Anda di halaman 1dari 19

Peran Pendidikan Pesantren Dalam Pembentukan Karakter

Dalam Menghadapi Tantangan Kehidupan Modern


(Studi Kasus Santri Pondok Pesantren Al-Fakhriyah Baturaja)

PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Penyusunan Skripsi
Pada Program Studi Pendidikan Agama Islam

Oleh :
Nama : Uke Resti Anindhea EZ
NIM : 1986208101
Semester : VII
Jurusan : Pendidikan Agama Islam

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) BATURAJA


TAHUN 2022
OUT LINE

Halaman Judul..................................................................................................

Daftar Isi...........................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................

A. Latar Belakang Masalah............................................................................

B. Batasan Masalah........................................................................................

C. Rumusan Masalah......................................................................................

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian...............................................................

E. Definisi Konseptual...................................................................................

F. Tinjauan Pustaka........................................................................................

G. Metodologi Penelitian................................................................................

H. Sistematika Pembahasan............................................................................

BAB II LANDASAN TEORI.........................................................................

A. Pendidikan Pesantren.................................................................................

1. Pengertian Pendidikan Pesantren..........................................................

2. Peran Pendidikan Pesantren..................................................................

3. Nilai-Nilai Pendidikan Pesantren.........................................................

B. Pendidikan Karakter Di Era Modern........................................................

1. Pengertian Pendidikan Karakter.............................................................

2. Pembentukan Karakter Di Era Modern..................................................

3. Faktor Penghambat Dan Pendukung Pendidikan Karakter....................

ii
BAB III GAMABARAN DAN HISTORIS LOKASI PENELITIAN

A. Sejarah Singkat Berdiri Dan Perkembangan Pondok Pesantren Al-Fakhriyah

Baturaja......................................................................................................

B. Letak Geografis Pondok Pesantren Al-Fakhriyah Baturaja.......................

C. Visi Misi Dan Tujuan................................................................................

D. Sistem Kurikulum......................................................................................

E. Struktur Organisasi....................................................................................

F. Sarana Dan Prasarana................................................................................

G. Daftar Guru Dan Karyawan.......................................................................

H. Daftar Jumlah Santri..................................................................................

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Peran Pendidikan Pesantren Dalam Pembentukan Karakter Dalam

Menghadapi Tantangan Modern................................................................

B. Faktor Penghambat Dan Pendukung Peran Pendidikan Pesantren Dalam

Pembentukan Karakter Santri Pondok Pesantren Al-Fakhriyah Baturaja.

BAB V PENUTUP..........................................................................................

A. Simpulan....................................................................................................

B. Saran..........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebagai lembaga pendidikan islam tradisional pesantren identik

dengan makna keislaman juga makna keaslian Indonesia (indegenous),

sehingga islam tinggal meneruskan dan mengislamkan lembaga

pendidikan yang sudah ada. Sebagai sebuah sistem pendidikan yang

merupakan kelanjutan dari sistem pendidikan sebelumnya, pesantren

berhasil memadukan sistem pendidikan islam yang di dalamnya diajarkan

ajaran islam dengan budaya lokal yang mengakar pada saat itu. Upaya

pemaduan antara ajaran islam dengan budaya lokal itu merupakan ciri

penyebaran islam pada masa awal islam, yang mengutamakan kelenturan

dan toleransi terhadap keyakinan dan nilai-nilai yang hidup subur di

masyarakat sejak sebelum islam datang ke Nusantara. Dengan demikian,

dalam sejarah perjalanannya, pesantren telah berhasil melakukan upaya-

upaya kontekstualisasi ajaran islam dengan budaya lokal.1

Dari gamabaran di atas jelaslah bahwa pesantren yang merupakan

lembaga pendidikan di Indonesia, yang tumbuh dan berkembang sejak

ratusan tahun lalu masih eksis dan di butuhkan kehadirannya di tengah-

tengah masyarakat muslim Indonesia. Nilai-nilai dasar yang sangat

mempengaruhi keberlangsungan pendidikan pesantren adalah


1
Mohammad Muchlis Solichin, 2012.”Rekontruksi Pendidikan Pesantren
Sebagai Pembentukan Karakter” , KARSA: Journal of Social and Islamic Culture.
Vol.20, No 1

1
2

kemandirian, kesederhanaan, dan keikhlasan dalam kehidupan

santri dan warga pesantren lainnya. Namun ketika memasuki era modern,

nilai-nilai itu berbenturan dengan paham-paham yang di akibatkan oleh

pola hidup modern.

Pesantren merupakan lembaga pendidikan yang bertujuan

membentuk santri menjadi mandiri dan berakhlak. Cita-cita daan tujuan

pendidikan islam adalah penanaman adab. Penanaman adab ini

merupakaan tujuan utama dari pendirian pesantren. Pesantren menurut

pengertian dasarnya adalah tempat belajar para santri. Elemen-elemen

pesantren terdiri dari asrama atau pondok, kyai dan santri, serta masjid dan

pengajaran agama islam. Pesantren pada dasarnya didirikan oleh beragam

faktor, antara lain adalah karena kebutuhan masyarakat atas pendidikan

islam seperti yang terjadi pada zaman penjajahan Belanda yang

mendirikan sekolah-sekolah umum dengan menafikan eksistensi agama di

dalamnya. Di sisi lain karena sebab adanya seorang kyai atau guru yang

diakui intelektual keislamannya oleh masyarakat sehingga ilmunya

dituntut oleh santri yang berdatangan dari berbagai tempat. 2

Tantangan terakhir pendidikan pesantren sebagai character

building adalah bahwa pada masa modern terjadi pergeseran nilai-nilai

dalam kehidupan masyarakat, yang sering terjadi menghasilkan krisis

nilai. Pergeseran nilai pada masa modern sebagai akibat perubahan sosial

secara global, yang ditunjang oleh kemajuan teknologi informasi

2
Kahar, S. Barus, M.I. & Wijaya, C. 2019. “Peran Pesantren Dalam
Membentuk Karakter Santri.” Anthropos: Jurnal Antropologi Sosial dan Budaya, 4 (2)
3

komunikasi. Pada era modern ini telah terjadi kemajemukan dan

perbedaan sistem nilai, sehingga menimbulkan krisis nilai, paling tidak

kehilangan pegangan hidup ketidakjelasan arah hidup (disoriented).

Peran pesantren dalam membentuk karakter seseorang santri yakni

dengan dibutuhkan integrasi pembelajaran antara teori dan praktek, serta

penghayatan yang dapat di implementasikan dalam kegiatan sehari-hari.

Karena, dengan berada atau bertempat di ranah pesantren yang notabennya

sebagai lembaga pendidikan islam yang telah mampu menunjukkan

ketahanannya yang cukup kokoh dalam menanamkan nilai-nilai karakter,

sehingga mampu melewati berbagai zaman dengan berbagai masalah yang

dihadapi. 3

Berdasarkan penjelasan di atas maka fokus penelitian ini merujuk

pada peran pendidikan pesantren sebagai pembentukan karakter dalam

menghadapi tantangan kehidupan modern, dan faktor penghambat

pendidikan pesantren dalam membentuk karakter santri.

B. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, agar tidak melebarnya

pembahasan dalam penelitian ini, maka penulis membatasi hanya pada:

“Bagaimana Peran Pendidikan Pesantren Dalam Pembentukan Karakter

Dalam Menghadapi Tantangan Kehidupan Modern” (Studi Kasus Santri

Pondok Pesantren Al-Fakhriyah)

3
Silfiyasari & Zhafi. 2020 . “Peran Pesantren dalam Pendidikan Karakter di
Era Globalisasi”. Jurnal Pendidikan Islam Indonesia. Vol. 5, No. 1
4

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang

akan penulis bahas pada penelitian ini sebagai berikut :

1. Bagaimana peran pendidikan pesantren untuk membentuk karakter

santri dalam menghadapi tantangan kehidupan modern?

2. Apakah yang menjadi faktor penghambat dan pendorong peran

pendidikan pesantren dalam membentuk karakter santri?

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai yaitu :

a. Mendeskripsikan peran pendidikan pesantren untuk membentuk

karakter santri dalam menghadapi tantangan kehidupan modern.

b. Mendeskripsikan faktor penghambat dan pendorong peran

pendidikan pesantren dalam memebentuk karakter santri.

2. Kegunaan Penelitian

a. Bagi peneliti, penelitian ini di tujukan untuk memperolah informasi

tentang bagaimana peran pendidikan pesantren dalam

pembentukan karakter dalam menghadapi tantangan modern (studi

kasus santri al-fakhriyah baturaja)

b. Bagi siswa, untuk mengembangkan potensi dasar dalam diri

manusia sehingga menjadi individu yang berpikiran baik dan

berlaku baik.
5

c. Bagi guru, untuk menanamkan karakter bangsa pada anak. Peran

guru sebagai model dalam pembentukan karakter siswa sangat

urgen, karena guru adalah suatu panutan bagi siswa.

d. Bagi Pondok, mampu melewati berbagai tuntutan zaman dengan

berbagai tantangan yang dihadapi. Karakter pondok pesantren yang

demikian itu menjadikan pesantren dapat dipandang sebagai

institusi yang efektif dalam membentuk akhlak.

E. Definisi Konseptual

Definisi Konseptual merupakan penggambaran secara menyeluruh

yang menyiratkan maksud dari konsep atau penelitian yang akan diteliti

penulis. Adapun gambaran penelitian yang akan diteliti oleh penulis

sebagai berikut:

a. Definisi pendidikan pesantren

Pondok pesantren merupakan salah satu model pendidikan tertua di

Indonesia. Oleh sebab itu pendidikan pesantren mewarnai dinamika

pendidikan yang ada di Indonesia. Pesantren juga mempunyai andil

bagi negara terutama amanat konstitusi dalam bidang pencerdasan

anak bangsa dan penanaman nilai-nilai kaarakter bangsa bagi generasi

bangsa. Pendidikan karakter pada pendidikan pesantren yang

menyerap nilai-nilai budaya asli masyarakat Indonesia diantaranya

adalah pola gotong-royong yang mengendap dalam diri masyaraakat

dan elemen bangsa ini. Karakteristik gotong-royong merupakan


6

kebersamaan bukan individu, yang kemudian ditularkan oleh Guru

atau kiai di pondok pesantren melalui sifat dan keteladanannya.4

Pondok pesantren dalam bacaan teknis merupakan suatu tempat

yang dihuni oleh para santri. Pernyataan ini menunjukkan makna

pentingnya ciri-ciri pondok pesantren sebagai sebuah lingkungan

pendidikan yang integral. Dibandingkan dengan lingkungan

pendidikan parsial yang ditawarkan sistem pendidikan sekolah umum

di Indonesia sekarang ini, sebagai budaya pendidikan nasional, pondok

pesantren mempunyi kultur unik. Karena keunikannya, pondok

pesantren digolongkan ke dalam subkultur tersendiri dlam masyarakat

Indonesia. 5

b. Pendidikan Karakter

Imam Syafi’i RA pernah ditanya, “Bagaimana keinginan anada

terhadap karakter?”. Beliau menjawab: “(ketika) saya mendengar satu

hal tentang karakter, maka seluruh anggota badanku merasakan nikmat

atas hal itu.” Lalu beliau ditanya lagi: “Bagaimana pencarian Anda

terhadap karakter?”, sang imam menjawab: “(Pencarianku ibarat)

pencarian seorang ibu terhadap anak tunggalnya yang hilang”.

Sebagian ulama’ berkata: “Ketauhidan mengharuskan keimanan, maka

barangsiapa tidak mempunyai keimanan, berarti tidak mempunyai

ketauhidan. Keimanan menghasruskan syari’at, barangsiapa tidak

4
Eko Eddya Supriyanto. 2020. “Kontribusi Pendidikan Bagi Pendidikan
Karakter Di Indonesia”, Jurnal Pendidikan Nusantara. Vol. 1, No. 1
5
K.H. Abdurrahman Wahid. “Pesantren Masa Depan”. Pustaka Hidayah :
Bandung, 1999. Hal.13
7

(melaksanankan) syari’at, berarti tidak mempunyai keimanan dan

ketauhidan. Syari’at mengharuskan karakter, maka barangsiapa tidak

mempunyai karakter,berarti tidak mempunyai syari’at, keimanan

maupun ketauhidan.6

c. Tantangan Pendidikan Pesantren di Era Modern

Masyarakat modern di dalam perkembangan kebudayaan Barat

dimulai pada masa renaissance dan mencapai puncaknya pada masa

perkembangan industri pada abad ke-18. Peralihan dari masyarakat

tradisional menjadi masyarakat modern terus-menerus berlanjut pada

saat itu. Namun demikian tidak semua masyarakat di dunia telah

memasuki era modern. Masih banyak komunitas yang berada pada

tahap perkembangan tradisional, sebagian telah mulai memasuki era

modern. Masih banyak komunitas yang berada pada tahap

perkembangan tradisional, sebagian telah memasuki era moderenisasi,

dan yang lain telah berada dalam proses moderenisasi yang

berkelanjutan. Ketika dunia modern ditandai dengan kecanggihan

teknologi tinggi, yang penggunaannya telah mengabaikan etika,

estetika, dan keseimbangan alam. Kondisi tersebut dapat terlihat dalam

beberapa gambaran yang pertama, pengembangan senjata nuklir.

Negara-negara di dunia ini telah menimbun puluhan ribu senjata

nuklir, yang cukup untuk menghancurkan seluruh dunia, dan

perlombaan itu pun berlanjut dengan sangat cepat. Kedua, kerusakan

66
K.H. Hasyim Asy’ari, “Pendidikan Karakter Khas Pesantren”, Tira Smart:
Tangerang, 2017. Hal. 2
8

ekosistem global daan evolusi kehidupan. Sementara kekuatan militer

meningkat persediaan senjata nuklir mereka, di pihak lain dunia

industri membangun pembangkit-pembangkit tenaga nuklir yang juga

berbahaya, yang dapat mengancam keseimbangan ekologi dan

punahnya kehidupan.7

F. Tinjauan Pustaka

Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan dengan permasalahan

yang sejenis sebagai berikut:

Penelitian yang telah diteliti oleh Suci Nurjanah yang berjudul

“Peran Pendidikan Pesantren Dalam Membentuk Kemandirian Belajar

Santri” (Studi Kasus Kulliyatul Mu’allimat Al-Islamiyah Islam Surakarta)

Skripsi Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah

Surakarta,2010. Hasil penelitia menunjukkan bahwa pendidikan Pesantren

Ta’mirul Islam telah mampu berperan dalam pembentukan karakter santri

terutama sikap kemandiriannya. Bentuk peran yang diberikan adalah

dengan pendidikan partisipatif baik dalam pendidikan formal maupun non

formal. Adapun bentuk kemandirian belajar yang ditunjukkan santri

Ta’mirul Islam adalah: mampu mencukupi kebutuhan belajarnya sendiri,

mengerjakan tugas rutin, mengatasi kesulitan belajar, dan lain sebagainya.8

7
Mohammad Muchlis Solichin, 2012.”Rekontruksi Pendidikan Pesantren
Sebagai Pembentukan Karakter” , KARSA: Journal of Social and Islamic Culture.
Vol.20, No 1

8
Suci Nurjanah, Peran Pendidikan Pesantren Dalam Membentuk Kemandirian
Belajar Santri (Studi Kasus Kulliyatul Mu’allimat Al-Islamiyah Islam Surakarta) Skripsi
Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2010
9

Penelitian yang telah diteliti oleh Dara Salwa Afifah Abdurachman

yang berjudul “Peran Pendidikan Pesantren Dalam Membentuk Karakter

Santriwati Di Pondok Pesantren Daarut Taqwa Juwiring Klaten”

Program Studi Pendidikan Agama Islam Universitas Muhammadiyah

Surakarta, 2020. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kiayi

memegang peran sebagai pemimpin, pengajar dan pengasuh dalam

pembentukan karakter santriwati. Adapun kendala yaitu kendala internal

seperti kurangnya tenaga pendidik serta fasilitas pendidikan yang kurang

memadai, adapun kendala eksternal yaitu lingkungan serta latar belakang

santriwati yang berbeda-beda.9

Penelitian yang telah diteliti oleh Khurotulain yang berjudul

“Peran Pendidikan Pesantren di Lingkungan Pesisir Terhadap

Pembentukan Akhlak Santri di Pondok Pesantren Al-Mubarok Pemalang”

Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang, 2021. Hasil dari penelitian

ini menunjukkan bahwa pesantren memiliki peran yang sangat penting

dalam membentuk akhla santri khususnya di lingkungan pesisir ini,

banyak perubahan yang dirasakan setelah belajar di pondok pesantren.

Para santri menunjukkan hasil yang positif terkait perubahan akhlak atau

perilakunya ketika sebelum dan sesudah belajar di pondok pesantren

9
Dara Salwa Afifah Abdurachman, “Peran Pendidikan Pesantren Dalam
Membentuk Karakter Santriwati Di Pondok Pesantren Daarut Taqwa Juwiring Klaten”
Skripsi Program Studi Pendidikan Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta,
2020
10

seeperti selalu berbicara sopan, mengucap salam, lebih disiplin, dan

berusaha selalu berbicara jujur. 10

G. Metodologi Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Pada penelitian ini penulis menggunakan pendekatan Field

Research atau penelitian lapangan. Field Research adalah

penelitian yang objeknya mengenai gejala-gejala atau peristiwa-

peristiwa yang terjadi pada sekelompok masyarakat. Sehingga

penelitian ini juga bisa disebut study kasus.

2. Jenis dan Sumber Data

a. Jenis Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis data

kualitatif yaitu suatu aktivitas dalam menelaah suatu problrm

dengan menggunakan metode ilmiah secara tertata dan sistematis

untuk menemukan pengetahuan baru yang dapat diandalkan

kebenarannya mengenai dunia alam dan dunia sosial. 11

b. Sumber Data

Sumber data penelitian ini terdiri atas sumber data primer

dan sekunder. Adapun penjelasannya sebagai berikut :

a) Data Primer

10
Khurotulain, “Peran Pendidikan Pesantren di Lingkungan Pesisir Terhadap
Pembentukan Akhlak Santri” Skripsi Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang, 2021
11
Dr.Rukin,S.Pd., M.Si. , Metodologi Penelitian Kualitatif, Cet 1, Canva :
Sulawesi Selatan, 2019.
Hal. 3
11

Data primer adalah data yang diperoleh langsung, seperti

hasil dari wawancara dari subyek penelitian dengan

meggunakan alat pengukuran dan alat pengambilan data

langsung pada subyek sebagai sumber informasi yang dicari.

Data primer dapat berupa opini subyek (orang) secara individu

dan kelompok, hasil observasi.

b) Data sekunder

Data Sekunder adalah data yang diperoleh peneliti secara

tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat

oleh orang lain). Data sekunder umumnya berupa bukti,

catatan dan laporan historis yang telah tersusun dalam arsip

yang di publikasikan dan yang tidak di publikasikan.

3. Metode Pengumpulan Data

a) Observasi

Observasi adalah metode atau cara menganalisis dan

mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah

laku dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok

secara langsung.

b) Wawancara

Wawancara merupakan percakapan antara dua orang atau

lebih dan berlangsung antara narasumber dan pewawancara.

Tujuan dari wawancara sendiri adalah untuk mendapatkan


12

informasi dimana sang pewawancara mengajukan pertanyaan

untuk dijawab oleh narasumber.

c) Dokumentasi

Dokumentasi adalah sebuah cara yang dilakukan untuk

menyediakan dokumen-dokumen dengan menggunkan bukti

akurat dari pencatatan sumber-sumber informasi khusus dari

tulisan, laporan-laporan, buku-buku, dan sebagainya. Agar

hasil penelitian dapat lebih di percaya.

4. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara

sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan,

dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami dan temuannya

dapat dikonfirmasi kepada orang lain. Analisis data kualitatif adalah

bersifat induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan data yang diperoleh,

selanjutnya pola hubungan tertentu atau menjadi hipotesis.

1. Reduksi data, yaitu sebagai proses seleksi, pemfokusan,

pengabstrakan, transformasi data kasar yang ada di lapangan

langsung, dan diteruskan pada waktu pengumpulan data,

dengan demikian reduksi data dimulai sejak peneliti

memfokuskan wilayah penelitian.

2. Penyajian data, yaitu rangkaian organisasi informasi yang

memungkinkan penelitian dilakukan. Penyajian data diperoleh

berbagai jenis, jaringan kerja, keterkaitan kegiatan atau tabel.


13

3. Penarikan kesimpulan, yaitu dalam pengumpulan data, peneliti

harus mengerti dan tanggap terhadap sesuatu yang diteliti

langsung di lapangan dengan menyusun pola-pola pengarahan

dan sebab akibat.

H. Sistematika Pembahasan

Dalam penelitian ini penulis membuat sistematika pembahasan agar

dapat mempermudah penulis untuk menyusun skripsi ini. Sistematika

pembahasan tersebut sebagai berikut:

1. Bab I Pendahuluan, pada bab ini penulis memaparkan tentang

latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah,

tujuan daan kegunaan penelitian, definisi konseptual, tinjauan

pustaka, metodologi penelitian, dan sistematika pembahasan

2. Bab II Landasan Teori, pada bab ini penulis menerangkan

tentang tinjauan umum tentang pendidikan pesantren dalam

pembentukan karakter dalam menghadapi tantangan modern,

yaitu : Pengertian pendidikan pesantren, peran pendidikan

pesantren, nilai-nilai pendidikan pesantren, pengertian

pendidikan karakter, pembentukan karakter di era modern,

faktor penghambat dan pendukung pendidikan karakter.

3. Bab III Gamabaran dan historis lokasi penelitian, Pada bab ini

penulis menggambarkan historis lokasi penelitian yang berisi

tentang Sejarah singkat berdiri dan perkembangan pondok

pesantren al-fakhriyah Baturaja, letak geografis pondok


14

pesantren al-fakhriyah Baturaja, visi misi dan tujuan, sistem

Kurikulum, struktur Organisasi, sarana dan prasarana, daftar

guru dan karyawan, daftar jumlah santri.

4. Bab IV Hasil Dan Pembahasan, Pada bab ini penulis

memaparkan tentang peran pendidikan pesantren dalam

pembentukan karakter dalam menghadapi tantangan modern,

faktor penghambat dan pendukung peran pendidikan pesantren

dalam pembentukan karakter santri pondok pesantren al-

fakhriyah Baturaja.

5. Bab V Penutup, Pada bab ini penulis memberikan kesimpulan

dan saran.
15

Daftar Pustaka

Solichin,Mohammad Muchlis. 2012.”Rekontruksi Pendidikan Pesantren Sebagai

Pembentukan Karakter”KARSA: Journal of Social and Islamic Culture.

Vol.20, No1.

Kahar,Syadidul. Barus, M.I. & Wijaya, C. 2019. “Peran Pesantren Dalam

Membentuk Karakter Santri.” Anthropos: Jurnal Antropologi Sosial dan

Budaya, 4 (2).

Zhafi & Silfiyasari. 2020 . “Peran Pesantren dalam Pendidikan Karakter di Era

Globalisasi”. Jurnal Pendidikan Islam Indonesia. Vol. 5, No. 1.

Suptiyanto, Eko Eddya . 2020. “Kontribusi Pendidikan Bagi Pendidikan Karakter

Di Indonesia”, Jurnal Pendidikan Nusantara. Vol. 1, No. 1.

Wahid, K.H. Abdurrahman. 1999, “Pesantren Masa Depan”. Pustaka Hidayah :

Bandung.

Asy’ari, K.H. Hasyim.2017 “Pendidikan Karakter Khas Pesantren”, Tira Smart:

Tangerang.

Nurjanah, Suci. 2010, “Peran Pendidikan Pesantren Dalam Membentuk

Kemandirian Belajar Santri (Studi Kasus Kulliyatul Mu’allimat Al-

Islamiyah Islam Surakarta)” Skripsi Fakultas Agama Islam Universitas

Muhammadiyah Surakarta

Abdurachman, Dara Salwa Afifah. 2020, “Peran Pendidikan Pesantren Dalam

Membentuk Karakter Santriwati Di Pondok Pesantren Daarut Taqwa

Juwiring Klaten” Skripsi Program Studi Pendidikan Agama Islam

Universitas Muhammadiyah Surakarta.


16

Khurotulain. 2021, “Peran Pendidikan Pesantren di Lingkungan Pesisir

Terhadap Pembentukan Akhlak Santri” Skripsi Program Studi Pendidikan

Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri

Walisongo Semarang.

Dr.Rukin,S.Pd., M.Si. 2019, “Metodologi Penelitian Kualitatif”, Cet 1, Sulawesi

Selatan.

Anda mungkin juga menyukai