Oleh:
IR. HARUNSYAH, M.ENG.SC
i
HALAMAN PENGESAHAN INSTITUSI
Kegiatan Pengembangan Jobsheet ini Dibiayai dengan Sumber Dana DIPA Politeknik
Negeri Lhokseumawe Tahun Anggaran 2020
Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik Kimia Penulis,
Mengetahui/Mengesahkan
Wakil Direktur Bidang Akademik, Kemahasiswaan, dan
Alumni
Politeknik Negeri Lhokseumawe
ii
HALAMAN PENGESAHAN REVIEWER
Telah memenuhi syarat-syarat penulisan Jobsheet yang dibiayai dengan sumber dana
DIPA Politeknik Negeri Lhokseumawe Tahun Anggaran 2020
Reviewer:
2. Reviewer 2
NIP. ......................................
Mengetahui, Menyetujui,
Kepala Pusat Pengembangan Ketua Departemen Pendidikan
Pembelajaran dan Penjaminan Mutu Dan Pengembangan Pembelajaran
iii
LABORATORIUM PENGOLAHAN AIR DAN LIMBAH
POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE
PRAKTIKUM: KOAGULASI DAN FLOKULASI
I. Capaian Praktikum/Kompetensi
Setelah melaksanakan praktikum, mahasiswa diharapkan:
1. Dapat menjelaskan prinsip koagulasi dan flokulasi
2. Menentukan dosis optimum untuk koagulan dan flokulan yang digunakan
3. Mengetahui pengaruh koaagulan terhadap pengurangan kekeruhan
4. Mengetahui pengaruh penambahan flokulan pada pengendapan
5. Dapat mengoperasikan alat koagulator atau jar tes
III. Teori
3.1. Air Permukaan
Air permukaan aalah air yang bersumber dari air hujan yang mengalir di permukaan
bumi dan berkumpul di suatu tempat yang relatif rendah, termasuk di dalamnya air
buangan bekas aktifitas manusia (Kusumawati,2009).
1
Besar air baku untuk penyediaan air bersih diambil dari air permukaan seperti air
sungai dan air danau. Air permukaan banyak digunakan sebagai sumber air baku karena
ketersediaannya yang melimpah dan murah.
2
Sesuai dengan ruang lingkup penulisan penelitian ini, parameter kualitas air yang
diperiksa dilakukan terhadap parameter penting yang mempengaruhi terhadap proses
koagulasi dan flokulasi. Parameter yang dikaji adalah kekeruhan dan pH
a) Kekeruhan
Kekeruhan atau turbidity adalah kondisi keberadaan partikel koloid dan suspensi
dari suatu bahan pencemar.Bahan-bahan pencemar tersebut berupa bahan organik
da bahan anorganik yang terkandung dalam perairan. Kekerhan ini disebabkan zat-
zat tersuspensi dengan ukuran partikel antar koloid sampai dengan partikel lumpur
kasar (Hendro David P,2010).
Air keruh adalah air yang banyak mengandung partikel tersuspensi yang
dapat menghalangi penetrasi sinar ke dalam air (Hendro David P,2010). Semakin
banyak partikel tersuspensi semakin sedikit sinar yang dapat melewati partikel
tersebut.
Kekeruhan pada air sungai dapat disebabkan oleh adanya sedimen sehingga
menutupi substansi dasar air sungai.kekeruhan pada sungai juga tergantung pada
jenis dasar sungai, polutan, ataupun biota yang hidup di sungai.
- tanah liat
- endapan
- zat organik dan bukan anorganik yang terbagi dalam butir-butir halus
- campuran warna organik yang bisa dilarutkan
- plankton
- jasad renik (makhluk hidup yang sangat kecil)
b) pH
Pembebasan pH (derajat keasaman) dilakukan karena akan mempengaryhi
rasa korosifitas air dan efisiensi penggunaan klorin. Beberapa senyawa asam dan
basa kebih toksik dalam bentuk molekuler dimana disosiasi senyawa-senyawa
tersebut dipengaruhi oleh pH. Selain itu pH air juga akan mempengaruhi efisiensi
proses pengolahan air (Hendro David P,2010).
3
3.3 Pengolahan air permukaan
Teknologi pengolahan yang digunakan untuk masing-masing sumber air baku yang
memanfaatkan air permukaan agak berlainan karena karakteristik pengotor juga
berbeda. Pada umumnya air sungai banyak mengandung padatan tersuspensi yang
menyebabkan air sungai terlihat keruh sehingga teknologi yang umumnya digunakan
adalah proses koagulasi-flokulasi, sedimentasi, filtrasi, adsorbsi karbon aktif.
Pengolahan ini akan menghasilkan air bersih secara visual dan akan didistribusikan ke
unit pabrik maupun untuk keperluan warga sipil.
Pembubuhan
koagulan
filtrasi
Agar terjadi tumbukan antar partikel koloid maka daya tolak menolak diantara
partikel yang bermuatan negatif harus dinetralkan dengan menambahkan koagulan yang
bermuatan positif (Linvil,1965). Proses penambahan koagulan tersebut disebut dengan
proses koagulasi.
4
Gambar 3.2. Proses koagulasi
Cara memperkecil jarak antar partikel atau menambah frekuensi tumbukan antar
partikel adalah dengan pemberian daya atau power input sehingga air tersebut
mengalami turbulensi.
5
- Mengurangi jumlah bakteri patogen yang terkandung di dalam air, alga dan
organisme lain
- Mengurangi rasa dan bau yang diakibatkan adanya partikel koloid di dalam
air.
6
3.5 Prinsip Jar Test
Untuk menentukan dosis yang optimal flokulan dan nilai-nilai parameter lain seperti
pH,jenis flokulan yang digunakan dalam proses flokulasi dan sebagainya,dilakukan
proses jartest. Jartest merupakan model sederhana proses flokulasi.
Sesuatu larutan kolodial yang mengandung partikel-partikel kecil dan koloid dapat
dianggap stabil bila :
a. Partikel kecil terlalu ringan untuk mengendap dalam waktu yang lama
b. Partikel tersebut tidak dapat menyatu bergabung dan membentuk partikel
yang lebih besar dan berat. Karena muatan elektris pada permukaan parikel
setanda. Sehingga adddaaa repulsi antara partikel satu dengan yang lainnya.
Dengan pembubuhan flokulan maka stabilitas partikel akan terganggu. Hal ini
disebabkan :
7
3.6.1 Koagulan
Bahan kimia yang dignakan pada proses koagulasi disebut dengan koagulan. Funsi
dari koagulan adalah untuk mengurangi kekeruhan warna dan bau dalam air yang
mempengaruhi kualitas air.
Koagulan adalah zat kimia yang menyebabkan destabilisasi muatan negatif partikel
di dalam suspensi. Zat ini merupkan donor muatan positif yang digunakan untuk
mendestabilisasi muatan partikel ( Hendro david P,2010).
Saat ini banyak koagulan yang dapat digunakan dalam proses koagulasi,
diantaranya :
3.6.2 Flokulan
Flokulan merupakan bahan kimia yang digunakan dalam proses flokulasi yang
dapat menggumpalkan partkel-partikel kecil menjadi gumpalan. Bahan yang biasa
digunakan adalah polimer dengan molekul panjang dari bahan alami atau sintetik yang
mempunyai gugus aktif dan kemampuan untuk disosiasi.
8
Polimer - Mahal
- terdiri atas beberapa jenis :
polimer kationik, bermuatan positif,contohnya poliamin
polimer anionik,bermuatan negatif,contohnya poliakrilik,
untuk pH basa
polimer nonionik, tidak bermuatan, contohnya
poliakrilamid,untuk pH netral
- bentuk : padatan,cairan emulsi,cairan kental,cairan basa
- kemurnian dan kelarutan tinggi
- endapan sangat sedikit
- dosis rendah antara 1-3 ppm
IV. Alat/Bahan
9
4.1. Gambar Peralatan
V. Prosedur Praktikum
4.1 Langkah Kerja
a) Penentuan Dosis Optimum Koagulan
1) mengukur pH sampel
2) mengukur kekeruhan sampel
3) memasukkan 800 mL sampel ke dalam gelas kimia 1000 mL (6 buah)
4) menambahkan koagulan masing-masing 2 mL, 6 mL, 10 mL, 14 mL, 18 mL, 22
mL
5) melakukan pengadukan dengan pengaduk JARTEST pada kecepatan 100 rpm
selama 1 menit
6) menuangkan sampel ke dalam kerucut secara bersamaan (6 buah), dan biarkan
selama 1 jam
7) mengukur kekeruhan masing-masing sampel
8) mencatat tinggi endapan dari masing-masing kerucut
9) membuat grafik hubungan volume koagulan terhadap kekeruhan dan grafik
hubungan koagulan terhadap tinggi endapan
10) menentukan dosis optimum koagulan
10
b) Penentuan Dosis Optimum Flokulan
1) memasukkan 800 mL sampel ke dalam gelas kimia 1000 mL (6 buah)
2) menambahkan koagulan masing-masing 18 mL
3) menambahkan flokulan masing-masing 1 mL, 2 mL, 3 mL, 4 mL, 5 mL, 6 mL.
4) melakukan pengadukan dengan pengaduk JARTEST pada kecepatan 100 rpm
selama 1 menit
5) melakukan pengadukan dengan pengaduk JARTEST pada kecepatan 60 rpm
selama 10 menit
6) menuangkan sampel ke dalam kerucut secara bersamaan (6 buah), dan biarkan
selama 1 jam
7) mengukur kekeruhan masing-masing sampel
8) mengukur pH masing-masing sampel
9) mencatat tinggi endapan dari masing-masing kerucut
10) membuat grafik hubungan volume flokulan terhadap kekeruhan dan grafik
hubungan flokulan terhadap tinggi endapan
11) menentukan dosis optimum flokulan
V. Data Percobaan
5.1 Penentuan Koagulan Optimum
Kondisi umpan:
Kekeruhan : …… NTU (diisi)
pH : ……. (diisi)
11
5.2 Penentuan flokulan Optimum
Kondisi umpan:
Kekeruhan : …… NTU (diisi)
pH : 6,53 (awal)
Berdasarkan data pengamatan Tabel 1 dan 2 tersebut, buat grafik untuk melihat
kondisi optimum untuk koagulan dan flokulan.
14
Volume endapan
12
Kekeruhan
10
0
0 50 100 150 200 250 300
Konsentrasi koagulan (ppm)
12
14 Kekeruhan
Volume Endapan
12
pH
10
0
0 2 4 6 8
Konsentrasi Flokulan (ppm)
Contoh 2. Grafik Hubungan Volume Flokulan terhadap Kekeruhan dan Tinggi Endapan
6.2 Kesimpulan
Mahasiswa menyebutkan berapa tingkat kekeruhan (NTU) awal sample yang dari
setiap sample yang diperoleh.
Mahasiswa menyebutkan berapa volume tingkat kekeruhan (NTU) produk yang
diperoleh dari setiap sample yang ditugaskan.
Mahasiswa menyebutkan berapa tingkat konsentrasi koagulan yang diperoleh dari
setiap sample yang ditugaskan.
13
VII. Daftar Pustaka
Anonimous, Air dan air limbah – Bagian 25 : Cara uji kekeruhan dengan nefelometer,
SNI 06-6989.25-2005, Badan Standarisasi Nasional, ICS 13.060.01
G. Alaerts, Sri Sumantri Santika. 1987, Metoda penelitian air, Publisher Usaha
Nasional, Surabaya.
Khopkar, S.M., 1990, Konsep Dasar Kimia Analitik, Universitas Indonesia Press,
Jakarta.
L.S.Clesceri, A.E.Greenberg, A.D.Eaton, Standard Methods for the Examination Of
Water and Wastewater, 20 th Edition (1998), 5540 A and 5540C, APHA,
AWWA and WPCF, Washington DC.
Patar, Hendro David. 2010. Evaluasi Pemakaian Koagulan untuk menentukan
kekeruhan air baku pada mini trestment Cibeureum PDAM kota Bandung.
Bandung.
Santika, Sri Sumestri. 1987. Metoda Penelitian Air. Surabaya: Usaha Nasional
Sawyer, C. N., McCarthy, P. L., and Parkin, G. F.,1967, “ Chemistry for the
Environmental Engineering and Science”, McGraw-Hill Company, Singapore
14