Oleh :
Abdul Ra’ub, S.Pd.I
NIM. 519.13.1.13
Pembimbing
Dr. H. Asyhar Kholil, Lc., MA
TESIS
WONOSOBO
2019
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN..................................................
HALAMAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT…...................................
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................
HALAMAN DEWAN PENGUJI……............................................................
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING....................................................
HALAMAN MOTTO……………………………………………………………..
HALAMAN PERSEMBAHAN…………………………………………………...
PEDOMAN TRANSLITERASI…………………………………………………...
KATA PENGANTAR…………………………………………………………….
HALAMAN ABSTRAK…………………………………………………………..
HALAMAN ABSTRAK…………………………………………………………..
DAFTAR ISI……………………………………………………………………..
DAFTAR TABEL………………………………………………………………...
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………...
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………………
DAFTAR SINGKATAN………………………………………………………….
BAB 1 PENDAHULUAN .........................................................................................
A. Latar belakang Masalah............................................................................
B. Rumusan Masalah .................................................................................
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian.............................................................
D. Kajian Pustaka…….................................................................................
E. Kerangka Teori ………………...............................................................
F. Metode Penelitian……………………..……………………..…………
G. Sistematika Pembahasan………………………….…………………..
BAB 2 LANDASAN TEORI.....................................................................................
A. Implementasi Pembelajaran Profetik.......................................................
1. Teori Implementasi ………………………………………………………
2. Pembelajaran Profetik………………..………………....………………...
3. Misi Profetik …………………………………..…….……………..
4. Implementasi Nilai-Nilai Profetik.……………………………….…
5. Implemntasi Pembelajaran Profetik…………………………………
B. Pembentukan Karakter.............................................................................
1. Pengertian Karakter…………..……………………………………..
2. Unsur-unsur pembentukan karakter ..................................................
3. Faktor yang mempengaruhi pembentukan karakter…………..…….
4. Teori pembentukan karakter..............................................................
5. Nilai-nilai karakter ............................................................................
6. Proses pembentukan karakter............................................................
C. Implementasi pembelajaran profetik dalam pembentukan karakter........
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN....................................................................
A. DESKRIPSI LOKASI PENEITIAN.......................................................
1. Letak dan Keadaan Geografis..………………………..…………...
2. Sejarah Berdiri dan ProsesPerkembangan…………………………..
3. Profil Pondok Pesantren Roudlotus Solichin Kalijaran…………….
4. Visi Misi Pondok Pesantren Roudlotus Solichin Kalijaran…………
5. Data Sarana Prasarana………………………………………………
6. Kegiatan Santri/Ekstra………………………………………………
B. DATA RUMUSAN MASALAH............................................................
1. Kegiatan Pembelajaran dalam rangka Pembentukan Karakter
Santri……………………………………………………………
a. Pembelajaran Al-Shidq………………………………………..
b. Pembelajaran Al Amanah……………………………………….
c. Pembelajaran Al Tabligh……………………………………….
d. Pembelajaran Al Fathanah
2. Implementasi Pendidikan di Pondok Pesantren Roudlotus Solichin
Kalijaran…………………………………………………………….
3. Metode Pembelajaran di Pondok Pesantren Roudlotus Solichin
Kalijaran…………………………………………………………….
4. Peran Kyai/Pengasuh dalam rangka pembentukan karakter di
Pondok Pesantren Roudlotus Solichin Kalijaran…………………..
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS………………………..……...
A. Analisa penerapan dari Nilai Profetik dalam Membentuk Karakter
Santri di Pondok Pesantren Roudlotus Solichin Kalijaran......................
B. Analisa terhadap Faktor Pendukung dan Penghambat Pembelajaran
Profetik dalam Pembentukan Karakter Santri di Pondok Pesantren
Roudlotus Solichin Kalijaran…………………………………………..
C. Analisa Hasil Pembelajaran Profetik dalam Pembentukan Karakter
Santri di Pondok Pesantren Roudlotus Solichin Kalijaran……………..
BAB 5 PENUTUP.....................................................................................................
A. Kesimpulan .............................................................................................
B Saran.........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DAFTAR TABEL
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kebutuhan masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari perjalanan sejarah. Bila
Islam sekaligus mencetak kader ulama atau dai. Sejarah pondok pesantren di
pesantren akan selalu menarik untuk dikaji dan diteliti lebih dalam.
bahkan mungkin lebih tua dari Republik ini. Pesantren sudah ada dan
mampu bertahan dan eksis diantara derasnya arus modernisasi, hal tersebut
1
Nurcholis Madjid, Bilik-bilik Pesantren, ( Jakarta : Paramadina, 1997 ), hal. 3
dikarenakan bahwa pesantren tidak tergesa-gesa mentrasformasikan
dan melakukan perjuangan mengusir penjajah. Pada masa yang akan datang
mentransfer berbagai hal yang berbau modern itu merupakan sisa-sisa dari
2
Hanun Asrohah, Sejarah Pendidikan Islam ( Jakarta : Logos Wacana Ilmu ), cet 1, hal.187
3
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Prespektif Islam (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2001),
hal. 192
4
Hanun Asrohah, Op.Cit., Hal. 186
pendidikan nilai, baik nilai agama maupun nilai-nilai luhur bangsa.
santri yang professional, cakap dan yang sholeh sholehah. Pondok pesantren
tidak hanya mendidik santri agar memiliki ketangguhan jiwa, jalan hidup
yang lurus, budi pekerti yang mulia, akan tetapi santri juga harus dibekali
pengaruh yang sangat besar antara kedua belah pihak. Sebagian besar
fungsi pondok pesantren terlihat dari pola pengasuhan yang baik oleh
juga sebagai lembaga sosial keagamaan dan sebagai penyiar ajaran agama
Islam. Pondok pesantren diakui memiliki andil dan peran yang sangat urgen
memompa semangat generasi muslim yang unggul dan ulung kepada para
saat ini, pendidikan profetik menjadi salah satu alternatif bagi pendidikan di
ُوف َوتَ ۡنهَ ۡو َن َع ِن ِ ُون بِ ۡٱل َم ۡعر َ اس تَ ۡأ ُمر ِ َُّكنتُمۡ َخ ۡي َر أُ َّم ٍة أُ ۡخ ِر َج ۡت لِلن
ان َخ ۡي ٗرا لَّهُمۚ ِّم ۡنهُ ُم ِ َون بِٱهَّلل ۗ ِ َولَ ۡو َءا َم َن أَ ۡه ُل ۡٱل ِك ٰت
َ ب لَ َك َ ُۡٱل ُمن َك ِر َوتُ ۡؤ ِمن
8
http://bahasa.cs.ui.ac.id/kbbi/kbbi.php, diunduh 28 Januari 2019
9
Dwi Budiyanto, Prophetic Learning, (Yogyakarta: Pro-U Media, 2009), hal. 168
)١١٠( َ ُون َوأَ ۡكثَ ُرهُ ُم ۡٱل ٰفَ ِسق
ون َ ُۡٱل ُم ۡؤ ِمن
Artinya : kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk
manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar,
dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih
baik dari mereka, diantara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan
mereka adalah orang-orang yang fasik.10
1. Tauhid
2. Sosial
10
Al-Quran-Terjemah-Depag-v2-1.pdf, QS, Ali Imron(3): 110
11
Moh. Shofan, Pendidikan Berparadigma Profetik,. hal 14
penelitian berjudul Implementasi nilai-nilai Pembelajaran Profetik
B. Rumusan Masalah
Kalijaran ?
Kalijaran.
1. Kegunaan Teoretis
membentuk karakter;
fokus yang sama namun berangkat dari seting yang berbeda serta
bidang penelitian.
2. Kegunaan Praktis
diinginkan.
D. Kajian Pustaka
kehidupan Rasulullah SAW, baik oleh para sarajana muslim sendiri ataupun
Kepribadian Nabi Muhammad SAW yang begitu agung dan multi dimensi,
setidaknya hanya sebagian dari kepribadian mulia beliau yang dapat ditulis
Sleman)”
12
Abdul Wahid Khan, Rasulullah di Mata Sarjana Barat (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2002), Cet.
2, hal. 12.
13
Moh. Slamet Untung, “Transmisi Pendidikan pada Periode Nabi” (Tesis-- IAIN Walisongo,
Semarang, 2002). Atas berbagai pertimbangan, akhirnya tesis ini dijadikan sebuah buku dan
diterbitkan pada tahun 2005 dengan judul “Muhammad Sang Pendidik”.
14
Moh. Slamet Untung, Muhammad Sang Pendidik (Semarang: Pustaka Rizki Putra dan Program
Pascasarjana IAIN Walisongo Semarang, 2005) hal. 10.
15
Muhammad Arifudin, Pengembangan Nilai-nilai Islam Santri dengan Pendekatan Prophetic
Intelligence (Kasus di Pondok Pesantren Raudhatul Muttaqien, Babadan, Purwomartani, Sleman)”,
Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah
UIN Sunan Kalijogo Yogyakarta, 2008.
E. Kerangka Teori
belajar yang meliputi guru dan siswa yang saling bertukar informasi.
16
M. Dahlan al Barry, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Arkola, 1994), hal.247
17
http://bahasa.cs.ui.ac.id/kbbi/kbbi.php, diunduh 18 November 2013
18
Dwi Budiyanto, Prophetic Learning,.hal.168
pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat
atau sifat yang terdapat dalam diri seorang nabi. Yaitu sifat ciri sebagai
perbaikan.
seorang hamba yang diutus oleh Allah dan diberi wahyu, agama baru,
19
https://belajarpsikologi.com/pengertian-dan-tujuan-pembelajaran/
20
Rudy Haryono, Kamus Inggris-Indonesia,.hal.177
menerima wahyu dari Allah sesuai dengan agama yang sudah ada dan
dalam Al Quran surat al-Imran ayat 79, nabi merupakan hamba Allah,
insan yang ideal secara fisik dan psikis, yang telah berintegrasi dengan
Allah dan malaikat-Nya, dibekali kitab suci dan hikmah, dan ia juga
bahwa jiwa dan perangai nabi itu harus memiliki semua kesempurnaan
karakter adalah nilai-nilai yang unik dan baik yang terpatri dalam diri
Kata santri berasal dari bahasa India, shastri, yaitu orang yang
tahu buku-buku suci agama Hindu atau seorang sarjana ahli kitab suci
21
Moh. Roqib, Prophetic Education Kontekstualisasi Filsafat dan Budaya Profetik dalam
Pendidikan, (Purwokerto: Stain Press, 2011), hal. 46
22
Muchlas Samani, Konsep dan Model Pendidikan Karakter, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya,
2012), hal. 42
dari Bahasa Tamil yang berarti guru mengaji.23 Nurcholish Madjid
berasal dari kata sastri, sebuah kata dari bahasa Sansekerta yang artinya
kaum santri kelas literary bagi orang Jawa yang berusaha mendalami
berasal dari bahasa Jawa, dari kata cantrik berarti seseorang yang selalu
23
Babun Suharto, Dari Pesantren Untuk Umat: Reiventing Eksistensi Pesantrendi Era Globalisasi
(Surabaya: Imtiyaz, 2011 ), hal. 9
24
Yasmadi, Modernisasi Pesantren: Kritik Nurcholish Madjid Terhadap Pendidikan Islam
salaf lainnya. Yakni segala yang berkaitan dengan keteladanan nabi dan
F. Metode Penelitian
karena ada suatu masalah yang memerlukan sebuah jawaban atau ingin
membuktikan sesuatu yang telah lama dialaminya selama hidup, atau untuk
1. Pendekatan penelitian
2. Jenis penelitian
sebagaimana adanya. 29
Pembelajaran Profetik.
4. Informan penelitian
28
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian, (Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2012), hal.
33-34
29
Michail Quin, Metode Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2006), hal. 5
30
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006), hal.
121
a) Pengasuh Pondok Pesantren
b) Santri
5. Sumber data
peneliti dari informan dan elemen yang terkait, data primer yang
diselidiki.32
c. Dokumentasi
31
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian,. hal. 138
32
Abu Ahmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hal. 70
33
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitaf Kualitatif, (Bandung: Alffabeta, 2008), Hal. 226
34
Ibid, hal. 240
untuk mengetahui hal-hal yang pernah terjadi waktu silam.35
dalam pola, sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan oleh
hal data-data yang diperoleh dan disesuaikan dengan teori dan temuan
peneliti.37
tertentu.38
G. Sistematika Pembahasan
35
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian, op.cit., hal. 141
36
Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003),
hal. 73 37
Ibid, hal. 270
38
Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif,. hal. 131
maka dapat dilihat pada sistematika penelitian dibawah ini sebagi berikut:
pembahasan.
karakter.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Implementasi Pembelajaran Profetik
1. Teori Implementasi
pembelajaran
2. Pembelajaran profetik
39
http://bahasa.cs.ui.ac.id/kbbi/kbbi.php, diunduh 29 Januari 2019
40
Dwi Budiyanto, Prophetic Learning, (Yogyakarta: Pro-U Media, 2009),hal.168
41
Rudy Haryono, Kamus Inggris-Indonesia, , (Jakarta:Pustaka Indonesia, 2004),hal.177
Istilah profetik (nubuwwah) umumnya mengacu kepada
kenabian dalam artinya yang luas, bukan hanya Nabi Muhammad SAW.
Sifat pada nabi ini, diterapkan dalam suatu gagasan ilmu sosial
ُوف َوتَ ۡنهَ ۡو َن َع ِن ِ ُون بِ ۡٱل َم ۡعر َ اس تَ ۡأ ُمر ِ َُّكنتُمۡ َخ ۡي َر أُ َّم ٍة أُ ۡخ ِر َج ۡت لِلن
ان َخ ۡي ٗرا لَّهُمۚ ِّم ۡنهُ ُم ِ َون بِٱهَّلل ۗ ِ َولَ ۡو َءا َم َن أَ ۡه ُل ۡٱل ِك ٰت
َ ب لَ َك َ ُۡٱل ُمن َك ِر َوتُ ۡؤ ِمن
ونَ ُون َوأَ ۡكثَ ُرهُ ُم ۡٱل ٰفَ ِسقَ ُۡٱل ُم ۡؤ ِمن
Artinya : Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk
manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang
munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman,
tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang
beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.44
yaitu mencetak manusia cerdas, terampil, dan mahir, akan tetapi masih
dari krisis moral, akhlak (karakter), yang secara langsung atau tidak
3. Misi Profetik
Islam untuk dijadikan jalan hidup dan akan membawa keselamatan bagi
45
Agus Zainul Fitri, Pendidikan Karakter Berbasis Nilai dan Etika (Jogjakarta:Ar Ruzz Media),
hal.13
diutusnya Nabi sebagai rahmat bagi seluruh sekalian alam. Inilah misi
oleh umat Islam sampai saat ini. Kejayaan Islam yang terukir dalam
sejarah peradaban manusia, tidak terlepas dari kapasitas dan peran Nabi
Allah SWT. Bukti-bukti kejayaan itu hingga kini dapat dirasakan oleh
agama alami yang wajar dan tidak dibuat-buat. Misi keduanya adalah
SAW yang paling pokok adalah keyakinan kepada Allah yang Maha Esa
oleh para pemuka kafir Quraisy yang tidak mau menerima perubahan
nilai-nilai kemanusiaan.
yang tidak terlepas dari acuan dasar (Al Qur’an dan Al Sunnah) yang
ُ Šََٔوا قَ ٰ َّو ِمينَ هَّلِل ِ ُشهَدَٓا َء بِ ۡٱلقِ ۡس ِۖط َواَل يَ ۡج ِر َمنَّ ُكمۡ َش َٔن
ان قَ ۡو ٍم ْ ُٰيَٓأَيُّهَا ٱلَّ ِذينَ َءا َمن
ْ ُوا ُكون
46
D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: PT Al-Ma‟arif,1962), hal. 23.
47
Khoiron Rosyadi, Pendidikan Profetik, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004) hal. 303
ْ Šُ َو ٰ ۖى َوٱتَّقŠ َربُ لِلتَّ ۡقŠو أَ ۡقŠ
اŠŠي ۢ ُر بِ َمŠŠِوا ٱهَّلل ۚ َ إِ َّن ٱهَّلل َ َخبŠ ْ ُ ِدلŠٱع
َ Šُوا ه ْ ۚ ُ ِدلŠَعلَ ٰ ٓى أَاَّل ت َۡع
ۡ وا
َت َۡع َملُون
albab) menjadi insan kamil yang dapat diartikan yang utuh rohani dan
kepada Allah, berguna bagi diri dan masyarakat, bersahabat dengan alam
muncul karena ada dikhotomi epistemologi antara ilmu agama dan ilmu
umum, antara ilmu modern barat dan ilmu tradisional islam. 50 Oleh
48
Al-Quran-Terjemah-Depag-v2-1.pdf, QS. AlMaidah : 8
49
Zakiyah Daradjat. dkk., Ilmu Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1992), hal 29
50
Moh. Shofan, Pendidikan Berparadigma Profetik, (Yogyakarta: Penerbit IRCiSoD, 2004), hal.
12
4. Implementasi Nilai-nilai Profetik
esensi yang melekat pada objek yang sangat berarti bagi kehidupan
baik, benar dan hal-hal yang dianggap buruk dan salah. Misalnya nilai
arus globalisasi.
berdiri sejak puluhan bahkan ratusan tahun yang lalu. Dalam lembaga
ini diajarkan dan dididikkan ilmu dan nilai-nilai agama kepada santri. 55
saja, akan tetapi juga memberikan dampak negatif jika tidak diimbangi
Haidar Putra Daulay, Peranan Pendidikan Pondok Pesantren Dalam Menciptakan Masyarakat
55
56
Nurcholis Madjid, Bilik-Bilik Pesantren: Sebuah Potret Perjalanan, (Jakarta: Paramadina, 1997)
Hal.106.
57
Moh. Shofan, Ibid, Hal. 106
syirik, kufur, nifaq, dan fusuq (kefasikan).58 Dalam kondisi itulah Allah
yakni rasa percaya, yakin, dan takut kepada-Nya. Dari rasa itulah
B. Pembentukan Karakter
a. Pengertian Karakter
dipenuhi dengan kebaikan dan kebajikan, yang bebas dari kekerasan dan
yang lain. Nama dari jumlah seluruh ciri pribadi yang meliputi hal-hal
58
Hamdani Bakran Adz-Dzakiey, Prophetic Intelligence, (Yogyakarta: Penerbit Islamika,
2004)Hal.162
59
Muchlas Samani, Konsep dan Model Pendidikan Karakter, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2012). Hal . 41
potensi, nilai-nilai, dan pola pemikiran.60
yang benar dan nilai-nilai yang salah serta tergantung dengan kondisi
masyarakat.
mengandung nilai moralitas atau nilai etis.62 Lebih jelas lagi, Ngainun
60
Abdul Majid, Pendidikan Karakter Presektif Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), Hal.
11
61
Pendidikan Karakter: Prioritas Yang Terlupakan (02/09), http://www.lpmpalmuhajirin. com,
Diunduh 29 Januari 2019
62
W.S. Winkel & Sri Hastuti, Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan, (Yogjakarta:
Media Abadi, 2004), Hal.218
63
Ngainun Naim, Character Building, (Yogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), Hal. 55
berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, lingkungan dan
perhatian serius.
manusia terdapat satu pikiran yang memiliki ciri berbeda. Dan kedua ciri
pikiran subjektif.65
Pikiran bawah sadar adalah pikiran subyektif yang berisi emosi serta
bawah sadar bersifat netral dan sugestif. Sedangkan pikiran sadar adalah
menggunakan panca indra sebagai media dan sifat pikiran sadar ini
adalah menalar.
sering kali tidak jauh dari perilaku ayah atau ibunya. Dalam pepatah
Jawa dikenal istilah “Kacang ora bakal ninggal lanjaran” artinya pohon
Muchlas Samani, Konsep dan model Pendidikan Karater, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012),
66
Hal. 41-42
pembinaan karakter itu terdapat 8 faktor, yaitu:
a. Guru
b. Selebriti/Idola
c. Tokoh Masyarakat
d. Teman Sejawat
f. Media Cetak
g. Media Elektronik.67
d. Nilai-Nilai Karakter
Karenanya tidak ada perilaku anak yang tidak luput dari nilai. Hanya
berada dalam kondisi tidak jelas. Dalam arti bahwa nilai dari suatu
perilaku teramat sulit dipahami oleh orang lain daripada oleh dirinya
sendiri.
ini, sejak dahulu sampai pada saat ini. Beberapa nilai yang dapat kita
identifikasi sebagai nilai yang penting bagi kehidupan anak baik saat ini
kebaikan lingkungan hidup dimana anak hidup saat ini dan dimasa yang
akan datang. Dalam acuan Islam, nilai yang sangat terkenal dan melekat
pada nabi Muhammad SAW, yaitu : sidik, amanah, fatonah, dan tabligh.
apa yang dikatakan dan apa yang dilakukan Rasulullah dapat dipercaya
rasulullah.
berbagai pihak. Dibawah ini berbagai nilai yang dapat kita identifikasi
sebagai nilai-nilai yang ada di kehidupan saat ini.68
- Teguh - Komunikatif
- Mandiri - Perduli
- Adil
- Tegar
- Dan sebagainya
- Pemberani
- Reflektif
-Tanggung Jawab
- Disiplin
-Dan Sebagainya
Dharma Kesuma, Pendidikan Karakter Kajian Teori Dan Praktik Di Sekolah (Bandung:Remaja
68
c. Visi turun ke area hati membentuk suasana jiwa yang secara keseluruhan
membentuk mentalitas.
yang erat antara fikiran, perasaan dan tindakan. Dari wilayah akal
69
Ibid, Hal.14
terbentuk cara berfikir dan dari wilayah fisik terbentuk cara berperilaku.
Cara berfikir akan menjadi visi, cara merasa akan menjadi mental dan
membentuk karakter bangsa ini. Hal ini dapat dijadikan bingkai acuan
transdensi yang merupakan derivasi dari Al Qur an surat Ali Imran ayat 110.
prinsip ini, para santri dapat terbentuk karakternya sebagai insan kamil.
keadilan, baik dan rendah hati, toleransi dan kedamaian, serta kesatuan.
moral).73
72
Moh. Shofan, Pendidikan Berparadigma Profetik,. Hal 14
73
Abdul Majid, Pendidikan Karakter Prespektif Islam, (Bandung: PT. Remaja Roosdakarya,
2012). Hal. 41
juga dapat di ukur dengan: kesadaran, kejujuran, keikhlasan,
mulia Allah, yaitu asmaul husna. Semua sifat dan nama mulia Tuhan
siapapun. Dari sekian banyak karakter yang bisa diteladani dari nama-
2. Selalu berlaku khauf (takut kepada Allah) dalam segala ucapan dan
tindakan.
bermanfaat)
74
Mulyasa, Manajemen Pendidikan Karakter, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), Hal.12
75
Abdul Majid, Pendidikan Karakter Prespektif Islam,. Hal.43
7. Menjadikan Allah Swt sebagai tempat meminta segala pertolongan
duniawi.
12. Menjauhkan diri dari tempat yang kotor dan maksiat, walaupun
13. Selalu menjaga syiar-syiar islam dan zahir zahir hukum, seperti
faedah.
76
Jamal Ma’mur Asmani, Tips Menjadi Guru Inspiratif, Kreatif dan Inovatif (Jogjakarta: 2012),
h.32-38
BAB III
putra dan putri membentuk lingkaran dan asrama putra terdapat jalan
pelosok daerah dan kota baik dari Purbalingga sendiri maupun daruar
Purbalingga, bahkan ada beberapa santri yang berasal dari luar jawa.
adik beliau KH Mustaidz Billah, sampai saat ini jumlah santri yang
Kalijaran :
4. Desa : Kalijaran
5. Kecamatan : Karanganyar
6. Kabupaten : Purbalingga
AHU-0051480.AH.01.12.2016
a. Visi
keahlian.
b. Misi
menyeluruh.
1) Madrasah Diniyah
2) Tahfidzul Qur’an
3) Mujahadah
4) Kegiatan Thoriqoh
B. Fasilitas
1) Masjid
2) Gedung Pondok
4) Gedung Diniyah
6) Lapangan
1) Bahtsul Masail
3) Khitobah
4) Rebana
5) Seni kaligrafi
6) Bela Diri/Silat
Karakter Santri
nantinya.
mengatakan
a. Pembelajaran Al-Sidq
78
Hasil wawancara dengan Ustadz pada tanggal 15 Pebruari 2019
Untuk melatih kejujuran, kita latih santri untuk mengakui
kesalahan dulu. Misalnya ada yang mencuri, kita nasihati untuk
mengakuinya. Kita intinya mereka harus berani untuk berkata apa
adanya.79
b. Pembelajaran Al-Amanah
79
Hasil wawancara dengan Pengasuh Pondok pada tanggal 15 Pebruari 2019
dipercaya atau bertanggung jawab. Sifat amanah inilah yang dapat
80
Hasil wawancara dengan Pengasuh Pondok pada tanggal 15 Pebruari 2019
kegiatan, yaitu adanya program piket bagi seluruh santri untuk
Pengasuh mengungkapkan:
81
Hasil wawancara dengan Pengasuh Pondok pada tanggal 15 Pebruari 2019
luas untuk bersikap, santri mampu melatih diri untuk lebih dewasa
c. Pembelajaran Al-Tabligh
hari.
rasanya.
d. Pembelajaran Al-Fathanah
sebaik-baiknya.
manusia dan sebagai rahmat bagi seluruh alam. Oleh karena itu
82
Hasil wawancara dengan Pengasuh Pondok pada tanggal 16 Pebruari 2019
Sesuai dengan kesaksian sejarah, bukti-bukti Al-Qur’an
ialah seorang ummiy yaitu tidak dapat baca dan tulis, maka dapat
permasalahan yang dia hadapi serta tindakan apa yang harus dia
a. Faktor Pendukung
83
Hasil wawancara dengan santri Pondok pada tanggal 20 Pebruari 2019
pengembangan pendidikan Islam. Ketersediaan masjid,
3) Sistem pengajaran
b. Faktor Penghambat
pondok.
3) Pengaruh teman
Solichin Kalijaran
mengatakan bahwa:
Yang pasti itu kan agama pak. Ya disini sih yang jelas pertama
diajarkankan tentang ibadah kepada Gusti Allah dulu. Apapun
kegiatannya karena disini intinya adalah pondok pesantren jadi
semua kegiatannya dipusatkan untuk ibadah kepada Allah.
Semisal ketika mengaji tidak hanya mengaji kitab saja tetapi
juga difokuskan ini tujuannya seperti apa, jadi muncul
pertanyaan-pertanyaan kenapa sih kita harus ibadah, sehingga
nanti kita dapat memahami, oh iya ya kita harus rajin
beribadah, jadi seperti itu pak.84
84
Hasil wawancara dengan santri Pondok pada tanggal 17 Pebruari 2019
Nilai religius dianggap sangat tepat untuk diajarkan pada para
Qur’an serta mengaji kitab kuning dan juga setiap ba’da sholat shubuh
Bagi santri yang telah menetap dan belajar di pondok pesantren lebih
ialah untuk menuntut ilmu agama Islam. Oleh karena itu, santri yang
kebutuhannya sendiri.
tetapi juga tanggung jawab pada orang lain. Beberapa contoh kegiatan
Solichin Kalijaran.
tidak hanya saat santri belajar di pondok pesantren, tetapi juga saat
satiap santri.
dengan tujuan agar tidak ada kesenjangan antara santri yang satu
pendiri pertama.
pendidik atau pengajar, dimana kyai juga turut andil secara langsung
pribadi yang lebih baik. kyai dianggap sebagai ulama yang dapat
Oleh karena itu kedekatan antara santri dan sang kyai memang tidak
dapat dipungkiri.
Oh iya jelas pak. Bapak Kyai disini kan sebagai pendiri sekaligus
keturunan pengasuh terdahulu, jadi turun-temurun. Jadi Bapak
Kyai berperan sebagai ulama, pendiri, pengasuh, pembina di
pondok pesantren ini. Semisal ketika semua santri dikumpulkan,
disitu kita dan Bapak Kyai membahas kegiatan yang kurang atau
ada masalah apa seperti itu sehingga kita juga merasa bahwa kita
diperhatikan.87
87
Hasil wawancara dengan warga sekitar Pondok pada tanggal 20 Pebruari 2019
Hal tersebut diungkapkan pengasuh :
BAB IV
yang telah dibekali dengan sifat-sifat mulia untuk dapat mencapai tugasnya
dengan baik.
tercermin dari metode pengajaran dan sistem evaluasi yang dipakai serta
dapat membentuk dan membangun moral dan akhlak santri sebagai Hamba
88
Hasil wawancara dengan Pengasuh Pondok pada tanggal 20 Pebruari 2019
Allah dan khoirul ummah. Pembiasaan keteladanan dan demonstrasi atau
1. Shidiq (jujur) dalam segala hal baik niat, bathin maupun lahirnya.
dan magnetik
Hal. 601
Adanya merasionalkan nilai-nilai yang diwujudkan ke dalam
perbuatan yang juga bersifat, orang lain dapat menikmatinya tanpa harus
mencari ilmu adalah orang yang tidak disukai oleh Tuhan, orang yang
membiarkan orang lain tetap berada di bawah penindasan adalah orang yang
santri.
kualitas pendidik dan menilai serta mengukur moral dan akhlak dari peserta
didik itu sendiri. Evaluasi yang dilakukan tidak hanya dimonitoring oleh
pembimbing dan juga peran serta orang tua santri yang bersama-sama
mengubah mindset bagi semua pihak. Semua pihak berperan yaitu sebagai
santri.
Pendidikan karakter di pondok pesantren bertujuan untuk
membentuk karakter atau sikap peserta didik atau yang biasa disebut dengan
seseorang memahami, peduli dan akan bertindak atas dasar nilai-nilai yang
diri individu agar individu tersebut dapat membedakan antara yang baik dan
buruk.90
pesantren dan mematuhi segala aturan yang telah ditetapkan. Bagi santri
yang melanggar peraturan maka akan dikenakan sanksi yang sesuai dengan
90
Thomas Lickona,Educating for Character: How Our School Can TeachRespect&
Responsibility.(New York: Bantam Books, 2012), Hal. 53
bahasa dan lain-lain. Penanaman nilai-nilai karakter disisipkan dalam
berbagai macam kegiatan santri mulai dari saat bangun tidur hingga
menjelang tidur kembali. Pada pagi harinya santri diwajibkan untuk sholat
Qur’an atau mengaji kitab kuning. Apabila kegiatan setelah sholat subuh
ialah ziaroh makam membaca Al Qur’an maka santri akan diawasi oleh
Kyai. Kemudian sebaliknya, santri memaparkan apa saja materi yang telah
menghadirkan kyai atau ulama dari luar untuk berceramah atau memimpin
memasuki dunia kerja di masa yang akan datang. Pada dasarnya, terdapat
diantaranya yaitu nilai religious cinta kepada Tuhan Yang Maha Esa, nilai
manusia dan Tuhan adalah yang utama di dalam kehidupan kita. Selain
dengan adanya keimanan bahwa segala sesuatu yang terjadi adalah
waktu (subuh, dzuhur, ashar, magrib dan isya), mengaji atau madrasah dan
karena melanggar aturan ataupun tidak mengikuti kegiatan tanpa izin, maka
santri juga akan tetap diarahkan kepada penanaman nilai religius. Sebagai
Qur’an.
Solichin Kalijaran.
menanamkan nilai karakter religius pada santri bukanlah hal yang mudah
dan prasarana yang ada dalam pondok pesantren sudah bisa dikatakan
Asrama baik putra maupun putri lengkap dengan kamar mandi dan toilet,
pula sistem pengajaran yang tidak melulu teori akan tetapi pengaplikasian
kebijakan pondok sering terjadi tumpang tindih dan efeknya berimbas pada
para santri.
Selain itu sifat bawaan santri yang berasal dari berbagai latar
adaptasi yang lambat pada santri saling mendukung sehingga bisa dirasakan
tertidur saat mengikuti kegiatan madrasah atau pemaparan dari kyai ataupun
hari.
santri tersebut menjadi lebih baik. Bagi santri yang secara pribadi ingin
kehidupan pondok pesantren. Lain halnya dengan santri yang pada awalnya
bermasyarakat dengan santri yang lain setelah beberapa bulan. Selain itu
santri khususnya.
yang tertanam pada diri setiap peserta didik dalam proses pembelajaran,
sebenarnnya.
91
M. Roqib:88
Pembelajaran profetik membawa misi dan nilai-nilai kenabian untuk
akhlak dan amal sholeh. Pembelajaran profetik lebih dari pada penilaian
total akan setiap perbuatan dan tingkah laku yang dilakukannya. Maka
profetik atau kenabian yang utama adalah sifat-sifat wajib bagi rasul yaitu
sebagai berikut.
seorang figur yang mampu menjaga amanah, tugas pokok, dan fungsinya
sehingga tidak tenggelam dalam rayuan nafsu untuk menguasai jabatan atau
pendidikan karakter.
PENUTUP
A. Kesimpulan
dan Fathonah.
Penerbit Islamika.
Grafindo Persada.
Persada.
Fethullah Gülen, M.. 2002. Versi Terdalam Kehidupan Rasul Allah Muhammad.
https://news.okezone.com/read/2017/09/18/337/1778077/mendagri-77-kepala-
daerah-kena-ott-kpk-300-bermasalah
Pustaka Indonesia.
Khan, Wahid, Abdul. 2002. Rasulullah di Mata Sarjana Barat, Cetakan Kedua.
Rosdakarya.
Jakarta: Paramadina.
Majid, Nurcholis dalam Abdul Majid dan Dian Andayani, 2004, Pendidikan
Ma‟arif.
IRCiSoD.
Group.
Samani, Muchlas. 2012. Konsep dan Model Pendidikan Karakter, Bandung : PT.
Remaja Rosdakarya
ALFABETA,.
B. Riwayat Pendidikan
1. Pendidikan Formal
a. SD Negeri Teja Timur II Pamekasan
b. SMP Negeri 4 Pamekasan
c. SMA N 3 Pamekasan
d. Undaris Ungaran
2. Pendidikan Non-formal
a. Pondok Pesantren Miftahul Ulum Teja timur
b. Pondok Pesantren Miftahul Ulum Pamekasan
c. Pondok Pesantren Al Inayah Sumber Batu Pamekasan
C. Riwayat Pekerjaan :
1. Guru Mts Ma’arif 13 Purbalingga
2. Penyuluh Non PNS Purbalingga
3. Staf KUA Mrebet 2
4. Penghulu KUA Kecamatan Bobotsari
D. Prestasi/Penghargaan :
1. Juara 1 MQK Penghulu Tingkat Kab. Purbalingga Tahun 2018
2. Juara Harapan 3 MQK Penghulu Tingkat Prov. Jawa Tengah Tahun 2018
3. Juara 1 KTI Penghulu Tingkat Kab. Purbalingga Tahun 2019
E. Pengalaman Organisasi
1. Wakil Pengurus LDNU PCNU Kab. Purbalingga
2. Wakil Syuriah MWC NU Kecamatan Karangreja
3. Minat Keilinuan:
1. Keagamaan
4. Karya llmiah:
1. KTI : Peran dan Fungsi Penghulu KUA Upaya Mewujudkan Layanan
yang Profesional, Bersih dan Akuntabel
2. KTI : Optimalisasi Peran Penghulu Dalam Rangka Pengembangan Profesi
Kepenghuluan