Anda di halaman 1dari 15

ISSN 0125-9849, e-ISSN 2354-6638

Ris.Geo.Tam Vol. 28, No.1, Juni 2018 (75-89)


DOI: 10.14203/risetgeotam2018.v28.434

PENGINDERAAN JAUH UNTUK PENDETEKSIAN AWAL


POTENSI TEMBAGA DI SUMBAWA
REMOTE SENSING FOR PRELIMINARY DETECTION OF COPPER
PROSPECTING IN SUMBAWA

Atriyon Julzarika
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional, LAPAN
Jl. Kalisari No. 8 Pekayon, Jakarta Timur 13710 Indonesia

ABSTRAK Tembaga merupakan salah satu jenis hidrotermal, geodesi fisis, dan klasifikasi digital
mineral penting yang memiliki banyak fungsi berbasis objek. Semua parameter geologi yang
dalam berbagai aplikasi. Penelitian ini bertujuan telah diekstrak dikorelasikan antar data, sehingga
untuk pendeteksian awal tembaga menggunakan bisa digunakan untuk deteksi potensi tembaga.
data penginderaan jauh. Data penginderaan jauh Informasi geospasial deteksi awal tembaga dan
yang digunakan berupa Landsat, ALOS Palsar, X ekstraksi parameter geologinya merupakan
SAR, SRTM C, dan Satelit Geodesi. Landsat produk yang dihasilkan dari penelitian ini.
digunakan untuk ekstraksi parameter geologi Informasi geospasial ini menggunakan referensi
berupa penutup lahan dan perubahannya, bentuk ketelitian ASPRS Accuracy Data for Digital
lahan, dan alterasi hidrotermal. ALOS PALSAR, Geospatial Data.
X SAR, dan SRTM C digunakan untuk pembuatan
Kata kunci: penginderaan jauh, Sumbawa,
DTM (Digital Terrain Model). Integrasi DTM
tembaga, parameter geologi.
berguna untuk ekstraksi parameter geologi lainnya
berupa struktur dan formasi geologi. DTM yang ABSTRACT Copper is one of the essential
digunakan memiliki akurasi vertikal + 1,5 m. Data mineral that has many functions in variety of
Satelit Geodesi bisa digunakan untuk ekstraksi applications. This research aimed to detect copper
gaya berat, medan magnet, geodinamika, serta potential using remote sensing data. Remote
densitas batuan. Berbagai parameter geologi ini sensing data used were Landsat, ALOS PALSAR,
diekstraksi dengan metode VIDN, integrasi, dip X SAR, SRTM C, and Satellite Geodesy. Landsat
and strike, interferometri, backscattering, alterasi was used for geological parameters extraction
such as land cover and its changes,
_______________________________ geomorphology, landforms, and hydrothermal
alteration. ALOS PALSAR, X SAR and SRTM C
Naskah masuk : 27 Januari 2017
Naskah direvisi : 27 Oktober 2017
were used for height model integration (DTM).
Naskah diterima : 30 April 2018 This DTM was useful for the other geological
____________________________________ parameters extraction, such as geological
structures and formations. DTM used has vertical
Atriyon Julzarika accuracy + 1,5 m. Geodesy Satellite data can be
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional, LAPAN
Jl. Kalisari No. 8 Pekayon, Jakarta Timur 13710 used for the extraction of gravity, magnetic field,
Indonesia geodynamics, and rock densities. These various
Email : verbhakov@yahoo.com geological parameters were extracted by VIDN,
integration, dip and strike, interferometry,
backscattering, hydrothermal alteration, physical
geodesy, and classification based digital objects.
All of those parameters were then correlated for
copper potential detection. The results obtained
were geospatial information of copper potential
and geological parameters at a scale of 1: 50.000

©2018 Pusat Penelitian Geoteknologi


Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia 75
Julzarika et al. / Penginderaan Jauh untuk Pendeteksian Awal Potensi Tembaga di Sumbawa

with reference ASPRS Accuracy Data for Digital geologi yang mencakup seluruh wilayah
Geospatial Data. Indonesia. Jalur magmatik yang membawa
cebakan mineral di kepulauan Indonesia dapat
Keywords: remote sensing, Sumbawa, copper,
diamati pada peta geologi, dan diterangkan
geological parameters.
dengan teori tektonik lempeng. Berdasarkan pada
penampakan tersebut dapat diketahui bahwa di
PENDAHULUAN
Indonesia terdapat 15 jalur mineralisasi logam
Saat ini perkembangan penginderaan jauh sudah dasar sebagai standar karakteristik sumber daya
meningkat dengan ditandai perkembangan mineral di Indonesia (Ernowo dan Pardianto,
berbagai teknologi penginderaan jauh 2011).
menggunakan lima jenis data utama, yaitu data
optik, Synthetic Aperture Radar (SAR), Pembentukan mineral logam berkaitan erat
microwave, LIDAR, dan sonar. Citra optik dengan proses magmatik. Lingkungan
memiliki kelebihan, karena citranya sesuai pembentukan mineral logam umumnya dijumpai
dengan kondisi sebenarnya tetapi tidak bebas efek di dalam batuan vulkanik. Hal ini dapat dipahami
awan. Sedangkan data SAR, microwave, dan bahwa proses magmatik berlangsung secara
sonar memiliki kelebihan bebas efek awan tetapi simultan yang dimanifestasikan dalam kegiatan
butuh keahlian khusus untuk pengolahan datanya. gunungapi. Mineral logam pada umumnya
Data ini bisa digunakan untuk pemanfaatan bidang berkaitan dengan batuan gunungapi tua (Tersier),
geologi dan tambang (Liu et al., 2011). Aplikasi namun batuan tersebut telah mengalami erosi
penginderaan jauh di Indonesia untuk geologi dan sangat intensif. Jika proses erosi tersebut
pertambangan telah memiliki regulasi yaitu UU mengakibatkan zona mineralisasi tersingkap di
No.4 tahun 2009 tentang minerba (KESDM, 2009) permukaan, maka mineral logam sangat mudah
dan Kepmentamben No.1519.K/20/MPE/1999 untuk diperoleh (Wu, 2011).
(KESDM, 2009). Pada regulasi tersebut dijelaskan Mineral yang dipakai dalam kehidupan umat
bahwa survei dan pemetaan geologi dilakukan manusia tidak semuanya terdapat di Indonesia.
dengan teknologi penginderaan jauh dengan Mineral utama yang terdapat di Indonesia
standar dan toleransi tertentu. diperkirakan hanya sekitar 30%. Mineral tersebut
Pemanfaatan data penginderaan jauh untuk adalah emas, perak, tembaga, tanah jarang, nikel,
identifikasi sumberdaya energi dan mineral telah timah putih, timah hitam, alumunium, besi,
dilakukan di berbagai negara, terutama di Rusia, mangan, chromit, yodium, berbagai garam,
Amerika Serikat, China, dan Kanada. Identifikasi berbagai mineral industri (asbes, bentonit, zeolit,
sumberdaya energi dan mineral dilakukan dengan belerang, fosfat, batugamping), batu mulia,
mengekstraksi berbagai parameter geologi termasuk intan, dan bahan bangunan. Mineral
(Sabins, 1999). Pembentukan dan identifikasi langka masih sedikit diketahui, demikian juga
mineral berkaitan dengan berbagai proses dan uranium, hingga saat ini belum tersedia data yang
parameter geologi (Schimmer, 2008). Beberapa rinci mengenainya (Freeden et al., 2010);
penelitian hanya menggunakan satu parameter (Maryono et al., 2014).
geologi, sementara itu banyak pula penelitian Beberapa mineral telah menjadi andalan sektor
mengkorelasikan berbagai parameter geologi. pertambangan di Indonesia. Produksi dan
Parameter geologi ini meliputi struktur geologi, cadangannya juga cukup besar. Survei awal dalam
litologi, bentuk lahan, alterasi hidrotermal, gaya kegiatan eksplorasi sumber daya energi dan
berat, medan magnet, densitas, geodinamika, mineral menggunakan teknologi penginderaan
seismik, geolistrik, model tinggi, penutup lahan, jauh. Identifikasi tersebut menggunakan kunci
penggunaan lahan, dan lain-lain (Peters et al., interpretasi adalah warna, tekstur, dan asosiasi.
2011).
Pada penelitian ini, lebih difokuskan pada
Mineral logam memiliki arti penting dalam identifikasi mineral tembaga dengan korelasi 10
perekonomian dunia (Gabr et al., 2010). Dengan parameter geologi. Pemilihan jenis mineral
mengetahui parameter geologi tertentu, sebaran tembaga disebabkan karena tembaga memiliki
mineral tersebut dapat diperkirakan. Pemetaan peran vital dalam sumberdaya mineral di
geologi dengan penginderaan jauh yang disertai Indonesia. Mineral ini dibutuhkan untuk berbagai
hasil survei lapangan telah menghasilkan peta jenis industri dan berbagai keperluan rumah

76
Jurnal RISET Geologi dan Pertambangan, Vol.28, No.1, Juni 2018, 75-89

tangga sehari-hari (Shen et al., 2010). Tembaga SAR (sudah diberi nilai tambah pada tahun 2007-
juga memiliki kedekatan atau berasosiasi khusus 2010), dan Satelit Geodesi (Grace, Champ,
terhadap jenis mineral di sekitarnya, yaitu perak, GOCE, dan SWARM) tahun 2000-2013.
emas, timah, uranium, dan elemen tanah jarang
Data Shuttle Radar Topography Mission (SRTM)
(rare earth element). (Freeden et al., 2010);
merupakan bentuk data yang menyediakan
(Seigel et al., 1995).
informasi ketinggian yang disebut digital
Keberadaan tembaga ini mengindikasikan adanya elevation model (DEM). Data ini diperoleh dari
potensi perak, emas, timah, elemen tanah jarang, sistem radar yang dipasang pada Pesawat Ruang
dan uranium. (USGS, 2010). Angkasa selama 11 hari misinya pada Februari
2000. Data ini mempunyai resolusi spasial yang
Tembaga atau Cuprum dalam tabel periodik
tinggi yaitu 3 arc second (≈90m) dan memiliki
memiliki lambang Cu, dengan nomor atom 29.
akurasi vertikal lebih kurang 7.748 sampai 3.926
Tembaga di alam tidak begitu melimpah dan
m. X SAR mempunyai resolusi spasial 1 arc
ditemukan tidak dalam bentuk bebas maupun
second (≈25m). X SAR merupakan generasi
dalam bentuk senyawa. Bijih tembaga terkandung
pertama dari TerraSAR X. Data ini diperoleh dari
di dalam pirit atau chalcopyrite (CuFeS2), copper
DLR.
glance atau chalcolite (Cu2S), cuprite (Cu2O),
malaconite (CuO) dan malachite (Cu2(OH)2CO3) Gravity Recovery And Climate Experiment
sedangkan dalam unsur bebas ditemukan di (GRACE) merupakan sistem satelit gravimetri
Northern Michigan Amerika Serikat (Leverington hasil kerjasama antara National Aeronautics and
et al., 2012). Jika tembaga tidak murni, mudah Space Administration (NASA) dengan Deutsches
ditempa (liat) dan bersifat mulur sehingga mudah Zentrum fur Luft-und Raumfahrt (DLR). Tujuan
dibentuk menjadi pipa, lembaran tipis dan kawat. utama dari GRACE ini yaitu untuk menyediakan
Tembaga juga merupakan konduktor panas dan informasi yang cukup akurat berupa gaya berat
listrik yang terbaik kedua setelah perak. bumi untuk jangka waktu proyek selama lima
tahun. Estimasi secara temporal dari bidang gaya
Tulisan ini akan membahas metode identifikasi
berat bumi dapat diperoleh beserta variasi yang
awal keberadaan tembaga menggunakan data
terjadi. Satelit Champ merupakan satelit gaya
penginderaan jauh, pemanfaatan data
berat bumi buatan Jerman. Satelit ini memiliki
penginderaan jauh untuk deteksi keberadaan
kesamaan fungsi dengan satelit Grace. Misi
tembaga masih sedikit dilakukan sehingga akan
GOCE yaitu untuk menentukan medan gravitasi
mempunyai nilai penting bagi keperluan
statis berupa geoid dan anomali gaya berat dengan
pengguna dan masyarakat.
akurasi 1 cm untuk tinggi geoid dan 1 miligal
Pemanfaatan teknologi penginderaan jauh dalam untuk anomali gaya berat bumi, pada spasial grid
eksplorasi sumberdaya mineral dapat kurang dari 100 km di permukaan bumi (Freeden
meminimalisir waktu survei geologi, efisiensi et al., 2010). SWARM merupakan satelit milik
biaya survei dan survei geologi bisa langsung European Space Agency (ESA) yang berguna
fokus pada wilayah tertentu yang memiliki untuk pemodelan medan magnet bumi (Freeden et
potensi. Pendeteksian ini menggunakan model al., 2010), dan (Seigel et al., 1995).
yang dibangun di wilayah yang sudah produksi
Landsat merupakan satelit milik United States of
atau ekploitasi sehingga diperoleh model yang
Geological Survey (USGS) yang memiliki fungsi
tepat. Setelah itu model ini diterapkan pada
utama untuk pendeteksian potensi sumber daya
wilayah yang belum diketahui potensi
alam, terutama untuk geologi dan tambang. Satelit
tembaganya. Pendeteksian potensi ini dapat
ini memiliki sensor optik (multispektral dan
didekati dengan pendekatan asosiasi, struktur
pankromatik) dengan jumlah 11 band dan juga
geologi, gaya berat, medan magnet, dan densitas
memiliki sensor optik hyperspektral (EO-1 dan
serta parameter geologi lainnya.
ALI) dengan jumlah 269 band (Canty dan Nielsen,
METODE 2008). Pada awalnya, pihak USGS menggunakan
Penginderaan jauh optik yang digunakan adalah satelit Landsat untuk mengindentifikasi potensi
citra Landsat (tahun 1988, 1997, 1998, 2000, dan geologi dan tambang di seluruh dunia, termasuk di
2010), data SAR dan microwave yang digunakan Indonesia. Saat ini pengguna citra Landsat sudah
adalah ALOS PALSAR (2010), SRTM C dan X jarang yang memanfaatkan untuk aplikasi geologi

77
Julzarika et al. / Penginderaan Jauh untuk Pendeteksian Awal Potensi Tembaga di Sumbawa

pertambangan. Citra Landsat di Indonesia sering medan magnet, dan densitas. Data Landsat
digunakan untuk aplikasi penutup lahan, sumber digunakan untuk identifikasi lahan tambang,
daya hayati, lingkungan, mitigasi bencana, alterasi hidrotermal, dan penutup lahan serta
atmosfer, dan kelautan (Schroeder et al., 2006). perubahannya. Semua parameter geologi ini
digunakan untuk pendeteksian potensi tembaga.
ALOS PALSAR merupakan satelit milik Japan
eXploration Agency (JAXA). Satelit SAR dengan Aplikasi penginderaan jauh untuk geologi dan
empat polarisasi ini bisa digunakan untuk tambang tidak memerlukan citra yang bersifat
pembuatan model tinggi, penutup lahan, terbaru. Hal ini disebabkan karena perubahan
deformasi vertikal, pendeteksian gambut, sumber geologi tambang memerlukan jangka waktu lama,
daya alam hayati dan non hayati. Satelit ini sekitar 200-300 tahun.
memiliki kelebihan backscatter dalam identifikasi
Lokasi penelitian ini terbagi atas dua lokasi, yaitu
objek dan memiliki band L yang mampu
lokasi pembuatan model terletak di Batu Hijau,
melakukan penetrasi sampai mendekati
pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Lokasi ini
permukaan tanah (Jin et al., 2014). Data ALOS
merupakan lahan sudah produksi (eksploitasi),
PALSAR, SRTM C, X SAR digunakan untuk
yang berarti sudah teruji. Sedangkan lokasi kedua
pembuatan parameter model tinggi (DTM)
yang digunakan untuk penerapan model dilakukan
integrasi, struktur geologi. Data satelit Geodesi
di seluruh pulau Sumbawa dan daerah Geumpang,
(grace, champ, goce, swarm) digunakan untuk
Aceh. Penelitian ini hanya difokuskan pada model
pembuatan parameter gaya berat, geodinamika,
identifikasi awal mineral tembaga.

Gambar 1. Diagram Alir Penelitian.

78
Jurnal RISET Geologi dan Pertambangan, Vol.28, No.1, Juni 2018, 75-89

Pendeteksian ini memerlukan beberapa tahapan DTM dibuat dengan menggunakan metode
yaitu identifikasi lahan tambang, ekstraksi integrasi berbagai Digital Surface Model (DSM).
parameter geologi, korelasi antar parameter Filosofi integrasi DSM mendapatkan DSM
geologi, dan informasi spasial tembaga (Gambar dengan menggunakan berbagai keunggulan dari
1). Tahapan utama pada diagram alir meliputi: setiap DSM berdasarkan karakteristik berupa
identifikasi lahan tambang, dan ekstraksi penetrasi ke obyek, resolusi spasial, dan minimal
parameter geologi. kesalahan tinggi di dataran rendah maupun
dataran tinggi (Julzarika et al., 2015). Integrasi
Identifikasi lahan tambang
model tinggi bertujuan untuk mendapatkan model
Identifikasi lahan tambang dan perubahannya tinggi (DSM, DEM, DTM) yang memiliki akurasi
menggunakan metode prost dan Vegetation Index vertikal lebih baik dan minimal kesalahan vertikal.
Differencing (VIDN). Metode prost menggunakan Integrasi ini menggunakan keunggulan dari
rasio band (3/1:5/4:5/7) (Canty, 2010); (Zhou et masing-masing karakteristik model tinggi yang
al., 2013); (Youssef et al., 2012); sedangkan digunakan dalam integrasi (Julzarika, 2015). Data
Vegetation Index Differencing (VIDN) merupakan ALOS Palsar terlebih dahulu dibuat DSM
pengurangan dua indeks vegetasi NDVI (Nielsen, menggunakan metode interferometri.
2010). Nilai VIDN akan berkisar antara -2 sampai Interferometri atau Interferometric synthetic
2 (Prasad dan Prabhu 2011). Nilai yang negatif aperture radar (InSAR/IFSAR) adalah teknik
menyatakan adanya pengurangan biomassa atau radar 4D digunakan dalam geodesi-penginderaan
vegetasi hijau dan merupakan indikasi adanya jauh. InSAR menggunakan kombinasi nilai tiap
perubahan penutup lahan. Dari masing-masing piksel dari dua data radar. InSAR terdiri dari dua
citra sintetis yang terpilih selanjutnya dilakukan tahapan utama yaitu pembentukan citra radar
batasan nilai (tresholding) untuk menentukan Single Look Complex (SLC) dari data mentah SAR
areal lahan terbuka tambang. Nilai ambang batas hasil pemotretan dan tahapan pembentukan citra
atas (Tu) dan ambang batas bawah (Td) dari interferogram untuk melihat bentuk permukaan
masing-masing treshold ditentukan berdasarkan topografi (Jin et al., 2014). DSM berikutnya
nilai piksel contoh pada area lahan bekas tambang adalah X SAR, SRTM, dan batimetri. Ke empat
(Liu et al., 2013); (Schölkopf et al., 1998). data DSM tersebut dilakukan integrasi DSM
Metode identifikasi ini dilakukan pada lokasi sehingga diperoleh DSM dengan akurasi vertikal
tambang yang sudah produksi (eksploitasi) supaya lebih tinggi dan minimal kesalahan vertikal.
memudahkan pengambilan sampel dalam Alterasi hidrotermal adalah suatu proses yang
pembuatan model. Setelah model integrasi sangat kompleks yang melibatkan perubahan
berbagai parameter geologi diperoleh maka mineralogi, kimiawi, dan tekstur yang disebabkan
diaplikasikan pada wilayah lain yang belum oleh interaksi fluida panas dengan batuan yang
diketahui potensi tambangnya. dilaluinya, di bawah kondisi evolusi fisio-kimia
(Qin dan Liu, 2010). Proses alterasi merupakan
Ekstraksi parameter geologi
suatu bentuk metasomatisme, yaitu pertukaran
Parameter geologi yang diekstraksi adalah komponen kimiawi antara cairan-cairan dengan
kelurusan (lineament) struktur geologi, formasi batuan dinding (Rajendran et al., 2013). Segal
geologi, DTM, alterasi hidrotermal, geodinamika, (zona alterasi, potensi logam besi, mineral
gaya berat, densitas, medan magnet, dan tutupan hidroxil, biji besi), Abrams (alterasi hidrotermal
lahan. oksida besi, tanah liat, tambang golongan C),
Pendeteksian struktur dan formasi geologi ini Kaufmann (mineral hydroxyl), Chica-Olma
menggunakan metode dip and strike. Bidang (mineral logam dan non logam, tanah liat, bahan
planar ialah bidang yang relatif lurus, contohnya tambang golongan C, bijih besi), dan lain-lain.
bidang perlapisan, bidang kekar, bidang sesar. Metode ARI menggunakan kombinasi band 531
Metode dip and strike dapat juga dilakukan secara dan band 742 citra landsat untuk pemisahan unit
otomatis, ada lima alternatif pilihan metode untuk geologi dan alterasi. Alterasi besi dengan rasio
melakukan dip and strike, yaitu three point, plane band 3/1, band 5/7 alterasi tanah liat, kombinasi
contact, strike from map, retrace, dan parallel band 531 untuk alterasi argelik,
i alterasi oksida
contact. besi untuk band 531 dan band 742, alterasi
konfirmasi dengan band 5-7, band 4-2, dan band

79
Julzarika et al. / Penginderaan Jauh untuk Pendeteksian Awal Potensi Tembaga di Sumbawa

Gambar 2. Profil Melintang Tambang Tembaga di Batu Hijau, Sumbawa tahun 2013. Lokasi ini
dijadikan model pendeteksian tembaga dan bisa diaplikasikan di wilayah lain yang belum diketahui
potensi maupun wilayah yang sudah dieksplorasi (Julzarika et al., 2013).

3-1. Metode Segal bertujuan untuk pemetaan zona Penutup lahan diekstraksi dengan metode
alterasi, kombinasi 3/1, 5/7, 5/4 untuk analisis klasifikasi berbasis objek (OBIA). Klasifikasi ini
oksida besi, yang mengandung mineral hidroksil, mendefinisikan suatu kelas yang sama
bijih besi. Metode Abrams bertujuan untuk berdasarkan objek yang sama dengan parameter
memetakan alterasi hidrotermal oksida besi, tanah skala, bentuk, kepadatan (Amer et al., 2012).
liat, tambang golongan C dengan rasio Klasifikasi berbasis objek ini digunakan untuk
(5/7:3/2:4/5). Metode Kaufmann bertujuan untuk klasifikasi citra resolusi tinggi. (Canty dan
identifikasi mineral hidroksil, besi dengan rasio Nielsen, 2006). Informasi geospasial potensi
(7/4:4/3:5/7). Metode Chica-Olma bertujuan tembaga dan parameter geologi ini menggunakan
untuk pemetaan alterasi tanah liat, ion besi, dan skala 1:50.000 dengan acuan ASPRS Accuracy
oksida besi serta bijih besi, fumarol, tambang Data for Digital Geospatial Data.
golongan C. Rasio yang digunakan (5/7:5/4:3/1).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Metode Jensen menggunakan Optimum Index
Factor (OIF) TM741, TM541, and TM531 untuk Parameter geologi yang digunakan dalam
deteksi alterasi hidrotermal, sedangkan metode pendeteksian potensi tembaga adalah struktur
crosta dan moore menggunakan kombinasi band geologi, model tinggi, DTM, alterasi hidrotermal,
4:7:2 and 4:7:6 untuk alterasi hidrotermal. geodinamika, gaya berat, medan magnet, densitas,
dan penutup lahan. Parameter yang dominan
Parameter geologi lain yang diperhitungkan
dalam penentuan prediksi potensi tembaga ini
berupa gaya berat, geodinamika, medan magnet.
adalah struktur geologi, dan densitas.

80
Jurnal RISET Geologi dan Pertambangan, Vol.28, No.1, Juni 2018, 75-89

Gambar 3. Struktur (garis merah) yang diekstraksi otomatis dari data integrasi DTM ALOS
PALSAR.

Pada penelitian ini, parameter geologi yang PALSAR. Hasil deteksi struktur dan formasi
digunakan adalah yang terletak pada tambang geologi bisa dilihat pada Gambar 3.
terbuka di lokasi di Batu Hijau, Sumbawa. Model
Garis warna merah pada Gambar 3 merupakan
pendeteksian tembaga menggunakan kondisi di
struktur geologi dibuat secara otomatis dengan
Batu Hijau Sumbawa. Gambar 2 merupakan profil
metode dip and strike (strike from map). Garis ini
melintang yang dibuat pada parameter geologi
mengindikasikan lokasi sedimentary bedding,
DTM.
joints, foliation, dan fault plane. Formasi geologi
Penentuan dan Pendefinisian Parameter- dibuat berdasarkan formasi, penyusun, endapan,
Parameter Geologi dan kesamaan umur geologi. Pada Gambar 3 dapat
diinterpretasi struktur dan formasi geologi secara
Parameter-parameter geologi meliputi:
visual (Julzarika et al., 2013).
Struktur dan formasi geologi
Alterasi hidrotermal
Pembuatan struktur geologi ini menggunakan data
Ada beberapa metode untuk identifikasi kondisi
DTM yang dibuat dari integrasi ALOS PALSAR,
geologi dan tambang, diantaranya USGS dengan
SRTM C, X SAR dan data lapangan. Pada
metode Prost (identifikasi lokasi tambang), Segal
penelitian ini struktur geologi dibuat dengan
(zona alterasi, potensi logam besi, mineral
metode penentuan dip and strike dari citra
hidroxil, biji besi), Abrams (alterasi hidrotermal
otomatis pada DTM. Ekstraksi ini bisa dilakukan
oksida besi, tanah liat, tambang golongan C),
secara otomatis. Formasi geologi dibuat dari
Kaufmann (mineral hydroxyl), Chica-Olma
pendefinisian dari hasil backscattering ALOS
(mineral logam dan non logam, tanah liat,
PALSAR yang dibandingkan dengan peta geologi.
tambang golongan C, bijih besi), dan lain-lain,
Formasi Geologi hanya menggunakan citra ALOS

81
Julzarika et al. / Penginderaan Jauh untuk Pendeteksian Awal Potensi Tembaga di Sumbawa

Tabel 2. Analisis Kondisi Geologi dan Tambang dengan Citra Landsat yang digunakan untuk
pembuatan model pendeteksian potensi Tembaga.

No Metode Hasil Tujuan No Metode Hasil Tujuan

1. Prost, Identifikasi lahan 5. Chica- Pemetaan


MPCA, dan tambang dan Olma alterasi tanah
VIDN perubahannya liat, ion besi,
dan oksida besi
serta bijih besi,
fumarol,
tambang
golongan C.
Rasio yang
digunakan
(5/7:5/4:3/1).

2. Segal Pemetaan zona 6. ARI Alterasi besi,


alterasi, argelic, tanah
kombinasi 3/1, liat
5/7, 5/4 untuk
analisis oksida
besi, bearing
mineral hidroksil,
bijih besi.
3. Abrams Pemetaan 7. Jensen Optimum Index
alterasi Factor (OIF)
hidrotermal TM741, TM541,
oksida besi, and TM531
tanah liat,
tambang
golongan C
dengan rasio
(5/7:3/2:4/5).
4. Kaufmann Identifikasi 8. Crosta Kombinasi
mineral hidroksil, and Moore band 4:7:2 and
besi dengan rasio 4:7:6 untuk
(7/4:4/3:5/7) alterasi
hidrotermal.

lihat Tabel 2. Data yang digunakan berupa data yang terjadi pada lokasi yang terdeteksi potensi
Landsat yang sudah berupa reflektansi (Zhou et awal tembaga. Gaya berat dengan warna kuning-
al., 2013). merah memiliki nilai lebih tinggi. Gaya berat
dengan warna hijau memiliki nilai menengah.
Gaya berat bumi dan medan magnet bumi
Gaya berat dengan warna biru-ungu memiliki nilai
Analisa gaya berat bumi dan medan magnet lebih rendah. Medan magnet pada Gambar 4
menggunakan pendekatan geodesi fisis. dengan warna merah-kuning. Warna merah
Medan magnet menggunakan data SWARM, menunjukkan nilai medan magnet lebih tinggi,
sedangkan gaya berat dengan Grace, Champ, sedangkan nilai kuning menunjukkan nilai medan
GOCE. Gambar 4 menjelaskan tentang nilai gaya magnet lebih rendah. Nilai medan magnet tinggi
berat yang diekstraksi dari data satelit dalam mengindikasikan ada potensi awal mineral logam.
satuan miligal, sedangkan medan magnet Geodinamika dan densitas
diekstrasi dalam satuan tesla. Medan magnet ini
Analisa geodinamika berupa deteksi lempeng
diilustrasikan dengan simbol panah.
tektonik dan deformasi (utara-selatan dan barat-
Gaya berat digunakan untuk menghitung densitas timur) wilayah kajian. Data yang digunakan
tembaga, sedangkan medan magnet berpengaruh berupa data dari Satelit Geodesi (Grace, Champ,
dalam deformasi vertikal dan deformasi horizontal Goce, dan SWARM), dan data lapangan.

82
Jurnal RISET Geologi dan Pertambangan, Vol.28, No.1, Juni 2018, 75-89

Gambar 4. Gaya Berat (kiri) dalam satuan mgal (merah: nilai tinggi dan biru: nilai rendah) dan
Medan Magnet (kanan) ditandai (merah: nilai tinggi dan kuning: nilai rendah). Hasil olahan satelit
Geodesi.

Tabel 3. Geodinamika.
No 1 2 3

Hasil

Deformasi arah utara-selatan Deformasi arah barat-timur Deformasi gabungan (warna


(warna kuning: deformasi (warna hijau: deformasi tinggi, hijau: deformasi tinggi, biru:
Keterangan tinggi, hijau: deformasi biru: deformasi rendah) deformasi rendah)
sedang, biru: deformasi
rendah)

Tabel 3 menjelaskan prediksi pergerakan lempeng berlaku pada S-G=ρsubstance/ρH2O dimana ρH2O
bumi berdasarkan arah utara-selatan, arah barat 4oC of 1000 kg/m3. Jika prediksi tembaga sudah
timur, dan kombinasi keduannya. Densitas dari dapat dideteksi, terutama pada densitas yang
tembaga dapat dideteksi dengan data satelit ditetapkan maka potensi emas juga dapat
Geodesi. Nilai densitas tembaga pada model ini diprediksi. Hal ini berkaitan dengan konsep
terletak dengan nilai sekitar ρ=8960 kg/m3 + 1,96σ asosiasi tembaga dengan emas pada bijih yang
dan Specific Gravity (S-G=8.9). Kondisi ini sama.

83
Julzarika et al. / Penginderaan Jauh untuk Pendeteksian Awal Potensi Tembaga di Sumbawa

Gambar 5. Integrasi DTM (warna merah, kuning, dan hijau: topografi dengan akurasi vertikal + 1,5
m, biru: batimetri, belum diuji akurasi vertikalnya).

DTM tembaga dengan asosiasi vegetasi rendah/paku-


pakuan/pakis/copper fern dengan kondisi batuan
DTM diperlukan untuk berbagai aplikasi, seperti
berwarna hijau/kuning keemasan, dan lain-lain.
untuk deteksi struktur geologi, bentuk lahan,
Selain penutup lahan, juga bisa dipantau
survei dan pemetaan. Data yang digunakan dari
perubahan penutup lahan di wilayah
hasil integrasi ALOS Palsar, SRTM C, X SAR,
pertambangan tersebut (Radke et al., 2005).
batimetri, dan data lapangan. Integrasi model
tinggi ini menghasilkan DSM sehingga diperlukan Informasi penutup lahan dan perubahannya dapat
koreksi terrain dan koreksi kesalahan tinggi. Hal diekstraksi dengan metode klasifikasi digital
ini bertujuan untuk mengubah DSM menjadi berbasis objek (Ciampalini et al., 2013); (Bedini,
DEM dan DTM serta meningkatkan nilai akurasi 2011). Tambang Batu Hijau di Pulau Sumbawa
vertikalnya. Integrasi model tinggi pada Gambar 5 adalah tambang tembaga terbesar selama ini di
merupakan integrasi model tinggi dengan akurasi Kepulauan Nusa Tenggara. Hasil survei di
vertikal + 1,5 m. lapangan, ditemukan banyak tumbuhan copper
fern. Tumbuhan pakis/paku-pakuan itu menjadi
Penutup lahan dan perubahannya
penciri permukaan bahwa tanahnya mengandung
Penutup lahan dapat digunakan sebagai informasi tembaga. Pakis tembaga itu tumbuh,
awal untuk deteksi potensi tambang hidrokarbon terkonsentrasi di suatu tempat yang relatif gundul
dan mineral. Misal, deteksi potensi batubara di antara hutan lebat (Julzarika et al., 2013).
dengan melihat asosiasi dari gambut, deteksi

84
Jurnal RISET Geologi dan Pertambangan, Vol.28, No.1, Juni 2018, 75-89

Gambar 6. Perubahan Penutup Lahan Tambang Newmont Nusa Tenggara (1988-2010).

Gambar 6 menjelaskan tentang perubahan Banyak hasil yang diperoleh dari korelasi ini,
penutup lahan tambang Newmont Nusa Tenggara. salah satunya pemanfaatan untuk prediksi volume
Pada citra Landsat berbagai tahun dapat tambang. Volume dapat dihitung dengan
memantau kondisi lapangan dalam setiap tahapan mengalikan luas permukaan dengan topografi
eksplorasi. Pada citra tahun 1997 terpantau telah wilayahnya. Volume bijih tembaga dapat
dilakukan ekploitasi. Pada citra tahun 1998 dan diperkirakan, sehingga emas, perak, dan tanah
2000 terpantau eksploitasi makin meluas. jarang juga bisa diprediksi volumenya. Prediksi
ini didukung oleh asosiasi tembaga dengan perak,
Korelasi Data Penginderaan Jauh dengan
emas, tanah jarang, uranium, dan lain-lain. Hal ini
Tembaga dan Uji Ketelitian
merupakan salah satu cara pendekatan dengan
Setelah diperoleh hasil penentuan dan ekstrasi Penginderaan Jauh berdasarkan kunci interpretasi
parameter geologi terhadap kondisi geologi dan 'asosiasi'.
tambang tembaga, maka kemudian dilakukan
Prediksi potensi tembaga ini menggunakan model
korelasi data penginderaan jauh dengan tembaga.
yang dibuat dari hasil korelasi parameter geologi
Korelasi dapat berupa semua parameter geologi
dengan data penginderaan jauh terhadap tembaga.
yang dapat digunakan untuk deteksi awal
Model yang digunakan telah dilakukan uji
tembaga. Dari hasil korelasi ini akan diketahui,
ketelitian. Uji ketelitian (akurasi dan presisi)
parameter geologi mana yang akan dominan
terhadap model ini menggunakan toleransi <1.96σ
dalam deteksi potensi tembaga. Korelasi ini akan
(95 %), mengacu pada standar survei pemetaan
menghasilkan model untuk deteksi potensi
ASPRS Accuracy Data for Digital Geospatial
tembaga. Model ini dibuat pada lokasi tambang
Data (ASPRS, 2014). Informasi geospasial
Newmont di Batu Hijau Sumbawa.
potensi tembaga ini menggunakan skala 1:50.000.

85
Julzarika et al. / Penginderaan Jauh untuk Pendeteksian Awal Potensi Tembaga di Sumbawa

Gambar 7. Informasi geospasial potensi awal Tembaga di Pulau Sumbawa. Tanda bintang merah adalah
lokasi yang dijadikan model deteksi potensi tambang. Tanda bintang putih adalah potensi tembaga pada
wilayah yang belum diketahui potensi/ditambang. Ketiga wilayah ini memiliki kemiripan/kesamaan
nilai densitas.

DTM menggunakan skala 1:10.000, sedangkan Geospatial Data. Informasi geospasial potensi
parameter geologi lainnya dengan skala 1:25.000- tembaga ini menggunakan skala 1:50.000.
1:100.000. Parameter geologi integrasi model tinggi
menggunakan skala 1:10.000, sedangkan
Gambar 7 menampilkan hasil korelasi berbagai
parameter geologi lainnya dengan skala 1:25.000-
parameter geologi sehingga dapat diprediksi
1:100.000.
potensi Tembaga yang ada di pulau Sumbawa.
Prediksi awal, lokasi Tembaga terletak di tiga Potensi tembaga ini dapat dideteksi dengan
lokasi yaitu Batu Hijau, Elang Dodo, dan berbagai parameter geologi. Parameter geologi ini
Sumbawa bagian utara. Prediksi ini bisa meliputi struktur geologi, model tinggi, gaya
diaplikasikan ke wilayah lain dengan berat, medan magnet, densitas, penutup lahan, dan
menggunakan nilai parameter gaya berat yang alterasi hidrotermal serta parameter lainnya.
sama. Parameter geologi yang dominan untuk deteksi
potensi tembaga adalah model tinggi, struktur
KESIMPULAN
geologi, dan densitas. Nilai densitas tembaga pada
Data Landsat, ALOS Palsar, dan satelit Geodesi model ini terletak dengan nilai sekitar ρ=8960
dapat dimanfaatkan untuk pendeteksian awal kg/m3 + 1,96σ dan Specific Gravity (S-G=8.9).
potensi tembaga. Uji ketelitian (akurasi dan Kondisi ini berlaku pada S-G=ρsubstance/ρH2O
presisi) terhadap model ini menggunakan toleransi dimana ρH2O 4oC of 1000 kg/m3. Jika potensi
<1,96σ (95 %), mengacu pada standar survei tembaga sudah dapat dideteksi, terutama pada
pemetaan ASPRS Accuracy Data for Digital densitas yang ditetapkan maka potensi emas juga

86
Jurnal RISET Geologi dan Pertambangan, Vol.28, No.1, Juni 2018, 75-89

dapat diprediksi. Hal ini berkaitan dengan konsep Iteratively Re-Weighted MAD
asosiasi tembaga dengan emas pada bijih yang Transformation. Remote Sensing of
sama. Environment, 112(3), 1025-1036.
Strategi dalam pendeteksian potensi tembaga dari Ciampalini, A., Garfagnoli, F., Antonielli, B.,
penginderaan jauh adalah menyiapkan integrasi Moretti, S., and Righini, G., 2013. Remote
model tinggi berupa DTM dengan akurasi vertikal Sensing Techniques using Landsat ETM+
<1,5 m. Hal ini bertujuan untuk pembuatan Applied to the Detection of Iron Ore
struktur geologi yang lebih detil. Selain itu juga Deposits in Western Africa. Arabian
penentuan nilai densitas tembaga yang juga Journal of Geosciences, 6(11), 4529-4546.
dipengaruhi oleh gaya berat dan geodinamika.
Desheng, Y., Gang, C., Xiaoping, L., 2010.
Jika hal ini bisa disiapkan dengan baik maka akan
Application of Geological Interpretation
efisien biaya dan efektif waktu sehingga uji
and Mineralization Information Extracting
akurasi berupa survei geologi hanya pada wilayah
by Remote-Sensing in mineral Resource
yang dideteksi potensi tembaga saja. Jika potensi
Evaluating. Journal of Henan Polytechnic
tembaga ini sudah memenuhi toleransi maka akan
U-niversity: Natural Science, 29(2), 184-
berpengaruh juga pada pendeteksian potensi emas,
189.
perak, dan tanah jarang.
Ernowo dan Pardiarto, B., 2011. Aspek Geologi
UCAPAN TERIMA KASIH
didalam penyusunan wilayah usaha
Terima kasih saya ucapkan kepada LAPAN, pertambangan mineral logam. Buletin
Universitas Gadjah Mada (UGM), DLR, USGS, Sumber Daya Geologi Volume 6 Nomor 2
Alaska University, dan ESA atas kesuksesan Tahun 2011. KESDM, Jakarta.
penelitian pada tahun 2012-2016 ini.
Freeden, W. (Ed.). 2010. Handbook of
DAFTAR PUSTAKA Geomathematics. Springer Science &
Business Media.
Amer, R., Kusky, T., and El Mezayen, A., 2012.
Remote Sensing Detection of Gold Related Friasmar, R., 2016. Kondisi geologi Indonesia dan
Alteration Zones in Um Rus area, Central potensi mineral dan batubara.
Eastern Desert of Egypt. Advances in Space Gabr, S., Ghulam, A., Kusky, T., 2010. Detecting
Research, 49(1), 121-134. Areas of High-Potential Gold
ASPRS. 2014. ASPRS Accuracy Standard for Mineralization using ASTER data. Ore
Digital Geospatial Data. ASPRS. Amerika Geology Reviews, 38(1), 59-69.
Serikat. Jin, H., Mountrakis, G., Stehman, S.V., 2014.
Bedini, E., 2011. Mineral Mapping in the Kap Assessing Integration of Intensity,
Simpson Complex, Central East Greenland, Polarimetric Scattering, Interferometric
using HyMap and ASTER Remote Sensing Coherence and Spatial Texture Metrics in
Data. Advances in Space Research, 47(1), PALSAR-Derived Land Cover
60-73. Classification. ISPRS Journal of
Photogrammetry and Remote Sensing, 98,
Canty M.J., 2010. Image Analysis, Classification 70-84.
and Change Detection in Remote Sensing,
With Algorithms for ENVI/IDL, Second Julzarika, A., Susanto, dan Sutanto, A., 2013.
edition. Taylor & Francis, CRC Press. Pengembangan Model Standar
Pemanfaatan Data Penginderaan Jauh
Canty, M.J., and Nielsen, A.A., 2006. (Optik dan SAR) untuk Identifikasi Sumber
Visualization and Unsupervised
Daya Mineral Tembaga. Laporan Penelitian
Classification of Changes in Multispectral
Inhouse Tahun 2013. LAPAN. Jakarta.
Satellite Imagery. International Journal of
Remote Sensing, 27(18), 3961-3975. Julzarika, A., Tjahjaningsih, A., Sutanto, A.,
Nugroho, U.C., 2015. Pemanfaatan data
Canty, M.J., and Nielsen, A.A., 2008. Automatic
penginderaan jauh untuk identifikasi
Radiometric Normalization of
Multitemporal Satellite Imagery with the

87
Julzarika et al. / Penginderaan Jauh untuk Pendeteksian Awal Potensi Tembaga di Sumbawa

tambang emas di Geumpang Aceh. Laporan Medical Engineering and Informatics, 3(3),
penelitian inhouse 2015. LAPAN. Jakarta. 223-233.
Julzarika, A., 2015. Integration of Height Model Qin, Y.Z., Liu, L.M., 2010. Extraction of
using SRTM C, X SAR, Aster GDEM, and Information on Structure, Rock and
ALOS Palsar. Asian Conference on Remote Alteration by ETM+ Remote Sensing at
Sensing. West Beishan Mountain, Gansu Province.
Southern Metals, 6, 009.
KESDM. 1999. Kepmentamben no
1519.K/20/MPE/1999. KESDM, Jakarta. Rajendran, S., Nasir, S., Kusky, T.M., Ghulam,
A., Gabr, S., El-Ghali, M.A., 2013.
KESDM. 2009. UU Minerba No.4 tahun 2009.
Detection of Hydrothermal Mineralized
KESDM, Jakarta.
Zones Associated with Listwaenites in
Leverington, D.W., Moon, W.M., 2012. Landsat- Central Oman using ASTER Data. Ore
TM-Based Discrimination of Lithological Geology Reviews, 53, 470-488.
Units Associated with the Purtuniq
Radke, R. J., Andra, S., Al-Kofahi, O., Roysam,
Ophiolite, Quebec, Canada. Remote
B., 2005. Image Change Detection
Sensing, 4(5), 1208-1231.
Algorithms: a Systematic Survey. IEEE
Liu, L., Zhou, J., Yin, F., Feng, M., Zhang, B., Transactions on Image Processing, 14(3),
2013. The reconnaissance of mineral 294-307.
resources through ASTER data–based
Sabins, F.F., 1999. Remote Sensing for Mineral
image processing, interpreting and ground
Exploration. Ore Geology Reviews, 14(3),
inspection in the Jiafushaersu area, West
157-183.
Junggar, Xinjiang (China). J. Earth Science.
Schimmer, R., 2008. A Remote Sensing and GIS
Liu, L., Zhuang, D.F., Zhou, J., Qiu, D.S., 2011.
Method for Detecting Land Surface Areas
Alteration Mineral Mapping using Masking
Covered by Copper Mill Tailings. Pecora
and Crosta Technique for Mineral
17–The Future of Land Imaging.Denver,
Exploration in Mid-Vegetated Areas: A
Colorado.
Case Study in Areletuobie, Xinjiang
(China). International Journal of Remote Schölkopf, B., Smola, A., Müller, K.R., 1998.
Sensing, 32(7), 1931-1944. Nonlinear Component Analysis as a Kernel
Eigenvalue Problem. Neural Computation,
Maryono, A., Setijadji, L.D., Arif, J., Harrison, R.,
10(5), 1299-1319.
2014. Gold, Silver, and Copper
Metallogeny of the Eastern Sunda Schroeder, T.A., Cohen, W.B., Song, C., Canty,
Magmatic Arc Indonesia. Majalah Geologi M.J., Yang, Z., 2006. Radiometric
Indonesia 29 (2), 85-99 Correction of Multi-Temporal Landsat Data
for Characterization of Early Successional
Nielsen, A.A., 2010. Kernel Maximum
Forest Patterns in Western Oregon. Remote
Autocorrelation Factor and Minimum
Sensing of Environment, 103(1), 16-26.
Noise Fraction Transformations. IEEE
Transactions on Image Processing 20 (3). Seigel, H.O., Brcic, I., Mistry, P., 1995. A Guide
to High Precision Land Gravimeter
Peters, S.G., King, T.V., Mack, T.J., Chornack, M.
Surveys. Scintrex Limited, 222.
P., 2011. Summaries of Important Areas for
Mineral Investment and Production Shen, P., Shen, Y.C., Liu, T.B., Pan, H.D., Meng,
Opportunities of Nonfuel Minerals in L., Song, G.X., Dai, H.W., 2010. Discovery
Afghanistan (No. 2011-1204). US of the Xiemisitai Copper Deposit in
Geological Survey. Western Junggar, Xinjiang and its
Geological Significance. Xinjiang Geology,
Prasad, K., Prabhu, G.K., 2011. Diag-AID: A
28(4), 413-418.
Diagnostic Aid for Medical Image
Enhancement using Colour Coding and USGS. 2010. Porphyry Copper Deposit Model.
Modified Histogram Equalisation Scientific Investigations Report 2010–
Techniques. International Journal of 5070–B. USGS. Amerika Serikat.

88
Jurnal RISET Geologi dan Pertambangan, Vol.28, No.1, Juni 2018, 75-89

Wu L., 2011. The Geological Structure and


Mineral Resources of Thailand J. Mineral
Deposits.
Youssef, A.M., Pradhan, B., Sabtan, A.A., El-
Harbi, H. M., 2012. Coupling of Remote
Sensing Data Aided with Field
Investigations for Geological Hazards
Assessment in Jazan Area, Kingdom of
Saudi Arabia. Environmental Earth
Sciences, 65(1), 119-130.
Zhou, J., Liu, L., Jiang, D.,Zhuang, D., Mansaray
L.R., Zhang B., 2013. Targeting Mineral
Resources with Remote Sensing and Field
Data in the Xiemisitai Area, West Junggar,
Xinjiang, China. Journal Remote Sensing,
5(7), 3156-3171.

89

Anda mungkin juga menyukai