PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dalam rangka meningkatkan pelaksanaan pengelolaan sumber
daya air di wilayah sungai, kemampuan para pengelola BBWS/BWS
di daerah perlu ditingkatkan. Untuk meningkatkan kemampuan
tersebut perlu dilakukan adanya pelatihan terpadu bagi para
personil BBWS/BWS tersebut.
1
Adapun tujuan penyusunan Modul Geologi Teknik Untuk Bendungan
ini adalah untuk membantu dan menunjang terlaksananya
pelatihan Operasi dan Pemeliharaan Bendungan dalam rangka
peningkatan kemampuan para personil pengelola Sumber Daya Air
khususnya para Pengelola Bendungan di Balai Besar Wilayah
Sungai atau Balai Wilayah Sungai di Indonesia.
Deskripsi Singkat
Bahan ajar untuk pelatihan ini diharapkan dapat membekali para
peseta pelatihan dengan pengetahuan Geologi Teknik dalam
melaksanakan tugasnya yang disajikan dalam bentuk kuliah dan
tanya jawab.
2
kemungkinan - kemungkinan lain yang berhubungan dengan
Geologi Teknik.
4) Menjelaskan dan memahami mengenai kemungkinan adanya
bencana Geologi yang terjadi di daerahnya dan
mengantisipasinya untuk bisa mempertahankan dan
memperbaikinya.
5) Menjelaskan perlunya membuat laporan lengkap hasil
peninjauan dilapangan baik yang dilakukan sendiri maupun oleh
orang lain.
Pokok Bahasan
1) Membahas mengenai pengertian dasar - dasar Geologi dan
Geologi teknik yang perlu diketahui para peserta pelatihan.
2) Membahas mengenai berbagai jenis batuan yang ada dan
pengklasifikasiannya berdasarkan sifat fisik dan teknisnya.
3) Membahas mengenai definisi dan konsep dasar Geomorfologi
serta proses - prosesnya dan pembentukan bentang alamnya.
4) Membahas mengenai pentingnya Geologi Teknik dan aplikasinya
dilapangan dalam perencanaan sampai pasca pembangunan
suatu bangunan air serta pengaruh bangunan tersebut terhadap
lingkungan disekitarnya.
Petunjuk Belajar
Modul ini dimaksudkan agar peserta diklat dapat memahami
mengenai Geologi dan Geologi Teknik suatu bendungan secara
lebih mendalam dan komprehensif. Selain itu disarankan juga
kepada para peserta untuk mempelajari dan mendalami Standar
Nasional Indonesia (SNI) dan pedoman-pedoman yang terkait
3
dengan Geologi Teknik Bendungan yang dikeluarkan oleh
Departemen PU atau unit-unit organisasi dibawahnya.
Sasaran
Modul Geologi Teknik Untuk Bendungan ini disusun untuk mudah
dipahami dan dapat diaplikasikan dilapangan oleh para pelaksana
Pengelola Sumber Daya Air khususnya pelaksana Operasi dan
Pemeliharaan Bendungan dan Bangunan keairan lainnya yang ada
di daerahnya.
Pengertian
lstilah dan definisi berikut berlaku untuk penggunaan pedoman
ini.
1) Geologi adalah ilmu yang mempelajari tentang planet bumi,
susunan bahannya, proses-proses yang telah terjadi wujud
hasilnya, sejarah dan bentuk-bentuk kehidupan sejak awal
mulanya (Glossary of Geology).
2) Bendungan adalah setiap penahan buatan, jenis urugan atau
jenis lainnya, yang menampung air termasuk tailing dam atau
dapat menampung air, baik secara alamiah maupun buatan,
termasuk fondasi, ebatmen, bangunan pelengkap dan
peralatannya.
3) Bendungan tipe urugan adalah bendungan yang terbuat dari
bahan urugan dari borowarea (borrow area) yang dipadatkan
dengan menggunakan vibrator roller atau alat pemadat lainnya
yang sesuai pada setiap hamparan dengan tebal tertentu.
4) Bendungan tipe urugan tanah homogen adalah suatu
bendungan urugan yang digolongkan dalam tipe homogen,
apabila bahan yang membentuk tubuh bendungan tersebut
terdiri dari tanah yang hampir sejenis dengan klasifikasi hampir
homogen (dari borrow area) dan dipadatkan secara mekanik
4
dengan menggunakan vibrator roler atau alat lainnya yang
sesuai pada setiap hamparan dengan tebal tertentu.
5) Bendungan tipe urugan zonal adalah bendungan urugan
yang digolongkan dalam tipe zonal, apabila bahan urugan yang
membentuk tubuh bendungan terdiri dari batuan atau tanah
yang bergradasi (susunan ukuran butiran) yang berbeda-beda
dalam urutan perlapisan tertentu (beberapa zona). Pada
bendungan tipe ini sebagai penyangga terutama dibebankan
pada urugan lulus air (zona lulus air), sedangkan penahan
rembesan dibebankan pada urugan kedap air (zona kedap air).
Berdasarkan letak dan kedudukan zona kedap airnya, maka
bendungan tipe ini dibedakan menjadi 3 (tiga), yaitu:
a) Bendungan urugan zonal dengan inti kedap air (front core fill
type dam), adalah bendungan zonal dengan zona kedap air
yang membentuk lereng udik bendungan.
b) Bendungan urugan zonal dengan inti miring atau "bendungan
inti miring" (inclined - core fill type dam), ialah bendungan
zonal yang inti kedap airnya terletak di dalam tubuh
bendungan dan berkedudukan miring ke arah udik.
c) Bendungan urugan zonal dengan inti kedap air tegak atau
"bendungan inti tegak" (central - core fill type dam), ialah
bendungan zonal yang zona kedap aimya terletak di dalam
tubuh bendungan dengan kedudukan vertikal. Biasanya inti
tersebut terletak di tengah tubuh bendungan.
5) Bendungan tipe urugan batu dengan membran adalah
bendungan urugan batu apabila lereng udik tubuh bendungan
dilapisi membran yang sangat kedap air, seperti lembaran baja
tahan karat, beton aspal, lembaran beton bertulang,
geosintetik, susunan beton blok, dan lain-lain.
6) Waduk adalah wadah yang dapat menampung air banjir secara
5
alamiah maupun buatan karena dibangunnya bendungan.
7)Bangunan pelengkap adalah fasilitas yang dibangun pada
suatu bendungan yang berkemampuan untuk mengambil dan
mengeluarkan air; antara lain bangunan pelimpah untuk
menjaga keamanan bendungan, bangunan pengeluaran untuk
memenuhi fungsi bendungan, bangunan pengeluaran untuk
pemeliharaan aliran di bagian hilir, bangunan pengeluaran untuk
inspeksi, perbaikan, operasi dan pemeliharaan.
8)Stratigraf adalah ilmu batuan sedimen yang mempelajari cara
terjadinya batuan, korelasi, pemerian dengan cara menerapkan
prinsip - prinsip kimia, fisika, paleontologi dan ekologi modern.
9)Kekar adalah sebutan untuk struktur rekahan dalam batuan
dimana tidak ada atau sedikit sekali mengalami pergeseran.
10) Sesar adalah rekahan atau jalur patahan di alam dimana
telah terjadi pergeseran yang arahnya sejajar dengan bidang
rekahannya.
11) Sesar aktif adalah sesar yang menimbulkan pergeseran atau
alihan relatif dalam waktu geologi Resen (terbentuknya tatanan
tektonik), sehingga dianggap berpotensi bergerak lagi. Jika sesar
bergerak dalam waktu geologi yang lampau, selama waktu dari
regime tegangan tektonik yang berbeda, dan jika sesar tidak
bergerak dalam waktu Holocene Resen (umumnya 11.000 tahun
yang lalu), maka sesar dianggap tidak aktif. Ada 3 tipe sesar
yaitu strike slip fault, dip slip fault dan oblique slip fault
12)Sesar berpotensi aktif adalah sesar yang belum pasti
berpotensi menyebabkan gempa. Jika sesar ditemukan di
daerah yang diduga sebagai sumber gempa, maka diperlukan
analisis yang seksama dan pengertian tentang sesar untuk
evaluasi potensi terjadinya gempa.
13)Gempa bumi tektonik adalah gempa yang terjadi bila
6
kekuatan geser batuan (batu dan tanah) tidak dapat lagi
menahan tegangan, yang meningkat secara perlahan-lahan
dalam suatu lempeng tektonik (gempa interplate) atau pada
sesar aktif (gempa intraplate).
14)Gempa imbas (reservoir induced earthquake, ME) adalah
gempa bumi yang terjadi akibat pengisian waduk yang
memberikan tingkat goncangan permukaan maksimum di lokasi
bendungan. Pengaruh gempa imbas hanya diperhitungkan pada
bendungan yang lebih tinggi dari 100 m atau waduk yang
sangat besar dengan kapasitas lebih dari 0,5x109 m3, dan pada
bendungan baru berukuran lebih kecil di daerah yang sensitif
terhadap pergerakan tektonik. Meskipun terdapat banyak
perbedaan pendapat mengenai gempa imbas pada waduk,
namun RIE harus tetap dipertimbangkan untuk menentukan
beban gempa pada bendungan tinggi dengan waduk yang
mengandung sesar aktif di daerah hidrauliknya. Meskipun sesar
di daerah waduk tidak aktif terhadap tektonik, namun gempa
imbas tidak boleh diabaikan, bila geologi lokal maupun regional
serta kegempaan bersifat signifikan. Besaran gempa imbas
ditentukan berdasarkan MDE dan OBE, lokasi bendungan, dan
kondisi seismotektonik, sehingga gempa imbas dapat menjadi
lebih kecil atau sama, maupun lebih besar dari OBE, atau lebih
kecil MDE.
15)Zona pelepasan energi (zona keruntuhan seismogenik)
adalah daerah pada bidang sesar yang merambatkan
gelombang gempa sebagai sumber goncangan tanah kuat pada
umumnya merupakan bagian dari zona keruntuhan dalam
batuan kristalin. Walaupun bidang sesar runtuh, namun zona
pelepasan energi tidak meluas sampai ke permukaan tanah.
16)Gunung api adalah lubang atau saluran yang menghubungkan
7
suatu wadah berisi bahan yang disebut magma
(Koesoemadinata, 1977).
17)Magnitudo atau kebesaran gempa adalah tingkat besaran
gempa yang berhubungan dengan pelepasan energi regangan
pada saat terjadi patahan batuan sepanjang garis sesar, yang
terdiri atas magnitudo gempa M M Mb M atau m, Mw dan
Map.
18)Intensitas gempa adalah suatu angka yang menunjukkan
pengaruh kehebatan suatu gempa bumi terhadap bangunan
buatan manusia di atas permukaan tanah, sehingga merupakan
suatu bentuk kualitatif dari besaran goncangan dan kerusakan
di suatu tempat tertentu.
19)Fokus gempa (hiposentrum) adalah titik pada sesar atau
lempeng tektonik, di mana patahan mulai terjadi.
20)Episentrum adalah titik di permukaan bumi tepat di atas
focus gempa (lihat Gambar 3.7 dan Gambar 3.8).
21) Jarak episentrum adalah jarak horisontal dari suatu lokasi
bangunan terhadap episentrum gempa.
22)Jarak hiposentrum adalah jarak dari suatu tempat terhadap
fokus gempa.
23)Jarak lokasi ke sumber gempa adalah jarak dari lokasi
bangunan dengan sumber gempa, yang umum digunakan
untuk memperkirakan goncangan tanah dasar akibat gempa. Di
sebelah timur Amerka Serikat, digunakan jarak episentrum (RE);
di sebelah barat Amerika Serikat, digunakan jarak keruntuhan
(RR), jarak seismogenic (Rs), jarak hiposentrum (RR), dan jarak
Joyner dan Boore. Yang perlu diperhatikan bahwa tepi dinding
tergantung (hanging wall) pada suatu sesar naik (thrust fault)
(misal pada permukaan tanah di atas bidang keruntuhan), RJ =
0.
8
24)Goncangan puncak di permukaan tanah adalah parameter
intensitas goncangan di permukaan tanah akibat gempa,
biasanya dinyatakan sebagai parameter berikut :
a) percepatan puncak di permukaan tanah adalah nilai puncak
dari sejarah waktu vs percepatan di permukaan tanah (peak
ground acceleration, PGA).
b)kecepatan puncak di permukaan tanah adalah nilai puncak
dari sejarah waktu vs kecepatan di permukaan tanah (peak
ground velocity, PGV).'
c) alihan puncak di permukaan tanah adalah nilai puncak dari
sejarah waktu vs alihan di permukaan tanah (peak ground
displacement, PGD).
25) Percepatan puncak (maksimum) di permukaan tanah
(peak or maximum ground acceleration, a9 ) adalah
percepatan puncak atau maksimum di permukaan tanah atau
batuan yang diperoleh dari hasil analisis risiko gempa dengan
menggunakan rumus empiris Fukushima-Tanaka atau yang lain,
tetapi belum dikoreksi terhadap pengaruh jenis tanah setempat.
26) Bahaya atau bencana gempa adalah segala kejadian
pengaruh gempa yang menimbulkan kerugian akibat gangguan
fisik yang mempengaruhi aktivitas manusia.
27) Risiko gempa adalah peluang terjadinya suatu gempa
dengan besaran gempa (percepatan, kecepatan, lama
goncangan) dan magnitudo gempa pada perioda ulang rata-
rata tertentu selama masaguna bangunan, yang dinyatakan
dengan RN.
28) Perioda ulang rata-rata suatu gempa adalah jumlah
pengulangan suatu perioda dari besaran gempa setiap tahun.
29) Gempa boleh jadi maksimum (maximum credible
earthquake, MCE) adalah gempa terbesar yang dapat atau
9
mungkin terjadi sepanjang sesar atau di daerah subduksi yang
ditentukan secara geografis dan telah diketahui atau
diperkirakan sebelumnya. Gempa ini merupakan batas atas dari
besaran gempa atau pada kasus khusus sebagai batas atas dari
intensitas "Modified Menially'. Kejadiannya bervariasi antara
periode ulang 100 tahun sampai puluhan ribu tahun. Setiap
sesar aktif di daerah geologi regional atau geologi lokal akan
terkait dengan suatu gempa maksimum boleh jadi. Ditinjau
secara geologi, penentuan besaran gempa maksimum boleh
jadi sangat penting dibandingkan dengan kejadian gempa
pendek dengan sistem pendekatan "Paleoseismisitt dan amat
berguna untuk memperkirakan perilaku jangka panjang sesar
aktif tertentu.
30) Gempa bolehjadi maksimum penentu (controlling
maximum credible earthquake, CMCE) adalah gempa
maksimum boleh jadi paling kritis yang dapat mempengaruhi
suatu lokasi studi. CMCE ini ditentukan setelah diperkirakan
besaran gempa maksimum boleh jadi yang terjadi sepanjang
sesar atau di daerah tektonik terdekat dengan daerah studi.
Untuk daerah tektonik dengan laju aktivitas yang rendah dan
tanda-tanda identifikasi yang kurang nyata, maka konsep CMCE
merupakan gempa maksimum boleh jadi yang signifikan di
daerah studi. Evaluasi untuk kondisi ini, sebaiknya dilakukan
dengan cara probabilistik bencana gempa.
31) Gempa desain maksimum (maximum design earthquake,
MDE) adalah gempa dengan tingkatan yang menimbulkan
goncangan terbesar di lokasi studi yang akan digunakan dalam
desain atau analisis. Untuk bendungan yang keruntuhannya
akan mengancam kehidupan, maka gempa desain maksimum
sebaiknya diambil pada batas yang sama dengan CMCE, untuk
10
mempertahankan kapasitas pengisian waduk. Bila keruntuhan
bendungan tidak mengancam kehidupan, maka dapat diambil
gempa yang lebih kecil dari CMCE sebagai MDE.
32) Zonasi gempa atau makrozonasi adalah identifikasi zona
yang mempunyai tingkat bahaya gempa yang sama. Bila zonasi
gempa dilakukan dalam skala nasional seperti untuk kebutuhan
Pedoman Perencanaan Tahan Gempa (Building Code), maka
disebut sebagai makrozonasi. Makrozonasi biasanya dilakukan
untuk memperoleh besaran goncangan gempa (percepatan
gempa). Analisis biasanya dilakukan dengan menggunakan
model probabilistik, di mana pengaruh kejadian gempa pada
sesar aktif dan pada zona Benioff digunakan sebagai masukan
untuk menghitung percepatan gempa maksimum di permukaan
tanah atau batuan dasar.
11
Setiap aktivitas manusia mengintervensi alam, maka alampun akan
bereaksi. Bentuk reaksi bisa positif dan bisa negatif. Reaksi negatif
biasa dikenal dengan nama bencana, yaitu terjadi bila aktifitas
manusia tidak dilandasi dengan pengetahuan tentang sifat-sifat
alam sekitar. Reaksi positif dapat dicapai bila dalam pemanfaatan
sumber daya alam menjadi hasil kerekayasaan dilandasi dengan :
perhitungan yang matang, analisa yang benar, perumusan yang
tepat dan pengalaman waktu sebelumnya.
Pada tahun 1769 l839 di Inggris telah hidup seorang ahli bernama
William Smith. Beliau seorang insinyur sipil, namun karena dalam
kegiatanya selalu mengkaitkan dengan keadaan alam, tanah dan
batuan di sekitarnya, maka beliau dikenal pula sebagai Bapak
Geologi Inggris. Beberapa pekerjaan yang berhasil beliau
selesaikan antara lain : 1793, penggalian saluran Somerset; 1801,
pengeringan rawa Presley untuk pertanian; 1810, perbaikan dan
12
bahkan penambahan debit suatu pemandian air panas.
Pada tahun 1925, Karl von Terzaghi, seorang insinyur sipil dan juga
seorang ahli geologi yang dikenal sebagai Bapak Mekanika Tanah,
menerbitkan buku yang sangat klasik dengan judulnya . "Erdbau
Mechanik Auf Bodenphysikalisher Grundlage".
13
Muncul badan dengan nama Geologisch Technische
Onderzoekingen (GTO) = (Penyelidikan Geologi Teknik) dibawah
jawatan Pertambangan. Kegiatannya meliputi penyelidikan untuk
waduk dan bendungan, hidrologi terutama untuk air tanah, pondasi
lapangan terbang, jalan raya dan kereta api serta masalah
-masalah gerakan tanah. Kegiatan berlangsung hingga Perang
Dunia II.
14
Defnisi Geologi Untuk Teknik Sipil
Geologi berasal dari kata geos = bumi dan logos = ilmu; jadi secara
harfiah geologi dapat didefinisikan sebagai cabang ilmu yang
mempelajari bumi, yaitu mulai dari sejarah terbentuknya bumi,
material pembentuk bumi, proses - proses yang mempengaruhi
bumi, struktur bangunan bumi dan masih ada lagi yang lain.
Geologi dipelajari oleh banyak orang sebab :
(1). Sifat manusia yang serba ingin tahu, kenapa gunung api bisa
meletus, kenapa bisa terjadi gempa dan lain sebagainya.
(2) . Adanya perlombaan mengejar kemakmuran.
Sifat manusia yang serba ingin tahu dan serakah, dengan dalih
untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya, telah banyak
merubah lingkungan alam sekitar. Setiap aktivitas manusia
mengintervensi alam, maka alampun akan bereaksi. Bentuk reaksi
bisa positif dan bisa negatif. Reaksi negatif biasa dikenal dengan
nama bencana, yaitu terjadi bila aktivitas manusia tidak dilandasi
dengan pengetahuan tentang sifat-sifat alam sekitar. Reaksi positif
dapat dicapai bila dalam pemanfaatan sumber daya alam menjadi
hasil kerekayasaan dilandasi dengan : perhitungan yang matang,
analisa yang benar, perumusan yang tepat dan pengalaman waktu
sebelumnya.
15
(1). Kebelakang mampu menganalisa proses geologi
(2). Kedepan mampu mengenal masalah yang mungkin timbul
akibat interaksi pekerjaan teknik sipil disuatu tempat dan
mampu memberikan saran penanggulangannya, sehingga
hasil rekayasa mempunyai faktor keamanan sesuai rencana.
Defnisi Geologi Teknik
Ada beberapa definisi tentang geologi teknik yang dirasa cukup
baik yaitu :
16
Geologi teknik adalah aplikasi geologi untuk kepentingan ke
teknikan yang menjamin pengaruh faktor - faktor geologi terhadap
lokasi, desain, konstruksi, pelaksanaan pembangunan dan
pemeliharaan hasil kerja keteknikan atau engineering works.
17
pengaruh gaya berat dari pada matahari. Sedangkan matahari
merupakan pusat dari pada tata surya.
18
Bentuk dari bumi, berupa bola yang melonjong (hampir-hampir
berupa bulatan yang sempurna dengan jari-jari 6.378 km di equator
dan. 6.356 pada kutub).
19
3. Sampai ketinggian lebih kurang 80 km, susunan kimianya dapat
dikatakan serba-sama (uniform) ditinjau dari perbandingan
masing-masing unsur gas, Terhadap lapisan ini diberikan nama
istilah homosfera, sebaliknya dari "heterosfera" untuk lapisan
diatasnya.
4. Komposisi dari atmosfera / homosfera : pure dry air, terutama
nitrogen (78.084%) dan oksigen (20.946%). N2 sendiri tidak
mudah bersenyawa dengan unsur-unsur lainnya, tetapi ada
proses-proses dimana gas ini bergabung menjadi persenyawaan
nitrogen yang kemudian sangat penting untuk proses-proses
Organik dalam biosfera. Sebaliknya, oksigen sangat aktif
bereaksi dan segera akan bersenyawa dengan unsur-unsur lain
dalam suatu proses yang disebut oksidasi.
5. Sisanya yang 0,970%, terutama terdiri dari Argon (0.934%) CO2,
walaupun hanya kecil (0,033%), tetapi mempunyai arti yang
sangat penting dalam proses-proses yang terjadi dalam
atmosfera. Yaitu karena kemampuannya sebagai penyerap
panas. Juga sangat panting artinya bagi tanaman dalam proses
photo synthesis.
20
3. Pengatur penghidupan dan suhu diatas permukaan bumi.
4. Atmosfera disini berfungsi sebagai pelindung permukaan bumi
dari pancaran sinar ultra violet dari sinar matahari.
Tekanan Udara :
Berat atmosfera, cukup besar untuk mengangkat 760 mm air raksa
dalam barometer. Tekanan udara menurun dangan cepat menurut
penambahan ketinggian. Di atas permukaan tanah berubah-ubah
disebabkan oleh perubahan suhu. Panas akan menyebabkan udara
mengembang dan ini akan menyebabkannya ringan. Sebab-sebab
lainnya ialah akibat kadar uap air yang berbeda-beda.
Angin
Adalah udara yang bergerak horizontal di atas tanah. Gerakan-
gerakan udara disebabkan karena perbedaan tekanan yang juga
disebabkan karena pemanasan oleh matahari.
Hydrosfera
Selaput air yang meliputi semua air yang ada diatas dan didekat
permukaan bumi ditempati oleh samudra-samudra, sungai-sungai,
danau dan air bawah tanah merupakan bagian yang terpenting.
Hanya dalam jumlah yang sangat kecil, terdapat dalam bentuk uap
air.
21
Daur air (water cycle)
Panas dari matahari akan menguapkan air laut dan air di
permukaan bumi. Uap air akan memasuki atmosfera dan bergerak
mengikuti gerak udara. Beberapa bagian akan mengumpul dan
jatuh sebagai hujan dan salju serta mengalir kembali kelaut;
Sebagian daripadanya akan tertinggal di darat. Begitu pula hujan
yang jatuh kepermukaan akan mengalir ke laut dan sebagian
tertinggal di darat.
22
sangat sedikit meskipun sebenarnya sungai yang kelaut
mengandung CaCO3, ini disebabkan oleh adanya binatang laut
seperti foraminifera, moluska dan sebagainya yang mengambil
kapur ini untuk pembikinan rumahnya.
23
b. Di daerah yang kering (dried) hampir 100% (tentu dikurangi
dengan yang menguap, sedikit sekali).
Ini berarti bahwa di daerah yang lembab lebih banyak air yang
mengalir diatas permukaan.
Lithosfera
Struktur dalaman bumi
Studi tentang sifat-sifat perambatan dari gelombang-gelombang
seismik atau seismologi telah memberikan kepada kita suatu
keterangan mengenai susunan dan struktur kedalaman dari bumi,
mulai dari inti hingga kepermukaan.
24
Gambar 2.2 Keratan Bumi
25
Selubung bumi atau mantle (dari 1.200 sampai 2.900 km),
dan
Inti bumi.
a. Kerak bumi
Bagian yang paling luar dari kulit bumi (0 - 40 km) disebut kerak
bumi (earth crust). Kerak Bumi; bukanlah merupakan suatu massa
yang homogen, akan tetapi terdiri dari berbagai macam batuan.
02 , Ca
Si , Na Unsur-unsur inilah yang kemudian
membentuk
A1 , K mineral mineral pembentuk batuan.
Fe , Mg
26
Kerak bumi sebagai lempeng-lempeng yang bergerak :
Kalau diperhatikan secara seksama keadaan permukaan bumi kita,
maka akan terlihat banyak hal-hal yang menarik yang dapat
mengungkapkan kejadian-kejadian geologi dalam kulit bumi.
27
cocok, yang mungkin disebabkan karena perubahan-perubahan
akibat erosi dan sebagainya, namun diperkirakan bahwa
berdasarkan teori pemisahan benua ini, sebelumnya di bumi ini
terdapat satu Super Continent" yang dinamakan "Pangea", yang
berarti semua daratan. Berdasarkan teori pemisahan benua atau
"continental drift", Pangea ini kemudian terpecah-pecah dan secara
perlahan-lahan masing - masing bergerak dan menduduki posisinya
yang sekarang ini.
28
dari batuan yang ringan yang mengandung banyak silica, SiO 2.
Sedangkan kerak samudera yang merupakan dasar-dasar dari pada
samudera-samudera di bumi, terdiri dari batuan yang sangat padat,
berwarna gelap dan bersusunan miskin akan SiO2.
29
c. Palung-palung laut dalam, dimana 2 lempeng saling bertemu
melalui tumbukan yang desertai dengan penujaman dan
penghancuran lempeng (Gambar : Litosfera susunan dan
bagan).
Lempeng atau kerak benua, disebut juga SIAL, terutama terdiri dari
batuan kristalin dengan unsur-unsur utama Si dan Al. Mempunyai
kecepatan rambat gelombang seismik 6,1 km/detik. Sedangkan
lempeng atau samudera, disebut juga lapisan SIMA, terutama
terdiri dari unsur-unsur Si dan Mg, mempunyai rambat gelombang
7,0 km/detik. Kerak benua disebut juga lapisan granit, karena
batuan yang membentuk kerak tersebut terutama bersusunan
granit walaupun tidak mutlak semuanya granit, sedangkan kerak
samudera disebut juga lapisan basaltis karena batuan yang
membentuk terutama basalt.
Batuan beku adalah hasil pembekuan dari suatu bahan dari lelehan
pijar bersuhu tinggi yang berasal dari bagian yang dalam dari bumi,
dan disebut magma. Analisa yang di buat terhadap batuan beku
dan kerak bumi, rata - rata menunjukan hasil seperti tertera pada
table 1.
30
bersumber dari batubara, batu gamping dan sebagainya. Berdasar
tabel hasil analisa di bawah kita dapat mengambil kesimpulan
sebagai berikut :
Pada saat terbentuknya kulit bumi diduga pada waktu itu batuan
seluruhnya adalah batuan beku. Jadi batuan beku dapat dianggap
nenek moyang semua batuan.
31
O 46.59 46.70
Si 27.72 27.69
A1 8.13 8.07
Fe 3.01 5.05
Ca 3.63 3.65
Na 2.85 2.75
K 2.60 2.58
Mg 2.09 2.08
C 0.032 0.094
32
Dari sifat - sifat gelombang seismik dapat dipelajari bahwa inti
bumi terdiri dari dua bagian, yaitu bagian luar setebal 60 km, dan
bagian dalam 1.200 km. Begitu gelombang seismik memasuki
daerah yang berada dibawah 2.900 km, terjadi pengurangan.
Kecepatan pada gelombang P dan bahkan gelombang S sama
sekali tidak diteruskan. Keadaan seperti ini ditafsirkan bahwasanya
bagian dari inti bumi tidak bersifat padat. Setelah itu gelombang P
bertambah cepat lagi, keadaan ini menandakan bahagian dalam
dari inti itu kembali lagi menjadi bersifat padat. Mengenai jenis
bahan yang membentuk inti, hanya dapat diduga berdasarkan nilai
B.D.nya yang besar. B.D. dari pada bumi adalah 5,5, sedangkan
B.D. kerak bumi (batuan) hanya mencapai 3,0 saja. Walaupun
batuan ini kita tekan sampai 2.900 km ke bawah, kita hanya akan
sampai kepada nilai 5,7 saja, sedangkan untuk mendapatkan nilai
rata - rata 15,0 pada inti. Dan bilamana ini benar, maka jenis
bahan yang dapat menpunyai B.D. sebesar itu susunanya terutama
besi (Fe), mungkin bercampur dengan nikel ( 8%) dan kobalt (Co).
d. Magma
Magma dapat dianggap sebagai suatu lelehan yang mempunyai
suhu yang tinggi (1.500 - 2.500) dengan berbagai bahan yang
terlarut didalamnya. Beberapa dari bahan itu adalah bahan volatil
(gas) dan yang lainnya non volatil, terutama Oxida - oxida Silikon,
Al, Fe, Ca, Mg, K dan Na. Oxida - oxida tersebut dalam kombinasi -
kombinasi tertentu, kemudian membentuk mineral - mineral yang
sekarang kita jumpai di dalam batuan beku. Bahan - bahan yang
berada di dalam magma jumlahnya berbeda untuk tiap jenis
magma, sehingga akibatnya batuan beku yang dihasilkan oleh
masing- masing magma akan berbeda pula. Magma terdapat pada
kedalaman tidak lebih dari 60 km. Data - data mengenai kedalaman
ini kita dapatkan dari gunung - gunung api yang sekarang masih
33
bekerja. Sebagai contoh dapat dikemukakan disini :
Panas :
Untuk melelehkan batuan dan membentuk magma sangat
dibutuhkan panas. Mengenai sember dari pada panas ini masih
merupakan masalah. Salah satu penjelasan adalah akibat gesekan,
yaitu berdasarkan perhitungan secara matematis, hubungan antara
tekanan dan titik lelehnya.
Kesimpulan :
Panas yang diperlukan untuk melelehkan batuan, sebagian berasal
dari gradient suhu, sedangkan sisanya mungkin dapat dicarikan
sebab - sebabnya karena kegiatan radioaktip.
34
Bila magma bergerak naik dan mendekati permukaan, maka ini
berarti bahwa keadaan tekanan dan suhunya berkurang.
Pengurangan tekanan memungkinkan lepasnya gas - gas yang
dikandung, sedangkan pengurangan suhu menyebabkan bahan -
bahan volatil menghablur dalam bentuk - bentuk hablur - hablur
mineral.
35
Urutan penghabluran pada magma :
Menurut BOWEN, silikat dapat disusun dalam 2 seri penghabluran.
Seri pertama adalah seri Ferro - magnesian. Dalam seri ini mineral
Olivia akan menghablur paling dulu. Seri kedua adalah kelompok
plagioklas dari seri ini mineral Ca - feldspar (anortit) akan
menghablur paling dahulu. Mineral yang menghablur paling akhir
dari lelehan silikat ini adalah kwarsa.
36
sangat banyak melalui celah - celah dan patahan - patahan
yang terdapat dalam bumi. Gejala ini kita kenal dengan
bleeding of the earth;
contoh :
1. Decan - traps, luas 400.000 km2, tebal lava 300 m.
2. Lekuk Parana di Patagonia.
3. Colorado plateau.
4. Iceland.
Diferensiasi magma
37
Magma asal, seperti telah dikatakan di atas adalah basa. Bila
magma naik, maka akan terjadi proses :
a. Diferensiasi :
Akibat penghabluran dari mineral - mineral yang tidak terjadi;
bersama - sama (reaksi seri BOWEN), akan terjadi diferensiasi
kristalisasi. Sifat magma lambat laun berubah menjadi asam.
Akibat mineral - mineral berat yang menghablur lebih dahulu, maka
mineral - mineral ini karena beratnya akan turun ke bagian bawah
dari magma. Akibat diferensiasi gravitasi maka akan terjadi
pemisahan dalam magma yang basa di bagian bawah dan asam di
atas. Pada diferensiasi magma dapat pula terjadi dua - duanya,
yaitu diferensiasi kristalisasi dan diferensiasi gravitasi.
b. Asimilasi :
Percampuran (reaksi) antara magma yang naik dengan batuan
sekitamya. Proses demikan akan menyebabkan berubahnya,
susunan kimia dari magma asal. Asimilasi ini dapat terjadi dalam
sekala besar - besaran, dan proses demikian disebut penelanan
oleh magma. Proses tersebut diatas bertanggung jawab atas
berubahnya magma asal; yang basa menjadi asam oleh pemisahan
tersebut.
Secara garis besar dibawah ini satu persatu dari jenis batuan
tersebut akan dibahas sebagai berikut :
38
Batuan Beku
Batuan beku adalah batuan hasil pembekuan dari magma, yaitu
masa cair dan pijar di dalam bumi. Batuan ini merupakan bahan -
bahan yang membentuk kerak bumi dan terdiri dari kumpulan
mineral - mineral pembentuk batuan yang di alam batuan ini
mempunyai sifat - sifat yang dipengaruhi oleh mineral - mineral
pembentuk batuan tersebut. Sifat - sifat mineral ini ditentukan oleh
komposisi kimianya, bentuk kristalnya, bidang belah, berat jenis
dan kekerasan.
1) Batuan Intrusi
Batuan ini terbentuk karena pendinginan magma jauh di dalam
bumi, dan sangat penting karena kehadirannya turut
membangun kerangka dari kerak bumi. Bentuk intrusi ini dapat
dibagi dalam dua golongan yaitu ; Bentuk Diskordan dan
Konkordan Bentuk Kompkordan.
a. Bentuk Diskordan
Bentuk intrusi ini memotong batuan yang ada disekitarnya,
seperti :
1. Batolith :
Ialah massa yang terbesar dari batuan beku didalam kulit
bumi. Batolith ialah suatu bentuk batuan dalam bumi
(sekarang karena pengikisan banyak yang tersingkap di
39
atas permukaan), yang berdinding curam tetapi bertambah
lebar ke dalam dan tidak diketahui apakah mereka ini
mempunyai dasar atau tidak.
2. Gang (korok) :
Penyebaran dan bentuknya dapat disamakan dengan helai
kertas (tipis, panjang dan arahnya vertikal, atau miring),
menerobos batuan sekitarnya. Dapat menembus batuan
sedimen, atau batuan beku sendiri. Panjangnya dapat
mencapai berkilometer - kilometer dengan tebal hanya
beberapa cm sampai beberapa meter saja.
Macam - macam gang :
- Pegmatit : Berbutir kasar, komposisi masam, warna
muda (kwarsa, felspar dan mika).
- Aplit : Komposisi sama, tetapi berbutir halus.
- Lamprofir : Komposisi lebih basa dari magma asal.
3. Jenjang vulkanik :
Pada gunung - gunung api yang telah mati, pipa
kepundannya diisi oleh batuan yang membeku. Dan bila
batuan sekitarnya hilang karena pengikisan maka akan
40
tinggal batuan beku tadi yang lebih keras dari sekitarnya
dan tinggal sebagian jenjang gunung api.
b. Bentuk konkordan :
Bagian atas dari badan intrusi letaknya sesuai dengan
susunan dari batuan di atasnya. Jadi bagian atas dari intrusi
ini letaknya sejajar dengan lapisan - lapisan di sekelilingnya,
adalah konkordan.
Contoh :
1. Sill (berbentuk pipih, tipis dan penyebarannya lebih luas),
magma yang membentuk sill lebih encer dari magma
lakolit. Sill kadang - kadang disebut juga intrusi lempung.
Bedanya dari korok (gang) karena letaknya yang pararel
dengan bidang - bidang pelapisan batuan disekitarnya.
Kebanyakan sill mempunyai hubungan dengan korok,
yang dalam hal ini merupakan saluran pengisinya.
2. Lakolit (berbentuk lensa), bila magma naik, mengangkat
batuan penutupnya sehingga membentuk kubah, maka
bentuk demikian disebut lakolit.
41
Contoh batuan ekstrusi adalah batuan riolit, andesit, basalt
batuan yang kristalnya halus sedang yang tidak berkristal
adalah batuan obsidian.
Untuk lebih jelasnya mengenai klasifikasi ini bisa dilihat pada table
3.2.
42
43
44
45
Tabel 3.4 Klasifkasi Batuan Piroklastik
Unconsolidated Material
Name
Size of Fragments Character of
Fragments
Mostly less than Ash and dust
Volcanic dust 0,25
mm in diameter
Mostly 0,25 to 4,0 May contain
Volcanic ash mm fragments of
in diameter (molten material
hardened in flight )
Mostly 4.0 to 32.0 May contain bombs
Lapili mm in diameter (molten material
hardened in flight)
Consoledated Material
Name
Constituents
Tuff Volcanic dust and Volcanic ash
Volcanic breccia Lapili and blocks
Same as above except that much of the
Tuff breccia matrix is less than 4.0 mm in diameter
Rounded or subanguar fragments larger
Agglomerate than for 4.0 mm in diameter set in fner
matrix
Similar to volcanic breccia but the
Volcanoc fragments are rounded by ection of
Conglomerate running water
After Wentworth and Williams
Batuan Sedimen
Kata sedimen berasal dari bahasa Latin, sedimentum, yang berarti
pengendapan.
46
material lainnya, ditransport oleh angin atau air dan diendapkan di
lekukan - lekukan di darat atau di laut.
47
b. Kompaksi.
Kompaksi adalah proses akobat terjadinya beban akumulasi
sedimen atau material lain menyebabkan hubungan antar butir
menjadi lebih lekat dan air yang dikandung dalam ruang pori - pori
antar butir terdesak keluar. Dengan demikian volume batuan
sedimen yang terbentuk menjadi lebih kecil, namun sangat
kompak.
c. Sementasi.
Keluarnya air dari ruang pori - pori, material yang terlarut
didalamnya mengendap dan merekat (menyemen) butiran-butiran
sedimen. Material semennya dapat merupakan karbonat (CaCO 3),
silika (Si02), oksida (besi) atau mineral - mineral lempung. Proses -
proses ini mengakibatkan porositas sedimen menjadi lebih kecil
dari material semula.
48
sisa - sisa organik tidak seluruhnya rusak atau terubah. Bahkan
lambat laun berubah menjadi karbon yang padat.
2). Tekstur
Dalam geologi teknik untuk mempermudah dalam memahami batuan
sedimen, diamati dan dianalisa berdasarkan tekstur dari batuan
sedimen itu sendiri.
49
(2) Kemas ( Fabric)
Hubungan antar fragmen dalam batuan sedimen klastik,
dinyatakan sebagai kemas (fabric). Bila butiran - butiran dalam
sedimen saling bersentuhan dikatakan mempunyai kemas
tertutup, dan jika tidak saling bersinggungan, terpisah oleh
partikel lebih halus (matriks), dikatakan berkemas terbuka.
a. Porositas
Porositas adalah persentase jumlah rongga kosong yang terdapat
diantara butir - butir dalam batuan dan dinyatakan datam persen
volume. Porositas sangat penting artinya bagi akuiver air tanah dan
reservoir hidrokarbon.
50
(1)Tatanan partikel, sisi - sisi partikel yang saling bersentuhan atau
saling mengunci seperti pada batuan beku, tidak akan
memungkinkan adanya ruang diantaranya. Sehingga
prositasnya sangat kecil.
(2)Besar dan bentuk partikel, partiket - partikel dengan besar butir
sama dan membulat, misalnya batupasir akan menghasilkan
prosotas yang sangat baik karena banyak ruang diantara
partikel - partikelnya.
(3)Jumlah ukuran yang berbeda. Hal ini penting karena partikel
kecil dapat mengisi rongga antara partikel yang besar. Dalam
lempung yang mineralnya pipih dan tersusun sejajar mempunyai
porositas yang besar.
b. Permeabilitas
Permeabilitas adalah kemampuan batuan untuk meluluskan cairan
(fluida), mengikuti hukum Darcy. Satuan dari permeabilitas ini di
tunjukan dengan angka koefisien permeabilitas sentimeter / detik
(k).
51
Pengelompokan yang sederhana dalam batuan sedimen adalah dua
kelompok besar :
1. Batuan sedimen klastik, terbentuk dari fragmen - fragmen
batuan, atau sisa - sisa cangkang binatang laut atau air
tawar, baik yang masih utuh maupun hancurannya.
2. Batuan sedimen nonklastik, atau kimiawi dan organik
terbentuk oleh proses kimia atau proses biologi.
52
Karena itu diperlukan satu acuan besar butir, dan telah dibuat oleh
Wentworth, dikenal sebagai klasifikasi atau Skala Wentworth.
Nama Ukuran
Boulder 256 mm
Cobble 64 - 256 mm
Pebble 4 - 64 mm
Granule 2 - 4 mm
Sand 1/16 - 2 mm
Silt 1/256 - 1/16 mm
Clay 1/256 mm
a. Rudit (Rudaceous)
Batuan sedimen yang terdiri dari fragmen berbutir kasar atau
fragmen batuan. Batuan yang termasuk dalam kelompok ini adalah
konglomerat dan breksi.
53
Gambar 3.1 Batuan
Konglomerat tersusun
dari fragmen dan matriks.
Bentuk fragmennya
membulat.
54
kerikilan atau batupasir lanau). Pembedaan dari berbagai jenis
batupasir biasanya berdasarkan pada komposisinya. Kuarsa
adalah mineral yang paling tahan dan merupakan mineral yang
umum dijumpai dalam batupasir. Apabila butiran utamanya
terdiri dari butiran kuarsa, maka dinamakan batupasir kuarsa.
c. Argilit (Argillaceous)
Kombosisinya terdiri dari lempung seluruhnya atau yang
persentase kandungan lempungnya tinggi. Istilah argillaceous
juga dipergunakan sebagai kata sifat untuk menamakan batuan
yang mengandung lempung. Contohnya adalah serpih.
55
(1)Serpih (shale), lanau (silt), batu lumpur (mudstone) dan napal
(marl) termasuk dalam kelompok batuan lempungan
(argillaceous rock) dan disebut juga batuan pelitik (politic rock).
Besar butirnya relatif seragam, lebih kecil dari pasir (1/16
sampai 1/256 mm), termasuk mudstone, terdiri dari fragmen
mineral, terutama kuarsa dan feldspar, diendapkan di dalam air,
tawar, payau atau laut. Serpih ketika lapuk akan pecah - pecah
menjadi kotak - kotak atau balok - balok kecil. Sedangkan lanau
pecahannya membentuk (ragmen berlembar-lembar tipis
(seperti cleavage).
(2)Batu lempung (claystone) berbutir sangat halus, lebih kecil dari
1/16 mm. Pada umumnya untuk menelitinya tidak dapat
dipergunakan mikroskop biasa, tetapi harus dengan mikroskop
elektron yang mempunyai gaya perbesaran yang sangat tinggi.
Meskipun butirannya tidak tampak, tetapi termasuk dalam
sediment klastik.
56
Kedua, melalui reaksi anorganik di dalam air. Bila air pada mata-air
panas menjadi dingin, akan mengendapkan opal dan kalsit. Contoh
lainnya adalah penguapan air laut atau danau, menyebabkan
konsentrasi bahan-bahan terlarut naik dan mulailah proses
pengendapan garam sebagai sedimen kimia.
57
Banyak endapan silikaan berbentuk koloid; yang lainnya terbentuk
melalui proses-proses kimia. Beberapa dari endapan ini mengendap
langsung dari air dan yang lainnya terbentuk melalui proses
rekristalisasi dalam sedimen selama konsolidasi. Acuan yang pasti
untuk membedakan cara terjadinya kedua endapan ini sedikit
sekali. Yang sexing dijumpai adalah berupa nodul-nodul atau
konkresi yang terdapat dalam lapisan-lapisan batugamping. Banyak
nodul dengan materialnya silikaan ini berintikan fosil. Hal ini
menunjukkan bahwa terjadinya melalui proses sekunder.
58
sampai ratusan meter dan beberapa kilometer persegi luasnya.
Kebanyakan batuan ini dapat dikelompokkan dalam batuan organik.
Di dalam air laut yang mengandung banyak ion-ion kalsium dan
karbonat, pada kondisi tertentu air laut jenuh akan ion-ion ini dan
mengendaplah batugamping. Kondisi tersebut diantaranya :
1) Air yang hangat, dimana ion-ion dapat larut dalam jumlah besar.
2) Penguapan yang tinggi, seperti di khatulistiwa dimana ion-ion
terkonsentrasi dekat permukaan saat jumlah air berkurang.
3) Air yang terkacau, memicu terjadinya presipitasi atau
pengendapan.
59
Caliche. Endapan gampingan ini terbentuk dalam tanah di daerah
semi kering di alas batuan yang berkomposisi karbonat. Kapilaritas
akan menarik air tanah yang mengandung kalsium karbonat dalam
larutan ke atas. Di permukaan air menguap meninggalkan endapan
sebagai semen dalam tanah atau sebagai lapisan-lapisan tipis.
60
Radiolarian ooze berasal dari mikro-protozoa, radiolaria,
kelompok binatang ber-set tunggal yang membentuk cangkangnya
dari silika. Hidupnya terapung dekat permukaan laut. Setelah mati
jasadnya akan tenggelam ke dasar laut dan terakumulasi dalam
jumlah besar dan dapat membentuk sebagian besar sedimen di
daerah yang kecepatan pengendapannya sangat lambat,
khususnya di laut dalam. Cangkang karbonatan akan terlarut dalam
air bersuhu dingin dan tekanan hidrostatik yang tinggi di laut
dalam, tetapi silika tetap stabil; sehingga cangkang radiolaria akan
terakumulasi.
61
Kapur (chalk) merupakan batu gamping fosilan yang terdiri dari
cangkang protozoa (binatang bersel tunggal), terutama yang
bentuk cangkangnya globular, membulat, namanya Globigerina.
Kapurnya berwarna putih, ringan dan lunak, seperti kapur tulis.
62
63
Batuan Metamorf (Metamorphic Rocks)
64
Batuan Metamorf : adalah batuan yang terbentuk karena adanya
perubahan /pembentukan baru kamposisi mineral-mineral dalam
batuan asal, tanpa melalui fasa cair dahulu.
2) Metamorfosa Thermal
65
Terjadi karena adanya bersinggungan magma yang cair
panas dengan batuan yang ada disekelilingnya. Jadi faktor
temperatur (t) yang memegang peranan.
3) Metamorfosa Dinamo
Dalam proses metamorfosa dinamo besarnya tekanan
merupakan faktor terpenting.
66
Perbandingan Penyebaran Batuan Dialam
Dialam dari hasil penelitian bahwa kerak bumi ternyata
komposisinya hampir 95% adalah batuan beku dan sisanya batuan
lainnya. Tetapi penyebarannya dipermukaan bumi mempunyai
tendensi yang sebaliknya yaitu: justru batuan sedimenlah yang
mendominasi dan tersingkap paling luas dipermukaan bumi sampai
meliputi 95%.
67
Dari batuan sedimen yang tersingkap dipermukaan bumi hampir
seluruhnya terdiri dari batuan lempung (clay) : 46%, batu pasir
(sandstone) : 32% dan batugamping (limestone) 22%.
68
Jadi sudah sepantasnyalah kita harus mengetahui dengan baik
mengenai sifat-sifat fisik dari ketiga macam batuan sedimen ter-
sebut karena tersingkap dipermukaan bumi hampir meliputi 75%
dari luas permukaan bumi.
69
2. " Stress " dan " Strain " pada batuan isotropik.
Apabila sebuah contoh batuan ditekan dengan suatu gaya kompresi
ataupun dikenai gaya tarik, dengan bentuk contoh berupa silinder
ataupun balok, maka contoh tersebut akan mengalami "
compressive stress " ( tekanan / tegasan kompresi ) ataupun
"tensile stress " (tegasan - tarik ).
" Tensilestress"
* E = St / Et ( liha.t gb. 1.2 b/ ).
" Tensilestrain"
Eclateral Etlateral
* U
Eclongitudin
al Etlongitudin
al
70
Gambar 3.5 Defnisi Tegangan Dan Regangan
Keterangan :
F = Force = gaya (dalam satuan gaya : kg atau N).
A = Was penampang contoh batuan (dalam satuan luas).
L = Panjang contoh batuan. dalam satuan panjang
D = Diameter contoh (bila berbentuk silinder) . dalam satuan
panjang
D = Diameter; contoh (bila berbentuk silinder).
E = Modulus elastisitas = Young's modules of elasticity (dalam
satuan " stress kg
cm2 atau N m2 atau Pascal = Pa ).
E = disebut juga sebagai " Hooke's coefficient of proportionality ".
e = " strain ".
71
kurva YU menggambarkan kondisi yang non elastik. Pada gambar
itu besaran "stress" digambarkan dengan simbol terlihat bahwa
kurva OY memberikan hubungan - = E e (Hukum Hooke) lihat
juga gambar 13.
72
Gambar 3.7 Diagram Mohr Contoh Batuan
5. Prosedur Pelaksanaan Pengujian Di Laboratorium
Mekanika Batuan.
Dibawah ini contoh pemeriksaan di laboratorium mekanika batuan
untuk mendapatkan parameter teknis tertentu.
73
D
Luas permukaan silinder : (Ls) = x ( ( ) ) 2 4 dalam cm2.
2
Luas permukaan balok : (Lb) = A x B dalam cm2.
F = gaya = "force" dalam kg. ( arahnya : searah dengan
sumbu panjang ).
c = kuat tekan.
= " unconfined canpressive strength ".
F
c = untuk contoh silinder.
Ls
F
c = untuk contoh berbentuk balok.
Lb
Satuan Kuat Tekan : kg cm2.
74
tp = waktu yang diperlukan oleh gelombang primer (dari A ke B
).
ts = waktu yang diperlukan oleh gelombang sekunder (dari A
ke B).
Besaran-besaran yang bisa ditentukan dengan
pengujian/pemeriksaan ini (yang sudah bisa digunakan) :
Vp = cepat rambat gelombang primer.
Vs = cepat rambat gelombang sekunder.
G = dynamic " plus of rigidity " ( shear modulus ).
U = Poisson's ratio.
E = dynamic " Young's modulus of elasticity ".
Rumus perhitungan
2F.
t satuan kg cm-2 ( Indirect tensile strength ).
DT
75
Gambar 3.10 Cara Pengujian Brazilian
76
5). Absorption.
Cara-cara pemeriksaan contoh untuk mencari besaran ini sama
dengan prosedur pemeriksaan "specific gravity" lihat angka
1.5.4. diatas.
Perhitungan :
Ww Wo
Absorption = x100%.
Wo
Perhitungan :
Wn Wo
Water Content ( air dried ) x100%
Wo
Perhitungan porositas :
pori2
Volume Wn- Wo
Porositas ( n) x100%
Volumetotal Ww- Ws
8). Void ratio
Cara/prosedur penentuan " void ratio ": lihat angka 1.5.4. diatas.
9). Density.
Cara/prosedur penentuan "density" : lihat angka 1.5.4. diatas.
77
Wo
Dry density ( Pd ) gram.
Wo Ws
Wn
Air dried density ( Pa )= gram.
Ww Ws
Wn
Saturated density ( Ps )= gram.
Ww Ws
Catatan Umum
Absorption = Saturated Water Content ( Kadar air jenuh ).
dalam %.
78
berhati-hati bila mendapat penjelasan dari seorang ahli geologi
yang belum terbiasa dengan pekerjaan teknik sipil. Sering ahli
geologi menyebut semua material alam di permukaan bumi
sebagai batuan. Granit yang segar dan keras disebut sebagai
batuan, pasir lepas dari endapan sungai juga disebut sebagai
batuan, tanah lempung di dataran rendah pantai juga disebut
sebagai batuan. Hal inilah yang yang sering menjadikan kesalah-
pahaman dalam penentuan parameter desain.
Lain halnya dengan seorang ahli geologi teknik yang telah terbiasa
dengan pekerjaan teknik sipil. Pertama kali bila mendeskripsi suatu
material alam, akan ditentukan dulu apakah material tersebut
merupakan tanah atau batu. Jadi sama sekali tidak menyebutnya
sebagai batuan.
79
kekuatannya menurun, bahkan sifatnya berubah menjadi seperti
tanah.
batuan yang bersifat keras adalah batuan yang terdiri dari mineral
keras dengan jalinan antar kristal mineral yang kokoh dan
hubungan antara kemponen batuan kuat serta bersifat segar, masif
tanpa ada retakan sedikitpun.
80
kwalitatif untuk kepentingan teknik sipil, Kekerasan untuk tanah
kohesif diberi simbol (OH (overburden hardness) dan untuk batu
diberi simbol RH (rock hardness), seperti terlihat dibawah ini :
81
dengan palu geologi tetapi ujung contoh
batu masih mudah dipecahkan dengan
RH-5
Sangat keras palu. Masih dapat dibor dengan widya
tetapi kadang-kadang memerlukan
matabor intan; contoh: basalt.
Ujung contoh batu sukar dipecah dengan
palu, tak dapat digores dengan pisau dan
pemboran memerlukan matabor intan;
contoh: sejenis kwarsit.
Kemajuan pemboran dengan matabor intan
sangat lambat; contoh; rijang, batuan
tersilifikasi.
82
2). Klasifkasi Berdasarkan Kuat Tekan
a. Klasifkasi ISRM (1975)
Skala kekerasan ini di usulkan oleh ISRM Working Party tahun 1975.
Berdasarkan hasil penelitian yang di lakukan pada inti bor serta
dilakukan penelitian laboratorium dengan melakukan pengujian
kuat tekan pada inti bor, di usulkan satu klasifikasi kekerasan untuk
batuan yang utuh seperti tabel di bawah ini.
83
Gambar 3.11 Klasifkasi Batuan Berdasarkan Kuat Tekan
Dari Beberapa Peneliti
84
3). Klasifkasi Batuan Berdasarkan Sifat Teknis
a. Klasifkasi Massa Batuan
Klasifikasi ini di buat dan diusulkan oleh ini untuk mengetahui
kwalitas dari massa batuan dalam satu proyek berdasarkan RQD
dan Velocity Index oleh Coon dan Merritt (1970).
85
Tabel 3.14 Klasifkasi Teknis Batuan Masif
86
Tabel 3.15 Kriteria Ketebalan Lapisan
87
Tabel 3.18 Diskontinuitas Massa Batuan
88
Tabel 3.19 Klasifkasi Ketebalan Kekar
89
Tabel 3.21 Klasifkasi Permeabilitas Tanah Dan Batuan
Krapp,
L, 1983
90
6). Klasifkasi Kuat Massa Batuan
Untuk menaksir tingkat kemudahan penggalian dan
penyederhanaan massa batuan untuk pemetaan geoteknik,
Dearman, dkk, 1974 dan Bieniawski, 1974 telah membuat
klasifikasi massa batuan dan tingkat kemudahaan penggaliannya.
91
Gambar 3.14 Klasifkasi Tingkat Kemudahan Penggalian
Bedasarkan Jarak Antara Kekar dan Kuat Tekan
7). Klasifkasi Berdasarkan Tingkat Pelapukan
Tabel 3.22 Klasifkasi Batuan Berdasarkan Tingkat
Pelapukan
92
IV. GEOMORFOLOGI
Defnisi Geomorfologi
93
Geomorfologi sebenarnya berasal dari bahasa Yunani yang lebih
kurang dapat diartikan perubahan - perubahan pada bentuk muka
bumi. Akan tetapi secara umum didefinisikan sebagai ilmu yang
mempelajari tentang alam, yaitu meliputi bentuk - bentuk umum
roman muka bumi serta perubahan - perubahan yang terjadi
sepanjang evolusinya dan hubungannya dengan keadaan struktur
di bawahnya, serta sejarah perubahan geologi yang diperlihatkan
atau tergambar pada bentuk permukaan itu (American Geological
Institute. 1973). Dalam bahasa Indonesia banyak orang memakai
kata bentangalam sebagai terjemahan geomorfologi, sehingga
kata geomorfologi sebagai ilmu dapat diterjemahkan menjadi Ilmu
Bentangalam.
94
Gambar 4.1 Hubungan antara Geomorafologi dengan ilmu
- ilmu lain dan daerah gerak Geomorfologi.
95
Thornbury (1969) dalam buku yang berjudul Principles of
Geomorphology mengemukakan 10 konsep dasar dalam
geomorfologi, yaitu :
Proses Geomorfologi
Proses geomorfologi adalah perubahan - perubahan baik secara
fisik maupun kimiawi yang dialami permukaan bumi. Penyebab
proses tersebut yaitu benda -benda alam yang kita kenal dengan
nama geomorphic agent, berupa air dan angin. Termasuk di daiam
golongan geomorphic agent air ialah air permukaan, air bawah
tanah, glacier, gelombang, arus, dan air hujan. Sedangkan angin
terutama mengambil peranan yang penting di tempat-tempat
terbuka seperti di padang pasir atau di tepi pantai. Kedua
penyebab ini dibantu dengan adanya gaya berat, dan kesemuanya
96
bekerja bersama - sama dalam melakukan perubahan terhadap
roman mukaa bumi. Tenaga-tenaga perusak ini dapat kita
golongkan dalam tenaga asal luar (eksogen), yaitu yang datang
dari luar atau dari permukaan bumi, sebagai lawan dari tenaga asal
dalam (endogen) yang berasal dari dalam bumi. Tenaga asal luar
pada umumnya bekerja sebagai perusak, sedangkan tenaga asal
dalam sebagai pembentuk. Kedua tenaga inipun bekerja bersama -
sama dalam mengubah bentuk roman muka bumi ini. Proses
geomorfologi yang kita kenal dapat diintisarikan seperti terlihat
pada Gambar di bawah ini :
PEMBENTUKAN PENGRUSAKAN
PENGANGKUTAN
Tenaga Asal dalam Tenaga Asal luar Tenaga Asal luar
Pembentukan Gradasi Pengangkutan bahan
struktur (perataan) (mass wasting)
Pembentukan Pelapukan
gunungapi Erosi oleh:
Air permukaan
Tenaga dari luar Air bawah tanah
bumi Gelombang
Jatuhan Meteorit Arus
Angin
Es
Pengrusakan dan pengangkutan oleh
organisma, termasuk manusia
97
1. Degradasi
Proses degradasi yang telah kita kenal dapat dikelompokan menjadi
tiga, yaitu pelapukan, pengangkutan bahan, dan erosi. Berikut ini
ketiga proses tersebut dibahas secara umum.
a. Pelapukan
Pelapukan sering disebut pula sebagai proses desintegrasi atau
dekomposisi. Dari ketiga macam proses degradasi yang telah
disebutkan, pelapukan dianggap sangat penting karena dapat
mempercepat kedua proses lainnya.
98
mengembang dan berat jenisnya menjadi kecil. Oksidasi pada
batuan yang mengandung besi menghasilkan hematite yang
berwarna coklat kekuning - kuningan. Hidrasi menghasilkan
perubahan volume pada tiap molekul batuan yang disebabkan oleh
masuknya air. Akibat perubahan volume ini maka batuan
mengelupas menghasilkan keratan - keratan yang tipis - tipis. Pada
proses karbonasi, terbentuk karbonat sebagai hasil reaksi asam
karbonat dengan mineral pada batuan. Batuan yang mudah larut
seperti batugamping akan mengalami proses karbonasi ini. Asam
karbonat terbentuk karena udara yang mempunyai kandungan CO 2
bereaksi dengan adanya air. Gambar dibawah ini menggambarkan
reaksi yang terjadi pelarutan batugamping. Dengan reaksi ini
pelapukan kimia berlangsung yang mengakibatkan proses
pelarutan pada batugamping terjadi.
CaC03 + H2O + CO 2
Ca(HC03)
(batugamping) (air) (udara)
(larut)
99
mengelola suatu bentang alam tertentu menjadi lahan budidaya
(misalnya lahan pertanian). Gambar 26 menunjukkan proses
pembentukan tanah akibat adanya pelapukan batuan.
100
MENGALIR
MENGALIR MENGALIR LONGSOR RUNTUH
PERLAHAN CEPAT
RAYAPAN ALIRAN TANAH NENDATAN RUNTUH
Rayapan tanah ALIRAN LUMPUR (slump) (subsiden
Rayapan talus LONGSOR/RUNTUH LONGSORAN ce)
Rayapan batuan AN (slide)
Rayapan batuan SALJU (debris JATUHAN (debris
karena glacier avalanche) fall)
LONGSOR
BANJIR BATUAN
Lumpur (rock slide)
(Solifluction) JATUHAN BATUAN
(rock fall)
c. Erosi
Erosi berasal dari kata Latin erodere, artinya mengerkah atau
mengampelas. Seperti arti asalnya, erosi adalah proses
pengerkahan atau pengumpulan bahan - bahan terutama oleh air.
Proses pelapukan dapat mempercepat proses erosi. Orang awam
sehari - hari mengartikan erosi sebagai pengrusakan dan
pengangkutan bahan - bahan dari tanah penutup. Dalam arti
geologi erosi lebih tepat untuk dipakai sebagai proses
pengampelasan baik batuan segar maupun lapukan atau tanah
penutup.
101
yang dipercepat diakibatkan oleh aktivitas manusia, umumnya
bersifat mengubah kondisi alami secara drastis.
Erosi Air merupakan bentuk erosi yang paling umum, terjadi ketika
material batuan/tanah dipindahkan oleh air yang menyisakan
bentuk alur di permukaan. Erosi selokan merupakan
pengembangan lebih lanjut dari tahapan erosi alur, berukuran lebih
besar dibandingkan alur yang terbentuk akibat erosi alur.
2. Agradasi
Agradasi yaitu penumpukan bahan - bahan yang terjadi oleh
karena gaya angkut berhenti, misalkan karena lereng tempat
berlangsungnya pengangkutan tidak lagi berlanjut melainkan
berubah menjadi datar. Maka pada tempat tersebut akan terjadi
102
penumpukan bahan dan permukaan tanah menjadi lebih linggi
dibanding dengan permukaan asal.
103
Sebagaimana sudah diuraikan di muka, air merupakan unsur
pelaksana utama pengrusakan tenaga asal luar. Suatu daerah
pertama - tama akan terangkat oleh tenaga asal dalam dan proses
ini dinamakan proses pembentukan. Sedangkan pada proses yang
dilakukan oleh air permukaan dinamakan proses pengrusakan.
1. Lembah
Permukaan lereng mula - mula dikikis atau dierosi membentuk
lembah kecil (gully). Bila tidak, air mengikis daerah yang luas
bersama - sama sehingga tidak terbentuk lembah kecil tersebut.
Erosi semacam ini dinamakan erosi memipih atau lembaran (sheet
erosion). Gully lambat laun berubah menjadi lembah yang makin
lama makin dalam. Lembah muda ini biasanya berbentuk huruf V
(V shape valley), dasar lembah sempit dan lereng terjal. Lembah
yang dewasa (mature) dan tua (old) membentuk diri menyerupai
huruf U yaitu dengan dasar lembah yang makin rata. Bentuk
lembah yang demikian ini dapat pula terjadi akibat pekerjaan es
(glacier).
Selain air itu sendiri yang bekerja mengikis secara vertical dibagian
hulu, tepi lembah serta dasar lembah, juga bahan - bahan yang
dibawanya ikut mengampelas dasar sungai atau lembah itu
sehingga semakin lama semakin dalam. Kemampuan mengampelas
ini ada batasannya yaitu apabila air sudah tidak bergerak lagi, atau
bila mana mencapai muka laut. Oleh karena itu permukaan ini
104
dinamakan orang erosion base level. Dibawah muka ini tidak terjadi
erosi.
2. Pola pengaliran
Pola pengaliran adalah hubungan antara satu sungai dengan
sungai lainnya atau hubungan antara air permukaan yang
mengalir melalui lembah - lembah. Hubungan tersebut akan
membentuk suatu pola atau pattern.
105
bergerak dengan cepat dan tidak sempat bergabung satu sama
lainnya, melainkan berjajar.
c. Pola pengaliran menangga (trellis) terdapat di daerah yang
terlipat kekerasan batuan yang bcrselang - seling antara yang
lemah dan yang keras mengakibatkan sungai berbelok - belok.
Kadang - kadang memotong batuan keras dan menyusuri batuan
lemah. Sungai dinamakan subsekuen bila menyusuri bagian
lemah yang sejajar dengan jurus lapisan batuan, sedangkan
konsekuen bila memotongnya. Obsekuen ialah anak sungai yang
sejajar dengan sungai konsekuen. Pola ini dapat memberi
keterangan tentang daerah terlipat, antikilin, siklin dan kubah.
d. Pola pengaliran (annular) terjadi pada batuan yang terlipat dan
lipatannya membentuk kubah (dome).
e. Pola pengaliran memancar (radial) terjadi pada daerah yang
terlipat ataupun gunung api. Terutama pada daerah
bergunungapi, pola ini sangat sering dijumpai dan merupakan
salah satu ciri utamanya. Sungai - sungai mengalir dari satu
pusat kesegala arah, memancar (radial) atau disebut juga
sentrifugal. Bila sebaliknya yaitu pola sungai memancar tetapi
bearah ke dalam (pusat) disebut dengan pola pengaliran
centripetal.
106
Gambar 4.10 Pola Pengaliran Dasar (Howard, 1967 ;
dalam Van Zuindam, 1983)
107
dicirikan oleh aliran sungai yang tidak menerus karena beralih
menjadi sungai bawah tanah akibat adanya proses pelarutan.
3. Meander
Bila sungai berada jauh di atas permukaan dasar erosi (erosion
base level) maka tenaga erosi tegak (vertical erosion) jauh lebih
besar dari pada tenaga erosi horizontal. Akan tetapi air mendekati
permukaan dasar ini sehingga tenaga tersebut menjadi berimbang
dan akhirnya tenaga horizontal menjadi lebih besar.
4. Endapan sungai
Endapan sungai terjadi karena daya angkut air berkurang akibat
mendekati permukaan dasar erosi ataupun karena perubahan arus.
Pengendapan membentuk apa yang disebut endapan sungai nusa
ataupun bar. Berdasarkan bentuk nusa dan letaknya dapat
menafsirkan arah aliran sungai (Gambar 31).
108
Gambar 4.11 Bentuk Lahan Di Sekitar Sungai Bermeander
(Gregory & Walling, 1979; dalam Van Zuidam, 1983 )
109
tenaga asal dalam (endogen) bekerja pada daerah itu maka batuan
endapan akan mengalami gangguan. Mungkin letaknya tidak
horisontal lagi atau justru terlipat memhentuk lipatan (fold) baik
antiklin maupun sinklin, atau bahkan tersesarkan (fault). Sebagai
akibat dari kekerasan batuan endapan yang berlainan antara satu
lapisan dengan lapisan lainnya, maka batuan semacam ini
membentuk bentangalam tersendiri yang khas. Erosi akan
mengambil bagian di tempat - tempat lemah yaitu pada batuan
yang lunak dan bagian yang keras akan menonjol membentuk
bukit-bukit. Biasanya bukit ini memanjang sejajar dengan arah
pelapisan.
110
lembah antiklinal, SV = lembah sinklinal, WG = watergap,
AM = pegunungan antiklinal, SM = pegunungan sinklinal
(Strahler & Strahler, 1984)
Sesar dapat dibagi atas sesar naik, sesar normal, dan sesar
mendatar atau sesar geser jurus (strike - slip fault, wrench fault,
tear fault) tergantung kepada arah pergerakan. Sesar naik dijumpai
bila blok di bawah bidang patahan bergerak relatif ke atas,
sedangkan pada sesar normal terjadi sebaliknya. Pada sesar geser
jurus dan sesar mendatar, atau disebut juga sesar horisontal,
gerakan terjadi bersesuaian dengan arah jurus. Gerakan ini adalah
gerakan mendatar. Bila blok relatif bergerak ke kiri dalam hal kita
menghadap bidang patahan, dinamakan sinistral, sedangkan
sebaliknya dinamakan dextral. Pada umumnya sesar yang dijumpai
di alam merupakan gabungan antara gerakan - gerakan tersebut.
111
tempat yang lemah dan lunak, dan biasanya menjadi sasaran erosi.
Oleh karena itu, pada daerah yang tersesarkan atau retakan
biasanya terbentuk lembah yang lurus dan memanjang.
Bentangalam Karst
Bentangalam karst termasuk bentuk bentangalam yang penting,
dan banyak pula ditemukan di Indonesia. Bentuk ini sangat erat
berhubungan dengan batuan endapan yang mudah melarut.
Oleh karena itu dengan mengetahui bentuk bentangalamnya,
pada umumnya orang dapat mengetahui jenis batuannya, terutama
juga oleh karena bentuk bentangalam karst sangat karakteristik
dan mempunyai tanda - tanda yang mudah dikenal balk di
lapangan, pada peta topografi maupun pada potret udara dan citra
satelit. Bentangalam ini terutama memperlihatkan lubang -
lubang, membulat atau memanjang, gua - gua dan bukit - bukit
yang berbentuk kerucut.
112
Bentangalam karst terbentuk karena batuan muda dilarutkan
dalam air dan membentuk lubang - lubang. Bentangalam ini
terutama terjadi pada wilayah yang tersusun oleh batugamping
yang mudah larut, dan batuan dolomit atau gamping dolomitan.
Akibat pelarutan yang memegang peranan utama, maka air
sangat penting artinya. Bentangalam karst biasanya berkembang di
daerah yang mempunyai curah hujan cukup.
113
dalam gua itu. Udara yang segar selalu menggantikan udara yang
berada di dalam gua. Gejala - gejala yang khas sebagai
karakteristik bentangalam karst diantaranya adalah terra rossa,
lapies, sinkholes, dll (Thornbury, 1969).
Bentangalam Pantai
114
Bagian ini terutama akan membicarakan bentuk - bentuk
geomorfologi pantai beserta cara terjadinya dan penyebabnya.
Selain pantai laut juga akan disinggung tentang pantai danau.
Ada tiga macam gerakan air laut yang menyebabkan prows gradasi
pada permukaan bumi, yaitu gelombang, arus, dan pasang - surut.
Pasang surut sebenarnya sangat sedikit pengaruhnya.
115
menjauhi pantai disebut pencucian balik (backwash) ditampilkan
pada Gambar di bawah ini.
116
Gambar 4.16 Fenomena Longshore Current Dan Longshore
Drifting
(Strahler & Strahler, 1984)
1. Erosi pantai
Gelombang yang menghempas ke arah pantai dapat merusak
pantai tersebut, akibatnya pantai sedikit demi sedikit menjadi
mundur posisinya ke arah darat. Pantai yang demikian
dinamakan pantai yang mengalami pemunduran atau abrasi
(abration). Di Indonesia pantai yang mengalami abrasi
umpamanya pantai Sumatera Barat (sekitar Padang) dan pantai
Teluk Jakarta.
117
bagian yang melekuk pada mukalaut, kemudian lama - kelamaan
pantai itu runtuh dan mundur sedikit demi sedikit.
2. Pantai tumbuh
Pantai tumbuh terjadi di tempat - tempat pengendapan bahan -
bahan yang dibawa sungai atau dibawa arus laut itu sendiri. Sungai
ini membentuk delta dan bahan - bahan yang dibawanya
mengendap pula di depan pantai. Pantai yang demikian dinamakan
pantai tumbuh atau mengalami akresi. Di Indonesia pantai yang
tumbuh terutama dikenal di pantai - pantai Selat Malaka dan Laut
Jawa.
118
Pantai naik bercirikan garis pantai yang relatif rata, oleh karena
dasar laut yang hampir rata dan tidak mengalami erosi serta
mengalami pengendapan, terangkat ke atas mukalaut. Pantai naik
yang terbentuk karena patahan pada umumnya berbentuk lurus
tetapi terjal.
119
bagian (1) dan (2) di atas. Karakteristik pantai ini diantaranya
terbentuk delta, dataran aluvial, bersifat vulkanik, dan coral reef
tumbuh dengan baik.
V. STRATIGRAFI
Stratigrafi adalah ilmu batuan sedimen yang mempelajari menjadi
(origin), korelai, pemerian dan pembentukan batuan sedimen
dengan cara menerapkan prinsip - prinsip kimia, fisika, paleontologi
dan ekologi moderen.
Salah satu cabang dari ilmu stratigrafi ialah ilmu paleontologi. Ilmu
paleontologi mempelajari peri hidup dari masa geologi yang telah
lampau. Untuk keperluan itu digunakan fosil - fosil. Fosil adalah
sisa - sisa atau bekas - bekas jasad yang terpendam atau diliputi
oleh sedimen - sedimen.
120
menerus di permukaan bumi. dibatasi : oleh energy, jarak dan
sumber, serta waktu.
3. Hukum superposisi (law of superposition) yang menyatakan
bahwa batuan berlapis diendapkan secara kronologis, dimana
batuan yang tua akan terletak di bawah batuan yang muda.
Ketiga hukum Steno itu di kemudian hari menjadi pilar - pilar utama
bagi pengetahuan ilmu geologi. Latar belakang pengetahuan medis
dan anatomi yang dimiliki Steno telah banyak membantunya dalam
mempelajari fosil - fosil organisme. Dia juga menggarisbawahi
bahwa meskipun dilaut masa sekarang ini kita tidak dapat
menemukan organisme yang mirip dengan bentuk fosil seperti
yang telah ditemukan, tapi studi anatomi detil dengan jelas
menunjukkan bahwa fosil - fosil itu memang lebih mirip dengan sisa
- sisa organisme dari pada dengan benda - benda anorganik.
Dengan demikian, secara implisit Steno juga telah mengemukakan
azas masa sekarang adalah kunci masa lampau.
121
2. Azas superposisi yang menyatakan bahwa dalam suatu
longgokan vertikal batuan berlapis, lapisan yang ada di bawah
diendapkan lebih dahulu daripada lapisan yang ada diatasnya.
Sekali lagi azas ini ada pengecualiannya, misalnya endapan gua.
Namun, endapan yang merupakan pengecualian itu umumnya
hanya bersifat lokal. Penerapan azas ini memerlukan kehati -
hatian karena dapat menyebabkan timbulnya penafsiran yang
salah sama sekali. Meskipun azas superposisi dapat diterapkan
pada hampir setiap penampang vertikal dari singkapan atau
daerah tertentu, tetapi lapisan - lapisan yang terletak di bagian
bawah tidak selalu lebih tua daripada lapisan - lapisan yang ada
diatasnya. Hukum ini juga hanya dapat diterapkan pada sekuen
menerus yang tidak terganggu oleh penyesaran.
3. Konsep kesinambungan lateral. Konsep ini menyatakan bahwa
strata diendapkan sebagai lapisan - lapisan menerus di
sepanjang cekungan pengendapan dan mungkin dapat
dikolerasikan hingga satu jarak yang jauh. Meskipun konsep ini
sangat penting artinya untuk memahami stratigrafi regional,
namun hendaknya hanya digunakan secara terbatas untuk
suatu cekungan pengendapan. Penerapan yang kurang tepat
dari hukum ini pada masa lalu telah mendorong lahirnya teori
kulit bawang yang menyatakan bahwa bumi tersusun oleh
lapisan - lapisan konsentris batuan sedimen. Sekarang kita tahu
bahwa lapisan - lapisan sedimen menipis dan menghilang pada
tepi - tepi cekungan pengendapannya serta bahwa suatu tipe
sedimen dapat berubah secara berangsur menjadi tipe - tipe
sedimen yang lain karena adanya perubahan fasies. Perubahan
fasies itu terjadi karena adanya perubahan lingkungan
pengendapan yang ekivalen dengan waktu. Satuan - satuan
batuan harus dipandang sebagai lapisan - lapisan yang berubah
ketebalannya, berakhir pada tepian cekungan pengendapannya,
122
secara lateral berubah menjadi tipe litologi yang lain, bahkan
lapisan itu dapat berubah secara tiba - tiba.
123
telah mengemukakan arti penting dari waktu yang hilang. Angular
unconformity terbentuk karena adanya pengangkatan dan
perlipatan strata tua. Strata itu kemudian dikikis oleh erosi
sedemikian rupa sehingga permukaannya cenderung menjadi
datar. Setelah itu satuan yang baru diendapkan strata muda di
atasnya sedemikian rupa sehingga terbentuk kontak menyudut
antara kedua strata itu. Hutton pertama kali mengetahui
pentingnya waktu yang hilang dalam ketidak selarasan tersebut
ketika dia melakukan pengamatan di Siccar Point, Skotlandia
Selatan.
124
Dalam paraconformity kedua sekuen batuan yang dipisahkan oleh
bidang kontak juga terletak sejajar satu sama lain, namun bidang
kontaknya bukan merupakan bidang erosi tua. Karena bidang
kontaknya bukan merupakan bidang yang tidak jelas, maka
ketidakselarasan ini ditentukan berdasarkan ketidaksinambungan
Tipe kontak stratigrafi yang lain telah diketahui sejak lama adalah
kontak intrusi. Dalam tipe kontak stratigrafi ini batuan plutonik
dalam atau batuan plutonik hipabisal bersentuhan dengan batuan
sedimen. Kontak ini dapat ditafsirkan berdasarkan hukum
125
pemotongan dari steno yang menyatakan bahwa batuan yang
memotong berumur lebih muda dari pada batuan yang dipotong.
Korelasi Stratigraf
Para geologiwan yang pada akhir abad 19 mencoba
mengembangkan kolom geologi menyadari perlunya dilakukan
pemisahan yang jelas antara konsep waktu dengan konsep batuan
yang diendapkan selama selang waktu tertentu. Hal itu kemudian
mendorong munculnya satuan waktu-geologi (geologic-time units)
yang ditujukan untuk berbagai selang waktu geologi serta satuan
batuan-waktu (time-rock units) yang ditujukan untuk batuan yang
terbentuk selama tiap waktu selang tersebut. Satuan waktu-geologi
batuan dibagi menjadi lima bagian. Kelima bagian itu, dari kisaran
126
terpanjang hingga terpendek, berturut-turut adalah kurun (eon),
masa (era), jaman (period), kala (epoch), dan umur (age). Satuan
batuan-waktu yang diendapkan pada setiap selang waktu tersebut
berturut-turut adalah eonotem (eonothem), eratem (erathem),
sistem (system), deret (series), dan jenjang (stage). kaitan antara
setiap satuan batuan-waktu dengan satuan waktu-geologi yang
korelatif dengannya. Baik satuan batuan-waktu maupun satuan
waku-geologi, keduanya mengambil nama dari kolom-kolom geologi
standar yang telah disepakati secara internasional. Sebagai contoh,
istilah Kambrium digunakan untuk menunjukan waktu 570-505 juta
tahun yang lalu (million years ago, Ma) dan istilah Sistem
Kambrium untuk menunjukan batuan-batuan yang diendapkan
selama Kambrium.
Ada empat satuan yang hingga saat ini telah digunakan secara luas
oleh para stratigrafiwan di seluruh dunia yaitu satuan litostratigrafi,
127
satuan biostratigrafi, satuan kronostratigrafi, dan satuan
geokronologi.
128
Formasi umumnya merupakan satuan resmi yang pertama kali
ditentukan dalam pekerjaan lapangan. Untuk dapat disebut
formasi, suatu satuan harus memiliki kesamaan litologi atau
memiliki kombinasi litologi yang khas sedemikian rupa sehingga
dapat dibedakan dengan satuan - satuan lain yang ada
disekitarnya. Karena formasi merupakan satuan lapangan, maka
suatu formasi harus dapat dipetakan dalam suatu peta yang
skalanya digunakan pada wilayah dimana formasi itu berada.
129
satuan stratigrafi yang lain. Karena penentuan satuan biostratigrafi
didasarkan pada kandungan fosil, maka penentuannya itu
dipengaruhi oleh puncak atau pemunculan taxa fosil. Biozona
selang (interval biozone) didefinisikan sebagai strata yang terletak
diantara awal dan akhir pemunculan taxa fosil tertentu. Jika
biozona selang itu ditentukan berdasarkan pemunculan satu taxon
tunggal, maka biozona itu disebut biozona kisaran taxon (taxon
range zone). Seringkali satuan - satuan biostratigrafi yang lebih
detil dapat ditentukan berdasarkan pemunculan simultan dalam
biozona selang dari sejumlah taxa. Zona kumpulan (assemblange
zone) tersebut sangat berguna untuk menentukan satuan - satuan
biostratigrafi dan untuk melakukan koralasi detil. Zona puncak
(abundance zone) adalah jenis biozone yang ketiga dan ditentukan
berdasarkan waktu perkembangan maksimum dari satu atau lebih
taxa.
Nama - nama satuan biostratigrafi ditentukan berdasarkan nama
ilmiah dari suatu fosil, atau nama fosil yang paling banyak
terdapat. Jadi, suatu strata yang diidentifikasikan oleh fosil - fosil
tiram Miosen mungkin secara resmi dinamakan Biozona
Echinophoria apta.
130
jaman (period) yang berkorespondensi dengan sistem dalam
satuan kronostratigrafi.
131
Oleh karena didalam banyak hal hubungan antara satuan - satuan
batuan itu sangat rumit, atau bahkan seringkali tidak jelas, yang
ditimbulkan oleh gejala pelenturan (deformation), maka ruang
lingkup dari pada Struktur Geologi telah pula menjurus kearah
suatu usaha untuk memahami gejala - gejala geologi yang
menyebabkan terjadinya perobahan - perobahan bentuk pada
batuan.
Pengertian
Yang dimaksud dengan struktur dari pada batuan adalah bentuk
dan kedudukannya yang nampak pada singkapan. Dan
kenampakan tersebut adalah hasil pembentukan dari pada dua
proses yaitu :
132
1. Proses yang berhubungan dengan saat pembentukan dari pada
batuan tersebut, dimana akan dijalin struktur - struktur primair,
dan
2. Proses - proses yang bekerja kemudian setelah batuan
terbentuk, yaitu baik yang berupa deformasi mekanis ataupun
pengubahan secara kimiawi yang mempengaruhi batuan
tersebut.
133
dimensi, untuk mengubahnya dengan dibayangkan keadaannya
dalam tiga dimensi.
Kekar (Joints)
Rekahan pada batuan bukan merupakan gejala yang kebetulan.
Umumnya merupakan hasil kekandasan akibat tegasan (stress),
karena itu mereka akan mempunyai sifat - sifat yang menuruti
hokum - hokum Fisika.
Hampir tidak ada suatu singkapan dimuka bumi ini yang tidak
memperlihatkan gejala rekahan.
134
Didalam Teknik Sipil masalah rekahan merupakan hal yang sangat
penting, karena mereka merupakan jalur - jalur lemah dalam
batuan. Kesukaran yang dihadapi dalam membuat analisa struktur
ini terletak pada banyaknya sifat - sifat dasar yang dimiliki; artinya
terdapat bukti - bukti bahwa ini, dapat terbentuk pada setiap
waktu.
135
(4)Gabungan antara ukuran dan kerapatan (frequency of
occurrence).
136
Gambar 6.1 Diagram Balok Dengan Kekar - kekar
Sistimatik Dan Tidak Sistimatik (Cross Joint)
137
Gambar 6.2 Menunjukan Jenis - jenis Kekar Dan
Hubungannya Dengan Struktur Antiklin.
138
Nanti akan terbukti pula bahwa ukuran dari kekar (bidang kekar)
akan sangat tergantung dari jenis batuan dan ukuran dari
satuan batuannya.
139
komplemennya, sedangkan pada kekar kedua - duanya akan
kita lihat berkembang dengan sama.
140
selalu dilapisi oleh mineral - mineral hydro thermal seperti :
chlorit, muscovite, kwarsa, pyrite dan lain - lain.
b. Logitudinal joint.
Arahnya sejajar dengan garis aliran. Kekar ini akan jelas /
nyata kalau garis alirannya horizontal, misalnya pada bagian
atas dari suatu intrusi yang besar. Bedanya dengan cross
joint adalah pada bidangnya yang kasar. Juga biasanya diisi
oleh pegmatite, aplit atau korok lainnya.
141
dengan tarikan saja yang dapat menghasilkan belahan - belahan
tersebut.
Sesar (Faults)
Sesar akhir - akhir ini menjadi semakin penting setelah didalam
konsep tektonik yang baru, tektonik lempeng, gejala ini merupakan
struktur yang paling penting dalam kerak bumi. Bahkan
berdasarkan konsep ini, mereka mungkin merupakan satu - satunya
pelenturan kerak bumi yang utama yang ditimbulkan sebagai
akibat dari pada pergeseran - pergeseran benua dan lempeng.
142
lumat, sampai breksi yang mempunyai ketebalan berkisar antara
beberapa centimeter sampai ratusan meter.
143
atas bidang sesar, sedangkan alas sesar atau footwall ialah
bongkah yang ada di bagian bawah bidang sesar.
144
bagian - bagian yang jelas tergeser. Jadi pergeseran yang dapat
dilihat pada bidang sesar adalah :
Suatu sesar geser, pergeserannya dapat searah dengan jurus
dari pada bidang sesar (strike slip). Sesar demikian disebut
strike slip fault.
Atau dapat juga searah dengan kemiringan dari pada bidang
sesar (dip - slip) dan disebut dip slip fault.
Atau dapat juga miring (oblique slip), dan disebut oblique slip
fault.
145
Longitudinal fault : Arah dari pada sesar parallel
dengan arah umum dari struktur regional.
Transverse faults : Yang memotong tegak lurus
atau
miring terdapat struktur regional
(biasanya dijumpai pada daerah
yang terlipat : memotong
sumbu /poros terhadap antiklin).
146
nyata mempunyai sifat - sifat tersebut diatas selalu dikenal sebagai
gravity faults.
147
4. Pola rekahan yang ada, satu kelompok akan berarah sejajar
dengan bidang sesar, sedang lainnya mempunyai jurus yang
sama tetapi miring kearah yang berlawanan.
5. Karena sesar biasa cenderung untuk mempunyai kemiringan
yang besar, maka gawir sesar yang diakibatkan akan lebih
mudah untuk terpengaruh oleh gejala longsoran, terutama
sekali pada bagian - bagian yang retak.
6. Seringkali pada bagian yang turun terjadi gejala
pelengkungan (drag), yang seakan - akan menunjukkan
arah gerak yang salah.
148
3. Dibagian depan dari sesar, pada garis sesar, sesar akan lebih
cepat naik dibandingkan dengan pengikisan. Rombakan
batuan yang terbentuk didepan akan tertutup oleh sesar
yang terus bergerak, sehingga akan terjadi pencampuran
dengan breksi sesar.
4. Gejala drag pada lapisan diatas dan dibawah bidang sesar,
serta pembentukan sesar - sesar sekunder yang sejajar atau
hampir sejajar dengan sesar utama, sangat umum dijumpai.
5. Jalur sesarnya dapat merupakan jalur yang sangat rumit atau
berupa suatu bidang yang licin. Keadaan ini tergantung dari
pada sifat batuan, suhu, tekanan dan sebagainya.
6. Biasanya sangat sukar untuk dapat mengetahui dan
mengukur bidang sesarnya, baik karena keadaannya yang
sangat rumit (adanya perlipatan atau sesar - sesar
tambahan), maupun zone demikian biasanya sangat peka
terdapat pengikisan.
149
Pada sesar naik, hangingwall bergeser relatip keatas terhadap
footwall. Susunan dari pada poros utama tegasan adalah sama
seperti pada gejala perlipatan, karena itu sesar naik mempunyai
hubungan genesa yang erat dengan perlipatan. Dari susunan poros
utama tegasannya, maka diharapkan kemiringan dari pada bidang
sesar demikian akan mempunyai sudut kurang dari 45 0. Memang
kenyataannya bahkan kebanyakan kemiringannya sering
mendekati horizontal. Karena itu umumnya sesar naik dibedakan
dua jenis , yaitu : Low angle dan High angle reverse faults.
Sesar naik dengan kemiringan yang kecil disebut thrust atau thrust
fault. Disini pergeseran lateral lebih menonjol.
150
mendatar dalam jumlah terbatas juga mempunyai komponen gerak
vertikal.
151
kearah yang sama dengan permukaan mocro scarps yang
terdapat pada bidang sesar. Di daerah dimana singkapan
sangat kurang, maka adanya pecahan - pecahan cermin sesar
yang berserakan di atas tanah, juga dapat memberikan
indikasi adanya sesar.
5) Pesentuhan yang tiba - tiba dan tidak biasa antara batuan
yang berumur tua dengan batuan yang muda.
6) Struktur - struktur minor seperti :
a. Dragg : lapisan - lapisan di daerah sesar biasanya
menunjukkan tanda - tanda terseret, yang disebabkan
adanya penahanan oleh bagian yang berlawanan. Struktur
demikian dapat digunakan untuk menentukan arah
gerakan relatip.
b. Mylonit : bahan yang mengalami penggerusan secara kuat,
dan tersemenkan. Terdapat pada bidang sesar dan
biasanya menyertai sesar naik.
c. Breksi sesar.
d. Rekahan - rekahan halus sepanjang garis sesar.
7) Sesar biasanya merupakan gejala terakhir. Karena itu
terputusnya suatu bentuk geologi akan didasarkan kepada
anggapan keadaan sebelum terjadinya sesar. Ada satu
kekecualian dalam hal ini, yaitu pada gejala sesar dimana
sesar itu berlangsung selama sedimentasi.
8) Terputusnya (discontinuitas) bersinambungan suatu bentuk
geologi harus diperlihatkan pada peta maupun penampang
tegak. Biasanya mereka ini adalah hasil penafsiran yang
didasarkan kepada suatu konsep geologi (umpama saja
stratigrafi) sebelum terjadinya sesar, dan kepada konsep yang
diterapkan untuk menjelaskan terputusnya kesinambungan.
9) Terputusnya kesinambungan pada bentuk - bentuk geologi,
disamping yang terlihat nyata oleh sesar, terbaliknya
152
kedudukan lapisan, jalur breksi dan bodinya gouge, juga
dihalangnya lapisan, dan perulangan lapisan pada peta dan
penampang tegak, dapat digunakan sebagai pengenal untuk
sesar.
153
Gambar 6.9 Struktur Lipatan Anticline Dan Syncline
154
karena besarnya akumulasi dari munyak bumi ditentukan oleh
puncak dari antiklin dan bukan oleh sumbernya.
Pitch atau rake, pada lipatan ialah sudut antara garis poros dan
horizontal, diukur pada bidang poros (axial plane). Sedangkan
plunge dari pada antiklin adalah sudut yang dibuat oleh poros
dengan horizontal pada bidang vertikal.
2. Pengelompokan Lipatan
Seperti halnya pada sesar, juga terdapat beberapa cara untuk
mengelompokkan struktur lipatan. Biasanya setelah dilakukan
pengukuran - pengukuran dilapangan terhadap unsur-unsur lipatan
155
dan kemudian dipetakan, maka selanjutnya akan dicarikan cara
penggolongan yang bagaimana dan sesuai untuknya.
156
157
Gambar 6.10 Struktur Lipatan Sinklin Antiklin Simetri.
158
Gambar 6.11 Struktur Lipatan Sinklin dan Antiklin Tidak
Simetri
159
Gambar 6.12 Lipatan Monoklin
160
drag folds, perpotongan cleavage dan bidang lapisan dan
sebagainya.
161
1. Tentang cleavage, sudah dijelaskan dalam bab struktur rekahan,
yaitu sebagai sifat pada batuan atau beberapa macam batuan
untuk pecah pada arah - arah tertentu. Cleavage adalah macam
batuan untuk pecah pada arah - arah tertentu. Cleavage adalah
rekahan, tetapi dengan jarak yang lebih dekat.
162
geologi dan berdasarkan kepada jurus dan kemiringan, kita
dapat mengetahui arah dan besarnya (kira - kira) dari pada
penunjaman.
Di beberapa bagian di dunia ini air yang berasal dari tanah tidak
hanya digunakan untuk mencukupi kebutuhan hidup manusia,
tetapi juga digunakan untuk pertanian dan indutri. Di Indonesia
pemanfaatan airtanah ini dikelola oleh instansi dibawah
Departemen Pekerjaan Umum. Instansi tersebut adalah Proyek
Pengembangan Air Tanah (P2AT). Instansi inilah yang berusaha
mengembangkan pemanfaatan air tanah untuk pertanian terutama
pada lahan pertanian yang belum dicapai atau dialiri oleh air dari
segi irigasi teknik.
163
Selain itu airtanah juga merupakan media yang sangat penting dari
proses erosi seperti aliran air permukaan. Proses erosi yang
dilakukan airtanahlah yang membentuk gua - gua di dalam tanah
dan kenampakan lain yang berhubungan dengan gua tersebut.
Defnisi Airtanah
Definisi air tanah ialah sejumlah air dibawah permukaan bumi yang
dapat dikumpulkan dengan sumur - sumur, terowongan atau sistem
drainase. Dapat juga disebut aliran yang secara alami mengalir ke
permukaan tanah melalui pancaran atau rembesan (Bouwer, 1978).
Penyebaran Airtanah
164
Air hujan sebagian akan menjadi air permukaan, sebagian akan
menguap, dan sebagian lagi akan meresap ke dalam tanah menjadi
airtanah. Sumber airtanah yang berasal dari peresapan air hujan
ini disebut air meteorik. Jumlah air hujan yang meresap ke dalam
tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu kemiringan
topografi, sifat batuan, intensitas hujan dan tipe serta jumlah
vegetasi yang terdapat pada daerah tersebut. Air hujan yang turun
pada daerah kemiringan lereng yang terjal dan disusun oleh batuan
yang kedap air (impermeable), sebagian besar airnya menjadi air
permukaan (run of). Sedangkan air hujan yang turun pada daerah
yang landai dengan batuan yang tidak kedap air (permeable),
sebagian besar airnya akan meresap kedalam tanah menjadi
airtanah.
Air yang meresap kedalam tanah sebagian akan tertahan oleh
partikel - partikel tanah dan akan menguap kembali ke atmosfer,
sebagian akan diserap oleh tumbuhan dan sebagian lagi akan
terus meresap ke bawah sampai pada suatu zona dimana pori - pori
dari tanah seluruhnya terisi oleh air. Zona tersebut disebut zona
yang jenuh air atau zona saturasi (zone of saturation). Air yang
terdapat dalam zona ini disebut airtanah. Batas teratas dari
zona yang jenuh air ini disebut muka airtanah (water table).
Daerah di atas muka airtanah, dimana tanah, sedimen atau
batuannya tidak jenuh air disebut zone of aeration. Pada zona ini
rongga antar butiran terisi oleh udara.
165
unsur hidrogen dan oksigen yang menyusun magma. Airtanah
yang berasal dari aktivitas magma ini disebut dengan air juvenil
(juvenile water). Dari ketiga sumber airtanah tersebut air meteorik
merupakan sumber airtanah yang terbesar.
166
yang demikian, zona saturasi yang berada di bawah lembah sungai
akan disuplai oleh air sungai, sehingga muka airtanah di bawah
lembah ini akan cembung ke atas. Sungai demikian disebut dengan
sungai influen.
Pergerakan Airtanah
Aliran airtanah sangat dipengaruhi oleh gaya gravitasi. Airtanah
mengalir dari muka airtanah yang tinggi ke muka airtanah yang
rendah, yaitu menuju lembah sungai, danau atau mata air.
Meskipun kebanyakan airtanah mengalir ke tempat yang rendah
sesuai dengan kemiringan muka airtanah, tetapi sebagian
airtanah mengalir melalui jalur yang melengkung ke daerah
tersebut di atas. Pada gambar 3, terlihat sebagian airtanah
meresap ke sungai dari segala arah. Ada juga aliran yang
melengkung ke atas berlawanan arah dengan gaya gravitasi. Aliran
tersebut disebabkan oleh perbedaan ketinggian muka airtanah
yang menyebabkan perbedaan tekanan pada airtanah tersebut. Hal
ini dapat dikatakan bahwa airtanah di daerah perbukitan berada
167
pada tekanan yang lebih tinggi daripada airtanah yang berada di
lembah sungai, sehingga airtanah bergerak ke daerah yang
bertekanan rendah. Jadi aliran yang berbentuk garis melengkung di
zona saturasi merupakan perpaduan antara gaya gravitasi dan
kecenderungan air untuk mengalir ke tempat yang tekanannya
lebih rendah.
168
Selain porositas, sifat fisik batuan lainnya yang mempengaruhi
jumlah airtanah adalah permeabilitas. Permeabilitas merupakan
kemampuan batuan atau tanah untuk melewatkan atau meloloskan
air. Airtanah mengalir melalui rongga - rongga yang kecil. Semakin
kecil rongganya, semakin lambat alirannya. Jika rongganya sangat
kecil, akibatnya molekul air tersebut akan tetap tinggal. Kejadian
semacam ini terjadi pada lempung. Meskipun lempung mempunyai
kemampuan yang tinggi untuk menyimpan air, tetapi karena
porinya sangat kecil, maka air tidak dapat bergerak atau mengalir.
Lapisan atau batuan yang disusun oleh material lempung yang
tidak dapat melewatkan air disebut lapisan kedap air
(impermeable) dan disebut lapisan aquiclude. Sebaliknya batuan
yang disusun oleh material kasar seperti batupasir atau kerakal
yang mempunyai pori yang besar, airtanah akan mengalir
dengan mudah. Batuan permeabel semacam ini yang dapat
mengalirkan airtanah dengan mudah disebut aquifer.
Jenis Airtanah
Air meteorik (meteorik water) adalah airtanah yang terjadi secara
atmosferik (asmospheric origin), artinya berkaitan langsung dengan
atau sebagai bagian dari siklus hidrologi sekarang (resen) yang
sedang berlangsung. Istilah resen menunjukkan geologi masa kini
yang bisa menyangkut waktu selama puluhan ribu tahun.
169
akuifernya, misalnya pada pengendapan alluvium terbentuk akuifer
bersama - sama dengan air yang mengendapkannya (conatus
bahasa latin yang berarti dilahirkan bersama - sama). Air ini
biasanya berkualitas tidak baik, asin, dan sebagainya.
Air juvenil atau primer (juvenile atau primary water), yaitu airtanah
yang tidak pernah menjadi bagian dari siklus hidrologi. Air ini
terbentuk di dalam bumi sendiri secara volkanik dan magmatic.
Airtanah ini kaya akan kandungan mineral, tetapi bukan sumber air
yang berarti, dan air ini muncul ke permukaan bumi melalui
aktivitas volkanisme.
Air marin (marin water) adalah air yang telah bergerak ke dalam
akuifer - akuifer dari lautan. Semua jenis airtanah tersebut sangat
ditentukan oleh kondisi geologi lingkungan dari keberadaannya.
Kemudian, usia airtanah dapat berkisar antara beberapa tahun
sampai puluhan ribu tahun (bahkan jutaan tahun).
a. Akuifer
Definisi akuifer ialah suatu lapisan, formasi, atau kelompok formasi
satuan geologi yang permeable baik yang terkonsolidasi (misalnya
170
lempung) maupun yang tidak terkonsolidasi (pasir) dengan kondisi
jenuh air dan mempunyai suatu besaran konduktivitas hidraulik
(K) sehingga dapat membawa air (atau air dapat diambil) dalam
jumlah (kuantitas) yang ekonomis.
b. Aquiclude (impermeable layer)
Definisinya ialah suatu lapisan lapisan, formasi, atau kelompok
formasi suatu geologi yang impermable dengan nilai
konduktivitas hidraulik yang sangat kecil sehingga tidak
memungkinkan air melewatinya. Dapat dikatakan juga merupakan
lapisan pambatas atas dan bawah suatu confined aquifer.
d. Confned Aquifer
Merupakan akuifer yang jenuh air yang dibatasi oleh lapisan atas
dan bawahnya merupakan aquiclude dan tekanan airnya lebih
besar dari tekanan atmosfir. Pada lapisan pembatasnya tidak ada
air yang mengalir (no flux).
171
Akifer yang bagian atas dan
bawahnya dibatasi oleh lapisan
bersifat akifug atau akilud
f. Unconfined Aquifer
Merupakan akuifer jenuh air (satured). Lapisan pembatasnya, yang
merupakan aquilard, hanya pada bagian bawahnya dan tidak ada
pembatas aquitard dilapisan atasnya, batas di lapisan atas berupa
172
muka air tanah. Dengan kata lain merupakan akuifer yang
mempunyai muka air tanah.
h. Artesian Aquifer
Merupakan confined aquifer dimana ketinggian hidrauliknya
(potentiometric surface) lebih tinggi daripada muka tanah. Oleh
karena itu apabila pada akuifer ini dilakukan pengeboran maka
akan timbul pancaran air (spring), karena air yang keluar dari
pengeboran ini berusaha mencapai ketinggian hidraulik tersebut.
173
dari pengendapan proses geologi. Susunan ini termasuk
komposisi mineral, ukuran butir dan kumpulan butiran (grain
pcking) yang terbentuk dari sedimentasi atau batuan yang
menampilkan sistem geologi. Stratigrafi menjelaskan hubungan
geometris dan umur antara macam-macam lensa, dasar dan
formasi dalam geologi sistem dari asal terjadinya sedimentasi.
Bentuk struktur seperti pecahan (cleavages), retakan (fracture),
lipatan (folds), dan sesar 1 patahan (faults), merupakan sifat - sifat
geometrik dari sistem geologi yang dihasilkan oleh perubahan
bentuk (deformation) akibat adanya proses pengendapan
(deposition) dan proses kristalisasi (crystallization) dari batuan.
Pada endapan yang belum terkonsolidasi (unconsolidated
deposits) lithologi dan stratigrafi merupakan pengendali yang
paling penting.
174
(base flow). Hal ini merupakan indikator bahwa walaupun dalam
keadaan tidak ada hujan (musim kemarau), pada sungai - sungai
tertentu masih ada aliran airnya. Disamping itu akibat adanya
recharge juga merupakan salah satu faktor penyebab suatu sungai
berkembang dari penampang yang kecil disebelah hulunya
menjadi penampang yang besar di sebelah hilirnya (mendekati
laut).
b. Perched Aquifers
Merupakan akuifer yang terletak di atas suatu lapisan formasi
geologi kedap air. Biasanya terletak bebas di suatu struktur tanah
dan tidak berhubungan dengan sungai. Kadang-kadang bilamana
lapisan di bawahnya tidak murni kedap air namun berupa
aquitards bisa memberikan distribusi air pada akuifer di
bawahnya. Kapasitasnya tergantung dari pengisian air dari
175
sekitarnya dan juga luasnya lapisan geologi yang kedap air
tersebut.
c. Alluvial Aquifers
Alluvial Aquifers merupakan material yang terjadi akibat proses
fisik di sepanjang daerah aliran sungai atau daerah genangan
(flood plains). Akibat pergeseran sungai dan perubahan
kecepatan penyimpanan yang sebelumnya pernah terjadi maka
simpanan berisi material tanah yang beragam dan heterogen
dalam distribusi sifat-sifat hidaruliknya. Dalam klasifikasi tanah
sering disebut welll graded. Akibatnya kapasitas air di akuifer ini
menjadi besar dan umumnya volume air tanahnya seimbang
(equillibrium) dengan air yang ada di sungai. Akuifer ini membantu
pengaturan rezim aliran sungai. Sehingga boleh dikatakan setiap
daerah dengan akuifer jenis ini, akuifer ini merupakan sumber
yang penting untuk suplai air. Di daerah hulu aliran sungai
umumnya air sungai meresap ke tanah (infiltrasi) dan mengisi
akuifer ini (recharge). Hal ini terjadi karena ketinggian dasar sungai
relatif di atas ketinggian muka air tanah pada akuifer. Namun
semakin ke hilir aliran sungai terjadi sebaliknya, akuifer
memberikan pengisian ke aliran sungai (recharge), karena muka
air tanah di akuifer relatif lebih tinggi di bandingkan dengan dasar
sungai. Pengisian ini menimbulkan aliran dasar (base flow) di
sungai sepanjang tahun, walaupun pada musim kemarau tidak
terjadi hujan di daerah pengaliran sungai (DPS). Ditinjau dari
kuantitas kandungan air yang dimilikinya, maka akuifer ini
merupakan akuifer yang paling baik dibandingkan dengan akuifer
jenis lain.
176
disebabkan karena permukaan tanah memotong muka
airtanah (water table).
177
Gambar 7.5 Mataair Pelarutan
VIII. KEGUNUNGAPIAN
Pengertian Gunungapi.
Gunungapi terbentuk sebagai salah satu pekerjaan tenaga asal
dalam. Pada umumnya pembentukan gunungapi merupakan proses
membangun sebagai kebalikan proses perusakan yang dilakukan
oleh tenaga asal luar.
178
air yang terdapat di permukaan bumi atau air hujan, hasikhasil
gunungapi ini dapat bergerak atau longsor karena beratnya sendiri
dan menghasilkan aliran lumpur (mudflow) atau lahar yang
mengalir melalui daerah-daerah yang rendah yaitu sungai ataupun
lembah. Di Indonesia bahaya lahar dikenal sebagai bahaya
sekunder yang malahan lebih besar dari bahaya primer yaitu
letusan gunungapi itu sendiri.
179
dan Sulawesi Utara. Satu kelompok lain terdapat di daerah Maluku
Utara yaitu sebelah barat Halmahera. Ada kurang lebih 70 buah
gunungapi yang digolongkan sebagai gunungapi tipe A yaitu yang
meletus sepanjang sejarah, atau letusannya diketahui manusia.
Kegiatan Gunungapi
Magma yang cair dan sangat panas di dalam bumi akan terus
berusaha keluar ke permukaan bumi melalui peristiwa magmatisma
dan volkanisma. Volkanisma adalah peristiwa penerobosan magma
keluar sampai ke permukaan bumi dengan membentuk
pegunungan dan gunung berapi (volcano). Magma yang keluar
permukaan bumi dari suatu proses ekstrusi dinamakan lava.
180
Yaitu magma keluar melalui retakan dan celah-celah yang ada di
bumi. Sifat lava biasanya basalt, seperti yang terdapat di
Sukadana, Provinsi Lampung. Tipe erupsi ini juga termasuk seri
lava.
Erupsi Sentral.
Yaitu magma keluar melalui diatrema dan kepundan.
Erupsi Eksplosif.
Magma keluar ke permukaan bumi dengan cara ledakan. Erupsi
biasa dikenal dengan letusan gunung api.
Erupsi Campuran.
Perselingan antara seri lava dan eksplosif, membentuk gunungapi
strato.
1. Erupsi Efusif.
Seri erupsi efusif atau serf lava membentuk gunungapi meja (table
volcano) dan gunung api perisai (shield volcano) :
Gunungapi Meja.
Terdiri atas lava basalt yang tipis. Luas permukaan bumi yang
ditutupi V lava basalt ini sekitar 2 juta km2.
181
Hanya terdiri atas lava, tidak begitu tinggi dengan sudut
kemiringan 10 sampai 100. Kawahnya berbentuk kaldera dengan
panjang 5 -15 km dan dalamnya 700 m.
2. Erupsi Eksplosif.
Seri erupsi eksplosif biasanya membentuk gunungapi kerucut,
terutama tersusun atas material abu gunung api dan material
piroklastik lainnya sangat mudah tererosi. Contoh gunung api
eksplosif diantaranya Gunungapi Pariculin di Meksiko, Gunungapi
Lamongan dan Gunung Tengger di Jawa Timur. Bila gunungapi
terjadi hanya oleh satu kali proses peledakan, maka gunungapinya
akan berbentuk mar. dapur magmanya relatif dangkal dan sedikit
mengandung gas, material letusannya hanya membentuk tanggul
di sekeliling lubang kepundan. Contoh gunungapi mar antara lain
Gunung Lamongan di Jawa Timur, Gunung Pinacate di Meksiko dan
Gunung Monte Nuovo di Italia.
3. Erupsi Campuran.
Seri erupsi campuran membentuk gunung api strato volcano,
tersusun oleh, batuan yang berlapis-lapis, terdiri atas eflata dan
sebagian kecil lava. Sebagian besar (99%) gunungapi di Indonesia
termasuk gunungapi dengan seri erupsi campuran, misalnya
Gunung Tangkubanperahu, Gunung Galunggung, Gunung Krakatau,
Gunung Merapi dan sebagainya.
182
1). Tipe Hawaiian.
Gunung api tipe ini terdapat di kepulauan Hawai, di tengah
Samudera Pasifik. Magmanya bersifat basaltik, sangat encer
sehingga lavanya mudah sekali mengalir. Bila lava itu telah
membeku akan menjadi yang disebut Pale's Tears (Air mata Palea)
dan Pale's Hair (Rambut Pale). Bila lava yang telah membeku
dihancurkan kembali oleh aliran lava di bawahnya maka akan
terjadi bongkah-bongkah lava yang dinamakan as lava. Jika
permukaan lava yang telah membeku menjadi mengkerut akibat
aliran lava kental di bawahnya, maka akan terbentuk lava yang
dinamakan pahoehoe lava. Lava yang terus mengalir dan akhirnya
mengendap pada lingkungan air akan membeku dengan bentuk
struktur seperti bantal sehingga dinamakan lava bantal atau pillow
lava.
183
udara. Lavanya kental, bomnya yang jatuh ke tanah akan gepeng
seperti pancake. Beberapa gunung api tipe ini adalah Gunung Etna
di Sisilia, Gunung Vesivisius, Gunung Vulkano dan Gunungapi di
Kamchatka.
184
yang sangat banyak sehingga menimbulkan tekanan yang kuat dan
terjadilah erupsi. Erupsi uap air panas yang terjadi disertai
semburan batuan dan material padat lainnya.
Gejala Vulkanisma.
Terdapat beberapa tanda sebelum suatu gunung api meletus,
misalnya meningkatnya suhu disekitar kawah yang menyebabkan
pepohonan disekitarnya mengering dan mati serta banyak binatang
liar yang turun dari atas gunung. Selain itu banyak sumber mata air
secara tiba-tiba mengering, sering terjadi suara gemuruh dan
getaran-getaran di dalam bumi. Adapun gejala-gejala yang timbul
sewaktu terjadi letusan gunung api antara lain :
1. Letusan gunung api yang memuntahkan bahan-bahan piroklastik
berupa bom, lapili, tuf dan debu vulkanik.
2. Hembusan debu vulkanik di udara sehingga menyebabkan
atmosfer menjadi gelap dan kotor.
3. Aliran lava pijar dari puncak gunung yang bergerak menyusuri
lembah dan lereng dengan membakar segala benda yang
dilaluinya.
185
Gambar 8.2 Hubungan Antara Viskositas Magma dan
Besarnya Tekanan Magma, Tipe Gunungapi dan Daya Rusak
Gunungapi Tersebut
2. Solfatar.
186
Yaitu gas H2S yang keluar melalui lubang-lubang khusus, yaitu
lubang solfatar. Contoh di Gunung Sibayak.
3. Mofet (mofette).
Yaitu gas asam arang (CO2).
5. Geyser.
Yaitu semburan mata air panas, misalnya di Cisolok Jawa
Barat dan di Taman Nasional Yellow Stone USA.
187
Indonesia.
188
yang terbanyak, sedangkan daerah pinggiran kontinen dan equator
adalah yang terbanyak penghasil bahan piroklastika.
189
3). Lava yang membeku dalam lingkungan air, akan mempunyai
bentuk berupa tumpukan bantal yang ellipsoid. Bentuk - bentuk
ellipsoid ini berukuran beberapa cm hingga berpuluh cm. Bagian
luar, teksturnya seperti gelas sedangkan bagian dalamnya
kristalin halus. Ruang - ruang antara bantal - bantal tersebut diisi
oleh sedimen (lempung, batuan api atau debu vulkanis) yang
disemen oleh mineral - mineral sekunder, disebut pillow lava ;
terutama dijumpai pada lava yang basa kaya akan Na.
Golongan kedua :
Pyroxene, ampibol, olivine dan mica.
190
Lava yang berlubang - lubang besar disebabkan gas - gas yang
keluar. Biasanya mengarah, menunjukkan arah aliran lava.
Bentuknya dapat bulat - bulat atau lonjong. Bila lubang - lubang
tersebut diisi oleh mineral sekunder disebut amygdales. Lava
yang demikian disebut berstruktur amygdaloidas.
(3). Scoriae :
Bila gas yang keluar banyak sekali, sehingga hasilnya
menyerupai busa. Gunung - gunung api di Indonesia lebih
banyak menghasilkan andesit.
191
Debu lava, lava yang diasah sampai halus pada saat
peledakan.
Debu gelas magma, bagian sari magma yang dilempar
dalam ukuran yang halus sekali.
192
volcanic claystone
claystone
a. Lahar panas :
Bila gunung api mempunyai danau kepunda. Bila terjadi
erupsi maka lumpur panas terdiri dari air danau yang
mendidih beserta hasil - hasil gunung api lainnya akan
mengalir ke bawah dengan deras (Gunung Kelud di Jawa
Timur).
b. Lahar dingin :
Bila setelah peledakan gunung api, terjadi hujan lebat yang
berlarut - larut, maka air hujan yang menyeret hasil - hasil
gunung api dalam jumlah yang besar akan mengalir ke
bawah. Terjadi pada setiap gunung api.
3. Exhalasi :
Segalayang keluar dari badan gunung api yang ada dalam
bentuk gas atau uap, termasuk juga gas - gas yang lepas dari
lava dan bom - bom gunung api.
Yang terpenting :
193
Cl - HCl - CO2 - H2S - H2SO3 - CH4 - H2 - N2, juga chlorida, salmiak
dan belerang :
HCl - Fumarols, T : 2.1800C.
SO2 + H2S - Solfatar, T : 1000C - 1800C.
CO2 - mofett, T : 1000C.
IX. KEGEMPAAN
Pendahuluan
Gempa bumi asli bersumber di dalam bumi dan merambat melalui
permukaan dan menembus bumi. Dari pengertian ini ternyata
dapat dijelaskan bahwa getaran - getaran yang disebabkan oleh
pabrik - pabrik, lalu lintas, pukulan - pukulan gelombang, tidak
dapat digolongkan kedalam gempa bumi meskipun getaran -
getaran inipun dicatat oleh pencatat gempa bumi yang peka.
Daerah gempa bumi adalah bagian dari kerak bumi dimana getaran
- getaran itu dapat dirasakkan tanpa alat. Jarak antara Episentrum
dan stasiun pencatat disebut Episentral dan jarak antara
episentrum dan hyposentrum disebut focus.
194
duga sebagai sumber gempa bumi maka diperlukan analisis yang
seksama dan pengertian tentang sesar untuk evaluasi potensi
terjadinya gempa.
Konsep Dasar
Pada kerak bumi sesar dapat berada baik pada bidang kontak
lempeng tektonik maupun dalam lempengnya sendiri. Tidak
semua sesar menimbulkan gempa (seismogenic), dan sesar yang
menyebabkan gempa disebut sesar aktif. Sesar yang belum pasti
berpotensi menimbulkan gempa disebut sesar berpotensi aktif. Jika
sesar ditemukan di daerah yang diduga sebagai sumber gempa,
maka diperlukan analisis yang seksama dan pengertian tentang
195
sesar untuk evaluasi potensi terjadinya gempa.
1. Lempeng tektonik
Teori lempeng tektonik menggambarkan bahwa kerak bumi
merupakan mosaic dari lempeng-lempeng tektonik. Lempeng-
lempeng ini dapat menarik salah satu bagian, naik di atas yang
lain, dan bergeser melewati satu sama lain. Pergerakan lempeng
tektonik dipicu oleh arus konveksi dalam batuan cair di dalam
selimut bagian atas bumi. Arus konveksi sendiri disebabkan oleh
sumber panas bumi. Lempeng mengembang luas pada zona
penyebaran, yang aliran konveksinya menyebarkan serpihan
(plumes) material dari selimut atas ke permukaan bumi. Pada bidang
kontak antara 2 lempeng tektonik yang bersifat saling menekan,
salah satunya menghunjam ke bawah sedangkan lempeng yang
lainnya terangkat di atasnya. Bidang kontak ini disebut sebagai
zona subduksi (zona Beniof).
196
Gambar 9.1 Lempeng Tektonik Utama Dan Perkiraan Arah
Pergerakannya
(Modifkasi Dari Parek, 1983)
197
Gambar 9.2 Seismisitas Indonesia 1973 - 2003
(Suhardjono, 2009)
2 . Pergerakan sesar
Sesar terjadi bila tegangan dalam material geologi (batuan)
melebihi kekuatan geser material untuk menahan tegangan. Pada
umumnya, sesar yang terbentuk sekarang merupakan hasil
aktivitas tektonik yang terjadi pada waktu geologi yang lampau.
Sesar ini biasanya tidak aktif, tetapi sesar yang berkaitan dengan
proses tektonik yang lampau dapat menjadi aktif kembali karena
198
proses tektonik yang terjadi sekarang.
199
Namun, keruntuhan sesar bisa juga mencapai bawah permukaan
tanpa terjadi rombakan permukaan tanah karena pergerakan sesar.
Sebagai contoh sifat gempa di bagian pusat dan timur Amerika
Serikat, penyesaran bawah permukaan terjadi tanpa adanya
keruntuhan sesar primer pada permukaan tanah. Gempa signifikan
yang terjadi di daerah batas lempeng pantai Pasifik, menimbulkan
keruntuhan karena sesar naik, namun tidak merombak permukaan
tanah, disebut blind thrust faults. Goncangan gempa kuat
bersama-sama dengan keruntuhan sesar dapat menimbulkan
rombakan tanah sekunder, seperti graben, ridge-top shattering,
longsoran, dan Iikuifaksi.
200
Dalam praktek sesar dianggap aktif, jika sesar dapat mengalihkan
dasar alluvium tidak terkonsolidasi, deposit es, atau tanah
permukaan. Jika ada aktivitas gempa mikro beserta sesar, maka
sesar dianggap aktif dan mampu menimbulkan gempa susulan.
Gempa mikro yang terjadi dalam batuan dasar pada kedalaman 7
km - 20 km dapat menunjukkan potensi gempa besar. Gempa
mikro yang terjadi pada kedalaman 1 km - 3 km tidak selalu
menunjukkan potensi terjadinya gempa besar yang merusak. Jika
tidak ada tanda-tanda geomorfik, aktivitas tektonik atau sejarah
kejadian gempa besar, maka mikrotremor dangkal hanya
menunjukkan potensi kejadian gempa kecil atau moderat.
Magnitudo gempa mikro dangkal sebesar s 3 kadangkadang terjadi
bersamaan dengan mekanisme penambangan atau non-
seismogenik lainnya. Jika tidak ada tanda-tanda geomorfik dari
aktivitas gempa dan aktivitas gempa mikro di daerah tersebut,
maka sesar tidak aktif dan tidak menimbulkan gempa susulan.
Ukuran magnitudo gempa yang dapat terjadi pada sesar (aktif atau
berpotensi aktif), pada umumnya sesuai dengan ukuran sesar
(misalnya sesar kecil menyebabkan gempa kecil dan sesar besar
menimbulkan gempa besar). Sesar yang mengandung
ketidakseragaman dan mengalami friksi dan perlawanan geometrik
tertentu, hanya dapat bergerak bila tegangan geser terakumulasi
melampsui kekuatan geser. Dengan demikian, setiap sesar
mempunyai kecenderungan menimbulkan gempa dalam rentang
magnitudo tertentu sesuai dengan sifat sesarnya.
201
terkunci), adalah segmen yang tetap di tempat sementara segmen-
segmen sesar yang berdekatan pelan bergerak, merupakan pemicu
kuat untuk pergerakan selanjutnya. Panjang segmen sesar dapat
diinterpretasi dari tanda-tanda geomorfik pergerakan lampau atau
dari kendala geometri sesar dan kinematik (misalnya perubahan
orientasi sesar secara tiba-tiba).
202
digunakan gempa-gempa perkiraan atau random yang terjadi dalam
zona gempa yang diketahui.
Tipe Sesar
Sesar dapat diklasifikasil berdasarkan ragam pergerakan relatif,
yang dijelaskan dalam Gambar dibawah.
203
Gambar 9.4 Dip Slip
Magnitudo Gempa
Magnitudo gempa (M) adalah suatu ukuran gempa yang
berhubungan dengan pelepasan energi gempa dengan skala
bervariasi sesuai dengan karakteristik gempa untuk menghitung
tingkat energinya. Karakteristik gempa mencakup intensitas
goncangan tanah setempat, gelombang badan, dan gelombang
204
permukaan akibat gempa. Contohnya, di sebelah timur Amerika
Serikat, biasanya digunakan magnitudo gelombang badan mb
(untuk perioda pendek). Namun untuk perioda panjang, digunakan
magnitudo gelombang badan m5. Di California, biasanya digunakan
magnitudo lokal ML (Richter), atau magnitudo gelombang
permukaan Ms; dan di Jepang digunakan the Japan Meteorological
Agency Magnitude (MJMA). Sedangkan di Indonesia pada umumnya
didasarkan pada gelombang permukaan MS atau gelombang badan
mb.
205
Gambar 9.6 Hubungan Hiposentrum dan Episentrum
206
2. Jarak Lokasi Ke Sumber Gempa
Gambar dibawah menunjukkan definisi tentang berbagai jarak lokasi
dan sumber, yang umumnya digunakan untuk memperkirakan
goncangan gempa di permukaan tanah. Pada umumnya di Amerika
Serikat bagian timur digunakan jarak episentrum (R E); di Amerika
Serikat bagian barat digunakar jarak keruntuhan (RR), jarak
seismogenik (R5), jarak hiposentrum (RH), dan jarak Joyner dan
Boore (Rj); serta tepi dinding tergantung (hanging wall) pada suatu
sesar naik (misalnya pada permukaan tanah di atas bidang
keruntuhan), RJ=0.
207
Gambar 9.8 Waktu Tempuh (Travel Time) Gelombang P, S
Dan Gelombang Permukaan.
208
3. Goncangan puncak di permukaan tanah
Intensitas goncangan gempa di permukaan tanah biasanya
dinyatakan dengan nilai puncak dari sejarah waktu vs percepatan,
yang disebut sebagai percepatan puncak di permukaan tanah
(peak ground acceleration, PGA). Penggunaan kecepatan puncak di
permukaan tanah (peak green velocity, PGV) dan/atau alihan
puncak di permukaan tanah (peak ground displacement, PGD)
kerap digunakan sebagai parameter potensi tingkat kerusakan
akibat gempa. Goncangan puncak di permukaan tanah umumnya
ditentukan untuk goncangan arch horisontal, karena cenderung
berupa goncangan yang menimbulkan kerusakan terberat yang
menunjukkan sejarah percepatan, kecepatan, dan alihan dengan
waktu dari komponen gempa horisontal. Nilai-nilai percepatan
puncak horisontal di permukaan tanah (PHGA), kecepatan puncak
horisontal di permukaan tanah (PHGV), dan alihan puncak
horizontal di permukaan tanah (PHGD) dengan garis penuh. Ke dua
komponen horisontal dan vertikal dari PGA, PGV, dan PGD
umumnya disebut sebagai parameter goncangan gempa di
permukaan tanah.
209
(Daerah pertambangan). Terdapat hanya kira - kira 3% dari
jumlah rata - rata gempa bumi yang terjadi.
C. Gempa bumi tektonik
Gempa Bumi Tektonik adalah gempa yang terjadi bila kekuatan
geser batuan (batu dan tanah) tidak dapat lagi menahan
tegangan yang meningkat secara perlahan - lahan dalam suatu
lempeng tektonik (gempa interplate atau pada sesar aktif)
gempa interplate. Gempa bumi tektonik dapat terjadi jikalau
terbentuk patahan - patahan yang baru atau jika terjadi
pergeseran - pergeseran sepanjang patahan. Tercatat kurang
lebih 90% dari jumlah rata - rata yang terjadi.
Bahaya gempa bumi
Akibat goncangan gempa bumi ada enam hal yang utama, dua
yang pertama, akibat goncangan permukaan tanah dan
pensesaran yang mengakibatkan secara langsung. Empat lainnya
merupakan pengaruh adanya goncangan yang mengakibatkan
kerusakan secara tidak langsung.
210
4. Pada daerah berlereng curam, terjadi regolith meluncur
kebawah, tebing-tebing ambruk dan gerak tanah atau longsor,
menghancurkan rumah, jalan dan struktur bangunan lainnya.
5. Goncangan mendariak dan gangguan terhadap sedimen dan
regolith yang jenuh air dapat mengubah tanah yang padat
menjadi seperti massa cair quicksand. Prosesnya disebut
liquefaction, yang menyebabkan amblesnya bangunan.
211
segala arah, termasuk ke daratan dan menyapu semua yang
dilaluinya.
II + III I
IV II
V III
VI IV
212
VII + VIII V
IX + X VI
XI + XII VII
213
Rumah - rumah yang kuat runtuh.
Kerusakan - kerusakan umum.
Skinner, 1992
DAFTAR PUSTAKA
214
Attewell, P.B. and Farmer, LW. (1976): "Principles of engineering
geology", Chapmann and Hall, London, 1045 pp.
Bell,F.G., 1980, Engineering Geology and Geotechnics, Newnes -
Butterworths, London-Boston.
Bell, F.G. (ed. 1978): "Foundation engineering in difficult ground",
Butterworth & Co., London, 598 pp.
Brown, E.T. (ed. 1981): "Rock characterisation, testing and
monitoring", Pergamon Press, Oxford, 201 pp.
Costa, Baker, 1981, Surficial Geology, Building with the Earth, John
Wiley & Sons.
DPMA (1980) : Penyusunan Inventarisasi Danau dan Waduk di
Pulau Jawa, Tahap I Jawa Tengah, DPMA no.194/BA-38/1980
(unpublished).
DPMA (1981) : Penyusunan Inventarisasi Danau dan Waduk di
Pulau Jawa, Tahap II Jawa Timur & Jawa Barat. DPMA 43BA-
A/1981 (unpublished).
Hoek, E. and J.W. Bray (19813): "Rock slope engineering", Institution of
Mining and Metallurgy, London.
Jelgersma, 1983, General Geology, IHE Delft.
Legget, R.F. and Karrow,. P.F. (1983): "Handbook of geology in civil
engineering",
LONDE, P (1980) : Lessons from Earth dam Failures, Symposium
and Prectice of Dam Engineering, Bangkok, Thailand.
McGraw-Hill, New York, 1350 pp. (banyak peristiwa sejarah).
Mac Donald, Robert, (1988); The Role of Geologist in Dam Safety
Examination, bahan Kursus Keamanan Bendungan, tidak
diterbitkan.
Nugroho, Cl., 1984, Pedoman Geologi Teknik, Pusat Penelitian dan
Pengembangan Pengairan, Bandung.
215
Pangluar, D., 1986, Metoda Penyelidikan Geologi Teknik (cara,
prinsip kerja, perolehan data, penerapan), terjemahan dari
bahan training Prof. D.G. Price.
----------------, dan Nugroho, Cl., 1980, Batuan, Untu dan tanah,
beberapa klasifikasinya dalam geologi teknik, PIT IX IAGI di
Yogyakarta.
Plummer, McGeary, 1979, Physical Geology, Wm. C. Brown
Company Publishers.
Price, D.G., 1978, Engineering Geology for Engineers, Technische
Hoge School, Delft.
----------------, 1984, Engineering Geology, Training Program on
Geology and Geotechnics of Quaternary Sediments, AIT,
Bangkok.
Purbo-Hadiwidjoyo, M.M., 1965, Geologi dan Teknik Sipil, Direktorat
Geologi, Bandung.
Puslitbang Pengairan, (1990); Pengukuran Tingkat Keamanan Ben-
dungan Malahayu, Cacaban dan Penjalin, laporan hasil
penelitian bidang Hidrolika dan Bangunan Air 1989/1990, tidak
diterbitkan.
Rengers, Niek, 1975, Principles of Engineering Geology, lecture
notes of subject h.5, ITC, Enschede.
Stahler and Stabler, 1978, Modern Physical Geography, John Willey
& Sons.
Supardiyono, 1981, Pengaruh peletakan bangunan air terhadap
keseimbangan sungai, PIT IAGI X, Bandung.
SHERARD, J.L., DECKER, R.S, and RYKER, N.L, Proceeding, Speciality
Conference on Performance of Earth Supported Structures,
ASCE vol 1, Part 1 June 1972 pp 589 - 626.
216
SHERARD, J.L., DUNNINGAN, L.P and DECKER R.S, Some
Engineering Problems with DISPERSIVE clays, ASTM, ST PG 23,
1977.
Sobirin, Supardijono, 1089. Geologi Teknik Untuk Pekerjaan Teknik
Sipil Bangunan Air, ITB, Bandung.
Sobirin, Supardijono, 1987. Dasar-Dasar Geologi Teknik Untuk Bangunan Air,
Puslitbang Pengairan, Bandung
SOERJONO (1980) : Dam Engineering in Indonesia, Symposium
and Practice of Dam Engineering, Bangkok, Thailand.
Strahler and Strahler, 1978, Modern Physical Geography, John
Willey & Sons.
USBR, Guidelines for Operation and Maintenance of Small Dam.
Vaessart, Chris; (1988); Ilesson from Dam Incident, bahan Kursus
Keamanan Bendungan, tidak diterbitkan.
217