NIM : 223020504036
KELOMPOK : VI A
Sumber : https://ejournal.ft.unsri.ac.id/index.php/JP/article/download/1602/890/
Keterangan :
- Top merupakan posisi disaat meletakkan bahan peledak didalam lubang bor yang dimana
posisi bahan peledak tersebut berada diatas lubang bor
- Middle merupakan posisi disaat meletakkan bahan peledak didalam lubang bor yang
dimana posisi bahan peledak tersebut berada ditengah lubang bor
- Bottom merupakan posisi disaat meletakkan bahan peledak didalam lubang bor yang
dimana posisi bahan peledak tersebut berada diatas lubang bor
2. Gambar bagian dalam Detonator
Sumber:
https://mineritysriwijaya.blogspot.com/2016/06/sistem-inisiasi-peledakan-blast.html?m=1
Di dunia pertambangan, terdapat beberapa jenis booster peledakan yang digunakan untuk
meningkatkan kekuatan dan efisiensi peledakan. Berikut adalah beberapa jenis booster peledakan
yang umum digunakan beserta perbedaannya:
Perbedaan utama antara jenis-jenis booster ini terletak pada kekuatan ledaknya, stabilitas, biaya,
dan kecocokan untuk aplikasi tertentu dalam lingkungan tambang. Pemilihan booster yang tepat
sangat bergantung pada jenis batuan, ukuran peledakan yang diinginkan, dan kondisi lingkungan
kerja.
Rasio pencampuran antara emulsi dan ANFO dalam peledakan pertambangan bisa bervariasi
tergantung pada kebutuhan spesifik dari proyek peledakan dan karakteristik batuan yang akan
diproses. Namun, umumnya rasio yang umum digunakan adalah sekitar 80% hingga 90% ANFO
dan 10% hingga 20% emulsi. Ini dapat bervariasi tergantung pada faktor seperti jenis batuan
yang akan dipecahkan, kekuatan peledakan yang diinginkan, dan kondisi lingkungan di situs
tambang. Pemilihan rasio yang tepat biasanya dilakukan berdasarkan evaluasi teknis oleh
insinyur peledakan atau spesialis tambang yang mempertimbangkan berbagai faktor termasuk
keamanan, efisiensi peledakan, dan biaya.
Khusus untuk Emulsion T4070G yang dipakai
merupakan pencampuran antara ANFO dengan emulsion. Perbandingannya meliputi. 30
% ANFO dan 70% emulsion.
Detonator elektrik dan Nonel adalah dua metode umum untuk menginisiasi peledakan dalam
industri pertambangan dan konstruksi. Kedua jenis ini menggunakan bahan peledak yang
berbeda dalam mekanisme inisiasinya. Berikut adalah bahan peledak yang umum digunakan
dalam keduanya:
1. Detonator Elektrik:
Bahan peledak yang umum digunakan dalam detonator elektrik adalah Primer, yang
biasanya terdiri dari campuran sensitif dan stabil seperti PETN (Pentaerythritol
Tetranitrate) atau RDX (Research Department eXplosive).
Primer ini diletakkan di dalam detonator elektrik bersama dengan inisiator listrik. Ketika
arus listrik diterapkan pada detonator, inisiator listrik menyebabkan Primer meledak,
yang kemudian memicu peledakan bahan peledak utama.
2. Nonel:
Nonel adalah jenis inisiasi peledakan yang menggunakan tabung plastik yang berisi
campuran sensitif seperti PETN atau RDX, serta kabel inisiator panas.
Kabel inisiator panas pada Nonel diaktifkan oleh aliran arus listrik, yang menyebabkan
inisiator panas meleleh dan memicu peledakan bahan peledak dalam tabung plastik.
Bahan peledak Nonel terletak di ujung tabung plastik dan meledak saat inisiator panas
dilelehkan.
6. G-HOOK dan Milisecond delay pada saat
"G-Hook" dan "milisecond pertambangan delay" merupakan dua istilah yang terkait dengan
pengaturan waktu dalam proses peledakan dalam industri pertambangan. Berikut adalah
penjelasan singkat tentang keduanya:
1. G-Hook:
G-Hook adalah istilah yang mengacu pada pengaturan waktu antara detektor peledakan
dan inisiasi peledakan sebenarnya.
G-Hook memastikan bahwa waktu yang diperlukan antara deteksi ledakan pertama dan
ledakan berikutnya cukup untuk memastikan keamanan dan efektivitas proses peledakan.
Penyesuaian G-Hook ini penting untuk menghindari ledakan yang tidak diinginkan atau
tidak terkendali.
2. Milisecond Pertambangan Delay:
Milisecond Pertambangan Delay adalah pengaturan waktu dalam milidetik (ms) antara
inisiasi ledakan di berbagai lokasi dalam proses peledakan tambang.
Penggunaan delay ini memungkinkan pengaturan waktu yang tepat untuk peledakan
secara bertahap, memastikan bahwa peledakan terjadi dengan cara yang terkontrol dan
efisien.
Milisecond Pertambangan Delay digunakan untuk mengatur urutan peledakan di berbagai
lubang peledakan dalam rangkaian, memastikan bahwa tekanan dari ledakan sebelumnya
tidak mengganggu atau merusak peledakan di lokasi berikutnya.
Pemilihan milisekon delay dalam peledakan sangat tergantung pada desain peledakan
yang diinginkan dan karakteristik geologi di lokasi tambang. Dalam banyak kasus,
peledakan menggunakan berbagai jenis delay untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Berikut adalah beberapa umumnya digunakan:
1. In-Hole Delay:
- Rentang umum delay: 0 hingga beberapa ratus milisekon, tergantung pada jarak dan
hubungan dengan peledakan lainnya.
- Berguna untuk mengatur waktu peledakan di berbagai titik dalam satu lubang bor.
2. Surface Delay:
- Digunakan pada permukaan tanah atau batuan.
- Rentang umum delay: Biasanya lebih lama daripada in-hole delay, mulai dari beberapa
ratus hingga beberapa ribu milisekon.
- Berguna untuk mengatur urutan peledakan di berbagai lubang bor atau area peledakan
yang lebih besar.
- Dalam beberapa sistem peledakan, warna digunakan sebagai representasi visual dari
delay yang berbeda.
- Misalnya, kapsul atau tali peledakan dengan warna tertentu dapat menunjukkan tingkat
delay tertentu.
- Pemberian warna membantu operator untuk memastikan bahwa urutan peledakan dan
delay telah diatur sesuai desain.
Penting untuk dicatat bahwa pengaturan milisekon delay harus memperhitungkan struktur
geologi, jenis batuan, dan tujuan peledakan yang diinginkan. Konsultasi dengan ahli
peledakan atau insinyur peledakan yang berpengalaman sangat penting untuk memilih
dan mengatur delay dengan bijak agar mencapai hasil yang diinginkan dan
meminimalkan dampak lingkungan serta risiko keselamatan.
Sogun dan BM (Blasting Machines) adalah dua jenis peralatan yang digunakan dalam proses
inisiasi peledakan. Mereka memiliki fungsi yang berbeda dalam pengaturan peledakan. Berikut
adalah penjelasan tentang kapan masing-masing digunakan:
1. Sogun:
Sogun, atau sering juga disebut sebagai detonator, adalah perangkat yang digunakan
untuk mengirimkan sinyal listrik ke detonator atau inisiator peledakan.
Sogun digunakan pada tahap terakhir dalam rangkaian inisiasi peledakan, biasanya pada
titik dekat dengan bahan peledak utama.
Fungsi utama Sogun adalah untuk menginisiasi detonasi pada detonator atau inisiator
peledakan, yang selanjutnya memicu peledakan bahan peledak utama.
2. Blasting Machine (BM):
Blasting Machine, atau disebut juga detonator atau detonator box, adalah perangkat yang
digunakan untuk menghasilkan arus listrik yang cukup untuk memicu detonator atau
inisiator peledakan.
BM digunakan untuk memberikan arus listrik yang kuat dan stabil ke detonator atau
inisiator peledakan, yang diperlukan untuk memicu peledakan bahan peledak utama.
BM biasanya digunakan pada tahap awal dalam rangkaian inisiasi peledakan, sering kali
dari jarak yang jauh dari area peledakan yang sebenarnya.
Jadi, secara umum, Sogun digunakan pada tahap akhir inisiasi peledakan, dekat dengan bahan
peledak utama, sementara BM digunakan pada tahap awal inisiasi peledakan, seringkali dari
jarak yang jauh. Keduanya penting dalam proses pengaturan peledakan yang aman dan efektif
dalam industri pertambangan dan konstruksi.
G-hook, atau juga dikenal sebagai penjepit, adalah salah satu perangkat yang digunakan dalam
kegiatan peledakan untuk mengatur urutan peledakan dalam lubang bor. G-hook umumnya
terdiri dari dua bagian, yaitu rahang tetap dan rahang gerak. Berikut adalah beberapa hal yang
umumnya terkait dengan G-hook dalam konteks peledakan:
Penggunaan:
- G-hook digunakan untuk mengatur urutan peledakan dalam situasi di mana beberapa
lubang bor perlu diledakkan dengan urutan tertentu.
- Saat G-hook diaktifkan, rahang gerak akan membuka, membebaskan detonator primer
dari rahang tetap, dan memungkinkan inisiasi peledakan.
Keamanan:
- G-hook dirancang untuk memberikan keamanan dan kontrol dalam proses peledakan
untuk memastikan bahwa urutan peledakan berjalan sesuai dengan rencana dan desain.
Pengaturan Waktu (Timing):
- Digunakan untuk mengatur waktu antara inisiasi detonator primer dalam satu lubang bor
dengan lubang bor lainnya.
- Meningkatkan kontrol dalam pengembangan peledakan yang bertahap.
Penting untuk dicatat bahwa penggunaan G-hook harus mematuhi prosedur keamanan yang ketat
dan sesuai dengan regulasi peledakan yang berlaku di tempat tersebut. Ahli peledakan atau
teknisi peledakan yang berpengalaman biasanya bertanggung jawab atas penggunaan dan
penyesuaian G-hook dalam kegiatan peledakan.