Anda di halaman 1dari 3

Pendistribusian

Menurut Peraturan BNPB RI No. 04 tahun 2018 tentang sistem manajemen logistik
dan peralatan, pendistribusian merupakan sistem penyaluran dan penyerahan logistik dana
peralatan dari daerah asal ke daerah tujuan sampai pada sasaran yang dituju. Pendistribusian
logistik dan peralatan menggunakan moda transportasi. Terdapat berbagai jenis moda
transportasi yang digunakan, yaitu angkutan darat, laut, sungai, danau dan udara, baik secara
komersial maupun nonkomersial sesuai dengan kebutuhan efektivitas distribusi.

Terdapat berbagai pertimbangan dalam pemilihan moda angkutan, antara lain:

 Situasi dan kondisi keadaan darurat


 Kecepatan distribusi
 Ketersediaan alat angkutan dan infrastruktur yang ada
 Kondisi wilayah asal dan tujuan
 Efektivitas dan efisiensi
 Keamanan dan keselamatan.

Tujuan pendistribusian untuk:

 Menyerahkan bantuan logistik dan peralatan ke penerima


 Menjamin keamanan, keselamatan, dan keutuhan bantuan logistik dan peralatan
selama proses transportasi dari gudang ke tujuan penerima
 Mempercepat penyampaian bantuan logistik dan peralatan dengan biaya yang paling
efisien.

Adapun sistem, mekanisme, dan prosedur dalam pendistribusian bantuan logistik saat
tanggap darurat bencana, antara lain:

1. Menetapkan status tanggap darurat bencana


2. Mengkoordinasikan pemenuhan kebutuhan logistik penanggulangan bencana
3. Menyiapkan logistik untuk menanggulangi bencana dan korban bencana
4. Mengkoordinasikan distribusi logistik bantuan penanggulangan bencana
5. Mengkoordinasikan konsep distribusi logistik bantuan bencana meliputi, titik-titik
pengumpulan stock, jalur distribusi, transportasi , & mekanisme pendistribusian.
6. Mengatur pengelolaan distribusi bantuan bencana di lapangan
7. Mendistribusikan bantuan logistik bencana ke lokasi-lokasi yang telah ditentukan
8. Bantuan logistik bencana terdata dan terdokumentasi

Kriteria Penentuan Sasaran Titik-Titik Distribusi Barang Bantuan

1. Titik-titik Distribusi
Frekuensi distribusi dan jumlah dari titik-titik distribusi harus
mempertimbangkan waktu yang diperlukan penerima untuk melakukan perjalanan
ke/dari pusat distribusi serta biaya untuk mengangkut komoditas. Penerima barang
distribusi tidak boleh dibuat menempuh perjalanan yang jauh dengan berjalan kaki
untuk menerima barang bantuan. Aktivitas pendistribusian harus memiliki jadwal
waktu yang sesuai agar dapat meminimalkan gangguan terhadap aktivitas sehari-hari.
Agar proses pengambilan barang bantuan di titik-titik distribusi ini berjalan dengan
lancar, diperlukan penyediaan ruang tunggu serta penyediaan air minum untuk
petugas.
Pemilihan agen distribusi harus berdasarkan pada sifat yang tidak berpihak,
kapasitas serta akuntabilitasnya. Agen distribusi bisa mencakup para sesepuh
setempat, komit bantuan yang dipilih secara lokal, institusi setempat, LSM
setempat/pemerintah dan LSM internasional.

2. Sasaran Distribusi

Pemberian barang bantuan harus memenuhi kebutuhan mereka yang paling


rentang dalam komunitas, tanpa adanya diskriminasi gender, kecacatan, dan
agama/kepercayaan. Kriteria sasaran biasanya terkait dengan tingkat atau kerentanan
komunitas, rumah tangga atau perorangan. Biasanya ditentukan oleh resiko-resiko
yang ditimbulkan oleh bencana dan kemampuan mereka untuk mengatasi masalah.
Martabat perorangan mungkin saja akan terabaikan oleh kriteria dan mekanisme
penentuan sasaran yang tidak tepat, sehingga harus diambil tindakan yang tepat untuk
menghindari terjadinya hal tersebut.
Sumber

Oktarina, R. (2008) Pemetaan Sistem Informasi Manajemen Logistik Dalam Penanggulangan


Bencana Di Indonesia, Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi [Preprint].

Peraturan Badan Nasional Penanggulangan bencana Republik Indonesia Nomor 04 Tahun


2018 tentang Sistem Manajemen Logistik dan Peralatan.

Ummal, A., & Wicaksana, D. D. (2020). RANCANGAN SISTEM INFORMASI LOGISTIK


KEBENCANAAN: Studi Kasus: Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jawa Barat.
METHOMIKA: Jurnal Manajemen Informatika & Komputerisasi Akuntansi, 4(1), 37-42.

Anda mungkin juga menyukai