Anda di halaman 1dari 14

Analisis Kestabilan Lereng Pada Jalan Akses 1 Sta. 0+175 Sta.

. 0+325 Dalam Penanganan Galian Pada Proyek Jalan Tol Semarang Solo Tahap I Ruas Semarang Ungaran Seksi III Penggaron Beji, Jawa Tengah

1. Latar Belakang Pembangunan jalan tol merupakan salah satu target pemerintah dalam meningkatkan pembangunan infrastruktur di Indonesia, karena jalan tol menjadi salah satu penunjang perkembangan ekonomi di negara kita. Definisi Jalan tol adalah jalan umum yang merupakan bagian sistem jaringan jalan dan sebagai jalan nasional yang penggunaanya diwajibkan membayar tol (PP Nomor 15 Tahun 2005 Pasal 1 ayat 2). Beberapa parameter yang harus dicapai adalah keamanan, kelancaran dan kenyamanan bagi para pengguna jalan tol, sehingga desain jalan tol merupakan desain jalan bebas hambatan dengan standar yang lebih tinggi dari pada jalan biasa. Hal pertama kali yang dilakukan oleh perencana ketika melakukan perencanaan jalan tol adalah penentuan trase jalan tol berdasarkan studi kelayakan yang telah dilakukan, sehingga terkadang pada pelaksanaannya, akan ditemui beberapa masalah yang tidak dapat dihindari seperti pembebasan lahan, trase jalan yang melewati sungai, bukit, gunung ataupun lembah, sehingga dibutuhkan berbagai jenis rekayasa teknik baik dari segi geometrik, geoteknik, maupun struktur. Potensi permasalahan yang akan ditimbulkan dari segi geoteknik biasanya terdapat pada pekerjaan galian ataupun timbunan. Seperti umumnya pelaksanaan jalan tol, ruas jalan Semarang Ungaran

khususnya seksi III memiliki medan yang cukup berat sehingga membutuhkan galian yang besar dan timbunan yang cukup tinggi. Letak pekerjaan Galian terbesar dan tertinggi pada ruas tol Semarang Ungaran seksi III adalah pada Jalan Akses 1 Sta 0+175 - 0+375. Dari hasil soil investigation dan pengujian dilaboratorium didapat bahwa pada lokasi tersebut didominasi oleh lapisan tanah berupa lanau butir kasar campur pasir. Karena besarnya pekerjaan galian pada jalan akses 1 Sta 0+175 - 0+375, maka dibutuhkan analisa mengenai stabilitas lereng timbunan agar dapat diketahui angka keamanannya sebagai jaminan bahwa konstruksi timbunan tersebut akan tetap berdiri tanpa terjadi

kelongsoran. Dalam analisa stabilitas lereng terdapat 4 pemilihan metode analisis yaitu Limit equilibrium, Limit analysis, Finite Element Method (FEM), Finite Difference Method (FDM). Metode yang kami gunakan dalam penelitian ini yaitu Limit equilibrium, metode ini mengasumsikan keruntuhan terjadi pada titik disepanjang permukaan runtuh yang diketahui, serta membandingkan kekuatan geser yang dibutuhkan untuk mempertahankan kondisi keseimbangan batas dengan kekuatan geser yang dimiliki oleh tanah. Limit Equilibrium Method terdapat 8 metode analisa perhitungan yaitu Metode Bishop, Metode Fellenius, Metode Janbu, Metode Taylor, Metode Duncan, Metode

Morgenstern and Price, Metode Spencer, dan Metode Swedish Circle. Tugas akhir ini dibuat berdasarkan pengamatan pada Proyek pembangunan Jalan Tol Semarang - Solo Tahap I Ruas Semarang - Ungaran Seksi III : Penggaron Beji. Tugas akhir yang kami susun ini merupakan peninjauan satabilitas lereng timbunan pada Jalan Akses sta 0+175 - 0+375 Proyek pembangunan Jalan Tol Semarang - Solo Tahap I Ruas Semarang - Ungaran Seksi III dengan menggunakan Metode Bishop dengan Fellenius dan Metode Janbu dengan Taylor untuk mencari Faktor keamananya untuk waktu sekarang , 5 tahun, 10 tahun, 15 tahun, dan 20 tahun yang akan datang.

2. Perumusan Masalah Permasalahan yang akan dibahas dalam tugas akhir ini adalah sebagai berikut : a. Jumlah timbunan dan galian yang sangat besar serta lapisan tanah berupa lanau butir kasar campur pasir maka untuk mencegah kelongsoran dilakukan perhitungan faktor keamanan lereng dengan membandingkan Metode Bishop degan Metode Fellenius dan Metode Janbu dengan Metode Taylor. b. Umur rencana Jalan Tol yaitu 50 tahun, sehingga perlu ditinjau Faktor Keamanan untuk waktu sekarang, 5 tahun, 10 tahun, 15 tahun, 20 tahun yang akan datang. c. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perbedaan nilai faktor keamanan stabilitas lereng galian dengan menggunakan Metode Bishop dengan Metode Fellenius dan Metode Janbu dengan Metode Taylor.

3. Tujuan Tujuan dan keluaran yang diharapkan dari tugas akhir ini adalah sebagai berikut : a. Mampu menganalisa stabilitas lereng galian secara manual yang digambarkan melalui nilai faktor keamanan dengan menggunakan Metode Bishop dengan Metode Fellenius dan Metode janbu dengan Metode Taylor. b. Mengetahui faktor-faktor apa saja yang membuat perbedaan nilai faktor keamanan stabilitas lereng galian dengan menggunakan Metode Bishop dengan Metode Fellenius dan Metode Janbu dengan Metode Taylor. c. Dapat mengetahui kekuatan stabilitas lereng tanah sampai waktu 20 tahun yang akan datang yang dipengaruhi oleh beban lalu lintas.

4. Tinjauan Pustaka

Teori Stabilitas Lereng Sebuah permukaan tanah yang terbuka yang berdiri membentuk sudut tertentu terhadap horisontal disebut sebuah lereng tanpa perkuatan.

Lereng dapat terjadi secara ilmiah atau buatan manusia. Jika tanah tidak horisontal, suatu komponen gravitasi akan cenderung untuk menggerakkan tanah ke bawah. Jika kompoen gravitasi cukup besar, kegagalan lereng akan terjadi, yakni massa tanah dalam zona ABCD dapat meluncur jatuh.

Gaya yang meluncurkan mempengaruhi ketahanan dari kuat geser tanah sepanjang permukaan keruntuhan. Insinyur teknik sipil sering diminta untuk membuat perhitungan untuk memeriksa keamanan dari lereng alamiah, lereng galian, dan lereng timbunan. Pemeriksaan ini termasuk menentukan kekuatan geser yang

terbangun sepanjang permukaan keruntuhan dan membedakannya dengan kekuatan geser tanah. Proses ini disebut analisa stabilitas lereng. Permukaan

keruntuhan itu biasanya adalah permukaan kritis yang memiliki faktor keamanan minimum. Analisa stabilitas lereng adalah hal yang sulit untuk dilakukan. Evaluasi variabel-variabel seperti stratifikasi tanah dan parameter-parameter tanahnya

bisa menjadi suatu pekerjaan yang berat, karena rembesan pada lereng dan pemilihan suatu permukaan gelincir potensial menambah kompleksitas dari pemasalahan ini.

Faktor Keamanan Tugas seorang insinyur teknik sipil dalam menganalisa stabilitas lereng yang digambarkan melalui nilai faktor keamanan. Secara umum, faktor keamanan didefinisikan sebagai:

Keterangan: Fs = Faktor keamanan f = Kuat geser tanah rata rata d = Tegangan geser tanah rata rata disepanjang permukaan keruntuhan potensial Kuat geser tanah terdiri dari dua komponen,yakni kohesi dan sudut friksi atau sudut geser, dan bisa ditulis sebagai

Keterangan c = kohesi = sudut friksi (sudut geser) = tegangan normal pada permukaan keruntuhan potensial

Pemilihan metode analisis Pemilihan metode yang akan digunakan untuk analisis kestabilan lereng, tipe keruntuhan dari lereng harus diperhitungkan. Metode yang dipilih harus mensimulasikan model keruntuhan. Banyak metode yang dapat dipergunakan untuk analisis lereng tanah atau batuan. Dasar dari semua perhitungan ini disebut sebagai kondisi keseimbangan batas (limit equilibrium). Cara analisa kemantapan lereng telah banyak dikenal. Secara garis besar dibagi mejadi tiga kelompok yaitu dengan berdasarkan pada pengamatan visual, menggunakan komputerisasi dan menggunakan grafik. Rincian kelompok tersebut dapat dilihat dalam tabel 1 dibawah ini.

Tabel 1. Cara analisa kemantapan lereng No I Analisa Berdasarkan Pengamatan Visual Bidang Tanah Longsor Membandingkan Lingkaran kestabilan Planar lereng yang ada X Baji Cara Batuan Keterbatasan Kurang Teliti Tergantung pengalaman sesorang Bila tidak ada resiko Hanya dapat menghintung Faktor keamanan tidak dapat menghitung deformasi Material Homogen dan Struktur sederhana X X X

II

III

Menggunakan Fellenius Komputasi Bishop Janbu Sarma Hoek & Bray Menggunakan Taylor Grafik Cousins Morgantem Janbu Ducan Stereonet

Lingkaran L, P, B P, B P, B P, B Lingkaran Lingkaran Lingkaran Lingkaran Planar Baji

X X X X X X X X

Keseimbangan Batas (Limit Equilibrium) Komponen gaya berat yang searah bidang runtuh akan menyebabkan blok tergelincir kearah bawah, besar gaya ini adalah

Gambar 1. Analogi gerakan massa di lereng

Tegangan normal yang bekerja pada bidang miring yaitu

Dimana A adalah luas dasar balok. Sedangkan tegangan geser yang menyebabkan gelinciran yaitu: Dengan mensubsitusikan persamaan kepersamaan Mohr-Coloumb, diperoleh besarnya kekuatan geser yang tersedia untuk menahan gelinciran sebagai berikut: ( )

Kondisi kesetimbangan batas yaitu kondisi dimana blok dalam keadaan tepat setimbang. Kekuataan geser yang diperlukan agar kondisi tepat seimbang (m) adalah sebagai berikut: Dimana Fs adalah faktor keamanan dan a merupakan kekuatan geser yang dimiliki oleh material. Dengan menggunakan persamaan kesetimbangan didapat bahwa besarnya m sama dengan . Sehingga dengan menggunakan ketiga persamaan tadi dihasilkan persamaan berikut ini: ( )

Keterangan: W = beban gravitasi Fs = faktor keamanan c = kohesi A= luas

= tegangan normal pada permukaan keruntuhan potensial = sudut friksi (sudut geser)

Dari persamaan diatas terlihat bahwa kodisi kesetimbangan batas adalah suatu kondisi dimana faktor keamanan lereng sama dengan satu (Fs=1). Apabila nilai Fs lebih dari satu (Fs >1) maka secara teoritis blok berada dalam kondisi stabil dan apabila nilai Fs lebih kecil dari satu (Fs <1) maka balok akan mengelicir kebawah.

Metode Bishop Metode yang mempertimbangkan pengaruh keseimbangan gaya-gaya dan momen untuk masing-masing potongan. Metode asumsi yang sangat teliti untuk gaya-gaya vertikal pada sisi masing-masing potongan hingga menghasilkan persamaan yang memuaskan. Asumsi : Ei dan Ei+1 serta Ui dan Ui+1 bersifat koliner Xi + Xi+1 = 0 Js = 0 Bidang kelongsoran berupa lingkaran Metode ini menggunakan jumlah momen di titik pusat lingkaran hanya membutuhkan keseimbangan momen, tapi secara tidak langsung membutuhkan juga hubungan keseimbangan gaya gaya vertical.

Metode Fellenius Metode yang dapat digunakan pada lereng-lereng dengan kondisi isotropis, non isotropis dan berlapis-lapis. Massa tanah yang bergerak diandaikan terdiri dari atas beberapa elemen vertikal. Lebar elemen dapat diambil tidak sama dan sedemikian sehingga lengkung busur di dasar elemen dapat dianggap garis lurus Asumsi : Resultan antar gaya gaya irisan = 0 Js = 0 Bidang kelongsoran berupa lingkaran Metode ini menggunakan jumlah momen dititik pusat lingkaran hanya membutuhkan keseimbangan

Metode Janbu Metode dengan anggapan seperti metode Bishop simplified namun tidak meninjau keseimbangan momen. Lowe dan Karafiath (1960) menganggap gaya-gaya antar pias membentuk sudut sebesar rerata sudut alas dan atas pias. Corps of Engineers (1982) dengan anggapan kemiringan gaya-gaya antar pias sarna dengan kerniringan lereng atau sama dengan rerata. Asumsi : Gaya gaya disisi irisan adalah gaya horizontal Tidak ada gaya geser antar irisan (Xi + Xi+1 = 0) Janbu menggunakan faktor korelasi untuk menggantikan peranan gaya geser FS lebih masuk akal. Metode Taylor Cara ini dilakukan untuk material homogen dengan struktur sederhana. Material yang heterogen (terdiri atas berbagai lapisan) dapat didekati dengan penggunaan rumus(cara komputasi). Asumsi : Hanya untuk tanah dengan u = 0 Kondisi tak ter-drainase Lempung, dapat menganalisis kondisi jenuh sempurna Resultan gaya antar irisan tanah = 0 Tidak ada gaya seepage (Js=0) Metode ini akurat untuk analisis lereng dengan lapisan tanah yang homogen ataupun tidak homogeny bersudut geser nol dan diasumsikan bidang slip berbentuk lingkaran.

5. Metodologi Lokasi Penelitian Objek/lokasi yang diamati dalam penyusunan tugas akhir adalah pada Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang Solo Tahap I Seksi III (Penggaron - Beji) khususnya dalam pekerjaan timbunan tanah pada jalan akses 1 sta 0+175 0+375. Metode pengambilan data yang digunakan, antara lain : a. Metode pengumpulan data (Skunder) Metode ini dilakukan dengan cara : Studi perpustakaan/literatur Studi dokumentasi, berdasarkan hasil uji yang telah dilakukan pelaksana dan laporan laporan khusus yang dimiliki pelaksana. b. Metode wawancara (Primer) Wawancara dilakukan dengan pembimbing Tugas Akhir dan pembimbing lapangan yang ditunjuk oleh perusahaan tempat mengambil data, serta pihak-pihak lain yang mendukung dalam penulisan Tugas Akhir.

Diagram Alir Tugas Akhir

Mulai

Studi Pustaka Literatur

Peninjauan Lokasi dan Pengumpulan Data Sekunder Topografi Geologi Sifat geoteknis material Kondisi air tanah Pembebanan pada lereng

Analisa Stabilitas Lereng Galian Secara manual dengan :

Metode Bishop

Metode Fellenius

Metode Janbu

Metode Taylor

Hasil analisa

Pembahasan tentang Perbandingan Hasil analisa dengan menggunakan beberapa metode secara manual Mendapatkan nilai Faktor Keamanan

Kesimpulan

Selesai

6. Bahan Rujukan

Bowless, J. (1993). Sifat Fisis dan Geoteknik Tanah edisi ke dua. Jakarta: Erlangga. Braja, M., Noor, E., & Indrasurya, B. (1985). Mekanika Tanah (Prinsip-Prinsip Rekayasa Geoteknis). Jakarta: Erlangga. Craig, R. (1989). Mekanika Tanah. Jakarta: Erlangga. Hardiyatmo, H. C. (2007). Mekanika Tanah 2. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Wesley, L. (1977). Mekanika Tanah. Jakarta: Badan Penerbit Pekerjaan Umum.

7. Schedule NO 1 2 KEGIATAN Persiapan Studi Literatur Pelaksanaan Persiapan Data Analisis Data Interpretasi Data Pelaporan Penulisan Penggandaan Laporan 1 ALOKASI WAKTU (Bulan) April Mei Juni 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Perumusan Masalah 1.3. Batasan masalah 1.4. Tujuan Tugas Akhir 1.5. Sistematika Penyusunan Tugas Akhir

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1. Stabilitas lereng 2.1.1. Umum 2.2. Lereng dan Longsoran 2.3. Teori Analisa Stabilitas Lereng 2.3.1. Analisa Stabilitas Lereng Dengan Bidang Berbentuk Lingkaran 2.3.2 Limit Equilibrium

2.3.3. Metode Bishop 2.3.4. Metode Felleius 2.3.5. Metode Janbu 2.3.3. Metode Taylor

BAB III METODOLOGI 3.1. Objek/Lokasi

3.2. Tahapan Penyusunan Tugas Akhir 3.3. Flowchart

BAB IV DATA DAN ANALISA 4.1. Data 4.2. Analisa 4.2.1. Metode Bishop 4.2.2. Metode Fellenius 4.2.3. Metode Janbu 4.2.4. Metode Taylor 4.3. Perbandingan Analisa

BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan 5.2. Saran

PROPOSAL TUGAS AKHIR


Analisis Kestabilan Lereng Pada Sta. 0+175 Sta. 0+325 Dalam Penanganan Galian Pada Proyek Jalan Tol Semarang Solo Tahap I Ruas Semarang Bawen Seksi III Penggaron Beji, Jawa Tengah

Disusun untuk melengkapi salah satu syarat kelulusan Program Diploma IV Politeknik Negeri Jakarta

Disusun Oleh : Indra Rizky Efendy Rahmat Kurniawan ( 2107010091) ( 210901028Z)

JURUSAN TEKNIK SIPIL PROGRAM STUDI D-IV PERANCANGAN JALAN DAN JEMBATAN KONSENTRASI JALAN TOL POLITEKNIK NEGERI JAKARTA 2010

Anda mungkin juga menyukai