Anda di halaman 1dari 29

BAB II

GAMBARAN UMUM DAN MANAJEMEN PROYEK

2.1 Gambaran Umum Proyek


2.1.1 Latar Belakang Proyek
Lokasi yang strategis menjadikan gedung Bank Indonesia ini sebuah gedung
perkantoran yang sempurna dalam artian bisa menunjang segala kebutuhan
pekerja dan konsumen, dalam segi akses jalan. Jalan yang melintas di depanpun
merupakan jalan utama bagi para pengendara yang datang dari luar kota maupun
dalam kota. Oleh sebab itu gedung ini mempunyai lokasi yang strategis bagi para
pekerja dan konsumen.

2.1.2 Nama Proyek


Nama proyek yang dibangun adalah proyek pembangunan gedung Bank
Indonesia

2.1.3 Lokasi Proyek


Dilihat dari lokasi, proyek pembangunan gedung Bank Indonesia berada di
pusat kota Palangkaraya, berada dalam jalur yang mudah diakses dari semua
jurusan, dekat dengan pusat perbelanjaan yang ada di Parangkaraya, dan tidak
terlalu jauh dari Stasiun Bandung. Lokasi gedung Bank Indonesia ini terletak
persis depan jalan raya yang sangat mudah dijangkau.
Adapun letak pembangunan proyek tersebut adalah :
a. Sebelah utara : kampus universitas palangkaraya
b. Sebelah selatan : Pertokoan
c. Sebelah timur : Pemukiman
d. Sebelah barat : BPS Kota Palangkaraya

II-1
II-2

Untuk lebih jelas mengenai lokasi proyek pembangunan gedung Bank


Indonesia dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut ini.

Gambar 2. 1 Peta Lokasi Bank Indonesia (tanpa skala)


Sumber : Google Earth

Gambar 2. 2 Tampak depan Bank Indonesia Palangkaraya


II-3

2.1.4 Ruang Lingkup Proyek


Data Umum Proyek
Data-data yang berkaitan dengan proyek pembangunan gedung Bank
Indonesia Palangkaraya secara umum dapat dilihat dibawah sebagai berikut :
a. Nama Proyek : Pembangunan gedung Bank Indonesia
b. Lokasi Proyek : Jl. Diponegoro No.11 Langkai Kec.Pahandut Kota
Palangkaraya, Kalimantan Tengah 74874
c. Pemilik Proyek : PT. Consment Jaya Teknindo
d. Waktu Pelaksanaan Proyek

⮚ Awal Pelaksanaan :

⮚ Akhir Pelaksanaan :

e. Luas Bangunan : m²
f. Jumlah Lantai : 4 Lantai
g. Tinggi Bangunan : m
h. Luas per Lantai : 1m²
i. Konsultan Perencana

⮚ Konsultan ME : PT. Anggara

⮚ Konsultan Arsitektur : PT. Anggara

j. Kontraktor Sipil : PT. Wika Gedung


k. Kontraktor Plambing : PT. Consment Jaya Teknindo
l. Konsultan Pengawas : PT. Tethagra Catur Matra
Berikut ini adalah gambar tampak pada gedung Bank Indonesia di
Palangkaraya. Gambar 2.2 adalah gambar tampak depan, dan gambar 2.3 adalah
gambar tampak samping kiri.
II-4

Gambar 2. 3 Tampak Depan


II-5

Gambar 2. 4 Tampak Samping Kiri


II-6

2.1.5 Peruntukan Bangunan


Peruntukan bangunan gedung Bank Indonesia adalah sebagai Berikut:
1. Lantai 1
Terdapat lobi, lobi lift, dan 5 guest room superrior yang terdiri dari 3
kamar dengan ukuran double bed dan 2 kamar twin bed. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.6.
2. Lantai 2 sampai 4
Terdiri dari 10 guest room yang terdiri dari 7 kamar dengan ukuran twin
bed dan 3 kamar double bed, dan lobi lift. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada gambar 2.7 sampai dengan 2.9.
II-7

Gambar 2. 5 Denah lantai Basement


II-8

Gambar 2. 6 Denah Lantai Ground Floor


II-9

Gambar 2. 7 Denah Lantai satu


II-10

Gambar 2. 8 Denah Lantai dua


II-11

Gambar 2. 9 Denah Lantai Tiga


II-12

Gambar 2. 10 Denah Lantai Empat


II-13

2.2 Manajemen Proyek


2.1.1 Pengertian Manajemen Proyek Konstruksi
Manajemen dan manajemen proyek konstruksi adalah dua sebutan yang
sebenarnya mempunyai prinsip dan fungsi manajemen yang sama, keduanya
memberikan arahan agar bertindak sistematis dalam mencapai apa yang telah
direncanakan dengan tepat, efektif, efisien.
Manajemen proyek adalah manajemen yang penerapannya lebih banyak
menggunakan pendekatan sarana dan prasarana. Itulah yang merupakan
karakteristik khas proyek sesuai dengan sifat dan ciri khas proyek.
Fungsi atau peranan manajemen (proses manajemen) :
a. Merencanakan (Planning)
b. Melaksanakan (Do)
c. Mengorganisasikan (Organizing)
d. Mengkoordinasikan (Coordinating)
e. Mengendalikan (Controlling)
f. Memimpin (Leading)
Proyek adalah suatu kegiatan yang terorganisir dengan menggunakan
sumber-sumber yang dijalankan selama waktu tertentu, yang mempunyai titik
awal saat dimulainya kegiatan dan titik akhir yaitu pada saat selesainya seluruh
kegiatan.
Pendekatan manajemen proyek menitikberatkan pada hubungan yang
terjalin antara kontraktor, owner, dan pihak-pihak yang terlibat dalam
pembangunan fisik suatu proyek konstruksi.
Hubungan antara satu pihak dengan pihak yang lain dalam suatu manajemen
proyek dapat terdiri dari hubungan kerja, yaitu :
1. Hubungan Fungsional
Hubungan funsional adalah hubungan sesuai dengan fungsi masing-masing
pihak yang terlibat dalam proyek, seperti hubungan antara konsultan
perencana dengan kontraktor. Misalnya pada tahap desain dimana konsultan
perencana berfungsi sebagai perencana, sedangkan kontraktor belum
berfungsi. Demikian pula sebaliknya, bila pada saat pelaksana konstruksi
terdapat masalah yang berkaitan dengan masalah perercanaan, penyelesaian
II-14

masalah tergantung pada hubungan kerja sama (kontrak) antara pemilik


dengan perencana dan kontraktor.
2. Hubungan Kontrak
Hubungan kerja sama (kontrak) adalah hubungan berdasarkan kontrak kerja
antara dua pihak atau lebih. Kontrak merupakan kesepakatan (perjanjian)
secara sukarela antara dua pihak yang mempunyai kekuatan hukum.
Berikut struktur kontraktual dan hubungan kerja proyek pembangunan
gedung Hotel deJava Bandung sebagai berikut :

OWNER

Konsultan Pengawas
(PT.Tethagra
Catur Matra)
)

Kontraktor Plambing
(PT.Konsment Jaya
Teknindo)

Gambar 2. 11 Skema Kontrak dan Hubungan Kerja

Secara garis besar skema Kontrak dan Hubungan Kerja dapat dijelaskan
hubungannya antara ketiga pihak tersebut sebagai berikut :

▪ konsultan Pengawas dibentuk oleh owner secara Swakelola dengan tujuan

mengawasi jalannya proyek pembangunan, dan hubungan antara pengawas


dengan owner yaitu memberikan laporan tentang jalannya proyek kepada
owner.
II-15

▪ Owner dan kontraktor pelaksana terkait dalam suatu kontak yang secara

bersama-sama membuat kesepakatan yang dituangkan dalam bentuk surat


perjanjian borongan.

▪ Konsultan pengawas dengan Kontaktor Pelaksana tidak terikat kontrak

tetapi memiliki hubungan kerja yang mana mengawasi pekerjaan agar


sesuai dengan waktu yang ditentukan dalam kontak kerja.

Hubungan kerja, fungsi serta tugas dari unsur-unsur yang terlibat dalam
pelaksanaan pembangunan ini dapat dijelaskan sebagai berikut :
A. Pemilik Proyek (owner)
Pemilik proyek adalah pihak yang memberikan tugas. Pemberi tugas ini dapat
berbentuk suatu badan usaha atau lembaga ataupun perorangan yang memberikan
tugas pada pelaksana untuk melaksanakan proyek yang sesuai dengan perintah
kerja dan surat perjanjian pemborong.
Pemilik proyek pembangunan gedung Bank Indonesia ini adalah Bank
Indonesia . Adapun tugas dan wewenang pemilik proyek adalah sebagai berikut :

● Menyediakan seluruh biaya pekerjaan.

● Membentuk panitia pembangunan untuk mengatur dana dan mengawasi

segala hal yang menyangkut pelaksanaanya.

● Mengesahkan dokumen kontrak

● Menyetujui atau menolak perubahan pekerjaan.

Dalam pelaksanaannya, pemilik proyek menunjuk salah seorang yang bertugas


sebagai pemimpin pelaksana proyek yang dibantu tim teknis yang disebut panitia
pembangunan. Adapun tugas dari panitia pembangunan adalah sbagai berikut :

● Mengeluarkan Surat Perintah Kerja (SPK) dan instruksi.

● Mengatur biaya yang harus disediakan untuk pembangunan.

● Menyelesaikan masalah perijinan proyek.


II-16

● Mengawasi jadwal pelaksanaan.

● Mengawasi mutu kerja.

B. Konsultan Pengawas
Konsultan pengawas adalah pihak yang mengawasi pekerjaan pada proyek
pembangunan gedung Bank Indonesia agar dalam pelaksanaan pembangunan
tidak ada hambatan sehingga pelaksanaan pembangunan dapat berjalan dengan
lancar.
Konsultan pengawas pada proyek pembangunan gedung Bank Indonesia
dilakukan dengan swakelola dari PT. Tethagra Catur Matra. Adapun tugas dan
wewenang konsultan pengawas adalah sebagai berikut :

● Melakukan pengawasan selama pelaksanaan dalam segala hal yang

berhubungan dengan pelaksanaan pembangunan.

● Mengawasi dan meneliti kemajuan pelaksanaan konstruksi fisik.

● Memeriksa dan mengawasi pekerjaan kontraktor.

● Memeriksa dan menilai gambar kerja.

● Member altrenatif solusi untuk penyelesaian masalah-masalah yang

dihadapi di lapangan.

● Membuat laporan kerja dan menyerahkan laporan kerja tersebut kepada

pemilik proyek.

C. Kontraktor (Pelaksana)
Pelaksana merupakan lembaga atau badan hukum yang bergerak dalam bidang
usaha yang memberikan jasa dan memiliki kemampuan untuk melaksanakan
pembangunan suatu proyek berdasarkan ikatan kerja dan telah mengadakan
perjanjian dengan pemilik proyek untuk melaksanakan proyek pembangunan
dengan syarat-syarat yang telah disetujui bersama antar kedua pihak.
II-17

m. Pelaksana pemasangan instalasi plambing air bersih pada proyek pembangunan


gedung Bank Indonesia ini adalah PT.Consment Jaya Teknindo dimana
kontraktor pelaksana yang melaksanakan proyek di bawah naungan owner
serta diawasi oleh konsultan pengawas yaitu PT.Tethagra Catur Matra
(swakelola). Adapun tugas dan wewenang kontraktor pelaksana PT. Tethagra
Catur Matra adalah sebagai berikut :

● Sebelum memulai pekerjaan tim pelaksana membuat rencana kerja yang

berupa jadwal kerja (time schedule).

● Memimpin dan mengatur pelaksanaan proyek.

● Memeriksa ulang gambar-gambar instalasi plambing air bersih yang dibuat

oleh konsultan perencana.

● Melaksanakan pekerjaan pemasangan instalasi plambing air bersih di

lapangan sesuai dengan gambar yang telah dibuat oleh Konsultan


perencana dan yang telah disetujui oleh pemilik proyek.

● Menyediakan sarana yang diperlukan untuk melaksanakan proyek, baik

tenaga ahli, mandor, tukang, serta alat-alat pendukung termasuk material-


material.

● Menjamin pelaksanaan dilapangan agar proyek pembangunan dapat

diselesaikan sesuai waktu yang telah ditetapkan.

● Membuat dokumentasi yang menggambarkan kemajuan pelaksanaan

pembangunan proyek.

● Membuat laporan sesuai dengan kegiatan yang dilaksanakan.

2.1.2 Sumber Dana


Sumber dana yang digunakan pada tahap pelaksanaan konstruksi diperoleh
dari Owner, dana pembangunan proyek dikeluarkan atas persetujuan owner yang
digunakan untuk membiayai seluruh pekerjaan.
II-18

2.1.3 Struktur Organisasi Proyek


Dalam suatu pekerjaan konstruksi yang relatif sederhana kemungkinan
besar dapat dilaksanakan dengan atau tanpa adanya suatu wadah atau organisasi,
namun suatu organisasi akan sangat berperan penting dalam mengatur kegiatan
agar satu dengan yang lainnya dapat saling berkomunikasi, meningkat dengan
sekian banyaknya keterlibatan orang-orang yang bekerja dalam berbagai macam
bidang kerja yang berlainan.
Dengan adanya organisasi kerja yang baik kemungkinan akan terbentuknya
suatu organisasi yang sadar akan hasil yang hendak dicapai yaitu efisiensi yang
tinggi dan tepat waktu, itupun jika didukung oleh manajemen proyek yang baik
pula. Proses pengorganisasian ini meliputi perincian pekerjaan dan
pengkoordinasian pekerjaan, dan ini terjadi dalam struktur tertentu
(Reksohadiprojo, 1987).
Organisasi proyek merupakan wadah kerja yang terdiri dari beberapa unsur
yang saling mengikat satu dengan yang lainnya dan mempunyai hubungan kerja
serta tanggung jawab yang jelas dalam pelaksanaan suatu proyek. Tujuan dari
organisasi proyek adalah untuk mempertegas hubungan kerja dalam proses
sehingga dapat dicapai suatu hasil kerja yang diharapkan.
Organisasi proyek adalah struktur organisasi formal untuk memudahkan dan
memberikan kejelasan komunikasi internal proyek kepada yang berkepentingan
langsung. Hal ini sesuai dengan tingkat jabatan dan keperluannya. Selain itu juga
untuk kepentingan komunikasi/hubungan kerja dengan pemilik proyek atau
konsultan.
Beberapa keuntungan dari organisasi yaitu :

● Sebagai alat pembagi tugas antara masing-masing yang terlibat dalam kegiatan.

● Sebagai koordinasi masing-masing unit kegiatan agar dapat berjalan dengan

lancar.

● Sebagai alat penempatan tenaga ahli sesuai dengan spesialis.

● Sebagai alat pengawsan pimpinan terhadap bawahan dapat dilakukan dengan

mudah.
II-19

Adapun struktur organisasi kontraktor plambing PT. Consment Jaya


Teknindo pada proyek tempat praktikan melakukan kerja praktek yaitu sebagai
berikut :

QUALITY CONTROL

SUPERVISOR MECANICAL

Gambar 2.11 Skema Organisasi PT. Consment Jaya Teknindo


Sumber : PT. Consment Jaya Teknindo

Hubungan kerja, fungsi serta tugas dari unsur-unsur yang terlibat pada struktur
organisai PT. Consment Jaya Teknindo ini dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Project Manager
Seorang project manager mempunyai tanggung jawab dan tugas yang
bermacam-macam, tidak hanya terfokus pada hal-hal yang teknis sifatnya.
Seorang project manager harus mempunyai kemampuan membuat tim proyek
agar tetap solid, mampu memonitor dan mengontrol budget dengan membuat
bar chart dan critical path serta mempunyai kemampuan analisis resiko yang
baik. Berikut adalah tugas dari seorang Project Manager :

● Mengidentifikasi dan menyelesaikan potensi masalah yang akan timbul

agar dapat diantisipasi secara dini.


II-20

● Melakukan koordinasi (tim proyek, manajemen, dan lain-lain).

● Dibantu semua koordinator menyiapkan rencana kerja operasi proyek,

meliputi aspek teknis, waktu, administrasi dan keuangan proyek.

● Melaksanakan dan mengontrol operasional proyek sehingga operasi

proyek dapat berjalan sesuai dengan rencana (on track).

● Mengkomunikasikan dalam bentuk lisan dan tertulis (Laporan Kemajuan

Pekerjaan).

● Seorang Project Manager harus mengontrol proyek yang ditanganinya.

Proyek harus selesai sesuai dengan budget, sesuai dengan spesifikasi, dan
waktu.

● Proyek yang ditangani harus mempunyai return yang nyata terhadap

organisasi. Taat kepada setiap kebijakan yang dikeluarkan organisasi,


harus mengambil keputusan dengan wewenang yang terbatas dari
organisasi.
2. Site Manager
Site Manager bertanggung jawab pada pelaksanaan pekerjaan keseluruhan
baik biaya, waktu dan mutu, dapat diuraikan dalam beberapa bagian :

● Tugas Perencanaan

a. Merencanakan “time schedule” pelaksanaan proyek sesuai dengan


kewajiban dari perusahaan terhadap pemilik proyek atau kepentingan
perusahaan sendiri.
b. Merencanakan pemakaian bahan dan alat dan pekerjaan instalasi untuk
setiap proyek yang ditangani sesuai dengan volume dan waktu
penggunaannnya.

● Tugas dan kontroling pengarahan

a. Memberikan instruksi pekerjaan dan pengarahan kepada pelaksana dalam


menunjang pelaksanaan proyek. Instruksi-instruksi pekerjaan secara
II-21

umum dapat diberikan secara lisan dan yang bersifat khusus dibukukan
dalam buku instruksi pengawas.
b. Mengadakan kontrol terhadap pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan
instruksi-instruksi yang diberikan baik segi teknis, kualitas pekerjaan,
maupun time schedule nya.
c. Mengadakan control disiplin kerja dari pelaksana-pelaksana proyek,
mandor maupun tenaga kerja sesuai dengan tugas, kewajiban dan
wewenang masing-masing.

● Tugas Laporan

a. Membicarakan masalah-masalah khusus dan kesulitan-kesulitan teknis.


b. Membuat laporan mingguan yang mencakup kegiatan proyek, kesulitan-
kesulitan proyek, dan hal-hal khusus yang perlu dilaporkan.
c. Membicarakan kesulitan-kesulitan, rencana detail bangunan.

● Tugas pengaturan tenaga

a. Mengatur penggunaan tenaga pekerja di proyek untuk menunjang


rencana time schedule.
b. Menyetujui dan menerima tenaga pelaksana, mandor, dan pekerja sesuai
dengan target dari kantor dan menugaskan sesuai dengan tujuan masing-
masing.
c. Mengusulkan hal-hal yang dapat menunjang pengarahan tenaga
pelaksana.
d. Memberikan data-data untuk perhitungan upah tenaga untuk dihitung
oleh budget control, mengecek ulang perhitungan upah untuk Project
Manager.
3. Quality Control
Berikut tugas dan tanggung jawab utama quality control antara lain adalah:

● Mempelajari dan memahami spesifikasi teknis yang digunakan pada

proyek konstruksi tersebut.

● Memeriksa kelayakan peralatan pengendalian mutu yang digunakan.


II-22

● Melaksanakan pengujian mutu terhadap bahan atau material yang

digunakan.

● Mempelajari perencanaan mutu yang dipakai pada pekerjaan.

● Mencegah terjadinya penyimpangan mutu dalam pelaksanaan pekerjaan

konstruksi.

● Menyiapkan bahan laporan yang terkait pemeriksaan atau pengendalian

mutu dari pekerjaan .

● Mempelajari metode kerja yang digunakan agar sesuai spesifikasi teknis

yang dipakai.

● Membuat teguran baik lisan maupun tulisan jika terjadi penyimpangan

dalam pekerjaan proyek.

● Menyiapkan dan memberikan data pemeriksaan mutu yang dibutuhkan

oleh quality assurance.

● Memeriksa dan menjaga kualitas pekerjaan dari subkontraktor agar sesuai

dengan spesifikasi teknis yang berlaku.


4. Logistik dan Keuangan
Logistik proyek adalah suatu bagian profesi yang ada dalam rangkaian
struktur organisasi proyek dengan tugas pendatangan, penyimpanan dan
penyaluran material atau alat proyek ke bagian pelaksana lapangan. Tugas
logistik proyek ada beberapa macam yang jika dilaksanakan dengan baik
diharapkan kegiatan pelaksanaan pembangunan dapat berjalan dengan lancar.
Berikut ini beberapa tugas yang dilakukan:

● Mencari dan mensurvey data jumlah material beserta harga bahan dari

beberapa supplier atau toko material bangunan sebagai data untuk memilih
harga bahan termurah dan memenuhi standar kualitas yang telah
ditetapkan.
II-23

● Melakukan pembelian barang atau alat ke supplier atau toko bahan

bangunan dengan melaksanakan seleksi sebelumnya sehingga bisa


mendapatkan harga material termurah pada supplier terpilih.

● Menyediakan dan mengatur tempat penyimpanan material yang sudah

didatangkan ke area proyek sehingga dapat tertata rapi dan terkontrol


dengan baik jumlah pendatangan dan pemakaianya.

● Membuat label keterangan pada barang yang disimpan untuk menghindari

kesalahan penggunaan akibat tertukar dengan barang lain.

● Melakukan pencatatan keluar masuknya barang serta bertanggung jawab

atas pendatangan dan ketersediaan material yang dibutuhkan dalam


pelaksanaan pembangunan.

● Mengelola persediaan barang dalam jumlah yang cukup pada waktu

material tersebut diperlukan dengan biaya termurah serta memenuhi


persyaratan mutu spesifikasi bahan dalam kontrak konstuksi.

● Membuat dan menyusun laporan material sesuai dengan format yang

sudah menjadi standar perusahaan kontraktor .

● Membuat berita acara mengenai penerimaan atau penolakan material

setelah melalui quality control.

● Menyusun macam-macam laporan logistik yang diminta oleh perusahaan.

● Berkoordinasi dengan pelaksana lapangan dan bagian teknik proyek

mengenai jumlah dan schedule pendatangan bahan yang dibutuhkan pada


masing-masing waktu pelaksanaan pembangunan.
5. Drafter
Drafter berkerja sama dengan engineer di pekerjaan proyek dengan
spesifikasi penanggung jawab dalam hal membuat, mengatur, melaksanakan
kegiatan drawing. Adapun uraian tugas dan tanggung jawab drafter adalah
sebagai berikut :
II-24

a. Membuat perencanaan kegiatan operasional drawing.


Merencanakan program kerja sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya.
b. Mengatur kegiatan operasional drawing
Mengatur filling soft copy di komputer dan hard copy.
c. Melaksanakan kegiatan operasional drawing

● Membuat gambar-gambar kerja sesuai pengarahan Engineer proyek dan

schedule yang ditetapkan.

● Memeriksa kesesuaian gambar for construction dari konsultan / owner

terkait dengan bidang kerja lainnya (MEP, sipil / arsitek, landscape, dan
lain-lain), untuk diterapkan dalam pembuatan shop drawing.

● Memeriksa kelengkapan dan sistim gambar sesuai dengan standar yang

telah ditetapkan.

● Menyusun dan menyiapkan dokumen As Built Drawing.

● Melaksanakan peraturan tata tertib, sistem dan prosedur proyek.

● Memelihara semua gambar yang menjadi arsip di proyek.

● Memelihara aset yang ada di bagiannya dengan baik (komputer, software,

hardware).

● Mengajukan usulan-usulan perbaikan.

● Mengerjakan tugas-tugas lainnya yang berkaitan dengan pekerjaan proyek

di bidangnya yang diberikan oleh atasan langsung / lebih tinggi.


6. Warehouse
Tugas Pekerjaan sebagai warehouse / pergudangan :

● Mempersiapkan pesanan dan memproses permintaan dan pesanan pasokan.

● Melengkapi data yang dibutuhkan pengiriman.


II-25

● Melengkapi persyaratan pemeliharaan preventif; mengatur untuk

perbaikan sarana pengangkutan dari dan ke gudang.

● Mempertahankan kualitas layanan dengan mengikuti standar organisasi.

● Mempertahankan lingkungan kerja yang aman dan bersih, sesuai dengan

prosedur, aturan, dan peraturan.

● Melengkapi laporan dengan memasukkan informasi yang diperlukan.

● Mempertahankan pengetahuan teknis dengan menghadiri lokakarya

pendidikan; meninjau publikasi.

● Membuat catatan administrasi persediaan barang, yang meliputi jenis

barang, kode barang dan jumlah barang dengan benar.

● Merapikan setiap penempatan barang yang ada di gudang berdasarkan

kelompok barang dengan baik dan teratur.

● Menyiapkan barang yang akan dikirimkan ke pelanggan berdasarkan urat

jalan yang diterima dari Bagian Administrasi .

● Melakukan perhitungan fisik barang manual setiap hari.

● Melakukan koordinasi dengan Admin Supervisor dan Sales Supervisor

yang berhubungan dengan stock barang.

● Melakukan pengaturan bawahannya dalam pendistribusian pengiriman.

7. Supervisor Mekanikal
Uraian Tugas dan Tanggung Jawab Tenaga Ahli Mekanikal Perencanaan
Gedung :

● Bertanggung jawab atas hasil perencanaan pada bidangnya.

● Mendukung dan memberi input terhadap desain yang dihasilkan.

● Konsultasi dengan tim desain lainnya.


II-26

● Mengadakan review dan diskusi.

● Mengumpulkan serta mengolah data dan informasi lapangan.

● Perencanaan jaringan air bersih.

● Perencanaan jaringan air kotor.

● Mempersiapkan bahan-bahan untuk pemaparan.

● Bertanggungjawab atas hasil perencanaan pada bidangnya.

● Mendukung dan memberi input terhadap design yang dihasilkan.

● Memberikan informasi kepada ahli Elektrikal.

● Konsultasi dengan tim desain lainnya.

● Mengadakan review dan diskusi.

● Mengumpulkan serta mengolah data dan informasi lapangan.

8. Supervisor Elektrikal
Berikut adalah uraian tugas pelaksana lapangan pekerjaan Supervisor
Elektrikal :

● Mempelajari dokumen teknis kontrak pelaksanaan proyek sesuai

bidangnya.

● Mempelajari gambar kerja (shop drawing).

● Memberi masukan untuk membuat rencana pelaksanaan pekerjaan.

● Melakukan persiapan pelaksanaan pekerjaan.

● Mengatur pelaksanaan pekerjaan.


II-27

● Mengawasi memantau dan mengevaluasi pelaksanaan pekerjaan sub

kontraktor.

● Koordinasi dengan bidang terkait (struktur dan arsitektur).

● Mengendalikan pelaksanaan pekerjaan dilapangan agar berjalan efisien

dan efektif.

● Memeriksa hasil pelaksanaan pekerjaan pada bidangnya sesuai shop

drawing spesifikasi teknis yang dipersyaratkan dan manajemen mutu yang


diharapkan.

● Mengukur hasil pekerjaan dilapangan meliputi kualitas, kuantitas dan

waktu testing.

● Menyiapkan data untuk pembuatan gambar yang telah dilaksanakan (as

built drawing).

● Membuat laporan pelaksanaan pekerjaan secara berkala.

● Menyiapkan bahan pedoman operasi dan pemeliharaan berikut

pelatihannya.
9. Administrasi Warehouse

● Lakukan proses untuk mengirimkan tagihan kode dan cek permintaan.

● Memasukan data yang berkaitan dengan administrasi logistik ke dalam

sistem pengiriman.

● Menyiapkan dokumentasi pengiriman dan mengembangkan hubungan

yang baik dengan agen pengiriman (transportasi/ pengangkutan).

● Terlibat secara umum dalam pengadaan, pemrosesan pesanan.

● Berinteraksi dengan pelanggan sehubungan dengan jadwal bagian dan

pengiriman yang mempertahankan basis data klien.


II-28

● Mempertahankan faktur database kinerja vendor.

● Menyiapkan catatan pengiriman untuk agen di lapangan untuk memastikan

pengiriman dan korespondensi yang tepat waktu.

● Berinteraksi dengan pemasok eksternal yang terkait dengan pengiriman

sampel untuk rekan departemen organisasi saat cuti atau tidak hadir.

● Mengembangkan dan memelihara hubungan dengan departemen teknik

untuk pergerakan barang atau barang perbaikan.

● Berinteraksi dengan pemasok eksternal dan internal sehubungan dengan

penyampaian catatan umum bersamaan dengan tugas kantor.

● Berpartisipasi dalam administrasi catatan penjualan internal dan prosedur.

● Menerima pengiriman dan memastikan kualitas dan kuantitas.


II-29

Contents
BAB II GAMBARAN UMUM DAN MANAJEMEN PROYEK 1
2.1 Gambaran Umum Proyek 1
2.1.1 Latar Belakang Proyek 1
2.1.2 Nama Proyek 1
2.1.3 Lokasi Proyek 1
2.1.4 Ruang Lingkup Proyek 3
2.1.5 Peruntukan Bangunan 6
2.2 Manajemen Proyek 13
2.2.1 Pengertian Manajemen Proyek Konstruksi 13
2.2.2 Sumber Dana 17
2.2.3 Struktur Organisasi Proyek 17

Anda mungkin juga menyukai