Anda di halaman 1dari 10

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI

BANTUAN LOGISTIK BENCANA


STUDI KASUS PADA BPBD KABUPATEN MAGELANG
Dyah Ika Rinawati1, Diana Puspita Sari1, Fuzie Priatamphatie1, Fahrudin2
1
Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
2
Departemen Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Kampus Undip Tembalang, Semarang, Indonesia 50275

(Received: December 5, 2017/ Accepted: January 8, 2018)

Abstrak
Pada kegiatan distribusi bantuan logistik untuk korban bencana alam, terdapat beberapa permasalahan
antara lain penumpukan barang bantuan di titik tertentu namun terjadi kekurangan pada titik lain atau
sebaliknya bantuan yang diberikan terlalu banyak dan kurang bermanfaat. Permasalahan tersebut
disebabkan kurangnya informasi mengenai data korban bencana, data jenis bantuan yang diperlukan dan
data bantuan yang telah tersedia. Guna mewujudkan efisiensi dan efektivitas dalam distribusi logistik
bantuan bencana diperlukan sistem informasi yang dapat mendukung distribusi bantuan logistik secara
tepat waktu, tepat lokasi, tepat kuantitas dan sesuai kebutuhan. Perancangan sistem informasi ini meliputi
pengumpulan data, analisis sistem, desain sistem, implementasi dan analisis terhadap hasil pengujian.
Penelitian ini dilakukan pada BPPD Kabupaten Magelang, dimana proses manajemen bantuan logistik
yang dilakukan terdiri dari fase perencanaan dan fase penerimaan atau pengadaan bantuan. Sistem
informasi yang telah dibangun dapat mempercepat perhitungan jenis dan jumlah komoditi yang
dibutuhkan. Selain itu, dengan adanya sistem informasi ini, pencatatan penerimaan bantuan dapat
disinkronisasi sehingga seluruh komoditi yang telah tersedia di masing-masing lokasi dapat diketahui.
Output sistem informasi ini dapat dipublikasikan secara luas kepada masyarakat, sehingga respon
penanggulangan terhadap bencana akan lebih cepat dan efektif.

Kata Kunci: Sistem Informasi; Manajemen Bantuan Bencana; Bencana Alam

Abstract
Information System Development for Disaster Relief Logistics - Case Study in BPPD Magelang
District. In the disaster relief logistics distribution, there are some problems such as the excess of goods
aid at a certain point but there is a shortage at another point or overamount of goods aid that being not
useful. The problem is due to lack of information about the data of disaster victims, data of the type and
amount of humanitarian aid needed and goods aid that already provided. In order to realize efficiency
and effectiveness in the distribution of disaster relief logistics, an information system that can support the
distribution of relief disaster logistics by on time, precise location and precise quantity is needed. This
information system development consist of data collection, system analysis, system design, implementation
and analysis of test results. This research was conducted at BPPD of Magelang District, where the
logistic aid management process consisted of planning and receiving phase or procurement phase.
Information systems that have been built are able to accelerate the calculation of the type and number of
goods aid. In addition, with this information system, recording of aid receipts can be synchronized so that
all goodes aid that have been available in each locations can be known. The output of this information
system can be widely published, so that the disaster responses will be faster and more effective.

Keywords: Information System; Relief Disaster Logistic; Disaster


-------------------------------------------------------------
*)
Penulis Korespondensi.
email: dyah.ika@gmail.com

J@ti Undip: Jurnal Teknik Industri, Vol. 13, No. 1, Januari 2018 51
1. PENDAHULUAN Dalam aktivitas distribusi bantuan kepada korban
Bencana adalah istilah yang mengacu pada gangguan bencana alam selama masa tanggap darurat, lembaga-
yang secara fisik mempengaruhi sistem secara lembaga kemanusian, relawan, dan para donatur
keseluruhan dan mengancam prioritas dan tujuan mengalami berbagai macam permasalahan di antaranya
(Cozzolino, 2012). Bencana didefinisikan sebagai adalah kurang meratanya bantuan yang diberikan pada
peristiwa yang tak terduga dan seringkali terjadi secara setiap posko, penumpukkan bantuan di titik tertentu
tiba-tiba yang menyebabkan kerusakan besar, namun terjadi kekurangan bantuan di titik lain, terjadi
kehancuran, dan penderitaan manusia. Bencana dapat kekurangan pada komoditi tertentu atau sebaliknya
dibedakan dalam dua kategori umum, yaitu yang bantuan yang diberikan terlalu banyak, dan kurang
diakibatkan oleh alam dan buatan manusia atau bermanfaat. Adanya permasalahan di atas disebabkan
teknologi. Bencana alam diklasifikasikan menjadi 12 oleh kurangnya informasi mengenai data korban
jenis bencana, yaitu bencana gempa bumi, gunung api, bencana, data bantuan yang telah diberikan, dan
mass movement (dry), mass movement (wet), banjir, informasi mengenai donatur yang memberikan bantuan.
badai, epidemis, infeksi serangga, serangan hewan, suhu Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan
ekstrim, kekeringan, dan kebakaran. Bencana alam yang Oktarina (2008) menghasilkan pemetaan sistem
termasuk dalam klasifikasi serangan mendadak (sudden informasi manajemen logistik dalam penanggulangan
onset) meliputi gempa, tsunami, erupsi gunung api, mass bencana di Indonesia. Hasil pemetaan menjadi dasar
movement, banjir, dan badai sedangkan yang termasuk untuk merancang sistem informasi logistik
serangan lambat (slow onset) antara lain epidermis, penanggulangan bencana yang diharapkan dapat
kekeringan, dan suhu ekstrim. mengkoodinir semua pelaku dalam aktivitas logistik dan
Bencana alam berdampak pada kelangsungan hidup distribusi barang bantuan penanggulangan bencana.
manusia. Oleh karena itu harus dilakukan upaya Selanjutnya Oktarina (2009) melakukan penelitian
penanggulangan untuk meminimalkan dampak yang mengenai sistem informasi logistic (SI-Log) dengan
ditimbulkan. Upaya tanggap bencana dianggap sangat pendekatan terpadu dalam mengelola barang bantuan
tidak pasti dan kompleks, maka harus dikelola dengan penanggulangan bencana yang menitikberatkan pada
baik agar didapat respon yang lebih cepat. Indonesia pemetaan dan identifikasi pengorganisasian dan SI-Log.
telah mengatur pengelolaan penanggulangan bencana Nugraha dan Halim (2012) meneliti model penentuan
melalui UU No. 24 tahun 2007. Apapun jenis bencana lokasi barang pengungsian dan gudang pemasok dalam
yang terjadi, menurut O' Brien, dkk., (2010) tahapan penanggulangan bencana alam mengasilkan output yaitu
dalam penanggulangan bencana tetap sama, pada sebuah model penentuan lokasi barak pengungsian dan
umumnya terdiri atas 4 tahap yaitu mitigasi (mitigation), gudang pemasok yang optimal di kawasan rawan
persiapan (preparedness), tanggapan (response), dan bencana merapi. Azlia (2010) penelitian ini
pemulihan (recovery). Karakteristik logistik mengembangkan, model untuk menentukan lokasi
penanggulangan bencana tentunya berbeda dengan fasilitas gudang kesiapsiagaan untuk persiapan
karakteristik logistik komersial pada umumnya, salah mengadapi bencana alam dengan mempertimbangkan
satu karakteristiknya adalah bahwa tujuan utama dari kerentanan suatu wilayah. Guna mewujudkan efisiensi
aktivitas logistik penanggulangan bencana adalah dan efektivitas dalam distribusi logistik bantuan bencana
meringankan penderitaan para korban bencana. diperlukan sistem informasi yang dapat mendukung
Berdasarkan UU nomor 24 tahun 2007 pasal 26 ayat bantuan logistik secara tepat waktu, tepat lokasi, tepat
2 mengenai penanggulangan bencana menyatakan kuantitas, dan sesuai kebutuhan.
bahwa setiap orang yang menjadi korban bencana
berhak mendapatkan bantuan dalam pemenuhan 2. METODE PENELITIAN
kebutuhan dasar. Dan menurut peraturan pemerintah Metode penelitian ini menggunakan system
Republik Indonesia nomor 22 tahun 2008 tentang development life cycle (SDLC). Menurut Whitten dan
pendanaan dan pengelolaan bantuan bencana pasal 28 Bentley (2007), SDLC merupakan sekumpulan aktivitas,
ayat 1 bahwa bantuan pemenuhan kebutuhan dasar metode dan peralatan yang dibutuhkan oleh stakeholder
sebagaiaman dimaksud dalam pasal 24 ayat 2, diberikan sistem dalam membangun dan memelihara sistem.
kepada korban bencana dalam bentuk penampungan Adapun tahapan dari SDLC diuraikan sebagai berikut.
sementara, bantuan pangan, sandang, air bersih, sanitasi,
dan pelayanan kesehatan. Pemerintah pusat dan daerah a. Perencanaan (Identifikasi kebutuhan sistem)
berkewajiban memberikan bantuan untuk meringankan Identifikasi kebutuhan sistem dilakukan
penderitaan korban bencana. Bantuan dapat dihimpun berdasarkan wawancara kepada BPBD kabupaten
dan dikerahkan dari dana APBN, APBD, bantuan dunia Magelang dan 8 kepala desa di Kecamatan Srumbung
usaha, bantuan dari masyarakat di dalam negeri maupun Kabupaten Magelang. Data yang dibutuhkan adalah
luar negeri. data desa yang berada di wilayah kecamatan
Srumbung Kabupaten Magelang dan desa

J@ti Undip: Jurnal Teknik Industri, Vol. 13, No. 1, Januari 2018 52
penyangganya, data jumlah penduduk berdasarkan 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
rentang usia dan jenis kelamin, data kebutuhan logistik Pelaksanaan pengelolaan bantuan logistik bencana
pada masa tanggap bencana berdasarkan peraturan dalam status keadaan darurat terdiri dari fase
kepala badan penanggulangan bencana (PERKA perencanaan kebutuhan, fase penerimaan atau
BNPB) nomor 18 tahun 2009 dan nomor 10 tahun pengadaan bantuan, fase penyimpanan, fase
2012 mengenai pengelolaan bantuan logistik pada pendistribusian, fase pengangkutan, fase penghapusan.
status keadaan darurat bencana. Penelitian ini fokus untuk mengembangkan sistem
informasi pada fase perencanaan, fase penerimaan
b. Analisis Sistem barang bantuan yang termasuk dalam kategori logistik.
Pada tahap ini dilakukan analisis pengguna dan
analisis sistem kebutuhan fungsional sistem informasi Evaluasi Sistem yang Sedang Berjalan
manajemen logistik bantuan. Analisis kebutuhan Sistem Pengelolaan Bantuan Logistik yang
fungsional merupakan layanan yang harus diberikan dilakukan oleh BPBD masih bersifat manual. Pada
atau disediakan oleh sistem. sistem yang berjalan saat ini masih terdapat beberapa
kekurangan yaitu:
c. Desain Sistem a. Tidak adanya informasi mengenai bantuan yang
Desain sistem terdiri dari 3 tahapan yaitu dibutuhkan oleh masing-masing posko desa.
pemodelan proses, pemodelan data, dan desain antar b. Sehingga para donatur mengalami kesulitan untuk
muka. Tujuan akhir dari desain sistem ini adalah menentukan bantuan yang tepat bagi korban
menghasilkan rancangan yang memenuhi kebutuhan bencana alam.
yang ditentukan. Pemodelan proses adalah cara formal c. Terjadi ketidakmerataan jumlah bantuan yang
untuk untuk menggambarkan bagaiamana suatu sistem diberikan oleh para donatur dikarenakan tidak
beroperasi. Pada penelitian ini digunakan diagram adannya informasi mengenai jumlah bantuan yang
konteks, Data Flow Diagram dan Entity Relationship terdapat di setiap posko dan bantuan yang
Diagram (ERD). Sedangkan pemodelan data dibutuhkan setiap posko.
dilakukan dengan perancangan struktur basis data. d. Posko Induk (BPBD) mengalami kesulitan untuk
Tujuan dilakukan tahap ini adalah agar desain melakukan fungsi pengawasan terhadap
database sesuai dengan kebutuhan pada saat pendistribusian, persediaan bantuan dikarenakan
perancangan sistem. Database yang akan digunakan di pencatatan bantuan yang masih manual.
dalam sistem informasi yang akan dibangun adalah e. Terjadi kekurangan bantuan yang diberikan
MySQL. Desain antarmuka (interface) meliputi dikarenakan tidak adanya informasi mengenai
struktur menu, perancangan input, dan perancangan jumlah pengungsi yang ada di setiap posko desa.
output meliputi frekuensi laporan, sisi laporan, bentuk
laporan, dan laporan yang ditampilkan pada layar atau Analisis Pengguna
perlu dicetak. Dalam sistem informasi dibutuhkan perancangan
suatu sistem pengguna yang memberikan gambaran hak-
d. Implementasi hak yang dimiliki oleh para pengguna sistem informasi
Di dalam tahap implementasi terdiri dari 3 tahap tersebut. Secara umum ada empat (4) grup pengguna
yaitu penjadwalan, konstruksi sistem, dan pengujian. yaitu admin, petugas posko induk (posko BPBD),
petugas posko desa, dan masyarakat pengunjung web
sistem informasi logistik bencana.

J@ti Undip: Jurnal Teknik Industri, Vol. 13, No. 1, Januari 2018 53
Data Pengguna Data Pengguna
Data Bencana Data Posko
Data Posko
Data Kebutuhan-Das ar Data Pengungsi
Private-Message Data Kebutuhan-Khusus-Posko
PETUGAS
PETUGAS Jawaban-Kontak-Kami Private-Message
POSKO
BPBD Data Berita
DESA
Data Profile-dan-Mitigasi

Data Logistik -Masuk Data Logistik -Keluar


Data Logistik -Keluar Data Logistik -Keluar

Kondisi Logis tik SISFO Kondisi Logis tik


Private-Message BANTUAN Private-Message
Laporan-Pengguna LOGISTIK Laporan-Pengguna
Laporan-Pengungsi BENCANA Laporan-Pengungsi
Laporan-Kebutuhan-Khusus-Posko Laporan-Kebutuhan-Khusus-Posko
Laporan-Kondisi-Logis tik Laporan-Kondisi-Logis tik
Laporan-Logistik-Masuk Laporan-Logistik-Masuk
Laporan-Logistik-Keluar Laporan-Logistik-Keluar
Laporan-Donatur Laporan-Donatur

Pesan Kontak-Kami
Data Pencarian-Pengungsi
Hasil Pencarian-Pengungs i
Jawaban-Kontak-Kami
Informasi-Berita
MASYARAKAT Informasi Profile-dan-Mitigas i
UMUM Informasi-Pos ko
Informasi-Pengungsi
Informasi-Kebutuhan-Logistik
Informasi-Kebutuhan-Khusus
Informasi-Donatur

Gambar 1. Diagram Konteks

Desain Proses b. Data Flow Diagram (DFD)


a. Diagram konteks Data Flow Diagram (DFD) merupakan model dari
Diagram konteks sistem informasi logistik bantuan sistem yang menggambarkan pembagian sistem ke
bencana ditunjukkan pada Gambar 1. Pada sistem modul yang lebih kecil. Terdapat tiga proses utama di
informasi bantuan logistik bencana terdapat 3 entitas dalam sistem yaitu pengaturan awal, mengelola
yaitu petugas BPBD (petugas posko induk), petugas logistik, dan menghasilkan informasi dan laporan. DFD
posko desa, dan pengunjung web sistem informasi level 1 sistem informasi bantuan logistik bencana
bantuan logistik bencana (masyarakat umum). Petugas ditunjukkan pada Gambar 2.
BPBD memiliki peran dalam mengolah data bencana,
data pengguna, data kebutuhan dasar sebelum proses c. Entity Relationship Diagram (ERD)
pengelolaan logistik bencana dilakukan. Petugas posko Entity Relationship Diagram (ERD) digunakan
desa adalah petugas yang bertanggung jawab terhadap untuk memodelkan secara konseptual hubungan antara
posko bencana di desa yang memiliki peranan dalam entitas yang terjadi di dalam sistem informasi. Entitas
memasukkan data pengungsi, data kebutuhan khusus yang terlibat serta relasi yang muncul disini selanjutnya
posko. Masyarakat umum adalah entitas luar yang akan dipakai dalam merancang kebutuhan database yang
memperoleh informasi posko, kebutuhan posko, daftar diperlukan. Gambar 3. merupakan ERD pada sistem
pengungsi, dan daftar donatur. informasi bantuan logistik bencana.

J@ti Undip: Jurnal Teknik Industri, Vol. 13, No. 1, Januari 2018 54
1

Data Pengguna Data Pengguna


Data Bencana Data Posko
Data Posko
Data Kebutuhan-Das ar Pengaturan
Data Berita Awal
PETUGAS
PETUGAS Data Profile-dan-Mitigasi
POSKO
BPBD
DESA

Data Pengguna
Data Bencana
Data Posko
Data Kebutuhan-Das ar

Data Logistik -Masuk Data Pengungsi


Data Logistik -Keluar Data Kebutuhan-Khusus-Posko
Mengelola Data Logistik -Masuk
Logistik Data Logistik -Keluar

Data Bencana
Data Berita Data Posko
Data Pengguna
Data Profile-dan-Mitigasi Data Kebutuhan-Das ar
Data Kebutuhan-Khusus-Posko
Data Logistik -Masuk
Data Logistik -Keluar

Private-Message
3
Private-Message Private-Message
Pesan Kontak-Kami Private-Message
Jawaban-Kontak-Kami
Kondisi Logis tik Kondisi Logis tik
Laporan-Pengguna Menghasilkan Laporan-Pengguna
Laporan-Pengungsi Informasi Laporan-Pengungsi
Laporan-Kebutuhan-Khusus-Posko & Laporan-Kebutuhan-Khusus-Posko
Laporan-Logistik-Masuk Laporan Laporan-Logistik-Masuk
Laporan-Logistik-Keluar Laporan-Logistik-Keluar
Laporan-Donatur Laporan-Donatur

Informasi Profile-dan-Migitas i
Informasi-Berita
Informasi-Pos ko
Informasi-Pengungsi
Informasi-Kebutuhan-Logistik
MASYARAKAT Informasi-Kebutuhan-Khusus
UMUM Informasi-Donatur
Data Pencarian-Pengungsi
Hasil Pencarian-Pengungs i
Pesan Kontak-Kami
Jawaban-Kontak-Kami

Gambar 2. DFD Level 1

Desain Antarmuka (Interface) 1. Halaman utama SIBALOGBEN


Berdasarkan identifikasi kebutuhan proses dan Pada Gambar 4. ditunjukkan halaman beranda
kebutuhan data yang telah dilakukan, maka selanjutnya dengan beberapa menu yang dapat diakses yaitu menu
adalah melakukan desain tampilan (interface) program pengungsi yang berfungsi untuk melihat data
yang akan dibuat. pengungsi, menu kebutuhan yang berisi standar
kebutuhan logistik bantuan yang telah di atur oleh
Implementasi petugas posko induk BPBD, dan juga pada menu
Beberapa contoh implementasi dari sistem informasi kebutuhan terdapat kondisi logistik posko induk
bantuan logistik bencana (SIBALOGBEN) terdapat pada BPBD dan juga kondisi logistik pada posko desa.
Gambar 4. sampai dengan Gambar 10.

J@ti Undip: Jurnal Teknik Industri, Vol. 13, No. 1, Januari 2018 55
halaman kategori membuat
terdapat

instansi

mengupdate
user
private_message mengelola Wilayah_desa Wilayah_kabupaten Wilayah_provinsi
Wilayah_kecamatan
mengirim terdapat Memiliki Mempunyai Memiliki
Berita
kebutuhan_posko
menulis
memiliki
bencana menangani posko_desa
memiliki kepala keluarga pengungsi Pengungsi
memiliki
membuat transaksi_logistik_keluar
transaksi_logistik_masuk

membuat
membuat
terdirii
terdiri

detail_logistik_masuk detail_logistik_keluar
logistik

Terdiri

kebutuhan dasar
terdiri terdiri

Gambar 3. Gambar ERD

Gambar 4. Halaman Utama

Menu registrasi hanya dapat digunakan untuk logistik, dan kontak kami. Dalam menu kelola
membuat akun petugas posko desa. Akun tersebut baru pengguna petugas posko induk BPBD dapat mengelola
bisa digunakan jika telah diaktifkan oleh petugas akun pengguna petugas posko desa, dimana petugas
posko induk BPBD. Menu login berfungsi untuk posko induk BPBD bertugas untuk mengaktifkan dan
sebagai “pintu” bagi akun petugas posko induk BPBD menonaktifkan akun pengguna posko desa. Menu
maupun petugas posko desa yang telah memiliki akun kelola informasi terdiri dari beberapa sub menu yaitu
untuk masuk ke dalam sistem SIBALOGBEN. profil instansi, berita, kategori halaman, dan halaman.
Pada halaman beranda SIBALOGBEN terdapat Menu kelola informasi berfungsi untuk
menu yang digunakan untuk mengetahui keberadaan memberikan informasi kepada masyarakat pengunjung
pengungsi melalui menu cari pengungsi. Peta Google web. Pada menu manajemen logistik berfungsi terdiri
Maps berfungsi untuk menggambarkan titik-titik dari beberapa sub menu yaitu kelola bencana dan
posko penanganan posko, kelola kebutuhan dasar, transaksi logistik
masuk dan keluar, melihat kondisi logistik dan melihat
2. Halaman utama akun posko BPBD laporan. Pada menu kontak kami berfungsi untuk
Pada Gambar 5. merupakan halaman beranda membalas semua pesan dari masyarakat pengunjung
petugas posko induk BPBD yang menampilkan menu web yang mengirim pesan melalui menu kontak kami
kelola pengguna, kelola informasi, manajemen pada halaman utama.

J@ti Undip: Jurnal Teknik Industri, Vol. 13, No. 1, Januari 2018 56
Gambar 5. Beranda akun posko BPBD

Gambar 6. Halaman Utama Akun Posko Desa

Gambar 7. Standar kebutuhan Logistik

3. Halaman utama akun posko desa menghapus akun pengguna posko desa, menu kelola
Gambar 6. merupakan gambar halaman beranda pengungsi berfungsi untuk memasukkan data diri
akun petugas posko desa. Pada akun ini terdapat pengungsi yang akan digunakan sebagai data
informasi di pojok kanan atas yaitu bencana yang perhitungan logistik. Menu manajemen logistik
sedang ditangani, nama posko desa, jumlah pengguna memiliki beberapa sub menu yaitu standar kebutuhan,
dalam jaringan. Pada Gambar 6. juga terdapat menu – kondisi logistik desa, transaksi logistik masuk dan
menu diantaranya adalah menu kelola posko desa keluar yang diterima oleh posko desa dan menu
merupakan menu yang berfungsi untuk mengisi profil terakhir adalah menu mencetak laporan dalam bentuk
posko desa, menu kelola petugas posko desa file pdf.
digunakan untuk menambahkan, menyunting atau

J@ti Undip: Jurnal Teknik Industri, Vol. 13, No. 1, Januari 2018 57
Gambar 8. Form logistik masuk

Gambar 9. Form logistik keluar

Gambar 10. Kondisi logistik keseluruhan

4. Halaman daftar standar kebutuhan logistik Gambar 8. memperlihatkan halaman transaksi


Gambar 7. merupakan gambar dari halaman daftar logistik masuk yang digunakan untuk menambahkan
standar kebutuhan dasar logistik bencana yang telah transaksi logistik masuk untuk mencatatkan bantuan
diatur oleh petugas posko induk BPBD berdasarkan yang diterima dari donatur.
PERKA BNPB nomor 18 tahun 2009 dan nomor 10
tahun 2012. 6. Halaman formulir transaksi logistik keluar
Gambar 9. merupakan halaman transaksi logistik
5. Halaman formulir transaksi logistik masuk keluar yang digunakan untuk menambahkan catatan
bantuan yang didistribusikan kepada pengungsi.

J@ti Undip: Jurnal Teknik Industri, Vol. 13, No. 1, Januari 2018 58
Tabel 1. Uji Blackbox
No Kelas Uji Butir Uji Hasil
1 Login dan Logout Memasukan nama pengguna dan kata sandi Sesuai
Membuat Profil Instansi Sesuai
2 Kelola Profil Instansi oleh Petugas Posko BPBD
Merubah Profil Instansi Sesuai
Menambah data bencana Sesuai
Menyunting data bencana Sesuai
Kelola Bencana dan Posko oleh Petugas Posko
3 Melihat data petugas posko desa Sesuai
BPBD
Melihat data pengungsi di posko desa Sesuai
Melihat kondisi logistik posko desa Sesuai
Melihat data kebutuhan dasar Sesuai
4 Kelola Kebutuhan Dasar oleh Petugas Posko BPBD Menambahkan data kebutuhan dasar Sesuai
Menyunting data kebutuhan dasar Sesuai
Mencatatkan transaksi bantuan logistik yang diterima Sesuai
5 Kelola Transaksi Logistik Masuk di Posko BPBD Menyunting transaksi bantuan logistik yang diterima Sesuai
Mencetak berita acara bantuan logistik masuk Sesuai
Mencatatkan transaksi bantuan logistik yang disalurkan Sesuai
Kelola Transaksi Logistik yang Disalurkan oleh (keluar)
6
Posko BPBD Menyunting transaksi bantuan logistik yang disalurkan (keluar) Sesuai
Mencetak berita acara bantuan logistik yang dialurkan (keluar) Sesuai
Melihat Kondisi Logistik di Posko BPBD menggunakan data Sesuai
pengungsi perkiraan
7 Melihat Kondisi Logistik di Posko BPBD
Melihat Kondisi Logistik di Posko BPBD menggunakan data Sesuai
pengungsi sebenarnya
Memilih Jenis Laporan & nama Bencana Sesuai
8 Kelola Laporan oleh Petugas Posko BPBD
Mencetak Laporan Sesuai
Membaca pesan masuk pada halaman kontak kami Sesuai
9 Kelola Kontak Kami
membalas pesan dari halaman kontak kami Sesuai
Mengisi formulir data posko desa Sesuai
10 Kelola Posko Desa oleh Petugas Posko Desa
Menyunting data posko desa Sesuai
Menambahkan nama kepala keluarga pengungsi Sesuai
11 Kelola Pengungsi oleh Petugas Posko Desa Menmbahkan data keluarga dari kepala keluarga pengungsi Sesuai
Menyjnting nama kepala keluarga pengungsi Sesuai
Melihat Kondisi Logistik di Posko Desa menggunakan data Sesuai
pengungsi perkiraan
12 Melihat Kondisi Logistik di Posko Desa
Melihat Kondisi Logistik di Posko Desa menggunakan data Sesuai
pengungsi sebenarnya
Mencatatkan transaksi bantuan logistik yang diterima Sesuai
13 Kelola Transaksi Logistik Masuk di Posko Desa Menyunting transaksi bantuan logistik yang diterima Sesuai
Mencetak berita acara bantuan logistik masuk Sesuai
Mencatatkan transaksi bantuan logistik yang disalurkan Sesuai
Kelola Transaksi Logistik yang Disalurkan oleh (keluar)
14
Posko Desa Menyunting transaksi bantuan logistik yang disalurkan (keluar) Sesuai
Mencetak berita acara bantuan logistik yang dialurkan (keluar) Sesuai
Memilih jenis laporan Sesuai
15 Kelola Laporan oleh Petugas Posko Desa
Mencetak Laporan Sesuai
Menampilkan daftar posko desa berdasarkan bencana Sesuai
16 Halaman Posko oleh Pengunjung Web
Menampilkan detail posko desa Sesuai
Menampilkan statistik jumlah pengungsi berdasrkan rentang Sesuai
usia per bencana
17 Halaman Posko oleh Pengunjung Web
Menampilkan Detail statistik jumlah pengungsi berdasrkan Sesuai
rentang usia per bencana
Menampilkan kondisi logistik keseluruhan Sesuai
18 Halaman Kebutuhan Dasar
Menampilkan kondisi logistik perdesa Sesuai
19 Halaman Donatur Menampilkan data daftar nama donatur Sesuai
Memasukkan nama pengungsi yang dicarai Sesuai
20 Halaman Cari Pengungsi
Menampilkan hasil pencarian pengungsi Sesuai

J@ti Undip: Jurnal Teknik Industri, Vol. 13, No. 1, Januari 2018 59
7. Halaman kondisi logistik Keseluruhan
Gambar 10. Menunjukkan kondisi logistik secara 5. DAFTAR PUSTAKA
keseluruhan. '--- ' (2007). Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007.
Peraturan pemerintah no 22 tahun 2008 tentang
Pengujian pendanaan dan pengelolaan bencana
Setelah sistem informasi telah terbangun, maka Peraturan kepala badan nasional penanggulangan
langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian sistem. bencana (PERKA BNPB) nomor 18 tahun 2009
Pada pengujian sistem, suatu sistem informasi tentang pedoman standarisasi logistik
dijalankan dengan data yang telah dipilih untuk mencari penanggulangan bencana
kesalahan jika ada (Pressman & Maxim, 2015). Untuk Peraturan kepala badan nasional penanggulangan
melakukan pengujian sistem informasi bantuan logistik bencana (PERKA BNPB) nomor 10 tahun 20012
bencana (SIBALOGBEN) menggunakan metode unit tentang pengelolaan bantuan logistik pada saaat
testing dengan menggunakan black box testing. keadaan darurat
Pengujian menggunakan black box testing dilakukan Whitten L., and Lonnie D. Bentley. 2007. System
dengan cara menjalankan fungsi masing-masing modul, Analysis and design Methods 7th Edition. McGraw-
kemudian diamati apakah fungsi yang dijalankan pada Hill Higher Education
masing-masing modul sudah berjalan sesuai dengan O’Brien, G., P. O’Keefe, Z. Gadema, J. Swords, 2010.
sistem yang telah dirancang. Tabel 1. menunjukkan “Approaching disaster management through social
hasil pengujian dengan menggunakan black box testing. learning”, Disaster Prevention and Management, 19
Berdasarkan Tabel 1., dapat dilihat bahwa fungsi- 498-508
fungsi yang terdapat pada SIBALOGBEN telah berjalan Cozzolino, A. 2012. Humanitarian Logistics: Cross-
dengan baik dan sesuai rancangan yang telah dibuat. sector Cooperation in Disaster Relief Management,
Fungsi pada sistem telah berhasil digunakan serta tidak Springer, NewYork
terjadi kesalahan, jika terdapat kesalahan atau peringatan Pressman, R.S., and Maxim Bruce R., 2015, Software
dari sistem, hal ini disebabkan oleh pengguna yang tidak Engineering: A Practitioner’s Approach Eight
memberikan input dengan benar. Edition, McGraw-Hill, New York
Azlia, W., Pujawan, I Nyoman, dan Kurniati, Nani.
4. KESIMPULAN 2010. “Penentuan Lokasi Fasilitas Gudang
Proses manajemen bantuan logistik yang diterapkan Kesiapsiagaan Untuk Bencana Alam Dengan
oleh BPBD kabupaten Magelang terdiri dari fase Mempertimbangkan Kerentanan Wilayah”.
perencanaan dan fase penerimaan atau pengadaan Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi
bantuan logistik bencana. Dalam fase perencanaan XII.A21-2 – A21-10
dilakukan perhitungan jumlah pengungsi yang Nugraha, Ikhsanuddin S dan Halim,Abdul Hakim. 2012.
membutuhkan bantuan logistik, jenis dan jumlah ”Model Penetuan Lokasi Barak Pengungsian dan
kebutuhan yang dibutuhkan, dan perencanaan Gudang Pemasok Dalam Penanggulangan Bencana
pendistribusian bantuan. Fase kedua adalah fase Alam”. Prosiding seminar sistem produksi
penerimaan atau pengadaan, di dalam fase ini X.No.2,48-56
penggolongan bantuan yang diterima dari donatur dan Oktarina, Rienna. 2009. ”Konseptual Perancangan
pemerintah, dan dilakukan pencatatan untuk semua Sistem Informasi Manajemen Logistik Dalam
bantuan yang diperoleh dan tempat tujuan Penanggulangan Bencana (SIMLOG-PB) Berbasis
pendistribusian. Pada penelitian ini dibangun sistem GIS di Indonesia.” Seminar Nasional Aplikasi
informasi yang dapat mempercepat perhitungan jenis Teknologi Informatika. B16-B22
dan jumlah komoditi yang dibutuhkan. Selain itu, Oktarina, Rienna. 2008. Pemetaan Sistem Informasi
dengan adanya sistem informasi ini, pencatatan Manajemen Logistik dan Penanggulangan Bencana
penerimaan bantuan dapat disinkronisasi sehingga di Indonesia. Seminar Nasional Aplikasi Teknik
seluruh komoditi yang telah tersedia di masing-masing Informasi (SNATI), Yogyakarta 21 Juni 2008
lokasi dapat diketahui. Output sistem informasi ini dapat
dipublikasikan secara luas kepada masyarakat, sehingga
respon penanggulangan terhadap bencana dapat
dilakukan dengan cepat, dan masyarakat dapat
mengetahui komoditi yang masih diperlukan oleh
korban bencana.
Pada penelitian berikutnya akan dilakukan
pengembangan sistem informasi bantuan logistik
bencana pada berbagai jenis bencana dan berbagai
wilayah di Indonesia.

J@ti Undip: Jurnal Teknik Industri, Vol. 13, No. 1, Januari 2018 60

Anda mungkin juga menyukai