Anda di halaman 1dari 8

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH


Jl. Tanjung Momong, TAREMPA 29791 email : bpbd@anambaskab.go.id

TELAAHAN STAF

Kepada Yth : Bupati Kepulauan Anambas


c.q. Sekretaris Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas
Dari : Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana
Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas
Tanggal : 25 Januari 2022
Nomor : /BPBD.680/01.2022
Sifat : Penting
Lampiran : -
Perihal : Pengajuan pemusnahan barang kadaluwarsa logistik
penanggulangan bencana BPPD Kab Kep Anambas Tahun
2022

I. POKOK PERSOALAN

Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia memiliki kondisi


geografis, geologis, hidrologis, dan demografis yang memungkinkan
terjadinya bencana, baik yang disebabkan oleh faktor alam, non alam
maupun manusia. Potensi bencana yang disebabkan faktor alam
seperti gempa bumi dan tsunami, letusan gunung berapi, banjir, tanah
longsor, kekeringan, dan angin puting beliung. Bencana yang
disebabkan faktor nonalam maupun faktor manusia diantaranya
kebakaran hutan dan lahan, kegagalan teknologi, serta bencana sosial
yang berupa konflik sosial.

Dampak bencana yang terjadi telah banyak menimbulkan korban


jiwa, kerugian harta benda, dan rusaknya prasarana dan sarana
publik, serta dampak psikologis yang dalam keadaan tertentu dapat
menghambat pembangunan nasional. Sementara itu, waktu untuk
bereaksi sangat singkat, sedangkan faktor-faktor risiko sangat tinggi.
Penundaan terhadap respon darurat khususnya distribusi bantuan
logistik yang tidak lancar dapat menimbulkan dampak yang buruk bagi
korban bencana.
1
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 tentang
Penanggulangan Bencana, khususnya dalam Pasal 6 dan Pasal 8 telah
mengamanatkan bahwa Pemerintah dan Pemerintah Daerah
bertanggung jawab dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana,
yang antara lain adalah memberikan perlindungan pada masyarakat
dari dampak bencana, dan pemulihan kondisi dari dampak bencana,
termasuk di dalamnya adalah bantuan logistik pada saat status
keadaan darurat.

Pengelolaan bantuan logistik dilakukan pada status keadaan


darurat dimulai sejak status siaga darurat, tanggap darurat, dan
transisi darurat ke pemulihan sesuai dengan penjelasan pasal 23 ayat
(1) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008
tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana. Pengelolaan
bantuan logistik pada status keadaan darurat adalah suatu kegiatan
terpadu dalam mengelola barang bantuan penanggulangan bencana.

Pendekatan terpadu tersebut mencakup antara lain dalam


pencarian sumber, pengadaan logistik, penjaminan kualitas,
pengemasan, pengiriman pengangkutan, penyimpanan di gudang dan
pengelolaan persediaan logistik. Kegiatan ini banyak melibatkan pelaku
yang melakukan berbeda aktivitas. Oleh karena itu, setiap pelaku
harus terkoordinasi, ditetapkan pengelolaannya dan dilakukan
pemantauan yang tepat untuk memastikan bahwa semua bantuan
dijaga hingga bantuan tersebut didistribusikan kepada penerima di
tingkat rumah tangga (kepala keluarga). Dalam operasi darurat
bantuan logistik diperlukan untuk mendukung organisasi dan
pelaksanaan operasi status keadaan darurat dengan tujuan
memastikan ketepatan waktu dan efisiensi.

Dukungan bantuan logistik harus tepat waktu, tepat lokasi, tepat


sasaran, tepat kualitas, tepat kuantitas dan sesuai kebutuhan. Salah
satu unsur penting yang harus diperhatikan adalah pengelolaan

2
bantuan logistik harus dilakukan secara efektif dan efisien pada saat
status keadaan darurat bencana. Berkaitan dengan hal tersebut, perlu
disusun pedoman pengelolaan bantuan logistik pada masa status
keadaan darurat bencana

3
II. PRA ANGGAPAN
Bencana yang terjadi di suatu wilayah selalu menyentuh rasa
kemanusiaan masyarakat luas, baik dalam negeri maupun luar
negeri. Pemerintah/ pemerintah daerah, kalangan usaha,
masyarakat Indonesia, lembaga internasional maupun lembaga
asing nonpemerintah turut serta memberikan bantuan logistik,
peralatan, moril maupun tenaga relawan. Banyaknya bantuan
logistik dan peralatan yang terkumpul, didistribusikan ke lokasi
agar segera dapat dimanfaatkan, namun seringkali terjadi adanya
logistik dan peralatan yang berlebihan, tidak dapat digunakan,
rusak atau hilang.

Bantuan logistik dan peralatan yang berlebihan, rusak, dan


tidak dapat digunakan tersebut akan menumpuk di tempat
distribusi / gudang penyimpanan, bila dibiarkan tentu akan
semakin rusak, bila dipelihara memerlukan biaya yang besar. Demi
efisiensi biaya dan keamanan, maka langkah penghapusan perlu
dilakukan. Agar pelaksanaan penghapusan logistik dan peralatan
dapat dilakukan dengan lancar, terpadu, aman dan akuntabel,
perlu dibuat pedoman penghapusan logistik dan peralatan
penanggulangan bencana.

III. FAKTA DAN DATA YANG BERPENGARUH TERHADAP PERSOALAN

a. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan


Negara.

b. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan


Negara.

c. Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang


Penanggulangan Bencana.

d. Peraturan Pemerintah 4 Nomor 6 Tahun 2006 tentang


Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah.

e. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang


Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana.

f. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2008 tentang


Pendanaan dan Pengelolaan Bantuan Bencana.

g. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2008 tentang Peran


Serta Lembaga Internasional dan Lembaga Asing
Nonpemerintah dalam Penanggulangan Bencana.

h. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96 Tahun 2007 tentang


Tata Cara Pelaksanaan Penggunaan, Pemanfaatan,
Penghapusan dan Pemindahtanganan Barang Milik Negara.

i. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 46 Tahun 2008


tentang Organisasi dan Tata Kerja BPBD.

j. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 93 Tahun 2010 tentang


Petunjuk Pelaksanaan Lelang.

k. Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana


Nomor 13 Tahun 2008 tentang Pedoman Manajemen Logistik
dan Peralatan Penanggulangan Bencana.

l. Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana


Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pedoman Bantuan Logistik.

m. Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana


Nomor 5 Tahun 2009 tentang Pedoman Bantuan Peralatan.

n. Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana


Nomor 6 Tahun 2009 tentang Pedoman Pergudangan

o. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96 Tahun 2007 tentang


Tata Cara Pelaksanaan Penggunaan, Pemanfaatan,
Penghapusan dan Pemindahtanganan Barang Milik Negara.

5
IV. ANALISIS/PEMBAHASAN

Berdasarkan fakta-fakta yang mempengaruhi di atas dapat


disampaikan hal-hal sebagai berikut :

1. Mekanisme Penyelenggaraan pemusnahan barang kadaluwarsa logistik


Penangulangan Bencana mencakup sejak dimulainya status siaga
darurat, tanggap darurat, dan transisi darurat sampai pemulihan,
melalui kegiatan persiapan, perencanaan, pelaksanaan dan
pengendalian

2. Kebijakan penghapusan logistik dan peralatan penanggulangan


bencana yang tidak layak pakai, hilang, didasarkan dengan
mengutamakan efisiensi, keamanan, terpadu dan akuntabel

3. Strategi Penghapusan merupakan langkah terakhir dari rangkaian


kegiatan pengelolaan logistik dan peralatan secara terencana, efisien, aman
dan akuntabel, sebagai berikut :
a. Dikoordinasikan, direncanakan dan didukung dengan data yang
akurat.
b. Dilakukan secara selektif dengan mempertimbangkan kesiapan
operasional pemangku kepentingan penanggulangan bencana.
c. Tidak ekonomis bila tetap dipelihara atau digunakan.
d. Dilaksanakan sesuai aturan yang berlaku dan
didukung dengan administrasi yang lengkap.
e. Pelaksanaan pemusnahan harus aman bagi manusia maupun
lingkungan.
4. Bantuan logistik untuk korban bencana pada saat status keadaan
darurat harus dapat diterima oleh korban yang membutuhkan dengan
tepat waktu, tepat lokasi, tepat sasaran, tepat jumlah dan tepat
kualitas. Pemerintah dan pemerintah daerah harus melakukan
pengelolaan bantuan logistik secara cermat agar dapat segera
mengatasi permasalahan korban bencana.

5. Kompleksitas penyelenggaran penanggulangan bencana memerlukan


suatu penataan dan perencanaan yang matang, terarah dan terpadu.
Penanggulangan yang dilakukan selama ini belum didasarkan pada
langkah-langkah yang sistematis dan terencana, sehingga seringkali
6
terjadi tumpang tindih dan bahkan terdapat langkah upaya penting
yang tidak tertangani. Pengelolaan bantuan logistik hedilakukan secara
cepat, efektif dan efisien, yakni diberikan pada tempat yang tepat,
jumlah yang sesuai, kualitas yang memadai, serta hendaknya nerima
bantuan logistik yang tepat.
6. Dengan masih terbatasnya sumber daya yang ada di lingkup Pemerintah
Kabupaten Kepulauan Anambas, maka diperlukan dukungan pihak
ketiga/profesional dalam membantu penyusunan dokumen Kajian
Resiko Bencana dalam bentuk kerja sama yang saling menguntungkan
antar pihak.

7. Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2008 tentang


Pendanaan dan Pengelolaan Bantuan Bencana (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 43, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4829); pengelolaan logistic haruslah
versifat efektif,efisien dan akuntabel
8. Penghapusan atau pemusnahan barang kadaluarsa berdasarkan surat
BPBD kepada Bupati dan didasar hokum penghapusan dan
pemusnahan berdasarkan PP No 27 Tahun 2018 diatur dalam pasal 77
– 80 (penghapusan) dan pasal 81 – 84 (penghapusan)

KESIMPULAN

1. Dalam rangka penyaluran bantuan logistik bencana perlu dibuat


langkah-langkah dan strategi yang tepat dalam berinvestasi dan
mengurangi dampak resiko bencana, yang dimulai dari pra bencana,
tanggap darurat dan pasca bencana.

2. Kegiatan persiapan diawali dengan pemetaan sumber daya. Pemetaan


sumber daya dilakukan untuk mengetahui ketersediaan logistik,
gudang termasuk juga sumber daya manusia yang dapat dikerahkan
dan digunakan pada saat status keadaan darurat bencana sekaligus
untuk meningkatkan respon yang efektif dan tepat waktu, baik dari
masyarakat, pemerintah dan pemerintah daerah, maupun dunia usaha.

SARAN DAN TINDAKAN

1. Pemerintah Kabupaten Kepulauan Anambas sebagai lembaga yang


memprakarsai Penyusunan Kajian Resiko Bencana Kabupaten
Kepulauan Anambas segera mempersiapkan segala tahapan dan
7
persyaratan dalam pelaksanakan kegiatan.

2. Salah satu tahapan adalah dengan melakukan pengecekan logistic secara


berkala sesuai dengan SOP yang telah ditetapkan
VII. PENUTUP

Demikian telaah pengajuan pemusnahan barang kadaluwarsa ni dibuat


sebagai dasar pertimbangan, atas perhatian dan arahan lebih lanjut dari
Bapak, kami mengucapkan terima kasih.

KEPALA PELAKSANA
BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH,

SYARIF AHMAD, SE
Pembina/ IV.a
NIP. 19770720 201001 1 016

Tembusan di sampaikan Kepada Yth;


1. Wakil Bupati Kepulauan Anambas;
2. Sekretaris Daerah Kepulauan Anambas;
3. Pertinggal.

Anda mungkin juga menyukai