Anda di halaman 1dari 3

A.

Definisi

Menurut Pasal 1 Undang-undang Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2002
disebutkan bahwa pengertian Kamtibmas adalah Keamanan dan ketertiban masyarakat adalah suatu
kondisi dinamis masyarakat sebagai salah satu prasyarat terselenggaranya proses pembangunan nasional
dalam rangka tercapainnya tujuan nasional yang ditandai oleh terjaminnya keamanan, ketertiban, dan
tegaknya hukum, serta terbinanya ketentraman yang mengandung kemampuan membina serta
mengembangkan potensi dan kekuatan masyarakat dalam menangkal, mencegah, dan menanggulangi
segala bentuk pelanggaran hukum dan bentuk-bentuk gangguan lainnya yang dapat meresahkan
masyarakat.

Kamtibmas adalah oprasi yang dilaksanakan untuk mengatasi keresahan masyarakat dan
gangguan kehidupan ideologi, politik, ekonomi sosial dan budaya. Penyelenggaraan upaya
kesehatan dalam penanggulangan gangguan Keamanan Ketertiban Masyarakat (Kamtibmas)
dimaksudkan untuk mencegah timbulnya dampak gangguan kamtibmas terhadap kesehatan
masyarakat. Tujuan penyelenggaraan ini dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan
apabila kegiatan tersebut dikelola secara baik dan terencana sejak tahap perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi.
B. Perencanaan
a. Perencanaan Agar kegiatan pelayanan kesehatan dalam terselenggara dengan baik,
perlu disusun perencanaan yang meliputi :
1) Pengumpulan dan Analisa Data/Informasi penanggulangan kamtibmas dapat. Data yang
perlu dikumpulkan antara lain mengenai:
a. Tempat/lokasi terjadinya gangguan kamtibmas.
b. Prakiraan jumlah orang terpajan. c) Prakiraan lamanya gangguan kamtibmas akan
berlangsung.
c. Instansi pemerintah yang bertanggung jawab penanggulangan kamtibmas
d. Gambaran tentang proses/jalannya peristiwa gangguan kamtibmas.
e. Pemetaan tentang daerah rawan gangguan kamtibmas.
f. Informasi sumber daya kesehatan yang ada disekitarnya.
g. Macam gangguan kamtibmas yang terjadi atau potensial akan terjadi.Informasi diatas
dapat diperoleh berdasarkan kejadian-kejadian serupa pada waktu lalu atau pada
lokasi lain atau didapat berdasarkan informasi yang sengaja dikumpulkan oleh
berbagai pihak dalam keanggotaan tim yang bersangkutan.
2) Penyusunan Rencana Pelayanan Kesehatan a) Sarana pelayanan kesehatan menetap, sesuai
dengan kebutuhannya dapat berupa:
a. Pos kesehatan sederhana
b. Sarana pelayanan kesehatan dasar lapangan, yang dipertimbangkan sesuai dengan
kebutuhan maupun situasi gangguan kamtibmas.
c. Sistem rujukan dan evakuasi yang terintegrasi dengan fasilitas rujukan daerah
setempat (RS Kab, RS POLRI, RS TNI, RS Swasta, dll). Jenis, jumlah dan lokasi
yang harus disediakan, disesuaikan dengan jenis kejadian/peristiwa gangguan
kamtibmas yang bersangkutan.
b) Sarana pelayanan kesehatan bergerak, dengan menggunakan kendaraan antara
lain:
1. Puskesmas keliling
2. Ambulans
3. Klino mobile
4. Mobil jenazah
5. Ambulans huru hara
c) Sarana pendukung pelayanan dan rujukan :
Radio komunikasi, sarana pendukung evakuasi dan RS lapangan bila diperlukan

3) Perencanaan Perbekalan (Logistik) Jenis logistik yang diperlukan antara lain berupa:
a. Obat dan bahan habis pakai
b. Perlengkapan sarana pelayanan kesehatan yang meliputi :
i. Alat kesehatan
ii. Peralatan non medis seperti ambulans, tandu, dll.
iii. Peralatan khusus yang digunakan untuk identifikasi dan penyelidikan antara
lain Tempat Kejadian Perkara (TKP) Kit medis, Antropometer, Kit sidik
jari,disaster victim identification kit, sarana embalming dan lain-lain.Jumlah
dan jenis yang dibutuhkan, diperhitungkan menurut prakiraan jenis kebutuhan
pelayanan kesehatan serta volume dan lamanya acara berlangsung.
4) Perencanaan Sumber Daya Manusia (SDM)
a) Jenis tenaga:
a. Jenis tenaga yang diperlukan, sesuai dengan kebutuhan menurut kejadian gangguan
kamtibmas, adalah tenaga-tenaga kesehatan yang telah dilatih khusus dalam kesehatan
matra penanggulangan gangguan kamtibmas.
b. Minimal harus tersedia tenaga dokter, keperawatan, sanitarian, kesehatan lapangan
dan tenaga kesehatan lainnya serta tenaga pendukung pelayanan termasuk pengemudi.
c. Pada sarana rujukan yang ditunjuk, perlu ditugaskan dokter spesialis sesuai dengan
kebutuhannya dan bertindak sebagai dokter konsulen dalam pelayanan kesehatan di
lapangan. b) Jumlah tenaga yang diperlukan
b) Jenis tenaga diperhitungkan berdasarkan :
1. Bentuk gangguan kamtibmas
2. Onset kejadian, luas dan volume masalah yang terjadi serta lamanya gangguan
kamtibmas
3. Prakiraan banyaknya orang yang akan terpajan
4. Banyaknya lokasi sarana dengan kriteria kemampuannya c) Pengaturan tanggung
jawab dan jadwal tugas:
Agar setiap petugas yang memberikan pelayanan dapat melaksanakan tugas secara optimal,
diperlukan adanya pengaturan tanggung jawab dan jadwal serta masing masing petugas,
yaitu:
1. Tanggung jawab petugas diatur berdasarkan kompetensinya
2. Jadwal tugas diatur menurut kebutuhan pelayanan atas dasar lokasi, jenis sarana pelayanan
kesehatan dan besarnya dampak gangguan kamtibmas.

C. Pengorganisasian
1.Tugas dan tanggung jawab masing masing jenjang adminitrasi.
a) Pusat
1) Menyusun pedoman dan petunjuk pelaksanaan umum.
2) Menyusun standar.
3) Melaksanakan kegiatan pelatihan TOT untuk petugas provinsi.
4) Melakukan pembinaan.
5) Melakukan kegiatan penelitian dan pengembangan.
b) Provinsi:
1) Menyusun petunjuk pelaksanaan.
2) Melakukan pembinaan.
3) Melakukan kegiatan pelatihan untuk pelatih kabupaten/kota, pelaksana
4) provinsi.
c) Kabupaten/Kota:
1) Menyusun perencanaan.
2) Melaksanakan kegiatan pelatihan.
3) Melakukan pembinaan dan pengawasan.
4) Melaksanakan pencatatan dan pelaporan.
5) Monitoring dan evaluasi.
2) Koordinasi penyelenggaraan
Agar penyelenggaraan kesehatan terselenggara secara baik, efisien dan efektif perlu adanya
koordinasi yang baik, antara pemerintah pusat, provinsi,kabupaten/kota dengan instansi
penanggung jawab penanggulangan gangguan Merupakan satuan tugas khusus yang dibentuk
pemerintah, dengan satuan terkecil kamtibmas tersebut.
3) Struktur organisasi
adalah kabupaten/kota yang dapat ditingkatkan pada daerah provinsi ataupun pusat, sesuai
dengan luasnya gangguan kamtibmas yang terjadi dan dampak yang Organisasi yang
dibentuk tersebut merupakan bagian dari organisasi penanggulangan bencana tergantung dari
kedudukan/keberadaan, apabila berkedudukan di provinsi maka merupakan bagian dari
organisasi Satuan Koordinasi Pelaksanaan Penanggulangan Bencana (Satkorlak PB) atau
berkedudukan Kota/Kabupaten maka merupakan bagian dari organisasi Satuan Pelaksana
Penanggulangan Bencana (Satlak PB).

Anda mungkin juga menyukai