Anda di halaman 1dari 5

Laporan Modul 6, TA3122 Pengeboran dan Peledakan

Bench Blasting
Ben Felix Dante (12117031) / Rabu 09.00-11.00 / 6 November 2019
Asisten : 1. Muhammad Marwan Aziz (12116080)
Laboratorium Geomekanika dan Peralatan Tambang
2. Muhamad Iqbal (12116037)
Program Studi Teknik Pertambangan
Institut Teknologi Bandung

Abstrak

Praktikum Modul 6 ini membahas tentang desain peledakan jenjang, pola penyalaan, serta perancangan peledakan dengan
menggunakan perangkat lunak shotplus. Praktikum kali ini bertujuan untuk mengetahui prinsip dasar system peledakan
dengan menggunakan nonel, mendesain peledakan jenjang, menentukan pola penyalaan yang akan disesuaikan dengaan
implementasi pada saat di lapangan, dan mengenal perancangan peledakan dengan menggunakan perangkat lunak. Alat dan
bahan praktikum: laptop uang sudah terinstall shotplus i. Praktikum ini menentukan desain dari lubang bor baik itu
kedalaman, burden, space, angle dari pemboran serta jumlah lubang bor yang diganakan, kemudian menentukan desan dari
loading lubang ledak, kemudian dibuat beberapa pola peledakan yaitu pola peledakan row by row, echelon, centre lift, dan v-
shaped, setelah itu ditentukan arah lemparan muckpile, angle of initiation, time envelope dari masing masing pola peledakan.
Sehingga dapat ditentukan sifat, tujuan, kelebihan dan kekurangan dari masing masing pola paledakan.

A. Dasar Teori  Pembuatan primer menggunakan detonator biasa:


Detonator nonel (non-electric) adalah detonator yang 1. Buka pembungkus Catridge, kemudian buatlah
dirancang untuk mengatasi kelemahan yang ada pada lubang sedalam ± 6cm di tengah memakai
detonator listrik. Pada detonator listrik banyak faktor yang penusuk kayu.
mempengaruhi proses transmisinya mulai dari arus listrik 2. Sisipkan detonator biasa yang sudah dilengkapi
liar, statis, dan kilat serta air sehingga memiliki banyak sumbu api, sehingga detonator terbenam
kekurangan dalam penggunaannya. Detonator nonel seluruhnya ke dalam catridge.
menggunakan proses transmisi signal energi rendah 3. Tutup kembali pembungkus seprti semula dan
gelombang kejut menuju detonator tanpa mempengaruhi ikat dengan benang.
bahan peledak. Transmisi signal terjadi di dalam suatu
sumbu (tube) berdiameter 2 – 3 mm terbuat dari semacam  Pembuatan primer menggunakan detonator listrik:
lapisan plastik yang pada bagian dalamnya dilapisi dengan 1. Buat lubang ± 6cm ditengah catridge tanpa
material reaktif yang sangat tipis. membuka pembungkusnya
Pada prinsipnya ketika inisiasi dilakukan pada ujung 2. Sisipkan detonator listrik kedalam lubang pada
nonel, signal energi rendah tersebut bergerak disepanjang cattridge.
sumbu yang kecepatan propagasinya enam kali kecepatan 3. Lingkarkan legwire dan kencangkan
suara (2000 m/s), gelombang kejut ini kemudian yang akan 4. Kedua ujung kawat detonator yang mengarah ke
menginisiasi detonator diujung yang lain untuk atas harus di gabungkan.
menginisiasi primers. Fenomena gelombang kejut tersebut
merupakan rambatan gelombang kesegala arah, saling  Pembuatan primer menggunakan sumbu ledak:
membentur dan menikung di bagian dalam sumbu. Bagian Cara 1:
luar sumbu tidak rusak oleh gerakan gelombang kejut yang 1. Buat Lubang tembus dibagian samping Catridge
tidak beraturan tadi karena jumlah reaktif material 2. Sisipkan sumbu ledak kedalam lubang, kemudian
didalamnya hanya sedikit (satu lapis). ikat
Primer adalah suatu istilah yang diberikan pada Cara 2:
bahan peledak peka detonator, yaitu bahan peledak 1. Buat Lubang tembus dari atas kebawah catridge
berbentuk catridge berupa pasta yang keras, primer 2. Sisipkan sumbu ledak kedalam lubang, lalu ikat
digunakan untuk memberikan energi yang cukup kuat pada bagian bawah.
untuk menginisiasi bahan peledak utama sepanjang kolom
lubang ledak, energi yang diberikan primer berupa ledakan Dalam peledakan memakai sumbu ledak, pemasangan
akibat terinisiasi oleh detonator, primer yang sudah sumbu ledak terdiri dari “ trunk line “ yaitu sumbu ledak
dipasang detonator dan diletakan didalam kolom lubang sepanjang sisi lubang tembak dan brach atau “ downline “
ledak disebut denganbooster. Pembuatan primer umumnya yaitu sumbu ledak yang menuju kedalam lubang tembak.
dilakukan dengan cara memasang detonator atau sumbu Penyambungan sumbu ledak bisa langsung antar sumbu
ledak kedalam catridge bahan peledak kuat atau bahan ledak atau menggunakan alat bantu penyambung dengan
peledak peka detonator. Pembuatan primer dapat waktu tunda. penyambungan sumbu ledak dengan delay
dibedakan berdasarkan detonator yang digunakan, yatu: connector dalam peledakan beruntun salah satunya dapat
dilakukan dengan cara memotong trunk line antara dua
lubang tembak, kemudian kedua sumbu ledak yang telah B. Data dan Pengolahan Data
terpotong dimasukkan kedalam ujung-ujung delay 1. Prosedur praktikum:
connector, selanjutnya dijepit supaya tidak mudah terlepas.
Berikut adalah gambar yang memperlihatkan aneka Mulai
sambungan langsung antar sumbu ledak.
Dalam penggunaannya nonel dirangkai untuk
menambah panjang detonator sampai dapat menginisiasi Dibuka aplikasi shotplus kemudian buat project baru
primer di dalam lubang ledak serta digunakan untuk dengan mengklik new
membuat pola penyalaan nonel dapat dirangkai dengan
berbagai cara seperti gambar di bawah ini:

Lalu diklik “pattern tool” untuk ditentukan desain


dari lubang bor dan pola peledakan sesuai hasil
perhitungan dari soal yang diberikan pada lampiran

Kemudian ditentukan desain dari loading lubang


ledak dengan cara mengklik menu tool→Automatic
loading→edit rule𝑠 → insert→edit loading,
kemudian klik ok setelah didesain sesuai
perhitungan

Gambar 1. Contoh perangkaian nonel di lapangan


Kemudian dipilih lubang pertama yang akan
Ada tiga metode perledakan jenjang yang biasa diledakkan dengan “delay lead-in tool” dan antar
digunakan untuk tambang terbuka, dan salah satunya lubang disambungkan dengan “tie tool” .Delay dan
bergantung pada karakteristik batuan dan kemungkinan penghubungan antar lubang harus sesuai dengan
terjadi di bawah kondisi seharusnya. Ketiga metode pola peledakan yang diinginkan
tersebut adalah line drilling, cushion blasting, dan preslit.
Faktor pemilihan teknik yang digunakan berdasarkan pada
sifat batuan, kekuatan tanah (ground strength), diameter Dibuat pola peledakan row by row, echelon, centre
lubang bor perimeter, spasi yang diperbolehkan, tipe bahan lift, dan v-shaped, sesuai hasil perhitungan dari soal
peledak yang digunakan, dan jarak lubang bor buffer yang diberikan pada lampiran
(penahan) yang tersedia. Semua metode menggunakan
pembuatan lubang bor pada batas pinggir penggalian dan
itu dalam bentuk buffer zone (daerah penyangga) antara Delay dari nonel diatur sedemikian rupa agar tidak
lubang bor produksi terdekat dengan lubang bor batas ada dua lubang yang meledak dalam rentang waktu
pinggir (perimeter). Juga, membutuhkan ketelitian tertentu (7ms)
penjajaran lubang bor. Ketika lubang bor produksi
diledakkan, patahan-patahan terjadi pada buffer zoe
sampai garis lubang bor perimeter tapi tidak pas sampai Dianalisis dan ditentukan arah lemparan muckpile,
garis. angle of initiation, dan time envelope dari masing-
Aplikasi SHOTPlus dari Orica merupakan aplikasi masing rancangan pola peledakan
yang memungkinkan para insinyur dan juru ledak
(shotfirer) untuk mendesain, menganalisis dan
mengoptimalkan urutan inisiasi peledakan pada tambang Selesai
terbuka,tambang kuari dan konstruksi. Program ini
memuat kemampuan desain inisiasi peledakan yang
ekstensifyang mendukung semua sistem inisialisasi dan
2. Data dan pengolahan data
sistem peledakan elektronik Orica. Aplikasi ini
Berdasarkan hasil perhitungan dari soal yang
memungkinkan untuk membuat desain dan
dilampirkan didapat jumlah lubang ledak sejumlah 97
berbagailaporan, mensimulasi urutan peledakan dan
buah. rancangan peledakan dibuat dengan 5 baris lubang
pengecekan desain untuk hasil yang optimal serta dapat
bor dengan pola peledakan row by row, echelon, centre
memaksimalkan efisiensi proses desain peledakan. Dengan
lift, dan v-shaped. Berikut adalah pola penyalaan beserta
menyimpan aturan desain sebagai template, aturan desain
arah lemparan muckpile, angle of initiation, dan time
tersebut dapat digunakan kembali pada peledakan
envelope dari tiap pola penyalaan yang telah dibuat.
selanjutnya.
Maksimal terdapat dua lubang yang meledak secara
bersamaan dalam rentang waktu 7 ms.
a. Pola penyalaan row by row

Gambar 10. Arah lemparan muckpile centre lift


Gambar 2. Pola penyalaan row by row

Gambar 11. Angle of initiation


Gambar 3. Arah lemparan muckpile row by row

Gambar 4. Angle of initiation row by row

Gambar 12. Time envelope centre lift


d. Pola penyalaan V-shaped

Gambar 13. Pola penyalaan v-shaped


Gambar 4. Time envelope row by row

b. Pola penyalaan echelon

Gambar 14. Arah lemparan muckpile v-shaped

Gambar 5. Pola penyalaan echelon

Gambar 15. Angle of initiation v-shaped

Gambar 6. Arah lemparan muckpile echelon

Gambar 7. Angle of initiation echelon

Gambar 16. Time envelope v-shaped

C. Analisis dan Pembahasan


Pola penyalaan row by row merupakan pola
dengan urutan penyalaan baris per baris. Arah lemparan
muckpile yang dihasilkan cenderung kedepan. Angle of
initiation yang dihasilkan berasal dari kesamaan waktu
Gambar 8. Time envelope echelon
penyalaan. Delay pada pola peledakan row by row harus
diatur sedemikian rupa supaya tidak ada lebih dari dua
c. Pola penyalaan centre lift
lubang yang meledak bersamaan dalam rentang waktu 7
ms. Pola peledakan ini umumnya digunakan pada batuan
yang lunak. Kelemahan dari pola peledakan ini adalah
penyalaan yang memiliki delay waktu yang singkat
Gambar 9. Pola penyalaan centre lift sehingga menimbulkan getaran tanah yang besar.
Pola peledakan echelon memiliki arah lemparan Saran: Penjelasan di slide yang ditampilkan oleh asisten
muckpile yang cenderung menyerong hal ini disebabkan yang tidak ada di modul sebaiknya juga di lampirkan di
karena pada pola peledakan echelon memiliki 3 bidang modul praktikum agar praktikan bisa mempelajarinya juga,
bebas. Angle of initiation dari pola peledakan ini mirip apabila terdapat perubahan tujuan atau kesalahan
dengan row by row namun lebih miring. Delay dari pola penjelasan yang ada di modul praktikum dari tahun
peledakan ini harus diatur sedemikian rupa supaya tidak sebelumnya, agar
ada lebih dari dua lubang yang meledak bersamaan dalam diperbaharui untuk tahun berikutnya, dan apabila terdapat
rentang waktu 7ms. Umumnya pola ini digunakan saat persamaan teoritis berikan sumbernya atau nama pembuat
peledakan memiliki lebih banyak free face dan teori tersebut.
menginginkan fragmentasi yang cukup baik.
Pola peledakkan centre lift merupakan pola E. Daftar Pustaka
peledakan yang dirancang sedemikian rupa sehingga Marihot, Ganda Simangunsong. 2019. Modul Praktikum
memiliki arah lemparan muckpile kearah tengah dimana Pengeboran dan Peledakan. Bandung: Departemen
initial point diledakkan. Angle of initiation dari pola Teknik Pertambangan Insitut Teknologi Bandung
peledakan ini berbentuk seperti bujur sangkar yang http://www.oricaminingservices.com/mn/en/page/products
mengelilingi pusat dari pola peledakan. Delay dari pola _and_services/technical_services_delete_/shotplus
peledakan ini juga harus memiliki banyak variasi agar diakses pada tanggal 10 November 2019 pukul 20.00
getaran tanah dapat diperkecil dan tidak ada lebih dari dua https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S
lubang yang meledak bersamaan dalam rentang waktu 7 1878522015004051 diakses pada tanggal 10
ms. Umumnya pola peledakan center lift ini digunakan jika
November 2019 pukul 21.00
free face hanya berada diatas atau memiliki free face
kedepan yang terbatas. Pola peledakan ini juga biasanya
F. Lampiran
digunakan pada peledakan yang memiliki jenjang yang
tinggi. Namum dalam penggunaannya harus berhati-hati
karena lemparan muckpile dapat terbang sangat tinggi
Pola peledakan yang terakhir yaitu v-shaped pola
ini memiliki sambungan antar lubang yang berbentuk
seperti huruf v terbalik dan memiliki initial point di
tengah-tengah bagian depan. Arah lemparan dari muckpile
memiliki arah ke tengah depan. Angle of initiation dari
pola ini adalah seperti huruf v terbalik yang semakin besar.
Pola peledakan ini umumnya digunakan jika memiliki free
face kedepan yang terbatas, menginginkan arah lemparan
tertentu, dan menginginkan fragmentasi yang baik.
Biasanya juga muckpile pada peledakan ini memiliki profil
yang tinggi. Pola peledakan ini pun harus mengatur delay
yang digunakan agar tidak ada lebih dari dua lubang yang
meledak bersamaan dalam rentang waktu 7 ms

D. Kesimpulan dan Saran


1. Pada prinsipnya ketika inisiasi dilakukan pada ujung
nonel, signal energi rendah tersebut bergerak
disepanjang sumbu yang kecepatan propagasinya
enam kali kecepatan suara (2000 m/s), gelombang
kejut ini kemudian yang akan menginisiasi detonator
diujung yang lain untuk menginisiasi primers.
Fenomena gelombang kejut tersebut merupakan
rambatan gelombang kesegala arah, saling membentur
dan menikung di bagian dalam sumbu. Bagian luar
sumbu tidak rusak oleh gerakan gelombang kejut yang
tidak beraturan tadi karena jumlah reaktif material
didalamnya hanya sedikit (satu lapis).
2. Pada praktikum ini desain perancangan pola
penyalaan dilakukan pada aplikasi shotplus. Pola
penyalaan yang dibuat ada tipe row by row, echelon,
v-shape, dan center lift. Dari anaslisis yang
didapatkan, pola penyalaan dan peledakan memiliki
syarat, tujuan, kelebihan dan kekurangannya masing-
masing, sehingga perlu disesuaikan dengan
implementasi atau kondisi pada saat di lapangan.

Anda mungkin juga menyukai