Anda di halaman 1dari 15

MEKANIKA TANAH 2

STABILITAS LERENG

KELOMPOK IV
LERENG
• Lereng adalah permukaan bumi yang membentuk sudut kemiringan tertentu dengan
bidang horisontal. Lereng dapat terbentuk secara alamiah karena proses geologi atau
karena dibuat oleh manusia. Lereng yang terbentuk secara alamiah misalnya lereng
bukit dan tebing sungai, sedangkan lereng buatan manusia antara lain yaitu galian dan
timbunan untuk membuat jalan raya dan jalan kereta api,bendungan,tanggul sungai
dan kanal serta tambang terbuka.
TUJUAN DAN MANFAAT

 Memahami pengertian stabilitas lereng


 Mengembangkan metode analisis stabilitas lereng dengan pendekatan
numerik.
 Untuk membuat program yang dapat membantu dalam menganalisis
stabilitas lereng secara akurat. Manfaat yang diharapkan adalah hasil
perhitungan yang cepat, teliti, dan akurat dengan mengefisiensi waktu
yang ada.
STABILITAS LERENG
• Pada permukaan tanah yang miring, komponen gravitasi cenderung untuk
menggerakkan tanah ke bawah. Jika komponen gravitasi sedemikian besar sehingga
perlawanan geseran yang dapat dikerahkan oleh tanah pada bidang longsornya
terlampaui, maka akan terjadi kelongsoran lereng. Analisis stabilitas pada permukaan
tanah yang miring ini, disebut analisis stabilits lereng. Analisis stabilitas lereng
mempunyai banyak faktor yang mempengaruhi hasil hitungan, banyaknya faktor
tersebut yang membuat perhitungan tidak mudah. Faktor-faktor tersebut misalnya,
kondisi tanah berlapis-lapis, kuat geser tanah yang anisotropis, aliran rembesan air
dalam tanah dan lain-lain
TEORI ANALISIS STABILITAS LERENG

 Kemantapan lereng (Slope Stability) sangat dipengaruhi oleh kekuatan


geser tanah untuk menentukan kemampuan tanah menahan tekanan
tanah terhadap keruntuhan. Analisis stabilitas lereng didasarkan pada
konsep keseimbangan batas plastis (limit plastic equilibrium). Adapun
maksud analisis stabilitas lereng adalah untuk menentukan faktor
aman dari bidang longsor yang potensial
METODE ANALISIS STABILITAS LERENG
1. Metode Irisan (Method of Slice)
Prinsip Dasar Metode Irisan Secara umum keruntuhan diasumsikan terjadi akibat adanya
pergerakan blok tanah pada suatu permukaan gelincir yang berbentuk lingkaran atau tidak
berbentuk lingkaran. Pada suatu lereng yang dianalisis yang membaginya dalam n buah segmen /
irisan, maka akan terdapat (5n-2) variabel yang tidak diketahui, sementara hanya terdapat 3n
buah persamaan statika yaitu:
 Persamaan keseimbangan gaya normal
 Persamaan keseimbangan gaya tangensia
 Persamaan keseimbangan momen
•Untuk dapat menyelesaikan masalah tersebut secara statis tertentu maka diperlukan
sejumlah asumsi. Secara umum terdapat tiga asumsi yang dapat dibuat, yaitu:
 Asumsi mengenai distribusi tegangan normal sepanjang bidang gelincir
 Asumsi mengenai inklinasi gaya-gaya antar irisan
 Asumsi mengenai posisi thrust line dari gaya-gaya antar irisan
METODE ANALISIS STABILITAS LERENG
2. Metode Fellenius
•Metode Fellenius (Ordinary Method of Slice) diperkenalkan
pertama kali oleh Fellenius (1927,1936) bahwa gaya memiliki sudut
kemiringan paralel dengan dasar irisan faktor keamanan dihitungn
dengan keseibangan momen. Fellenius menganggap gaya –gaya yang
bekerja pada sisi kanan-kiri dari sembarang irisan mempunyai resultan
nol pada arah tegak lurus bidang longsor. Dengan anggapan ini
keseimbangan arah vertikal dan gaya-gaya yang bekerja dengan
memperhatikan tekanan air pori sebagai berikut:
•Ni + Ui = Wi cos θi
•atau,
•Ni = Wi cos θi – Ui = Wi cos θi – uiai

Faktor aman didefinisikan:


•F =
• =
PEMBAHASAN
Secara garis besar analisis kemantapan lereng terbagi menjadi empat kelompok, yaitu:
1. Pengamatan visual
2. Menggunakan komputasi.
3. Menggunakan grafik.
4. Menggunakan software komputer, antara lain PLAXIS, XSTABL, RHEOSTAUB, dan
lain-lain.
Dalam menganalisa stabilitas lereng harus ditentukan terlebih dahulu faktor keamanan
(FK) dari lereng tersebut. Secara umum faktor keamanan didefinisikan sebagai
perbandingan antara gaya penahan dan gaya penggerak longsoran.
PEMBAHASAN
Pola Pergerakan Lereng
Bentuk bidang gelincir yang umum dan sering dijumpai adalah
bentuk bidang gelincir yang mendekati bentuk busur lingkaran. Tanah
yang longsor demikian disebut rotational slide yang bersifat berputar. Ada
juga tanah longsor yang terjadi pada bidang gelincir yang hampir lurus
dan sejajar dengan muka tanah. Longsor yang demikian disebut
translational slide, yaitu bersifat bergerak pada satu jurusan
PEMBAHASAN
Pengujian Tanah untuk Menentukan Parameter Kuat Geser
Pengujian tanah yang biasa dipakai untuk mendapatkan parameter-parameter kekuatan
antara lain adalah :
1. Uji tekan tak terkekang (unconfined compression) atau uji qu. Kekuatan tekan yang
didapat dari pengujian ini selalu diidentifikasikan sebagai qu. Pengujian ini juga disebut
uji tak terkonsolidasi-tak terdrainase (unconsolidated-undrained) atau uji UU. Kuat
geser tak terdrainase biasanya diidentifikasikan sebagai su.
2. Uji geser langsung (direct shear) dan uji geser sederhana langsung (direct simple shear,
DSS)
3. Uji tekan terkekang (confined compression) atau uji triaksial.
PEMBAHASAN
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kestabilan Lereng
Lereng tersebut dapat menjadi tidak stabil karena beberapa faktor
seperti :
- Penyebaran batuan
- Struktur geologi
- Morfologi Keadaan
- Iklim
PEMBAHASAN
• Tingkat pelapukan Tingkat pelapukan mempengaruhi sifat-sifat asli
dari batuan, misalnya angka kohesi, besarnya sudut geser dalam, bobot
isi, dll. Semakin tinggi tingkat pelapukan, maka kekuatan batuan akan
menurun.
• Hasil kerja manusia Selain faktor alamiah, manusia juga memberikan
andil yang tidak kecil. Misalnya, suatu lereng yang awalnya mantap,
karena manusia menebangi pohon pelindung, pengolahan tanah yang
tidak baik, saluran air yang tidak baik, penggalian / tambang, dan
lainnya menyebabkan lereng tersebut menjadi tidak mantap, sehingga
erosi dan longsoran mudah terjadi.
CARA MENSTABILKAN LERENG
• Penanggulangan longsor yang dilakukan bersifat pencegahan sebelum longsor
terjadi pada daerah potensial dan stabilisasi, setelah longsor terjadi jika belum runtuh
total. Penanggulangan yang tepat pada kedua kondisi diatas dengan memperhatikan
penyebab utama longsor, kondisi pelapisan tanah dan juga aspek geologinya.
•Sedang langkah yang umum dalam menangani longsor antara lain: pemetaan
geologi topografi daerah yang longsor, pemboran untuk mengetahui bentuk pelapisan
tanah/batuan dan bidang gelincirnya, pemasangan piezometer untuk mengetahui muka
air atau tekanan air porinya, dan pemasangan slope indicator untuk mencari bidang
geser yang terjadi.
•Selain itu dilakukan pula pengambilan tanah tidak terganggu, terutama pada
bidang geser untuk dipelajari besar kekuatan tahanan gesernya. Ada beberapa cara
untuk menstabilkan lereng yang berpotensi terjadi kelongsoran.
PEMBAHASAN
• Pada prinsipnya ada dua cara yang dapat digunakan untuk
menstabilkan suatu lereng, yaitu:
- Memperkecil gaya penggerak atau momen penyebab longsor. Gaya atau
momen penyebab longsor dapat diperkecil dengan cara merubah bentuk
lereng, yaitu dengan cara:
• Merubah lereng lebih datar atau memperkecil sudut kemiringan
• Memperkecil ketinggian lereng
• Merubah lereng menjadi lereng bertingkat (multi slope)

- Memperbesar gaya lawan atau momen penahan longsor. Gaya lawan atau
momen penahan longsor dapat diperbesar dengan beberapa cara yaitu:
• Menggunakan counter weight yaitu tanah timbunan pada kaki lereng.
Cara ini mudah dilaksanakan asalkan terdapat tempat dikaki lereng
untuk tanah timbunan tersebut.
• Dengan mengurangi air pori di dalam lereng.
• Dengan cara mekanis yaitu dengan memasang tiang pancang atau
tembok penahan tanah.
KESIMPULAN
Lereng merupakan permukaan bumi yang membentuk sudut
kemiringan tertentu dengan bidang horizontal. Lereng terbentuk secara
alamiah misalnya lereng bukit dan tebing sungai, sedangkan buatan
manusia antara lain yaitu galian dan timbunan untuk membuat jalan raya
dan jalan kereta api, bendungan, tanggul sungai, kanal serta tambang
terbuka. Adapun factor-factor yang mempengaruhi kestabilan yaitu
penyebaran batuan, struktur geologi, morfologi, iklim, tingkat pelapukan,
dan hasil kerja manusia.
bebrapa cara untuk menstabilkan lereng yaitu dengan cara
memperkecil gaya penggerak atau momen penyebab longsor dan
memperbesar gaya lawan atau momen pnahan longsor.

Anda mungkin juga menyukai