Anda di halaman 1dari 11

KEPERAWATAN GAWAT DARURAT DAN MANAJEMEN BENCANA WABAH

NON ALAM DAN ALAM MENGENAI RENCANA KONTIJENSI


Dosen Pengampu : Adi Isworo, S.KM., M.PH.

Disusun oleh :
Adila Analita Hersandi
Wisanggeni 1
P1337420519028

D III KEPERAWATAN MAGELANG


POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bencana alam merupakan suatu fenomena alam yang terjadi secara langsung
maupun tidak langsung mengganggu kehidupan manusia. Dalam hal ini, bencana
alam dapat menyebabkan kerugian bagi manusia baik secara materi, non materi
bahkan jiwa.
Paling tidak ada interaksi empat faktor utama yang dapat menimbulkan
bencana-bencana tersebut menimbulkan banyak korban dan kerugian besar, yaitu
kurangnya pemahaman terhadap karakteristik bahaya (hazards), sikap atau perilaku
yang mengakibatkan penurunan sumberdaya alam (vulnerability), kurangnya
informasi/peringatan dini (early warning) yang menyebabkan ketidaksiapan, dan
ketidakberdayaan /ketidakmampuan dalam menghadapi ancaman bahaya.
Tanah longsor merupakan fenomena alam yang umumnya terjadi pada musim
penghujan. Bencana alam ini, merupakan salah satu bencana alam yang memberikan
banyak dampak social dan ekonomi pada masyarakat seperti rusaknya sarana umum,
transportasi dan telekomunikasi bahkan tidak sedikit menelan banyak korban jiwa.
Pada prinsipnya longsoran tanah terjadi bila gaya pendorong pada lereng lebih besar
dibandingkan dengan gaya penahan. Gaya penahan pada umumnya dipengaruhi oleh
kekuatan batuan dan kepadatan tahnah. Sedangkan gaya pendorong dipengaruhi oleh
bersarnya sudut lereng, air, beban serta berat jenis tanah batuan. Adapun faktor-faktor
yang menyebabkan tanah longsor adalah: hujan, tanah terjal, tanah yang kurang padat,
batuan yang kurang kuat, getaran, surut muka air danau atau bendungan, adanya
beban tambahan, pengikisan/erosi, adanya material timbbunan pada tebing, bekas
longsoran lama, adanya bidang diskontinuitas (bidang tidak sinambung),
penggundulan hutan, daerah pembuangan sampah.
Daerah Kaliangkrik dapat dikategorikan sebagai daerah yang rawan terjadi
bencana longsor. Beberapa waktu yang lalu terjadi bencana tanah longsor di daerah
Adipura Kaliangkrik hal ini disebabkan karena kondisi geologi, kemiringan lereng
serta curah hujan tinggi. Tercatat 17 orang warga mengungsi akibat terrdampak
bencana ini, 2 rumah rusak berat sementara 4 warga mengalami luka-luka akibat
longsor.
Oleh karena itu, rencana kontijensi dapat dijadikan pedoman terutama dalam
penanggulangan tanah longsor di Desa Kaliangkrik. Harapannya adalah kedepannya
pada saat terjadi bencana masyarakat telah memiliki pedoman mengenai cara
penanggulangan bencana, dan dapat meminimalisir kerugian yang terjadi.

B. Pengertian
Kontijensi adalah suatu keadaan atau situasi yang diperkirakan akan segera
terjadi, tetapi mungkin juga tidak akan terjadi. Rencana Kontijensi adalah suatu
proses identifikasi dan penyusunan rencana yang didasarkan pada keadaan kontijensi.
Rencana kontinjensi melibatkan sekelompok orang atau organisasi yang bekerja sama
secara berkelanjutan untuk merumuskan dan mensepakati tujuan bersama,
mendefinisikan tanggung jawab dan tindakan-tindakan yang harus diambil oleh
masing-masing pihak. Rencana kontijensi disusun dalam tingkat yang dibutuhkan.
Perencanaan kontijensi merupakan prasyarat bagi tanggap darurat yang cepat dan
efektif. Tanpa perencanaan kontijensi sebelumnya, banyak waktu akan terbuang
dalam beberapa hari pertama menanggapi keadaan darurat tersebut. Perencanaan
kontijensi akan membangun kapasitas sebuah organisasi dan harus menjadi dasar bagi
rencana operasi tanggap darurat.
C. Tujuan
Rencana kontijensi ini bertujuan untuk upaya preventif untuk
penanggulanagan bencana serta digunakan sebagai pedoman dalam penanganan
darurat bencana alam sehingga dapat terkelola dengan cepat ddan efektif.
BAB II
TUJUAN & SASARAN

A. Tujuan
Penyusunan rencana kontinjensi ini bertujuan untuk :
1. Sebagai pedoman dalam melakukan langkah-langkah penanggulangan bencana di
masyarakat.
2. Sebagai instrumen kesiapsiagaan penanggulangan bencana dan deteksi dini dalam
menghadapi kemungkinan terjadinya bencana di masyarakat.
3. Meminimalisir jumlah korban jiwa.
B. Sasaran
1. Mencegah agar tidak adanya korban jiwa.
2. Pertolongan segera bagi warga yang terkena terluka.
3. Evakuasi warga yang terkena terluka dan membutuhkan perawatan intens.
BAB III
KEBIJAKAN UMUM

Dalam penangan bencana seluruh aspek yang terkena dampak dipulihkan fungsinya
segera. Untuk mendorong mempercepat proses pemulihan diperlukan kebijakan dan strategi
berikut penjelasannya :
A. Kebijakan
1. Koordinasi penanganan bencana yang efektif dan efisien berbasis rencana
kontijensi
2. Mengembangkan partisipasi masyarakat dalam kegiatan penanggulangan
bencana
3. Pembagian peran SKPD dan stakeholder dalam penanggulangan bencana
4. Memberikan rasa aman bagi korban bencana
5. Memberikan perlindungan pada pengungsi
6. Memberikan perlindungan dan perhatian pada kelompok rentan
7. Pemenuhan kebutuhan dasar bagi korban sesuai dengan standar minimal
8. Mengembangkan sistem informasi manajemen penanganan darurat

B. Strategi
1. Pengerahan sumberdaya lintas sektoral untuk penanganan bencana
2. Mendirikan posko utama sebagai pos koordinasi dan konsolidasi semua kegiatan
tanggap darurat
3. Mengembangkan manajemen pengungsian yang baik dan memenuhi standar minimal,
baik pada barak, sarana air bersih, MCK dan lainnya
4. Mengerahkan sumberdaya untuk kegiatan evakuasi sehingga mampu mengurangi risiko
5. Menyiapkan sistem komunikasi dan informasi yang efisien dan terkoordinasi dengan
baik
6. Memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat pengungsi melalui posko dan pelayanan
kesehatan
7. Memenuhi kebutuhan dasar pengungsi secara maksimal dengan mendirikan pos dapur
umum
8. Penyelenggaraan sistem belajar mengajar dalam kondisi darurat sebagai pemenuhan
hak anak
9. Pemulihan infrastrukstur dasar dengan cepat sehingga mempercepat pemulihan
10. Mendistribusikan bantuan baik logistik pangan maupun non pangan secara adil
11. Transparansi penggunaan anggaran penanganan kondisi darurat
12. Mendorong peran media untuk memberikan informasi yang berimbang terkait dengan
kondisi bencana
13. Pelayanan kerohanian bagi korban bencana
BAB IV
URAIAN KEGIATAN

Waktu Kegiatan
1 jam Pertama - Koordinasi antar sektor
- Observasi dan analisis
- Menyiapkan dan membuat posko
- Menyajikan data yang diperlukan ( penduduk, kekayaan,
atau benda berharga, jalur evakuasi, tempat pengungsian,
mengkoordinasi tugas pada antar bagian/devisi)
6 jam Pertama - Menerima, menempatkan logistic pada lokasi yang strategis
dan aman
- Mengelola dan melansir data korban serta melansir
keberadaan informasi tentang risiko bencana susulan
- Membagi dan menempatkan relawan atau satgas dari luar
daerag pada bagian yang membutuhkan tambahan personil
12 jam Pertama - Menerima dan mencari informasi yang akurat tentang
korban
- Mengupdate data akurat
- Melansir jadwal kegiatan antar devisi
- Mengendalikan kegiatan evakuasi
24 jam Pertama - Menerima, mencari, dan mengupdate data serta informasi
- Menerima infomasi status aman lokasi bencana dari pihak
terkait
BAB V
ANGGARAN

No Barang yang Kebutuhan Harga satuan Jumlah


dibutuhkan Barang
2 Tenda 4 2.500.000 10.000.000
3 Sembako (beras, 100 kantong 100.000 10.000.000
telur, gula, mie teh)
4 Ambulance 1 unit Disedikan Disediakan
5 Alat Dapur Umum 2 set Disediakan Disediakan
6 Pakaian bayi dan 100 set 20.000 2.000.000
dewasa
7 Alat Kesehatan 5 set 100.000 500.000

8 Tikar 2 buah Disediakan Disediakan

9 Listrik Menyesuaikan Disediakan Disediakan

Jumlah : 22.500.000
Anggaran yang dicantumkan diatas digunakan selama program yaitu 3 minggu.
BAB VI
PENGORGANISASIAN

No Jabatan Penanggung jawab


1 Komandan (pemimpin) Camat
2 Bidang perencanaan Kepala Desa
3 Bidang pembelanjaan Kaur
4 Bidang kesehatan Tenaga Kesehatan,
kader, mahasiswa
jurusan Kesehatan
5 Bidang keuangan dan Bendahara dan
administrasi sekertaris desa
6 Sarana dan prasarana Pembantu umum
7 Dapur umum 4 warga desa
8 Notulensi Sekertaris
9 Keamanan Tni dan seksi
Keamanan
10 Tim Evakuasi 2 Tim Evakuasi
berjumlah 8 orang
11 Supir ambulance 1 orang
BAB VII
PENUTUP

Rencana Kontinjensi ini dibuat sebagai acuan dan referensi bagi Pemerintah Desa
Kaliangkrik, Kecamatan Kaliangkrik, Kabupaten Magelang dan segenap unsur yang terlibat
dalam penanggulangan bencana dalam menghadapi kemungkinan terjadinya bencana tanah
longsor di Kaliangkrik, Kecamatan Kaliangkrik, Kabupaten Magelang.
Jumlah anggaran biaya yang muncul dari beberapa sektor yang termuat dalam
Rencana Kontinjensi ini bukan merupakan Daftar Isian Kegiatan/Dokumen Pelaksanaan
Anggaran tetapi merupakan proyeksi kebutuhan apabila bencana seperti yang diskenariokan
benar-benar terjadi. Kebutuhan ini dipenuhi dengan memanfaatkan berbagai sumberdaya
yang ada, terutama mengoptimalkan sumber daya yang ada di masyarakat.
Rencana kontinjensi ini masih perlu penyempurnaan dan review secara berkala untuk
pemutakhiran data dan informasi.

Anda mungkin juga menyukai