Anda di halaman 1dari 2

Opini Kesantunan Berbahasa

Kesantunan berbahasa adalah norma atau aturan yang telah ditetapkan dan disepakati bersama
oleh suatu masyarakat yang dipengaruhi oleh tata cara, adat ataupun kebiasaaan yang berlaku
dalam masyarakat. Kesantunan dalam aspek bahasa dapat dilihat pada pilihan kata, nada,
intonasi dan struktur kalimatnya. Pada tingkah laku, kesantunan dapat dilihat pada ekspresi,
sikap dan gerak-gerik tubuh lainnya.

Prinsip dalam kesantunan berbahasa dibedakan menjadi empat, antara lain yaitu maksim
kualitas, maksim kuantitas, maksim relevansi dan maksim cara. Maksim kualitas, menuntut
untuk mengatakan yang sebenarnya sedangkan maksim kuantitas menuntut penutur untuk
berbicara secukupnya. Maksim relevansi yaitu menuntut kita untuk memberikan percakapan
yang relevan dengan situasi perckapan tersebut , dan maksim cara menuntut kita untuk harus
berbicara langsung dan lugas secara tidak berlebihan.

Di zaman modern seperti ini banyak generasi penerus bangsa yang belum atau tidak
mementingkan kesantunan dalam berbahasa atau prinsip dalam kesantunan berbahasa. Padahal
itu sangatlah penting bagi mereka, jika menggunakan kata-kata baik, maka itu akan
mencerminkan dirinya sendiri. Tetapi jika tidak, maka itu juga akan mencerminkan dirinya.

Kesantunan dalam berbahasa itu sangatlah penting dan dibutukan oleh semua orang,karena
pokok utuma dari sebuah pertengakaran yaitu berasal dari sebuah ujuran atau tuturan bahasa
yang diucapkan. Di kalangan pemuda-pemudi milenial saat ini kesantunan berbahasa masih
sangat rendah,mereka cenderung menggunakan bahasa yang kurang baik dan tidak baku.Saat
mereka merasa kesal,marah,kaget ataupun hal yang lainnya muncullah kata-kata kotor yang
mereka tuturkan atau utarakan untuk mengungkapkan isi hatinya, tapi anehnya lagi, kata-kata
kotor itu pun sering diucapkan pada saat mereka sedang senang, atau mengobrol santai dengan
temannya. Penggunaan kata kotor terkadang sering muncul sebagai nama pangiglan teman yang
diajak bicara. Padahal itu adalah suatu etika berbahasa yang kurang baik. Seseorang dapat dinilai
dari cara ia berbahasa. Saat seseorang berkata kotor, orang lain dapat langsung memberi
penilaian bahwa orang tersebut mempunyai sifat yang kasar atau memiliki etika berbahasa yang
tidak baik. Namun sebaliknya, ketika seseorang berbahasa dengan etika yang baik, maka orang
lain menilai bahwa seseorang tersebut adalah orang yang penuh sopan-santun dan beretika baik.
Semua orang tentunya tidak ingin dinilai jelek oleh orang lain. Maka, kesantunan berbahasa
adalah penting untuk menghindari kekeliruan seseorang dalam menilai pribadi kita. Bukan untuk
kepentingan pencitraan, namun memang sepantasnya calon pemimpin bangsa memiliki etika
berbahasa yang baik sehingga pihak luar mau bekerjasama dengan bangsa ini untuk membangun
bangsa ini menuju kesejahteraan yang hakiki.

Faktor penyebab kesantunan berbahasa di kalangan remaja mulai luntur yang paling besar ialah
terbiasanya para remaja menggunakan bahasa kotor untuk digunakan saat sedang berbicara
dengan temannya ataupun dengan orang lain. Penggunaan bahasa kotor dalam percakapan
sehari-hari seperti sudah menjadi budaya atau mendarah daging di kalangan remaja. Mereka
mungkin memiliki hubungan yang cukup erat sehingga bukan sebuah masalah bagi mereka
ketika menggunakan bahasa tersebut. Namun, apabila sedang berada di sekitar masyarakat,
terutama orang tua, ini menjadi sebuah hal yang sangat mengganggu. Hal kedua yang menjadi
faktor dari masalah ini adalah lingkungan pergaulan mereka,dengan siapa remaja tersebut
bergaul dalam kesehariannya. Walaupun seorang remaja berasal dari daerah pedesaan, namun
ketika bergaul dengan remaja yang berasal dari kota besar yang kesantunan berbahasanya mulai
memudar, remaja desa tersebut akan terpengaruh dan otomatis ikut-ikutan berbahasa kotor saat
berkomunikasi dengan teman-temannya.

Remaja adalah tulang punggung bangsa di masa depan yang akan datang. Remaja yang nantinya
memimpin bangsa ini menuju kesejahteraan yang hakiki. Komunikasi merupakan hal yang
penting bagi seorang pemimpin dalam mencapai kesejahteraan bangsa. Sangat tidak baik dan
tidak etisketika seorang pemimpin menggunakan bahasa kotor saat sedang berkomunikasi
dengan mitra kerjanya. Apakah itu sedang menegur pihak tertentu atau memberi arahan kepada
bawahannya. Maka dari itu, masalah ini harus diselesaikan sejak dini agar para remaja dapat
menghilangkan kebiasaan menggunakan bahasa kotor. Dapat dimulai dengan hal-hal kecil,
seperti menegur secara langsung seseorang yang menggunakan bahasa kotor tepat setelah ia
mengucapkan kata-kata tersebut. Hal ini akan membuat remaja lebih berhati-hati dalam
berbahasa dan berpikir terlebih dahulu ketika hendak mengucapkan bahasa kotor. Lama-
kelamaan, penggunaan bahasa kotor akan semakin berkurang di kalangan remaja. Solusi lain
yaitu melibatkan remaja dalam acara-acara yang mengharuskan remaja menggunakan bahasa
yang sopan dan santun, seperti seminar, pelatihan, dan sebagainya. Bimbingan akan kesantunan
berbahasa sejak kecil juga akan membuat remaja tidak mudah terpengaruh ketika berada di
lingkungan yang banyak menggunakan bahasa kotor.

Anda mungkin juga menyukai