau Profil Komoditi.
Kriteria jalur merah:
a. Importir baru
b. Importir yang termasuk dalam kategori resiko tinggi (high risk
importer)
c. Barang impor sementara
d. Barang Operasional Perminyakan (BOP) golongan II
e. Barang re-impor
f. Terkena pemeriksaan acak
g. Barang impor tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah
h. Barang impor yang termasuk dalam komoditi beresiko tinggi
dan/atau berasal dari negara yang beresiko tinggi.
Untuk jalur merah dilakukan penelitian dokumen dan pemeriksaan
fisik barang. Dalam jalur merah, diperlukan pemeriksaan fisik apabila
:
a. Ada Nota Hasil Intelijen (NHI)/Nota Informasi (NI), dan/atau
b. pemeriksaan acak.
2. Jalur Hijau
Jalur hijau adalah mekanisme pelayanan dan pengawasan pengeluaran
barang impor dengan tidak dilakukan pemeriksaan fisik, tetapi
dilakukan penelitian dokumen setelah penerbitan Surat Persetujuan
Pengeluaran Barang (SPPB).
II-12
3. Jalur Prioritas
Kriteria jalur prioritas adalah importir yang ditetapkan sebagai
Importir Jalur Prioritas, dan untuk jalur prioritas tidak dilakukan
pemeriksaan pabean sebagaimana yang dilakukan terhadap jalur
merah atau hijau. Persyaratan Mengajukan Permohonan Sebagai
Importir Jalur Prioritas Kepada Dirjend Bea Cukai:
a. Bidang Usaha (Nature of Business) yang jelas.
b. Tidak pernah menyalah gunakan fasilitas di bidang kepabeanan
selama 1 tahun terakhir.
c. Tidak pernah memberitahukan jumlah dan jenis barang serta nilai
pabean yang berbeda dengan yang diimpor selama 1 tahun
terakhir.
d. Telah di audit oleh kantor Akuntan Publik yang menyatakan
bahwa perusahaan tersebut tidak pernah mendapatkan opini
disclaimer atau advace.
e. Tidak mempunyai tunggakan utang karena kekurangan
pembayaran BM Kepada Dirjend Bea Cukai.
2.3 Transportasi
Pada dasarnya jasa merupakan semua aktivas ekonomi yang hasilnya tidak
merupakan produk dalam bentuk fisik atau konstruksi, yang biasanya di konsumsi
pada saat yang sama dengan waktu yang di hasilkan dan memberi nilai tambah
(seperti misalnya kenyamanan, hiburan,kesenangan, atau kesehatan) atau
pemecahan atas masalah yang di hadapi konsumen (Lupployoadi,2001 :5).
Tidak jauh berbeda definisi di atas, ada beberapa ahli mendefinisikan “jasa”
diantaranya adalah :
II-14
Jasa adalah setiap kegiatan atau manfaat yang di tawarkan oleh suatu pihak pada
pihak lain dan pada dasarnya tidak berwujud serta tidak menghasilkan kepemilikan
sesuatu.”(Kotler, Philip, 1996 :383)”
Berdasarkan beberapa definisi di atas , maka jasa pada dasarnya adalah sesuatu
yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Persiapan
Sebelum melakukan Import dari luar negeri bisa dipastikan seorang custom
clearence harus berkoordinasi dengan bagian purchasing yang membeli produk
tersebut, bisa dibilang di bagian ini tidak terlalu sulit karena segala
kepengurusan dokumen dilakukan oleh pihak pengirim (eksportir) yang berarti
yang mengurus dokumen awal ini adalah Vendor atau Produsen Material yang
kita pesan.
2. Laporan
Setelah pihak eksportir memastikan barang telah dikirim, maka kita sebagai
custom clearance harus menanyakan kepada pihak pengirim Perkiraaan waktu
kedatangan barang tersebut di pelabuhan, (Biasanya Tanjung Priok). Pihak
eksportir biasanya melakukan pengiriman berkas melalui email segera setelah
ereka mengirimkan material. Di dokumen ini kita bisa melihat estimasi
kedatangan, kuantitas barang yang dikirim, pengirimannya via apa, Bisa udara
atau bisa via laut. dan packagingnya seperti apa.
3. Koordinasi dengan Bea Cukai
5. Pengecekan
Setelah barang datang, akan dilakukan pengecekan oleh pihak Bea Cukai,
ditemani oleh orang dari perusahaan kita, untuk menentukan kriteria material
tersebut, apakah bebas pajak, apakah kena pajak, apakah sesuai dengan surat
jalan apakah tidak. Perlu diketahui jika jumlah material sangat banyak, maka
yang akan di cek hanya 30% dari seluruh barang.
6. Storage
Setelah melakukan pengecekan, tentunya harus segera ditentukan kapan barang
tersebut akan iambil atau dilanjutkan oleh forwarder ke perusahaan kita karena
jika tidak, barang akan disimpan di pelabuhan atas nama Bea Cukai dan kita
wajib membayar biaya storage (penyimpanan). Maka dari itu kinerja yang
cepat dibutuhkan dalam menjadi seorang custom clearence. Dalam waktu
tertentu jika barang ini tidak diproses maka akan ilakukan pemusnahan, atau
penjualan, atau pengembalian terhadap eksportis atas barang yang tidak
diambil tersebut. Dan pihak Bea Cukai memiliki hak untuk melakukan hal ini
terhadap barang-barang yang tidak memenuhi ketentuan pengiriman di
Indonesia.
7. Pengambilan
Dari poin-poin diatas bisa disebutkan bahwa tanggung jawab dari seorang custom
clearence adalah ;
Six sigma adalah suatu metodologi sistematis yang berfokus pada factor kunci yang
mengendalikan performansi suatu proses, mengaturnya pada tingkat yang paling
baik dan menjaganya agar tetap pada level tersebut. Lean adalah suatu metodologi
sistematik untuk mengurangi kompleksitas dan melancarkan proses dengan
mengidentifikasi dan mengeliminasi kompleksitas dan melancarkan proses dengan
mengidentifikasi dan mengeliminasi sumber dari pemborosan (waste) dalam
proses, karena pemborosan bisa mengakibatkan macetnya aliran.
Lean six sigma merupakan kombinasi antara Lean dan Six sigma dapat di
definisikan sebagai suatu filosofi bisnis, pendekatan sistemik dan sistematik untuk
mengidenfitikasi dan menghilangkan pemborosan atau aktivitas-aktivitas yang
tidak bernilai tambah (non value added activities) melalui peningkatan terus-
menerus untuk mencapai tingkat kinerja enam sigma, pendekatan lean bertujuan
untuk menghilangkan pemborosan, mempelancar aliran material, produk dan
informasi variasi proses, pengendalian proses dan peningkatan terus menerus.
2.8.1 Waste
Ketika membahas mengenai waste,akan tersirat tentang hilangnya sesuatu hal yang
berharga,hal ini berarti konsep dari waste memiliki hubungan dengan nilai. Nilai
didefinisikan oleh pelanggan akan tetapi di buat oleh produsen dan hanya bermakna
bila berbentuk produk atau jasa (Woman dan Jones,2003). Hal ini di dukung oleh
Gasperz (2007) yang menyatakan waste adalah segala aktivitas yang tidak memiliki
nilai tambah dalam proses transformasi dari input sampai menjadi output sepanjang
value stream.
II-19
Diagram tulang ikan atau fishbone diagram adalah salah satu metode / tool di dalam
meningkatkan kualitas. Sering juga diagram ini disebut dengan diagram Sebab-
Akibat atau cause effect diagram. Penemunya adalah seorang ilmuwan jepang pada
tahun 60-an. Bernama Dr. Kaoru Ishikawa, ilmuwan kelahiran 1915 di Tikyo
Jepang yang juga alumni teknik kimia Universitas Tokyo. Sehingga sering juga
disebut dengan diagram ishikawa. Metode tersebut awalnya lebih banyak
digunakan untuk manajemen kualitas. Yang menggunakan data verbal (non-
numerical) atau data kualitatif. Dr. Ishikawa juga ditengarai sebagai orang pertama
yang memperkenalkan 7 alat atau metode pengendalian kualitas (7 tools). Yakni
fishbone diagram, control chart, run chart, histogram, scatter diagram, pareto chart,
dan flowchart.
Diagram Fishbone (Tulang Ikan)/ Cause and Effect (Sebab dan Akibat)/ Ishikawa
telah menciptakan ide cemerlang yang dapat membantu dan memampukan setiap
orang atau organisasi/perusahaan dalam menyelesaikan masalah dengan tuntas
sampai ke akarnya. Kebiasaan untuk mengumpulkan beberapa orang yang
mempunyai pengalaman dan keahlian memadai menyangkut problem yang
dihadapi oleh perusahaan Semua anggota tim memberikan pandangan dan pendapat
dalam mengidentifikasi semua pertimbangan mengapa masalah tersebut terjadi.
Kebersamaan sangat diperlukan di sini, juga kebebasan memberikan pendapat dan
pandangan setiap individu. Jadi sebenarnya dengan adanya diagram ini sangatlah
II-20