Anda di halaman 1dari 20

Prorposal Skripsi

“IMPLEMENTASI EVALUASI KURIKULUM PJOK


MEMAKAI MODEL CIPP DI SMA NEGERI 1 GARUT”

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Penulisan Karya Tulis Ilmiah

Dosen Pengampu :

Prof. H. Amung Ma’mun, M.Pd.

Oleh :

Fazar Rijal Firdaus

1804240

Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi

Fakultan Pendidikan Olahraga Dan Kesehatan

Universitas Pendidikan Indonesia

2021
LEMBAR PENGESAHAN

IMPLEMENTASI EVALUASI KURIKULUM PJOK BERBASIS CIPP DI SMA


NEGERI 1 GARUT

Fazar Rijal Firdaus


NIM. 1804240

Disetujui dan disahkan


Dosen Pembingbing Akademik

Mudjihartono, M.Pd.
NIP. 196508171990011001

Mengetahui
Ketua Program Studi
Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Dr. Yususf Hidayat, M.Si.


NIP. 196808301999031001
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia dalam melaksanakan fungsi-fungsi kehidupan tidak
terlepas dan tidak akan lepas dari pendidikan, karena pendidikan berfungsi
untuk meningkatkan kualitas manusia baik individu maupun kelompok,
baik jasmani, rohani, spiritual, material maupun kematangan dalam
berfikir, hal yang demikian itu untuk meningkatkan kualitas sumber daya
manusia. Demi terciptanya sumber daya manusia yang berkualitas, tidak
terlepas dan sangat bergantung dari keberhasilan penyelengaraan
pendidikan. Undang-undang No. 20 Tahun 2003, tentang Sistem
Pendidikan Nasional, pendidikan diartikan sebagai usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi dirinya
secara utuh. Sesuai dengan Undang-undang No.20 tentang sisdiknas.
Kurikulum memiliki peranan yang penting sebagai tujuan
pengarah pendidikan agar tujuan menjadi lebih terarah dan berkualitas.
Menurut Sukmadinata (2009) dalam (Prabowo, n.d.) menyatakan bahwa
“kurikulum merupakan suatu rencana yang dijadikan sebagai pedoman
atau pegangan dalam kegiatan proses belajar mengajar”. Didalam
kurikulum tentunya terdapat suatu rencana dan pengaturan mengenai
tujuan isi, bahan pelajaran serta metode yang digunakan, sebagai pedoman
dalam kegiatan proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan
pendidikan.
Di Indonesia sendiri sering terjadi perubahan kurikulum dari tahun
ketahun yang diharapkan untuk menyesuaikan dengan perkembangan
zaman, dan pertumbuhan sistem pendidikan yang semakin maju, namun
terlepas dari cita-cita luhur tersebut, alih alih pemeo yang beredar di
masyarakat menteri berubah kurikulum berubah lagi. Selama 70 tahun
Indonesia merdeka, telah mengalami 12 kali perubahan kurikulum, pada
zaman orde baru terjadi 6 kali perubahan kurikulum, yaitu pada tahun
(1973, 1975, 1984, 1944 dan 1997), kemudian pada masa reformasii
terjadi tiga kali perubahan kurikulum, yaitu Rintisan Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK) tahun 2004, Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran
(KTSP) tahun 2006 dan terakhir Kurikulum 2013 (Hulu & Perak, 2013).
Sayangnya perubahan kurikulum yang kerap terjadi ini lebih
sering menjadi permasalahan baik di Lembaga Perguruan Tinggi
Keguruan (FPOK – STKAIP), diakar rumput terutama untuk praktisi (guru
PJOK, Guru pamong, dan penilik PJOK, IGO, mahasiswa PPL). Dalam
kurikulum 2013 ini terdapat empat tujuan atau kompetensi, yaitu
kompetensi spiritual, kompetensi sosial, kompetensi pengetahuan dan
kompetensi keterampilan.
Perlu suatu keberadaan suatu kurikulum PJOK yang mengakar
rumput di masyarakat, terutama kurikulum PJOK yang akrab dan dapat
diterima oleh semua pihak yang bernuansakan pendidikan,
pembelajaran/aktivitas fisik yang mendidik secara utuh dan unik. Pada
dasarnya pendidikan jasmani harus menyebabkan perbaikan dalam
‘pikiran dan tubuh’yang mempengaruhi seluruh aspek kehidupan harian
seseorang, pendekatan holistik tubuh-jiwa ini termasuk pula penekanan
pada ketiga domain pendidikan : psikomotor, kognitif, dan afektif (Drs.
Agus Mahendra, 2015)
Kurikulum PJOK merupakan bagian dari kurikulum sekolah secara
keseluruhan yang memberikan sumbangan bagi filosofi, tujuan, dan
sasaran pendidikan. PJOK merupakan pelajaran yang melibatkan aktivitas
fisik untuk mendidik siswa agar mendapatkan pengetahuan, keterampilan
dan budi pekerti yang luhur. Menurut Ward dan Lehwald (2018) dalam
(Mustafa & Dwiyogo, 2020) mengemukakan bahwa PJOK fokus utama
bukanlah olahraga atau materi yang diajarkan, melainkan kesenangan
siswa dapat aktif dan menikmati pembelajaran dengan suka rela tanpa
menjadikan beban. Oleh karena itu Guru PJOK perlu membuat konten
pembelajaran yang bermakna, relasional, dan progresif melibatkan siswa.
Untuk memperoleh kurikulum PJOK yang memiliki wibawa dan
berkualitas untuk keperluan Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan
modern, dibutuhkan suatu usaha evaluasi yang menyeluruh berdasarkan
sistem evaluasi yang dapat diandalkan.
Evaluasi kurikulum dalam pendidikan, banyak model yang
tersedia, evaluasi model Stufflebeam (1971a), dalam (Budi Yoga Bhakti,
2017) mengemukakan bahawa model evaluasi muncul karena adanya
usaha secara kontinyu yang diturunkan dari perkembangan pengukuran
dan keingin tahuan manusia untuk berusaha menerapkan prisnsip evaluasi
pada cakupan yang lebi abstrak, termasuk pada bidang ilmu pendidikan,
perilaku dan seni. Northern, Sanders dan Fitzpatrick (1997) dalam (Hakan
& Seval, 2011) mengklarifikasikan penedekatan evaluasi menjadi enam
kelompok seperti tujuan berorientasi, berorientasi manajemen, berorientasi
konsumen, berorientasi pada keahlian, berorientasi pada musuh, dan
berorientasi pendekatan peserta.
Pendekatan evaluasi berorientasi manajemen adalah salah satu
penedekatan terpenting yang bertanggung jawab untuk merencanakan,
melaksanakan, dan mengevaluasi program. Dalam pendidikan, pendekatan
pada evaluasi berorientasi manajemen member informasi tentang program
yang dilaksanakan. Oleh karena itu, informasi yang diperoleh dari evaluasi
harus menjadi bagian penting dari proses keputusan dan penilaian harus
berkontribusi pada pelayanan pendidikan, administrasi sekolah, guru,
siswa dan orang-orang yang membutuhkan evaluasi pendidikan.
Sufflebeam menjadi pelopor penedekatan evaluasi berorientasi
manajemen sehingga dapat membantu para pembuat keputusan untuk
melakukan koreksi tentang program tersebut, pendekatan evaluasinya
dikenal sebagai Konteks, Model Evaluasi Masukan, Proses dan Produk
(CIPP) (Hakan & Seval, 2011). Model evaluasi CIPP juga yang
dikemukakan Stufflebeam (2002b) dalam (Kafi et al., 2019) adalah
dianggap sebagai model teoritis terkenal untuk banyak penelitian yang
berfokus pada kualitas baik evaluasi sumatif maupun formatif unsure
pendidikan dalam suatu sistem secara holistic perspektif. Aspek yang
mebedakan model teoritis ini dari yang lain adalah penekanan pada
konteks. Selain itu “Konteks, Input, Proses, Produk” sebagai empat indeks
untuk mengevaluasi pengajaran dan pemebelajaran bersam dengan semua
indeks lain yang diperlukan sebagai sarana untuk pengembangan kualitas.
Berangkat dari pernyataan diatas, penulis akan mengulas tema
sentral penelitian yang berjudul “ Implementasi Evaluasi Kurikulum PJOK
Memakai Model CIPP Di SMA Negeri 1 Garut “
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latara belakang penuturan yang telah dikemukakan, ,
maka penulis mengidentifikasikan masalah sebagai berikut.
1. Keberadaan Kurrikulum PJOK ditingkat akar rumput masih
simpang siur menyebabkan terjadinya disinformasi dilapangan dan
menyebabkan ketidak harmoni antara beberapa generasi.
2. Guru PJOK mengalami kesulitan dalam menyusun RPP turunan
dari silabus, dari kurikulum PJOK yang tidak standar serta
turunannya.
3. Guru PJOK mengalami kesulitan dalam penyusunan rencana
pembelajaran yang ideal.
4. Kekurang kesiapan guru PJOK dalam mengembangkan bahan ajar
dalam memenuhi tujuan pembelajaran sesuai tuntutan Tujuan
Kurikulum Penjas/PJOK modern, yaitu mengembangkan “HOT” (
Hight Order Thinking Skills)
5. Dampak rendah nya sistem Pembelajaran yang terlalu berorientasi
pada Pendekatan Olahraga/ pendekatan teknis, menimbulkan
menurunnya partisipasi siswa dalam pembalajar PJOK di Sekolah
6. Luaran yang dihasilkan untuk siswa dalam pembelajaran PJOK
terlalu orientasi keterampilan /skil cabang olahraga.

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut :
1. Sampai sejauh manakah efektivitas evaluasi kurikulum PJOK
menggunakan evaluasi model CIPP (Contexs, Input, Prosess, Product)
?
D. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini, penulis membatasi masalah yang akan dikaji
untuk menghindari pembahasan yang tidak berhubungan dengan pokok
bahasan. Oleh karena itu, masalah akan dibatasi oleh Evaluasi Kurikulum
PJOK Berbasis CIPP.

E. Tujuan Penelitian
Adapun maksud penelitian ini berdasarkan rumusan masalah diatas
adalah bertujuan untuk memperoleh informasi sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui efektivitas evaluasi kurikulum PJOK menggunakan
menggunakan modelCIPP (Contexs, Input, Prss, Product
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan masukan
yang berarti bagi pengembangan keilmuan, terutama untuk merancang
kurikulum dibutuhkan sejumlah prinsip atau kaidah yang dapat
dijadikan pedoman dan dipakai sebagai patokan dasar dalam
penyusunan kurikulum PJOK yang modern dan membumi.

2. Manfaat Praktis
Selain memberikan manfaat teoritis, hasil penelitian ini juga
diharapkan dapat memberikan manfaat praktis, terkait konsep
penggunaan model evaluasi CIPP dalam konteks kurikulum 2013,
khususnya pada proses belajar mengajar PJOK yang modern yang
mengembangakan PJOK secara menyeluruh, siswa yang memiliki jiwa
kreatif skill, thingking skill, yang memahami sebagai makhluk sosial,
yang dibekali dengan kompetensi life skill yang memadai, yang pada
gilirannya menjadi pembelajar Pancasila.
BAB II

TINJUAN PUSTAKA

A. Penelitian Yang Relevan


1. Penelitian yang dilakukan oleh Yoga Budi Bhakti (2017) yang
berjudul “Evaluasi Program Model CIPP Pada Proses Pembelajaran
IPA”
2. Penelitian yang dilakukan oleh Zahra Kafi, Khalil Motallebzadeh,
Hossein Khodabakhshzadeh, dan Mitra Zeraatpisheh yang berjudul
“Developing, glocalizing & validating a quality indices rubric in
English language teaching: A case of CIPP Model”
3. Penelitian yang dilakukan oleh Nur Ahid, Noer Hidayah, Ruhban
Maskur, Syahfitri Purnama (2020) yang berjudul “Evaluation of
Curriculum 2013 with Context Input Proses Product Model in Schools
of Kediri, Indonesia”
4. Penelitian yang dilakukan Hania M. Al-Shanawani yang berjudul
“Evaluation of Self-Learning Curriculum for Kindergarten Using
Stufflebeam’s CIPP Model
5. Penelitian yang dilakukan Azadeh Rooholamini, Mitra Amini, Leila
Bazrafkan, Mohammad Reza Deghani, Zohreh Esmaeilzadeh, Parisa
Nabeiei, Rita Rezaee, Javad Kojuri (2017) yang berjudul “Program
evaluation of an integrated basic science medical
curriculum in Shiraz Medical School, using CIPP evaluation model”

B. Deskripsi Teori

1. Kurikulum
a. Pengertian Kurikulum
Menurut Undang-undang No.20 Tahun 2003, kurikulum
adalaha “seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
isi, dan bahan bahan pelajaran serta cara yang digunakan
sebagai pedoman penyelengaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu.

b. Komponen Kurikulum
Kurikulum sebagai suatu sistem keseluruhan memiliki
beberapa komponen. Komponen yang saling berkaitan antara
satu dengan yang lainnya yakni: tujuan, materi, organisasi, dan
evaluasi (Hamalik, 2007). Tujuan kurikulum tiap satuan
pendidikan harus mengacu pada pencapaian tujuan pendidikan
Nasional. Materi kurikulum pada hakikatnya adalah isi
kurikulum yang mengandung aspek- aspek tertentu sesuai
dengan tujuan kurikulum. Metode adalah yang digunakan
untuk penyampaian materi pelajaran dalam upaya mencapai
tujuan kurikulum. Organisasi kurikulum terdiri dari beberapa
bentuk yang masing-masing memiliki ciri-cirinya tersendiri.
Evaluasi merupakan pedoman penyelenggaraan kegiatan
belajar mengajar untuk memperoleh informasi yang akurat
tentang penyelenggaraan pembelajaran dan keberhasilan siswa.

c. Peran dan Fungsi Kurikulum


Sebagai salah satu komponen dalam sistem pendidikan,
paling tidak kurikulum memiliki tiga peranan, yaitu: peranan
konservatif, peranan kritis atau evaluatif, dan peranan kreatif
(Hamalik, 2011). Dalam peran konservatif kurikulum yaitu
berperan dalam menangkal berbagai pengaruh yang dapat
merusak nilai-nilai luhur masyarakat, sehingga konsistensi dan
identitas masyarakat akan tetap terpelihara dengan baik.
Selanjutnya peran kritis dan evaluatif kurikulum, yaitu harus
berperan dalam menyeleksi dan mengevaluasi segala sesuatu
yang dianggap bermanfaat untuk kehidupan anak didik dengan
menyeleksi nilai dan budaya mana yang perlu dipertahankan,
dan nilai atau budaya baru yang mana yang harus dimiliki anak
didik. Sedangkan fungsi dari kurikulum adalah sebagai
pedoman dalam melaksanakan isi dari pembelajaran di lembaga
pendidikan

2. Kurikulum PJOK
Kurikulum merupakan rancangan berupa isi untuk mewujudkan
tujuan pendidikan. PJOK bagian dari integral pendidikan secara
keseluruhan yang menjadi peran dalam mencetak sumber daya
manusia yang unggul. Jewett, Bain dan Ennis (1993 : 44) dalam
(Suherman, 1996) menyatakan bahwa berdasarkan hasil identifikasi
lewat penelaahan pelaksanaan pendidikan jasmani, baik di masa lalu
maupun masa sekarang, terdapat lima macam model kurikulum yang
berkembang dan dipergunakan oleh para praktisi dan ahli pendidikan
jasmani, kelima model kurikulum yang dimaksud adalah pendidikan
olahraga, pendidikan kebugaran, analisis gerak, perkembangan
pendidikan lewat jasmani, dan personal meaning.
Tiga nilai orientasi telah mendominasi kurikulum perkembangan
dalam pendidikan jasmani. Model itu dalam praktek pendidikan
jasmani diseluruh negeri bisa diklasifikasikan menjadi tiga model : (a)
model disipliner atau berorientasi subjek, (b) interaksi sosial atau
berorientasi pada masyarakat model, dan (c) dipersonalisasi atau model
berorientasi individu (Jewett, 1980)

a. Karakteristik Program Pendidikan Jasmani


Dua pedoman yang sering digunakan untuk dapat
mencerminkan anggaran dasar program pendidikan
jasmani, yaitu
1) Developmentally Appropriate Practices(DAP)
Maksudnya adalah tugas ajar yang
memperhatikan perubahan kemampuan anak dan
tugas ajar yang dapat membantu mendorong
perubahan tersebu.
2) Instructionally appropriate practices (IAP)
Maksudnya adalah tugas ajar yang diberikan
diketahui merupakan cara-cara pembelajaran yang
paling baik.
b. Keberhasilan Program Pendidikan Jasmani
Khususnya di Amerika, NASPE (Nation Association for
Sport and Pyhsical Education, 1922) telah menentukan
“Physical Educated Person” sebagai salah satu kriteria dalam
menjabarkan program pendidikan jasmani ke dalam 20
karakteristik yang diklasifikasikan ke dalam lima kategori dan
merupakan penjabaran dari pencapaian tujuan jangka pendek
dan jangka panjang dari program pendidikan jasmani di
sekolah-sekolah, diantaranya :
1) Memiliki keterampilan-keterampilan yang penting
untuk melakukan bermacam-macam kegiatan fisik
2) Bugar secara fisik
3) Berpartisipasi secara teratur dalam aktivitas jasmani
4) Mengetahui akibat dalam manfaat dari keterlibatan
dalam aktivitas jasmani
c. Isu Kurikulum Pendidkan Jasmani
Beberapa isu yang muncul ddalam kurikulum PJOK di
SMA/MA sederajat, dapat kita telusuri berdasarkan beberapa
susut pandang sebagai berikut :
1) Isu program
2) Isu proses pembelajaran
3) Isu penilaian
4) Isu jumlah dan karakteristik siswa
5) Isu sarana dan prasarana Pembelajaran PJOK
6) Isu keberhasilan Kurikulum PJOK
3. Evaluasi
a. Pengertian Evaluasi
Pengertian evaluasi dapat dijelaskan secara bahasa maupun
secara harfiah. Secara bahasa, evaluasi berasal dari kata bahasa
inggris “evaluation” yang artinya penaksiran atau penilaian.
Sedangkan secara harfiah, evaluasi adalah proses menentukan
nilai untuk suatu hal atau objek berdasarkan acuan tertentu
untuk mencapai tujuan tertentu.
Menurut Stufflebeam dkk,

“Evaluasi merupakan the proses of obtaining, delineating,


and providing useful information for judging decision
alternative. Artinya, evaluasi adalah sebuah proses,
penggambaran, perolehan, dan penyedia informasi yang
berguna dan alternatif keputusan”.

Evaluasi meliputi (1) pembuatan standar untuk menilai kualitas


dan memutuskan apakah standar tersebut bersifat relatif atau
absolut, (2) pengumpulan informasi yang relevan, dan (3)
penerapan standar tadi untuk menentukan nilai, kualitas,
manfaat efektivitas, atau signifikansi (Mahmudi, 2011).

b. Evaluasi Kurikulum
Evaluasi merupakan suatu proses pemberian pertimbangan
mengenai nilai dan arti sesuatu yang diprtimbangkan. Sesuatu
yang dipertimbangkan tersebut dapat berupa orang, benda,
kegiatan, program, keadaan atau sesuatu kesatuan tertentu,
dengan berdasarkan kepada kriteria-kriteria tertentu.
Kurikulum memiliki aspek yang luas karena mencakup banyak
hal. Aspek-aspek kegiatan kurikulum dimulai dari perencanaan,
pengembangan, komponen, implementasi serta hasil belajar
dianggap sebagai ruanglingkup kajian evaluasi kurikulum.
Dengan demikian, evaluasi kurikulum merupakan suatu
proses evaluasi terhadap kurikulum secara keseseluruhan baik
yang bersifat makro atau ruang lingkup luas maupun lingkup
mikro dalam bentuk pembelajaran.

c. Tujuan Evaluasi Kurikulum


Evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk memeriksa tingkat
ketercapaian tujuan pendidikan yang ingin diwujudkan melalui
kurikulum yang bersangkutan. Menurut Ibrahim dan Masitoh
dalam bukunya (Ibrahim & Masitoh, 2011) mengemukakan
diadakannya evaluasi di dalam proses pengembangan
kurikulum dimaksudkan untuk : perbaikan program,
pertanggungjawaban kepada berbagai pihak, penentuan tindak
lanjut hasil pengembangan.

d. Evaluasi Model CIPP


CIPP merupakan model evaluasi dengan fokus pada
contect, input, process, sera produk.
Evaluasi contect menilai kebutuhan, masalah, dan peluang
sebagai dasar untuk menentukan tujuan dan prioritas serta
menilai pentingnya hasil, evaluasi input menilai pendekatan
alternatif untuk memenuhi kebutuhan sebagai alat perencanaan
program dan mengalokasikan sumber daya, evaluasi proses
merupakan pelaksanaan rencana untuk memandu kegiatan dan
kemudian membantu menjelaskan hasil dan yang terakhir
evaluasi produk mengidentifikasi hasil yang diinginkan dan
tidak diinginkan keduanya untuk membantu menjaga proses
tetap pada jalurnya dan menentukan efektivitas (Stufflebeam,
2000).
1) Konteks (contect). Berkaitan dengan situasi atau
latar belakang yang mempengaruhi terhadap
pengembangan kurikulum tertentu yang didalamnya
terdapat jenis-jenis tujuan, dan stretegi pencapaian
yang akan dikembangakan dalam kurikulum
tersebut.
2) Masukan (Input). Berkaitan dengan bahan peralatan,
sarana, fasilitas, yang disiapkan, dan mendukung
serta menjadi kelengkapan dari kurikulum yang
dikembangkan.
3) Proses (Process). Berkaitan dengan pelaksanaan
nyata dari kurikulum yang dikembangan dalam
bentuk proses belajar mengajar.
4) Produk (Product). Berkaitan dengan keseluruhan
hasil yang dicapai oleh pengembang kurikulum
tersebut termasuk produk dari hasil pembelajaran.

C. Kerangka Berfikir
Seperti halnya sistem tubuh manusia, semua bagian dari kurikulum
harus terpadu dan bekerja terarah untuk membantu mengembangkan anak
didiknya yang sedang belajar. Pembuat kurikulum sudah selayaknya
bertanya apakah program yang terdapat dalam kurikulum sudah valid atau
belum? Apakah kurikulum tersebut sudah dapat meraih tujuan yang akan
dicapainya? Apakah dengan kurikulum PJOK itu sudah menghasilkan
luaran yang harus dicapai siswa terkait aspek kognitif, afektif, dan
psikomotor atau siswa lulusannya sudah mempunyai berbagai
keterampilan gerak dasar dan siap untuk belajar keterampilan yang lebih
bersifat spesifik dan kompleks pada jenjang berikutnya. Maka dari itu,
untuk mengetahui apakah suatu program itu sudah berjalan dengan baik
atau belum, perlu diadakan sebuah evaluasi. Pada dasarnya evaluasi yaitu
untuk mengetahui sejauh mana suatu program berjalan dengan baik.

D. Indikator Pencapaian Evaluasi Kurikulum PJOK


Adapun beberapa yang menjadi indikator dalam penelitian evaluasi
kurikulum PJOK memakai model CIPP ini adalah sebagai berikut.
1. Indikator keberhasilan mengungkap keberadaan kurrikulum PJOK
ditingkat akar rumput.
2. Indikator keberhasilan penyususnan RPP turunan dari silabus, dari
kurrikulum PJOK yang tidak standar serta turunannya.
3. Indikator keberhasilan penyususnan rencana pembelajaran yang ideal.
4. Indikator keberhasilan mengembangkan bahan ajar.
5. Indikator keberhasilan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian
Desain penelitian ini dibuat agar proses pelaksanaan penelitian
lebih mudah dikerjakan, sehingga membantu peneliti dalam pengambilan
data. Penelitian ini menggunakan metode evaluatif. Penelitian evaluatif
adalah kegiatan penelitian yang sifatnya mengevaluasi suatu
kegiatan/program yang bertujuan untuk mengukur keberhasilan suatu
kegiatan/program dan menentukan keberhasilan suatu program dan apakah
telah sesuai dengan yang diharapkan (Kantun, 2017). Data diperoleh dari
kuesioner dan wawancara. Penelitian ini merupakan penelitian evaluasi
yang berfungsi mengukur kinerja kurikulum untuk mengontrol
pelaksanaan kurikulum yang sedang berjalan. Model evaluasi yang
digunakan adalah model CIPP (Contexs, Input, Prosess, Product) yang
dikembangkan oleh Daniel Sufflebeam. Model evaluasi CIPP dipilih
dengan pertimbangan bahwa kurikulum 2013 sedang berlangsung untuk
dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan perbaikan pada tahap
berikutnya. Harapannya penelitian ini dapat digunakan untuk memperbaiki
kurikulum yang sedang dikembangkan.

B. Populasi dan Sampel


1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas :
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2016a).
Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini yaitu Kepala
Sekolah, Guru PJOK dan keseluruhan Siswa SMA Negeri 1 Garut
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2016c). Dengan demikian dalam
penelitian ini penulis mengambil sampel populasi Kepala Sekolah dan
seluruh populasi Guru PJOK dan dari sebagian jumlah populasi yaitu
30 Siswa SMA Negeri 1 Garut.

C. Instrumen Penelitian
Untuk mendapatkan informsi atau data tentang keadaan objek dan
sekaligus untuk mengontrol objek maupun mengukur variabel, sangat
dibutuhkan instrumen penelitian yang akurasi, persisi, dan peka. Instrumen
penelitian yang akurasi pada hakekatnya berkaitan erat dengan validitas
instrument sehingga benar-benar dapat mengukur apa yang hendak diukur
dalam penelitian. Prosedur pengembangan instrument dalam penelitian ini
digunakan 2 (dua) instrument, yaitu sebagai berikut :
1. Angket/Kuesioner
Merupakan instrument yang digunakan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab.
Angket dalam penelitian ini termasuk jenis angket tertutup, disebut
angket tertutup karena telah disediakan alternative jawaban, sehingga
responden hanya perlu memilih salah satu alternative jawaban yang
telah disediakan. Angket dalam instrument penelitian ini terdiri dari
empat aspek yaitu aspek context, aspek input, aspek proses, dan aspek
produk. Instrumen terlebih dahulu diuji untuk mengetahui validitas dan
realibilitasnya.
2. Wawancara
Merupakan instrument yang digunakan dengan cara mengajukan
pertanyaan yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan implementasi
pembelajaran kurikulum PJOK berdasarkan pedoman wawancara.
Wawancara digunakan untuk memperkuat data tentang pelaksanaan
kegiatan implementasi pembelajaran kurikulum PJOK.
D. Teknik Pengumpulan Data
Bila dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka teknik
pengumpulan data dapat dilakukan dengan interview (wawancara),
kuesioner (angket), observasi (pengamatan), dan gabungan ketiganya
(Sugiyono, 2016b) . Mengacu pada yang dikemukakan Sugiyono tersebut,
penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :
1. Kuesioner (Angket)
2. Interview (wawancara)

E. Analisis Data
Teknis analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis deskriptif kuantitatif dan kualitatif dari masing-masing komponen
yang dievaluasi. Data yang diperoleh dari kuisioner dilakukan kuantifikasi
dan selanjutnya dianalisis menggunakan statistic deskriptif kemudian data
disajikan dan diubah dari data kuantitatif ke data kualitatif. Perhitungan
dan analisis data menghasilkan nilai pencapaian kualitas yang selanjutnya
dilakukan interprestasi. Untuk mendeskripsikan masing-masing aspek
yaitu, aspek context, aspek input, aspek proses, dan aspek produk
digunakan rata-rata ideal dan standar deviasi ideal (simpangan baku ideal)
sebagai acuan kriteria.
DAFTAR PUSTAKA

Budi Yoga Bhakti. (2017). Evaluasi Program Model CIPP Pada Proses. Jurnal
Inovasi Pendidikan Fisika Dan Riset Ilmiah, 1(2), 75–82.
Drs. Agus Mahendra, M. (2015). Filsafat Pendidikan Jasmani. CV. Bintang
WarliArtika.
Hakan, K., & Seval, F. (2011). CIPP evaluation model scale: Development,
reliability and validity. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 15, 592–
599. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2011.03.146
Hamalik, O. (2007). Kurikulum dan Pembelajaran (P. R. Rosdakarya (ed.)).
Hamalik, O. (2011). Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. PT. Remaja
Rosdakarya.
Hulu, T., & Perak, K. H. (2013). Perubahan kurikulum di indonesia : studi kritis
tentang upaya menemukan kurikulum pendidikan islam yang ideal. 49–70.
Ibrahim, & Masitoh. (2011). Kurikulum & Pembelajaran. PT RAJAGRAFINDO
PERSADA.
Jewett, A. E. (1980). The status of physical education curriculum theory. Quest,
32(2), 163–173. https://doi.org/10.1080/00336297.1980.10483708
Kafi, Z., Motallebzadeh, K., Khodabakhshzadeh, H., & Zeraatpisheh, M. (2019).
Developing, glocalizing & validating a quality indices rubric in English
language teaching: A case of CIPP model. Cogent Education, 6(1).
https://doi.org/10.1080/2331186X.2019.1666643
Kantun, S. (2017). Penelitian Evaluatif Sebagai Salah Satu Model Penelitian
Dalam Bidang Pendidikan. Majalah Ilmiah Dinamika, 37(1), 15.
Mahmudi, I. (2011). CIPP: Suatu Model Evaluasi Program Pendidikan. Jurnal At-
Ta’dib, 6(1), 118.
Mustafa, P. S., & Dwiyogo, W. D. (2020). Kurikulum Pendidikan Jasmani,
Olahraga, dan Kesehatan di Indonesia Abad 21. JARTIKA Jurnal Riset
Teknologi Dan Inovasi Pendidikan, 3(2), 422–438.
https://doi.org/10.36765/jartika.v3i2.268
Prabowo, H. (n.d.). Pentingnya Peranan Kurikulum Yang Sesuai Dalam
Pendidikan. 1–10. file:///E:/File Ridho/File Kuliah/File Semester 6/Kajian
Kurikulum/Artikel Peranan Kurikulum.pdf
Stufflebeam, D. L. (2000). Chapter 16: The CIPP Model for Evaluation.
International Handbook of Educational Evaluation, 279–317.
https://link.springer.com/chapter/10.1007%2F0-306-47559-6_16
Sugiyono. (2016a). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
ALFABETA.
Sugiyono. (2016b). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
ALFABETA.
Sugiyono. (2016c). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
ALFABETA.
Suherman, W. S. (1996). Model Kurikulum Pendidikan Jasmani. Jurnal
Cakrawala Pendidikan, 1(1), 47–55. https://doi.org/10.21831/cp.v1i1.9202

Anda mungkin juga menyukai