Anda di halaman 1dari 23

Teknik Peledakan

Kebutuhan Peledakan dan Pola Penyalan Pada Program Studi Teknik Pertambangan
Fakultas Sains dan Teknologi
Tambang Bawah Tanah Universitas Sembilanbelas November
Kolaka
KELOMPOK 4
Kebutuhan Peledakan dan Pola Penyalan Pada Tambang Bawah Tanah
Kebutuhan Peledak
Pola Penyalaan
Kebutuhan Bahan Peledak

Pada dasarnya bahan peledak (explosive) terdiri dari


campuran tiga bahan yaitu :
---------------------------------------------------------------------------
-
1.Zat kimia yang mudah bereaksi, yang berfungsi
sebagai bahan peledak dasar (explosive base), misalnya
Nitrogliserin (NG), Trinitrotiliene (TNT), Ethylene
glycoldinitrate,dan lain-lain.
2.Oksidator, yang berfungsi memberikan oksigen,
misalnya KClO3, NaClO3, NaNO3, dan sebagainya.
3.Zat penyerap/tambahan misalnya serbuk kayu, serbuk
batubara, dan lain-lain.
Kebutuhan Bahan Peledak

Batas Waktu Penimbunan Bahan Peledak

Bahan peledak yang ditimbun atau disimpan dalam


gudang bahan peledak dibatasi jumlahnya karena
beberapa alasan, antara lain:
-Target produksi perusahaan yang menentukan kapasitas
gudang
-Kestabilan kimia bahan peledak dipengaruhi oleh
lingkungan udara di dalam dan disekitar gudang yang
akan membuat bahan peledak rusak
-Peraturan yang berlaku, bahwa izin Pembelian dan
Penggunaan (P2) berlaku hanya 6 bulan.
Kebutuhan Bahan Peledak

Perhitungan Jumlah Bahan Peledak


Untuk mencapai target produksi batubara 2 juta ton per
tahun perlu dikupas overburden (o/b) sebanyak 7 juta
bcm (karena Stripping Ratio = 3½ : 1) . Densitas o/b
hasil pengujian rata-rata 2,5 ton/m3 dan bahan peledak
yang akan digunakan adalah ANFO dengan densitas
0,85 gr/cc. Alat bor yang dimiliki Tamrock type Drilltech
D25K yang mampu membuat lubang berdiameter 4¾ -
6¾ inci. Fragmentasi hasil peledak harus baik, artinya
sesuai dengan dimensi bucket alat muat, airblast, flyrock
dan getaran kurang. Alat muat mampu menjangkau
sampai 12 m. Tahapan perhitungan sebagai berikut.
Kebutuhan Bahan Peledak

Perhitungan Jumlah Bahan Peledak


Target produksi = 7 juta bcm/12 = 584.000 bcm/bulan.
Perlu diingat bahwa yang dimaksud “produksi” adalah o/b
yang harus dibuang. Apabila peledakan dilakukan setiap
hari dengan hari kerja rata-rata per bulan 30 hari, maka

Produksi per peledakan =


584.000 bcm/30 = 19.470 bcm/peledakan
Kebutuhan Bahan Peledak

Perhitungan Jumlah Bahan Peledak

H/B = 3; apabila H efektif = 12 m ≈ 36 ft, maka B = 36/3 =


12 ft.
Kebutuhan Bahan Peledak

Perhitungan Jumlah Bahan Peledak


Kebutuhan Bahan Peledak

Perhitungan Jumlah Bahan Peledak


Kebutuhan Bahan Peledak

Perhitungan Jumlah Bahan Peledak

Cara cepat untuk menentukan jumlah bahan peledak


adalah engan memanfaatkan Loading Density
- Untuk diameter 5,5 inci dan densitas bahan peledak 0,85 gr/cc
diperoleh Loading Density = 13,08 kg/m
- Jumlah bahan peledak diperlukan:
• Untuk PC =11 m/lub, maka bahan peledak = 11 x 13,08 =
143,88 kg/lub.
• Dengan n = 139 lubang, jadi total bahan peledak (We): We =
81 x 143,88 = 11.654,28 kg/peledakan
• Kebutuhan bahan peledak selama 6 bulan: We 6 bln = 6 x 30
x 11654,28 = 2.097.770,4 kg/6 bulan.
Kebutuhan Bahan Peledak

Perhitungan Jumlah Bahan Peledak

dapat dikurangi dengan memodifikasi geometri peledakan,


terutama spasi dan burden. Yang menjadi patokan keberhasilan
peledakan pada akhirnya adalah ukuran fragmentasinya yang
harus sesuai dengan proses selanjutnya, antara lain ukuran
mangkok (bucket) alat muat atau sebagai umpan crusher.
Kebutuhan Bahan Peledak

Perhitungan Jumlah Bahan Peledak


Pola Penyalaan

Peledakan Cara Non-Listrik


Sumbu Api ( Safety Fuse )
Sumbu api adalah alat berupa sumbu yang fungsinya adalah
merambatkan api dengan kecepatan tetap

Menyalan sumbu api dapat dilakukan dengan memakai hot wire fuse
lighter, full wire fuse lighter, lead spritter, korek dan igniter cord.
Apabial sumbu api dinyalakn akan terlihat pancaran api yang dikenal
dengan nama ignition flame, menandakan sumbu terbakar dan
berfungsi normal. Pembakaran akan merambat perlahan terus
sepanjang sumbu api sampai pada ujung yang lain.
Pola Penyalaan

Peledakan Cara Non-Listrik


Sumbu Ledak
Sumbu ledak adalah sumbu yang terdiri dari : inti “
initiating explosive “ dibalut lapisan plastic dan dibungkus
dengan kombinasi tekstil, kawat dan lapisan plastik.

Sumbu ledak apabila dinyalakan dapat merambatkan


gelombang detonasi kesemua tempat sepanjang sumbu.
Peledakan dengan sumbu ledak tidak memerlukan
detonator didalam lubang tembak. (Cont.)
Pola Penyalaan

Cont..
Delay Connector

Delay connector adalah perlengkapan peledakan yang


digunakan untuk menyelenggarakan peledakan tunda
(delay blasting) dalam suatu peledakan memakai sumbu
ledak.

Penyalaan dalam peledakan memakai sumbu ledak


hanya diperlukan satu detonator. Didalam setiap lubang
tembak tidak perlu dipasang detonator. Sumbu ledak
hanya dapat dinyalakan dengan detonator.
Pola Penyalaan

Peledakan Cara Non-Listrik


Nonel
Nonel adalah tube plastik,yang mempunyai diameter
luar 3 mm. didalamnya berisi suatu bahan reaktif yang
dapat menjalankan gelombang kejut dengan kecepatan
kira-kira 2000 meter per detik
Pola Penyalaan

Peledakan Listrik
Rangkaian peledakan meliputi 3 elemen dasar
rangkaian, yaitu :
1.Detonator listrik.
2.Kawat rangkaian : leg wire, connecting wire, firing line
dan bus wire.
3.sumber tenaga : blasting machine dan AC-Power line.
Pola Penyalaan

Peledakan Listrik

Detonator

Detonator dapat dibagi menjadi :


1. Instantaneous detonator
2. Milli-second detonator
3. Half-second detonator
Pola Penyalaan

Peledakan Listrik

Circuit Wiring
-Legwire adalah dua kawat yang menjadi satu dengan detonator
listrik yang salah satu ujung dihubungkan dengan bridge wire
yang terdapat dadalam detonator.
-Connecting wire adalah kawat yang mempunyai isolasi dipakai
untuk menghubungkan legwire dengan firing line.
-Firing line atau leading wire adalah kawat yang dipergunakan
untuk menghubungkan sumber tenaga listrik dengan rangkaian
detonator.
-Buswire adalah perpanjangan dari firing line dimana masing-
masing detonator dihubungkan.
Pola Penyalaan

• Di dalam daerah cut waktu tunda antara lubang-lubang


harus cukup panjang, sehingga memberi waktu untuk
memecah dan melemparkan batuan melalui lubang
kosong yang sempit. Batuan bergerak dengan kecepatan
antara 40 - 60 meter per detik.
• Suatu cut yang dibor dengan kedalaman 4 meter akan
membutuhkan waktu tunda 60 - 100 mili detik agar
terjadi peledakan yang baik (cleaned blast). Waktu tunda
yang biasa dipakai adalah 75 - 100 mili detik.
Pola Penyalaan

Dalam dua bujursangkar yang pertama hanya dipakai satu


detonator untuk setiap waktu tunda. Dalam dua
bujursangkar selanjutnya boleh dipakai dua detonator
untuk setiap waktu tunda.
Di daerah stoping waktu tunda harus cukup panjang untuk
memberi waktu terhadap gerakan batuan. Waktu tunda
yang umum dipakai adalah 100 - 500 mili detik. Untuk
lubang kontur perbedaan waktu tunda di antara lubang-
lubang harus sekecil mungkin supaya dapat dihasilkan
efek peledakan yang rata.
USN
Universitas
Terima Kasih
Sembilanbelas Atas Perhatiannya
November Kolaka

Anda mungkin juga menyukai