Kebiasaan meniru gaya rambut merupakan contoh imitasi yang dilakukan anak muda jaman
sekarang. Dalam psikologi imitasi didefinisikan sebagai proses belajar dari perilaku mengamati
orang lain. Imitasi adalah identik dengan modeling dan sudah dipelajari oleh ilmuwan sosial
dalam bergabai konteks.
Imitasi banyak dilakukan oleh anak-anak denga meniru perilaku orang dewasa karena mereka
mencoba belajat untuk menjadi dewasa. Kemampuan anak untuk meniru terkadang juga
membuat anak bingung ketika yang mereka tiru tidak sesuai dengan yang ia harapkan dan ada
juga yang terlalu obsesi untuk meniru orang lain sehingga terjadi fenomena over-imitasi.
Sebenarnya imitasi mempunyai dua sisi yaitu sisi positif dan sisi negatif. Sisi positif didapat jika
proses imitasi memberikan dampak positif untuk pelaku maupun orang lain, sedangkan sisi
negatif mungkin bermanfaat bagi dia tapi merugikan orang lain atau bahkan merugikan diri
sendiri juga.
Faktor imitasi bisa memicu seseorang untuk berperilaku positif dengan mematuhi norma dan
nilai-nilai yang berlaku di masyarakat. Berikut ini contoh imitasi positif yang bisa diterapkan
dalam keluarga Anda:
Orangtua yang selalu menggunakan bahasa yang sopan dalam keluarga kemungkinan
akan dicontoh oleh anaknya. Anak yang setiap hari mengetahui orangtuanya berbicara
dengan sopan dan sesuai dengan tatakrama pada akhirnya akan ditiru oleh anak. Anak
akan terbiasa berbicara dengan santun meskipun sedang berada di luar rumah.
Kakak berprestasi disekolah akan menjadi panutan bagi si adik. Adik akan mengamati
bagaimana kakaknya belajar lalu mencoba untuk meniru untuk dirinya. Adik akan
berusaha menerapkan apa yang dilakukan sang kakak saat belajar, berapa jam dia akan
belajar, dll.
Sisi negatif pasti akan ada dalam proses imitasi. Imitasi negatif sebaiknya selalu dihindari karena
selain bisa merugikan sendiri maupun merugikan orang lain. Berikut ini contoh imitasi negatif
yang sebaiknya dihindari:
Anak yang meniru adegan-adegan berbahaya yang ia tonton di televisi. Ada beberapa
sinetron di Indonesia yang banyak diprotes oleh oranngtua yang menganggap bahwa
sinetron sekarang banyak menyiarkan hal-hal negatif yang kemungkinan dapat ditiru oleh
anak.
Anak meniru orangtuanya yang merokok. Apabila ada salah satu keluarga yang menjadi
perokok aktif, ada kecenderungan bahwa anak-anak akan mengikuti angota keluarga
tersebut sehingga anak menjadi perokok aktif.
Anak memiliki banyak teman nakal akan memiliki kecenderungan dia akan terpengaruh
dengan teman sebayanya. Anak biasanya akan meniru apa yang dilakukan oleh teman
sebayanya sehingga resiko tersebut bisa saja terjadi.
Demikian beberapa contoh imitasi yang bisa mendatangkan manfaat dan bisa juga mendatangkan
kerugian. Ini seperti pisau yang bisa bermanfaatkan jika digunakan sesuai dengan kegunaannya
dan bisa merugikan jika disalahgunakan. Didiklah anak Anda untuk tidak melakukan imitasi
pada hal-hal yang negatif.
Meski begitu, nyatanya sugesti bukan hanya untuk memengaruhi orang lain saja tapi juga dapat
diberikan kepada diri sendiri.
Baca juga:
10 Kebiasaan yang Bisa Merusak Otak, Salah Satunya Terlalu Banyak Makan
Mengenal Istilah Sugesti
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sugesti berarti pendapat yang dikemukakan.
Sugesti juga memiliki arti pengaruh dan sebagainya yang dapat menggerakkan hati orang lain
atau dorongan.
Sedangkan dalam buku berjudul Psikologi karya Drs. Sunaryo, dijelaskan, sugesti dapat
dikatakan sebagai proses interaksi sosial ketika individu memberikan pedoman perilaku kepada
individu lain yang langsung menerimanya tanpa kritik.
Ada dua macam sugesti, yang pertama adalah sugesti yang berasal dari orang lain atau hetero
sugesti. Ada beberapa istilah dalam sugesti yang berasal dari orang lain. Sugestibel adalah
sebutan bagi orang yang mudah terpengaruh atau tersugesti, sedangkan orang yang mudah
memengaruhi atau memberikan sugesti pada orang lain disebut sugestif.
Yang kedua adalah sugesti yang berasal dari diri sendiri atau autosugesti. Autosugesti memiliki
peran penting yang berpengaruh bagi seseorang. Ketika seseorang merasa cemas, hal tersebut
akan memberikan sugesti buruk pada dirinya sendiri. Begitupun sebaliknya, ketika seseorang
yakin bahwa ia bisa, hal tersebut juga akan memberikan sugesti positif pada diri bahwa ia benar-
benar bisa.
Ketika seseorang dalam kondisi tersugesti, fungsi pikiran, perasaan, dan kemauan bukan menjadi
hal yang prioritas, seperti dijelaskan dalam artikel ilmiah berjudul Metode Terapi Penyembuhan
dengan Sugesti.
Contoh atau Cara Melakukan Sugesti
Alat yang digunakan ketika memberikan sugesti kepada orang lain adalah menggunakan
pandangan mata, suara atau gambar, dan menggunakan semboyan berupa pernyataan-pernyataan
yang biasa digunakan untuk memberikan sugesti.
Sugesti dapat dilakukan dengan memuji atau membujuk orang yang akan disugesti, menakut-
nakuti, atau menunjukkan kelemahan orang tersebut. Sugesti dapat diberikan dengan dua cara,
yaitu:
1. Secara langsung
Sugesti diberikan secara langsung bertujuan mendorong orang yang diberikan sugesti agar
bertindak dengan cepat dan segera.
Sugesti yang tidak diberikan secara langsung merupakan suatu proses mental yang melibatkan
pembentukan asosiasi. Hal ini bertujuan untuk menghindari hubungan langsung.
Faktor yang Memengaruhi Sugesti
Orang dengan pikiran yang sedang terhambat atau sedang tidak dapat berpikir kritis, akan lebih
mudah tersugesti. Begitu juga pada orang sudah lelah untuk berpikir dan pada orang yang sedang
dilanda rangsangan emosional.
Seseorang memiliki pikiran yang terpecah karena persoalan-persoalan yang ada. Karena
memikirkan banyak hal dan pikirannya terpecah-pecah, seseorang akan mudah tersugesti.
Orang yang derajatnya lebih rendah akan dengan mudah menerima sugesti dari orang yang
memiliki derajat lebih tinggi.
Tidak hanya itu, seseorang yang dianggap ahli dalam suatu bidang juga akan dianggap otoritas
dalam bidang tersebut. Orang yang tidak mengetahui hal-hal terkait bidang tersebut akan mudah
menerima sugesti yang diberikan oleh ahlinya.
IDENTIFIKASI ADALAH
Identifikasi adalah suatu proses yang cukup sering kita lakukan dalam kegiatan sehari-hari.
Pengertian Identifikasi yaitu suatu konsep yang berkaitan dengan identitas diri, di mana terjadi
kecenderungan atau keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama persis (identik) dengan
pihak lain.
Dalam menjalankan kehidupan, setiap orang pasti melakukan proses identifikasi. Oleh karena
itu, proses identifikasi dipelajari di dalam sosiologi dan psikologi.
Identifikasi adalah salah satu faktor yang mempengaruhi interaksi sosial. Pengertian interaksi
sosial adalah hubungan dinamis yang terjadi antarindividu, individu dengan kelompok, dan
kelompok dengan kelompok yang berwujud kerja sama atau pun persaingan.
Dari identifikasi yang dilakukan seseorang selama hidupnya, akan membentuk karakter dan
kepribadiannya. Maka dari itu, setiap orang perlu terpapar dengan lingkungan yang positif
supaya membentuk karakter yang baik dalam diri seseorang.
Apa yang Dimaksud dengan Identifikasi?
Mengutip Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), identifikasi adalah tanda kenal diri atau bukti
diri. KBBI juga memberi definisi bahwa identifikasi adalah penentu atau penetapan identitas
seseorang, benda, dan sebagainya.
Dalam psikologi, identifikasi adalah proses psikologi yang terjadi pada diri seseorang karena
secara tidak sadar dia membayangkan dirinya seperti orang lain yang dikagumi. Lalu, dia meniru
tingkah laku dari orang yang dia kagumi itu
Berikut ini adalah pengertian identifikasi menurut beberapa ahli:
1. Sudarsono
Identifikasi memiliki tiga arti, yakni bukti diri, proses kejiwaan yang terjadi terhadap seseorang
karena orang tersebut secara tidak sadar membayangkan dirinya seperti orang lain yang
dikaguminya, dan penentuan seseorang berdasarkan bukti-bukti sebagai petunjuknya.
2. Arief Budiman
Identifikasi adalah sebuah proses di mana seseorang menyamakan dirinya dengan sifat-sifat
objek luar.
3. Poerwadarminto
Identifikasi adalah proses pengenalan, menempatkan objek atau individu dalam sebuah kelas
sesuai dengan karakteristik tertentu.
Dalam sosiologi, proses identifikasi terjadi dengan meniru seseorang yang dikagumi. Identifikasi
dapat terjadi karena adanya motivasi dan juga sugesti di dalam diri seseorang.
Sebelum melakukan identifikasi, seseorang akan melakukan proses imitasi terlebih dahulu.
Kedua proses ini memang terlihat serupa, tetapi nyatanya keduanya berbeda.
Dalam proses imitasi, yang terjadi hanya sekadar meniru wujud fisik dan tindakan. Sedangkan,
proses identifikasi akan menempatkan dirinya seperti orang yang dikagumi.
Identifikasi memiliki sifat yang lebih mendalam karena kepribadian seseorang dapat terbentuk
melalui beberapa proses. Serangkaian proses tersebut membuat seseorang memiliki keinginan
untuk menjadi identik dengan orang yang dikaguminya.
Dalam psikologi, identifikasi adalah orientasi psikologis diri dan perasaan yang dihasilkan dari
asosiasi emosional yang erat. Identifikasi merupakan proses yang tidak disadari di mana
seseorang akan memodelkan pikiran, perasaan, dan tindakan sesuai dengan objek yang
diidentifikasi.
Supaya kamu lebih memahami tentang apa itu identifikasi, mari simak beberapa contoh proses
identifikasi di bawah ini:
Seorang anak laki-laki yang dekat dengan ayahnya punya kecenderungan untuk bisa menjadi
seperti ayahnya.
Seorang anak laki-laki sangat mengagumi Cristiano Ronaldo sehingga anak laki-laki tersebut
memiliki cita-cita menjadi pemain sepak bola yang sukses seperti idolanya.
Seorang yang mengagumi artis terkenal mengidentifikasi dirinya menjadi seperti idolanya
dengan meniru gaya rambut, model pakaian, dan bahkan menganggap dirinya sama dengan artis
tersebut.
Seorang anak yang gemar menulis sangat mengidolakan J.K. Rowling sehingga anak tersebut
meniru gaya bahasa dan aliran cerita yang digunakan oleh idolanya.
Masyarakat Indonesia menyukai gaya blusukan yang diusung oleh Pak Jokowi sehingga banyak
pejabat publik yang meniru cara tersebut dengan tujuan agar disukai oleh masyarakat.
Penggemar K-Pop yang sangat mengidolakan artis idolanya, maka ia akan berperilaku layaknya
seperti idol mereka.
Seorang murid mengidolakan gurunya sehingga karakter, sikap, dan prinsip yang ditunjukkan
gurunya seolah-olah telah menjadi bagian hidup murid tersebut.
Seorang pengagum calon presiden yang populer meniru dan mengidentifikasi cara berpakaian,
cara berbicara, dan ideologi yang dimiliki idolanya itu.
Seorang mahasiswa berusaha menjadi seperti dosen yang dianggapnya baik dan pintar dan
berkeinginan menjadi dosen seperti idolanya.
Seorang wanita yang begitu mengagumi karakter boneka Barbie. Sebagai bentuk kekagumannya,
ia rela untuk membentuk wajah dan badannya menyerupai boneka Barbie. Obsesinya adalah
memiliki penampilan yang sama persis dengan boneka idolanya tersebut.
Identifikasi adalah salah satu faktor yang akan mempengaruhi interaksi sosial. Oleh karena itu,
dekatkanlah dirimu dengan lingkungan yang baik dan temukan idola yang positif supaya
membentuk karakter dan kepribadian yang baik.
Pengertian Simpati Menurut Para Ahli, Ciri, dan Contoh Sikapnya yang Perlu Diketahui
Orang yang bersimpati dapat terlibat dan akan menganggap bahwa apa yang terjadi merupakan
persamaan nasib sehingga memunculkan sikap saling mendukung.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian simpati adalah rasa kasih; rasa
setuju (kepada); rasa suka, keikutsertaan merasakan perasaan (senang, susah, dan sebagainya)
orang lain.
Dalam prosesnya, simpati melibatkan perasaan dan pikiran manusia. Itulah sedikit gambaran
secara umum tentang simpati.
Adapun untuk lebih detailnya, kamu bisa menyimak pembahasan mengenai simpati berikut ini,
seperti dikutip dari laman Maxmanroe dan Dosensosiologi, Senin (14/2/2022).
Eisenberg (2000), simpati adalah serangkaian proses interaksi sosial yang timbul dari
adanya kejadian tertentu sehingga memunculkan respons terhadap perasaan yang
dirasakan oleh individu lain yang sedang menderita serta memerlukan bantuan.
Valiente (2004), simpati adalah tindakan seseorang yang bernilai positif lantaran disertai
dengan penalaran moral terhadap perilaku yang ia rasakan untuk ikut merasakan apa yang
orang lain rasakan.
Batson (2000), simpati merupakan perasaan yang melipatkan keadaan orang lain yang
berawal dari empati sehingga dalam hal ini mengerucut pada pelibatan proses sosial
bersifat kognitif.
Perilaku seseorang yang menunjukan untuk mampu menjadi pendengar yang baik
terhadap kondisi orang lainnya yang sedang bercerita.
Keadaan seseorang yang mampu mengindentifikasi perasaan orang lain.
Perilaku seseorang yang kerap kali memikirkan perasaan yang dirasakan oleh orang lain.
Kondisi seseorang yang memiliki kepedulian terhadap orang lain yang sedang mengalami
permasalahan tertentu.
Memberikan ucapan selamat pada orang lain yang telah berhasil menyelesaikan studi
atau tugasnya.
Memberikan ucapan selamat dan turut hadir dalam pernikahan kerabat atau keluarga.
Memberikan ucapan turut berdukacita kepada orang lain yang kehilangan orang yang
dicintai.
Memberikan bantuan sukarela kepada masyarakat yang terkena bencana alam.
Membagikan informasi berharga pada orang lain melalui media sosial.
Turut menjaga keamanan dan kenyamanan kegiatan keagamaan, baik yang seagama
maupun yang berbeda agama.
EMPATI
Empati adalah kemampuan untuk memahami apa yang dirasakan orang lain, melihat
sesuatu dari sudut pandang orang lain, dan juga membayangkan diri sendiri berada di
posisi orang tersebut. Empati memainkan peran penting dalam membangun dan menjaga
hubungan antara sesama manusia.
Manusia sudah mulai menunjukkan tanda-tanda empati sejak masa anak-anak. Rasa empati ini
akan semakin berkembang selama masa remaja sampai dewasa. Namun, tingkat empati pada
setiap orang bisa berbeda.
Perbedaan tingkat empati pada seseorang bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor, mulai dari
lingkungan sosial di masa kecil atau sekarang, cara pandang terhadap sesuatu hal, pola asuh
orang tua, pengalaman masa lalu, hingga berbagai harapan yang dimiliki.
Ada beberapa ciri yang bisa dilihat pada diri orang yang memiliki tingkat empati tinggi, yaitu:
Memiliki rasa empati yang tinggi membawa banyak manfaat, tidak hanya bagi diri sendiri, tapi
juga bagi orang lain. Berikut ini adalah beberapa manfaat empati:
Rasa empati yang kebanyakan dimiliki oleh individu dengan kepribadian ambivert ini
dibutuhkan untuk membangun hubungan sosial dengan orang lain. Dengan berempati, Anda
akan mampu memahami apa yang dipikirkan dan dirasakan oleh orang lain. Anda juga akan
terlatih untuk memberikan respons yang tepat dalam segala situasi sosial.
Berempati pada orang lain juga dapat membantu Anda mengendalikan emosi dengan lebih baik.
Dengan begitu, Anda tidak akan mudah merasa stres.
Ketika berempati, Anda akan membayangkan bagaimana rasanya jika berada pada posisi orang
lain. Hal ini akan mendorong Anda untuk melakukan sesuatu yang bisa meringankan beban atau
masalah orang tersebut.
Oleh karena itu, rasa empati juga bermanfaat untuk melatih perilaku tolong-menolong atau sikap
altruisme antarmanusia.
Rasa empati bisa bisa dibentuk atau diperkuat. Berikut ini adalah beberapa cara yang bisa Anda
lakukan untuk menumbuhkan dan memperkuat rasa empati:
Sebagian orang mungkin merasa memiliki rasa empati yang rendah atau sulit menumbuhkan rasa
empati. Jika Anda mengalaminya dan merasa hal tersebut menimbulkan hambatan pada
kehidupan sehari-hari, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan psikolog guna mendapatkan
solusi yang sesuai.