Anda di halaman 1dari 20

Tugas Revisi Makalah

PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN


DALAM ISLAM

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Sejarah dan Khazanah Pendidikan Islam

Di Susun Oleh:
Dwi Pratiningsih
NIM: 25131764-2

Dosen Pengasuh:
Dr. Sri Suyanta, M. Ag

ISLAM NEGERI (UIN) AR-RANIRY


DARUSSALAM- BANDA ACEH
2014.
KATA PENGANTAR

Ahamdulillah, puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia yang
diberikan sehingga kami dapat menyelesaikan penelitian ini. Shalawat dan salam kepada
Rasulullah SAW yang telah mengeluarkan manusia dari alam kejahilan dan kebidaban menuju
ke alam berpengetahuan dan berakhlak mulia serta telah berhasil memperjuangkan
emansipasi kami kaum hawa.
Menyusun makalah merupakan suatu tuntutan yang harus kami kerjakan untuk
menunaikan tugas sebagai mahasiswa. Adapun judul yang penulis dapatkan yaitu Pendidikan
Olahraga dan Kesehatan dalam Islam.
Dalam menyelesaikan makalah ini, penulis menghadapi berbagai hambatan yang
disebabkan oleh keterbatasan ilmu yang penulis miliki, namun berkat pertolongan Allah serta
bantuan dari berbagai pihak penulis telah dapat menyelesaikan dengan sebaik mungkin. Penulis
menyadari, walaupun makalah ini dipersiapkan semaksimal mungkin, namun sebagai insan
yang sarat dengan kelemahan dan keterbatasan sudah tentu terdapat kepincangan dn
kekurangan dalam penyusunan. Oleh karena itu kritikan dan saran yang positif dan konstruktif
dari semua pihak sangat kami harapkan dalam rangakaian penyempurnaan makalah ini.
Akhirnya hanya kepada Allah hamba berserah diri, kiranya apa yang kami rencanakan
dapat terlaksana sebagaimana mestinya. Amin...

Makassar, 25 November 2019


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................................. ii
A. Pendahuluan ................................................................................................... 1
B. Pengertian Pendidikan Olahraga dan Kesehatan ........................................... 2
C. Landasan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan dalam Islam ......................... 4
D. Jenis dan Tokoh Pendidikan Olahraga dan kesehatan dalam Islam ............... 8
E. Tujuan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan dalam Islam ............................. 13
F. Manfaat Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Perspektif Islam .................... 14
BAB III KESIMPULAN.............................................................................................. 18
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 20
PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
DALAM ISLAM

A. Pendahuluan
Allah swt menciptakan struktur kepribadian manusia dalam bentuk potensial. Dinamika
kepribadian Islam di antaranya adalah dinamika struktur jasmani. Struktur jasmani merupakan
aspek biologis dari struktur kepribadian manusia. Aspek ini tercipta bukan dipersiapkan untuk
membentuk tingkah laku tersendiri, melainkan sebagai wadah atau tempat singgah strukutur
ruh. Kedirian dan kesendirian struktur jasmani tidak akan mampu membentuk suatu tingkah
laku lahiriah, begitu pula sebaliknya ruh tidak akan berfungsi apabila tidak ada jasmani sebagai
wadah ruh, misalnya berkaitan dengan tingkah laku batiniah yang diekspresikan dengan
perbuatan pada tingkah laku yaitu gerak badan.
Kenyataanya memang tidak dapat dipungkiri, bahwa segala bentuk aktivitas manusia
tidak terlepas dengan jasmaninya. Misalnya dalam pembelaan Islam di masa Rasulullah tidak
lepas dengan pengorbanan jasmaninya, bahkan sebelum terjun kemedan perang Rasulullah
selalu mengkalasifikasi kemampuan dan kekuatan jasmaninya.1
Jasmani merupakan suatu sistem yang memiliki pola hubungan komponen yang saling
bekerja sama, saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Jika dari salah satu dari
komponen tersebut cacat atau tidak berfungsi, maka sistem akan terjadi ketidak stabilan dan
menjadi penghambat dalam aktivitas manusia.
Untuk mencari sintesis atau perpaduan dari hal itu, jalan keluarnya ialah dengan
menstabilkan badan menjadikan semua anggota badan berfungsi, sehat, kuat dan lain
sebaginya. Karena manusia membutuhkan badan yang sehat dan kuat.
Sejarah menyebutkan, bahwa tersebarnya Islam banyak melakukan pembelaan dengan
melakukan perlawanan terhadap musuh, sehingga dengan semangat yang gigih dan kekuatan
yang sudah dipersiapkan akhirnya dapat mematahkan kekuatan musuh yang begitu banyak.
Dan ini tidak lepas dengan keberadaan jasmani yang kuat dan perkasa. Oleh karena itulah

1
Ahmad Syauqi Al-Fanjari, Nilai Kesehatan Dalam Syari’at Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005). h. 84.
penulis mengkaji bagaimana Islam mengatur tentang kesehatan dan kekuatan jasmani dengan
judul Pendidikan Olahraga dan Kesehatan dalam Islam.
Dari latar belakang masalah yang telah dijelaskan, maka agar tulisan ini terarah penulis
membuat rumusan masalah sebagai berikut:
1. Pengertian pendidikan olahraga dan kesehatan dalam Islam?
2. Landasan pendidikan olahraga dan kesehatan dalam Islam?
3. Jenis dan tokoh olahraga dan kesehatan dalam Islam?
4. Tujuan dan Manfaat pendidikan olahraga dan kesehatan dalam Islam?

B. Pengertian Pendidikan Olahraga dan Kesehatan


Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendidikan berasal dari kata dasar didik
(mendidik), yaitu: memelihara dan memberi latihan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran.
Sedangkan pendidikan mempunyai pengertian: proses pengubahan sikap dan tata laku
seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya
pengajaran dan latihan, proses perbuatan, cara mendidik. Ki Hajar Dewantara mengartikan
pendidikan sebagai daya upaya untuk memajukan budi pekerti, pikiran serta jasmani anak, agar
dapat memajukan kesempurnaan hidup yaitu hidup dan menghidupkan anak yang selaras
dengan alam dan masyarakatnya.2
Dari beberapa pendapat di atas, dapat dipahami bahwa hakekat pendidikan pada
dasarnya adalah memperoses potensi anak dengan memberikan didikan, melatih dan
mengelolah terhadap potensi-potensi anak.
Sedangkan pemahaman makna pendidikan dalam Islam lain dengan pandangan
pendidikan pada umumnya. Islam untuk memahami istilah pendidikan dengan segi lughat
(bahasa) yang terdiri dari tiga istilah, yaitu tarbiyah, ta’lim, dan ta’dib.
Dari uraian para ahli pendidikan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa pendidikan
diartikan suatu bimbingan dan usaha yang dilakukan secara sadar oleh pendidik terhadap
peserta didik dan bimbingan tersebut dilakukan untuk mengembangkan potensi-potensi baik

2
http://www.diwarta.com/pengertian-pendidikan-menurut-ki-hajar-dewantara/773/ Diakses pada tanggal 25
Mei 2014.
ruhani dan jasmani dengan berlandaskan pada al-Qur’an dan hadits Nabi Saw untuk menuju
terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam.
Dalam ensiklopedi Indonesia mengungkapkan pengertian olah raga adalah gerak badan
yang dilakukan oleh satu orang atau lebih yang merupakan regu atau rombongan. Sedangkan
menurut Cholik Mutohir menyebutkan bahwa olahraga adalah proses sistemik yang mendorong
mengembangkan, dan membina potensi-potensi jasmaniah dan rohaniah dalam bentuk
permainan, perlombaan, dan pertandingan.
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan
setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Sedangkan menurut Syekh Muhammad
Nawawi al-Jawi, menjelaskan, bahwa pada kata diartikan semua keadaan anggota badanmu
sehat, tidak sakit dan tidak bisu.3
Dengan demikian pendidikan olahraga dan kesehatan dalam Islam dapat diartikan yaitu
suatu bimbingan secara sadar menurut ajaran Islam dengan mengarahkan, mengajarkan serta
melatih terhadap pertumbuhan jasmani untuk menuju terbentuknya keadaan sejahtera badan
yang memungkinkan setiap orang berproduktif secara sosial dan ekonomi serta menuju
terbentuknya kepribadian yang memiliki nilai-nilai Islam serta berbuat berdasarkan nilai-nilai
Islam.
C. Landasan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan dalam Islam
1. Teologi Normatif
Yang dimaksud dengan landasan religius adalah dasar-dasar yang bersumber dari agama
Islam yang tertera dalam ayat al-Qur’an maupun hadits Nabi Saw. Menurut ajaran Islam,
melaksanakan pendidikan agama merupakan perintah dari Tuhan dan merupakan ibadah
kepadanya. Jelasnya, bahwa landasan ideal pendidikan Islam adalah firman Allah Swt. dan
hadits nabi Saw. yang menjadi fundamennya. Al-Qur’an sebagai sumber kebenaran dalam
Islam, kebenarannya tidak dapat diragukan lagi. Sedangkan sunnah Rasulullah Saw. yang
dijadikan landasan pendidikan pendidikan olahraga dan kesehatan adalah berupa perkataan,
perbuatan atau pengakuan Rasulullah Saw. dalam bentuk isyarat.

3
Syekh Muhammad Nawawi al-Jawi, Tafsir An-Nawawi, (Juz II), (Semarang: Usaha Keluarga, tanpa
tahun), hlm. 3.
Islam menganjurkan kepada umatnya agar menjadi manusia yang sehat dan kuat, baik
secara jasmani maupun ruhani. Itulah mengapa Islam memerintahkan manusia memerhatikan
faktor-faktor yang dapat mengantarkan mereka menuju hidup sehat. Sebab Islam melihat
betapa pentingnya kesehatan ruhani dan keselamatan tubuh bagi umatnya. Disamping itu,
Islam juga menganggap bahwa perhatiannya terhadap kesehatan dan olahraga merupakan
bagian dari pendidikan orang Muslim dalam kehidupan. 4
Perhatian Islam dalam upaya menjaga kesehatan ini, merata dan meluas bagi semua
kalangan baik orang tua, anak kecil, laki-laki maupun perempuan. Karena kesehatan dalam
Islam ada kaitannya dengan pelaksanaan kewajiban dalam ibadah, ajaran dan sunnah dalam
Islam.5
Secara umum, kesehatan dalam Islam berprinsip pada upaya menjaga kesehatan secara
preventif (menjaga kesehatan sebelum sakit). Para ahli juga menyepakati akan kebenaran
pendapat ini, sehingga orang bijak mengatakan “menjaga kesehatan lebih baik daripada
mengobati”. Gagasan ini hanya didapatkan dalam ajaran Islam. Baik hukum-hukum, amalan-
amalan, ataupun pendidikan dalam syariat Islam mengandung aturan-aturan yang tetap, yang
didalamnya terdapat upaya-upaya menjaga kesehatan seperti anjuran untuk bersih, bersuci,
ibadah, olah raga, sederhana dalam makan dan minum.
Ternyata praktik menjaga kesehatan dalam Islam melalui jalan Ibadah itu lebih unggul
daripada praktik yang diajarkan di luar Islam. Ilmu kedoktoran modern mengakui akan
keunggulan ritual Islam. Para pakar kedokteran mengakui bahwa ajaran dalam Islam memang
harus dilaksanakan oleh pemeluknya, karena disana juga terdapat manfaat yang besar bagi
kesehatan.6 Dan secara umum segala ritual dalam Islam merupakan langkah-langkah menjaga
kesehatan secara preventif.7

4
Hasan Raqith, Hidup Sehat Cara Islam: Seluk Beluk Kesehatan dan Penjagaannya, terj. Jujuk Najibah
Ardianingsih, (Bandung: Penerbit Nuansa, 2007), h. 11.
5
Hasan Raqith, Hidup Sehat Cara Islam: Seluk Beluk Kesehatan dan Penjagaannya, terj. Jujuk Najibah
Ardianingsih,..., h. 24.
6
Hasan Raqith, Hidup Sehat Cara Islam: Seluk Beluk Kesehatan dan Penjagaannya,...,h. 37.
7
Abdul Mun’in Qundail, Resep Al-Quran Untuk Hidup Sehat, terj. Aziz Rahman ibn Adnan, (Jakarta:
Cendekia, 2003), h. 18.
Kemudian terdapat juga beberapa hadis yang menjelaskan tentang keutamaan
kesahatan jasmani. Salah satunya hadis tentang keutamaan orang yang kuat adalah sebagai
berikut:
‫قل رسول هللا صلى هللا عليه وسلم المؤمن القوي خير واحب الى هللا من المؤمن الضعيف‬
)‫و في كل خير (روه مسلم‬

Artinya: Mukmin yang kuat itu lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada mukmin yang
lemah, dan di dalam segala kebaikan.” (HR. Muslim).

Dan terdapat pula hadis tentang hak badan, yaitu:8

‫ان لجسدك عليك حقا و ان لعينك عليك حقا وان لزوجك عليك حقا وان زوارك عليك حقا‬
)‫(رواه بخاري و مسلم عن عبد هللا بن عمر‬

Artinya: “Sesungguhnya tubuhmu memiliki hak yang harus kau tunaikan, matamu
memiliki hak yang harus kau tunaikan, istrimu memiliki hak yang harus kau
tunaikan, serta tamumu pun memiliki hak yang harus kau tunaikan.”(HR. Bukhari,
Muslim dari Abdullah bin Amr.
2. Landasan Yuridis
Landasan Yuridis adalah landasan pelaksanaan pendidikan jasmani yang berasal dari
peraturan perundangan-undangan. Secara langsung dan tidak langsung dapat dijadikan
pegangan dalam melaksanakan pendidikan jasmani, di sekolah-sekolah atau dilembaga
pendidikan formal di Indonesia. Karena masalah pendidikan merupakan masalah yang sangat
penting dalam kehidupan, baik dalam kehidupan keluarga maupun dalam kehidupan bangsa
dan negara. Oleh kerena itu, pendidikan dijadikan suatu ukuran maju mundurnya suatu bangsa.
Undang-undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang system pendidikan nasional
pasa 1 Nomor 1 yang berbunyi:

8
Shofia Amatullah, Tidur Nyenyak Ala Rasulullah, Mengistirahatkan Jiwa Raga Dalam Perspektif Islam.
(Jakarta: Act!On Religi, 2008) h.18.
“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktifmengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negaranya”.

Pada UU-RI No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional di atas menegaskan,
dengan memberikan seluas-luasnya untuk dapat mengembangkan atau merealisasikan potensi-
potensi yang dibawak sejak lahir dan kemudian membangkitkan kekuatan yang terpendam atau
mengaktifkan kekuatan atau potensi anak. Di antaranya potensi yang harus dikemmbangkan
adalah struktur kepribadian manusia yaitu potensi jasmani.
Dapat dikatakan bahwa pendidikan olahraga dan kesehatan berhubungan dengan tubuh
atau fisiknya. Sehingga bentuk aktivitas yang dilakukan seseorang (orang-orang yang
menjaganya) dengan gerakan tubuh yang teratur dengan tujuan untuk meningkatkan berbagai
kemampuan tubuh yang bermacam-macam dan menambah kecekatan gerakan. Hal itu
dilakukan untuk menjaga tubuh agar kuat, aktif, dan energik. Pendidikan olahraga dan
kesehatan bekerja untuk mengarahkan energi-energi yang terbentuk sejalan dengan tuntutan-
tuntutan diri manusia secara sinergis (kerja sama).9 Atau dapat dipahami bahwa pendidikan
olahraga dan kesehatan adalah usaha untuk menumbuhkan jasmani dengan pertmbuhan yang
baik (normal), menguatkan jasmani dan memeliharanya, sehingga mampu melaksanakan tugas
yang bermacam-macam dan beban yang banyak, yang dihapinya dalam kehidupan individu dan
sosial, dan agar mampu (kebal) menghadapi berbagai penyakit yang bakal mengancamnya.10
D. Jenis dan Tokoh Olahraga dan Kesehatan dalam Islam
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa segala ritual dalam ajaran Islam
mengandung nilai-nilai kesehatan yang bisa ditanamkan dalam pendidikan.
Ritual ibadah dalam Islam itu sehat dan menyehatkan. Salah satu contoh ritual ibadah
adalah salat. Salat harus didahlui dengan bersuci, terutama wudhu. Selain itu, tubuh, pakaian,

9
Aan Wahyudi, Pendidikan Anak perempuan Di Masa Anak-Anak, (Jakarta: Amzah, 2007), h. 53.
10
Abu bakar Muhammad, ibid, h. 525-26.
dan tempat orang mengerjakan salat harus bersih dari segala najis dan kotoran, dan kebersihan
ini merupakan pangkal kesehatan.11Dampak kesehatan dari salat juga timbul dari gerakan-
gerakan dalam pelaksanaan ibadah ini, seperti berdiri, rukuk, sujud dan duduk. Salat
merupakan latihan mental sekaligus secara seimbang, sehingga tidak ada yang terlupakan atau
yang terlalu ditekankan. Latihan mental sangat penting, karena sebagian besar penyakit yang
timbul saat ini barasal dari kondisi mental yang tidak sehat.12
Salah satu upaya menjaga kesehatan secara preventif dalam Islam adalah membangun
diri untuk hidup sederhana dalam makan dan minum. Selain itu, Islam juga menetapkan etika-
etika dalam makan dan minum, batasan makanan dan minuman yang bisa dikonsumsi serta
waktu yang baik untuk makan dan minum, yang kesemua tersebut merupakan langkah-langkah
kesehatan secara preventif. Telah diteliti oleh dunia kedokteran, bahwa seseorang yang
berlebihan dalam mengosumsi makanan pada akhirnya ia akan mengalami hal yang buruk bagi
kesehatannya. Diantaranya adalah menganggu alat pencernaan yang kadang bisa menyebabkan
penyakit diare, usus buntu, radang pada usus, perut kembung, nyeri pada persendian dan lain-
lain. Dan sebaliknya juga, bila kurang mengonsumsi makanan dan minuman juga berbahaya
bagi kondisi tubuh, hal ini juga akan memunculkan penyakit bagi tubuh.13
Adapun tokoh-tokoh dalam ilmu kesehatan adalah yang pertama sekali adalah
Rasulullah, karena didalam sunnah Nabawiyah yang disiarkan oleh Nabi telah dijelaskan
berbagai persoalan kehidupan yang berkaitan dengan kesehatan sebagai dasar-dasar ilmu
kedokteran yang belum dikenal umat manusia sebelum masa modern.14 Selanjutnya tokoh
dalam ilmu kesehatan adalah Muhammad bin Zakaria Razi atau yang lebih dikenal dengan ar-
Razi, Khalaf bin Abbas Zahrawi al-Andalisia panggilannya Abu Qashim yang diberi gelar Abu
Jiharah, Ali bin Abi Haram bin Nafis yang dipanggil dengan Abu Hasan dan gelarnya Alauddin,
Abbas bin Farnas bin Wardas yang biasa dipanggil Abu Qashim gelarnya Hakim. 15

11
Sudirman Tebba, Sehat Lahir Batin, (Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta, 2005), h. 12.
12
Sudirman Tebba, Sehat Lahir Batin,..., h. 13.
13
Hasan Raqith, Hidup Sehat Cara Islam: Seluk Beluk Kesehatan dan Penjagaannya,..., h. 43-50.
14
Abdul Basith Muhammad Sayyid, Rasulullah Sang Dokter, terj. Mansur Hamzah, (Solo: Tiga Serangkai,
2004), h. v.
15
Muhammad Sa’id Mursi, Tokoh-Tokoh Besar Islam Sepanjang Sejarah, terj. Khoirul Amru Harahap dan
Achmad Fauzan, cet I, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2007), h. 380- 384.
Selain itu olahraga juga merupakan langkah untuk mendapatkan kesehatan jasmani.
Islam mengaharuskan memilah aktivitas dan permainan kepada umat Islam, yaitu jenis
permainan yang sudah disyariatkan dan menghidari permainan-permainan yang diharamkan.
Aktivitas bermain memiliki maksud dan tujuan yang mulia, yang di dalamnya secara
tidak langsung dapat mempelajari etika dalam berbicara, bergaul, bertamu, meminta izin, dan
perilaku-perilaku lain yang berkaitan dengan pergaulan sosial. Sebagaimana para pakar
psikologi dan sosiologi anak berpendapat bahwa bermain adalah “obat yang mendidik” bagi
kondisi-kondisi yang menakutkan dan membosankan.16
Akan tetapi, Islam telah mengatur dengan batasan-batasannya. Sebagaimana sunnah
telah menerangkan jenis-jenis permainan dan olah raga yang boleh dan pernah dilakukan pada
masa Rasulullah Saw dan beliau sendiri telah melakukannya, antara lain:
a. Bermain dengan tombak
Bermain dengan tombak, ini dilakukan pada acara hari-hari raya dan pada kesempatan-
kesempatan tertentu. Rasulullah Saw. Melakukan jenis permainan ini di masjid, dan
mengizinkan Siti Aisyah ikut menyaksikannya, sebagaimana yang diriwayatkan oleh imam
Muslim.17

‫ بينا الحبشة يلعبون عند ي‬: ‫رض هللا عنه قال‬


‫النب صىل عليه وسلم بحرابهم دخل‬ ‫اب هريرة ي‬
‫عن ي‬
‫ حدثنا عبد الرزاق اخبنا‬:‫عىل‬
‫ دعهم يا عمر وزاد ي‬:‫عمر فاهوى اىل الحىص فحصبهم بها فقال‬
‫ يف المسجد‬:‫معمر‬
Artinya:“Dari Abu Hurairata ra, dia berkata, “ketika orang-orang Habasyah bermain di sisi
Nabi Saw dengan tombak-tombakmereka, maka Umar masuk lalu mengambil kerikil
danmelempari mereka. Nabi Saw bersabda, “Biarkanlah merekawahai Umar’.”Ali memberi
tambahan, “Abdurrazzaq menceritakan kepada kami, Ma’mar telah menggambarkan
kepada kami, di masjid’”

b. Lomba lari

16
Syaikhah binti Abdillah, ibid, h. 74.
17
Ibnu Hajar al-Asqalani, Fathul Bahri, Penjelasan Kitab Shahih Al-Bukhari, (Jakarta: Pustaka Azzam ,
2006),h. 282.
Di antara permainan dan olah raga yang juga diperbolehkan dan dapat dilakukan oleh
anak-anak yang sudah besar, dengan pengawasan orang tua ialah lomba lari. Ini diperbolehkan
dalam al-Qur’an, hadits, dan ijma’ umat yang menetapkan bahwa Rasulullah Saw. Pernah
melakukan bersama Siti Aisyah r.a. pada saat-saat melakukan
perjalanan.18
‫ كان رسول هللا صلى عليه و سلم يصف عبد هللا‬:‫عن عبد هللا بن الحارث رضي هللا عنه قال‬
‫وعبيد هللا وكثيرا من بني العباس رضي هللا عنهم ثم يقول من سبق الي فله كذا فيستبقون اليه‬
)‫فيقعون على ظهره وصدره فيقبلهم ويلزمهم (رواه احمد‬

Artinya:“Dari ‘Abdullah bin Harits as, ia berkata: “Rasulullah Saw membariskan ‘Abdullah,
Ubaidah, dan banyak lagi orang dari Bani ‘Abbas as, lalu bersabda: Barang siapa yang dapat
mengejar aku, dia akan akan mendapatkan ini dan itu.’” Ia (Abdullah) berkata: “Lalu mereka
berlomba mengejar beliau, sehingga mereka dapat memegang punggung dan dada beliau, lalu
beliau mencium mereka dan menggandengnya.” (HR. Ahmad).

Hadits di atas menjelaskan bahwa Rasulullah Saw. Senang mengadakan lomba lari anak.
Mengadakan lomba lari adalah hal yang sangat mudah dilakukan oleh anak-anak. Lomba lari
dapat ditangani oleh anak-anak secara praktis kapan saja dan dimana saja. Oleh karena itu,
memelihara kesehatan dan kekuatan anak melalui kegiatan lomba lari merupakan hal yang
sangat sederhana tetapi bermanfaat besar bagi pembinaan kesehatan anak dan pertumbuhan
fisiknya.
c. Olah raga memanah, berenang, dan berkuda

Mengenai olah raga panahan, Rasulullah Saw bersabda: Hak anak dari seorang ayahnya
ialah hendaknya ayahnya mengajarinya menulis, memanah, dan memberi rizki yang halal.”
(H.R. at-Tirmidzi).
Dalam hadis lain disebutkan:19

18
Muhammad Thalib, Di Bawah Asuhan Nabi, Praktek Nabi Saw Mendidik Anak Melandasi Aqidah dan
Akhlaqnya, Membangun Jasmaninya, Mencerdaskan Emosi dan Inteligensinya, (Jogjakarta: Hidayah Ilahi, 2003), h.
296.
19
Muhammad bin Umar An-Nawawi, Tanqihul Qoul,h. 156.
)‫علموا اوالدكم السباحة والرمي باالسهام والمراة المغزل (رواه البيهقى عن ابن عمر بن الخطاب‬
Artinya: “Ajarilah anak-anakmu berenang dan melepaskan anak panah dan ajarilah wanita
memintal.” (HR. Baihaqi dari Umar ibn al-Khattab).

Dari beberapa hadits di atas, bahwa bermain dan olah raga berenang, memanah dan
berkuda merupakan kegiatan yang Islami dan disyariatkan dalam Islam. Seperti belajar
memanah atau mempergunakan busur dan panah, seperti pada Rasulullah Saw olah raga ini
sekarang sudah populer dan banyak penggemarnya.
Adapun pakar-pakar Olahraga dalam sejarah Islam adalah Nusaibah binti Ka’ab
Asy’ariyah yang merupakan si jago pedang, kemudian Khaulah binti al-Azzar seorang
perempuan yang mahir dalam berkuda di salah satu perang yaitu perang Ajnadin 20, Anas bin
Malik.
E. Tujuan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan dalam Islam
Suatu tujuan yang diharapkan Islam adalah senantiasa menjaga dan memelihara
kebugaran dan kesehatan tubuh. Sehingga dalam proses pendidikan tercantum pengembangan
potensi manusia dan pemeliharaan kesehatan dan kebugaran tubuh.21
Menurut Asnelly Ilyas menyebutkan dalam bukunya “Mendambakan Anak Saleh”,
bahwa pendidikan jasmani di samping bertujuan untuk membentuk kepribadian, juga
mempunya tujuan lain yaitu:22
1. Untuk menjaga dan memelihara kesehatan badan, seperti alat-alat pernapasan,
peredaran darah, pencernaan makanan, melatih otot dan urat-urat saraf, dan melatih
kecekatan dan ketangkasan.
2. Memupuk perasaan sosial seperti tolong menolong dan setia kawan, yang umumnya
dapat dicapai dengan permainanpermainan, rombongan dan bekerja kelompok.
3. Memupuk perkembangan fungsi-fungsi jiwa seperti kecerdasan,ingatan, kemauan, dan
lain-lain.

20
Imarah Muhammad Imarah, 100 Kisah Kepahlawanan Wanita, terj. Muhyiddin Mas Rida, (Jakarta,
Pustaka Al-Kautsar, 2008), h. 148.
21
Muhajir, Pendidikan Jasmani, Teori dan Praktek SMA, (Jakarta: Erlangga, 2004), h. 2-16.
22
Asnilly Ilyas, Mendambakan Anak Saleh Prinsip-Prinsip Pendidikan Anak dalam Islam, (Bandung: Al-
Bayan, 1995),h. 79.
F. Manfaat Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Perspektif Islam
Sebagian besar ahli pendidikan telah bersepakat tentang pentingnya bermain dan
bergerak, serta peranannya dalam menumbuhkan potensi anak, baik jasmani, intelektual,
tingkah laku maupun social. Di antara manfaat pendidikan jasmani adalah:
1. Nilai-nilai jasmaniyah (fisik)
Permainan atau olah raga yang efektif merupakan suatu yang mendesak bagi
pertumbuhan otot-otot anak. Melalui permainan ini akan belajar berbagi keterampilan. Adnan
Hasan Shalih Baharits menyebutkan, bahwa pemainan sebagamana disebutkan dalam hadits
Nabi Saw. Dapat menumbuhkan dan mengerahkan potensi jasmani, permainan anak akan
menghasilkan kemampuan-kemampuan bergerak, melompat, lari, memanjat, dan kegiatan-
kegiatan jasmani lainnya.23
al-Ghazali menganjurkan kepada orang tua agar anaknya untuk diberi kesempatan
bermain, karena bermain merupakan gerakan seluruh anggota badan untuk memperkuat dan
mengembangkan otot-otot, tulang-tulang, urat dan fungsi jasmaniah yang lainnya untuk
meningkatkan kecakapan, kekuatan dan kesehatan jasmani anak.24
2. Dapat menumbuhkan intelektual
Menurut Adnan Hasan Shalih Baharits mengatakan, dalam hasil penelitian menunjukkan
bahwa anak-anak kecil memiliki kesempatan untuk bermain, pertumbuhan intelektual lebih
cepat dan lebih berkembang daripada mereka yang tidak diberi kesempatan dan peluang
tersebut.25
3. Nilai-nilai masyarakat (sosial)
Melalui permainan dan olah raga ini, akan belajar begaimana membangun hubungan
sosial kemasyarakatan dengan orang lain dan bagaimana berinteraksi dengan mereka secara

23
Adnan Hasan Shalih Baharits, Tanggung Ayah Terhadap Anak Laki-Laki. (Jakarta: Gema Insani Press,
2001), h. 359.
24
Hamdani Ihsan dan A. Fuad Ihsan, Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung : CV Pustaka Setia, 2001),h.
263.
25
Adnan Hasan Shalih Baharits, Tanggung Ayah Terhadap Anak Laki-Laki, (Jakarta: Gema Insani Press,
2001), h. 359.
baik. Ia bisa belajar dengan bekerjasama dan bergaul dengan orang dewasa dengan cara
menerima dan memberi (take and give).
Adnan Hasan Shalih Baharits mengatakan, bahwa dalam bidang sosial dan tingkah laku,
kegiatan anak bermain di tengah kelomopk temantemannya akan menambah proses sosialisasi
dirinya dan menerima pendapat-pendapat kelompok, dan lebih mengutamakan kepentingan
kelompok daripada kepentingan dirinya, serta terhindar dari sikap egois. Di samping itu, akan
tercipta pula kepemimpinn di antara anak-anak, dan akan terjadi proses belajar terhadap
teknik-teknik kepemimpinan dan caracara
melaksanakannya. Demikian pula dengan berbagai cabang perlombaan di antara anak-anak
merupakan wahana yang baik untuk menghindarkan rasa permusuhan di kalangan mereka.26
4. Nilai Pendidikan
Melalui permainan dan olah raga ini, akan belajar banyak hal tentang berbagai
peralatan. Ia juga akan belajar mengenal berbagi bentuk dan warna serta mengenal ukuran dan
pakaian. Melalui hal ini sering kali akan memperoleh informasi yang tidak bisa ia dapatkan
melalui sarana lain.27
5. Nilai-nilai akhlak (moral)

Melalui permainan ini, bisa belajar dasar-dasar konsepsi mengenai salah dan benar,
sebagaiman juga ia belajar mengenai sebagian dari timbangan-timbangan akhlak, seperti
keadilan, kejujuran, amanah, menahan diri, serta sepirit sportifitas.28
6. Nilai-nilai kreatifitas (inovasi)

Melalui permainan ia juga bisa mengekspresikan potensi-potensi kreatifitasnya serta


mengeksperimenkan gagasan-gagasan yang dimilikinya.29
7. Nilai-nilai personalitas

26
Adnan Hasan Shalih Baharits, Tanggung Ayah Terhadap Anak Laki-Lak,i..., h. 360.
27
Muhammad Nur Abdul Hafizh Suaid, Manhaj at-Tarbiyah an-Nabawiyah litThifl”, diterjemahkan oleh
Salafuddin Abu Sayyid dengan judul “Pendidikan Anak Bersama Nabi Saw. (Panduan Lengkap Pendidikan Anak
disertai Teladan Kehidupan Para Salaf)”, (Pustaka Arafah, 2003), h. 292.
28
Muhammad Nur Abdul Hafizh Suaid, Manhaj at-Tarbiyah an-Nabawiyah litThifl,..., h. 293.
29
Ibid., hlm. 293.
Melalui permainan, ia bisa menyiapkan banyak hal mengenai personalitas dan identitas
jati dirinya, seperti mengetahui tentang kemampuan dan kecakapannya dengan cara
berinteraksi dengan temanteman lain dan membandingkan mereka dengan dirinya. Di samping
itu, ia juga bisa belajar berbagi peroalannya dan bagaimana cara mengatasinya.30
8. Nilai-nilai kuratif
Melalui permainan, seorang anak bisa melenyapkan ketegangan yang justru akan
melahirkan berbagai keterbelengguan. Oleh karena itu kita temukan bahwa anak-anak yang
berasal dari keluarga yang penuh dengan belenggu, perintah dan larangan akan melakukan
kegiatan permainan yang lebih banyak daripada anak-anak yang lainnya. Demikian juga,
permainan atau olah raga juga menjadi salah satu sarana terbaik untuk menghilangkan rasa
permusuhan.31

BAB III
KESIMPULAN

30
Ibid., hlm. 293.
31
Ibid., hlm. 293.
Dari uraian yang telah dipaparkan sebelumnya, maka dapat diambil beberapa
kesimpulan dalam pembahasan ini sebagai berikut:
1. Pendidikan olahraga dan kesehatan dalam Islam dapat diartikan yaitu suatu bimbingan
secara sadar menurut ajaran Islam dengan mengarahkan, mengajarkan serta melatih
terhadap pertumbuhan jasmani untuk menuju terbentuknya keadaan sejahtera badan
yang memungkinkan setiap orang berproduktif secara sosial dan ekonomi serta menuju
terbentuknya kepribadian yang memiliki nilai-nilai Islam serta berbuat berdasarkan nilai-
nilai Islam.
2. Landasan pendidikan olahraga dan kesehatan yaitu: a) landasan religius yaitu dalam
surat al- Qashas ayat 26, Al-Baqarah, ayat 247, Al-A’raf, ayat 69, An-Naml 39, as-Shād
34, al-A’raf 148, Maryam 10, al-Isra 82, an-Nahl 69 dan al-Anbiyā’ 8, dan dalam hadis
nabi yaitu hadis tentang hak tubuh, bermain dengan tombak, lomba lari, memanah,
berenang dan berkuda.b) landasan Yuridis yaitu Undang-undang Republik Indonesia No.
20 tahun 2003 tentang system pendidikan nasional pasa 1 Nomor 1dan 14.
3. Jenis olahraga yang diperbolehkan dalam Islam adalah bermain dengan tombak, lomba
lari, berenang, memanah dan berkuda. Adapun tokoh-tokoh dalam ilmu kesehatan
adalah yang pertama sekali adalah Rasulullah, karena didalam sunnah Nabawiyah yang
disiarkan oleh Nabi telah dijelaskan berbagai persoalan kehidupan yang berkaitan
dengan kesehatan sebagai dasar-dasar ilmu kedokteran yang belum dikenal umat
manusia sebelum masa modern. Selanjutnya tokoh dalam ilmu kesehatan adalah
Muhammad bin Zakaria Razi atau yang lebih dikenal dengan ar-Razi, Khalaf bin Abbas
Zahrawi al-Andalisia panggilannya Abu Qashim yang diberi gelar Abu Jiharah, Ali bin Abi
Haram bin Nafis yang dipanggil dengan Abu Hasan dan gelarnya Alauddin, Abbas bin
Farnas bin Wardas yang biasa dipanggil Abu Qashim gelarnya Hakim. Adapun pakar-
pakar Olahraga dalam sejarah Islam adalah Nusaibah binti Ka’ab Asy’ariyah yang
merupakan si jago pedang, kemudian Khaulah binti al-Azzar seorang perempuan yang
mahir dalam berkuda di salah satu perang yaitu perang Ajnadin, Anas bin Malik.
4. Tujuan pendidikan olahraga dan kesehatan dalam Islam adalah untuk membentuk
kepribadian, untuk menjaga dan memelihara badan, memupuk perasaan sosial, dan
memupuk perkembangan fungsi-fungsi jiwa.
5. Manfaat pendidikan olahraga dan kesehatan dalam Islam adalah nilai jasmaniyah, dapat
menumbuhkan intelektual, nilai masyarakat, nilai pendidikan, nilai akhlak, nilai
kretifitas, nilai personalitas, nilai kuratif.

DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/6813530/PENDIDIKAN_OLAHRAGA_DALAM_ISLAM
http://www.diwarta.com/pengertian-pendidikan-menurut-ki-hajar-dewantara/773/
Aan Wahyudi, Pendidikan Anak perempuan Di Masa Anak-Anak, Jakarta: Amzah, 2007

Abdul Basith Muhammad Sayyid, Rasulullah Sang Dokter, terj. Mansur Hamzah, Solo: Tiga
Serangkai, 2004

Abdul Mun’in Qundail, Resep Al-Quran Untuk Hidup Sehat, terj. Aziz Rahman ibn Adnan,
Jakarta: Cendekia, 2003

Adnan Hasan Shalih Baharits, Tanggung Ayah Terhadap Anak Laki-Laki, Jakarta: Gema Insani
Press, 2001

Ahmad Syauqi Al-Fanjari, Nilai Kesehatan Dalam Syari’at Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2005

Asnilly Ilyas, Mendambakan Anak Saleh Prinsip-Prinsip Pendidikan Anak dalam Islam,
Bandung: Al-Bayan, 1995

Hamdani Ihsan dan A. Fuad Ihsan, Filsafat Pendidikan Islam, Bandung : CV Pustaka Setia,
2001

Hasan Raqith, Hidup Sehat Cara Islam: Seluk Beluk Kesehatan dan Penjagaannya, terj.
Jujuk Najibah Ardianingsih, Bandung: Penerbit Nuansa, 2007

Ibnu Hajar al-Asqalani, Fathul Bahri, Penjelasan Kitab Shahih Al-Bukhari, Jakarta: Pustaka
Azzam , 2006

Imarah Muhammad Imarah, 100 Kisah Kepahlawanan Wanita, terj. Muhyiddin Mas Rida,
Jakarta, Pustaka Al-Kautsar, 2008
Muhammad Nur Abdul Hafizh Suaid, Manhaj at-Tarbiyah an-Nabawiyah litThifl”, diterjemahkan
oleh Salafuddin Abu Sayyid dengan judul “Pendidikan Anak Bersama Nabi Saw. (Panduan
Lengkap Pendidikan Anak disertai Teladan Kehidupan Para Salaf)”, Pustaka Arafah, 2003

Muhajir, Pendidikan Jasmani, Teori dan Praktek SMA, Jakarta: Erlangga, 2004

M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan, Bandung: Remadja Karya, 1988


Muhammad bin Umar An-Nawawi, Tanqihul Qoul
Muhammad Sa’id Mursi, Tokoh-Tokoh Besar Islam Sepanjang Sejarah, terj. Khoirul Amru
Harahap dan Achmad Fauzan, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2007

Muhammad Thalib, Di Bawah Asuhan Nabi, Praktek Nabi Saw Mendidik Anak Melandasi
Aqidah dan Akhlaqnya, Membangun Jasmaninya, Mencerdaskan Emosi dan Inteligensinya,
Jogjakarta: Hidayah Ilahi, 2003

Shofia Amatullah, Tidur Nyenyak Ala Rasulullah, Mengistirahatkan Jiwa Raga Dalam
Perspektif Islam. Jakarta: Act!On Religi, 2008

Sudirman Tebba, Sehat Lahir Batin, Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta, 2005

Syekh Muhammad Nawawi al-Jawi, Tafsir An-Nawawi, (Juz II), Semarang: Usaha Keluarga,
tanpa tahun

Anda mungkin juga menyukai