TENTANG
PETUNJUK PELAKSAAN
PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DALAM RANGKA
PENATAAN KAWASAN PERMUKIMAN
2018
Lampiran .................................................................................................................................... 60
Gambar 2.1 Konsep Kerja Umum Penataan Kawasan Berbasis CAP ........................................ 16
Gambar 2.2 Output CAP ............................................................................................................ 17
Gambar 2.3 Konsep dan Output Diskusi Tematik ....................................................................... 27
Gambar 2 4 Penyusunan Tema dan Konsep Penataan Kampung Sasaran ............................... 28
Gambar 2.5 Aspek Tema dan Konsep Penataan ....................................................................... 28
Gambar 2.6 Sosialisasi Publik Program Community Action Plan ............................................... 32
Gambar 2.7 Mekanisme Pembiayaan Program Community Action Plan .................................... 39
Gambar 3.1 Tahapan Collaborative Implementation Program .................................................... 40
Gambar 3.2 Output Collaborative Implementation Program ....................................................... 41
Gambar 3.3 Konsep Diskusi FGD Penyusunan Teknis Pelaksanaan Program .......................... 44
Gambar 3.4 Skema Pelaksanaan Kegiatan Terkait .................................................................... 45
Gambar 3.5 Skema Pelaksanaan Kegiatan Terkait .................................................................... 46
Gambar 3.6 Mekanisme Pembiayaan Collaborative Implementation Program ........................... 48
Gambar 3.7 Pelaporan Akhir Program dan Sosialisasi Publik .................................................... 49
Gambar 3.8 Mekanisme Pembiayaan Collaborative Implementation Program ........................... 58
Gambar 4.1 Siklus Manajemen Pemantauan dan Evaluasi ........................................................ 51
Gambar 4.2 Konsep Kerja Umum Pemantauan dan Evaluasi .................................................... 51
Gambar 4.3 Skema Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi ........................................................ 53
Gambar 4.4 Output Kegiatan Monitoring dan Evaluasi Program ................................................ 55
BAB 1 PENDAHULUAN
Hak berumah tinggal Undang-Undang Dasar Tahun 1945 Pasal 28H Ayat 1 menyatakan
yang layak dijamin oleh
bahwa: “Setiap orang berhak untuk hidup sejahtera lahir dan batin,
UUD 1945
bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan
sehat, serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan”. Ayat tersebut
menunjukkan bahwa tinggal di sebuah hunian dengan lingkungan yang
layak merupakan hak dasar yang harus dijamin pemenuhannya.
Hambatan dalam Di Indonesia, terutama di Ibu Kota Jakarta, pesatnya laju urbanisasi
Pelaksanaan Penataan
yang berimplikasi pada pertumbuhan populasi, meningkatnya harga
Kampung
lahan, dan melebarkan ketimpangan pembangunan, yang kemudian
pada gilirannya menyebabkan Pemerintah mengalami hambatan untuk
memastikan setiap warga negaranya dapat menghuni rumah yang
layak dan terjangkau.
Kampung kota berubah Alhasil kampung–kampung kota terselip diantara pembangunan ibu
menjadi kawasan
kota. Dihuni oleh masyarakat yang memiliki keterbatasan terhadap
kumuh
akses ke pekerjaan formal, keterbatasan tingkat pendidikan, dan
ketidakmampuan finansial, kampung–kampung ini lambat laun menjadi
kawasan kumuh. Kondisi ini bila terus dibiarkan menjadi bertambah
parah.
Pada tahun 2011, sesuai hasil pendataan Badan Pusat Statistik (BPS)
Provinsi DKI Jakarta, di wilayah Provinsi DKI Jakarta masih terdapat
392 RW kumuh dengan luas mencapai 3119,16 Ha. Pada tahun 2013,
dari 264 RW yang diteliti terdapat 41 RW (15,53%) telah berubah
menjadi tidak kumuh dan 223 RW (84,47%) masih dalam kondisi
kumuh.
1.2.1 Maksud
1.2.2 Tujuan
1.2.3 Sasaran
2) Strategi:
Penataan Kampung Penataan Kampung adalah satu diantara program yang bertujuan
memiliki tiga rangkaian
mendukung Visi Misi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta periode 2017 –
kegiatan
2022 dalam upaya peningkatan kualitas hidup dan lingkungan hunian
masyarakat.
Community Action Plan Community Action Plan (CAP) merupakan suatu program yang
sebagai program
mendorong terciptanya koordinasi dan kolaborasi berbagai pihak
perencanaan
terutama Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman DKI
Jakarta dengan Dinas lainnya serta para stakeholders dan kemudian
menjadi acuan bagi program-program lanjutan dalam Penataan
Kampung;
Program Monev untuk Monitoring Evaluation Program adalah program untuk pengamatan
menjaga keberlanjutan
sekaligus kajian terhadap berlangsungnya Penataan Kampung.
program
Rekomendasi yang dihasilkan akan menjadi masukan utama dalam
penyempurnaan kebijakan sampai langkah teknis pada tahun
berikutnya.
Penataan Kampung Dari seluruh kegiatan yang dilakukan, Penataan Kampung mencakup
mencakup beberapa
keseluruhan aspek yang diidentifikasi menjadi gejala dan penyebab
komponen dalam
terjadinya permukiman kumuh, yaitu aspek prasarana dan sarana,
mengidentifikasi aspek-
aspek penyebab kumuh utilitas permukiman, ancaman bencana, legalitas, kesehatan, sosial,
budaya, dan ekonomi kampung dan penghuni.
Masyarakat menjadi Community Action Plan (CAP) adalah salah satu metode perencanaan
subjek
partisipatif masyarakat, yang diharapkan proses perencanaan
pembangunan
pembangunan menempatkan partisipasi masyarakat sebagai tujuan
pembangunan dan bukan hanya sebagai salah satu pendekatan
pembangunan.
CAP menjadi CAP diharapkan dapat menciptakan penguatan masyarakat sipil dalam
langkah awal untuk
perencanaan pembangunan yang partisipatif bagi terbangunnya peran
mengembangkan
birokrasi pemerintahan lokal yang baik (good governance). Sehingga
kapasitas
masyarakat CAP menjadi langkah awal yang dapat dilakukan untuk
mengembangkan kapasitas masyarakat. Yang mana pada gilirannya
diharapkan masyarakat kemudian dapat mengambil tindakan yang tepat
untuk mengawal proses pembangunan di lingkungan mereka sendiri.
Proses ini akan membantu masyarakat untuk terlibat dalam setiap
perencanaan, pelaksanaan dan pemeliharaan.
Perbaikan kualitas Lebih jauh, CAP diharapkan menjadi langkah yang lebih konkrit bagi
hidup melalui perbaikan
masyarakat karena pada penerapannya akan lebih banyak mendorong
infrastruktur dan
masyarakat untuk turut aktif dalam hal perbaikan kualitas hidup dan
budaya masyarakat,
sehingga kualitas hidup lingkungan kumuh sehingga dari satu sisi, masyarakatlah yang pada
dan lingkungan lebih akhirnya yang akan mampu menjaga kualitas hidup dan lingkungannya
berkelanjutan itu sendiri. Metode CAP diharapkan juga mampu memberikan ruang
kepada masyarakat untuk mengembangkan dirinya dan bahkan
menumbuhkan ikatan-ikatan sosial dalam proses pembangunan
tersebut.
CAP membangun dan CAP sebagai suatu proses yang bersifat on-going, mengharapkan
mendukung kapasitas
masyarakat tidak lagi menjadi obyek, karena mereka akan beralih
organisasi masyarakat
menjadi subyek yang berkedudukan sebagai perencana aktif dan
memiliki microproject. CAP akan membangun dan mendukung
kapasitas organisasi yang sudah ada maupun membangun dari awal.
CAP terbagi menjadi Oleh karenanya, kecepatan dan ketepatan pelaksanaan CAP
enam tahap
tergantung dari kapasitas kelompok microproject yang terbentuk
dimana mereka secara bertahap mengambil peran aktif dalam setiap
proses CAP. Proses CAP harus memiliki akuntabilitas bersama, baik
antara masyarakat, pemerintah, dan stakeholder lain.
1. Tahap Persiapan
6. Sosialisasi Publik
Tahap kedua Tahap kedua adalah tahap Peninjauan Aspek demografi masyarakat
menangkap potret
kampung sasaran. Pada tahap ini terdapat beberapa hal yang perlu
masyarakat
dilakukan seperti peninjauan aspek kependudukan, ekonomi, sosial,
dan budaya masyarakat.
FGD melibatkan harus Tahap ketiga merupakan tahap penyelenggaraan diskusi tematik.
dinas/instansi terkait
Tahap ini berupa pembentukan forum-forum diskusi melalui metode
persoalan yang terjadi
Focus Group Discussion (FGD) untuk membedah permasalahan
di masyarakat
perkumuhan secara lebih dalam dan komprehensif dengan turut serta
mendorong peran aktif stakeholders terkait.
Tahap keempat Tahap keempat merupakan penyusunan tema dan konsep penataan.
menentukan tema
Pada tahap ini, dibentuk tema dan konsep penataan kawasan kumuh
kampung dan model
berdasarkan hasil kajian dan penilaian bersama para stakeholders
penataan
terkait terhadap Kawasan Kampung Sasaran berbasis CAP.
DED sebagai langkah Tahap kelima adalah Penyusunan Detail Engineering Design (DED).
penyusunan teknis
Tahap ini merupakan tahap penyusunan teknis-teknis implementasi
implementasi
dan pelaksaan program secara detail dan komprehensif berbentuk
pembangunan
infrastruktur Detail Engineering Design (DED).
Sosialisasi publik Tahap akhir yaitu tahap Sosialisasi Publik. Pada tahap ini dilakukan
mencapai kemufakatan suatu forum sosialisasi atau mekanisme tertentu sebagai salah satu
bersama
langkah sosialisasi hasil perumusan dan pengembangan konsep
CAP pada Kawasan Kampung Sasaran.
Identifikasi isu umum Pada tahap ini dilakukan langkah-langkah identifikasi permasalahan
dan analisa lokasi
yang berdasarkan pada isu umum dan masukan masyarakat serta
analisis lokasi untuk memberi gambaran kondisi infrastruktur wilayah
kampung sasaran pelaksaan program sebagai subjek penerima
manfaat program.
Muatan Maksud
Isu Umum Memuat tentang kondisi umum permasalahan perkumuhan yang terjadi di
wilayah perkampungan kota, khususnya yang terjadi pada kawasan
Kampung Sasaran.
Isu umum ini akan berdasarkan dari temuan studi hasil kajian-kajian
terkait mengenai permasalahan perkumuhan yang terjadi pada Kawasan
Kampung sasaran dengan didukung oleh data-data terkait aspek
perkumuhan pada kawasan tersebut.
Kriteria lokasi adalah Kriteria lokasi pelaksanaan program merupakan salah satu acuan
acuan dalam penentuan
dalam penentuan dan penyusunan detail teknis pelaksanaan
penyusunan program
program. Kriteria lokasi berdasarkan dua penilaian utama yaitu
berdasarkan kelengkapan infrastruktur (sarana dan prasarana
lingkungan) dan asas legalitas lahan.
Infrastruktur merupakan Aspek infrastruktur wilayah memiliki fungsi pendukung kegiatan dan
elemen pendukung
kelancaran kehidupan sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat.
utama aktivitas manusia
Kondisi infrastruktur yang baik dan lengkap akan mendorong
kegiatan hidup masyarakat untuk tumbuh dan berkembang secara
efektif dan berkelanjutan.
Infrastruktur
Maksud
(Sarana dan Prasarana)
Rumah Layak Huni Memberi gambaran mengenai tingkat kondisi dan
kelayakan hunian bagi masyarakat wilayah.
Muatan Maksud
Status Lahan Memberi gambaran dan informasi terkait status legal lahan. Status
lahan akan menjadi acuan dalam penyusunan kebijakan dan
penyusunan program.
Hasil aspek penilaian aspek legalitas lahan akan memberi gambaran mengenai kondisi
dan status legal atau kepemilikan lahan yang dijadikan lokasi/wilayah berkegiatan
masyarakat
Skor
No. Jenis Kode Kriteria
5 4 3 2 1
1. Kondisi 1.A Ketidakteraturan 81-100% Bangunan 61-80% Bangunan 41-60% Bangunan 21-40% Bangunan 1-20% Bangunan
Bangunan/Hunian Bangunan Tidak Teratur Tidak Teratur Tidak Teratur Tidak Teratur Tidak Teratur
1.B Tingkat Kepadatan 81-100% Kepadatan 61-80% Kepadatan 41-60% Kepadatan 21-40% Kepadatan 1-20% Kepadatan
bangunan/Hunian Tidak Sesuai Tidak Sesuai Tidak Sesuai Tidak Sesuai Tidak Sesuai
Ketentuan Ketentuan Ketentuan Ketentuan Ketentuan
1.C Ketidaksesuaian 81-100% Bangunan 61-80% Bangunan 41-60% Bangunan 21-40% Bangunan 1-20% Bangunan
Dengan Persyaratan Tidak Memenuhi Tidak Memenuhi Tidak Memenuhi Tidak Memenuhi Tidak Memenuhi
Teknis Banguan Syarat Teknis Syarat Teknis Syarat Teknis Syarat Teknis Syarat Teknis
2. Kondisi Akses 2.A Cakupan Pelayanan 81-100% Area Tidak 61-80% Area Tidak 41-60% Area Tidak 21-40% Area Tidak 1-20% Area Tidak
Jalan Lingkungan Jalan Lingkungan Terlayani Jaringan Terlayani Jaringan Terlayani Jaringan Terlayani Jaringan Terlayani Jaringan
Jalan Lingkungan Jalan Lingkungan Jalan Lingkungan Jalan Lingkungan Jalan Lingkungan
2.B Kualitas Permukaan 81-100% Kualitas 61-80% Kualitas 41-60% Kualitas 21-40% Kualitas 1-20% Kualitas
Jalan Lingkungan Permukaan Jalan Permukaan Jalan Permukaan Jalan Permukaan Jalan Permukaan Jalan
Buruk Buruk Buruk Buruk Buruk
3. Kondisi Air Bersih 3.A Ketersediaan Akses 81-100% Populasi 61-80% Populasi 41-60% Populasi 21-40% Populasi 1-20% Populasi
(Air Minum) Aman Air Bersih Tidak Mendapat Tidak Mendapat Tidak Mendapat Tidak Mendapat Tidak Mendapat
Akses Aman Air Akses Aman Air Akses Aman Air Akses Aman Air Akses Aman Air
Bersih Yang Cukup Bersih Yang Cukup Bersih Yang Cukup Bersih Yang Cukup Bersih Yang Cukup
3.B Kualitas Air Bersih 81-100% Populasi 61-80% Populasi 41-60% Populasi 21-40% Populasi 1-20% Populasi
Yang Baik Tidak Mendapat Tidak Mendapat Tidak Mendapat Tidak Mendapat Tidak Mendapat
Kualitas Air Bersih Kualitas Air Bersih Kualitas Air Bersih Kualitas Air Bersih Kualitas Air Bersih
Yang Baik Yang Baik Yang Baik Yang Baik Yang Baik
4. Kondisi Drainase 4.A Ketidakmampuan 81-100% Area 61-80% Area 41-60% Area 21-40% Area 1-20% Area
Mengalirkan Air Terdapat Genangan Terdapat Genangan Terdapat Genangan Terdapat Genangan Terdapat Genangan
Air >30cm, >2 jam, Air >30cm, >2 jam, Air >30cm, >2 jam, Air >30cm, >2 jam, Air >30cm, >2 jam,
>2 Kali/Tahun >2 Kali/Tahun >2 Kali/Tahun >2 Kali/Tahun >2 Kali/Tahun
4.B Ketidaktersediaan 81-100% Area Tidak 61-80% Area Tidak 41-60% Area Tidak 21-40% Area Tidak 1-20% Area Tidak
Drainase Tersedia Drainase Tersedia Drainase Tersedia Drainase Tersedia Drainase Tersedia Drainase
4.C Ketidakterhubungan 81-100% Area Tidak 61-80% Area Tidak 41-60% Area Tidak 21-40% Area Tidak 1-20% Area Tidak
Dengan Sistem Terhubung Drainase Terhubung Terhubung Drainase Terhubung Drainase Terhubung Drainase
Drainase Perkotaan Perkotaan Drainase Perkotaan Perkotaan Perkotaan Perkotaan
4.D Tidak 81-100% Drainase 61-80% Drainase 41-60% Drainase 21-40% Drainase 1-20% Drainase
Terperiliharanya Tidak terpelihara Tidak terpelihara Tidak terpelihara Tidak terpelihara Tidak terpelihara
Drainase
4.E Kualitas Konstruksi 81-100% Konstruksi 61-80% Konstruksi 41-60% Konstruksi 21-40% Konstruksi 1-20% Konstruksi
Drainase Drainase Buruk Drainase Buruk Drainase Buruk Drainase Buruk Drainase Buruk
5. Kondisi Sistem 5.A Sistem Sanitasi Tidak 81-100% Sistem 61-80% Sistem 41-60% Sistem 21-40% Sistem 1-20% Sistem
Sanitasi Sesuai Sanitasi Tidak Sanitasi Tidak Sanitasi Tidak Sanitasi Tidak Sanitasi Tidak
Standar/Persyaratan Sesuai Standar Sesuai Standar Sesuai Standar Sesuai Standar Sesuai Standar
Teknis Teknis Teknis Teknis Teknis Teknis
Dinas Perumahan Rakyat danKawasan Permukiman Petunjuk Pelaksanaan
Provinsi DKI Jakarta Peningkatan Kualitas Permukiman
dalam Rangka Penataan Kawasan 23/68
Permukiman Terpadu
Skor
No. Jenis Kode Kriteria
5 4 3 2 1
5.B Tidak Terpeliharanya 81-100% Sistem 61-80% Sistem 41-60% Sistem 21-40% Sistem 1-20% Sistem
Sistem Sanitasi Sanitasi Tidak Sanitasi Tidak Sanitasi Tidak Sanitasi Tidak Sanitasi Tidak
Terpelihara Terpelihara Terpelihara Terpelihara Terpelihara
5.C Tidak Tersedianya 81-100% Populasi 61-80% Populasi 41-60% Populasi 21-40% Populasi 1-20% Populasi
Sistem Sanitasi Tidak Terlayani Tidak Terlayani Tidak Terlayani Tidak Terlayani Tidak Terlayani
Sistem Sanitasi Sistem Sanitasi Sistem Sanitasi Sistem Sanitasi Sistem Sanitasi
6. Kondisi Sistem 6.A Sarana dan 81-100% Sarpras 61-80% Sarpras 41-60% Sarpras 21-40% Sarpras 1-20% Sarpras
Pengelolaan Prasaana Sampah Persampahan Tidak Persampahan Tidak Persampahan Tidak Persampahan Tidak Persampahan Tidak
Sampah Tidak Sesuai Seuai Standar Seuai Standar Seuai Standar Seuai Standar Seuai Standar
Standar/Persyaratan Teknis Teknis Teknis Teknis Teknis
Teknis
6.B Sistem Pengelolaan 81-100% Sistem 61-80% Sistem 41-60% Sistem 21-40% Sistem 1-20% Sistem
Sampah Tidak Persampahan Tidak Persampahan Tidak Persampahan Tidak Persampahan Tidak Persampahan Tidak
Sesuai Seuai Standar Seuai Standar Seuai Standar Seuai Standar Seuai Standar
Standar/Persyaratan Teknis Teknis Teknis Teknis Teknis
Teknis
6.C Tidak Ada Sistem 81-100% Populasi 61-80% Populasi 41-60% Populasi 21-40% Populasi 1-20% Populasi
Pengelolaan Sampah Tidak Terlayani Tidak Terlayani Tidak Terlayani Tidak Terlayani Tidak Terlayani
Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan
Sampah Sampah Sampah Sampah Sampah
7. Kondisi Sistem 7.A Ketersediaan 81-100% Tidak 61-80% Tidak 41-60% Tidak 21-40% Tidak 1-20% Tidak
Pencegahan dan Prasarana Proteksi Tersedia Prasarana Tersedia Prasarana Tersedia Prasarana Tersedia Prasarana Tersedia Prasarana
Tanggap Kebakaran Proteksi kebakaran Proteksi kebakaran Proteksi kebakaran Proteksi kebakaran Proteksi kebakaran
Kebakaran 7.B Ketersediaan Sarana 81-100% Tidak 61-80% Tidak 41-60% Tidak 21-40% Tidak 1-20% Tidak
Proteksi Kebakaran Tersedia Sarana Tersedia Sarana Tersedia Sarana Tersedia Sarana Tersedia Sarana
Proteksi kebakaran Proteksi kebakaran Proteksi kebakaran Proteksi kebakaran Proteksi kebakaran
Melihat ekonomi, Tinjauan Aspek kampung Sasaran merupakan tahap yang dilakukan
sosial, dan budaya
untuk mendapatkan kondisi masyarakat dari segi aspek ekonomi, sosial,
dan budaya.
Aspek ekonomi dan Aspek ekonomi masyarakat merupakan aspek yang terkait pemenuhan
kebutuhan dasar
kebutuhan dasar hidup masyarakat. Penilaian aspek ekonomi
masyarakat
masyarakat akan memberikan gambaran tingkat kemampuan ekonomi
masyarakat yang berpengaruh pada keberlangsungan pemenuhan
kebutuhan hidupnya untuk waktu ke depan.
Pola hidup Aspek sosial masyarakat berkaitan dengan pola hidup sosial masyarakat
masyarakat
yaitu bagaimana pola perilaku keseharian masyarakat dalam bersikap
kampung
dan bertindak. Kondisi sosial masyarakat akan memberikan gambaran
terkait bagaimana masyarakat memiliki kesadaran diri dalam perilaku
dan sikap terkait keteraturan terhadap aturan dan norma maupun
bagaimana kesadaran untuk bekerja sama dalam membangun
lingkungan yang bersih, aman, dan nyaman. Analisis aspek sosial akan
memberikan gambaran tentang bagaimana kondisi sosial masyarakat
tertentu sehingga mampu menjadi acuan dalam menerapkan program
yang mampu menjaga maupun mengarahkan masyarakat kepada pola
hidup sosial yang lebih baik.
Aspek budaya untuk Aspek budaya masyarakat merupakan aspek yang memiliki dampak
mengetahui
terhadap pola hidup masyarakat secara langsung. Hal ini terkait frngsn
kesiapan warga
bagaimana pola hubungan masyarakat terbentuk berdasarkan suatu
untuk bekerja sama
dalam proses nilai-nilai adat dan agama yang dianut dan dipraktikkan dalam kehidupan
pembangunan sehari-hari masyarakat. Aspek budaya berpengaruh pada bagaimana
‘warna’ dan ‘ciri’ dari bahasa komunikasi, norma yang dianut, sampai
dengan kegiatan keagamaan masyarakat setempat. Analisis aspek
budaya akan memberikan gambaran kondisi budaya dan komunikasi
antar warga serta yang akan sangat terkait dengan bagaimana kesiapan
warga untuk mampu bekerja sama dengan baik dalam pembangunan.
Muatan Maksud
Aspek Kependudukan
Jumlah Penduduk Memberi gambaran umum terkait jumlah penduduk
berdasarkan jenis kelamin dan kelompok usia.
Jumlah Kepala Keluarga Memberi gambaran terkait jumlah kepala keluarga dan
jumlah anggota keluarga.
Suku dan Agama Memberi gambaran mengenai jumlah penduduk berdasarkan
suku dan agama dari masyarakat wilayah.
Aspek Ekonomi
Jenis Pekerjaan Memberi gambaran mengenai jenis/profesi pekerjaan yang
menjadi mata pencaharian masyarakat
Tingkat Pendapatan Memberi gambaran mengenai besaran/jumlah, pola
pendapatan, dan sumber pendapatan masyarakat.
Pola Kerja Memberi gambaran mengenai jarak lokasi, lama bekerja
harian, dan penggunaan moda transportasi untuk bekerja.
Kebutuhan Biaya Hidup Memberi gambaran mengenai jumlah dan pola kebutuhan
biaya hidup masyarakat.
Kepemilikan Aset Memberi gambaran mengenai kemampuan ekonomi dari segi
harta/asset yang bisa diberdayakan masyarakat.
Aspek Sosial
Kesehatan Memberi gambaran mengenai pola kesehatan mencakup
pola kebersihan, konsumsi asupan gizi harian, olahraga, dan
istirahat masyarakat.
Pendidikan Memberi gambaran mengenai tingkat pendidikan dan tingkat
partisipasi sekolah masyarakat.
Aspek Budaya
Sejarah Memberi gambaran mengenai riwayat historis masyarakat
dan wilayah.
Kelompok Adat dan Memberi gambaran mengenai adanya kelompok adat dan
Keagamaan keagamaan yang ada di masyarakat wilayah.
Kegiatan Adat dan Memberi gambaran mengenai adanya kegiatan adat dan
Keagamaan keagamaan yang ada dan masih berlangsung di masyarakat
wilayah.
Kelompok Masyarakat Lain Memberi gambaran mengenai adanya kelompok/organisasi
(Swadaya) atau Kelompok lain di masyarakat wilayah yang masih aktif berjalan.
Masyarakat
2.3.2.1 Sosial
FGD dilakukan Pembentukan forum-forum diskusi tematik melalui metode Focus Group
untuk mendorong
Discussion (FGD) untuk membedah permasalahan perkumuhan secara
peran aktif seluruh
lebih dalam dan komprehensif dengan turut serta mendorong peran aktif
stakholders
para pemangku kepentingan (stakeholders).
FGD akan Dalam FGD akan dibahas hal-hal terkait hasil identifikasi isu umum,
membahas
masukan masyarakat, dan temuan lapangan berkaitan dengan analisis
pencapaian dari
demografi masyarakat Kampung Sasaran dan kondisi lokasi yang telah
proses sebelumnya
ditinjau melalui mekanisme peninjauan langsung yang telah dilakukan.
FGD mengundang Konsep diskusi tematik berupa forum dua arah antara pihak konseptor
seluruh kelompok
program, dinas terkait, pihak warga/masyarakat kampung sasaran
kepentingan
melalui perwakilan, pihak pemerintah yang dapat diwakilkan oleh pihak
Kecamatan atau Kelurahan Kampung Sasaran maupun SKPD terkait,
dan stakeholders terkait lainnya.
Output FGD adalah Dalam prosesnya, hasil diskusi tematik antara lain adalah menghasilkan
kesepahaman dan
suatu kesepahaman dan kesepakatan mengenai isu utama dan
kesepakata
permasalahan dasar aspek kumuh Kampung Sasaran. Output ini
persoalan di
kampung
Output utama Output dasar dari proses penyusunan tema dan konsep penataan
merupakan konsep
adalah terbentuknya suatu konsep penataan Kampung Sasaran yang
penataan kampung
mampu menjawab tantangan isu dan permasalahan perkumuhan
berbasis CAP
wilayah dengan metode pendekatan berbasis CAP yaitu mampu
mendorong serta memposisikan masyarakat sebagai pelaku utama
sehingga mampu berperan aktif dalam proses pelaksanaan program
penataan kampung.
DED menghasilkan Penyusunan Detail Engineering Design (DED) Community Action Plan
rencana penataan
(CAP) menghasilkan dokumen rencana penataan Kampung Sasaran
kampung yang
yang berupa quick assessment, yaitu dilakukan penilaian dengan
bertujuan untuk
memantapkan cepat melalui metode yang tepat dan komprehensif mengingat waktu
pemahaman terkait pengerjaan yang singkat, yaitu hanya selama 3 bulan. DED CAP
strategi dan difokuskan pada peningkatan kualitas lingkungan permukiman kumuh
kebijakan serta
Kampung Sasaran secara terpadu dan bersinergi serta berkelanjutan.
memberi gambaran
kondisi fisik Tujuan penyusunan DED Program ini, antara lain:
lingkungan
1. Memantapkan pemahaman pemerintah dan masyarakat tentang
kebijakan dan strategi peningkatan kualitas kawasan kumuh
kawasan Kampung Sasaran.
6. Rumah Susun;
14. Pertokoan;
16. Perbengkelan;
Dalam rangka mencapai tujuan secara optimal dan penyusunan term of referencee (TOR),
maka tedapat prasyarat dasar konsultan dan faslitator kampung yang tertera pada tabel
dibawah.
No Pihak Persyaratan
1. Konsultan 1. Team Leader (1 orang), Sarjana Planologi, berpengalaman
Perencana; kerja dalam perencanaan permukiman minimal 5 tahun
untuk S1, dan memiliki sertifikat keahlian.
2. Ahli Sosial/ Pengembangan Masyarakat (1 orang),
diutamakan berdisiplin ilmu sosial, berpengalaman kerja
dibidang pengembangan masyarakat minimal 4 tahun dan
dibuktikan dengan referensi dari pemberi kerja sebelumnya.
3. Ahli Teknik Sipil (1 Orang), diutamakan selain
berpengalaman kerja dibidangnya, juga dalam
pengembangan masyarakat minimal 4 tahun, dan memiliki
sertifikat keahlian.
4. Ahli Teknik Lingkungan (1 Orang), diutamakan selain
berpengalaman kerja dibidangnya, juga dalam
pengembangan masyarakat minimal 4 tahun, dan memiliki
sertifikat keahlian.
5. Ahli Arsitektur (1 orang), diutamakan selain sudah
berpengalaman dalam pengembangan dan penataan
lingkungan perumahan dan permukiman serta dalam
pengembangan masyarakat minimal 4 tahun, dan memiliki
sertifikat keahlian.
6. Ahli Ekonomi (1 orang), diutamakan berdisiplin ilmu
ekonomi, berpengalaman kerja di bidang pengembangan
masyarakat minimal 4 tahun, dan memiliki sertifikat keahlian.
7. Ahli Hukum yang berpengalaman dalam kasus Pertanahan
(1 Orang), diutamakan berdisiplin ilmu hukum yang
menguasai pertanahan, berpengalaman kerja di bidang
hukum pertanahan minimal 4 tahun, dan memiliki sertifikat
keahlian.
8. Tenaga Pendukung terdiri dari:
a) Surveyor/Fasilitator 2 (dua) orang, sarjana muda
arsitektur/sipil/planologi, dengan pengalaman 2 tahun.
b) Sekretaris/Keuangan (1 orang), pendidikan D3 atau
SMA dengan pengalaman 2 tahun.
c) Operator Komputer (1 orang), pendidikan D3 atau SMA
dengan pengalaman 2 tahun.
d) Drafter AutoCad (1 orang), pendidikan D3 atau SMK
dengan pengalaman 2 tahun.
e) Estimator (1 orang), pendidikan D3 atau SMK dengan
pengalaman 2 tahun.
RAB disusun Rencana Anggaran Biaya (RAB) ialah segala bentuk perencanaan
dengan mekanisme
mengenai aktivitas-aktivitas atau kegiatan-kegiatan yang dilakukan
yang tepat agar
yang dinyatakan dalam satuan uang. RAB dalam pelaksanaan
dapat
mengakomodasi program meliputi anggaran perencanaan, biaya administrasi, dan
kebutuhan kegiatan biaya umum lainnya sehingga harus disusun secermat dan seteliti
penyusunan CAP mungkin.
Dalam menyusun RAB kegiatan, beberapa langkah yang harus
disusun antara lain:
1. Menetapkan tujuan RAB.
2. Menentukan aspek-aspek pengeluaran dalam RAB.
3. Mengevaluasi strategi di dalam penggunaan anggaran dalam RAB.
4. Mengumpulkan dan mengevaluasi fakta anggaran biaya untuk
melakukan kegiatan.
5. Memeriksa kebenaran RAB secara menyeluruh.
6. Meninjau kembali RAB dan merevisinya sampai tercapai kombinasi
strategi dan faktor yang tepat.
Rencana Anggaran Biaya yang akan disusun harus mampu menjadi
modal utama kegiatan yang bermanfaat dan tepat guna sehingga
dalam penggunaannya mampu membiayai pelaksanaan kegiatan
secara efektif dan efisien.
CIP adalah langkah Collaborative Implementation Program (CIP) merupakan langkah lanjutan untuk
lanjutan dari CAP
merealisasikan konsep CAP yang telah disusun pada Kampung Sasaran. Pada
proses Collaborative Implementation Program, diharapkan proses
pembangunan fisik dan program pemberdayaan masyarakat menempatkan
partisipasi masyarakat sebagai sebagai pelaku aktif dan memiliki peran yang
signifikan dalam proses realisasi
Hal ini dimaksudkan agar terjadi komunikasi dua arah yang baik dan efektif
antara pemerintah dan masyarakat Kampung Sasaran.
Tabel 3.1 Pelaku dan Peran Kunci Dalam Pelaksanaan Collaborative Implementation Program
Pada tahap ini, disusun detail teknis pelaksanaan program yang menjelaskan secara rinci
mengenai skema pelaksanaan dan tahapan waktu pelaksanaan program.
2) Pelaksanaan
Kegiatan pelaksanaan pekerjaan perbaikan infrastruktur lingkungan
secara kolaboratif.
4) Finalisasi
Penyusunan laporan hasil pelaksanaan kegiatan. Laporan hasil
pelaksanaan kegitan akan menjadi acuan apabila akan dilakukan
proses pengecekan terhadap satuan pekerjaan yang telah dilakukan
dan kesesuainnya terhadap perencanaan awal. Hasil pelaporan dari
setiap pelaksanaan kegiatan akan dirangkum dalam laporan
pelaksanaan program sebagai keluaran (output) akhir program.
2) Pelaksanaan
Kegiatan pelaksanaan pekerjaan pemberdayaan masyarakat secara
kolaboratif.
RAB disusun Rencana Anggaran Biaya (RAB) ialah segala bentuk perencanaan
dengan mekanisme
mengenai aktivitas-aktivitas atau kegiatan-kegiatan yang dilakukan
yang tepat agar
yang dinyatakan dalam satuan uang. RAB dalam pelaksanaan
dapat
mengakomodasi program meliputi anggaran perencanaan, biaya administrasi, dan
kebutuhan kegiatan biaya umum lainnya sehingga harus disusun secermat dan seteliti
penyusunan CIP mungkin.
Sumber anggaran Beberapa hal yang menjadi catatan penting dalam penggunaan
berasal dari APDB
anggaran, antara lain:
atau dana lain dan
penggunanya adalah
Sumber anggaran dalam pembiayaan CIP dapat bersumber dari
Dinas PRKP DKI
APBD Pemerintah Pronvinsi DKI Jakarta, APBN, dana CSR,
Jakarta
badan usaha, maupun dana lain yang dapat
dipertanggungjawabkan
Pengguna anggaran CIP ialah Dinas Perumahan Rakyat dan
Kawasan Permukiman DKI Jakarta, SKPD Pemerintah Provinsi
DKI Jakarta, Konsultan, Fasilitator, maupun badan usaha lain
yang terlibat dalam CIP.
Anggaran digunakan untuk membiayai seluruh rangkaian
program di dalam CIP
Keluaran akhir CIP Pelaporan hasil akhir program adalah bentuk dokumentasi hasil
merupakan
pelaksanaan kegiatan program yang telah dilakukan. Hasil
pelaporan hasil
dokumentasi kegiatan program tertuang dalam suatu bentuk pelaporan
pelaksanaan
program yang mampu dipertanggungjawabkan oleh setiap pihak yang berperan
pemberdayaan dalam pelaksanaan setiap kegiatan program.
masyarakat dan
perbaikan Laporan akhir kegiatan merupakan keluaran (output) akhir yang
infrastruktur dihasilkan dari pelaksanaan kegiatan program dan merupakan yang
memberi informasi terkait segala bentuk pertanggungjawaban
pelaksanaan kegiatan program dari setiap pihak yang terkait sesuai
dengan peran masing-masing. Hasil dari laporan akhir yang telah
disusun akan disampaikan melalui sosialisasi publik untuk memberikan
gambaran hasil akhir dari pelaksanaan program kepada masyarakat
melalui fasilitator-fasilitator yang ada. Lebih jauh, diharapkan
masyarakat tetap mampu berperan aktif dalam segala bentuk kegiatan
pemberdayaan dan pemeliharaan setiap aspek infrastruktur
lingkungan.
Kegiatan evaluasi:
Output yang ingin Secara umum, keluaran (output) pelaporan yang ingin dihasilkan dari
dihasilkan pada
proses monitoring dan evaluasi adalah sebagai berikut:
monev berupa
laporan penilaian
1. Laporan Penilaian Kinerja Pelaksana Program
kinerja pelaksana,
Berisi tentang hasil penilaian kinerja pelaksana program sesuai
tingkat keberhasilan
program, evaluasi dengan ketercapaian tupoksi setiap pelaku/pelaksana yang berperan
umum, dan dalam pelaksanaan program.
pertenggungjawaban
dana pelaksanaan 2. Laporan Tingkat Keberhasilan Pelaksanaan Program
Berisi tentang hasil penilaian tingkat keberhasilan pelaksanaan
program berdasarkan kesesuaian dengan tujuan dan sasaran
program, dampak dan manfaat yang ditimbulkan, serta kesesuaian
teknis pelaksanaan.
Tabel 4.1 Pelaku dan Peran Kunci Dalam Kegiatan Monitoring dan Evaluasi Program
RAB disusun Rencana Anggaran Biaya (RAB) ialah segala bentuk perencanaan
dengan mekanisme
mengenai aktivitas-aktivitas atau kegiatan-kegiatan yang dilakukan
yang tepat agar
yang dinyatakan dalam satuan uang. RAB dalam pelaksanaan
dapat
mengakomodasi program meliputi anggaran perencanaan, biaya administrasi, dan
kebutuhan kegiatan biaya umum lainnya sehingga harus disusun secermat dan seteliti
monev mungkin.
Sumber anggaran Beberapa hal yang menjadi catatan penting dalam penggunaan
berasal dari APDB
anggaran, antara lain:
dan penggunanya
adalah Dinas PRKP
Sumber anggaran berasal dari APBD Pemerintah Pronvinsi DKI
DKI Jakarta
Jakarta.
Pengguna anggaran Kegiatan Monitoring dan Evaluasi ialah Dinas
Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman DKI Jakarta, SKPD
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, dan Konsultan Pengawas.
8. KURVA S
Jenis Panduan:
1) Panduan Pelaksanaan Penataan Kawasan Berbasis CAP;
2) Panduan Pelaksanaan Penyusunan CAP;
3) Panduan Pelaksanaan FGD Identifikasi Kondisi Awal (eksisting);
4) Panduan Pelaksanaan Diskusi Tematik;
5) Panduan Pelaksanaan FGD Penyusunan Teknis Pelaksanaan Program;
6) Panduan Pelaksanaan Penyusunan Aspek Tema dan Konsep Penataan
Kawasan;
7) Panduan Pelaksanaan Sosialisasi Publik Program CAP;
8) Panduan Pelaksanaan Mekanisme Pembiayaan Program CAP;
9) Panduan Pelaksanaan Identifikasi Kondisi Fisik Lingkungan;
Dinas Perumahan Rakyat danKawasan Permukiman Petunjuk Pelaksanaan
Provinsi DKI Jakarta Peningkatan Kualitas Permukiman
dalam Rangka Penataan Kawasan
TA. 2017 62/68
Permukiman Terpadu
10) Panduan Pelaksanaan Identifikasi Kondisi Sosial;
11) Panduan Pelaksanaan Identifikasi Kondisi Ekonomi;
12) Panduan Pelaksanaan Collaborative Implementation Program;
13) Panduan Pelaksanaan Kemitraan Swasta/LSM dengan Masyarakat;
14) Panduan Kerja Fasilitator Penataan Permukiman;
15) Panduan Pelaksanaan Penataan Infrastruktur dan Lingkungan;
16) Panduan Pelaksanaan Penataan Sosial;
17) Panduan Pelaksanaan Penataan Ekonomi;
18) Panduan Pelaksanaan Sosialisasi Publik Laporan Hasil Kegiatan;
19) Panduan Pelaksanaan Mekanisme Pembiayaan Collaborative Implementation
Program;
20) Panduan Kerja Fasilitator Kampung Upgrading Program;