TESIS
Diajukan untuk melengkapi Tugas dan syarat-syarat memperoleh
Gelar Magister Pendidikan (M.Pd) Bidang Ilmu Pendidikan Islam
Oleh:
PERSETUJUAN
PENGESAHAN TESIS
SURAT PERNYATAAN
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
ajaran Islam bagi masyarakat. Bahkan pesantren sangat kental dengan budaya
lokal dan kemudian di koreksi secara arif atas pemahaman keagamaan yang
shalat, puasa, zakat, haji hingga kemudian pada pengetahuan yang lebih
mendalam seperti tafsir, hadis, fiqh, tasawuf dan pengetahuan agama Islam
lainnya.
1
Herman DM, Sejarah Pesantren di Indonesia, (Jurnal Al-Ta’dib, Vol. 6, No. 2, 2016),
hlm. 145.
2
Ferdinan, Pondok Pesantren, Ciri Khas dan Perkembangannya, (Jurnal Tarbawi, Vol.1
No. 1, 2016), hlm. 13.
1
Pesantren kemudian tumbuh dan berkembang sesuai dengan kondisi
pengaruhnya, terutama dalam hal pendidikan. Sebab sejak dari awal berdirinya
maupun modern. Bahkan sekarang ini banyak pesantren yang telah memiliki
masyarakat.
pemberdayaan umat yang mereka programkan sejak tahun 2019 yang lalu
(setiap bulan)
(setiap bulan)
(berkala).4
4
Wawancara dengan Ust. Arman Lubis sebagai Kepala Divisi Badan Amil Zakat, Infak,
Sedekah dan Sosial disingkat Baszisipsos, tanggal 2 Januari 2021 di Kantor Bazisipsos Pesantren
Darul Mursyid
3
Kabupaten Tapanuli Selatan, PDM memiliki program Pembinaan
6. Memberikan hadiah bagi anak yang terlibat dalam kegiatan tadarus al-
Bahkan di beberapa desa, kutipan untuk biaya mengaji tidak lebih dari
lima
5
Divisi Bazisipsos, Laporan Bulanan, Januari 2021, hlm 20.
ribu rupiah per bulan. Namun, kutipan itu selalu terkendala karena
Tapanuli Selatan.
B. Fokus Penelitian
masyarakat Kecamatan Saipar Dolok Hole yang terbagi dalam dua hal inti,
Dolok Hole dan kontribusi Pesantren Darul Mursyid dalam pemberantasan buta
Tapanuli Selatan.
6
Observasi tanggal 5 Januari 2021 di Desa Batang Parsuluman, Kelurahan Sipagimbar,
dan Simaole-ole Kecamatan Saipar Dolok Hole, Tapanuli Selatan.
Fokus penelitian di atas kemudian di deskripsikan berdasarkan substansi
Selatan.
C. Rumusan Masalah
agar penelitian ini benar-benar fokus dan tidak keluar dari pokok pembahasan
Tapanuli Selatan?
D. Tujuan Penelitian
berikut:
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
Mursyid tentang hasil program sosial yang telah dilakukan selama ini,
c) Akan menjadi infromasi penting dan bahan isnpirasi bagi siapa saja
sistematika pembahasan.
Bab III Metodologi penelitian, terdiri dari lokasi dan waktu penelitian,
jenis dan metode penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, teknik
Mursyid, luas wilayah, demografi, visi dan misi, sikap Ketua Yayasan
Saipar Dolok Hole, hambatan yang di alami Pesantren Darul Mursyid dalam
9
BAB II
TINJAUAN TEORETIS
A. Kajian Teoretis
1. Pesantren
a. Pengertian Pesantren
awalan “pe” dan akhiran “an” yang memiliki arti asrama tempat santri
atau tempat murid belajar mengaji. Sementara santri berarti orang yang
orang saleh.7 Istilah pesantren bukan berasal dari istilah Arab melainkan
sebagai tempat para santri atau murid pesantren, sedangkan kata “santri”di
duga berasal dari kata “sastri” yang berarti “melek huruf”, atau bahasa
7
Tim Redaksi Kamus Besar bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi II,
(Jakarta: Balai Pustaka, 1991), hlm. 762.
8
Herman DM, Sejarah Pesantren di Indonesia, hlm. 146.
9
Ibid, hlm. 147.
10
bahkan sebelum kerajaan Islam di Indonesia berdiri.10 Setidaknya ada dua
yang khas bagi sufi. Pendapat ini berdasar pada faktabahwa penyiaran
dimulai dan dibawa oleh Wali Songo, sehingga pendapat ini mengklaim
10
Abdul Munir Mulkhan, Nalar Spritual Pendidikan, (Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya,
2002), hlm. 180.
11
Samsul Nizar H, Sejarah Pendidikan Islam (Menelusuri Sejarah Pendidikan Era
Rasulullah Sampai Indonesia), (Jakarta: Prenada Media Group, 2011), hlm. 201
12
Ibid.,
dirikan oleh Syekh Maulana Malik Ibrahim yang wafat pada 12 Rabiul
berasal dari akar kata “santri” dengan awalan “pe” dan berakhiran “an”
yang berarti tempat tinggal para santri. Para ahli kemudian berpendapat
kata santri berasal dari bahasa Tamil yang berarti guru mengaji. Pesantren
para guru yang dikenal dengan sebutan Kiyai yang juga berada di lokasi
klasik
13
Ibid., hlm. 201
14
Zamarkasyi Dhofier, Tradisi Pesantren, Cet. 5, (Jakarta: LP3S, 1985), hlm. 56.
15
Yasmadi, Modernisasi Pesantren, Kritik Nurchalis Madjid Terhadap Pendidikan Islam
Tradisional, (Jakarta: Ciputat Press, 2002), hlm. 122.
karena unggulnya perpaduan keilmuan yang telah mengantarkan Islam
b. Unsur-unsur Pesantren
16
Yasmadi, Modernisasi Pesantren, Kritik Nurchalis Madjid Terhadap Pendidikan Islam
Tradisional, hlm. 127.
17
M Amin Haedari dkk, Masa Depan Pesantren: dalam tanntangan Modernitas dan
Tantangan Kompleksitas Global, Cet. I, (Jakarta: IRD Press, 2004), hlm. 6.
13
1. Kiai, menjadi elemen yang sangat esensial bagi pesantren. Sosok Kiai
biasanya adalah penggagas atau pendiri pesantren dan karena itu banyak
melangsungkan pembelajaran.19
pesantren klasik maupun modern. Karena itu pulsa seorang kiai atau
18
Zamarkasyi Dhofier, Tradisi Pesantren, hlm. 93.
19
Ibid, hlm, 93.
20
Ibid, hlm, 94.
21
B. Marjani Alwi, Pondok Pesantren: Ciri Khas, Perkembangan, dan Sistem
Pendidikannya, (Jurnal: Lentera Pendidikan, Vol. 16, No. 2, 2013), hlm.209.
14
5. Pondok, merupakan tempat tinggal Kiai dan santri. Pondok menjadi ciri
lainnya. Ada tiga alasan mengapa kiai dan santri harus tinggal di
pondok, yaitu:
- Antara kiai dan santri seperti ayah dengan anak yang memiliki
keterikatan batin.22
c. Peran Pesantren
pendidikan.23
22
Zamarkasyi Dhofier, Tradisi Pesantren, hlm. 7.
23
Tatang Hidayat dkk, Peran Pondok Pesantren sebagai Lembaga Pendidikan Islam di
Indonesia, (Ta’dib: Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 7, No. 2, tahun 2018), hlm. 467
formal dengan memasukkan kurikulum nasional dan pesantren menjadi
dan relasi sosial akan terjadi dan bahkan saling membutuhkan dan bisa saja
komplek pesantren.
Buta Aksara terdiri dari dua kata yakni buta dan aksara. Buta
berarti tidak dapat melihat, mengenali sesuatu dalam bentuk dan warna
24
Ibid.,
25
Ensiklopedi Nasional Indonesia, Aksara, Jilid 1, Cet. IV, (Bekasi: Delta Pamungkas,
2004), hlm. 216
sejarah dan berbagai peristiwa dalam kehidupan manusia. Adapun tanda-
tanda grafis yang digunakan untuk pencatatan itu adalah dengan huruf.26.
pemberantasan buta aksara yang dicanangkan sejak tahun 2003 yang lalu.
tahun 2009.
26
Ensiklopedi Nasional Indonesia, Aksara, Jilid 1, Cet. IV, (Bekasi: Delta Pamungkas,
2004), hlm. 216
27
Muklisin, Pemberantasan Buta Aksara Al-Qur’an pada suku Anak Dalam (Studi kasus
di desa Dwi Karya Bhakti Kecamatan Pelepat Kabupaten Bungo Provinsi Jambi, (Jurnal:
Penelitian Sejarah dan Budaya Vol. 5 No.1, 2019),hlm. 48.
28
Ibid.,
Beberapa landasan hukum sekaligus menjadi dasar kebijakan dalam
29
tentang pembentukan kelompok kerja pemberantasan buta aksara.
29
Sujana, “Efektifitas Metode Iqra dalam Memberantas Buta Aksara Al-Qur’an Pada
Ibu-ibu Rumah Tangga”, (Yogyakarta: UII Yogyakarta, 2002), hlm. 9-10.
Qur’an yang menjadi pedoman dasar hidup baginya. Apalagi mengenal
canggih dan modern seperti sekarang ini. Jika tidak, maka akan tertinggal
yang belum bisa membaca Al-Qur’an. Meski sekarang ini sekolah sudah
aksara Al-Qur’an.30
muslim harus belajar dan berupaya keras untuk bisa membaca Al-Qur’an
dan disisi lain harus ada diantara kita yang menyediakan sarana maupun
prasa sarana untuk bisa belajar membaca Al-Qur’an itu sendiri.31 Allah
SWT berfirman:
19
Artinya: “Bacalah kitab (Al-Qur’an) yang telah diwahyukan kepadamu
itu lebih besar (keutamaannya dari ibadah yang lain). Allah mengetahui
Kitab Suci Umat Islam yang berasal dari kata Qara’a berarti bacaan atau
yang dibaca. Al-Qur’an menjadi kitab yang wajib dibaca, dipahami dan
kehidupan.
satu yang menjadi keharusan bagi setiap muslim. Karena itu sudah
ﻦ ﻥ ﺁ ﺮ ﻘﻟ ﺍ ﻢ ﻛ
ﻢﻠ ﻌﺗ ﺮ ﻴ ﺧ ﻣ
33ﻪ ﻤﻠ ﻋ ﻭ
32
Departemen Agama RI, Mushaf Al-Qur’an Terjemah, Edisi Tahun 2002, (Depok: Al-
Huda, 2005), hlm. 402.
33
HR. Bukhari dalam Fhadha’ilull Qur’an (IX/74) No 5027 dan 5028), Tirmidzi
(V/160), No. 2908.
20
disebutkan: “Sungguh Allah meninggikan derajat sebagian kaum dengan
Muslim).34
semua berharap atau menginginkan untuk menjadi orang yang paling baik
pemberantasan buta aksara Al-Qur’an dan harus ada yang peduli dan
Darul Mursyid sehingga terpanggil untuk peduli dan ambil bagian dalam
di sekitar
34
HR. Muslim dalam Ahs-Shalah (I/559), No. 817.
35
Wawancara dengan Bapak Arman Lubis Kepala Divisi Bazisipsos, tanggal 2 Januari
2021 di Kantor Divisi Bazisipsos Pesantren Darul Mursyid.
d. Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Membaca
seseorang,36 yakni:
status sosial ekonomi yang tinggi maka akan tinggi pula kemampuan
verbalnya.38
36
Farida Rahim, Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005),
hlm. 16-19
37
Ibid, hlm. 18.
38
Ibid, hlm. 19.
39
Ibid, hlm. 19.
Meski kita tahu bahwa pemberantasan buta aksara Al-Qur’an
bukan hal yang mudah namun bukan pula hal yang musatahil dilakukan.
Upaya ini telah dilakukan oleh Pesantren Darul Mursyid bagi masyarakat
upaya telah mereka lakukan dan secara sepintas hasilnya telah dirasakan
oleh masyarakat.
ketenagakerjaan.40
3. Kontribusi Pesantren
a. Pengertian Kontribusi
40
Sujana, hlm.10.
Kontribusi berarti sokongan baik berupa uang atau dana pada satu
itu, kontribusi tidak bisa diartikan sebagai bantuan dalam bentuk uang
atau materi saja melainkan bantuan berupa tenaga, pemikiran, materi dan
segala macam yang dapat membantu suksesnya suatu kegiatan yang telah
direncanakan.42
lembaga.
41
Wawan Wahyudin, Kontribusi Pondok Pesantren Terhdap NKRI, (Jurnal: Saintifika
Islamica, Vol. 3, No. 1, 2016), hlm, 23.
42
Ibid.,
saja tapi juga kepada masyarakat yang berada di sekitarnya. Sehingga
kita. Terutama mengubah dari hal yang statis dan mistis menuju pola
kolonialisme di nusantara.44
perkembangan keilmuan baru yang lebih baik, dan oleh akrena itu
43
Ibid.,
44
Wawan Wahyudin, Kontribusi Pondok Pesantren Terhadap NKRI, (Jurnal: Kajian
Kesilaman, Vol. 3, No. 1, 2016, hlm. 32.
45
Imam Syafe’i, Pondok Pesantren: Lembaga pendidikan pembentukan Karakter,
(Jurnal: Al-Tadzkiyyah, Vol. 8, No. 1, 2017), hlm. 71.
c. Kontribusi Pesantren sebagai Lembaga Dakwah
46
Hariya Toni, Pesantren sebagai Potensi Pengembangan Dakwah Islam, (Jurnal:
Dakwah dan Komunikasi. Vol. 1, No. 1, 2016), hlm. 204.
47
Ibid., hlm. 106
48
HM. Kholili, Pondok Pesantren dan Pengembangan Potensi Dakwah, (Jurnal;
Dakwah, Vol.XIII, No. 2, 2012), hlm.177-178.
26
untuk memberikan pengaruh positif bagi masyarakat khususnya dalam
Pemberdayaan masyarakat.49
5) disiplin ketat
negara
49
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2019 Tentang Pesantren, Bab II
Pasal 4 Asas, Tujuan dan Ruang Lingkup, Pasal 4.
50
M Amin Haedari dkk, hlm. 15.
51
B. Marjani Alwi, hlm 212.
ini, kontribusi pesantren sudah tidak bisa diragukan lagi dan telah terbukti
Mursyid namun belum ada satupun yang membahas secara khusus tentang
satu program sosial Pesantren Darul Mursyid yang dilaksanakan secara kontiniu.
Diantara penelitian tersebut adalah Tesis yang ditulis oleh Ali Ibrahim Siregar
Darul Mursyid”.
Selanjutnya artikel yang ditulis oleh Khairuddin dkk yang berjudul “Pembinaan
menemukan beberapa skripsi dan artikel yang hampir sama dengan judul
Tesis ini disusun oleh Dienil Aminy, UIN Maulana Malik Ibrahim, Malang,
Tahun
2018.
pada Suku Anak Dalam” (Studi Kasus di Desa Dwi Karya Bhakti Kecamatan
Pelepat Kabupaten Bungo Provinsi Jambi. Artikel ini ditulis oleh Muklisin,
Anak Jalanan di Simpang Pasar Pagi Pekanbaru”. Artikel ini ditulis oleh M.
Indonesia, 2019.
simpulkan bahwa penelitian tersebut secara keseluruhan berbeda baik dari segi
persepsi kajian maupun metodologi tidak ada satupun yang secara khusus dan
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1. Lokasi Penelitian
2. Waktu Penelitian
sejak bulan Oktober 2021 sampai dengan selesai. Adapun waktu penelitian
1) Melakukan survey
1) SK pengangkatan Pembimbing
30
3) Mengurus surat rekomendasi dari pihak Pesantren yang menjadi
bagian penelitian
c. Pelaksanaan Penelitian
1) Pengumpulan data
2) Proses bimbingan
3) Pengolahan data
1) Penyusunan data
2) Pengetikan data
3) Penggandaan laporan
1. Jenis penelitian
atau masyarakat.52
unsur- unsur sebagai satuan objek kajian yang saling terkait untuk
permasalahannya masih
52
Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 1983), hlm.
80.
sangat beragam sehingga dibutuhkan pendalaman lebih lanjut untuk
2. Metode Penelitian
C. Sumber Data
sumber data:
1. Data Primer
53
Sudarwan Danim, Menjadi Peneliti Kualitatif, (Bandung: Pustaka Setia, 2002), hlm.
35.
54 Ibid, hlm.
37.
32
Data primer ialah data yang diperoleh dilapangan berupa informasi
Pesantren Darul Mursyid yang terdiri dari Ketua Yayasan, Direktur dan
Kepala Divisi terkait, para guru mengaji dan para peserta didik binaan.
2. Data Sekunder
lapangan.
sebab tujuan utama dari penelitian adalah untuk mendapatkan data. Adapun
teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah Field
dengan:
1. Observasi
tertentu, dalam hal ini kegiatan para pengelola (Yayasan) Pesantren Darul
55 Ibid, hlm.
37.
33
Mursyid dan masyarakat Kecamatan Saipar Dolok Hole. Observasi ini
2. Wawancara
dan mendalam yang berupa tanya jawab dalam penelitian dan berlangsung
secara lisan dan bertatap muka antara dua orang atau lebih. Sehingga
responden dan jawabannya dicatat dan direkam.56 Hasil dari wawancara ini
56
Irwan Soehartono, Metode Penelitian Sosial, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008),
hlm. 67.
34
Adapun wawancara dilakukan kepada beberapa unsur penting
sejak berdiri, pencapaian visi misinya, hal-hal yang dilakukan oleh PDM
Dolok Hole, jumlah orang yang dibina PDM dalam dalam upaya
insentif Guru Mengaji yang diberikan PDM, nominal insentif yang terima
dari PDM setiap bulan, honor/haji/insentif yang di terima selain dari PDM,
tanggapan terkait jumlah insentif yang diberikan oleh PDM, tentang bantuan
masyarakat Kecamatan Saipar Dolok Hole, bantuan PDM selain insentif dan
tapanuli Selatan.
peserta didik binaan PDM, usia saat awal mengikuti program pemberantasan
Al- Qur’an binaan PDM ini, keuntungan yang mereka dapatkan dari
sekarang ini, waktu yang telah diikuti dalam program pemberantasan buta
oleh PDM, jumlah saudara yang ikut dalam program pemberantasan buta
aksara Al-Qur’an binaan PDM ini, tentang motivasi dari PDM, tantang
buta aksara Al- Qur’an di masyarakat, tentang program yang mirip atau
sebelum dan
sesudah program pemberantasan buta aksara Al-Qur’an di masyarakat,
saran dari kepala Desa atau kepala Dusun terkait program pemberantasan
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan sumber data yang stabil dari tempat
data yang relevan dengan penelitian didapatkan lebih jelas dalam bentuk
photo atau file atau arsip. Fotografi mempunyai nilai cukup tinggi dan tautan
peristiwa yang terlah belalu, baik berupa catatan harian, sejarah kehidupan,
berupa gambar, photo, sketsa dan lain-lain. Termasuk juga dokumen berupa
57
Sudarwan Danim, Menjadi Peneliti Kualitatif, hlm. 144.
58
Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods), (Bandung: Alfabeta, 2014),
hlm. 326
Maka dalam penelitian ini akan memuat beberapa dokumentasi
berupa photo pesantren, file atau arsip pesantren, laporan bulanan (dalam
yang didapatkan adalah data kualitatif yang berupa kumpulan kata-kata dan
berikut:
59
Ulber Silalahi, Metode Penelitian Sosial, (Bandung: Rafika Aditama, 2009), hlm. 340
berkaitan dengan Kontribusi Pesantren Darul Mursyid dalam pemberantasan
2. Reduksi data, yakni memilah data yang relevan dengan penelitian terkait
kredibiltas, yakni suatu hasil penelitian kualitatif yang dapat dipercaya oleh
didapatkan data apa adanya dan lebih rinci sesuai dengan fokus penelitian.
60
Agus Salim, Teori dan Paradigma: Penelitian Sosial, (Yogyakarta: Tiara Wacana,
2006), hlm. 23.
40
memberantas buta aksara Al-Qur’an di masyarakat Kecamatan Saipar Dolok
memanfaatkan sesuatu yang lain dari luas data untuk pengecekan terhadap
yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda, yaitu dengan:
situasi yang relatif dengan persoalan atau isu yang akan di cari, kemudian
f) Melibatkan teman, hal ini dilakukan untuk turut serta meneliti dan
61
Lexi J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2005), hlm. 29.
41
Lampiran 1
Instrumen Wawancara
Kontribusi Pesantren Darul Mursyid dalam pemberantasan buta aksara Al-Qur’an
di masyarakat Kecamatan Saipar Dlok Hole, Tapanuli Selatan.
Data Informan
Nama : Jafar Syahbudin Ritonga, DBA
Alamat :
Jabatan : Ketua Umum Yayasan
Lokasi :
Wawancara
Mohon bapak dapat memberikan infromasi tentang kontribusi Pesantren Darul
Mursyid (PDM) dalam pemberantasan buta aksara Al-Qur’an di masyarakat
Kecamatan Saipar Dlok Hole, Tapanuli Selatan.
1. Bagaimana sejarah berdirinya PDM?
2. Apa latar belakang pendirian PDM di desa Sidapadap Simanosor?
3. Apa visi dan Misi PDM dan bagaimana perkembangannya sejak berdirinya?
4. Apakah PDM telah mencapai Visi misinya?
5. Apa saja yang dilakukan oleh PDM untuk mencapai visi misinya?
6. Apakah PDM memberikan kontribusi kepada masyarakat?
7. Apa saja bentuk kontribusi PDM ke masyarakat di Kecamatan Saipar Dolok
Hole
8. Apa yang diharapkan PDM dengan memberikan kontribusi bagi masyarakat
sekitar?
9. Bagaimana tanggapan masyarakat tentang keberadaan PDM?
10. Adakah kendala yang dihadapi PDM saat memberikan kontribusi kepada
masyarakat?
Lampiran 1
Instrumen Wawancara
Kontribusi Pesantren Darul Mursyid dalam pemberantasan buta aksara Al-Qur’an
di masyarakat Kecamatan Saipar Dlok Hole, Tapanuli Selatan.
Data Responden
Nama : H. Arman Lubis (AL-Hafidz)
Alamat :
Jabatan : Kepala Divisi Bazisipsos PDM
Lokasi :
Wawancara
Mohon bapak/ibu/saudara dapat memberikan infromasi tentang kontribusi
Pesantren Darul Mursyid (PDM) dalam pemberantasan buta aksara Al-Qur’an di
masyarakat Kecamatan Saipar Dlok Hole, Tapanuli Selatan.
1. Benarkah PDM telah memberikan kontribusi ke masyarakat?
2. Apa saja kontribusi PDM ke masyarakat di Kecamatan Saipar Dolok Hole
yang bapak nilai telah berhasil?
3. Apa saja yang dilakukan PDM untuk pemberantasan buta aksara Al-Qur’an di
masyarakat Kecamatan Saipar Dolok Hole?
4. Apa nama program kegiatan PDM dalam upaya pemberantasan buta aksara
Al- Qur’an di masyarakat Kecamatan Saipar Dolok Hole?
5. Sudah berapa lama program pemberantasan buta aksara Al-Qur’an di
masyarakat Kecamatan Saipar Dolok Hole?
6. Bagaimana hasil dari program pemberantasan buta aksara Al-Qur’an di
masyarakat Kecamatan Saipar Dolok Hole?
7. Bagaimana gambaran kondisi masyarakat sebelum dan sesudah program
pemberantasan buta aksara Al-Qur’an di masyarakat Kecamatan Saipar Dolok
Hole?
8. Berapa orang yang dibina PDM dalam dalam upaya pemberantasan Buta
Aksara Al-Qur’an di masyarakat Kecamatan Saipar Dolok Hole?
9. Berapa orang personil PDM yang terlibat langsung dalam dalam upaya
pemberantasan Buta Aksara Al-Qur’an di masyarakat Kecamatan Saipar
Dolok Hole?
10. Berapa biaya yang dikeluarkan oleh PDM ddalam upaya pemberantasan Buta
Aksara Al-Qur’an di masyarakat Kecamatan Saipar Dolok Hole?
11. Apa saja kendala yang Bapak rasakan dalam program pemberantasan Buta
Aksara Al-Qur’an di masyarakat Kecamatan Saipar Dolok Hole?
Lampiran 1
Instrumen Wawancara
Kontribusi Pesantren Darul Mursyid dalam pemberantasan buta aksara Al-Qur’an
di masyarakat Kecamatan Saipar Dlok Hole, Tapanuli Selatan.
Data Responden
Nama :
Alamat :
Jabatan : Guru Mengaji
Lokasi :
Wawancara
Mohon bapak/ibu/saudara dapat memberikan infromasi tentang kontribusi
Pesantren Darul Mursyid (PDM) dalam pemberantasan buta aksara Al-Qur’an di
masyarakat Kecamatan Saipar Dlok Hole, Tapanuli Selatan.
1. Apakah bapak/ibu menerima insentif dari PDM dalam program
pemberantasan buta aksara Al-Qur’an di masyarakat Kecamatan Saipar Dolok
Hole?
2. Sudah berapa lama bapak/ibu menerima insentif Guru Mengaji dari PDM
dalam rangka pemberantasan buta aksara Al-Qur’an di masyarakat
Kecamatan Saipar Dolok Hole?
3. Apakah Bapak/Ibu merasa terbantu dengan instentif Guru Mengaji yang
diberikan PDM?
4. Berapa nominal insentif yang bapak terima dari PDM setiap bulan?
5. Adakah honor/haji/ insentif yang Bapak Ibu terima selain dari PDM?
6. Apakah Bapak/Ibu merasa cukup dengan insentif yang diberikan oleh PDM?
7. Apakah sarana dan prasarana kegiatan mengaji pernah di bantu oleh PDM?
8. Apa saja bantuan yang telah diberikan PDM dalam pemberantasan buta aksara
Al-Qur’an di masyarakat Kecamatan Saipar Dolok Hole?
9. Selain insentif dan bantuan secara materi, apakah PDM memberikan bantuan
yang lain?
10. Apa saja pengaruh yang bapak/ ibu rasakan sebelum dan sesudah mendapat
bantuan maupun insentif dari PDM?
11. Menurut Bapak/Ibu perlukah PDM terus melanjutkan program pemberantasan
buta aksara Al-Qur’an di masyarakat Kecamatan Saipar Dolok Hole?
Lampiran 1
Instrumen Wawancara
Kontribusi Pesantren Darul Mursyid dalam pemberantasan buta aksara Al-Qur’an
di masyarakat Kecamatan Saipar Dlok Hole, Tapanuli Selatan.
Data Responden
Nama :
Alamat :
Jabatan : Peserta didik
Lokasi :
Wawancara
Mohon ananda dapat memberikan infromasi tentang kontribusi Pesantren Darul
Mursyid (PDM) dalam pemberantasan buta aksara Al-Qur’an di masyarakat
Kecamatan Saipar Dlok Hole, Tapanuli Selatan
1. Dimanakah ananda pertama kali mengenal huruf Hijaiyah?
2. Apakah kamu termasuk peserta didik binaan PDM dalam program
pemberantasan buta aksara Al-Qur’an di masyarakat Kecamatan Saipar
Dolok Hole?
3. Berapa tahun usiamu saat awal mengikuti program pemberantasan buta
aksara Al-Qur’an yang dibina oleh PDM?
4. Apakah orangtuamu mendukungmu mengikuti program pemberantasan buta
aksara Al-Qur’an yang dibina oleh PDM?
5. Berapa biaya yang dipungut gurumu untuk dapat mengikuti program
pemberantasan buta aksara Al-Qur’an binaan PDM ini?
6. Apa saja keuntungan yang kamu dapatkan dari pemberantasan buta aksara
Al-Qur’an yang dibina oleh PDM?
7. Seperti apakah kemampuan anda dalam aksara Al-Qur’an sekarang ini?
8. Sudah berapa lama ananda mengikuti program pemberantasan buta aksara Al-
Qur’an di masyarakat Kecamatan Saipar Dolok Hole yang dibina oleh PDM?
9. Berapa orang saudara mu yang ikut dalam program pemberantasan buta
aksara Al-Qur’an binaan PDM ini?
10. Pernahkah ananda berjumpa dan mendapatkan motivasi dari PDM?
11. Pernahkah ananda mendapat bantuan materil dari PDM?
12. Setujukah ananda bila program pemberantasan buta aksara Al-Qur’an di
masyarakat Kecamatan Saipar Dolok Hole dilanjutkan oleh PDM?
Lampiran
Instrumen Wawancara
Kontribusi Pesantren Darul Mursyid dalam pemberantasan buta aksara Al-Qur’an
di masyarakat Kecamatan Saipar Dlok Hole, Tapanuli Selatan.
Data Responden
Nama :
Alamat :
Jabatan : Kepala Desa/Dusun
Lokasi :
Wawancara
Mohon bapak/ibu/saudara dapat memberikan infromasi tentang kontribusi
Pesantren Darul Mursyid (PDM) dalam pemberantasan buta aksara Al-Qur’an di
masyarakat Kecamatan Saipar Dlok Hole, Tapanuli Selatan.
1. Apakah bapak/ibu mengetahui program pemberantasan buta aksara Al-Qur’an
di masyarakat Kecamatan Saipar Dolok Hole yang dilakukan oleh PDM?
2. Sudah berapa lama warga bapak/Ibu menjadi binaan PDM dalam program
pemberantasan buta aksara Al-Qur’an di masyarakat Kecamatan Saipar Dolok
Hole binaan PDM?
3. Apa saja manfaat yang dirasakan warga Bapak/ibu terkait program
pemberantasan buta aksara Al-Qur’an di masyarakat Kecamatan Saipar Dolok
Hole yang di bina oleh PDM?
4. Adakah program yang mirip atau serupa dengan program pemberantasan buta
aksara Al-Qur’an di masyarakat Kecamatan Saipar Dolok Hole yang binaan
PDM?
5. Apakah Bapak/Ibu mendukung program pemberantasan buta aksara Al-Qur’an
di masyarakat Kecamatan Saipar Dolok Hole yang dilakukan PDM?
6. Apa bentuk dukungan Bapak/ibu sebagai Kepala Desa/Kepala Dusun terhadap
program pemberantasan buta aksara Al-Qur’an di masyarakat Kecamatan
Saipar Dolok Hole yang dilakukan oleh PDM?
7. Bagaimana kondisi masyarakat khususnya di bidang aksara Al-Qur’an sebelum
dan sesudah program pemberantasan buta aksara Al-Qur’an di masyarakat
Kecamatan Saipar Dolok Hole yang dilakukan oleh PDM?
8. Menurut Bapak/Ibu apakah program pemberantasan buta aksara Al-Qur’an di
masyarakat Kecamatan Saipar Dolok Hole yang dilakukan PDM akan tetap
dilanjutkan?
9. Apa saran dari Bapak terkait program pemberantasan buta aksara Al-Qur’an di
masyarakat Kecamatan Saipar Dolok Hole yang dilakukan oleh PDM?