Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana No. 13 Tahun 2008 tentang Pedoman
Manajemen Logistik dan Peralatan Penanggulangan Bencana telah menetapkan bahwa proses
manajemen logistik dalam penanggulangan bencana ini meliputi delapan tahapan sebagai berikut:
Dalam penyimpanan pergudangan untuk kebutuhan manusia pergudangan yang disedikan oleh
pemerintah/swasta yang terlibat, untuk itu penyimpanan diharapkan dekat dengan camp
pengungsian atau tanggap bencana.
Pendistribusian barang logistik dan peralatan dapat efektif, efisien, cepat, dan akuntabel
memerlukan pedoman distribusi barang logistik dan peralatan untuk penanggulangan bencana.
Kendala distribusi bantuan logistik ada beberapa, di antaranya waktu distribusi, kapasitas angkut,
ketersediaan sarana transportasi, cuaca buruk pada saat kejadian bencana, dan hambatan proses
pelaksanaan. Masalah kapasitas angkut dan ketersediaan sarana transportasi terjadi karena
kesalahan perhitungan jumlah bantuan yang akan dikirim dan penentuan tipe alat angkut. Akibatnya
pihak BNPB dan penyedia transportasi harus menambah atau mengurangi jumlah transportasi yang
telah dipilih.
*Pengangkutan bantuan kemanusiaan:
Metode analisis data yang digunakan adalah regresi berganda. Hasil penelitian terdapat pengaruh
perencanaan distribusi bantuan logistik dan pemilihan moda transportasi dan memiliki pengaruh
positif signifikan serta hubungan kuat terhadap kelancaran pengiriman bantuan darurat bencana.
Kapasitas muatan kecil, bergantung pada ukuran perahu; Penggunaan bergantung besar dan
karakteristik lain dari sungai atau jalur air. Tipe tersebut termasuk dalam tipe bencana yang berjalan
di sungai.
Penerima bantuan dari kel. Krapyak disebutkan 960 KK untuk itu bantuan untuk makanan per kepala
keluarga dihitung dari satuan kepala keluarga untuk semacam beras dan indomie, satu kepala
keluarga menerima 1 karung beras dan 1 kardus indomie tepatnya kelancaran itu dimana proses
pendataan benar dan tapat.
Koordinasi memerlukan :
2. Adanya tujuan, peran dan tanggung jawab yang jelas dari organisasi.
4. Jalannya koordinasi berdasarkan adanya informasi dari berbagai tingkatan sumber informasi
yang berbeda.
Untuk memperoleh efektifitas dan optimalisasi sumber daya PMK diperlukan persyaratan tertentu
antara lain:
1. Perencanaan
2. Pengorganisasian
3. Pengendalian
4. Evaluasi Penanggulangan Masalah Kesehatan.
a. Perencanaan (Planning)
1) Perencanaan adalah proses kegiatan pemikiran, dugaan dan penentuan- penentuan prioritas
yang harus dilakukan secara rasional sebelum melaksanakan tindakan yang sebenarnya dalam
rangka mencapai tujuan yang sudah ditetapkan.
3) Perencanaan itu amat diperlukan dalam rangka mengarahkan tujuan dan sasaran organisasi
maupun tujuan suatu program pembangunan, sebab daripadanya dipaparkan pula tentang
kebutuhan penggunaan tenaga kerja, biaya, waktu, peralatan dan sumber-sumber (resources)
lainnya.
b. Pengorganisasian (Organizing)
2) Pengorganisasian itu dilakukan demi pelaksanaan kerja dan peleksanaan dari perencanaan,
yang penting demi adanya pembagian kerja yang setepat- tepatnya.
c. Pendorongan (Motivaing)
1) Pendorongan merupakan proses kegiatan yang harus dilakukan untuk membina dan
mendorong semangat kerja dan kerelaan kerja para pegawai (anggota organisasi) demi tercapainya
tujuan organisasi.
2) Pendorongan itu penting sekali mengingat arti pentingnya faktor manusia dalam organisasi
dan dalam proses produksi.
3) Rangkaian kegiatan pendorongan ini mencakup segi-segi dorongan atau perangsang yang
bersifat kerohanian (seperti pemberian kenaikan pangkat, pembaerian pendidikan dan
pengembangan karier, penambahan pengalaman, penyelengaraan human relations dengan tepat,
pemberian cuti dan sebagainya), maupun segi-segi dorongan kejasmanian (seperti adanya sistem
upah dan gaji yang menggairahkan, pemberian tunjangan- tunjangan serta distribusi sandang dan
pangan, penyediaan perumahan, kendaraan, jaminan-jaminan pemeliharaan kesehatan dan lain-
lainnya).
1) Pengendalian atau kontrol adalah rangkaian kegiatan yang harus dilakukan untuk
mengadakan pengawasan, penyempurnaan dan penilaian (evaluation) untuk menjamin bahwa
tujuan dapat tercapai sebagaimana yang telah ditetapkan dalam perencanaan. Pengendalian atau
kontrol itu perlu untuk mengetahui sampai dimana pekerjaan sudah dilaksanakan, sumber-sumber
yangtelah dimanfaatkan, hambatan-hambatan, dan sebagainya.
2) Dari hasil (b), itu dapatlah diadakan penyempurnaan, evaluasi dan penentuan tentang
perlunya tindakan-tindakan korektif ataupun tindak lanjut yang harus dilakukan sehingga
pemborosan-pemborosan dapat dihindarkan dan pengembangan-pengembangan selanjutnya dapat
ditingkatkan peleksanaannya.
Penanggulangan korban bencana di lapangan pada prinsipnya harus tetap memperhatikan factor
safety/ keselamatan bagi penolongnya, setelah itu baru prosedur dilapangan yang memerlukan
kecepatan dan ketepatan penanganan, secara umum pada tahap tanggap darurat dikelompokkan
menjadi kegiatan sebagai berikut :
d. Stabilisasi korban
Upaya ini ditujukan untuk menyelamatkan korban semaksimal mungkin guna menekan angka
morbiditas dan mortalitas. Hal dipengaruhi oleh jumlah korban, keadaan korban, geografi, lokasi,
fasilitas yang tersedia di lokasi dan sumberdaya yang ada. Faktor lain yang juga mempengaruhi
adalah : organisasi dilapangan, komunikasi, dokumen dan tata kerja.
Koordinasi yang baik akan menghasilkan keselarasan dan kerjasama yang efektif dari organisasi-
organisasi yang terlibat penanggulangan bencana di lapangan. Dalam hal ini perlu diperhatikan
penempatan struktur organisasi yang tepat sesuai dengan tingkat penanggulanganbencana yang
berbeda, serta adanya kejelasan tugas, tanggung jawab dan otoritas dari masing-masing komponen/
organisasi yang terus menerus dilakukan secara lintas program dan lintas sektor mulai saat
persiapan, saat terjadinya bencana dan pasca bencana.
Kegiatan pemantauan dan mobilisasi sumber daya dalam penanggulangan bencana di lapangan pada
prinsipnya adalah :
a. melaksanakan penilaian kebutuhan dan dampak keselamatan secara cepat (Rapid Health
Assesment) sebagai dasar untuk pemantauan dan penyusunan program mobilisasi bantuan.
c. Melakukan mobilisasi tim pelayanan ke lokasi bencana (On site) beserta tim surveilas yang
terus mengamati keadaan lingkungan dan kecenderungan perubahan-perubahan yang terjadi.
Kendala koordinasi :
1. Gangguan aksesibilitas
2. Gangguan keamanan
3. Pertimbangan politik
1. penundaan inisiatif
pemerintah
5. pengalihan tugas
Penyimpanan logistik dan peralatan yang dilakukan secara baik dapat mengetahui jumlah dan jenis
persediaan logistik dan peralatan di gudang dengan cepat dan tepat untuk masa tanggap bencana.
Penelitian ini ingin mengetahui dan menganalisis aktifitas pengelolaan pergudangan Badan Nasional
Penanggulangan Bencana.
Mekanisme Pergudangan
1. Penerimaan
Penerimaan merupakan proses penyerahan dan penerimaan logistik dan peralatan di
gudang. Dalam proses penyerahan dan penerimaan ini dilakukan:
a. Pendataan jumlah dan mutu logistik dan peralatan harus sesuai dengan
ketentuan yang berlaku/layak untuk diberikan kepada korban
bencana.
b. Pencatatan administratif sebagai dokumen yang dapat
dipertanggungjawabkan oleh petugas yang bersangkutan.
2. Penyimpanan
Penyimpanan merupakan proses kegiatan penyimpanan logistik dan peralatan di gudang
dengan cara menempatkan logistik dan peralatan yang diterima:
a. Penempatan sesuai denah.
b. Aman dari pencurian.
c. Aman dari gangguan fisik
3.Pemeliharaan
Pemeliharaan merupakan kegiatan perawatan logistik dan peralatan agar kondisi tetap terjamin dan
siap pakai untuk dipergunakan dalam penanggulangan bencana secara efektif dan efisien dan
akuntabel melalui prinsip:
Tipe
Transportasi Karakteristik Keuntungan Kekurangan
Udara (Pesawat Umumnya digunakan Cepat dan reliabel; Biaya tinggi;
Udara) saat persediaan Dapat mencapai Bergantung pada
memang sangat wilayah yang ukuran pesawat,
dibutuhkan, atau jika sangat jauh; kapasitas muat
tidak ada jalan lain memungkinkan mungkin kecil; Rentan
untuk mencapai tiba lebih dekat ke terhadap kondisi cuaca;
daerah bencana. daerah operasi. Memerlukan ruang
yang besar dan kondisi
yang aman untuk
mendarat dan lepas
landas; Memerlukan
bahan bakar khusus,
misalnya Jet A1, yang
meskipun umum tidak
selalu tersedia di
daerah operasional.
Udara Lebih Dapat mendarat Memiliki
(Helikopter) serbaguna di wilayah sulit. keterbatasan ruang
daripada muat.
pesawat udara.
Darat Penggunaannya Sangat fleksibel; Jalur mungkin dalam
(Kendaraan bergantung Tidak mahal dan kondisi buruk, tidak
Bermotor) terutama pada banyak tersedia (lebih dapat dilewati, atau
kondisi fisik dan mudah untuk bahkan tidak ada; Jalan
keamanan jalur menemukan mobil yag dilewati mungkin
perjalanan menuju dan truk daripada berbahaya di daerah
lokasi pengiriman. kendaraan lain); tertentu karena
mengingat ancaman tanah longsor,
ketersediaannya, banjir, atau kerusakan
kapasitas muat gempa bumi, konflik
menjadi lebih bersenjata, atau bandit.
banyak.
Tipe
Transportasi Karakteristik Keuntungan Kekurangan
Darat (Kereta Penggunaannya Kapasitas muat Seringkali terlihat
Api) jelas bergantung besar; Biaya janggal memuat dan
pada adanya kereta operasional biasanya membongkar
dan jalur rel kereta cukup rendah. persediaan di halaman
dan kondisinya. rel kereta atau stasiun;
Butuh angkutan lain
untuk membawa
persediaan ke gudang
atau pusat operasi.
Laut Kebanyakan Kapasitas muat Lambat; Butuh angkutan lain
digunakan untuk besar; Ekonomis. untuk membawa persediaan
mengangkut ke gudang atau pusat operasi.
persediaan dari luar
negeri. Memerlukan
akses ke pelabuhan
atau dermaga.
Sungai Sangat berguna Biaya operasional Kapasitas muatan kecil,
untuk menyediakan rendah; Dapat bergantung pada ukuran
bantuan bagi menjangkau daerah perahu; Penggunaan
masyarakat pinggir yang sulit untuk di bergantung besar dan
sungai dan capai sarana karakteristik lain dari sungai
sekitarnya dengan angkutan lain. atau jalur air.
jumlah bantuan yang
menengah, atau
untuk memindahkan
penduduk dan
persediaan pada
kejadian banjir.
Manusia dan Merupakan solusi Biaya operasional Kapasitas muat terbatas;
Hewan untuk muatan yang rendah; Lambat.
sedikit, umumnya di Menjangkau
daerah terpencil atau wilayah sulit.
tempat yang tidak
dapat dicapai
kendaraan bermotor.
Pemilihan moda transportasi juga memerlukan perhitungan jumlah barang yang akan
diangkut dengan akurat dan membandingkannya dengan kapasitas angkut kendaraan agar
tidak kelebihan atau kekurangan muatan. Kelalaian akurasi perhitungan dapat
menyebabkan gangguan pengangkutan sehingga dapat menunda atau memperlambat
barang bantuan sampai ke lokasi bencana.
penyesuaian bantuan logistik dengan aturan yang ditetapkan, yaitu:
(1) paket pangan diberikan per jiwa,
(2) paket sandang diberikan per jiwa,
(3) paket sandang diberikan per jiwa,
(4) paket logistik lain diberikan per kepala keluarga,
Dan
(5) paket kematian diberikan per jiwa. Alur pendistribusian bantuan logistik