Anda di halaman 1dari 11

HIDROLIKA AMBANG TAJAM

Civil Engineering ‘21


BAB II
AMBANG TAJAM

2.1 Tujuan Percobaan


1. Menyatakan hubungan antara tinggi muka air di depan ambang (h)
dengan debit aliran (Q).
2. Menghitung koefisisen debit ( Cd ).
3. Mengamati pola aliran yang terjadi.
2.2 Alat – Alat Percobaan Dan Gambar Alat Percobaan
2.2.1 Alat – Alat Percobaan
1. Pelimpah ambang tajam
2. Flume
3. Dua Buah Point Gauge
4. Flow Meter
5. Mistar
6. Bangku Kerja Hidrolik
MAISARAH AZ ZAHRA / F111
2.2.2 Gambar Alat Percobaan

Gambar 2.1 Pelimpah Ambang Tajam


( Sumber: Laboratorium Mekanika Fluida & Hidrolika FT-UNTAD, 2022 )
Fungsi : untuk meninggikan muka air.
HIDROLIKA AMBANG TAJAM

Civil Engineering ‘21

8,5cm

Tampak Atas
TampakDepan Skala1 : 3
Skala1 : 3

Tampak Samping
MAISARAH AZ ZAHRA / F111
Skala1 : 3

Gambar 2.2 Gambar Detail Ambang Tajam


( Sumber: Autocad,2019)

Gambar 2.3 Flume


( Sumber: Laboratorium Mekanika Fluida & Hidrolika FT-UNTAD, 2022 )
Fungsi : untuk mengalirkan air dari hulu menuju hilir.
HIDROLIKA AMBANG TAJAM

Civil Engineering ‘21

Gambar 2.4 Dua Buah Point Gauge


( Sumber: Laboratorium Mekanika Fluida & Hidrolika FT-UNTAD, 2022 )
Fungsi : untuk mengukur tinggi muka air.MAISARAH AZ ZAHRA / F111

Gambar 2.5 Flow Meter


( Sumber: Laboratorium Mekanika Fluida & Hidrolika FT-UNTAD, 2022 )
Fungsi : untuk mengukur debit air.
HIDROLIKA AMBANG TAJAM

Civil Engineering ‘21

Gambar 2.6 Mistar


( Sumber: Laboratorium Mekanika Fluida & Hidrolika FT-UNTAD, 2022 )
Fungsi : mengukur benda-benda.

MAISARAH AZ ZAHRA / F111

Gambar 2.7 Bangku Kerja Hidrolik


( Sumber: Laboratorium Mekanika Fluida & Hidrolika FT-UNTAD, 2022 )
Fungsi : untuk menampung air.
HIDROLIKA AMBANG TAJAM

Civil Engineering ‘21

2.3 Teori Dasar


Jenis peluap mabang tajam ini merupakan salah satu konstruksi

pengukur debit yang banyak dijumpai di saluran-saluran irigasi.

Gambar 2.8 Pola aliran ambang tajam


(Sumber : Bambang Triatmodjo, 1996)

Pada kondisi dimana lebar ambang sama dengan lebar saluran(flume)


MAISARAH
maka koefisien debit Cd dapat ditentukan dengan persamaan Rehbock : AZ ZAHRA / F111

h1
C d =0 . 602+0 . 083
P1 ...(2.1)

Keterangan :
Q = Debit aliran( m3/det)
Cd = Koefisien debit ( tanpadimensi )
b = Lebar ambang ( m )
g = Konstanta gravitasi (9.81m/det2)
P1 = Tinggi ambang diatas dasar saluran ( m )
h1 = Tinggi muka air hulu diata sambang = y0 - P1 (m)

-
HIDROLIKA AMBANG TAJAM

Civil Engineering ‘21

Ambang adalah salah satu jenis bangunan air yang dapat digunakan
untuk menaikkan tinggi muka air serta menentukan debit aliran air. Dalam
merancang bangunan air, perlu diketahui sifat-sifat atau karakteristik aliran
air yang melewatinya. Pengetahuan ini diperlukan dalam perencanaan
bangunan air untuk pendistribusian air maupun pengaturan sungai.

Dalam percobaan ini akan ditinjau aliran pada ambang yang


merupakan aliran berubah tiba-tiba. Selain itu, dengan memperhatikan
aliran pada ambang dapat dipelajari karakteristik dan sifat aliran secara garis
besar. Ambang yang akan digunakan adalah ambang tajam.

Jenis peluap ambang tajam ini merupakan salah satu konstruksi


pengukur debit yang banyak dijumpai di saluran-saluran irigasi maupun
laboratorium.

Debit aliran yang terjadi pada ambang tajam dihitung dengan


MAISARAH AZ ZAHRA / F111
menggunakan formula sebagai berikut :

Q=C d
2
3 √ 2
3
g bh
1
3
2 ...(2.2)

Sehingga

Q
C d=
2
3 √ 2
3
g bh
1
3
2
...
(2.3)

Dengan (h) adalah tinggi muka air di atas ambang.

Keterangan :

Q = Debit aliran ( m3/det)

h = Tinggi air di atas ambang (m)

P = Tinggi ambang (m)


HIDROLIKA AMBANG TAJAM

Civil Engineering ‘21

2.4 Prosedur Percobaan Dan Prosedur Perhitungan


2.4.1 Prosedur Percobaan
1. Mengukur lebar (b) dan tinggi (P1) dari pelimpah ambang tajam.
2. Mengalirkan air lewat diatas pelimpah ambang tajam dan ukur
debit (Q) dengan membaca pengukur debit ( flow meter ).
3. Mengukur tinggi muka air y0lalu hitung tinggi muka air diatas
ambang h1 = y0 – P1
4. Mengamati dan sketsa pola aliran diatas ambang
5. Melakukan prosedur diatas setiap perubahan debit pada kenaikan
3
Q ± 0.0002m /detik minimal 5 kali .

2.4.2 Prosedur Perhitungan


1. Menentukan tinggi muka air hulu di atas ambang (h1)
2. Menentukan debit aliran (Q)
3. Menghitung nilai log Q MAISARAH AZ ZAHRA / F111
4. Menghitung nilai log h1

Q
C d=


3
2 2
g b H12
3 3

5. Menghitung koefisien debit (CdRehbock )

h1
Cd = 0.602 + 0.083
p1
HIDROLIKA AMBANG TAJAM

Civil Engineering ‘21

2.8 Analisa grafik


2.8.1 Untuk Kondisi Bebas

1. Grafik hubungan antara Q dengan H1 :


a. Grafik hubungan antara Q dengan H1 diperoleh dengan cara
menghubungkan titik 1, 2, dan 3 serta mengabaikan titik 4 dan 5.
b. Grafik hubungan antara Q dengan h1 berbentuk kurva terbuka ke
atas.
c. Hubungan antara Q dengan H1 berbanding lurus artinya semakin
besar nilai Q maka semakin besar pula nilai h1.
2. Grafik hubungan antara log Q dengan log h1 :
a. Grafik hubungan antara log Q dengan log h1 diperoleh dengan cara
menghubungkan titik 1, 2, 4 dan 5 serta meregresi titik 3.
b. Grafik hubungan antara log Q dengan log h1 berbentuk kurva
terbuka ke bawah. MAISARAH AZ ZAHRA / F111
c. Hubungan antara log Q dengan log h1 berbanding lurus artinya
semakin kecil nilai log Q maka semakin kecil pula nilai log h1.
3. Grafik hubungan antara Cd dengan h1 :
a. Grafik hubungan antara Cd dengan h1 diperoleh dengan cara
menghubungkan titik 1, 2, 3, dan 5 serta meregresi titik 4.
b. Grafik hubungan antara Cd dengan h1 berbentuk kurva terbuka ke
atas.
c. Hubungan antara Cd dengan h1 berbanding terbalik artinya semakin
besar nilai h1 maka semakin kecil nilai Cd.
4. Grafik hubungan antara Cd Rehbock terhadap h1
a. Grafik antara Cd Rehbock terhadap h1 di peroleh dengan
menghubungkan titik 1, 3, 4, dan 5 Serta meregresi titik 2.
b. Grafik hubungan antara Cd Rehbock dengan h1, membentuk
linear.
HIDROLIKA AMBANG TAJAM

Civil Engineering ‘21


c. Hubungan antara Cd Rehbock h 1 adalah berbanding lurus, artinya
semakin besar nilai Cd Rehbock maka semakin besar pula nilai
h1.

2.8.2 Untuk Kondisi Tertekan


1. Grafik hubungan antara Q terhadap h1
a. Grafik di peroleh dengan menghubungkan titik 1, 2, dan 3 serta
mengabaikan titik 4 dan 5.
b. Grafik hubungan antara Q terhadap h1, membentuk kurva terbuka
ke atas.
c. Hubungan antara Q terhadap h1 adalah berbanding lurus, artinya
semakin besar nilai Cd maka semakin besar nilai pula nilai h1.
2. Grafik hubungan antara loq Q terhadap log h1
a. Grafik di peroleh dengan menghubungkan titik 1, 2, 3, 4 dan 5.
MAISARAH AZ ZAHRA / F111
b. Grafik hubungan antara Q dengan h1, membentuk kurva terbuka
kebawah.
c. Hubungan antara Q dengan h1 adalah berbanding lurus, artinya
semakin kecil nilai log Q maka semakin kecil pula nilai log h1 dan
sebaliknya.
3. Grafik hubungan antara Cd terhadap h1
a. Grafik di peroleh dengan menghubungkan titik 1, 2, dan 3 serta
meregresi titik 4 dan 5.
b. Grafik hubungan antara Cd terhadap h1 membentuk kurva
terbuka ke atas
c. Hubungan antara Cd terhadap h1 adalah berbanding terbalik,
artinya semakin kecil nilai Cd maka semakin besar nilai h1.
4. Grafik hubungan antara Cd Rehbock versus h1
a. Grafik diperoleh dengan menghubungkan titik 1, 2, 3, 4 dan 5.
b. Grafik hubungan antara Cd Rehbock dengan h1 membentuk linear.
HIDROLIKA AMBANG TAJAM

Civil Engineering ‘21


c. Hubungan antara Cd Rehbock dengan h1 adalah berbanding lurus,
artinya semakin besar nilai Cd maka semakin besar pula nilai h1 .

.
2.9 Kesimpulan dan Saran
2.9.1 Kesimpulan
1. Hubungan antara tinggi muka air di atas ambang (h1) dengan
debit aliran (Q) adalah berbanding lurus, artinya semakin besar
nilai Q maka akan semakin besar pula nilai tinggi muka air di
atas ambang (h1) baik pada kondisi tertekan maupun pada
kondisi bebas.
2. Koefisien debit (Cd) berdasarkan percobaan dipengaruhi oleh
nilai debit (Q), percepatan gravitasi (g), lebar pintu (b) dan
tinggi muka air di atas ambang (h1). Sedangkan Cd rehbock
MAISARAH
dipengaruhi oleh tinggi muka air di atas ambang AZ ZAHRA / F111
(h 1) dan tinggi
ambang di atas saluran (P1). Dari hasil pengolahan data
diperoleh nilai Cd rehbock kondisi bebas berkisar berkisar
0,6084 – 0,6283 untuk nilai Cd rehbock kondisi tertekan
berkisar 0,6093 – 0,6292.
3. Pola aliran yang terjadi pada bagian hulu kedua kondisi adalah
aliran subkritis, sedangkan pada bagian hilir adalah aliran super
kritis. Sedangkan pola di atas ambang adalah kritis.

2.9.2 Saran
1. Penggunaan dan pembacaan pada point gauge sebaiknya
dilakukan dengan teliti untuk memperoleh data yang akurat.
2. Penyetelan debit seharusnya atau sebaiknya dilakukan dengan
seimbang untuk meperoleh data yang akurat.
3. Dalam pengambilan data, ketelitian merupakan hal yang sangat
diperlukan, sehingga akan diperoleh data yang akurat.
HIDROLIKA AMBANG TAJAM

Civil Engineering ‘21


4. Selama praktikum diharapkan para praktikan bersungguh-
sungguh dalam melakukan percobaan, selain akan mendapatkan
data yang akuran praktikan juga lebih memahami cara
menggunakan alat.
5. Selalu menerapkan protokol kesehatan selama praktikum.
6. Alat di laboratorium harus dirawat bahkan diganti, mengingat
banyak kerusakan alat sehingga data tidak akurat dan mahasiswa
tidak dapat melihat secara langsung proses praktikum atau cara
kerja alat.
7. Praktikan harus menjaga kebersihan di lingkungan laboratorium.

MAISARAH AZ ZAHRA / F111

Anda mungkin juga menyukai