Pengampu:
Prof. Dr. Syafruddin, M.Pd
Dr. Aldo Naza Putra , M.Pd
Disusun oleh:
Genta Dwi Putra (22199060)
Heru Mardianto (22199016)
Ismardi (22199022)
Yayang Yulia Sari (22199049)
Puji syukur atas karunia yang Allah Subhanahu Wa Ta’ala berikan, atas
limpahan rahmat, dan kasih sayang-Nya, atas petunjuk dan bimbingan yang telah
Dasar Pedagogi dan Kaitannya dengan Olahraga”. Dalam kesempatan ini, penulis
pihak, yang telah memberikan bantuan berupa bimbingan, arahan, motivasi, dan
amal kebaikan dari berbagai pihak tersebut. Tentunya masih banyak kekurangan
yang ada dalam penulisan makalah ini, untuk itu penulis sangat berharap masukan
dari pembaca dan semoga karya ilmiah ini bisa bermanfaat bagi siapa saja yang
membacanya. Aamiin
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.......................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................2
C. Tujuan...................................................................................................2
BAB II. PEMBAHASAN
A. Pengertian Pedagogi Secara Umum......................................................3
1. Tiga Arti Dalam Pedagogi...............................................................4
2. Pedagogi Ditinjau secara Etimologi.................................................5
B. Pengertian Pedagogi Olahraga..............................................................6
1. Perspektif Sejarah Pedagogi Olahraga.............................................7
2. Struktur Ilmu Keolahragaan.............................................................8
3. Landasan Filosofis Pedagogi Olahraga............................................9
4. Pendidikan Jasmani dan Pedagogi Olahraga....................................9
5. Lingkup Batang Tubuh Pedagogi Olahraga.....................................13
C. Pendidikan Jasmani...............................................................................25
1. Pendidikan Jasmani dan Pendidikan Olahraga.................................27
2. Perbedaan dan persamaan Penjas dan Pendidikan Olahraga...........29
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
terutama pada bahasan kali ini yaitu tentang pengertian pedagogi, pedagogi
pedagogi akan dipelajari tentang fungsi atau cara kerja kehidupan olahraga
kehidupan masyarakat. Pengaruh itu dapat terjadi secara spontan atau pun
terencana.
menata urutan latihan fisik dan latihan teknik dalam kaitannya dengan
1
masalah kelelahan dan efisiensi pemanfaatan waktu. Penerapan pedagogi
B. Rumusan masalah
C. Tujuan Makalah
olahraga dalam kehidupan masyarakat. terutama pada bahasan kali ini yaitu
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pedagogi Secara Umum
Pedagogi yang ditarik dari kata "paid" artinya anak dan "agogos"
pedagogi untuk kegiatan pelatihan bagi orang dewasa jelas tidak tepat,
bagi orang dewasa. Namun karena orang dewasa sebagai individu yang
belajar mandiri yang bertumpu kepada warga belajar itu sendiri dan bukan
Training / Teaching).
Menurut Hewett LL.D, bahwa pedagogi lebih dari sekedar ilmu dan
3
seni mengajar. Pedagogi berkenaan dengan upaya membawa anak-anak dan
memimpin mereka untuk mencapai suatu tujuan yang ideal, di sini tujuan
dan menjalani kehidupan dan kelak dapat menghidupi diri mereka sendiri,
dipelajari, ketika akan dipelajari, dan jika materi telah dipelajari. Pedagogi,
dalam peran tunduk membutuhkan ketaatan dengan instruksi guru. Hal ini
didasarkan pada asumsi bahwa peserta didik hanya perlu mengetahui apa
(Knowles, 1984).
4
b. Pendidikan: seni, ilmu pengetahuan, atau profesi mengajar,
Pedagogi juga kadang- kadang merujuk pada penggunaan yang tepat dari
pembelajaran yang dirumuskan oleh peserta didik dan guru. Salah satu
5
Knowles mengungkapkan istilah lain yang mirip dengan pedagogi yaitu
andragogi, yang merujuk pada ilmu dan seni mendidik orang dewasa.
muda baik ditinjau dari tradisi dan paradiqma penelitian maupun produk
batang tubuh pedagogi olahraga itu sendiri yang dipahami sebagai medan
6
pedagogi olahraga memiliki peluang pengembangan dan penerapannya,
pendidikan jasmani dan olahraga, dan atas dasar itu pula para pendidik di
7
2. Struktur Ilmu Keolahragaan
dianggap cukup mapan, seperti yang dipaparkan Prof. Haag di Jerman sejak
sport medicine, (2) sport beomechanic, (3) sport psychology, (4) sport
sociology, (5) sport pedagogy, (6) sport history dan (7) sport
peran dalam ilmu keolahragaan, oleh karena itu sangat penting untuk
8
olahraga.
sehingga fisiologi dan anatomi menduduki posisi yang amat kuat dalam
Cartesian. Inti dari pemikiran Ponty ialah bahwa manusia itu sendirilah
yang secara sadar menggerakkan dirinya sehingga tubuh atau raga aktif
sedemikian rupa untuk kontak dengan dunia sekitarnya. Ide tentang the
9
sebagai sebuah bidang studi (mata pelajaran) di sekolah, dan pedagogi
dalam Rusli lutan, 1988). Pandangan ini tak berbeda dengan tradisi di
10
pendidikan, tatkala manusia dirangsang agar mampu berolahraga. Bagi
Grupe & Kruger (1994), pedagogi olahraga mencakup 2 (dua) hal utama
kemauan.
pimpinan dan dosen dari STO se-Indonesia dengan nara sumber ahli dari
jerman Barat (Prof. Haag, Prof. Nowacki, Dr. Jansen dan Bodo
11
mereka mulai menengok ke perspektif sejarah sistem pendidikan
bahwa istilah pedagogi olahraga itu tidak saja sepenuhnya berasal dari
sejak tahun 1898 hingga perang dunia I, seperti juga buah pikiran yang
12
(Perancis), Gebbardt dan Diem (Jerman), dan Kemeny serta Guth-
olimpiade, dan pokok pikiran itu sungguh sangat relevan dengan konsep
dalam pdagogi olahraga. Para tokoh peletak dasar pedagogi olahraga ini
Jerman.
13
pedagogy deal with teaching and learning of all age group ….target
umum dan luas disebutkan bahwa pedagogi olahraga adalah “the science
(misalnya dalam tulisan Grupe & Kurz). Definisi ini sangat banyak
bahwa olahraga itu sangat kaya dengan potensi dan kesempatan dalam
14
pembentukan jelas-jelas terjadi melalui semua adegan yang bersifat
memang terjadi melalui proses itu. Itulah sebabnya pada tataran praktis
disyaratkan bahwa harus selalu terjadi proses transaksi antara guru dan
substansi yang disampaikan oleh guru kepada murid, dan karena itu
dan olahraga ialah bahwa hanya sedikit terjadi dan bahkan ada tuduhan
15
akreditasi guru pendidikan jasmani. Kupasan singkat tentang wilayah
berikut:
a. Content knowledge
d. Curriculum knowledge
Menjadi lebih unik pengetahuan yang dimaksud karena ada tiga kategori
16
tentang prosedur penerapan, dan kategori ketiga, penerapan pengetahuan
b. Curriculum knowledge
17
“sporting based approach” yang banyak dipengaruhi oleh para
Jasmani (SKJ) yang dalam banyak hal menyulitkan para guru dan
18
mempengaruhi apa dan bagaimana isi diadakan dan dipelajari
dalam sebuah program. Dalam lingkup yang lebih luas kita dapat
Kapuas. Salah satu tugas ajar yang tidak dapat saya lupakan ialah
19
karena konteks situasi pengajaran mempengaruhi bagaimana guru
jasmaninya.
lima faktor utama: (1) lokasi sekolah, (2) demografis siswa, (3)
sumber-sumber belajar.
20
keterjangkauan sekolah yang terkait dengan transportasi, dan faktor
amat beragam dari aspek kognitif. emosi, sosial, dan faktor sejarah
21
berpusat pada Siswa, dan pemahaman tentang pertumbuhan dan
menjadi landasan bagi pencapaian prestasi dalam bidang apa saja, yang
22
menyediakan banyak kesempatan bagi pengembangan domain
mungkin.
tergantung pada siswa atau atlet itu sendiri. Fenomena ini tampak
23
yang Mempengaruhi kinerja seseorang Tema ini tak kalah
24
e. Knowledge of educational goals
Hellison, 1993).
C. Pendidikan Jasmani
latihan (KBBI, 1989), jasmani adalah tubuh atau badan (fisik). Namun
yang dimaksud jasmani di sini bukan hanya badan saja tetapi keseluruhan
(manusia seutuhnya), karena antara jasmani dan rohani tidak dapat dipisah-
25
pisahkan. Jasmani dan rohanai merupakan satu kesatuan yang utuh yang
kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional. Pendidikan
26
dibedakan dengan olahraga. Dalam arti sempit olahraga diidentikkan
sebagai gerak badan. Olahraga ditilik dari asal katanya dari bahasa jawa
olah yang berarti melatih diri dan rogo (raga) berarti badan. Secara luas
guru itu merasa dirinya bukan sebagai guru penjas, melainkan guru
makna dan tujuan kedua istilah tersebut. Akibatnya sebagian besar guru
27
Pertanyaannya, apa bedanya pendidikan olahraga dengan
pendidikan jasmani?
keterampilan anak. Hal ini dapat berupa keterampilan fisik dan motorik,
kebutuhan murid. Jika siswa harus belajar bermain bola voli, mereka
28
balajar keterampilan teknik bola voli secara langsung. Teknik-teknik
langsung yang sudah terampil biasanya dapat menjadi contoh, dan anak
sudah mahir. Untuk pengajaran model seperti ini, ada ungkapan “kalau
29
sehat WHO berarti sehat rohani.
jasmani ini harus menyebabkan perbaikan dalam pikiran dan tubuh yang
holistic tubuh jiwa ini termaksud pula penekanan pada ketiga domain
menciptakan “tubuh yang baik bagi tempat pikiran atau jiwa”. Artinya,
dalam tubuh yang baik “diharapkan” pula jiwa yang sehat, seperti
apakah konsep tersebut saat ini bersifat dominant dalam masyarakat kita
penjas yang sangat jauh dari menyadari terhadap peranan dan fungsi
30
penjas disekolahnya masih lebih banyak ditekankan pada program yang
Indonesia, penekanan yang berat itu masih dipandang lebih baik, karena
sekali.
Perbedaan atau kesenjangan antara apa yang kita percayai dan apa yang
kita praktikkan (gap antara teori dan praktek) adalah sebuah duri dalam
(sport), sebagai istilah yang lebih dahulu popular dan lebih sering
31
dari bermain dapat ditemukan didalam keduanya.
bentuk gerakan, dan ketiganya dapat melumat secara pas dalam konteks
32
pertandingan.
33
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pedagogi yang ditarik dari kata "paid" artinya anak dan "agogos"
keterjadian transaksi antara guru dan peserta didik, dan dalam proses itu
jasmani dan olahraga, ketujuh kategori pengetahuan itu tidak saja dapat
harus sampai pada tataran penerapan Pada waktu sebelum, selama dan
34
DAFTAR
PUSTAKA
Hammond, Linda Darling and Bransford, John (ed,) (2005). Preparing Teachers
for a Changing World. San Fransisco: Jossey‑Bass.
Hita, I Putu Agus Dharma. (2020). Philosophical view of the science of sports
pedagogy. Edu sportivo. 1(2), 66-78.
Huzinga, Johan (1950). Homo Ludens. A study of the Play Element in Culture.
Boston: The Beacon Press.
Lutan, Rush (2005). Indonesia and Asian Games: Sport, Nationalisms and the
New Order in Sport in Society, Vol. 8, No. 3, September 2005