Anda di halaman 1dari 20

Ilmu Pengetahuan dan Kebenaran

Tri hartiti
. Ilmu pengetahuan (IP) berawal dari kekaguman manusia
pada alam yang dihadapinya.

. Manusia sebagai hewan rasional (animal rational)  dibekali


sifat ingin tahu  berusaha mencari jawaban  mendapat
pengetahuan yang benar atau suatu kebenaran.


. Dapat dicapai melalui pendekatan non-ilmiah maupun ilmiah .

. Pada pendekatan ilmiah diuntut langkah-langkah serta urutan


tertentu  Tidak semua orang melakukannya.

. Di masyarakat justru pendekatan non-ilmiah yang banyak


terjadi  banyak contoh di masyarakat moderen.
Pendekatan no-ilmiah
Ada beberapa pendekatan non-ilmiah yang digunakan :
1. Penemuan kebetulan dan coba-coba
2. Intuisi
3. Prasangka
4. Akal sehat

Pendekatan ilmiah  Metode Ilmiah (scientific method)


Ilmu Pengetahuan dan Kebenaran ……(2)

Perkembangan IP dalam mencari kebenaran,


berlangsung melalui:

- Periode Trial and Error


- Periode Kewibawaan dan Tradisi
- Period e Spekulasi dan Argumentas
- Periode Hipotesis dan eksperimen
• Periode Trial and Error

- Melalui percobaan berkali-kali dan kegagalan. -


- Diperoleh pemecahannya secara kebetulan (Contoh ?)
- Jika ingin diulangi caranya harus diubah.
- Metode ini seringkali digunakan oleh pejabat.
- Sebaiknya dihindari.
Periode Kewibawaan dan Tradisi
Periode Kewibawaan
. Diawali dengan yang serba gaib – tidak dapat dilihat/didengar .
. Kemudian orientasinya berubah pada manusia yang dianggap
tokoh berwibawa  dapat dilihat dan didengar  tokoh agama,
orang yang sedang berkuasa, politikus, pandai, yang dituakan dsb.
. Lebih maju dari Trial and Error  ada yang benar-benar berilmu.
. Suka disanjung, tidak mau dikritik  menentukan arah hidup (ABS)
. Ucapan tokoh dianggap sebagai doktrin.
. Masyarakat harus menyesuaikan dengan kemauan tokoh 
Copernicus dan Galileo ----> sebagai buronan gereja
. Pada saat itu kewibawaan seseorang adalah sumber kebenaran 
The master always says the truth; padahal kita tahu bahwa
There is no authority in science.
TradIsI
. Sampai saat ini masih merupakan hal yang biasa terjadi
dan erat kaitannya dengan budaya maupun kepercayaan
penduduk tertentu.

. Mencari kebenaran melalui suatu tradisi seringkali


bersumber pada ketidakbenaran  menghambat
kemajuan IP  pola berfikir diubah

Bertanam dan menuai padi, hajatan perkawinan, membuat
rumah, membuat jembatan, melaut mencari ikan, dll .

. Masih banyak terdapat di kalangan orang-orang terpelajar.


Spekulasi dan Argumentasi

Spekulasi
. Mencari kebenaran dengan spekulasi = Trial and Error

. Spekulasi dilakukan karena ada pilihan diantara alternatif

yang ada  dipilih alternatif yang menurut pendapatnya


menguntungkan, tanpa pertimbangan yang masak.

. Spekulasi sering dilandasi firasat/intuisi  berisiko tinggi.

. Sebaiknya dihindari.
Argumentasi

. Mencari kebenaran dengan cara ini sering dilakukan


dengan berdebat  masing-masing bersumber pada
akal sehatnya, misalnya di DPR.

. Kelemahannya :
Cepat puas, subyektif, sering tidak ilmiah / tanpa bukti
empiris  akan mengarah ke spekulasi.

. Menghambat kemajuan IP  dihindari.


Ilmu Pengetahuan dan Kebenaran …………(6)

Periode Hipotesis dan Eksperimen

. Metode argumentasi yang hanya didasarkan pada akal sehat saja,


sering menyesatkan dan menjauhkan dari kebenaran, sebab tidak
disertai dasar dan fakta yang kuat  mengarah pada spekulasi.

. Baru setelah banyak penemuan mutakhir / pengalaman yang disertai


dasar dan fakta, orang mulai berfikir secara hipotetik  ada praduga
yang diikuti dengan pencarian fakta / bukti-bukti epiris sebagai bahan
penunjangnya  awal periode hipotesis dan eksperimen.

. Mencari kebenaran pada periode ini, lebih didasarkan pada suatu


keterpaduan jalan fikiran secara deduktif dan induktif , sehingga
terciptalah cara mencari kebenaran melalui suatu penelitian.

. Cara berfikir Deduksi dan induksi akhirnya menjadi dasar penting


terbentuknya metode ilmiah (scientific method) seperti sekarang.
Ilmu Pengetahuan dan Kebenaran ………. (6)

Bagaimana keterpaduan terjadi antara pandangan deduktif dan


induktif yang akhirnya mendapatkan kebenaran ?

- Apa yang dimaksud dengan berfikir deduktif ?

- Salah satu cara berfikir deduktif  Silogisme :


Aturan berargumentasi yang sistematis untuk mendapatkan
suatu kesimpulan.

- Silogisme terdiri dari 3 pernyataan :


. Premis mayor
. Premis minor
. Kesimpulan
Premis mayor = pernyataan awal yang dianggap benar  sebagai dasar argumentasi.
Premis minor = merumuskan kebenaran mengenai subyek.

Jika premis2nya diragukan kebenarannya, maka silogismenya diragukan kepastiannya


sebagai sumber iP.
Ilmu Pengetahuan dan Kebenaran …………. (6)

Kesimpulan yang ditarik melalui deduksi tidak mencerminkan hal-hal


yang baru seperti pernyataan-pernyataan pada kedua premisnya.

Silogisme dianggap tidak menambah unsur-unsur baru


tentang kebenaran, artinya silogisme tidak merupakan
sumber sejati bagi IP.
Ilmu Pengetahuan dan Kebenaran ……….. (7)

Berfikir Induktif  merupakan cara lain untuk menarik kesimpulan.

. Apa yang dimaksud dengan berfikir induktif ?

. Francis Bacon (1561 – 1626)


Tidak setuju dengan cara pendekatan deduksi yang bertolak
dari premis-premis yang berasal dari berbagai sumber yang
kebenarannya tidak selalu dapat dipertanggungjawabkan.

Menurut pendapatnya : Suatu pengetahuan, kesimpulan, atau

keputusan, sebaiknya diambil atas dasar pengamatan / pengalaman


sendiri (mungkinkah ???) .
Ilmu Pengetahuan dan Kebenaran ………….. (7)

. Contoh pengambilan kesimpulan melalui induksi :


Si A memiliki 2 tangan
Si B memiliki 2 tangan
SI C memiliki 2 tangan
Si D memiliki 2 tangan
Si X memiliki 2 tangan
Jadi, si A s/d si X memilki 2 tangan  semua orang memiliki
2 tangan.

. Anomali / kelainan ?

. Sebenarnya, suatu pengamatan tidak mungkin dilakukan sendiri


terhadap tiap anggota kelompok (manusia)  apa artinya ? ?
 ternyata induksi pun tidak selalu sempurna dan pasti.
Ilmu Pengetahuan dan kebenaran ………… (7)

. Sebenarnya, premis-premis dalam deduksi berasal dari induksi,


yaitu melalui suatu proses pengamatan dan pengalaman.


Jadi, deduksi baru mungkin jika lebih dahulu ada induksi yang
melaporkan / mencatat berbagai fakta / fenomena / pengalaman,
untuk difikirkan, disimpulkan, dan dirumuskan berupa dalil umum,
seperti “ semua orang pasti mati "

. Jika diperhatikan, baik pada deduksi maupun induksi, terjadi


lompatan-lompatan  lihat pada contoh " semua orang pasti mati ”

 jelaskan lompatan apa !


Ilmu Pengetahuan dan Kebenaran ……….. (8)

Contoh lompatan pada induksi :


- Penisilin menekan pertumbuhan Streptococc.
- Penisilin menekan pertumbuhan Staphylococc.
- Penisilin menekan pertumbuhan Pneumococc.

Kesimpulan :
(1) Penisilin menekan pertumbuhan semua bakteri.
(2) Penisilin menekan pertumbuhan semua sel.

Kesimpulan (2) lompatannya lebih jauh dan lebih luas daripada (1) ,
atau kesimpulan (2) bersifat lebih umum  penting pada penulisan
hasil penelitian anda  hati-hati dalam mengambil kesimpulan.

1. Mencari kebenaran  dengan cara non-ilmiah atau ilmiah


2. Perpaduan cara berfikir deduktif dan induktif  Metode Ilmiah
BERFIKIR ILMIAH DAN KEBENARAN

. Suatu penelitian yang dilakukan dalam mencari kebenaran, merupakan


kegiatan pengumpulan data fenomena problematik. Oleh karena itu
penelitian adalah suatu cara berfikir (way of thinking) dan
pelaksanaannya
memerlukan alur berfikir (flow of thought) yang logis (mantik).
. Alur berfikir logis itu mutlak bagi seorang ilmuwan  disebut sebagai
berfikir secara ilmiah, sehingga ucapan dan tulisannya jelas terlihat
“ benang merahnya “ .
. Pada hakekatnya penelitian itu mencari hal-hal baru, mencari jawaban
yang belum diketahui, bahkan mungkin merintis jalan baru untuk me-
nemukan sesuatu yang baru - (eksploratif).
- Pengujian, harus menguasai metodologi penelitian
dengan baik, sehingga pengujian hipotesis
dapat dilakukan melalui proses yang benar.
- T e o r i , Jika hipotesis diterima setelah diuji, maka
pernyataan hipotesis dapat ditingkatkan
derajatnya menjadi suatu teori ilmu penget.
. Hasil pengujian statistik : signifikan atau tidak signifikan .
. Kesimpulan
. Saran.
Mengapa masalah penelitian menjadi hal yang penting ???
1. Jika tidak ada masalah  berarti tidak ada penelitian.
2. Menentukan arah hipotesis yang akan dirumuskan.
3. Menentukan variabel bebas dab tergantung penelitian.
4. Menentukan rancangan penelitian  jenis dan jumlah
subyek yang digunakan, pelakuan, uji statistik, dll.
5. Menentukan cara kerja (operasional) penelitian.
6. Menentukan Judul dan Tujuan penelitian, terutama
untuk usulan penelitian .
7. Menentukan manfaat hasil penelitian.
8. Menentukan bobot dan originalitas penelitian kita.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai