Setelah
tanah
mencapai
tegangan
lelehnya,
tanah tidak
memiliki plastic
dimiliki tanah.
Kohesi dapat dirasakan saat kita meremas lempung yang basah, lempung tersebut
tidak kembali ke bentuk asalnya karena kohesi lempung merekatkan lempung
tersebut
Sedangkan
Apa makna sudut geser tanah? Pada kondisi tanpa tegangan pengekang, sudut geser
tanah ini dapat kita lihat saat kita ambil sejumlah pasir dan kita tuang diatas
permukaan, pasir tersebut akan membentuk sudut tertentu dengan permukaan. Inilah
makna fisik dari sudut geser tanah pada kondisi tanpa tegangan pengekang (dalam
bahasa inggris: natural angle of repose)
Dua parameter inilah yang menentukan letak permukaan plastis dari kriteria plastis
Mohr-Coulomb
Pada buku-buku mekanika tanah yang umum dijumpai, gambar permukaan runtuh
(plastis) Mohr-Coulomb digambarkan dalam sumbu Mohr sebagai berikut :
Mohr-Coulomb 2D
permukaan bidang runtuhnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini (seperti cone es krim).
Jadi saat dikatakan failure/rupture surface, memang faktanya bidang keruntuhan itu memang
merupakan suatu permukaan
Mohr-Coulomb 3D
Pada model elastik-plastik sempurna seperti model Mohr-Coulomb, permukaan ini tidak
berevolusi (tidak membesar/mengecil dan tidak berpindah).
Tanah hanya mampu menahan kombinasi tegangan yang tidak melampaui permukaan MohrCoulomb tersebut.
Dengan melakukan uji triaksial, kita dapat mengakses 2 properti tanah yang didasari pada
model keruntuhan Mohr-Coulomb, yang pertama adalah kohesi tanah , sedangkan yang
kedua adalah sudut geser tanah
2. Pada analisa stabilitas tidak akan lepas dari nilai factor keamanan lereng
(FK). Beri penjelasan tentang pengertian factor kemanan lereng ini ?
Faktor Kestabilan Lereng Dalam menentukan kestabilan atau kemantapan
lereng dikenal istilah faktor keamanan (safety factor) yang merupakan
perbandingan antara gaya- gaya yang menahan gerakan terhadap gaya-gaya yang
menggerakkan tanah tersebut dianggap stabil, bila dirumuskan sebagai berikut :
Faktor kemanan (F) = gaya penahan / gaya penggerak Dimana untuk keadaan :
F > 1,0 : lereng dalam keadaan mantap
F = 1,0 : lereng dalam keadaan seimbnag, dan siap untuk longsor
F < 1,0 : lereng tidak mantap Jadi dalam menganalisis kemantapan lereng
akan selalu berkaitan dengan perhitungan untuk mengetahui angka faktor
keamanan dari lereng tersebut. Data yang diperlukan dalam suatu perhitungan
sederhana untuk mencari nilai FK (Faktor keamanan lereng) adalah sebagai
berikut :
1. Data lereng atau geometri lereng (terutama diperlukan untuk membuat
penampang lereng). Meliputi : sudut Kemiringan lereng, tinggi lereng dan lebar
jalan angkut atau berm pada lereng tersebut.
2. Data mekanika tanah a. Sudut geser dalam () b. Bobot isi tanah atau
batuan () c. Kohesi (c) d. Kadar air tanah ()
3. Faktor Luar a. Getaran akibat kegiatan peledakan, b. Beban alat mekanis
yang beroperasi, dll.
Dalam menentukan kestabilan atau kemantapan lereng dikenal istilah faktor
keamanan (safety factor) yang merupakan perbandingan antara gaya-gaya yang
menahan gerakan terhadap gaya-gaya yang menggerakkan tanah tersebut dianggap
stabil, bila dirumuskan sebagai berikut :
Faktor kemanan (F) = gaya penahan / gaya penggerak
Dimana untuk keadaan :
F > 1,0 : lereng dalam keadaan mantap
F = 1,0 : lereng dalam keadaan seimbnag, dan siap untuk longsor
1.
2.
3.
4.
5.
6.
dan lainnya menyebabkan lereng tersebut menjadi tidak mantap, sehingga erosi dan
longsoran mudah terjadi.
3.
Longsoran di tambang
Monitoring merupakan alat yang sangat berharga untuk menilai kinerja desain
tambang dan potensi resiko longsor yang akan terjadi dan membantu
meminimalisir resiko. Hari ini di lingkungan tambang perusahaan memiliki moral
dan kewajiban untuk menghilangkan potensi terjadinya kecelakaan dan kewajiban
legal untuk mencegah lingkungan kerja dari potensi tersebut.
Management lereng
2. Memberikan pemberitahuan terlebih dahulu dari area yang berpotensi tidak stabil
sehingga rencana tambang dapat dimodifikasi untuk meminimalkan dampak dari
ketidakstabilan lereng.
3. Memberikan informasi geoteknik untuk menganalisis mekanisme ketidakstabilan
lereng yang berkembang, merancang tindakan rencana perbaikan yang tepat dan
melakukan desain lereng selanjutnya.
4. Menilai kinerja dari implementasi desain lereng.
Properti batuan
Sistem monitoring dan prosedur dapat dirancang untuk memenuhi tujuan tersebut.
instalasi instrumen dapat menyediakan data patokan penting untuk pemantauan
berikutnya selama penambangan, untuk memvalidasi asumsi
desain dan memodifikasi desain selanjutnya seperti yang
diperlukan. Dalam prakteknya, seperti program jangka panjang
instrumentasi harus berasosiasi dan berhubungan dengan
pertambangan produksi skala besar. Kekuatan dari program
pemantauan tergantung pada kemampuan peralatan dan teknik
pada pada orang-orang melakukan program. keberhasilan
pemantauan juga tergantung pada dukungan dari tingkat yang lebih tinggi dari
manajemen tambang.
berikutnya dengan menggunakan sebuah buku merah atau metode dokumentasi yang
serupa.
Sistem kwantitatif biasanya melibatkan alat ukur permukaan perpindahan bawah
permukaan. komponen komponen tercantum di bawah ini tergantung kompleksitas
dari instrument tersebut.
Monitoring lereng diarea diarea permukaan;
1. visual yang inspeksi
2. Crackmeter, baik manual atau dengan extensometer wireline
3. survei pemantauan - RTS
4. GPS
5. fotogrametri
6. laser scanning
7. radar, baik darat berbasis satelit dan berbasis (InSaR)
8. tiltmeters dan electrolevels
Monitoring lereng bawah permukaan (instrumen biasanya dipasang di lubang
bor) meliputi:
1. inclinometers
2. geser strip dan domain waktu reflectometer (TDR) kabel
3. extensometers
4. termistor
5. mikro seismik
6. Piezometers
Crack meter
Wireline Extensometer
Pemantauan lereng sistem untuk tambang besar terbuka biasanya mencakup
kombinasi dari salah satunya. Perusahaan kemudian menyediakan system
pemantauan lereng utama yang membentuk dasar untuk manajemen lereng. Untuk
sistem apapun, pengukuran percepatan perpindahan umumnya merupakan kunci
untuk mengetahui keruntuhan lereng.
Di Indonesia hari ini dengan semakin tingginya komitmen perusahaan dengan
keselamatan kerja, kepedulian dan investasi besar telah dilakukan untuk melakukan
dan membuat sistem manajemen lereng yang komperhensif dan berkesinambungan.
Pengelolan resiko dan sistem manajemen lereng wajib diikuti dengan perubahan
paradigma bahwa setiap resiko longsor dapat dikelola dengan baik dengan dukungan
4.
umur
tambang,
dengan
adanya
struktur
lereng.
Beberapa
tambang
secara
signifikan
dapat
5. Peranan air tanah sangat penting terhadap kestabilan lereng. Beri penjelasan
?
Air tanah adalah salah satu faktor penting yang berpengaruh dan harus
diperhatikan dalam keberlangsungan operasi penambangan. Selain mempengaruhi
kondisi kerja akibat masuknya air kedalam lubang bukaan tambang air tanah juga
menyebabkan adanya tekanan air pori dalam massa batuan sehingga akan
berpengaruh terhadap besarnya kekuatan geser batuan, hal ini dapat menurunkan
stabilitas suatu lereng.
Pada batuan sangat berpengaruh jika ada bidang lemah yang terisi oleh air
karena akan menyebabkan meningkatkan tegangan terhadap bidang lemah
tersebut. Selain itu air dapat mengikis pengisi ruang antar bidang lemah,
melapukan sisi bidang lemah dan melarutkan mineral - mineral sulfida. Pada
beberapa kasus, air dapat menjadi faktor utama ketidakstabilan lereng terutama
pada lereng tanah.