MODUL PRAKTIKUM
PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
ACARA V: FLOTASI BATUBARA
A. Pendahuluan
fisika dan kimia permukaan mineral. Dalam proses flotasi mineral, sampel akan
bercampur dengan air dan membentuk slurry sedangkan udara akan membentuk
suatu gelembung, kemudian karena sifat hidrofobisitas mineral yang berbeda, maka
mineral yang memiliki sifat hidrofobik akan naik kepermukaan sel flotasi (Palabiyik,
2018).
Flotasi bisa menjadi proses yang sangat efisien untuk pemisahan mineral
padatan dan pengolahan air limbah. Namun demikian, flotasi sangat dipengaruhi oleh
sifat permukaan mineral itu sendiri. Kondisi utama agar proses flotasi berlangsung
dengan baik yaitu adanya partikel-partikel tertentu menempel pada gelembung udara
faktor yang menentukan proses flotasi dapat berlangsung dengan baik karena ukuran
2007). Selain itu, jenis reagen dalam flotasi juga mempengaruhi proses flotasi, reagen
kimia digunakan untuk menciptakan suatu kondisi agar proses flotasi berlangsung
dengan baik dan mineral yang diiinginkan dapat terapungkan sebagai konsentrat.
Flotasi merupakan proses selektif dan dapat digunakan untuk memisahkan bijih
tertentu yang bersifat kompleks seperti timbal-seng, tembaga-seng, dll. Awal flotasi
dikembangkan untuk memisahkan sulfida dari tembaga, timah, dan seng. Bidang
flotasi kini telah diperluas sehingga telah mencakup platinum, nikel, dan emas, serta
mineral oksida, seperti hematit dan kasiterit, mineral oksida, seperti malasit dan
kerusit, dan mineral non- logam seperti fluorit, fosfat, dan batubara (Wills dan Munn,
2006).
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM ANALISIS DAN PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
DEPARTEMEN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Gedung Jurusan Geologi Lt. 3 Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Kampus 2, Jl. Poros Malino Km. 6, Bontomarannu, Gowa. 92171.
B. Tujuan Praktikum
1. Alat Flotasi
2. Gelas kimia.
3. Saringan
4. Baskom
5. Cawan
6. Pipet Tetes
7. Sarung Tangan
Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah:
1. Sampel batubara
2. Minyak diesel
3. Minyak pinus
4. Minyak kelapa
5. Kantong sampel
6. Tissue (yang besar)
7. Sabun (Sunlight)
D. Prosedur Percobaan
reagen minyak pinus, minyak kelapa, dan minyak diesel yang telah ditakar
sebelumnya dan aduk hingga merata.
5. Masukkan reagen minyak pinus sebanyak 20 ml, minyak kelapa 15,5 ml, dan
minyak diesel 5,5 ml ke dalam baskom.
6. Masukkan pulp kedalam alat flotasi dan melakukan percobaan selama 15 menit
7. Masukkan konsentrat dan tailling ke dalam kantong sampel dan bersihkan alat
yang telah digunakan.
8. Mengeringkan konsentrat dan tailing
9. Preparasi sampel untuk analisis abu
10. Hitung persentase penurunan kadar abu
F. DAFTAR PUSTAKA