Metode Konstruksi
Proposal
Metode Konstruksi untuk Pembangunan
RENOVASI RUMAH SAKIT
PERTAMINA PUSAT ( RSPP)
Daftar Isi:
1. Proyek info
2. Mobilisasi.
3. Logistik.
5. Commissioning.
6. Delivery Management
9. Lingkungan
1 Project Info
Pekerjaan konstruksi yang dilakukan oleh CV. MARSADA PUTRA adalah Pelaksakaaan
Pekerjaan yang didasarkan atas Design yang telah disetujui dan banyak memakai sumber
daya dari sekitar lokasi proyek. Team yang akan melaksanakan pekerjaan ini sudah sangat
berpengalaman dalam proses konstruksi sehingga dapat mengurangi kesalahan yang
mungkin terjadi.
2 Mobilisasi
Selama proses konstruksi proyek ini akan serah terimakan dari marketing team ke
Project team disertai dengan estimator yang akan membantu penamganan quantyty
material paling tidak setelah sebulan proyek berjalan.
3 Logistik.
Di lokasi proyek akan dibangun pagar agar keamanan dapat terjaga dan mempermudah
mengontrol material yang akan dibeli dan dikelola oleh team logistic Pembanguna pagar
lokasi ini diharapkan dapat menjaga control proyek menjadi lebih mudah sesuai dengan
yang diharapkan. Kondisi ini menyebakan pihak luar yang tidak berkepentingan tidak
dapat keluar masuk dengan mudah tampa izin.
Menjadi perhatian Kami bahwa apabila sudah ada pagar yang ada maka kewajiban
kami menjaga dan memelihara pagar tersebut baik masalah akses ke lokasi maupun
proses perizinan lokasi.
4 Metoda Konstruksi.
a) PEKERJAAN ENGINERING.
Untuk mengurangi kesalahan pekerjaan dilapangan maka hal yang sangat penting bahwa
design teknis harus disepakati dengan pihak Konsultan termasuk masalah spesifikasi teknis.
Segala hal mengenai perubahan rencanan harus disetujui oleh Konsultan sebelum pekerjaan
dilakukan.
.
Semua gambar kerja harus disetujui oleh konsltan sebelum dikerjakan di lokasi dan dibuat
oleh CV. Marsada Putra.
b) MARKING AREA.
Setelah gambar kerja lengkap kemudian proses konstruksi diimulai dengan bersama sama
menetujan titik lokasi dan diukur berdasarkan gambar rencana dan lokasi yang ada.
Titik level harus ditandai dan dilakuakn bersama sama antara team survey dengan
Konsultan.
c) TAHAP KONSTRUKSI
.
Proses konstruksi dapat dimulai dengan melakukan :
Pekerjan pembersihan lokasi sesuai dengan gambar rencana.
Pekerjaan Dinding dan lantai
Pekerjaan Jendela dan pintu.
Pekerjaan M/E
Pekerjaan Jalan dan darinase.
Pekerjaan Arsitektural
Tujuan adalah untuk mengetahui keadaan lokasi dari luas area, topografi areal (datar,
bergelombang, berbukit). Dan konsidi lokasi apakah memungkinkan dilakukan konstruksi
atau harus melakukan proses prakonstruksi.
Lokasi yang akan dilakukan proses konstruksi harus diblok dengan dilakukan pengukuran
dan marking dengan menandai batas batas lokasi konstruksi dan level bangunan yang akan
dibuat.
Pengamanan lokasi dilakukan dengan membuat pagar pengaman yang terbuat dari seng
gelombang, dipasang melingkari area proyek menutup lokasi pekerjaan dan memberikan
ruang gerak yang cukup bagi pelaksanaan pekerjaan dan kegiatan rutin.
Tujuan pemagaran ini adalah:
a. Untuk mencegah pencurian.
b. Pengerusakan terhadap barang dan material yang ada di lokasi proyek.
c. Mempermudah pengawasan dan pengontrolan baik pekerja, tamu maupun material yang
keluar dan masuk dalam lokasi proyek.
d. batas antara lokasi proyek dengan lingkungan sekitarnya agar proyek ini tidak
mengganggu atau terganggu oleh aktivitas lain.
o Beri adukan mortar (sebagai perekat) pada setiap sambungan antara batu
bata dan pada setiap sambungan atas dan bawah dari batu bata tidak
boleh membentuk garis lurus/vertikal.
o Usahakan potongan batu bata yang besarnya kurang dari setengahnya
tidak dipakai atau tidak dipasang.
o Tinggi pemasangan dinding batu bata dalam satu hari supaya tidak lebih
dari 1 meter, untuk menjaga keruntuhan.
B. Pekerjaan plesteran dinding
o Siapkan material yang akan di pakai pada lokasi yang terdekat atau
strategis dari dinding yang akan di plester.
o Siram permukaan bata /
bataco dengan air sampai basah secara merata ( curing ).
o Buat adukan untuk kamprotan dengan perbandingan tertentu
(misalkan = 1 pc : 2 ps)
o Lakukan kamprotan pada bidang yang telah dicuring
dengan jarak lemparan ± 50 cm dari permukaan yang
dikamprot dengan ketebalan 15 ~ 20 mm.
o Setelah bidang yang dikamprot kering, lakukan penyiraman ( curing
) selama 3 hari ; pagi, siang & sore.
o Setelah itu mulailah membuat caplakan dengan adukan 1 pc : 3 ps.
o Buat kepalaan dengan ketebalan 15 mm.
o Lanjutkan dengan penyiraman jika kepalaan telah mengering.
o Pastikan bidang yang akan diplester telah dicuring.
o Buat adukan 1 pc : 3 ps, gunakan pasir yang diayak ( halus ).
o Lakukan plesteran pada bidang – bidang yang telah
ada kepalaannya sampai selesai seluruh permukaan pada setiap
bagian dengan cara dilempar dari jarak ± 50 cm
o Gunakan jidar untuk meratakan permukaan sesuai dengan kepalaan.
o Saat plesteran setengah kering, gunakan roskam untuk mengosok
permukaan dinding sampai halus & rata.
o Lanjutkan dengan curing selama 7 hari : pagi, siang dan
sore sampai permukaan plesteran benar – benar basah seluruhnya.
o Setelah cukup usia curing, keringkan bidang tersebut selama 1 hari.
o Haluskan permukaan dinding dengan amplas halus.
o Plamir bidang –
bidang plesteran yang telah kering dengan menggunakan plamir yang
baik.
o Lakukan sebanyak 3 lapis ( tiga kali pelaksanaan )
sampai dinding benar – benar rata dan halus.
1. E. Pemasangan lisplank
o Papan lisplank dipaku pada rangka listplank
o Pada sambungan papan lisplank dibuat sambungan bibir lurus.
o Setelah selesai pemasangan tahap berkutnya yaitu dilakukan
pendempulan dan pengecatan
Kegunaan dari GRC Compound A+B untuk sambungan flushjoint (tanpa nat). yang
menginginkan pemasangan plafon GRC board dengan menggunakan sambungan tanpa nat
(flushjoint) dibandingkan dengan open nat, karena plafon akan terlihat lebih rapi.
GRC Compound A+B difungsikan sebagai pengisi nat antar sambungan papan semen GRC
board (digunakan setelah rangka & GRC board terpasang serta diberi nat ± 3mm untuk pengisi
GRC Compound A+B). Setiap pemakaian GRC Compound A+B harus dicampur terlebih dahulu
dengan perbandingan 1:1. Sebaiknya GRC Compound A+B dicampur sedikit demi sedikit / tidak
sekaligus, hal ini dikarenakan GRC Compound A+B akan kering jika sudah dicampur sehingga
tidak dapat dipakai lagi. Jadi, pencampuran harus disesuaikan dengan bidang / nat yang akan
diberi GRC Compound A+B.
Setelah nat terisi dengan rata oleh GRC Compound A+B, barulah ditutup dengan GRC Tape
dan diratakan sampai GRC Tape tidak menimbulkan rongga gelembung udara lalu diamkan
hingga kering secara maksimal, terakhir finishing dengan GRC Top Coat dan setelah kering
amplas hingga rata dan siap untuk dicat.
Yang perlu diperhatikan, pemakaian GRC Compound A+B hanya untuk pengisi sambungan
/ nat saja dan hanya dapat diaplikasikan pada interior atau area terlindung, GRC Compound A+B
tidak disarankan untuk aplikasi eksterior / terkena cuaca secara langsung, seperti aplikasi
cladding.
1. Pemasangan kusen
o Siapkan alat dan bahan secukupnya di tempat yang aman dan mudah
dijangkau.
o Rentangkan benang berjarak separuh dari tebal kusen terhadap as
bouwplank untuk menentukan kedudukan kusen.
o Pasang angker pada kusen secukupnya.
o Dirikan kusen dan tentukan tinggi kedudukan kusen pintu/jendela.
o Setel kedudukan kusen pintu/jendela sehingga berdiri tegak dengan
menggunakan unting-unting.
o Pasang skur sehingga kedudukannya stabil dan kokoh.
o Pasang patok untuk diikat bersama dengan skur sehingga kedudukan
menjadi kokoh.
o Cek kembali kedudukan kusen pintu/jendela, apakah sudah sesuai pada
tempatnya, ketinggian dan ketegakan dari kusen.
o Bersihkan tempat sekelilingnya.
1. B. Pemasangan daun pintu dan jendela
o Ukur lebar dan tinggi kusen pintu/jendela.
o Ukur lebar dan tinggi daun pintu/jendela.
o Ketam dan potong daun pintu/jendela (bila terlalu lebar dan terlalu
tinggi).
o Masukkan/pasang daun pintu/jendela pada kusennya, stel sampai masuk
dengan toleransi kelonggaran 3 – 5 mm, baik ke arah lebar maupun
kearah tinggi.
o Lepaskan daun pintu/jendela, pasang/tanam engsel daun pintu pada
tiang daun pintu (sisi tebal) dengan jarak dari sisi bagian bawah 30 cm,
dan dari sisi bagian atas 25 cm (untuk pintu/jendela dengan 2 engsel), dan
pada bagian tengah (untuk pintu dengan 3 engsel)
o Masukkan/pasang lagi daun pintu/jendela pada kusennya, stel sampai
baik kedudukannya, kemudian beri tanda pada tiang kusen pintu/jendela
tempat engsel yang sesuai dengan engsel pada daun pintu/jendela.
o Lepaskan sebelah bagian engsel pada daun pintu/jendela dengan cara
melepas pennya, kemudian pasang/tanam pada tiang kusen
o Pasang kembali daun pintu/jendela pada kusennya dengan memasangkan
engselnya, kemudian masukkan pennya sampai pas, sehingga
o terpasanglah daun pintu pada kusen pintunya.
o Coba daun pintu/jendela dengan cara membuka dan menutup.
o Bila masih dianggap kurang pas, lepaskan daun pintu/jendela dengan cara
melepaskan pen.
o Stel lagi sampai daun pintu/jendela dapat membuka dan menutup
dengan baik, rata dan lurus dengan kusen
1. C. Pemasangan kaca
o Letakkan daun pintu/jendela dengan posisi alur terletak pada bagian atas.
Usahakan letakkan pada meja yang luasnya minimal sama dengan luas
daun pintu. Atau letakkan pada lantai yang datar.
o Haluskan seluruh sisi kaca agar tidak tajam.
o Pasangkan lembaran kaca dengan hati-hati, gunakan selembar karton atau
kain untuk memegang kaca.
o Pasang paku pada list kayu sebelum dipasang pada keempat sisi daun
pintu/jendela.
o Setelah lis terpasang, perlahan masukkan paku dengan martil.
o Sebaiknya letakkan selembar kain di atas permukaan kaca yang sedang
dipasang lis kayu. Ini untuk menghindari goresan pada permukaan kaca
karena gerakan martil
- presisi.
- warna.
o Pada hantaran di atas langit-langit, harus diklem pada bagian bawah plat /
balok atau pada balok kayu rangka langit-langit.
o Untuk hantaran/tarikan kabel yang menyusur dinding bata/beton pada
shaft harus diklem atau dengan papan dan kabeltrey bila jaringan terlalu
rumit (banyak).
o Stop kontak dan saklar. Pemasangan stop kontak setinggi > 40 cm dari
lantai, saklar dipasang setinggi
o 150 cm dari lantai (bila tidak ditentukan spesifikasinya). Pemasangan stop
kontak dan saklar harus rata dengan dinding.
o Box / kotak Panel bodynya harus diarde, untuk menghindari adanya arus.
PEKERJAAN PENGECATAN
1. Pengecatan
o Bersihkan permukaan dinding dari debu , kotoran dan bekas percikan
plesteran dengan kain lap.
Persiapan
Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan pemipaan instalasi
air bersih dan air kotor.
Sebelum pekerjaan dilaksanakan, terlebih dahulu material kerja dan alat bantu
kerja disiapkan.
Pasang pipa PVC kelas AW (diameter sesuai gambar kerja) beserta gate
valve, fitting dan accessories lainnya sesuai dengan tanda yang sudah dibuat.
Untuk pipa yang melintasi lantai (terutama lantai dasar, maka kedalaman
pipa harus cukup, minimal 50 cm supaya tidak mudah pecah.
Khusus untuk sambungan ke sanitary (kran), pipa diberi soket draat luar dan
diberi lapisan seal tape baru disambungkan ke alat sanitair.
Pasang pipa PVC kelas AW (diameter sesuai gambar kerja) beserta gate
valve, fitting dan accessories lainnya sesuai dengan tanda yang sudah dibuat.
Pipa PVC yang horizontal digantung pada plat lantai beton menggunakan besi
siku dan pipa diikat pada besi siku supaya tidak bergerak saat menerima beban air.
Pipa air kotor vertikal ditanam pada dinding, dikerjakan pada saat dinding
belum diplester + aci. Pipa yang ditanam di dinding harus diklem supaya tidak
bergerak saat menerima beban air.
Untuk lantai dasar, pipa air hujan diberi bantalan yang cukup kuat agar
sambungan tidak kendor akibat beban air hujan yang dapat menyebabkan
kebocoran.
Khusus untuk instalasi air bersih, sebelum digunakan pipa dibersihkan dahulu
(flushing) dari kotoran yang mungkin masih tersisa dalam pipa. Pembersihan pipa
dapat melalui lubang clean out.
a.1. Handling.
Untuk material – material Transformator dan MVDB, karena dimensinya besar dan
berat maka harus menggunakan bantuan mobil forklift atau sejenisnya.
a.1. Handling.
Untuk material – material LVMDB dan panel TR, karena dimensinya besar dan berat
maka harus menggunakan bantuan mobil forklift atau sejenisnya, sedangkan untuk
deminsi yang kecil sampai sedang bisa menggunakan tenaga manusia.
a.1. Handling.
· Pada saat pengecoran plat lantai, pekerjaan Penerangan dan Stopkontak dapat
segera dimulai dengan pemasangan sparing conduit bersamaan dengan pembesian
plat lantai.
· Setelah bekisting plat lantai dibongkar, maka pekerjaan wiring kabel untuk
elektrikal dan Stopkontak dapat segera dimulai sesuai shop drawing yang disetujui.
· Jika hasil test dinyatakan baik, maka pada saat pemasangan kerangka plafon
dimulai juga pemasangan armature lampu.
· Untuk Stopkontak pada saat pekerjaan bata (dinding) sparing dan wiring dimulai
dipasang pada dinding dimana titik Stopkontak diletakkan.
· Setelah dinding dilakukan finishing dan kondisi keamanan sudah terjamin (ruangan
terkunci) maka Stopkontak dapat dipasang.
a.1. Handling.
Untuk material – material pekerjaan ini tidak terlalu berat maka bisa menggunakan
tenaga manusia.
a.1. Handling.
Untuk material – material fire alarm, telpon dan Soun System (conduit, kabel,
klem), karena dimensinya tidak terlalu besar dan tidak terlalu berat maka untuk
pekerjaan yang dekat dengan gudang, pengangkutannya dapat menggunakan
tenaga manusia. Tetapi untuk yang lokasinya jauh maka pengangkutannya dapat
menggunakan bantuan mobil pengangkut.
Pada saat pengecoran plat lantai, pekerjaan instalasi Fire Alarm, Telpon dan
Sound System dapat segera dimulai dengan pemasangan sparing conduit
bersamaan dengan pembesian plat lantai.
Setelah bekisting plat lantai dibongkar, maka pekerjaan wiring kabel untuk Fire
Alarmn dan Telpon dapat segera dimulai sesuai shop drawing yang disetujui.
Pada saat pekerjaan bata (dinding), sparing dan wiring Fire Alarm dan Telpon
dipasang pada dinding dimana titik Fire Alarm (bell, manual station, dll) dan titik
outlet Telpon nanti diletakkan.
Setelah dinding dilakukan finishing, ceiling sudah terpasang dan kondisi keamanan
sudah terjamin (ruangan terkunci) maka titik Fire Alarm dan Detector, Outlet
Telpon dapat segera dipasang.
Setelah itu dilanjutkan dengan connection instalasi ke terminal box Fire Alarm dan
TB Telpon di masing – masing lantai.
Connection terminal box per lantai dengan MDF Fire Alarm, MDF Telpon, dan
MDF Sound System
Test fungsi
6. COMMISIONING.
Program ujicoba pabrik dilakukan berdasrkan rencana yang disepakati. Masing
masing system dilakukan ujicoba secara parsial yang kemudian digabungkan dengan
ujicoba keseluruhan dimana hasil uji coba tersebut diharapkan berhasil dan diserah
terimakan ke Pemilik.
Rencana tersebut selalu disempurnakan sesuai dengan target dimana apabila ada
masalah dapat ditangani dengan baik.
Agar Proses tersebut berjalan dengan baik maka perlu dipastikan bahwa teknikal uji
coba sudah dipahami dan dimengerti sehingga tidak menimbulkan masalah. Dan
kualitas kerja menjadi prioritas sehingga dapat mengurangi masalah dikemudian
hari.
7. Managemen Pengiriman.
Bagian logistic CV. Marsada Putra merupakan bagian yang penting demi tercapainya
pengiriman material ke lokasi. Dan mereka harus menjalin kerjasama dengan
lingkungan , tranportasi dan berbagai pihak sehingga pengiriman dapat berjalan
lancar.
Material yang telah dikirim disimpan di gudang menunggu untuk di gunakan di
lokasi. Proses penyimpann dilakukan sedemian rupa sehingga penumpukan
material dapat dihindari.
Material dikirim ke loasi dari gudang dengan mobil pick up atau forklift . Dan
material tersebut telah ditandai sehingga dihindari salah kirim.
8. Fasilitas Kesehatan
Kondisi lokasi yang sehat dapat meningkatan kesehatan pekerja, dimana kebersihan
lokasi menjadi prioritas masing masing personil. Fist AID bok dan accident box
disediakan di lokasi proyek apabila dibutuhkan maka dapat segera digunakan.
Rencana Kebakaran.
Apabila terjadi kebakaran maka tiap personel sudah mengetahui point untuk
kumpul sehingga dapat mudah untuk dikoordinasikan. Dan agar hal tersebut dapat
berjalan lancar maka perlu dilakukan latihan agar masing masing personel dapat
memahami keselamatan apabila terjadi kebakaran.
Acces Site.
Akses ke site harus dikontrol sehingga dapat diawasi pekerja yang benar atau
orang lain yang tidak berkepentingan masuk ke lokasi. Parkir kendaran perlu
juga diatur agar tidak terjadi penumpukan kendaraan disatu sisi dan
menimbulkan kepadatan.
Route untuk ambulan dan pemadam kebakaran harus bersih sehingga aksesnya
berjalan lancar.
Manual Handling
Kendaraan berat yang lewat harus diatur sehingga tidak mengganggu sekitarnya
dan perlu diperhatikan beban yang ada sehingga tidak merusak jalan yang ada.
Kendaraan berat tidak diperbolehkan parker diluar proyek dan harus didalam
proyek sehingga mudah diawasi.
Izin Kerja.
Izin kerja dapat dibuat sesuai dengan kebutuhan dan diawasi sehingga dapat
dilakukan pencegahan kecelakaan kerja.
Project manager bertanggung jawab terhadap health and safety assessment yang
dilakukan oleh personel sehingga mereka mengerti kondisi lokasi dan bahaya yang
mungkin terjadi.
Risk Assesment.
Metode risk Assesment dilakukan oleh pihat yang telah mendapatkan izin sebagai
petugas HS . Sehingga dapat berhak melakukan assessment.
Metode tersebut harus dipahami oleh semua pihak.
10. LINGKUNGAN.
Rencana kerja CV. Marsada Putra mengkaitkan kondisi lingkungan yang ada
sehingga tidak menggangu lingkungan.
Material Sisa.
Material sisa proyek dikumpulkan disatu tempat sehingga tidak merusak
lingkungan.