Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH MENTAL KEJUANGAN

(LDKK)

Disusun oleh:

Mohammad Akmal R
2711221018

PROGRAM TEKNIK GEOMATIKA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI TAHUN
2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan
rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa ada halangan yang
berarti dan sesuai dengan harapan.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan
karena keterbatasan kami. Semoga apa yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
membutuhkan.

ii
DAFTAR ISI

Hlm
COVER…………………………………………………………………… i

KATA PENGANTAR……………………………………………………. ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………… iii
BAB I: PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang …………………………………………………………. 1

1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………… 1

1.3 Tujuan Penulisan ………………………………………………….......... 2


BAB II: PEMBAHASAN 3

2.1 Mental Kejuangan………………………………………………………... 3


BAB III: PENUTUP

3.1 Kesimpulan……………………………………………………………... 6
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………… 7

iii
BAB I
PENDAHULUAN

Abstrak

Mental adalah semua unsur-unsur jiwa termasuk pikiran, emosi, sikap


(attitude) dan perasaan yang dalam keseluruhan dan kebulatannya akan
menentukan corak laku, cara menghadapi suatu hal yang menekan perasaan,
mengecewakan atau menggembirakan, menyenangkan. Setiap makhluk yang
dianugerahi potensi ruh, hati dan akal di dunia ini memiliki fitrah untuk mengabdi
kepada Sang Pencipta alam semesta. Makhluk itu adalah dari bangsa Jin dan
manusia. Manusia sebagai makhluk individu memiliki unsur jasmani dan rohani.
Unsur fisik yaitu berupa jasmani (raga) dan unsur psikis berupa rohaninya (jiwa).
Jika unsur tersebut sudah tidak menyatu lagi maka seseorang tidak dapat disebut
sebagai individu lagi. Kedua unsur tersebut harus berjalan dengan seimbang dan
harus tercukupi pemenuhannya. Kedua unsur tersebut dapat terganggu dengan
adanya penyakit, khususnya penyakit rohani. Penyakit rohani tersebut tentunya
akan sangat berpengaruh kepada kesehatan jasmani seseorang, serta akan
berpengaruh pula pada keadaan sosialnya

1.1 Latar Belakang

Kehidupan modern dewasa ini telah tampil dalam dua wajah yang
antagonistik. Di satu sisi modernisme telah berhasil mewujudkan kemajuan
yang spektakuler, khususnya dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
Di sisi lain, ia telah menampilkan wajah kemanusiaan yang buram berupa
kemanusiaan modern sebagai kesengsaraan rohaniah. Modernitas telah
menyeret manusia pada kegersangan spiritual. Ekses ini merupakan
konsekuensi logis dari paradigma modernisme yang terlalu bersifat materialistik
dan mekanistik, dan unsur nilai-nilai normatif yang telah terabaikan. Hingga
melahirkan problem-problem kejiwaan yang variatif.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dituliskan dengan poin-poin sebagai berikut:


1
a. Apa saja pembinaan mental kejuangan dan pengertiannya?

2
1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan dituliskan dengan poin-poin sebagai berikut:

a. Memaparkan beberapa jenis pembinaan mental kejuangan beserta


pengertiannya.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pembinaan Mental Kejuangan


Pembinaan berasal dari kata BINA yang berartI BANGUN/BANGUNAN.
Dalam KBBI pembinaan berarti membina, usaha, tindakan, dan kegiatan
yang dilakukan secara berdaya guna dan berhasil guna memperoleh hasil
yang lebih baik.
Mental diartikan sebagai kepribadian yang merupakan kebulatan yang
dinamik yang dimiliki seseorang yang tercermin dalam sikap dan perbuatan
atau terlihat dari psikomotornya. Dalam ilmu psikiatri dan psikoterapi, kata
mental sering digunakan sebagai ganti dari kata personality (kepribadian)
yang berarti bahwa mental adalah semua unsur-unsur jiwa termasuk pikiran,
emosi, sikap dan perasaan yang dalam keseluruhan dan kebulatannya akan
menentukan corak laku, cara menghadapi suatu hal yang menekan perasaan,
mengecewakan atau menggembirakan, menyenangkan dan sebagainya.
Pembinaan mental kejuangan yaitu membangkitkan semangat militan
seorang istri prajurit sehingga mereka mampu meneladani nilai-nilai kejuangan
dari para pahlawan terdahulu. Maksud militan disini adalah menjadi istri prajurit
yang pantang menyerah, setia kawan, solidaritas yang tinggi dan punya
semangat dengan dedikasi yang tinggi serta siap rela berkorban. Pembinaan
ini bersumber dari nilai budaya dan tradisi keprajuritan bangsa Indonesia.
Pelaksanaan Bintaljuang ini dengan diselenggarakannya upacara pada hari-
hari nasional, menyelenggarakan hari besar TNI, mengadakan ceramah
tentang kesadaran hukum, hak asasi, ketertiban, kedisiplinan dan
sebagainya.19 Menurut peneliti, dari sekian banyak bentuk kegiatan yang
dilaksanakan menghasilkan kesan yang baik terhadap proses pengembangan
nilai-nilai ajaran Islam yang disampaikan oleh pembina dalam beberapa
kegiatan. Oleh karena itu, para prajurit, PNS TNI Angkatan Darat dan Keluarga
khususnya untuk Persit diharapkan mampu mengambil manfaat dan
senantiasa berperan serta dalam menggali dan mempelajari ilmu pengetahuan
agama Islam yang diperolehnya dari beberapa aktivitas keagamaan, sehingga
dapat meningkatkan keyakinan dan pengamalan agamanya di dalam
kehidupan sehari-hari.

4
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Manusia itu terdiri dari jasmani dan rohani. Jasmani adalah bagian yang
kasar, yang menurut Tuhan penciptanya, diciptakan dari tanah. Adapun rohani
adalah bagian yang halus, yang dirahasiakan Tuhan tentang hakekatnya.
Jasmani dan rohani manusia rentan terhadap berbagai penyakit baik penyakit
yang dapat disembuhkan dengan bantuan medis sampai penyakit yang dapat
menyesatkan manusia didunia dan diakhirat. Penyakit tersebut adalah penyakit
jasmani dan penyakit rohani. Penyakit jasmani adalah penyakit badan,
penyakit yang tampak dan dapat kita rasakan, penyakit jasmani hanya kita saja
yang dapat merasakan sedangkan orang lain tidak mampu merasakan.
Adapun penyakit rohani adalah sifat dan sikap yang buruk dan merusak rohani,
yang akan mengganggu kebahagiaan manusia, merintanginya untuk
memperoleh keridhaan Allah dan mendorongnya untuk berbuat buruk dan
merusak yang disebabkan oleh yang disebabkan oleh nafsu, syetan, dan orang
kafir.

5
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Thib Raya dan Siti Musdah Mulia, 'Menyelami Seluk Beluk Ibadah
dalam Islam'. Jakarta Timur : Kencana, 2003 Aliah B. Purwakania Hasan,
Pengantar Psikologi kesehatan Islami, Jakarta: Rajawali Press, 2008 Ali
Aziz, 60 Menit Terapi Shalat Bahagia, Surabaya: IAIN Sunan Ampel Press,
2013.

Anda mungkin juga menyukai