1. Ancaman Bencana adalah suatu kejadian atau peristiwa yang bisa menimbulkan bencana (UU
No.24/2007)
2. Bahaya adalah situasi, kondisi atau karakteristik biologis, klimatologis, geografis, geologis,
sosial, ekonomi, politik, budaya, dan teknologi suatu masyarakat di suatu wilayah untuk
jangka waktu tertentu yang berpotensi menimbulkan korban dan kerusakan.
3. Batimetri adalah
4. Bahaya Tsunami adalah potensi terjadinya tsunami pada suatu wilayah tertentu, yang
memuat informasi mengenai waktu tiba, tinggi rendaman dan luas rendaman.
5. Bangunan Pelindung Pantai adalah bangunan yang digunakan untuk melindungi pantai terha
dap kerusakan yang disebabkan oleh serangan gelombang dan arus.
6. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu
kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau
non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia,
kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.
7. Domain adalah
8. Destana atau Desa/Kelurahan Tangguh Bencana adalah desa/kelurahan yang memiliki kema
mpuan mandiri untuk beradaptasi dan menghadapi potensi ancaman bencana, serta memulih
kan diri dengan segera dari dampak bencana yang merugikan.
9. Estimated Time for Arrival (ETA) adalah waktu kedatangan tsunami di lokasi tertentu,
seperti diperkirakan melalui model kecepatan dan pembiasaan gelombang tsunami ketika ia
bergerak dari sumber asalnya. ETA dapat diperkirakan dengan ketepatan yang sangat baik jika
batimetri dan sumber gempa diketahui (kurang dari beberapa menit).
10. Estimated Time of Evacuation (ETE) adalah estimasi waktu yang dibutuhkan untuk evakuasi
seluruh warga yang terpapar tsunami dalam suatu wilayah/desa.
11. Evakuasi adalah tindakan perpindahan, pemindahan, dan penyelamatan masyarakat dari
tempat bahaya ke tempat aman.
12. Focus Group Discussion (FGD) adalah diskusi terfokus yang populer digunakan untuk
mengumpulkan data dan informasi dari responden yang terlibat.
13. Flow Depth adalah ……
14. Geographic Information System (GIS) adalah sistem untuk pengelolaan, penyimpanan,
pemrosesan atau manipulasi, analisis, dan penayangan data yang mana data tersebut secara
spasial (keruangan) terkait dengan muka bumi.
15. InaRISK Personal adalah aplikasi yang berisikan informasi tingkat bahaya suatu wilayah dan
dilengkapi dengan rekomendasi aksi untuk melakukan anstisipasinya secara pastisipatif.
16. InaTEWS adalah …..
17. Initial Condition adalah ….
18. Inundasi adalah hasil tsunami yang menempuh jarak jauh ke pedalaman dan merupakan
pengukuran horizontal jalur tsunami.
19. Kajian Risiko Bencana (KRB), adalah mekanisme terpadu untuk memberikan gambaran
menyeluruh terhadap risiko bencana suatu daerah dengan menganalisis tingkat bahaya,
tingkat kerugian dan kapasitas daerah.
20. Kapasitas adalah penguasaan sumber daya, cara dan ketahanan yang dimiliki pemerintah dan
masyarakat yang memungkinkan mereka untuk mempersiapkan diri, mencegah,
menanggulangi, mempertahankan diri serta dengan cepat memulihkan diri dari akibat
bencana.
21. Kapasitas Daerah adalah kemampuan daerah dan masyarakat untuk melakukan tindakan
pengurangan tingkat bahaya dan tingkat kerugian daerah akibat bencana.
22. Kerentanan adalah suatu kondisi dari suatu komunitas atau masyarakat yang mengarah atau
menyebabkan ketidakmampuan dalam menghadapi ancaman bencana.
23. Kesiapsiagaan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan sebagai upaya untuk
menghilangkan dan/atau mengurangi ancaman bencana.
24. LIDAR adalah
25. Model evakuasi berbasis agen
26. Komando Tanggap Darurat Bencana adalah organisasi penanganan tanggap darurat bencana
yang dipimpin oleh seorang Komandan Tanggap Darurat Bencana dan dibantu oleh Staf
Komando dan Staf Umum, memiliki struktur organisasi standar yang menganut satu komando
dengan mata rantai dan garis komando yang jelas dan memiliki satu kesatuan komando dalam
mengkoordinasikan instansi/lembaga/organisasi terkait untuk pengerahan sumberdaya.
27. Korban Bencana adalah orang atau kelompok orang yang terdampak, menderita atau
meninggal dunia akibat bencana.
28. Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana adalah serangkaian upaya yang meliputi
penetapan kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya bencana, kegiatan pencegahan
bencana, tanggap darurat, dan rehabilitasi.
29. Perencanaan Evakuasi Sektoral adalah rencana pemindahan masyarakat di beberapa wilayah
zona yang saling berdekatan, dari tempat evakuasi sementara ke tempat evakuasi akhir.
30. Perencanaan Evakuasi Zona adalah rencana pemindahan masyarakat di beberapa wilayah
mikro zonasi yang saling berdekatan, dari daerah berbahaya ke tempat evakuasi sementara.
31. Peta adalah kumpulan dari titik-titik, garis-garis, dan area-area yang didefinisikan oleh
lokasinya dengan sistem koordinat tertentu dan oleh atribut non-spasialnya.
32. Peta Genangan Tsunami adalah peta yang menggambarkan garis batas maksimum landaan
tsunami pada suatu daerah berdasarkan data referensi ketinggian maksimum tsunami.
33. Peta Risiko Bencana adalah peta yang menggambarkan tingkat risiko bencana suatu daerah
secara visual berdasarkan kajian risiko bencana suatu daerah.
34. Peta Zonasi Ketinggian adalah peta yang menggambarkan pembagian wilayah ketinggian
tsunami pada suatu daerah berdasarkan Peta Genangan Tsunami.
35. Profil Batimeteri adalah penampang melintang yang menunjukkan kedalaman laut yang
diplot sebagai fungsi jarak horizontal dari suatu titik referensi (seperti garis pantai).
36. Rambu adalah alat perlengkapan jalan dalam bentuk tertentu yang memuat lambang, huruf,
angka, kalimat dan/atau perpaduan di antaranya, yang digunakan untuk memberikan
peringatan, larangan, perintah, dan petunjuk bagi pemakai jalan.
37. Rawan Bencana adalah kondisi atau karakteristik geologis, biologis, hidrologis, klimatologis,
geografis, sosial, budaya, politik, ekonomi, dan teknologi pada suatu wilayah untuk jangka
waktu tertentu yang mengurangi kemampuan mencegah, meredam, mencapai kesiapan, dan
mengurangi kemampuan untuk menanggapi dampak buruk bahaya tertentu.
38. Rencana Penanggulangan Bencana, yang selanjutnya disingkat dengan RPB adalah rencana
penyelenggaraan penanggulangan bencana suatu daerah dalam kurun waktu tertentu yang
menjadi salah satu dasar pembangunan daerah.
39. Risiko bencana adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat bencana pada suatu wilayah
dan kurun waktu tertentu yang dapat berupa kematian, luka, sakit, jiwa terancam, hilangnya
rasa aman, mengungsi, kerusakan atau kehilangan harta, dan gangguan kegiatan masyarakat.
40. Rup-Up Tsunami adalah jarak vertikal antara ujung tsunami di pantai dengan titik nol muka
laut atau mean sea level.
41. Rendaman Tsunami
42. Sistem Komando Tanggap Darurat Bencana adalah suatu sistem penanganan darurat
bencana yang digunakan oleh semua instansi/lembaga dengan mengintegrasikan
pemanfaatan sumber daya manusia, peralatan dan anggaran.
43. Skala Peta adalah perbandingan jarak di peta dengan jarak sesungguhnya dengan satuan atau
teknik tertentu.
44. Sesar adalah
45. Sistem peringatan dini
46. Titik Kumpul adalah tempat aman dari bahaya tsunami, dapat berupa bangunan yang sesuai
standar lapangan terbuka sebagai tempat pertemuan masyarakat yang melakukan evakuasi.
47. Tempat Evakuasi Akhir (TEA) adalah tempat yang bisa dijadikan sebagai tempat
penampungan akhir bagi masyarakat saat dan setelah terjadi tsunami.
48. Tempat Evakuasi Sementara (TES) adalah tempat yang bisa dijadikan sebagai tempat
penampungan sementara bagi masyarakat saat terjadi tsunami, sebelum menuju TEA.
49. Topografi adalah tingkat elevasi permukaan tanah dari ketinggian laut.
50. Town Watching adalah Sebuah proses partisipatif dimana anggota komunitas/masyarakat
dan pemerintah setempat mengindentifikasi informasi kebencanaan yang ada dalam
komunitasnya.
51. Tsunami adalah gelombang pasang yang menyapu kawasan dataran pesisir pantai yang dipicu
oleh gempa bumi dangkal di bawah laut, letusan gunung berapi bawah laut, longsor di bawah
laut, atau hantaman meteor di bawah laut.
52. Thrust adalah
53. Zona Megathrust adalah
54. Zona Subduksi adalah
BAB 01 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Poin yang harus ada dalam paragraf:
Sekilas tentang Desa secara general. Seperti: letaknya yang dekat pantai, wilayahnya
yang ditempati banyak penduduk ataupun juga menjadi sumber
perekonomian/potensial untuk perekonomian (turisme, industri perikanan, UMKM,
dkk).
Menyatakan daerah berpotensi untuk terkena bencana terutama Tsunami
Perlunya dilakukan mitigasi/kesiapsiagaan/penyempurnaan manajemen kedaruratan.
Pada kalimat dan paragraf akhir, dinyatakan betapa pentingnya dokumen ini. (gunakan
kalimat penarik kesimulan, seperti "Maka dari itu", dan lainnya)
Dokumen Kajian Risiko, Rencana Kedaruratan dan Mitigasi Tsunami di Desa (Nama
Desa/Keluharan) berdasarkan peraturan dan perundangan yang berlaku di Indonesia.
Adapun aturan-aturan yang terkait dengan penyusunan dokumen ini antara lain
(Poin”nya ikuti yang Timur):
a) Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional
Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700)
b) Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4723)
c) Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
d) Undang - Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 84, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4739
e) Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggar Penanggulangan Bencana
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4828)
f) Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan
Nasional Tahun 2010-2025
g) Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 4 Tahun 2008 tentang Pedoman
Penyusunan Rencana Penanggulangan Bencana
h) Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 3 Tahun 2010 tentang Rencana
Nasional Penanggulangan Bencana
i) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah
Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah
j) Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pedoman
Umum Pengkajian Risiko Bencana
k) Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 3 Tahun 2012 tentang Panduan
Penilaian Kapasitas Daerah dalam Penanggulangan Bencana
Sistematika penulisan Dokumen Kajian Risiko, Rencana Kedaruratan dan Mitigasi Bencana Tsunami di
Desa/Kelurahan, terdiri dari 5 Bab, yaitu sebagai berikut :
BAB 1 : PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang, tujuan dan keluaran, dasar hukum,
ruang lingkup kegiatan dan sistematika Risiko, Rencana Kedaruratan dan Mitigasi
Bencana Tsunami di Desa/Kelurahan.
BAB 2 : GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN KEBENCANAAN
Bab ini menjelaskan Profil Kabupaten dan Desa/Kelurahan sasaran, serta sejarah
tsunami di wilayah kajian.
BAB 3 : KAJIAN RISIKO BENCANA TSUNAMI
Bab ini menjelaskan mengenai progres hasil kegiatan yang terdiri hasil analisis
kajian Bahaya Tsunami (Tsunami Hazard Mapping), hasil analisis kajian
kerentanan, dan analisis kapasitas, serta hasil analisis risiko bencana tsunami.
BAB 4 : ANALISIS KEDARURATAN BENCANA TSUNAMI
Bab ini menjelaskan kondisi eksisting kedaruratan bencana tsunami eksisting dan
kebutuhan rencana evakuasi bencana tsunami tingkat desa/kelurahan.
BAB 5 : KONSEP MITIGASI BENCANA TSUNAMI
Bab ini menjelaskan konsep dan rekomendasi mitigasi struktural dan non
struktural bencana tsunami tingkat desa/kelurahan.
2.1.2 Demografi
(Lihat contoh yang Barat pada Desa Tuwed)
2.1.3 Perekonomian
(Lihat contoh yang Barat pada Desa Tuwed)