Anda di halaman 1dari 38

BAB VII – Penampang Built-Up

BAB VII
PENAMPANG BUILT-UP

7.1 Balok Dengan Pelat Penutup


Jika profil W terbesar yang ada tidak mencukupi untuk memikul beban,
dapat diambil beberapa alternatif. Yang paling ekonomis adalah
dengan menggunakan baja dengan mutu lebih tinggi, tetapi jika hal ini
tidak memungkinkan, dapat dilakukan salah satu hal berikut: (1) pasang
dua atau lebih profil W bersebelahan (solusi ini mahal), (2) gunakan
pelat penutup pada flens balok, (3) gunakan profil built-up, (4) gunakan
pelat girder, atau (5) gunakan rangka baja. Sus bab ini hanya
membahas alternatif balok dengan pelat penutup. Sub bab berikutnya
membahas profil built-up, dan sub bab lainnya membahas pelat girder.
Dalam hal momen yang harus ditahan sedikit melampaui
momen yang dapat ditahan oleh profil W paling tinggi, dapat
digunakan pelat penutup. Pada kasus tertentu arsitek membatasi tinggi
balok sehingga momen yang dapat ditahan sangat terbatas, dan pelat
penutup dapat menyelesaikan masalah ini. Jika tidak ada keterbatasan
tinggi balok dan tidak tersedia profil W untuk memikul beban maka
akan ekonomis jika digunakan pelat penutup pada flens balok. Dalam
perencanaan dapat digunakan profil W yang lebih kecil dari momen
maksimum dan memberikan pelat penutup. Pelat ini dapat dipotong
pada tempat momen yang kecil, sehingga dapat menghemat baja.
Penerapan seperti ini sangat umum pada balok menerus.
Jika tinggi balok dibatasi, dapat dipilih tinggi profil dengan
memberikan ruang bebas di atas dan bawah flens untuk pelat penutup.

Gambar 7.1

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 226
BAB VII – Penampang Built-Up

Tinjau Gambar 7.1. Dalam penurunan berikut ini, Z adalah


modulus plastis profil built-up, ZW adalah modulus plastis profil W, d
adalah tinggi profil, tP adalah tebal satu pelat penutup, Ap adalah luas
satu pelat penutup. Luas satu pelat penutup yang diperlukan dihitung
dari:
Mu
Z yang diperlukan =
b Fy

Z total untuk penampang built-up harus lebih besar atau sama


dengan Z yang diperlukan yang didapat dari kontribusi profil W dan
pelat penutup:

Z yang diperlukan = Zw + Zpelat

d t 
= Z w  2 Ap   p 
2 2

Z yang diperlukan - Zw
Ap 
d  tp

Contoh 7.1
Pilih balok dengan tinggi maksimum 29,50 in. untuk beban dan bentang
dalam Gambar 7.2. Digunakan baja 50 ksi dan balok diasumsikan
mempunyai sokongan lateral penuh pada flens tekan.

Gambar 7.2

Solusi:

Asumsikan berat balok = 350 lb/ft

wu = (1,2)(6,35) + (1,6)(9,5) = 22,82 k/ft

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 227
BAB VII – Penampang Built-Up

(22,82)( 40) 2
Mu = = 4564 ft-k
8

Mu (12)(4564)
Z yang diperlukan =   1217 in 3
b Fy (0,9)(50)

Profil W24 x 408 hanya satu-satunya profil W dengan tinggi


29,50 in. yang memenuhi Z yang diperlukan. Profil ini sangat berat
sehingga diputuskan untuk menggunakan profil lain yang lebih ringan
dengan pelat tambahan.

Coba W27 x 146 (d = 27,8 in., Zx = 461 in3., bf = 13,965 in.)


Asumsikan tebal pelat 1 in.

Z yang diperlukan - Zw 1217,1  461


Ap    26,64 in 2
d  tp 27,38  1,0

Gunakan profil W27 x 146 dengan satu pelat 1 x 28 pada setiap


flens.

7.2 Penampang W Built-up


Berikut ini akan didefinisikan profil W built-up dan pelat girder
sehingga untuk pembahasan selanjutnya akan lebih jelas perbedaan
dari keduanya.
Dalam Bab G dari Spesifikasi LRFD diberikan definisi tentang
balok (profil giling atau profil W built-up) dan pelat girder. Disebutkan
bahwa pelat girder dibedakan dengan balok berdasarkan kelangsingan
web. Kelangsingan ini didasarkan pada rasio h/tw. Huruf h menyatakan
(1) jarak bersih antara kedua flens kurang dari dua kali jari-jari sudut
profil giling, (2) jarak antara dua baris alat penyambung profil built-up,
atau (3) jarak bersih antara dua flens profil built-up jika digunakan las.
Samua nilai ini diberikan dalam Gambar 7.3. Jika h/tw lebih besar dari
r (yaitu batas rasio lebar-tebal, di atas nilai ini web diklasifikasikan
sebagai non-kompak dalam Bagian B5 LRFD), suatu elemen
dikelompokkan sebagai pelat girder dan dapat diterapkan standar
dalam Apendik G dari Spesifikasi LRFD, sebagaimana diberikan dalam
Gambar 7.4.

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 228
BAB VII – Penampang Built-Up

Gambar 7.3 Nilai h

Suatu penampang dikelompokkan sebagai pelat girder jika h/tw


dari webnya > 970/ Fyf . (Beberapa nilai berlaku untuk web yang
menerima lentur dan aksial tekan atau untuk elemen dengan ukuran
flens yang berbeda. Untuk kondisi seperti ini perlu mengacu pada
Bagian B5 Apendik B5.1 LRFD).

Jadi profil ini adalah pelat girder.

Gambar 7.4 Apakah ini pelat girder jika Fyf = 36 ksi?

Perlu diperhatikan bahwa dalam menerapkan ratio 970/ Fyf


harus digunakan tegangan leleh flens Fyf dan bukan tegangan leleh web
Fyw karena untuk tekuk inelastis dari web girder hibrid akibat lentur
tergantung pada regangan dalam flens.
Dengan Spesifikasi LRFD seringkali didapat penghematan secara
keseluruhan jika digunakan profil W built-up dan bukan pelat girder.
Dengan profil W built-up, web akan cukup tebal untuk memikul geser
tanpa terjadi tekuk. Meskipun profil ini dengan web tanpa pengaku
akan lebih berat dari pada pelat girder untuk bentang dan beban yang

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 229
BAB VII – Penampang Built-Up

sama, harga keseluruhan seringkali lebih kecil karena biaya pabrikasi


yang lebih kecil. Selain itu, perhitungan perencanaan banyak
berkurang.
Menurut Spesifikasi F1.2d LRFD, analisa plastis diijinkan untuk
balok kompak jika memenuhi persyaratan tertentu yaitu simetris
tunggal dan ganda dan dibebani pada bidang simetrinya. Jika melentur
terhadap sumbu utamanya panjang tanpa sokongan dari flens tekan
pada lokasi sendi plastis dari mekanisme keruntuhan tidak boleh lebih
dari nilai yang diberikan dalam Bab F Spesifikasi LRFD.
Menurut Tabel B5-1 dari Spesifikasi LRFD, suatu penampang
kompak jika:

bf 65 h 640
 dan 
2t f Fy tw Fyf

Setelah ukuran web yang kompak dipilih untuk suatu elemen W


built-up, langkah selanjutnya adalah memilih dimensi flens. Tinjau
Gambar 7.5. Kekuatan lentur rencana total dari girder dalam gambar
sama dengan kekuatan lentur dari web ditambah kekuatan lentur
flensnya.
Modulus plastis dari seluruh girder sama dengan momen statis
dari luas web tarik dan tekan terhadap sumbu netral ditambah dengan
momen statis dari kedua flens terhadap sumbu netral. Dari rumusan di
atas dapat ditentukan luas satu flens yang diperlukan.

Mu
Z total yang diperlukan dari girder =
b Fy
h t 
Z terpasang = tw   (2)  Ap   f (2)
 h  h 
 2  4  2 2 

 w  Ap h  t f 
Mu t h2
b Fy 4

Mu t h2
 w
b Fy h  t f  4h  t f 
Ap yang diperlukan =

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 230
BAB VII – Penampang Built-Up

Gambar 7.5

Contoh 7.2
Rencanakan penampang built-up las dengan tinggi 60 in. tanpa
pengaku (stiffener) diantaranya untuk bentang sederhana 70 ft dengan
beban mati layan 1 k/ft dan beban hidup layan 2 k/ft. Penampang ini
disambungkan antara dua kolom (jadi tidak perlu pengaku tumpuan
ujung/end-bearing stiffener sebagaimana dijelaskan dalam Sub Bab
7.8) dan balok ini mempunyai pengaku lateral menerus sepanjang flens
tekannya. Mutu baja A36, las fillet SMAW, elektroda E70.

Solusi:
Geser dan momen maksimum

Asumsikan berat sendiri girder = 200 lb/ft

wu = (1,2)(1,2) + (1,6)(2) = 4,64 k/ft

(4,64)(70) 2
Mu   2842 ft - k
8

Vu = (35)(4,64) = 162,4 k

Perencanaan web dan flens kompak

M u (12)(2842)
Z yang diperlukan =   1052,6 in 3
Fy (0,9)(36)

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 231
BAB VII – Penampang Built-Up

Dimensi web yang diperlukan

640 640
Agar web kompak h/tw harus    107
Fyf 36

Asumsikan h = 60 – 2 = 58 in.

58
tw minimum =  0,542 in. Ambil 169 in.
107

Coba web 9
16
x 58 (Aw = 32,62 in.2)

h 58
 9  103,1
tw 16

Karena nilai ini > 418/ Fyf = 70 (lihat LRFD Apendik G-4) maka
diperlukan pengaku transversal. Tetapi jika Vu  Vn sebagaimana
ditentukan dari LRFD Apendik Pers. A-F2-3 dan A-G3-3, pengaku tidak
diperlukan. (Hal ini akan dibahas dalam Sub Bab 7.5).
Selain mensubstitusi ke dalam rumus di atas, nilai vVn / Aw
dapat dihitung dari Tabel 10-36 dalam Part 6 Manual LRFD dengan a/h
> 3,0 dan h/tw = 103,1 (a adalah jarak bersih antara pengaku
transversal).

vVn
 11,2 ksi
Aw

Vu 162,4
  4,98 ksi  11,2 ksi
Aw 32,62

Jadi pengaku tidak diperlukan.

Luas flens

Mu twh 2
Af  
b Fy h  t p  4h  t p 

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 232
BAB VII – Penampang Built-Up

Asumsikan pelat ¾ in.

(12)(2842) (58) 2
Af   16
 9,87 in 2
(0,9)(36)(58  0,75) (4)(58  0,75)

Coba pelat ¾ x 14 pada setiap flens (10,5 in.2). Apakah flens kompak?

bf 14 65
  9,33   10,8
2t f (2)(0,75) 36

Periksa penampang

Z  (29)169 (14,5)(2)  (14)(0,75)(29,375)(2)  1090 in 3  1052,6 in 3

9
Gunakan web 16
x 58 dan flens ¾ x 14.

Komentar terhadap solusi di atas

1. Dalam beberapa kasus tabel dalam Part 4 Manual LRFD dengan


judul “Built-Up Wide-Flange Sections” sangat berguna untuk
menrencanakan jenis penampang ini.
2. Jika penampang yang dipilih non-kompak, balok harus
direncanakan berdasarkan persyaratan Apendik F1 dari
Spesifikasi LRFD.

7.3 Pendahuluan Pelat Girder


Pelat girder adalah penempang I yang disusun dari beberapa pelat atau
profil giling. (lihat Gambar 7.4). Umumnya profil ini mempunyai
kekuatan rencana yang besarnya diantara profil giling dan rangka baja.
Beberapa susunan yang memungkinkan dari pelat girder diberikan
dalam Gambar 7.6. Girder dengan sambungan baut yang sudah jarang
digunakan diberikan dalam gabmar (a) dan (b), sedangkan jenis
sambungan las diberikan dalam gambar (c) s.d. (f). Sekarang ini pelat
girder banyak dibuat dengan sambungan las (meskipun di lapangan
dapat digunakan sambungan baut dengan bantuan pelat), bab ini
sebagian besar membahas balok sambungan las.

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 233
BAB VII – Penampang Built-Up

Gambar 7.6

Girder las yang diberikan dalam Gambar 7.6(d) disusun untuk


mengurangi pemakaian las dibandingkan girder dalam Gambar (c),
tetapi dengan susunan seperti ini akan menimbulkan situasi korosi
yang lebih buruk jika girder tidak terlindung. Box girder dalam Gambar
(g), kadang-kadang digunakan pada lokasi momen yang besar dari
tinggi girder yang terbatas. Box girder mempunyai tahanan torsi dan
tekuk lateral yang besar. Keuntungan lain, box girder sangat efisien
untuk elemen lengkung karena kekuatan torsi yang tinggi.
Pelat dan profil giling dapat disusun untuk membentuk pelat
girder untuk memenuhi hampir seluruh dimensi yang diperlukan.
Tetapi untuk ukuran pelat girder yang kecil, keuntungan tersebut tidak
akan didapat karena biaya pabrikasi yang mahal. Misalnya profil W36
dapat digantikan oleh pelat girder dengan dua kali (secara pendekatan)
tinggi girder yang memerlukan baja lebih sedikit dan mempunyai
defleksi yang lebih kecil; tetapi biaya pabrikasi yang tinggi akan
menghapuskan kemungkinan tersebut.
Sekarang ini, jembatan jalan raya dengan bentang kurang dari
80 ft dibuat dari balok baja, sedangkan untuk bentang yang lebih
panjang dibuat dari pelat girder. Untuk beban yang besar seperti

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 234
BAB VII – Penampang Built-Up

jembatan kereta api, pelat girder akan kompetitif untuk bentang antara
45 s.d. 50 ft.
Batas atas ekonomis dari bentang pelat girder tergantung pada
banyak faktor antara lain: (a) apakah jembatan tumpuan sederhana
atau menerus, (b) jembatan jalan raya atau kereta api, (c) penampang
terbesar yang dapat dikirim ke lapangan, dll. Secara umum, pelat girder
akan ekonomis untuk jembatan kereta api untuk bentang antara 50 s.d.
130 ft (15 s.d. 40 m) dan untuk jembatan jalan kereta api dengan
bentang antara 80 s.d. 150 ft (24 s.d. 46 m). Tetapi pelat girder
seringkali kompetitif untuk bentang yang lebih besar, khususnya jika
menerus. Kenyataannya, pelat girder ini biasa dipakai untuk bentang
200 ft (61 m) dan telah dibangun untuk bentang 400 ft (122 m).
Misalnya bentang utama dari jembatan menerus pelat girder dipakai
pada jembatan Bonn-Beuel yang melintasi sungai Rhine di German
dengan bentang 643 ft.
Pelat girder tidak hanya digunakan pada jembatan, tetapi juga
biasa digunakan pada bangunan dengan beban terpusat yang besar.
Misalnya untuk ruang pertemuan tanpa kolom pada bangunan seperti
dalam Gambar 7.7. Pelat girder dalam lantai tersebut harus memikul
beban kolom yang sangat besar dari lantai di atasnya. Pelat girder pada
bangunan seperti ini biasanya mudah dianalisa karena tidak ada beban
bergerak, meskipun untuk beberapa bangunan terdapat beban
bergerak dari crane.

Gambar 7.7

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 235
BAB VII – Penampang Built-Up

Alternatif lain yang ekonomis sebagai pengganti pelat girder


adalah rangka batang. Pada umumnya pelat girder mempunyai
keuntungan lain dibandingkan dengan rangka baja, yaitu:

1. Berat baja lebih rendah dari rangka tetapi lebih tinggi dari profil
giling.
2. Pelaksanaan lebih cepat dibandingkan dengan rangka.
3. Karena sifat pelat girder yang lebih kompak, getaran dan beban
kejut bukan masalah yang serius.
4. Pelat girder memerlukan lebih sedikit bentang bersih vertikal
yang lebih kecil dibandingkan rangka.
5. Pelat girder mempunyai lebih sedikit titik kritis dibandingkan
dengan rangka.
6. Sambungan yang buruk pada pelat girder tidak menimbulkan
bencana seperti pada rangka.
7. Bahaya cedera kecelakaan pada pelat girder lebih kecil
dibandingkan pada rangka. Misalnya, jika sebuah truk melintas
diatas jembatan pelat girder mungkin hanya akan menyebabkan
lenturan kecil, tetapi akan menyebabkan keruntuhan pada
elemen rangka.
8. Pelat girder lebih mudah dicat dibandingkan rangka.

Sebaliknya, pelat girder mempunyai berat yang lebih besar


dibandingkan rangka untuk bentang dan beban yang sama, serta
membutuhkan sambungan yang banyak antara web dan flens.

7.4 Perbandingan Dimensi Pelat Girder

Tinggi
1 1
Tinggi pelat girder bervariasi dari 6
s.d. 15
bentang, dengan rata-rata
1 1
antara s.d. , tergantung kondisi pekerjaan. Salah satu kondisi yang
10 12
membatasi dimensi pelat girder adalah dimensi terbesar yang dapat
dipabrikasi di bengkel dan dikirim ke lapangan. Masalah yang mungkin
muncul adalah bentang bersih vertikal yang akan merintang
disepanjang rute ke lapangan.

Dimensi Web
Setelah tinggi girder ditentukan, dimensi lain dari girder dapat
ditentukan dari geser dan momen maksimum. Sebagaimana telah

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 236
BAB VII – Penampang Built-Up

dijelaskan dalam Sub Bab 10.2, web balok memikul hampir seluruh
beban geser; tegangan geser ini diasumsikan dalam Spesifikasi LRFD
terdistribusi merata sepanjang web. Tinggi web dapat dihitung dengan
mengurangi tinggi total girder dengan tebal flens (kurang lebih 1 s.d. 2
in. untuk setiap flens). Tinggi web biasanya dipilih pada inci terdekat,
karena pelat tidak tersedia dalam dimensi yang lebih kecil dari satuan
inci.
Saat pelat girder melentur, kelengkungannya membuat tekanan
vertikal dalam web seperti pada Gambar 7.8. Hal ini disebabkan oleh
komponen vertikal kebawah dari tegangan lentur flens tekan dan
komponen vertikal ke atas dari tegangan lentur lentur flens tarik.
Web harus mempunyai cukup kekuatan tekuk vertikal untuk
menahan pengaruh tekan seperti dalam Gambar 7.8. Masalah ini
dibahas dalam Apendik G1 Spesifikasi LFRD dengan memberikan
kelangsingan web maksimum yang diijinkan melalui nilai h/tw. Nilai ini
tergantung pada jarak pengaku yang dinyatakan oleh rasio a/h, dengan
a adalah jarak bersih antara pengaku transversal. Tujuan dari nilai
pembatasan ini adalah untuk mencegah tekuk vertikal dari flens girder
ke arah web sebelum tegangan leleh dicapai pada flens.
Jika digunakan pengaku transversal dan jaraknya kurang dari 1½
kali h, rasio maksimumnya adalah

Untuk a/h  1,5

h 2000
 (LRFD Pers. A-G1-1) (7.1)
tw Fyf

Gambar 7.8 Efek tekan pada web pelat girder

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 237
BAB VII – Penampang Built-Up

Jika tidak digunakan pengaku transversal atau jika jarak


pengaku transversal lebih dari 1½ h, rasio maksimum adalah

Untuk a/h > 1,5

h 14000

Fyf Fyf  16,5
(LRFD Pers. A-G1-2) (7.2)
tw

Dalam pembahasan ini diasumsikan bahwa jarak pengaku lebih


besar dari 1,5 jarak antara kedua flens. Jika digunakan baja A36 maka
web tidak boleh mempunyai rasio tinggi-tebal atau h/tw kurang dari
970/ Fyf = 970/ 36 = 162 dan masih dikelompokkan sebagai pelat
girder, juga tidak boleh lebih besar dari 14.000/ 36(36  16,5) = 322.
Jadi untuk mencoba penampang girder dengan baja A36, rasio tinggi-
tebal untuk web berada antara 162 dan 322. Dari sudut pandang
korosi, secara praktis umumnya digunakan tebal minimum. Untuk
girder jembatan biasa digunakan tebal minimum 83 in., sedangkan
untuk bangunan ½ atau 165 in.
Mungkin dapat digunakan girder dengan tinggi yang lebih
pendek untuk beban ringan, dan girder yang agak lebih tinggi
digunakan untuk menahan beban terpusat misalnya akibat beban
kolom dalam bangunan tinggi.

Dimensi Flens
Setelah dimensi web ditentukan, langkah selanjutnya adalah
menentukan luas flens sehingga flens tidak akan menerima beban
berlebihan akibat lentur. Kekuatan lentur total dari pelat girder sama
dengan kekuatan lentur flens ditambah dengan kekuatan lentur web.
Hampir seluruh kekuatan lentur berikan oleh flens dan satu rumus
pendekatan untuk menentukan luas flens adalah:

Af Fy h  M u

Dan didapat:

Mu
Af 
Fy h

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 238
BAB VII – Penampang Built-Up

Setelah Af dihitung dan dimensi ditentukan, kekkuatan lentur


totaldari girder dapat diperiksa dengan prosedur yang diberikan dalam
Sub Bab 7.6 dan 7.7.

7.5 Perbandingan Detail Dari Web

Tinjauan Terhadap Tekuk


Tinggi pelat girder telah dibahas dalam Sub Bab 7.4 dan disebutkan
bahwa tinggi rata-rata bervariasi antara 101 s.d. 121 dari panjang
bentang. Setelah tinggi total girder ditentukan, tinggi web dapat
diperkirakan sekitar 2 s.d. 4 in. lebih pendek dari tinggi total dan
dibulatkan ke satuan inci terdekat. Web dari pelat girder harus cukup
tebal untuk mencegah tekuk vertikal dari flens tekan. Pada saat flens
tekan dari balok tumpuan sederhana berdefleksi atau melentur ke
bawah, flens akan mendorong web sehingga web menerima tekan
vertikal. Besarnya gaya ke bawah ini diperkirakan sama dengan
tegangan lentur dalam flens tekan dikalikan dengan sinus sudut yang
dibentuk oleh lengkungan flens dengan sumbu horisontal.
Beban total yang dapat diterima oleh web sebelum web
mengalami tekuk dapat dihitung dari rumus Euler. Dari rumus ini dapat
juga ditentukan batas rasio tinggi-tebal untuk mencegah tekuk.
Berdasarkan penurunan tersebut (termasuk tegangan residual) rasio
maksimum dari web akan diberikan dalam sub bab terakhir dari bab ini.

Geser Web
Spesifikasi LRFD untuk pelat girder mengijinkan perencanaan
berdasarkan kekuatan pasca tekuk. Perencanaan dengan dasar ini
memberikan kekuatan girder yang lebih realistis. (Perencanaan seperti
ini belum tentu memberikan hasil yang lebih ekonomis karena
diperlukan pengaku yang lebih mahal). Jika girder dibebani hingga
terjadi tekuk awal, girder tidak akan runtuh karena adanya fenomena
aksi medan tarik (‘tension field action’).
Setelah terjadi tekuk awal suatu pelat girder akan berperilaku
seperti rangka. Web akan berperilaku seperti rangka dengan diagonal
tarik dan mampu memikul tambahan geser. Suatu lapisan dari web
berperilaku seperti batang diagonal dari suatu rangka dengan susunan
batang horisontal yang sejajar seperti pada Gambar 7.9. Pengaku

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 239
BAB VII – Penampang Built-Up

transversal akan mencegah flens untuk saling mendekat dan sebaliknya


flens mencegah pengaku transversal untuk saling mendekat. Pengaku
antara yang sebelum terjadi tekuk awal diasumsikan tidak menahan,
setelah terjadi tekuk pengaku akan memikul beban tekan (atau
berperilaku sebagai batang vertikal tekan dari suatu rangka) akibat
tarik diagonal. Akibatnya web dari pelat girder dapat menahan beban
sama dengan sampai dua atau tiga kali lipat pada saat terjadi tekuk
awal sebelum terjadi keruntuhan.
Pada saat terjadi tekuk awal akan timbul defleksi yang kecil,
tetapi setelah itu kekakuan girder akan menurun cukup besar sehingga
defleksi yang terjadi meningkat beberapa kali dari defleksi yang
dihitung dengan teori defleksi yang umum.
Geser ultimate atau total pada suatu panel (bagian dari girder
antara sepasang pengaku transversal) dapat menahan geser sama
dengan geser awal yang menyebabkan tekuk web ditambah geser yang
dapat ditahan oleh aksi medan tarik. Besarnya aksi medan tarik
tergantung pada dimensi panel.
Kekuatan geser rencana dari suatu pelat girder sama dengan
vVn dengan  v = 0,90 dan Vn sama dengan nilai yang ditentukan dari
rumus berikut dan diambil dari Apendik G3 Manual LRFD:

Jika h / tw  187 kv / Fyw


Vn  0,6 Aw Fyw (LRFD Pers. A-G3-1) (7.3)

Jika h / tw  187 kv / Fyw


 1  Cv 
Vn  0,6 Aw Fyw Cv   (LRFD Pers. A-G3-2) (7.4)
 1,15 1  (a / h) 2 

Gambar 7.9 Aksi medan tarik dalam web dari pelat girder

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 240
BAB VII – Penampang Built-Up

Untuk panel ujung dari girder non-hibrid, semua panel dari


girder hibrid, girder dengan web trapesium, dan jika a/h > 3,0 atau >
260h / tw 2 , aksi medan tarik tidak diijinkan dan
Vn  0,6 Aw FywCv
(LRFD Pers. A-G3-3) (7.5)

Besaran kv dan Cv yang digunakan dalam rumus di atas


didefinisikan sebagai berikut:

1. kv adalah koefisien tekuk pelat web.

5
= 5
( a / h) 2 (LRFD Pers. A-G3-4) (7.6)

Jika a/h > 3,0 atau > 260 / h / tw  , nilai di atas dipakai = 5,0.
2

2. Cv adalah rasio dari tegangan web kritis (menurut teori tekuk


linier) terhadap tegangan leleh geser dari bahan web sebagai
berikut:
Jika 187 kv / Fyw  h / tw  234 kv / Fyw

187 kv / Fyw
Cv 
h / tw (LRFD Pers. A-G3-5) (7.6)

Jika h / tw  234 kv / Fyw

44000kv
Cv 
h / tw 2 Fyw (LRFD Pers. A-G3-3) (7.7)

7.6 Perencanaan Pelat Girder Dengan Web Langsing, Dengan


Pengaku Lateral Penuh Pada Flens Tekan Kompak
Dalam Contoh 7.3 dipilih pelat girder dengan sokongan lateral penuh
pada flens tekannya. Karena dimensi girder tidak kompak, tidak
diperbolehkan menggunakan analisa plastis. Pengaku transversal akan

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 241
BAB VII – Penampang Built-Up

dibahas secara rinci pada bagian akhir dari bab ini, sehingga
perencanaannya tidak dimasukkan dalam contoh ini.
Jika pelat girder mempunyai web yang langsing (yaitu
h / tw  970 / Fyf ), kekuatan lenturnya akan lebih kecil dari nilai yang
dihitung dari kondisi batas leleh flens tekan dan tekuk, yang dihitung
dari rumus berikut:

M u  b M n dengan b  0,9

Untuk leleh flens tarik:

(LRFD Pers. A-G2-1) (7.8)

Untuk tekuk flens tekan:

(LRFD Pers. A-G2-2) (7.9)

dengan

(LRFD Pers. A-G2-3)


(7.10)

Re adalah faktor girder hibrid yang diberikan dalam Apendik G2


Manual LRFD dan untuk girder non-hibrid diambil 1,0.
ar adalah rasio luas web terhadap luas flens tekan 1,0.
Fcr adalah tegangan flens tekan kritis sebagaimana ditentukan
dalam Apendik G-2 Spesifikasi LRFD. Nilainya sama dengan Fyf jika flens
tekan diberi sokongan lateral penuh, yaitu jika .
Sxc dan Sxt masing-masing adalah modulus penampang terhadap
flens tekan dan tarik.
hc adalah dua kali jarak antara pusat penampang girder ke garis
sumbu sambungan terdekat pada flens tekan, atau muka bagian dalam
dari flens tekan jika digunakan las.

Contoh 7.3
Rencanakan pelat girder dengan las, baja A36 untuk bentang 70 ft dan
beban merata mati layan 2 k/ft dan beban hidup merata layan 3,5 k/ft.
Flens tekan mendapat sokongan lateral penuh. Tumpuan girder adalah

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 242
BAB VII – Penampang Built-Up

sederhana (sendi-rol) dan kedua ujugnya disambungkan ke kolom.


Tidak perlu merencanakan pengaku transversal.

Solusi:
Geser dan momen maksimum

Asumsikan berat pelat girder = 250 lb/ft

wu = (1,2)(2,25) + (1,6)(3,5) = 8,3 k/ft

Vu = (35)(8,3) = 290,5 k

Prarencana web

Asumsikan tinggi girder = ( )(12 x 70) = 84 in.

Asumsikan tinggi web = 84 – 2 = 82 in.

tw web minimum jika diasumsikan a/h > 1,5:

Maksimum tw untuk web non-kompak (untuk dikelompokkan sebagai


pelat girder) = 82/162 = 0,506 in. atau 0,50 in.
Pilih tw minimum = 5/16 in. (dan bukan 0,25 in., karena tebal korosi
minimum).

Prarencana flens
Gunakan rumus berikut untuk menentukan luas flens

Coba pelat 1 x 20 (Af = 22,5 in2). Apakah penampang kompak?

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 243
BAB VII – Penampang Built-Up

Periksa penampang girder

Karena

Perencanaan kekuatan lentur untuk tekuk flens-tekan.

Gunakan web x 82 dengan pelat 1 x 20 untuk setiap flens.

Catatan: Pemeriksaan geser pada girder akan menunjukkan bahwa


pengaku transversal diperlukan.

7.7 Perencanaan Pelat Girder Dengan Flens Non-Kompak dan


Tanpa Pengaku Lateral Pada Flens Tekan
Sebegaimana ditunjukkan dalam Sub Bab 7.6 bahwa tegangan flens
kritis Fcr untuk pelat girder dengan web langsing ( ),
flens kompak, dan dengan sokongan lateral penuh pada flens tekan
adalah Fyf. Jika dua kondisi terakhir ini tidak dipenuhi, maka perlu
meninjau kondisi batas dari tekuk lateral-torsional dan tekuk flens lokal
sebagaimana dijelaskan di bawah ini dan diambil nilai terkecil.

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 244
BAB VII – Penampang Built-Up

Jika

Fcr = Fyf (LRFD Pers. A-G2-4) (7.11)

Jika

(LRFD Pers. A-G2-5) (7.12)

Jika

(LRFD Pers. A-G2-6) (7.13)

Dalam persamaan di atas perlu menentukan parameter


kelangsingan untuk kondisi batas dari tekuk lateral torsional dan juga
kondisi batas dari tekuk lokal. Parameter kelangsingan yang
menghasilkan nilai Fcr terkecil adalah yang menentukan.
Untuk kondisi batas dari tekuk lateral torsional, nilai berikut ini
digunakan dalam Pers. (A-G2-5) dan (A-G2-6):

(LRFD Pers. A-G2-7) (7.14)

(LRFD Pers. A-G2-8) (7.15)

(LRFD Pers. A-G2-9) (7.16)

CPG = Koefisien pelat girder = 286.000 Cb (LRFD Pers. A-G2-10) (7.17)

(LRFD Pers. F1-3) (7.18)

rT = jari-jari girasi dari flens tekan ditambah dengan 1/3 bagian


tertekan dari web.

Untuk kondisi batas dari tekuk lokal flens, gunakan nilai berikut
ini:

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 245
BAB VII – Penampang Built-Up

(LRFD Pers. A-G2-11) (7.19)

(LRFD Pers. A-G2-12) (7.20)

(LRFD Pers. A-G2-13) (7.21)

(LRFD Pers. A-G2-14) (7.21)

Cb = 1,0
Dalam rumus di atas dan
Contoh 7.4 memberikan ilustrasi pemilihan penampang untuk
pelat girder tanpa sokongan lateral penuh pada flens tekan.

Contoh 7.4
Tentukan penampang pelat girder sambungan las untuk bentang 54 ft
tumpuan sederhana yang memikul beban mati merata 2 k/ft dan
beban hidup terpusat 150 k pada setiap 1/3 panjang bentang. Material
dari baja A36 dengan asumsi diberikan sokongan lateral flens tekan
pada setiap jarak 1/3 bentang. Untuk sementara tidak perlu mendesain
pengaku transversal.

Solusi:
Geser dan momen maksimum
Asumsikan berat sendiri balok = 400 lb/ft
Wu = (1,2)(2,4) = 2,88 k/ft
Pu = (1,6)(150) = 240 k
Menggambar diagram geser dan momen, Gambar 7.10.

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 246
BAB VII – Penampang Built-Up

Gambar 7.10
Prarencana web

Asumsikan tinggi girder = ( )(12 x 54) = 64,8 in.  ambil 64 in.

Asumsikan tinggi web = 64 – 2 = 62 in.

Tebal web minimum tw jika diasumsikan 0,193 in.

Maksimum tebal web untuk web non-kompak (dan


diklasifikasikan sebagai pelat girder) = 62/162 = 0,383 in.

Pilih tw = in. dengan perkiraan minimum korosi sekitar in.

Prarencana flens

Gunakan rumus berikut untuk memperkirakan luas flens.

Coba pelat 1 ¼ x 24 (Af = 30 in2). Apakah ini kompak?

(BAIK)

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 247
BAB VII – Penampang Built-Up

Periksa penampang girder

Menghitung modulus penampang

Jadi berlaku Apendik G.

Properti dari flens tekan ditambah 1/3 bagian web tertekan:

Periksa batasan dalam Apendik G. Jika a/h 1,5.

maksimum = = 333 > 165,3 (OK) (LRFD Pers. A-G1-1) (7.22)

Periksa kekuatan lentur rencana pada penampang dengan jarak 18 ft


dari tumpuan.

Untuk kondisi batas tekuk lateral-torsional:

=32,19 (LRFD Pers. A-G2-7) (7.23)

= parameter batas kelangsingan untuka elemen kompak,

(LRFD Pers. A-G2-8)


(7.24)

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 248
BAB VII – Penampang Built-Up

Jadi Fcr = Fyf = 36,0 ksi

Untuk kondisi batas tekuk lokal flens

(LRFD Pers. A-G2-11) (7.25)

(LRFD Pers. A-G2-12) (7.26)

Jadi Fcr = Fyf = 36,0 ksi

Kekuatan Lentur rencana

Fcr = 36 sebagaimana LRFD Pers. A-G2-4

(LRFD Pers. A-G2-3) (7.27)

Mn = (2091,7)(0,998)(1,0)(36) = 75.151 in-k = 6263 ft-k


(LRFD Pers. A-G2-2)
(7.28)

Periksa kekuatan lentur pada penampang dengan jarak 18 ft dari


tumpuan.

Mmaks = M @ 18 ft = 5253 ft-k


MA = M @ 4,5 ft = (317,76)(4,5)-(4,5)(2,88)(2,25) = 1401 ft-k
MB = M @ 9,0 ft = (317,76)(9,0)-(9,0)(2,88)(4,5) = 2743 ft-k
MC = M @ 13,5 ft = (317,76)(13,5)-(13,5)(2,88)(6,75) = 4027 ft-k

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 249
BAB VII – Penampang Built-Up

= 1,62 (LRFD Pers. F1-3) (7.29)

Jadi kekuatan lentur pada penampang ini mencukupi.

Untuk kondisi batas tekuk lateral-torsional

(LRFD Pers. A-G2-7) (7.30)

(LRFD Pers. A-G2-8) (7.31)

Jadi Fcr = 36,0 ksi

Untuk kondisi batas tekuk lokal flens. Seperti halnya untuk penampang
pada jarak 18 ft dari tumpuan Fcr = Fyf = 36 ksi dan RPG = 0,998.

Gunakan web x 62 dan satu pelat 1 ¼ x 24 untuk setiap flens.

7.8 Perencanaan Pengaku


Telah disebutkan sebelumnya, biasanya perlu pengaku untuk web dari
pelat girder yang tinggi dan tipis guna mencegah tekuk. Jika girder
dibaut, pengaku transversal ini mungkin akan terdiri dari sepasang siku
yang dibaut pada web dari girder. Jika girder dilas (kondisi ini yang
sering dilakukan di lapangan), pengaku transversal akan terdiri dari
sepasang pelat yang dilas pada web girder. Gambar 7.11
memperlihatkan jenis pengaku transversal ini.

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 250
BAB VII – Penampang Built-Up

Gambar 7.11

Pengaku ini dibagi dalam dua kelompok besar: pengaku


tumpuan yang mentransfer reaksi cukup besar atau beban terpusat ke
seluruh tinggi web, dan pengaku antara atau non-tumpuan, yang
dipasang pada interval tertentu sepanjang web untuk mencegah tekuk
akibat tekan diagonal. Tujuan lain dari pengaku tumpuan adalah
mentransfer beban yang berat ke web dari pelat girder tanpa
memindahkan seluruh beban ke sambungan flens.
Sebagaimana dijelaskan dalam Apendik F2.3 dari spesifikasi
LRFD, pengaku transversal dapat berupa pengaku tunggal ataupun
ganda. Pengaku ini tidak harus disambungkan dengan flens, kecuali
dalam kondisi berikut:
1. Kekuatan tumpuan diperlukan untuk mentransfer beban
terpusat atau reaksi.
2. Digunakan pengaku tunggal dan flens dari girder terdiri dari
pelat persegi. Untuk kondisi ini pengaku harus disambungkan ke
flens untuk menahan semua kemungkinan gaya angkat yang
disebabkan oleh torsi dalam flens.
3. Pengaku lateral disambungkan pada satu atau beberapa
pengaku transversal. Pengaku transversal harus disambungkan
ke flens tekan dengan kekuatan yang cukup untuk mentransfer
tidak kurang dari 1 % dari tegangan flens total kecuali jika flens
hanya tersusun dari profil siku.
Las yang digunakan untuk menyambung pengaku transversal ke
girder harus dipotong pada jarak tidak kurang dari 4 kali tebal web atau
lebih lebih dari 6 kali tebal web, dari sambungan las flens ke web.

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 251
BAB VII – Penampang Built-Up

Jika digunakan baut untuk menyambung pengaku transversal ke


web, jarak pengaku tersebut tidak boleh lebih dari 12 inci. Jika
digunakan las fillet yang tidak menerus, jarak bersih antara las tersebut
tidak boleh lebih dari 16 kali tebal web atau 10 inci.
Pengaku transversal yang dipasang di bawah beban terpusat
atau reaksi harus memenuhi persyaratan khusus karena kemungkinan
terjadinya kripling web atau tekuk web. Dalam kondisi demikian,
pengaku transversal harus direncanakan seperti kolom. Jika beban
yang bekerja adalah tarik, maka pengaku transversal harus dilas pada
flens yang dibebani. Jika beban adalah tekan, pengaku transversal
dapat dilas pada flens yang dibebani atau menumpu beban tersebut.

Pengaku Tumpuan
Pengaku tumpuan ditempatkan berpasangan pada web dari pelat
girder di ujung girder yang tidak disambung dengan kolom atau balok
lain dan dilokasi lain tempat beban terpusat. Pengaku ini harus
dipasang dengan tepat dan kuat terhadap flens yang dibebani dan
harus diperpanjang keluar sejauh mungkin ke sisi flens atau siku. Jika
beban normal pada flens girder adalah tarik, pengaku ini harus dilas
pada flens yang dibebani. Jika beban adalah tekan, maka harus
diberikan tumpuan yang baik antara flens dan pengaku ini. Untuk
mencapai tujuan ini, pengaku harus dilas ke flens atau ke kaki
terpanjang dari pengaku dapat dicetak.
Pengaku tumpuan untu kolom mempunyai jenis yang khusus
dan sulit untuk dianalisa karena pengaku ini harus memikul beban
bersamaan dengan web. Besar sokongan yang diberikan oleh kedua
komponen ini sulit diperhitungkan. Spesifikasi LRFD (K1.9) menyatakan
bahwa beban terfaktor atau reaksi tidak boleh melebihi kuat rencana
dari suatu kolom yang terdiri dari luas efektif pengaku transversal
ditambah dengan bagian web sebesar 12tw pada ujung girder dan 25 tw
pada beban terpusat diantara girder. Hanya bagian dari pengaku di luar
las fillet dari flens profil siku atau bagian luar dari flens ke las web (lihat
Gambar 7.11) yang dianggap efektif memikul beban. Panjang efektif
dari “kolom pengaku tumpuan” ini diasumsikan dalam Spesifikasi LRFD
(K1.9) sebesar 0,75h.
Pada ujung girder yang tidak disambung dengan kolom atau
balok lain diperlukan pengaku tumpuan ujung jika reaksi terfaktor Ru
lebih besar dari . Jika beban terpusat pada bentang atau reaksi
lebih besar dari maka diperlukan pengaku tumpuan dalam.

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 252
BAB VII – Penampang Built-Up

Jika beban terpusat bekerja pada jarak tertentu dari ujung balok
yang lebih besar dari tinggi balok d.

(LRFD Pers. K1-2)


(7.32)

Jika beban terpusat bekerja pada jarak tertentu dari ujung balok
yang kurang atau sama dengan tinggi balok d.

(LRFD Pers. K1-3) (7.33)

Dalam rumus di atas:

k = jarak dari serat terluar flens ke tumit web, in.


N = panjang tumpuan (tidak kurang dari k untuk tumpuan
ujung), in.
= 1,0

Pengaku Antara
Pengaku antara atau pengaku bukan tumpuan disebut juga pengaku
stabilitas atau pengaku antara menurut Spesifikasi LRFD Apendik G4
tidak diperlukan jika atau jika geser terfaktor
dengan Cv dihitung dengan rumus berikut yang
sesuai, dengan menggunakan kv = 5,0 dan = 0,90.

Jika

(LRFD Pers. A-G3-5) (7.34)

Jika

(LRFD Pers. A-G3-6) (7.35)

Spesifikasi LRFD juga memberikan batasan pada rasio panel


(a/h) untuk pelat girder, meskipun tegangan geser kecil. Tujuan dari
batasan ini adalah untuk memfasilitasi dalam pengiriman girder selama

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 253
BAB VII – Penampang Built-Up

pelaksanaan dan pemasangan. Spesifikasi Apendik G3 menyatakan


bahwa aksi medan tarik tidak diperbolehkan untuk panel ujung dalam
pelat girder non-hibrid, untuk semua panel hibrid dan pelat girder
dengan web dengan lebar yang menyempit, dan jika a/h > 30 atau >
> dan bahwa

(LRFD Pers. A-G3-3) (7.36)

Perlu dicatat bahwa jika jarak pengaku-antara pengecil, Cv


menjadi besar dan demikian juga dengan kapasitas geser dari girder.
Spesifikasi LRFD Apendik F2.3 menyatakan bahwa momen
inersia dari pengaku-antara transversal terhadap sumbu yang melalui
titik pusat web girder jika digunakan sepasang pengaku, atau terhadap
sisi muka yang kontak dengan web jika digunakan pengaku tunggal,
tidak boleh kurang dari

dengan (LRFD Pers. A-F2-4) (7.37)

Apendik G4 dari Spesifikasi LRFD menyatakan bahwa jika


mendesain aksi medan tarik, luas pengaku Ast tidak boleh kurang dari
nilai yang diberikan dalam rumus berikut:

(LRFD Pers. A-G4-1) (7.38)


Dalam rumus di atas D diambil sama dengan 1,0 untuk pengaku
ganda, 1,8 untuk pengaku siku tunggal, dan 2,4 untuk pengaku pelat-
tunggal. Cv dan Vn didefinisikan dalam Apendik G3, sedangkan Vu
adalah geser terfaktor pada penampang yang ditinjau.
Nilai yang diberikan untuk minimum Ist, J, dan minimum Ast
adalah sama dengan yang disyaratkan oleh AASHTO dalam spesifikasi
untuk desain faktor beban untuk jembatan baja [Standard Spesification
for Highway Bridges, 14th ed. 1989 (Washington, D.C.: American
Association of State Highway and Transportation Officials), p. 145.]

Pengaku Longitudinal

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 254
BAB VII – Penampang Built-Up

Pengaku longitudinal meskipun tidak seefektif pengaku transversal


masih sering digunakan untuk pelat girder jembatan karena banyak
perencanaan merasa lebih menarik. Karena pengaku longitudinal jarak
digunakan dalam pelat girder gedung maka tidak dibahas dalam buku
ini.

7.9 Interaksi Lentur-Geser


Jika suatu pelat girder dengan web yang tergantung pada aksi medan
tarik menerima geser dan memen yang besar pada lokasi yang sama,
girder tidak dapat memberikan kapasitas penuh dalam geser dan
momen. Oleh karena itu digunakan persamaan interaksi empiris untuk
memeriksa kecukupan dari girder. Rumus berikut ini sangat cocok
dengan hasil uji.
Jika dan jika
dengan = 0,90, pelat girder yang didesain untuk aksi medan tarik juga
harus memenuhi persamaan interaksi berikut.

(LRFD Pers. A-G5-1) (7.39)

Dalam persamaan di atas Mn adalah kekuatan lentur nominal


dari girder sebagaimana ditentukan dalam Apendik G2, = 0,90 dan Vn
adalah kuat geser nominal dari girder seperti yang dijelaskan dalam
Apendik G3. Nilai Mu tidak boleh melebihi , dan Vu tidak boleh
lebih dari dengan = 0,90 untu kedua kasus.
Pengaku tumpuan dan pengaku-antara direncanakan dalam
Contoh 7.5 untuk pelat girder yang sama dengan Contoh 7.4. Girder
juga diperiksa dengan interaksi lentur-geser pada beberapa lokasi.

Contoh 7.5
Rencanakan pengaku tumpuan dan pengaku antara untuk pelat girder
dalam Contoh 7.4. Periksa dengan persamaan interaksi lentur-geser
pada penampang 6, 12, dan 18 ft dari tumpuan girder.

Solusi:

Pengaku Tumpuan Ujung


(a) Apakah pengaku tumpuan ujung diperlukan?

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 255
BAB VII – Penampang Built-Up

Asumsikan reaksi tumpuan berupa titik (N = 0) dan asumsikan


las fillet in untuk sambungan web-flens.
Periksa leleh web lokal

k = jarak dari sisi luar flens ke las fillet ujung web

(LRFD Pers. K1-2) (7.40)

< 317,76 k  Pengaku tumpuan ujung diperlukan.


Setelah pemeriksaan leleh lokal web memenuhi syarat (
317,76 k), masih perlu diperiksa kriteria dalam Spesifikasi LRFD Bagian
K1.4 dan K1.5 sebelum ditetapkan bahwa pengaku tumpuan ujung
tidak diperlukan.

(b) Perencanaan Pengaku Tumpuan Ujung


Coba dua pengaku ¾ x 11 seperti pada Gambar 7.12.
Periksa rasio lebar-tebal (Tabel B5.1 Spesifikasi LRFD)

(OK)

Periksa kekuatan kolom dari pengaku (luas arsir pada Gambar


7.12).

Gambar 7.12 Pengaku Tumpuan Ujung

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 256
BAB VII – Penampang Built-Up

(abaikan kontribusi web yang sangat kecil)

A dari kolom =

KL = (0,75)(62) = 46,5 in

Dari Tabel 3.36 Bagian 6 Manual LRFD didapat 30,51 ksi atau
dapat ditentukan dari rumus LRFD yang sesuai: E2-2 atau E2-3.

(OK)

Cek kriteria tumpuan

= luas proyeksi tumpuan atau pengaku dikurangi ½ in. dari


lebar 11-in. masing-masing pengaku untuk mengurangi las web-ke-
flens seperti pada Gambar 7.11(b).

(OK)

Gunakan dua pelat ¾ x 11 x 5 ft 1¾ untuk pengaku tumpuan (


gunakan 62 in. dan bukan 61¾ untuk kemudahan pemasangan).

(c) Perancangan pengaku tumpuan dalam


Prosedur perancangan untuk pengaku tumpuan dalam adalah
sama dengan pengaku tumpuan ujung, kecuali panjang 25tw dari web
dapat dihitung sebagai bagian dari “kolom” dibandingkan dengan nilai

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 257
BAB VII – Penampang Built-Up

12tw yang digunakan pada pengaku ujung. Di sini digunakan dimensi


pengaku pada beban terpusat pada reaksi ujung.

Pengaku Antara
(a) Apakah diperlukan pengaku antara?

Jadi diperlukan pengaku antara.

(b) Apakah diijinkan aksi medan tarik?


Menurut LRFD Apendik G3, aksi medan tarik tidak diijinkan
dalam panel ujung dari girder non-hibrid.

(c) Jarak pengaku antara ditentukan dengan coba-coba


Di sini diasumsikan jarak tertentu dari ujung girder ke pengaku
pertama, hitung untuk melihat apakah pengaku cukup kuat
memikul geser , coba jarak lain, dan seterusnya sampai .
Setelah dicoba jarak 72 in., 54 in., 48 in., dan 45 in. (semuanya
tidak memenuhi), dicoba untuk jarak 42 in., seperti di bawah ini.

Coba jarak 42 in. ke pengaku pertama

(OK ) (LRFD Pers. A-F2-4) (7.41)

(LRFD Pers. A-G3-4) (7.42)

(LRFD Pers. A-G3-6) (7.43)

(LRFD Pers. A-G3-3) (7.44)

(OK)

Gunakan jarak 42 in. ke pengaku pertama dari ujung girder.

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 258
BAB VII – Penampang Built-Up

Tegangan geser masih sedikit diluar jarak 42 in. dari ujung


girder, seperti terlihat dalam Gambar 7.10, yaitu 317,76 – ( )(2,88) =
307,68 k. Jadi, kita dapat menggunakan jarak yang sedikit lebih besar
dan melakukan prosedur perhitungan ulang seperti di atas untuk
menentukan . Tetapi prosedur di atas akan lebih mudah dengan
menggunakan Tabel 9-50 dalam Manual LRFD Part 6, untuk
menentukan jarak pengaku, seperti yang dilakukan di bawah ini.

(d) Jarak pengaku antara dengan menggunakan Manual LRFD

Dari Tabel 9-50, dapat ditentukan sebesar 0,684 dengan


interpolasi ganda.

Gunakan jarak 42 in. ke pengaku pertama

Apakah diperlukan pengaku tambahan?

Vu pada pengaku interior pertama = 317,76 – ( )(2,88) = 307,68 k

dengan interpolasi ganda = 0,702

= (0,702)(62) = 43,52 in.

Jadi jarak pengaku terus bertambah.

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 259
BAB VII – Penampang Built-Up

Gambar 7.13 Diagram jarak pengaku

Gunakan 1 pengaku pada jarak 42 in dan jarak selanjutnya =


. pusat ke pusat. Lihat Gambar 7.13.

(e) Cek panel tengah 18 ft.

k = 5,0;

Jadi pengaku antara tidak diperlukan.

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 260
BAB VII – Penampang Built-Up

(f) Perancangan pengaku antara


Perancangan pengaku tanpa aksi medan tarik berarti bahwa
kita harus memenuhi rumus momen inersia minimum yang
diberikan dalam Apendik F2.3.

J = 3,45 untuk jarak 42 in.

Minimum =

Akan banyak kemungkinan ukuran pengaku. Di sini akan dicoba


dua pengaku.

Coba pengaku dari pelat tunggal ½ x 6

> 7,64 in4 (OK)

Coba pelat pengaku ganda ½ x 4½

> 7,64 in4 (OK)

Jadi gunakan pelat pengaku tunggal ½ x 6

(g) Cek rumus interaksi lentur-geser


Hitung nilai Vu, Mu dan nilai lainnya yang diperlukan dalam
rumus interaksi A-G5-1 pada titik dengan jarak 6, 12, dan 18 ft dari
ujung bentang.

Jarak dari Vu Mu Vn Mn 0,6Vn/Mn Vu/Mu Vn/0,75 Mn


ujung (kips) (ft-kips) (kips) (ft-kips) (kips) (kips) (kips)
tumpuan (ft)
6 300,5 1854,7 353 6263 0,0338 0,162 0,0780
12 283,2 3605,8 353 6263 0,0338 0,079 0,0780
18 265,9 5253,1 353 6263 0,0338 0,051 0,0780
Karena 0,6 Vn/Mn < Vu/Mu > Vn/0,75 Mn, maka tidak perlu
memeriksa interaksi lentur-geser.

Kumpulan Soal

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 261
BAB VII – Penampang Built-Up

7.1 Tentukan pelat penutup profil W dengan batasan tinggi 18,00 in.
untuk memikul beban servis seperti pada gambar. Gunakan baja
A36 dan asumsikan balok mempunyai sokongan lateral penuh
pada flens tekan. (Jawab: Salah satu solusi adalah W16 x 36
dengan pelat 1 ½ x 14 pada setiap flens).

7.2 Arsitek mensyaratkan tinggi balok tidak boleh lebih dari 16,50 in
untuk memikul beban layan mati merata 4 klf, tidak termasuk
berat sendiri balok, beban layan hidup merata 6 klf untuk bentang
tumpuan sederhana 24 ft. Gunakan baja A572 dengan Fy = 50 ksi
dan pengaku dengan sokongan lateral penuh pada flens tekan.

7.3 Rencanakan profil las built-up WF tinggi 48 in. tanpa pengaku


antara untuk tumpuan sederhana 50 ft untuk memikul beban layan
mati 1 klf (tidak termasuka berat sendir balok) dan beban layan
hidup 1,8 klf. Profil ini akan disambungkan antara dua kolom dan
mempunyai pengaku lateral menerus pada flens tekan. Gunakan
baja A36. (Salah satu solusi: web 7/16 x 46 in. dan masing-masing
flens 5/8 x 10 in.)

7.4 Ulangi Soal 7.3 jika panjang bentang 60 ft dan baja A572 (Fy = 50
ksi).

7.5 Rencanakan pelat girder las dengan baja A36 untuk bentang 60 ft
dan beban layan mati merata 2,0 klf (tidak termasuk berat sendiri
balok) dan beban layan hidup 4,5 klf. Flens tekan mendapat
sokongan lateral penuh. Girder mempunyai tumpuan sederhana
dan tidak dihubungkan dengan kolom. Tidak perlu merencanakan
pengaku transversal. (Salah satu solusi: web 5/16 x 70 dengan
pelat 1 x 22 untuk setiap flens).

7.6 Ulangi Soal 7.5 jika digunakan baja A572 (Fy = 50 ksi).

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 262
BAB VII – Penampang Built-Up

7.7 Tentukan penampang untuk pelat girder las dengan bentang dan
beban seperti pada gambar di bawah. Gunakan baja A36 dan
diberikan sokongan lateral untuk flens tekan pada tumpuan dan
tempat beban terpusat. Tidak perlu menrencanakan pengaku
transversal (Salah satu solusi: web 5/16 x 58 dan pelat 2 x 26 pada
setiap flens).

7.8 Ulangi Soal 7.7 dengan menggunakan baja A572 (Fy = 50 ksi).

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 263

Anda mungkin juga menyukai