8. Pertanggungjawaban
Seluruh proses manajemen logistik dan peralatan yang telah
dilaksanakan harus dibuat pertanggung jawabannya. Pertanggungjawaban
penanggulangan bencana baik keuangan maupun kinerja, dilakukan pada
setiap tahapan proses dan secara paripurna untuk seluruh proses, dalam
bentuk laporan oleh setiap pemangku proses secara berjenjang dan
berkala sesuai dengan prinsip akuntabilitas dan transparansi.
Bagan Alur Manajemen Logistik
INVENTARISASI
PENGADAAN PERGUDANGAN PENDISTRIBUSIAN
KEBUTUHAN
PERTANGGUNG
PENGHAPUSAN PENERIMAAN PENGANGKUTAN
JAWABAN
Pemahaman terhadap Manajemen Rantai Pasok merupakan hal penting dalam mengelola
logistik bantuan kemanusiaan. Delapan tahapan Manajemen Logistik Bantuan Kemanusiaan
tersebut dilaksanakan secara keseluruhan menjadi satu sistem terpadu.
Sistem tersebut harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
Dukungan logistik dan peralatan yang dibutuhkan harus tepat waktu, tepat tempat,
tepat jumlah, tepat kualitas, tepat kebutuhan dan tepat sasaran,
berdasarkan skala prioritas dan standar pelayanan
Hambatan Distribusi Logistik dan Peralatan Penanggulangan Bencana
1. Kapasitas
Infrastruktur ekonomi dan fisik kerapkali menjadi penghambat yang
serius. Diantaranya adalah keterbatasan bandar udara atau pelabuhan
laut, minimnya ketersediaan gudang yang aman dan memadai dan
minimnya ketrampilan melakukan pengemasan dan penanganan
komoditas.
2. Politik
Tidak jarang kontrol terhadap logistik yang diberikan dipengaruhi oleh
suasana politik. Misalnya menentukan bantuan dari kelompok mana yang
boleh masuk atau mendapatkan prioritas terlebih dahulu. Termasuk
dalam kategori ini adalah hambatan yang ditimbulkan oleh ramainya
kunjungan para pejabat yang silih berganti atau petinggi partai politik.
Hambatan Distribusi Logistik dan Peralatan Penanggulangan Bencana
3. Kondisi Bencana
Kondisi bencana menjadi faktor penghambat utama dalam distribusi
logistik. Didalamnya termasuk kerusakan infrastruktur, rute yang
terblokir, jalan terputus, banjir atau tanah longsor, rusaknya sistem
komunikasi dan terganggunya suplai barang- barang yang penting
seperti suku cadang dan bahan bakar.
4. Konflik
Konflik Sosial kerapkali juga menjadi penghambat bagi distribusi
bantuan. Misalnya penyerangan terhadap pekerja kemanusiaan
yang membawa bantuan, perusakan-perusakan sistem pelayanan
umum seperti jembatan, pom bensin dan sebagainya yang bisa
menyebabkan tertundanya bantuan.