Anda di halaman 1dari 7

KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANSIAL

UMUM
Jalan Tol Tempino – Jambi merupakan salah satu ruas Jalan Tol Betung (Sp. Sekayu)
– Tempino – Jambi yang menghubungkan Provinsi Sumatera Selatan ke Jambi yang
merupakan bagian dari jaringan jalan tol Sumatera. Pembangunan Jalan Tol Tempino –
Jambi memerlukan pertimbangan ekonomi dan finansial untuk menentukan besarnya
manfaat pembangunan dan penanaman modal pada proyek tersebut. Analisis
kelayakan ini sangat penting bagi masyarakat sebagai pengguna jalan, pemerintah, dan
investor. Melalui pertimbangan ekonomi dapat diketahui manfaat pembangunan Jalan
Tol Tempino – Jambi terhadap masyarakat sekitar, sedangkan pertimbangan finansial
dibutuhkan sebagai acuan dalam investasi agar perencanaan jalan tol ini efisien.
Analisis ekonomi dan finansial pada dasarnya hampir sama yaitu membandingkan
keuntungan yang didapat (benefit) terhadap nilai pembangunan sebuah proyek (cost).
Perbedaannya terletak pada sudut pandang analisis. Pada analisis ekonomi,
keuntungan ditinjau dari sudut pandang masyarakat sebagai pengguna jalan (user cost)
sedangkan analisis finansial keuntungan ditinjau dari sudut pandang investor sebagai
pihak yang memberi investasi terhadap biaya pembangunan jalan tol Tempino – Jambi.

Data investasi jalan tol yang berkaitan dengan kajian kelayakan ekonomi dan finansial
proyek adalah:
1. Parameter ekonomi, termasuk pertumbuhan ekonomi, inflasi, dsb.
2. Data volume lalu-lintas dan pertumbuhannya (jalan eksisting dan jalan tol).
3. Biaya operasi kendaraan, nilai waktu, dan/atau biaya kecelakaan.
4. Besaran biaya proyek (termasuk biaya konstruksi, pengadaan tanah, DED, dan
supervisi) serta biaya Operasi dan Pemeliharaan (O&M).
BAGAN ALIR KAJIAN KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANSIAL
KAJIAN KELAYAKAN EKONOMI
Sudut pandang yang digunakan dalam analisis kelayakan ekonomi adalah penilaian
suatu investasi dalam kerangka ekonomi dengan tujuan utama untuk menyediakan
prasarana umum dan pelayanan bagi masyarakat. Pembangunan Jalan Tol Tempino –
Jambi harus memenuhi kelayakan secara ekonomi, yaitu manfaat diperoleh lebih besar
dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan.
Analisis kelayakan ekonomi dilakukan dengan cara memperhitungakan komponen
biaya dan manfaat. Perhitungan estimasi biaya meliputi perhitungan biaya investasi
infrastruktur yang mencakup volume pekerjaan, harga estimasi dari berbagai macam
bahan dan pekerjaan yang akan terjadi pada suatu konstruksi; dan biaya operasi dan
pemeliharaan jalan tol. Sedangkan perhitungan estimasi manfaat bersumber dari
penghematan biaya operasi kendaraan (BOK), nilai waktu, dan biaya kecelakaan bila
data tersedia.
a. Analisis Biaya Operasional Kendaraan (BOK)
Biaya operasional kendaraan (BOK) merupakan biaya yang dikeluarkan suatu moda
tertentu dalam melakukan perjalanan dari zona asal ke zona tujuan. BOK terdiri dari
biaya tetap dan biaya tidak tetap. Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang tidak
berubah walaupun terjadi perubahan volume produksi jasa, sedangkan biaya tidak
tetap (variable cost) adalah biaya yang berubah bila terjadi perubahan volume
produksi jasa. Contoh biaya tetap antara lain adalah biaya depresiasi kendaraan,
biaya bunga modal, dan biaya overhead. Lalu contoh biaya tidak tetap yaitu biaya
konsumsi, bahan bakar, biaya pelumas, biaya ban, biaya pemeliharaan (suku
cadang), biaya pemeliharaan (upah mekanik).
Besarnya nilai keuntungan (benefit) dari BOK diperoleh dari perhitungan nilai
penghematan BOK. Nilai penghematan BOK dihitung dengan cara membandingkan
nilai BOK sebelum adanya pembangunan jalan tol (without project) dengan nilai
BOK sesudah dibangun jalan tol (with project). Dalam menentukan BOK, terdapat
beberapa metode, antara lain:
1. RUCM
2. LAPI ITB 1996
3. Metode PCI consultant 1988
4. Metode Bina Marga
b. Analisis Nilai Waktu (Time Value)
Nilai waktu merupakan besaran sejumlah uang yang dikeluarkan pengguna jalan
untuk melakukan satu unit waktu perjalanan. Besarnya nilai keuntungan (benefit)
dari nilai waktu diperoleh dari perhitungan nilai penghematan (saving) nilai waktu.
Untuk mendapatkan nilai penghematan nilai waktu yaitu dengan cara
membandingkan nilai waktu sebelum ada jalan tol (without project) dengan nilai
waktu sesudah ada jalan tol (with project). Dalam menganalisis nilai waktu
diperlukan perhitungan waktu tempuh perjalanan (travel time)
Analisis kelayakan ekonomi dilakukan pada dua skenario, yaitu membandingkan
skenario tanpa adanya pembangunan dan dengan adanya pembangunan jalan tol
Tempino – Jambi. Penentuan kelayakan ekonomi pembangunan Jalan Tol Tempino –
Jambi dilihat dari beberapa parameter yang menunjukkan layak atau tidak jalan tol ini
dibangun. Beberapa parameter tersebut antara lain:
a. Benefit Cost Ratio (BCR)
Metode ini pada prinsipnya membandingkan semua pemasukan yang diterima
(dihitung pada kondisi saat ini) dengan semua pengeluaran yang telah dilakukan
(dihitung pada kondisi saat ini). Secara matematis dapat dirumuskan sebagai
berikut:
B benefit
=
C cost
dengan:
Benefit : user cost eksisting – user cost kondisi baru yang merupakan
penghematan user cost dari nilai waktu dan BOK
Cost : biaya pembangunan dan biaya pemeliharaan

Nilai BCR yang mungkin yaitu:


 Apabila nilai B/C > 1, maka manfaat yang ditimbulkan proyek lebih besar dari
biaya yang diperlukan sehingga proyek layak dilaksanakan.
 Apablila nilai B/C=1, maka manfaat yang ditimbulkan sama dengan biaya yang
diperlukan, proyek tetap layak dilaksanakan.
 Apabila nilai B/C < 1, maka manfaat yang ditimbulkan proyek lebih kecil dari
biaya yang diperlukam, proyek tidak layak untuk dilaksanakan.
b. Net Present Value (NPV)
Metode Net Present Value (NPV) merupakan parameter kelayakan yang diperoleh
dengan perumusan dari selisih semua manfaat dengan semua biaya pengeluaran
setelah dikonversi dengan nilai uang yang sama. Hal yang paling penting dalam
metoda ini adalah nilai opportunity cost dari uang tergantung pada waktu, yang
dapat juga diartikan besaran moneter dari suatu cash-flow komponen biaya dan
manfaat dalam waktu tertentu tidak dapat dianggap sama persepsinya. Pada
metode ini yang digunakan adalah besaran netto saat ini, atau Net Present Value.
Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut:
NPV = Benefit – Cost
Nilai NPV yang mungkin yaitu:
 Apabila nilai NPV > 0, maka nilai manfaat lebih besar daripada biaya
pembangunan sehingga proyek layak dilaksanakan.
 Apabila nilai NPV < 0, maka nilai manfaat lebih kecil daripada biaya
pembangunan sehingga proyek tidak layak dilaksanakan.

KAJIAN KELAYAKAN FINANSIAL


Dalam kajian kelayakan finansial, biaya investasi dianalisis dengan dua alternatif.
Alternatif pertama, modal investasi yang harus dikeluarkan oleh investor
memperhitungkan biaya pembebasan lahan sebagai biaya investasi. Sedangkan pada
alternatif dua, biaya pembebasan lahan ditanggung oleh pemerintah sehingga investor
hanya hanya mengeluarkan dana pembangunan konstruksi jalan tol.
Biaya investasi pembangunan jalan tol ini juga diperhitungkan dengan menambahkan
komponen biaya lain mulai dari proses perencanaan hingga akhir masa konsesi tol.
Komponen biaya tersebut antara lain DED (detail engineering design), biaya
pengawasan, kontingensi, biaya administrasi, overhead, PPN, IDC (interest during
construction) dan financial cost (provision + commitment) dalam pembiayaan.
Nilai manfaat diperoleh melalui pemasukan tol berdasarkan tarif tol. Penetapan tarif tol
per kilometer dihitung dengan memperhatikan nilai ATP (Ability to Pay) dan WTP
(Willingness to Pay) yang didapatkan berdasarkan survei. Ability to Pay (ATP) adalah
kemampuan seseorang untuk membayar jasa pelayanan yang diterimanya berdasarkan
penghasilan yang dianggap ideal. Willingness to Pay (WTP) adalah kesediaan
pengguna untuk mengeluarkan imbalan atas jasa yang diperolehnya atau dengan kata
lain tingkat besaran tarif yang dapat diterima oleh masyarakat (social accepted tariff).
Nilai dari penghematan BKBOK yang didapatkan oleh pengguna jalan menjadi dasar
dalam penetapan tarif tol digunakan. Tarif tersebut kemudian diperbandingkan dengan
besaran ATP/WTP untuk mengevaluasi kesesuaian tarif yang dengan kemampuan
pengguna. Selain itu, nilai ATP/WTP dapat digunakan juga untuk melakukan analisis
sensitivitas tarif tol.
Dalam menentukan kelayakan finansial pembangunan Jalan Tol Tempino – Jambi ini
dapat dilihat dari beberapa parameter yang menunjukkan layak atau tidak jalan tol
dibangun. Beberapa paramter tersebut antara lain:
a. Benefit Cost Ratio (BCR)
Perhitungan menggunakan parameter BCR dilakukan dengan cara membandingkan
semua manfaat (benefit) dengan biaya (cost) total yang dibutuhkan sepanjang masa
konsesi jalan tol. Nilai manfaat yang digunakan dalam analisis finansial didapatkan
dari pendapatan sesuai harga tarif tol, sedangkan untuk biaya total terdiri dari biaya
investasi pembangunan, biaya pemeliharaan jalan dan biaya operasional Jalan Tol
Tempino – Jambi. Semua parameter diatas dikonversikan kedalam nilai uang
sekarang (present value) dengan perumusan sama seperti BCR dalam analisis
kelayakan ekonomi.
b. Net Present Value (NPV)
Perhitungan NPV sama dengan perhitungan pada analisis kelayakan ekonomi,
hanya saja nilai income didapat dari harga tarif tol. Secara matematis dapat
dirumuskan sebagai berikut:
NPV = Income – Outcome
Apabila nilai NPV > 0, maka nilai manfaat lebih besar daripada biaya pembangunan
sehingga proyek layak dilaksanakan.
Apabila nilai NPV < 0, maka nilai manfaat lebih kecil daripada biaya pembangunan
sehingga proyek tidak layak dilaksanakan.
c. Payback Period
Analisis Pay Back Period bertujuan untuk mengetahui periode investasi akan dapat
dikembalikan saat terjadinya kondisi break even point (BEP). BEP terjadi saat nilai
NPV = 0. Proyek layak dibangun jika payback period kurang dari umur rencana
investasi.
d. Internal Rate of Return (IRR).
Internal Rate of Return (IRR) merupakan nilai yang menunjukkan harga discount
rate pada saat NPV sama dengan nol. IRR sering disebut sebagai laju
pengembalian modal. Apabila tingkat bunga ini lebih besar dari tingkat bunga
relevan (tingkat bunga yang disyaratkan) atau MARR (Minimum Attractive Rate of
Return) maka investasi dikatakan layak, apabila lebih kecil dinilai tidak layak. IRR ini
dapat juga dianggap sebagai tingkat keuntungan atas investasi bersih untuk suatu
proyek. IRR akan layak apabila lebih besar dari i (tingkat pengembalian) saat ini.
Nilai IRR yang mungkin yaitu:
 Apabila nilai IRR > MARR, maka investasi proyek dikatakan layak karena tingkat
pengembalian investasi tersebut lebih menguntungkan dibandingkan dengan
menyimpan uang (modal) di bank.
 Apabila nilai IRR < MARR, maka investasi proyek dikatakan tidak layak karena
lebih baik menyimpan uang (modal) di bank dibandingkan melakukan investasi
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai