Anda di halaman 1dari 23

IDEOLOGI GERAKAN DAN

TRADISI UNGGUL MUHAMMADIYAH

03 September 2017

OLEH
BIYANTO
DOSEN UIN SUNAN AMPEL DAN
WAKIL SEKRETARIS PW MUHAMMADIYAH JATIM
Profil Narasumber
 Nama : Biyanto
 Tempat/tgl lahir : Lamongan, 10 Oktober 1972
 Alamat : Plampitan I/21 Surabaya
 Pekerjaan : Dosen UIN Sunan Ampel
 Aktivitas di PWM : Wakil Sekretaris (2015-2020)
 Aktivitas lain : Asesor BAN PT (2010-sekarang)
Anggota BAP S/M Jatim (2012-2017 & 2017-2022)
Anggota Dewan Pendidikan Jatim (2016-2021)
 Pengalaman lain : Short Course Research Methodology (Melbourne, 2010),
Study Comparison (Singapura dan Malaysia, 2011), Study Excursion (Singapura,
2013), Saudi Arabia (2012), Muhibah (China, 2015), dan Short Course on Religious
Pluralism (USA, 2016), Paths of Peace (Jerman, 2017)
 Mobile phone/WA : 08123285402
 Email : mrbiyanto@gmail.com
Penyemangat

If you want to go fast, go alone


If you want to go far, go together
“Tanpa mengenali faham Muhammadiyah, tanpa mau
menghayati dan mengamalkan agama Islam, orang hanya
mendapatkan Muhammadiyah sebagai organisasi saja. Tidak
bakal mengenali idealismenya.”
(Djindar Tamimi)
MUHAMMADIYAH
1. Muhammadiyah adalah Gerakan Islam
dan Dakwah Amar Makruf Nahi Munkar
dan Tajdid, beraqidah/berasas Islam dan
bersumber pada Al-Quran dan Sunnah.

2. Muhammadiyah bercita-cita dan bekerja


untuk terwujudnya masyarakat Islam
yang sebenar-benarnya.

3. Misi utama Muhammadiyah: (a)


Menegakkan keyakinan tauhid yang
murni, (b) Menyebarluaskan ajaran
Islam yang bersumber pada Al-Quran
dan As-Sunnah (c) Mewujudkan Islam
dalam kehidupan pribadi, keluarga, dan
masyarakat.
Inspirasi Gerakan
Substansi Ideologi

Blumer: seperangkat nilai, keyakinan, kritik, alasan, dan


pembelaan untuk memberikan arahan, dan justifikasi.
Dengan kata lain, ideologi penting untuk
memperjuangkan tujuan gerakan, mempertahankan
inspirasi dan harapan, bahkan bentuk perlawanan (“Social
Movement” in Alfred McClung Lee, Principles of
Sociology, 1966)
Lanjutan

Marx: Mengaitkan ideologi dan kesadaran palsu.


Ideologi menurut Marx adalah ide-ide yang merupakan
senjata bagi berbagai kepentingan sosial. Sementara
kesadaran palsu adalah alam pikiran yang teralienasi dari
keberadaan sosial seorang pemikir. Tesis utama Marx
adalah pemikiran manusia didasarkan atas kegiatan dan
hubungan sosial yang ditimbulkan. Perubahan materiil
yang dialami seseorang akan berpengaruhi pada
perilakunya (The Social Construction of Reality, 1991).
Lanjutan
Karl Mannheim: mengaitkan ideologi dengan sosiologi
pengetahuan (sociology of knowledge). Mannheim
menanyakan; dapatkah pengetahuan manusia dilepaskan
dari unsur subjektivitas? Pertanyaan ini dijawab
sosiologi pengetahuan dengan jawaban negatif.
Pengetahuan manusia tidak dapat dilepaskan dari
subjektivitas individu yang mengetahuinya. Pengetahuan
dan eksistensi merupakan dua hal yang tidak dapat
dipisahkan. Semua orang akan menangkap realitas
berdasarkan perspektifnya (Ideology and Utopia, 1979).
5 Prinsip Ideologi dalam MKCH

1. Muhammadiyah adalah gerakan Islam dan dakwah amar


makruf nahi munkar, berakidah Islam, bersumber pada
al-Qur’an dan Sunnah, bercita-cita dan bekerja untuk
mencapai maksud dan tujuan persyarikatan
2. Muhammadiyah berkeyakinan bahwa Islam adalah
agama Allah yang diwahyukan pada rasul-Nya, sejak
Nabi Adam hingga Muhammad SAW
3. Muhammadiyah dalam mengamalkan Islam berdasar
pada al-Qur’an dan Sunnah Rasul
Lanjutan…

4. Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya ajaran


Islam yang meliputi; akidah, ibadah, akhlak, dan
muamalah duniawiyah
5. Muhammadiyah mengajak segenap bangsa Indonesia
untuk bersama-sama mewujudkan negara yang adil dan
diridloi Allah SWT, baldatun thayyibatun wa rabbun
ghafur
Potret Keberagamaan Muhammadiyah

1. Ber-spirit kembali pada al-Qur’an dan Sunnah


2. Literate society
3. Non-mazhab
4. Islam yang berkemajuan
5. Memadukan ilmu dan agama
6. Menekankan gerakan amal
7. Menekankan ajaran memberi (al-ma’unisme)
8. Disiplin, kerja keras, menghargai waktu, dan sedikit
berbicara banyak bekerja
9. Suka menabung untuk kebahagiaan dunia sini-sana
10. Menyeimbangkan pembaruan dan pemurnian (al-
Tawazun baina tajdid wa tajrid)
Islam Berkemajuan
Muhammadiyah memandang bahwa Islam
merupakan agama yang mengandung nilai-nilai
kemajuan untuk mewujudkan kehidupan umat
manusia yang tercerahkan. Kemajuan dalam
pandangan Islam adalah kebaikan yang serba
utama, yang melahirkan keunggulan hidup lahiriah
dan ruhaniah. Adapun dakwah dan tajdid bagi
Muhammadiyah merupakan jalan perubahan untuk
mewujudkan Islam sebagai agama bagi kemajuan
hidup umat manusia sepanjang zaman. Dalam
perspektif Muhammadiyah, Islam merupakan
agama berkemajuan (din al-hadlarah), yang
kehadirannya membawa rahmat bagi semesta
kehidupan.
5 Fondasi Islam Berkemajuan*

1. Tauhid yang murni


2. Memahami Alqur’an dan Sunnah secara mendalam
3. Melembagakan amal shalih yang fungsional dan
solutif
4. Berorientasi kekinian dan masa depan
5. Bersikap tolera, moderat, dan suka kerja sama

*Pengantar Abd Mu’ti dalam Kyai Syuja’, Islam Berkemajuan (2009)


5 Ciri Islam Sontoloyo*

1. Mudah (Royal)
Mengkafirkan
2. Taklid buta
3. Mengutamakan fikih
4. Tidak belajar dari
pengalaman sejarah
5. Menggunakan Hadith
lemah sebagai pedoman
*Sukarno, Islam Sontoloyo: Pikiran-
pikiran tentang Pembaharuan
Pemikiran Islam (2010)
Profil Kader Muhammadiyah
Beraqidah tauhid yang murni dan bebas dari
Syirik, Tahayul, Bid'ah, dan Khurafat
Beribadah sesuai Sunnah Rasulullah yang
Maqbulah yang dituntunkan tarjih
Berpandangan Islam yang berkemajuan
Berkepribadian Muhammadiyah, meneladani
akhlaq Rasulullah
Berperan sebagai pelopor, pelangsung, dan
penyempurna perjuangan Muhammadiyah
Selalu siap menjalankan misi Muhammadiyah
sebagai kader persyarikatan, kader umat, dan
kader bangsa
Nilai Unggul Muhammadiyah*

PERTAMA, EGALITARIANISME. MUHAMMADIYAH


TIDAK MENGENAL DARAH BIRU, PERBEDAAN SUKU
DAN LATAR BELAKANG PRIMORDIAL LAINNYA

KEDUA, TIDAK ADA KULTUS INDIVIDU, BAHKAN


KEPADA KIAI DAHLAN SEKALIPUN, TERMASUK KETUA-
KETUA UMUMNYA
Lanjutan

KETIGA, DISIPLIN. SELEPAS MUKTAMAR DIIKUTI MUSYWIL, MUSDA,


MUSCAB, DAN MUSRAN. JUGA DISIPLIN WAKTU (PUNCTUALITY).
PERGANTIAN PIMPINAN JUGA BERDASARKAN PERATURAN

KEEMPAT, TERPERCAYA DALAM MENJAGA AMANAH UMAT. SECARA


PERIODIK MEMBERI LAPORAN PENGELOLAAN KEUANGAN PADA
ORGANISASI DAN PUBLIK
Lanjutan

KELIMA, TIDAK ADA STRICT HIERARCHY DALAM STRUKTUR


ORGANISASI. MESKI ADA JENJANG KEPEMIMPINAN TETAPI ITU
SANGAT CAIR DAN LONGGAR

KEENAM, KEPEMIMPINAN KOLEKTIF KOLEGIAL, TIDAK BERTUMPU


PADA FIGUR. ORGANISASI DIGERAKKAN BERBASIS
SISTEM/PERATURAN
Lanjutan

KETUJUH, MEMILIKI ETOS KERJA CALVINIS (MAX WEBER,


THE PROTESTANT ETHIC AND THE SPIRIT OF CAPITALISM);
SEDERHANA, BERSAHAJA, SUKA MENABUNG (DUNIA DAN
AKHIRAT), KERJA SEBAGAI PANGGILAN

KEDELAPAN, TRADISI YANG KAYA ORGANISASI, BUKAN


INDIVIDU, DAN ADA ETIKA BERORGANISASI.
Lanjutan

KESEMBILAN, SEDIKIT BICARA BANYAK KERJA (KHAIRU AL-


KALAMI MA QALLA WA DALLA)

KESEPULUH, ETOS AMAL SALIH, PEMURAH DAN DERMAWAN,


CINTA SESAMA, FILANTROPISME, VOLUNTARISME, GERAKAN
ETIK, MENJAGA JARAK DENGAN POLITIK PRAKTIS (BAGI
PIMPINAN PERSYARIKATAN DAN YANG BEKERJA DI AUM)
Lanjutan

KESEBELAS, PERCAYA DIRI DAN MANDIRI

KEDUA BELAS, KRITIS DAN BERANI MEMPERTANYAKAN HAL-


HAL YANG MAPAN, MISALNYA SOAL KIBLAT, TARWIH,
QUNUT, TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS, DLL

KETIGA BELAS, MENJADI PELOPOR KEMAJUAN UMAT

Anda mungkin juga menyukai