Anda di halaman 1dari 4

REVIEW JURNAL

PRODUKTIVITAS MIKROALGA SEBAGAI BAHAN BAKAR MASA DEPAN

MIKROBIOLOGI PERAIRAN

Dosen Pengampu : Dr. Uun Yanuhar,S.Pi., M.Si.

Kelas M03

Disusun oleh :

Alivia Salsabila Kusuma ( 185080100111048 )

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2019
Mikroalga adalah tanaman yang memiliki keanekaragaman hayati yang sangat luas
dimana sekitar 40,000 spesies telah dianalisa. Mikroalga dibagi menjadi sepuluh divisi dan
delapan diantaranya merupakan uniseluler. Tiap divisi dari alga tidak hanya memiliki fungsi
khusus yang berkontribusi pada karakter grup tapi juga mewakili spesies yang juga membedakan
jumlah dari spesies lain. Eksplotasi alga sangatlah terbatas sebagai penggunakan pakan alami
budidaya ikan. Namun, mikroalga dapat dijadikan suplemen makanan bernutrisi tinggi. Alga
merupakan sumber komponen bioaktif yang bermanfaat untuk kehidupan. Sebagai contoh,
Chlorella sp. Banyak digunakan sebagai suplemen karena mengandung asam lemak, serat,
vitamin, protein, dan mineral. Chlorella sp. dan Spirulina juga dapat digunakan sebagai
antioksidan, dan mikroalga Nannochloropsis oculata menunjukkan kelayakan sebagai bahan
mentah untuk biofuel.

Salah satu permasalahan yang sedang terjadi saat ini adalah menipisnya sumber bahan
bakar fosil, sedangkan kebutuhan akan bahan bakar selalu meningkat. Ini menyebabkan
diperlukannya energi alternatif pengganti bahan bakar fosil untuk menghindari masa kekosongan
energi. Jawaban yang tepat untuk permasalahan ini adalah biomassa. Secara umum bimassa
tersusun dari nitrogen, karbon, dan oksigen. Penggunaan energi alternatif banyak yang
bersumber dari tanaman pangan dan menimbulkan kontroversi karena mempengaruhi pasar
makanan global dan keamanan pangan. Oleh karena itu diperlukan adanya energy alternatif non-
makanan yang lebih aman dan efektif. Biomassa akuatik menjadi topic yang diminati sebagai
sumber energi alternatif. Organisme akuatik berbasis biofuel memiliki prospek yang bagus untuk
menghasilkan energy yang dapat diperbarui secara signifikan tanpa adanya gangguan. Salah satu
biomassa akuatik yang berpotennsi sebagai sumber bahan bakar adalah mikroalga. Mikroalga
berpotensi sebagai sumber bahan bakar alternatif kedepanya karena keberadannya yang
berlimpah, dapat diperbarui, dan merupakan bahan bakar CO2 yang netral. Mikroalga dapat
berkembangbiak sangat cepat dan kaya akan kandungan minyak. Mikroalga dapat meningkatkan
biomassanya 1-3 kali sehari, pertumbuhannya 50 kali lebih cepat daripada tanaman darat yang
tumbuh paling cepat, dan dapat memproduksi minyak hingga 100 kali lebih banyak daripada
tanaman darat. Budidaya mikroalga dapat dilakukan di kondisi yang tidak dikontrol, bioreactor
terbuka dan mikroalga menggunakan cahaya matahari sebagai sumber dasar energy. Budidaya
yang tidak dikontrol mudah dibnagun dan dioperasikan dengan investasi awal yang rendah.
Lebih lanjut, budidaya alga tidak merusak produksi makanan, pakan ternak, dan produk lain
yang berasal dari tanaman.

Mikroalga yang berpotensi untuk dijadikan sebagai biofuel diantaranya adalah


Nannochloropsis oculata dan Isochrysis galbana. Metode yang digunakan dalam penelitian dua
spesies ini sebagian besar sama. Dalam penelitian ini Nannochloropsis oculata didapatkan dari
Balai Perikanan Budidaya Air Payau (BPBAP) Situbondo, Jawa Timur, Indonesia dan Isochrysis
galbana didapatkan dari Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Payau (BBPBAP) Jepara,
Indonesia. Metode yang dilakukan yakni pertama mengkultur spesies dan mengevaluasi
pertumbuhannya. Kultur ini dilakukan selama 7-8 hari. Evaluasi pertumbuhan harian dilakukan
selama masa waktu budidaya dengan menghitung jumlah sel di media budidaya menggunakan
hemocytometer digabungkan dengan mikroskop optik. Kemudian dilakukan pemanenan,
pengeringan, dan penghancuran. Proses pemanenan suspensi biomassa dilakukan dengan
mengendapkan suspensi biomassa menggunakan soda api kemudian disaring dan dicuci dua kali
dengan air sulingan. Bahan yang diendapkan kemudian dijemur selama tiga hari untuk Isochrysis
galbana dan dikeringkan dalam oven pada suhu 80℃ selama 24 jam untuk Nannochloropsis
oculata. Potongan mikroalga kering dihancurkan oleh mortar menjadi partikel halus dan
selanjutnya disimpan dalam desikator. Lalu dilakukan analisis proksimat dan kalkulasi nilai
pemanasan (Higher Heating Value/HHV). Analisia proksimat, dimana menentukan kadar air,
bahan mudah menguap, karbon tetap, dan abu di sampel biomassa, dilakukan dengan
eksperimen. Jika Nannochloropsis oculata dengan analisis grafik termal, Isochrysis galbana
berdasarkan metode tes ASTM D. Langkah ke empat yakni menganilisis komposisi bahan kimia
dari biomassa alga dengan menggunakan dispersif energy X-ray (EDX) spektometri (FEI,
Inspect-S50) ditambah dengan X-ray mikroanalisis (AMETEK EDAX TSL). Langkah terakhir
untuk Isochrysis galbana adalah analisis termal, penganalisa Mettler Toledo TGA digunakan
dalam penelitian ini untuk memonitor perubahan dari sample Isochrysis galbana sebagai hasil
dari degradasi termal dalam nitrogen dan lingkungan udara. Untuk langkah terakhir dari
Nannochloropsis oculata yakni dilakukan ekstraksi lipid menggunakan system ekstraktor
Soxhlet dan analisis FTIR. Spectrum infrared dari biomassa Nannochloropsis oculata yang
sudah kering dan residunya direkam dengan spektroskopi Shimadzu FTIR. Hasil dari penelitian
ini disimpulkan bahwa kedua alga tersebut layak digunakan sebagai biofuel namun agar dapat
digunakan secara optimal perlu penelitian lebih lanjut.
DAFTAR PUSTAKA

Sukarni,S.,N.Hamidi.,S.Soeparman dan U.Yanuhar.2015.Thermogravimetric Kinetic Analysis of


Nannochloropsis oculata combustion in air template.Front,Energy.9(2):125-133.

Sukarni,S.,S.Sumarli.,I.M.Nauri.,P.Purnami.,A.al Mufid dan U.Yanuhar.2018.Exploring the


prospect of marine microalgae isochrysis galbana as sustainable solid biofuel
feedstock.Journal of Applied Research and Technology.16:53-66.

Sukarni,S.,U.Yanuhar.,I.N.G.Wardana.,S.Sudjito,N.Hamidi.,W.Wijayanti.,Y.Wibisono.,S.Sumar
li.,I.M.Nauri dan H.Suryanto.2018.Combustion of microalgae Nannochloropsis oculata
biomass:cellular macromolecular and mineralogical content changes during thermal
decomposition.J.Sci.Technol.40(6):1456-1463.

Sukarni.,Sudjito.,N.Hamidi.,U.Yanuhar dan I.N.G.Wardana.2014.Potential and properties of


marine microalgae Nannochloropsis oculata as biomass fuel feedstock.J.energy environ
eng.5:279-290.

Yanuhar,U.,N.R.Caesar dan M.Musa.2019.Identification of local isolate of Microalgae


Chlorella vulgaris using ribulose 1,5-bisphosphate carboxylase/oxygen large subunit (rbcL)
Gene.IOP Conf.series:materials science and engineering.1-17.

Anda mungkin juga menyukai