Anda di halaman 1dari 25

RINDANG KURNIAWAN (112.160.

111)
Perencanaan tambang terbuka
A. PERHITUNGAN KADAR BATAS (Cut-off Grade)
B. NISBAH PENGUPASAN PULANG POKOK (Break Even Stripping Ratio = BESR)
C. PERHITUNGAN KADAR EKIVALEN
A. Perhitungan kadar Batas (Cut Off Grade)

1. Kadar Batas Pulang Pokok (Break Even Cut-off grade = BECOG)


dalam teori ekonomi, pendapatan tepat sama dengan ongkos atau biaya yang
dikeluarkan (keuntungan = 0).

Dalam pertambangan, yang ingin diketahui adalah berapa besar kadar
bijih yang menghasilkan angka yang sama antara pendapatan yang
diperoleh dari penjualan bijih tadi dengan biaya yang dikeluarkan untuk
menambang serta memprosesnya.

Kadar ini dikenal dengan nama kadar batas pulang pokok atau ‘Break
Even Cut-off Grade’.
A. Perhitungan kadar Batas (Cut Off Grade)
1. Kadar Batas Pulang Pokok (Break Even Cut-off grade = BECOG)

Biasanya hanya biaya atau ongkos operasi langsung yang diperhitungkan dalam
penentuan Cut-off Grade.

Ongkos-ongkos kapital dan biaya tak langsung seperti penyusutan (depresiasi) pada
umumnya tidak dimasukkan.

Untuk keperluan perancangan batas akhir pit (pit design) asumsi yang diambil
bahwa umur tambang cukup panjang sehingga depresiasi tidak lagi merupakan
faktor yang penting, karena pada tahap akhir penambangan, dimana batas
lereng akhir dari tambang telah dicapai, kapital dan peralatan telah
terdepresiasi secara penuh.
B. Break Even Stripping Ratio = BESR

Nisbah pengupasan didefinisikan sebagai nisbah dari jumlah material penutup
(waste) terhadap jumlah material bijih (ore). Pada tambang bijih, nisbah ini
biasanya dinyatakan dalam ton waste / ton ore. Di tambang batubara sering
dipakai m3 waste / ton batubara.

 Untuk geometri penambangan yang ditetapkan, nisbah pengupasan


merupakan fungsi dari kadar batas.
B. Break Even Stripping Ratio = BESR

Jika kadar bijih diketahui dan jika semua keuntungan bersih dari menambang bijih
tersebut dipakai untuk mengupasan tanah penutup (waste stripping), berapa
jumlah tanah penutup yang dapat dikupas?

inilah konsep BESR.

Catatan :
Nilai BESR adalah 0 pada titik BECOG (tidak dapat mendukung
stripping)
untuk harga komoditas, perolehan, ukuran pabrik, tingkat produksi
dan ongkos tertentu, BESR merupakan fungsi linier dari kadar bijih
BESR merupakan masukan dalam metode perancangan tambang
secara manual
C. Perhitungan Kadar Ekivalen


Dalam cebakan bijih Terdpt lebih dari satu
mineral (mineral utama dan ikutan).

Dalam kadar ekivalen : NSR (Net Smelter
Return) sebagai nilai kotor dari satu ton bijih
setelah dikurangi dengan ongkos-ongkos
smelting, refining dan freight (SRF).
C. Perhitungan Kadar Ekivalen
Tahap-tahap perhitungan kadar ekivalen (misalnya Cu ekivalen) :

Hitung NSR dari 1 ton (atau 1 tonne) tembaga yang berkadar bijih 1%

Hitung NSR dari 1 ton (atau 1 tonne) mineral ikutan, misal moly dengan kadar 1 % (atau
emas dengan kadar 1 oz/ton atau 1 gr/ton, dst)

Hitung faktor ekivalensi sebagai nisbah (ratio) antara NSR untuk mineral ikutan terhadap
NSR untuk mineral utama.

Jadi Cu ekivalen = total Cu + Faktor x moly

Jika kadar total Cu dan kadar moly (emas, perak, dst) dalam blok diketahui, maka kadar Cu
ekivalen dari blok tersebut dapat dihitung
C. Perhitungan Kadar Ekivalen

Kadar ekivalen dapat didefinisikan sebagai kadar yang menghasilkan gabungan nilai NSR dari
semua mineral yang ada.

Kadang-kadang lebih mudah untuk menggunakan nilai NSR dan bukan kadar ekivalen

Hitung nilai NSR untuk satu blok dan gunakan angka ini sebagai sebuah variabel kadar
ekonomik untuk perencanan tambang

Kadar Batas Pulang Pokok (BECOG) hanyalah mengandung ongkos-ongkos
penambangan, pengolahan dan G&A. Perolehan mill dan smelter, ongkos-ongkos
SRF dan harga komoditas sudah dihitung dalam NSR.
Contoh perhitungan BECOG Catatan :
Angka 20 adalah faktor
konversi dari 1% ke pound
(dengan satuan pound per
persen). Untuk proyek
dengan satuan metrik, faktor
konversinya adalah
22.046. Untuk logam mulian
(misalnya emas) tidak
diperlukan faktor konversi
karena satuannya sudah
langsung dalam satuan
produksi (oz/ton atau
gr.ton).
Contoh perhitungan Kadar Ekivalen
Stripping Ratio

Angka yg menyatakan banyaknya lapisan tanah
penutup yg harus dikupa utk mendapatkan 1
bagian end bhn galian

Perbandingan vol OB yg dikupas dg jumlah bijih yg
diambil sesudah pengupasan
Satuan Stripping Ratio
Jumlah Ore/ OB dpt dinyatakan dg sat Vol m3 ataupun dlm sat berat Tonnage (Ton)
Sat utk bijih = ton karena penjualan ore dilakukan dlm Rp/ton bijih atau $/ton bijih
bukan dlm sat Volum m3
Sebenarnya SR tanpa satuan namun utk menilai keuntungan dari suatu kegiatan
tamka harus digunakan konversi dlm ongkos / biaya

Jika waste dan ore mpy SG tdk sama maka


digunakan faktor koreksi yaitu volume
material x SG masing2 utk memperoleh
tonnage dari masing2 material
Manfaat Stripping Ratio
SR berdasarkan pengertiannya :

1. SR max = BESR1 = SR utk menentukan pemilihan Tamka / dg Tamda


2. SR overal = BESR2 = SR utk menentukan perbandingan brp vol OB m3 yg harus
dikupas utk mendptkan sejml ore.
3. SR yg berguna utk mengetahui apakah suatu area masih menguntungkan utk
ditambang / tdk. SR < BESR
Faktor yg mempengaruhi Stripping Ratio
1. Kadar bijih  Kedua faktor tsb membatasi SR pd BESR.
2. Harga bijih dipasaran  BESR membuat keuntungan yg diperoleh =
0 yg artinya jika SR < BESR =
menguntungkan dan sebaliknya akan
merugi bila SR > BESR
 Semakin tinggi nilai / kadar bijih maka harga
bijih dipasaran akan semakin tinggi shg
keuntungan yg diperoleh akan smakin besar
dijual.
Hub SR, COG dan PIT Limits

SR dibatasi BESR

BESR di peroleh dari keuntungan penjualan bijih. Bijih dihargai karena kadarnya

Kadar yg digunakan sbg batas terendah dlm penambangan adl COG

Pit Limits mrpkan batas tambang yg dibuat berdasarkan COG

SR akan menentukan apakan suatu daerah yg akan atau sedang ditambang masih
memungkinkan utk ditambang scr menguntungkan atau tdk.
Perolehan tambang
1. Mining recovery (MR)
Angka perbandingann antara end Bijih yg berhasil ditambang dg end bijih yg
diperkirakan oleh bag eksplorasi

2. Mining Factor (MF)


Angka Perbadingan antara end yg akan ditambang dg perkiraaan menurut hasil
perhitungan

3. Koefisien Hasil (KH)


MF yg diterapkan khusus utk ditambang alluvial timah. Pengertian = MF
Perbedaan MR dan MF
No Mining Recovery Mining Factor
1 Hasil diperoleh saat penambangan Sebelum ditambang, saat perencanaan
2 Perbandingan antara JML bijih yg Perbandingan antara JML bijih yg akan
berhasil ditambang dg jml bijih yg ditambang dg jml bijih yg seharusnya
seharusnya tertambang dapat di tambang berdasarkan hasil
berdasarkan hasil perhit eksplorasi eksplorasi
x 100%
3 MR < 100% tdk dpt lebih dari 100% MF bisa lebih dari 100%
4 Faktor yg mempengaruhi MR = Hasil perhitungan eksplorasi
teknik penggalian / metode
penambangan
Perolehan tambang
1. Mining recovery (MR)
Angka perbandingann antara end Bijih yg berhasil ditambang dg end bijih yg
diperkirakan oleh bag eksplorasi

2. Mining Factor (MF)


Angka Perbadingan antara end yg akan ditambang dg perkiraaan menurut hasil
perhitungan

3. Koefisien Hasil (KH)


MF yg diterapkan khusus utk ditambang alluvial timah. Pengertian = MF
Mixing dan Blending
Mixing : pencampuran yg dilakukan thd satu jenis BG sedemikian
rupa shg sifat fisik dan kimia yg dicampur tdk berubah

Blending : pencampuran berbagai macam bahan mentah / bijih


yg bertujuan memperoleh hasil campuran yg memenuhi kondisi
tertentu.

Mixing hanya dilakukan pd BG yg sama hanya berbeda pd


kadarnya, sedangkan blending dilakukan pd BG yg berbeda dan
kadarnya berbeda utk memperoleh kondisi tertentu.
KEUNTUNGAN Mixing dan Blending
1. KADAR rendah dpt ditambang shg jumlah cadangan bertambah
2. Kadar relatif konstan
3. Apabila produksi perusahaan waktu tetap, maka umur tambang
akan lebih panjang.
4. Pola penambangan dpt terartur (tdk hanya mengambil
kadar tinggi saja)
KEUNTUNGAN Mixing dan Blending
1. KADAR rendah dpt ditambang shg jumlah cadangan bertambah
2. Kadar relatif konstan
3. Apabila produksi perusahaan waktu tetap, maka umur tambang
akan lebih panjang.
4. Pola penambangan dpt terartur (tdk hanya mengambil
kadar tinggi saja)
Productivity Mining

Anda mungkin juga menyukai