Anda di halaman 1dari 1

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG

USULAN PENERAPAN LEAN MANUFACTURING


BERDASARKAN KONSEP INDUSTRI HIJAU DI PT.
LEMBAH TIDAR JAYA MAGELANG

Latar Belakang Hasil Dan Pembahasan


Perbandingan antara nilai batasan pada kriteria standar industri hijau dengan nilai aktual

PT. Lembah Tidar Jaya belum memiliki Standar Industri Hijau (SIH) Nomor 22121:2015,
pada perusahaan.
yaitu energi, dengan kriteria konsumsi energi listrik spesifik maksimum 25 kWh/ton
produk, dengan realisasi 38 kWh/ton produk. Nilai konsumsi energi melebihi nilai ambang
batas kriteria standar industri hijau sebesar 12,76 kWh/ton produk. Kriteria konsumsi air
spesifik maksimum 25 m3/ton, dengan realisasi 30,98 m3/ton produk. Nilai konsumsi air
melebihi nilai ambang batas kriteria standar industri hijau sebesar 5,02 m3/ton produk.
Beberapa kriteria dalam standar industri hijau untuk industri kulit tidak terpenuhi oleh PT.
Lembah Tidar Jaya, untuk itu perlu dilakukan serangkaian penelitian untuk mengetahui
penyebab terjadinya pemborosan yang mengakibatkan tidak terpenuhinya kriteria standar
industri hijau dan bagaimana upaya untuk mereduksi pemborosan yang terjadi sehingga
perusahaan dapat memenuhi kriteria standar. Disamping itu, literatur menunjukkan bahwa
praktik-praktik yang dipilih dari konsep lean manufacturing memiliki dampak positif pada Berdasarkan identifikasi proses dan pemetaan proses dapat dibuat serangkaian analisa
kinerja perusahaan dan dapat dipergunakan untuk mengeliminasi pemborosan yang terjadi dengan menggunakan 5W+1H untuk mendapatkan rancangan SOP yang sesuai.
sehingga dapat menuju industri hijau.

Rumusan Masalah
1. Bagaimana mereduksi pemborosan energi dan air yang terjadi di PT. Lembah Tidar
Jaya?
2. Bagaimana penerapan Lean Manufacturing berdasarkan konsep industri hijau di PT.
Lembah Tidar Jaya?

Tujuan Penelitian
1. Mereduksi pemborosan energi dan air yang terjadi di PT. Lembah Tidar Jaya.
2. MenerapkanLean Manufacturing berdasarkan konsep industri hijau di PT. Lembah
Tidar Jaya.

Metode Penelitian
Serangkaian tindakan yang dapat dilakukan dan dituangkan kedalam rencana perbaikan,

Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut:
Penerapan Lean Manufaturing berupa pembuatan Current State Mapping (CSM), Value
Stream Mapping (VSM) dan Fishbone diagram. Diperoleh sumber permasalahan untuk
konsumsi energi pada bagian Wett Process jumlah pemborosannya sebesar 16,92 kWh dan
untuk konsumsi air pada bagian proses penyamakan sebesar 9,180 m3/ton. Kemudian
digunakan metode Fault Tree Analysis (FTA) dan rancangan perbaikan 5W+1H untuk
pembuatan Standar Operational Procedure (SOP) dapat mereduksi konsumsi energi
keseluruhan dari 37,18 kWh/ton menjadi 20,26 kWh/ton. Dan konsumsi air dari 30,98
m3/ton menjadi 21,8 m3/ton. Diketahui bahwa Konsep pemenuhan kriteria standar industri
hijau diperoleh dengan mempertimbangkan potensi penghematan yang dapat dilakukan.
Penghematan air dilakukan dengan mengadakan tandon dan keran air yang terotomisasi
on/off, membuat instalasi flow sensor dengan programmable logic control/PLC, merancang
ulang talang peluncur dan bak pembilasan, membuat rancangan recycle air seperti membuat
tempat bak air/penjernihan air, dan membuat standar kerja. Penghematan energi dilakukan
dengan penggantian beberapa peralatan utama pengguna energi dengan spesifikasi mesin
yang setara, dan membuat standar kerja.

Dosen Pembimbing
1. Dr. Retno Rusdjijati, M.Kes
2. Muhammad Imron Rosyidi,S.T., M.Si.
Eki Dewangga Febrio Aski
16.0501.0043

Anda mungkin juga menyukai