Anda di halaman 1dari 33

PROPOSAL

DESAIN FASILITAS WISATA AIR DI DANAU LINDU

Disusun Oleh:

EVA KRISTY LINGKA


F 221 13 132

PRORAM STUDI S1 TEKNIK ARSITEKTUR


JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TADULAKO
2017

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena atas
berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan proposal
ini dengan judul “Desain Fasilitas Wisata Air di Danau Lindu” dengan tema
Pendekatan Konsep Arsitektur Ekologi.
Penulisan proposal ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Studio Pra Tugas Akhir pada jenjang program studi Strata Satu (S1)
Jurusan Teknik Arsitektur pada Fakultas Teknik Universitas tadulako.
Penulis menyadari bahwa penulisan Proposal ini masih memiliki
kekurangan, maka daran dan kritik yang konstruktif dari semua pihak sangat
diharapkan demi penyempurnaan proposal ini. Semoga proposal ini dapat
bermanfaat dalam menambah wawasan kita semua.

Palu, November 2017


Penulis

Eva Kristy Lingka


F 221 13 132

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………………………………………………………….. i


KATA PENGANTAR ………………………………………………………… ii
DAFTAR ISI ………………………………………………………………….. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang …………………………………………………………….. 1
B. Rumusan Masalah ………………………………………………………..... 3
C. Batasan Masalah …………………………………………………………… 3
D. Tujuan dan Sasaran ……………………………………………………….. 3
E. Manfaat Penelitian ……………………………………………………….. . 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Pengertian Pariwisata dan Fasilitasnya ……………………………………. 5
1. Pariwisata …………………………………………………………….... 5
2. Wisatawan ……………………………………………………………... 6
3. Jenis-Jenis Wisata ……………………………………………………… 7
4. Fasilitas Wisata ………………………………………………………... 7
5. Atraksi Wisata …………………………………………………………. 10
6. Penggolongan Wisata Air ……………………………………………... 12
7. Jenis Wisata Air ……………………………………………………….. 15
8. Fasilitas Wisata Air ……………………………………………………. 17
9. Wisata Danau ………………………………………………………….. 19
B. Tinjauan Arsitektur Ekologi ………………………………………………. 20
1. Pengertian Arsitektur Ekologi …………………………………………. 20
2. Prinsip-Prinsip Arsitektur Ekologi …………………………………….. 21
3. Kriteria Bangunan Sehat Dan Ekologis ………………………………... 23
C. Studi Banding ……………………………………………………………… 24

iii
BAB III METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian …………………………………………………………… 26
B. Alat dan Bahan …………………………………………………………… .. 26
C. Metode Penelitian ………………………………………………………….. 26
D. Jenis dan Sumber Data …………………………………………………….. 26
E. Teknik Pengumpulan Data ………………………………………………… 27
F. Analisis Data ………………………………………………………………. 27
G. Alur Pikir ………………………………………………………………....... 29

DAFTAR PUSTAKA

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Berkembangnya pariwisata di suatu daerah akan mendatangkan banyak
manfaat bagi masyarakat, yakni secara ekonomi, sosial dan budaya. Namun, jika
pengembangannya tidak dipersiapkan dan dikelola dengan baik, justru akan
menimbulkan berbagai permasalahan yang menyulitkan atau bahkan merugikan
masyarakat. Untuk menjamin supaya pariwisata dapat berkembang secara baik
dan berkelanjutan serta mendatangkan manfaat bagi manusia dan meminimalisasi
dampak negatif yang mungkin timbul maka pengembangan pariwisata perlu
didahului dengan kajian yang mendalam, yakni dengan melakukan penelitian
terhadap semua sumber daya pendukungnya (Wardiyanta, 2006).
Sektor pariwisata di Provinsi Sulawesi Tengah sudah cukup berkembang
dan telah menjadi sebuah industri yang menghasilkan PAD bagi pemerintah
daerah Sulawesi Tengah. Saat ini pemerintah Sulawesi tengah tengah giatnya
mempromosikan pariwisata yang di miliki baik yang terdapat di kota ataupun
kabupaten sulawesi tengah. salah satunya yaitu sektor wisata yang ada di
kabupaten Sigi.
Pembangunan di sektor wisata juga menjadi perhatian pemerintah
Kabupaten sigi, saat ini pemerintah Kabupaten Sigi terus melakukan upaya
promosi wisata dan membangun atau menambah sarana dan prasarana di objek
wisata. hal ini dapat di lihat dengan meningkatnya kunjungan wisatawan pada
objek wisata yang ada di kabupaten sigi. Salah satunya adalah objek wisata
Taman Nasional Lore Lindu. Dimana di dalamnya terdapat berbagai flora dan
fauna endemik Sulawesi, situs atau benda-benda prasejarah diantaranya jenis-jenis
batu Megalith, makam raja Maradindo dan objek wisata utama yaitu danau lindu.
Danau Lindu merupakan objek wisata danau yang terletak di kecamatan
lindu, kabupaten Sigi, provinsi Sulawesi Tengah, Indonesia dan berada di dalam

1
Taman Nasional Lore Lindu. Danau Lindu dimasukkan ke dalam kelas danau
tektonik yang terbentuk selama era Pliosen setelah bak besar dilokalisasi dari
sebuah bagian rangkaian pegunungan. Merupakan danau terbesar kedelapan di
Sulawesi dari segi wilayah maksimal permukaannya. Danau ini biasa dikatakan
melingkupi sekitar 3.488 ha. Pada ketinggian sekitar 1.000 m danau ini
merupakan badan air terbesar ke-dua dari pulau ini (yang lebih kecil, Danau Dano
hanya 50 m lebih tinggi). Danau lindu adalah Danau terbesar ke 2 yang berada di
Provinsi Sulawesi Tengah setelah Danau Poso. Danau lindu memiliki
pemandangan yang sangat eksotik karena dikelilingi oleh beberapa pegunungan
salah satunya yaitu gunung nokilalaki dan diselimuti hutan hujan tropis yang
masih di jaga kelestariannya serta terdapat beberapa desa yang berada di tepian
danau yang membuat menarik jika di lihat dari kejauhan.
Danau Lindu menjadi tempat diadakannya kegiatan Festifal Danau Lindu.
Dimana kegiatan ini bertujuan untuk mempromosikan kebudayaan, kekayaan
alam dan pariwisata Kabupaten Sigi. banyak kegiatan yang dilombakan di acara
ini, diantaranya Lomba Menangkap ikan, lomba Perahu Layar, perahu dayung dan
Pemilihan Putri Lindu.Untuk pusat tempat wisatanya sendiri berada di Desa
Tomado. Dengan semua potensi wisata yang ada danau lindu banyak menarik
minat wisatawan lokal ataupun mancanegara. Hingga saat ini Tingkat wisatawan
yang datang ke danau lindu makin meningkat.
Wisata danau lindu sudah memiliki beberapa fasilitas seperti cottage, toilet
umur, panggung dan dermaga. Namun Fasilitas sarana dan prasarana untuk
menunjang kegiatan wisata dirasa Belum Memadai untuk menampung semua
kegiatan wisatawan yang datang. Karena kecenderungan wisatawan pada
umumnya sangat menginginkan suatu objek wisata yang memiliki kegiatan atau
atraksi wisata yang unik dan menarik, maka diperlukannya pengembangan objek
wisata salah satunya yaitu pengembangan objek wisata air. Di mana didalamnya
terdapat wahana permainan atau fasilitas wisata air yang layak untuk
dikembangkan ditempat tersebut.

2
Dalam perancangan pengembangan wisata danau lindu perlu di perhatikan
konsep yang ramah dan tanggap terhadap linkungan sekitar. Sebagaimana yang
kita ketahui objek wisata danau lindu termasuk dalam Taman nasional lore lindu
yang di lindungi oleh UNESCO. Sehingga di perlukan konsep yang dapat
menjaga kelestarian lingkungan sekitar baik dari pengolahan tapak, penggunaan
bahan/material, dan lain sebagainya.
Merujuk pada latar belakang yang telah diuraikan diatas dirasa sangat perlu
untuk merumuskan suatu konsep desain fasilitas pariwisata di danau lindu guna
menunjang kegiatan-kegiatan wisatawan dengan memperhatikan kondisi alam dan
lingkungan sekitar. Oleh karena itu penulis memilih judul “ DESAIN FASILITAS
WISATA AIR DI DANAU LINDU ” dengan tema : penerapan konsep arsitektur
ekologi.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan
yaitu : Bagaimana merancang Fasilitas sarana dan prasarana objek wisata air di
danau lindu yang dapat menunjang kegiatan wisatatawan dengan penerapan
konsep yang ramah lingkungan sebagai representatif bentuk pengembangan
sarana promosi wisata di kabupaten sigi khususnya kecamatan lindu.

C. BATASAN MASALAH
Dalam acuan perencanaan dan perancangan ini, pembahasan di tinjau dari
lingkup bidang arsitektur maupun ilmu lainnya yang menunjang penelitian ini.
Adapun batasan dari penelitian ini mengarah pada rancangan fisik Desain
Fasilitas Wisata air di Danau Lindu.

D. TUJUAN DAN SASARAN


1. Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk merancang desain fasilitas
objek wisata air di danau lindu yang dapat mewadahi kegiatan-kegiatan

3
wisatawan dengan tetap menjaga keadaan lingkungan alam di sekitar danau
lindu.
2. Sasaran
Menyusun konsep desain fasilitas wisata air di danau lindu dengan
penerapan konsep yang ramah dan tanggap terhadap lingkungan dan alam di
danau lindu.

E. MANFAAT PENELITIAN
1. Umum
Secara umum keseluruhan hasil dari penilitian ini diharapkan dapat
bermanfaat untuk :
a) Memberi konstribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya
pengembangan bagi ilmu pengetahuan arsitektur tentang bangunan dan
fasilitas wahana air yang diharapkan dapat berguna bagi penelitian yang
sama pada masa yang akan datang.
b) Sebagai bahan masukan serta sumber informasi bagi perancangan
Desain Fasilitas Wisata Air di Danau Lindu
2. Khusus
Guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah Studio Pra Tugas Akhir pada
Jurusan Teknik Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tadulako

4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

Bab ini membahas mengenai berbagai kajian literatur serta teori-teori yang
mendukung tujuan dari penelitian yang dilakukan. Tinjauan pustaka bermanfaat
untuk menghasilkan petunjuk kepada peneliti untuk dapat memecahkan persoalan
yang dihadapi didalam penelitian secara ilmiah.

A. Pengertian Pariwisata dan Fasilitasnya


1. Pariwisata
Apabila ditinjau secara etimologi (Yoeti, 1996) istilah pariwisata sendiri
berasal dari bahasa sanksekerta yang memiliki persamaan makna dengan tour,
yang berarti berputar putar dari suatu tempat ke tempat lain. Hal ini didasarkan
pada pemikiran bahwa kata “pariwisata” terdiri dari dua suku kata yaitu “Pari”
dan “Wisata”.
- Pari, berarti banyak, berkali-kali, berputar-putar, lengkap
- Wisata, berarti perjalanan, bepergian.
Kepariwisataan itu sendiri merupakan pengertian jamak yang diartikan sebagai
hal-hal yang berhubungan dengan pariwisata, yang dalam bahasa Inggris
disebutkan tourism.
Dalam kegiatan kepariwisataan ada yang disebut subyek wisata yaitu orang-
orang yang melakukan perjalanan wisata dan obyek wisata yang merupakan
tujuan wisatawan. Sebagai dasar untuk mengkaji dan memahami berbagai istilah
kepariwisataan, berpedoman pada Bab 1 pasal 1 Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan yang menjelaskan
sebagai berikut:
1. Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh sebagian atau
sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan
rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik
wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara;

5
2. Wisatawan adalah orang yang melakukan wisata;
3. Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai
fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha,
Pemerintah dan Pemerintah Daerah;
4. Daya Tarik Wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan,
keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya,
dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan
wisatawan;
5. Sedangkan objek wisata merupakan tempat yang dituju oleh wisatawan
untuk mendapatkan kepuasan dari kebutuhan wisatanya. Objek wisata
dibedakan menurut daya tarik yang dimilikinya yang sifatnya Tunggal atau
banyak. Semakin banyak daya tariknya, maka makin tinggi daya tamping
terhadap aspirasi wisatawan.

2. Wisatawan
Bila diperhatikan, orang-orang yang datang berkunjung disuatu tempat atau
negara, biasanya mereka disebut sebagai pengunjung (visitor) yang terdiri dari
beberapa orang dengan bermacam-macam motivasi kunjungan termasuk
didalamnya adalah wisatawan, sehingga tidak semua pengunjung termasuk
wisatawan.

Pengertian yang sama disampaikan oleh World Tourism Organization


(WTO, 2004) yang dimaksud dengan pengunjung (visitor) untuk tujuan statistik,
setiap orang yang mengunjungi suatu negara yang bukan merupakan negaranya
sendiri dengan alasan apapun juga kecuali untuk mendapatkan pekerjaan yang
dibayar oleh negara yang dikunjunginya. Dengan demikian ada dua kategori
pengunjung yaitu:

1. Wisatawan (Tourist) yaitu pengunjung yang tinggal sementara sekurang


kurangnya selama 24 jam di negara yang dikunjunginya dan tujuan
perjalanannya dapat digolongkan kedalam klasifikasi sebagai berikut:

6
a. Pesiar (Leasure) untuk kepentingan rekreasi, liburan, kesehatan, studi,
keagamaan dan olahraga
b. Hubungan dagang (business), keluarga, konferensi, misi dan lain
sebagainya
2. Pelancong (Exursionist) yaitu pengunjung sementara yang tinggal di suatu
negara yang dikunjungi dalam waktu kurang dari 24 jam

Dari beberapa pengertian tersebut, dalam studi ini yang dimaksud dengan
pengunjung adalah seseorang yang melakukan kunjungan pada obyek dan daya
tarik wisata, yang dalam hal ini adalah obyek dan daya tarik wisata Air di Danau
Lindu sebagai lokasi penelitian dalam pengertian wisatawan.

3. Jenis – jenis wisata


Fandeli (2000) mengklasifikasikan wisata berdasarkan konsep
pemanfatannya, diantaranya:
a. Wisata alam (nature tourism), merupakan aktivitas wisata yang ditujukan
pada pengalaman terhadap kondisi alam atau daya tarik panoramanya.
b. Wisata budaya (cultural tourism), merupakan wisata dengan kekayaan
budaya sebagai objek wisata dengan penekanan pada aspek pendidikan
c. Ekowisata (ecotourim, green tourism, atau alternative tourism), merupakan
wisata berorientasi pada lingkungan untuk menjembatani kepentingan
perlindungan sumberdaya alam atau lingkungan dan industri kepariwisataan

4. Fasilitas Wisata
Faktor kedua dalam produk wisata adalah tourism service. Kebanyakan
dampak yang berasal dari pariwisata adalah dampak ekonomi, dampak ekonomi
ini bukanlah dampak langsung dari kegiatan pariwisata tetapi merupakan multi
flier dari kegiatan pariwsata yang berlangsung. Dampak ekonomi yang terjadi
berdampak terhadap masyarakat setempat, pamerintah setempat, penyedia
pariwisata, travel agent, penyedia transportasi dan pihak-pihak lainnya.

7
Tourism service atau pelayanan pariwisata terbagi menjadi beberapa bagian
baik itu sarana dan fasilitas pariwisata, transportasi, travel agent, restoran,
penginapan. Sarana dan prasarana wisata merupakan pelengkap daerah tujuan
wisata yang diperlukan untuk melayani kebutuhan wisatawan dalam menikmati
perjalanan wisatanya. Pembangunan sarana dan prasarana wisata di daerah tujuan
wisata maupun objek wisata tertentu harus disesuaikan dengan kebutuhan
wisatawan baik secara kuantitatif dan kualitatif.
Sarana pariwisata sebagai ujung tombak usaha kepariwisataan dapat
diartikan sebagai usaha yang secara langsung maupun tidak langsung memberikan
pelayanan kepada wisatawan pada suatu daerah tujuan wisata dimana
keberadaannya sangat tergantung kepada adanya kegiatan perjalanan wisata.
Adapun sarana tersebut adalah sebagi berikut :
1. Akomodasi
Wisatawan akan memerlukan tempat tinggal untuk sementara waktu selama
dalam perjalanan untuk dapat beristirahat. Dengan adanya sarana ini, maka
akan mendorong wisatawan untuk berkunjung dan menikmati objek dan
daya tarik wisata dengan waktu yang relatif lebih lama. Informasi mengenai
akomodasi ini mempengaruhi penilaian wisatawan pilihan jenis akomodasi
yang dipilih, seperti jenis fasilitas dan pelayanan yang diberikan, tingkat
harga, jumlah kamar yang tersedia dan sebagainya.
2. Tempat makan dan minum
Wisatawan yang berkunjung ke suatu objek wisata tentunya ingin
menikmati perjalanan wisatanya, sehingga pelayanan makanan dan
minuman harus mendukung hal tersebut bagi wisatawan yang tidak
membawa bekal. Bahkan apabila suatu daerah tujuan wisata mempunyai
makanan yang khas, wisatawan yang datang disamping menikmati atraksi
wisata juga menikmati makanan khas tersebut. Pertimbangan yang
diperlukan dalam penyediaan fasilitas makanan dan minuman antara lain
adalah jenis dan variasi makanan yang ditawarkan, tingkat kualitas makanan
dan minuman, pelayanan yang diberikan, tingkat harga, tingkat higienis, dan

8
hal-hal lain yang dapat menambah selera makan seseorang serta lokasi
tempat makannya.
3. Tempat belanja
Berbelanja merupakan salah satu aktivitas kegiatan wisata dan sebagian
pengeluaran wisatawan didistribusikan untuk berbelanja. Penilaian dalam
penyediaan fasilitas belanja ini dilakukan terhadap ketersediaan barang
barang yang dijual dan pelayanan yang memadai, lokasi yang nyaman dan
akses yang baik serta tingkat yang relatif terjangkau.
4. Fasilitas umum di lokasi objek wisata
Fasilitas umum yang akan dikaji adalah fasilitas yang biasanya tersedia di
tempat rekreasi seperti :
a. Tempat parkir
b. Wc umum
c. Mushola/ mesjid
d. Sarana penggerak di lokasi obyek wisata
e. Sarana informasi dan papan petunjuk
f. Sarana rekreasi dan taman bermain
g. Telepon umum
Sarana wisata secara kuantitatif menunjuk pada jumlah sarana wisata yang
harus disediakan dan secara kualitatif yang menunjukan pada mutu pelayanan
yang diberikan dan yang tercermin pada kepuasan wisatawan yang memperoleh
pelayanan. Dalam hubungannya dengan jenis dan mutu pelayanan sarana wisata di
daerah tujuan wisata telah disusun suatu standar wisata yang baku, baik secara
nasional dan secara internasional, sehingga penyedia sarana wisata tinggal
memilih atua menentukan jenis dan kualitas yang akan disediakannya.
Prasarana wisata yaitu sumber daya alam dan sumber daya buatan manusia
yang mutlak dibutuhkan oleh wisatawan dalam perjalanannya di daerah tujuan
wisata prasarana dasar yang melayani penduduk lokal seringkali juga melayani
kegiatan pariwisata, seperti jalan, sumber listrik dan energi, sumber air dan sistem
pengairan, fasilitas kesehatan, sistem pembuangan kotoran/sanitasi,

9
telekomunikasi, terminal angkutan, jembatan, dan sebagianya. Dalam
melaksanakan pembangunan prasarana wisata perlu disesuaikan dan
mempertimbangkan kondisi dan lokasi yang akan meningkatkan aksesibilitas
suatu objek wisata yang pada waktunya dapat meningkatkan daya tarik objek
wisata itu sendiri, selan itu juga diperlukan koordinasi dan dukungan antar
instansi terkait.

5. Atraksi Pariwisata
Atraksi wisata adalah sesuatu yang dapat dilihat atau disaksikan melalui
suatu pertunjukan (shows) yang khusus diselenggarakan untuk para wisatawan.
Jadi atraksi wisata dibedakan dengan obyek wisata (tourist objects), karena obyek
wisata dapat dilhat atau disaksikan tanpa membayar. Selain itu, dalam atraksi
wisata untuk menyaksikannya harus dipersiapkan terlebih dahulu, sedangkan
obyek wisata dapat dilihat tanpa dipersiapkan terlebih dahulu, seperti air terjun,
danau, pemandangan, pantai, gunung, candi, monumen, dan lain-lain. Atraksi
wisata juga tidak hanya terbatas pada kesenian tradisional saja, tetapi banyak
atraksi lain yang cukup menarik untuk disuguhkan pada wisatawan.

Komponen ini memegang peranan yang sangat penting, mengingat potensi


wisata yang dijual, sedangkan komponen lain merupakan pendukungnya. Tanpa
adanya persiapan yang matang maka atraksi tersebut tidak dapat menjadi daya
tarik bagi para wisatawan (Yoeti, 1996). Menurut Mill dan Morrison (1985),
atraksi wisata adalah sesuatu yang dapat menarik wisatawan untuk datang ke
tempat wisata. Pada suatu daerah tujuan wisata harus terdapat suatu unsur-unsur
penawaran kepada wisatawan. Unsur-unsur penawaran tersebut menurut Wahab
(1996) adalah:
1. Sumber-sumber alam terdiri dari iklim, tata letak tanah dan pemandangan
alam, unsur rimba, flora dan fauna, pusat-pusat kesehatan.
2. Hasil karya buatan manusia, misalnya sarana pelengkap, sarana pencapaian
dan transportasi penunjang, prasarana umum, dan lain-lain.

10
3. Tata cara hidup masyarakat, misalnya upacara Hari Raya Waisyak di Candi
Mendut dan Borobudur.
Atraksi wisata sebagai tujuan utama orang berkunjung ke suatu daerah,
harus tetap dikelola dan direncanakan dengan baik agar dapat dioptimalkan
manfaatnya dan diminimalkan akibat yang ditimbulkan. Menurut Gunn terdapat
beberapa pertimbangan perencanaan atraksi wisata (Gunn, 1988) adalah:
1. Atraksi dibuat dan dikelola
Seringkali suatu tempat wisata telah dibuat dan ditata sedemikian rupa tetapi
tidak dapat menghasilkan keuntungan yang diharapkan. Atau bahkan terjadi
kerusakan pada tempat-tempat atraksi wisata tersebut akibat kedatangan
wisatawan. Oleh karena itu, beberapa hal yang terkait dengan lingkungan
atraksi tersebut harus diperhatikan.
2. Keuntungan atraksi akibat pengelompokan
Pengelompokan atraksi wisata mempunyai dampak promosi yang lebih
besar dan lebih efisien dibandingkan dengan penyajian atraksi yang berdiri
sendiri. Sehingga didalam pengelompokan wisata tersebut disebutkan tema-
tema wisata yang akan dibuat.
3. Jaringan pelayanan atraksi
Walaupun tujuan utama kunjungan wisata adalah untuk menyaksikan atau
melakukan atau membeli atraksi wisata, peranan fasilitas dan infrastruktur
pendukung juga sangat penting. Keberadaan atraksi dan kegiatan wisata
tidak dapat dipisahkan dengan sarana dan prasarana pendukungnya.
4. Lokasi atraksi wisata baik di desa maupun di kota harus sama-sama
diperhatikan. Masing-masing lokasi mempunyai potensi yang berbeda,
sehingga harus sama-sama diperhatikan. Tetapi perencanaan dan perlakuan
potensi tersebut harus berbeda tergantung jenis atraksi dan kegiatan wisata.
Suatu tempat atau kawasan wisata di suatu daerah baiknya memiliki
beraneka warna ragam atraksi, baik itu merupakan atraksi keindahan alam,
keagungan manifestasi kebudayaan, pusat perekonomian, maupun atraksi lengkap
yang dalam keseluruhannya merupakan daya tarik kuat bagi para wisatawan dari

11
segala pelosok, dalam maupun luar negeri. Lebih ideal lagi apabila tempat atau
daerah itu memiliki berbagai macam atraksi dalam lingkungan wilayah yang
luasnya beradius tidak lebih dari 50 km. Wilayah semacam ini patut dibangun dan
dikembangkan sebagai daerah tujuan wisata yang paling baik, sebab dapat
memberikan kemungkinan bagi para wisatawan untuk berlibur, istirahat,
melhatlihat, mengetahui dan menikmatinya.
Salah satu alternatif pengembangan atraksi wisata adalah atraksi wisata air.
Atraksi wisata air ini terkait dengan pariwisata alam, karena sumber daya yang
digunakan sebagai modal atau potensi pengembangan atraksi wisata air adalah
kondisi alam yang berupa kawasan perairan, yang antara lain yaitu air terjun,
danau dan waduk. Pada umumnya, menurut hasil pengamatan, penyelidikan serta
pengalaman di masa-masa lampau, wilayah pariwisata yang baik dikunjungi
adalah daerah yang digolongkan ke dalam Daerah Tujuan Wisata yang tergantung
atas alam, yaitu tempat-tempat untuk berlibur, beristirahat, dan rekreasi guna
kesehatan badan jasmani maupun rohani (Pendit, 1999).
Sebelum memutuskan pemanfaatan suatu perairan untuk pengembangan
kepariwisataan perlu dipertimbangkan berbagai faktor, antara lain yaitu peluang
kelayakannya sebagai tujuan wisata, aktivitas atau atraksi wisata yang mungkin
akan dapat dikembangkan, target atau sasaran konsumen, serta peluang
pemanfaatan lahan sekitar sebagai penunjang kepariwisataan perairan (Fandeli,
1995).

6. Penggolongan Wisata Air


Atraksi wisata menurut (Hadinoto, 1996) dapat digolongkan kedalam
beberapa kelompok berdasarkan aspek-aspek sebagai berikut :
1. Berdasarkan keistimewaan
 Atraksi resource-based yang unik dan langka, dan tidak ada di
daerahdaerah tujuan wisata yang berdekatan. Jenis atraksi ini memiliki
daya tarik kuat untuk mendatangkan wisatawan jarak jauh atau negara
lain, misal Candi Borobudur.

12
 Atraksi consumer oriented, seperti atraksi wisata air yaitu kolam
renang, memancing, berperahu, air terjun, dan sebagainya. Atraksi ini
memiliki daya tarik pengunjung lokal dan kurang daya tarik bagi
wisatawan jarak jauh.
2. Berdasarkan prioritas
 Atraksi primer atau atraksi utama, mendapat prioritas untuk
dikembangkan.
 Atraksi sekunder direkomendasikan untuk turut dikembangkan
bersamaan dengan pengembangan atraksi primer. Letak atraksi
sekunder disekitar atau berdekatan dengan atraksi primer. Dengan cara
ini diharapkan dapat membantu menahan wisatawan untuk tinggal lebih
lama di daerah tujuan wisata.
3. Berdasarkan jenis
 Atraksi geografis daerah yang diperhatikan dalam usaha pengembangan
daerah, misalnya pemandangan alam, kawasan perairan, dan
sebagainya.
 Peristiwa menarik, seperti Festival Borobudur, Festival Danau Toba,
Festival Bunaken, dan sebagainya. Peristiwa menarik tersebut
memerlukan promosi serta meminta perhatian pada pasar wisata.

Penggolongan atraksi wisata tersebut diatas dapat diterapkan pula untuk


penggolongan atraksi wisata air yang kemudian digunakan sebagai acuan dalam
menentukan rencana pengembangan kawasan wisata lebih lanjut, sehingga sesuai
dengan keistimewaan atau keunikan atraksi, prioritas pengembangan atraksi, serta
jenis atraksi. Pada umumnya atraksi yang telah di identifikasikan namun belum
dikembangkan bukan merupakan atraksi yang sudah perlu dipromosikan.
Pengembangan dalam hal ini meliputi sarana dan prasarana, transportasi dan
akomodasi. Pada waktu pengadaan survei identifikasi atraksi wisata air, pada
waktu yang sama perlu dievaluasi bagaimana suatu atraksi wisata air akan
dikembangkan.

13
Karakteristik wisata air dapat dibedakan secara non fisik dan secara fisik
yaitu sebagai berikut:
1. Secara non fisik
 Aspek keistimewaan gerakan air, karena perairan memiliki lingkungan
yang unik, rasa keterbukaan dan kualitas temprorer, seperti daya apung,
angin, arus, ombak, pasang surut, gelombang, dan cahaya di permukaan
air.
 Aspek ekologikal air, karena kehidupan dan kemurnian air dapat
menawarkan sejumlah kesempatan menarik untuk terciptanya
lingkungan yang unik, rasa keterbukaan, dan kenyamanan suasana
(Aria, 1992).
2. Secara fisik
 Pesisir (beach coastal), yaitu kawasan tanah atau pesisir yang landai
atau datar dan langsung berhubungan dengan air. Merupakan tempat
berjemur atau duduk-duduk di bawah keteduhan pohon sambil
menikmati pemandangan perairan.
 Promenade / esplanade, yaitu perkerasan di kawasan tepian air untuk
berjalan-jalan atau berkendara (sepeda atau kendaraan tidak bermotor
lain) sambil menikmati pemandangan perairan. Promenade adalah
perkerasan yang dinaikkan hanya sedikit di atas permukaan air,
sedangkan esplanade adalah perkerasan yang dinaikkan lebih jauh dari
permukaan air.
 Dermaga, yaitu tempat bersandar kapal atau perahu, sekaligus sebagai
jalan diatas air untuk menghubungkan daratan dengan kapal.
 Jembatan, yaitu penghubung antara 2 (dua) bagian yang terpisah oleh
perairan.
 Pulau buatan atau bangunan buatan, dibuat diatas air di sekitar daratan
untuk menguatkan kehadiran unsur air di kawasan tersebut. Bangunan

14
atau pulau buatan tersebut dapat terpisah dari daratan atau dihubungkan
dengan jembatan yang merupakan kesatuan perancangan.
 Ruang terbuka (open space), yaitu taman atau plaza yang dirangkaikan
dalam satu jalinan ruang dengan kawasan tepian air (Priatmodjo, 1994).

7. Jenis Wisata Air


Jenis aktifitas wisata yang mungkin dapat dilakukan (Pendit, N. 1999) di
perairan waduk, air terjun atau danau antara lain yaitu renang, pemancingan,
dayung perahu, olahraga air, dan perikanan wisata. Perikanan wisata adalah suatu
pemanfaatan usaha perikanan sebagai obyek kunjungan wisata. Kegiatan
perikanan wisata dapat berupa penangkapan ikan sebagai hobi (game fishing),
pemancingan ikan sebagai hobi (sport fishing), kunjungan ke lokasi budidaya ikan
hias/konsumsi yang dilengkapi dengan daya tarik berupa “display” ikan hias
(ornamental fish). Untuk perairan waduk atau danau yang dalam maka wadah
budidaya tersebut dapat berupa keramba jaring apung (floating net cage),
sedangkan untuk perairan dangkal dapat menggunakan hempang/sistem pagar
(pen culture system). Aktifitas perikanan wisata ini dapat menjadi suatu atraksi
wisata yang cukup menarik dalam kawasan tersebut.
Kegiatan wisata air dapat dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu kegiatan rekreasi
dan kegiatan wisata olahraga perairan, jenis-jenisnya antara lain adalah sebagai
berikut:
1. Santai di perairan, merupakan aktifitas pasif (wisatawan tidak terlibat dalam
aktifitas secara langsung), tidak memerlukan keahlian dan biasanya bersifat
massal.
2. Berenang atau bermain di air
3. Wisata keliling perairan, merupakan aktifitas di atas air (misalnya
memancing) sambil menikmati pemandangan dengan perahu atau kapal, dan
lain-lain.
4. Ski Air, salah satu jenis olahraga air menggunakan motorboat sebagai
penarik.

15
5. Kano, adu kecepatan dengan 1 sampai 4 orang pendayung, menggunakan
lintasan panjang dan lurus dengan gelombang air lurus, serta arus yang tidak
melintang pada lintasan dan tidak terlalu besar.
6. Dayung, merupakan olahraga air yang dilakukan oleh lebih dari 10 orang,
menggunakan lintasan lurus dengan panjang minimal 2000 meter dan
kedalaman minimal 2,5 meter.
7. Layar, olahraga kecepatan dan ketangkasan yang mengandalkan kecepatan
angin serta menggunakan lintasan lurus dan tempat belokan.
8. Selancar air, menggunakan papan seluncur dengan mengandalkan
gelombang air yang besar.
9. Selancar angin, hampir sama dengan selancar air tetapi mengandalkan
kecepatan angin yang tinggi.
10. Arung Jeram, memanfaatkan kecepatan arus yang tinggi, biasnya untuk
sungai dengan arus deras.
Dalam menentukan jenis-jenis atraksi wisata air yang dapat dikembangkan
di kawasan wisata Rawa Pening perlu memperhatikan beberapa hal sebagai dasar
pertimbangan sehingga atraksi yang akan dikembangkan memiliki ciri khas
tersendiri. Dasar pertimbangan tersebut antara lain yaitu:
1. Karakteristik lokasi objek wisata air yaitu berupa lingkungan alamiah dan
fasilitas wisata yang tersedia yang berfungsi sebagai sumber daya dalam
mengembangkan objek wisata tersebut. Misalnya suatu lokasi wisata
memiliki potensi berupa potensi alam pegunungan maka atraksi wisata
olahraga air yang dapat dikembangkan adalah olahraga gunung, misalnya
mendaki gunung (hiking), panjat tebing (mount climbing), terbang layang,
dan lain sebagainya (Pendit, N. 1999). Untuk lokasi dengan potensi alam
pegunungan es maka olahraga yang dapat dikembangkan adalah olahraga
ski. Sedangkan lokasi wisata dengan potensi alam danau, air terjun, sungai,
atau rawa, maka atraksi wisata air yang cocok dikembangkan adalah atraksi
wisata air, misalnya dayung perahu, memancing, renang, dan lain
sebagainya.

16
2. Karakteristik daerah yang lebih luas, khususnya yang berkaitan dengan
fasilitas pelayanan yang ada di luar kawasan wisata, hasil kerajinan
masyarakat, kesenian, upacara tradisonal, serta hasil-hasil pertanian, yang
semuanya dapat dijadikan sebagai daya tarik dan penunjang variasi atraksi
wisata air yang akan ditawarkan kepada wisatawan.
3. Karakteristik wisatawan yang berkunjung juga sangat penting
dipertimbangkan untuk memilih jenis-jenis atraksi wisata air yang ingin
dikembangkan, karena peran wisatawan berfungsi sebagai pemakai produk
yang ditawarkan.
Pengembangan lingkungan atau kawasan wisata air memerlukan adanya
pertimbangan-pertimbangan khusus dalam perencanaannya. Pengelompokan
fasilitas merupakan kesatuan yang kompleks. Zonasi dalam hal ini diperlukan
khususnya di di area perairan untuk menghindari terjadinya konflik penggunaan
area untuk aktivitas-aktivitas yang berbeda, misalnya antara berenang, berperahu,
atau dengan memancing (Marpaung, 2002).

8. Fasilitas Wisata Air


Untuk mendukung pengembangan atraksi wisata air, maka perlu
diperhatikan fasilitas-fasilitas objek wisata yang dibutuhkan. Fasilitas tersebut
meliputi penyediaan rekreasi, aktivitas-aktivitas budaya dan sosial, hiburan dan
olahraga, perbelanjaan, bagian administrasi, pelayanan teknis dan tambahan
lainnya yang diuraikan sebagai berikut:
1. Rekreasi, olahraga, dan aktivitas-aktivitas kebudayaan dan sosial. Fasilitas-
fasilitas kolektif harus ditata dan diatur dengan hati-hati untuk menambah
semangat kegembiraan bagi wisatawan, untuk menimbulkan ketertarikan
dan mengundang partisipasi, serta untuk menarik banyak penonton, dan
yang penting untuk menciptakan kenyamanan bagi para wisatawan.
2. Toko, warung kedai, dan layanan atau jasa yang terkait. Fasilitas
perdagangan di obyek wisata liburan agak berbeda dari yang ada di kotakota
atau desa dengan ukuran yang sama, tidak hanya pada tipe jenis toko, tapi

17
juga pada jumlahnya, karena wisatawan berharap untuk menemukan banyak
toko di kawasan wisata, khususnya jika mereka tidak membawa mobil
pribadi atau di obyek wisata yang aksesibilitasnya sulit.
3. Pelayanan administrasi, teknikal, dan penunjang lainnya. Luas atau
banyaknya pelayanan tersebut yang diakomodasikan dalam kawasan wisata
tergantung pada lokasi atau letaknya, banyaknya penduduk bukan turis,
kedekatannya dari kota-kota besar lain, dan luasan atau tingkatan
administrasi pelayanan publik regional. Sebuah obyek wisata harus
menyediakan semua pelayanan dari kota pusat berukuran kecil atau
menengah, ditambah spesifikasi lain yang disyaratkan untuk obyek
pariwisata. Organisasi dari berbagai pelayanan dan fasilitas yang dibutuhkan
tergantung pada undang-undang administratif atau peraturan dari
pemerintahan regional atau daerah yang bertanggung jawab terhadap
berbagai pelayanan di obyek wisata yang menawarkan suatu atraksi wisata
tertentu, dalam hal ini, atraksi wisata air.
Fasilitas wisata air yang bersifat fisik dan harus diperhatikan
ketersediaannya di sekitar kawasan wisata untuk menunjang atraksi yang ada
(Aria, 1992) antara lain yaitu:
1. Dermaga, yaitu tempat bersandar perahu atau kapal yang juga berfungsi
sebagai jalan menghubungkan daratan dengan perahu.
2. Marina, yaitu fasilitas umum di tepian perairan untuk tempat berlabuh dan
pangkalan kapal-kapal untuk keperluan wisata.
3. Pusat informasi wisata, yaitu fasilitas penerangan bagi wisatawan yang
menyediakan informasi dan panduan wisata.
4. Shelter, yaitu fasilitas gardu pandang yang tersebar di tempat-tempat
strategis di tepian perairan.
5. Akomodasi, yaitu fasilitas penginapan berupa hotel, motel, cottage,
perkemahan, atau guesthouse.
6. Fasilitas pendukung, antara lain yaitu musholla, lavatory (kamar mandi),
souvenir shop.

18
7. Arena bermain (playground), yaitu suatu area di kawasan wisata tersebut
yang digunakan sebagai tempat bermain anak-anak.
8. Fasilitas olahraga perairan, fasilitas ini memanfaatkan potensi perairan
yang ada sebagai tempat berolahraga prestasi yang juga merupakan atraksi
bagi wisatawan sebagai pertunjukan atau pemandangan wisata diantara
objek wisata yang lain. Open space, merupakan orientasi wisatawan untuk
menuju ke objek lain yang juga berfungsi sebagai sitting ground untuk
menikmati pemandangan.
9. Wisata Danau
Danau adalah badan air alami berukuran besar yang dikelilingi oleh daratan
dan tidak berhubungan dengan laut, kecuali melalui sungai. Danau bisa berupa
cekungan yang terjadi karena peristiwa alam yang kemudian menampung dan
menyimpan air yang berasal dari hujan, mata air, rembesan, dan air sungai
(Komite Nasional Pengelolaan Ekosistem Lahan Basah 2004). Danau merupakan
kawasan perairan yang memiliki potensi untuk dikembangkan, salah satunya
adalah sebagai kawasan wisata.
Wisata Danau merupakan potensi sumber daya alam memiliki makna,
kekuatan dan karakter tersendiri dalam menopang perkembangan kepariwisataan.
Wisata Danau merupakan pariwisata yang tempat di mana perpaduan antar
tersedianya air dengan keindahan alam menjadi satu bentuk yang indah dan
menarik dan memiliki nuansa alami di mana air berperan penting dalam
memberikan kehidupan di sekitarnya. kawasan wisata danau dalam
pengembangannya perlu memperhatikan beberapa kriteria pengembangan
kawasan wisata danau seperti :
1. Menciptakan kesadaran wisatawan tentang konservasi sumber daya alam
melalui pemanfaatan sumber daya wisata secara berkelanjutan dan
menciptakan pencegahan dampak negatif lingkungan.
2. Menciptakan rasa bangga masyarakat lokal terhadap lokasi yang dimilikinya
melalui penyediaan berbagai fasilitas yang sesuai dengan karakter alam situ
/ danau / waduk.

19
3. Mendorong partisipasi masyarakat lokal untuk mengembangkan
kemampuan mengelola usaha pariwisata.
4. Memberdayakan masyarakat untuk mengembangkan kreatifitas yang
berkaitan dengan penyediaan berbagai kebutuhan wisatawan seperti
cinderamata, makanan khas daerah setempat, usaha transportasi.

B. TINJAUAN TEMA ARSITEKTUR EKOLOGI


1. Pengertian Arsitektur Ekologi
Istilah ekologi pertama kali diperkenalkan oleh Emst Haeckel, ahli dari ilmu
hewan pada tahun 1869 sebagai ilmu interaksi dari segala jenis makhluk hidup
dan lingkungan. Arti kata ekologi dalam bahasa yunani yaitu “oikos” adalah
rumah tangga atau cara bertempat tinggal dan “logos” bersifat ilmu atau ilmiah.
Ekologi dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang hubungan
timbal balik antara makhluk hidup dan lingkungannya(Frick Heinz, Dasar-dasar
Eko arsitektur, 1998).
Arsitektur ekologi merupakan pembangunan rumah atau tempat tinggal
sebagai kebutuhan kehidupan kehidupan manusia dalam hubungan timbal balik
dengan lingkungan alamnya (Frick, 1998).
Menurut metallinou (2006) pendekatan ekologi pada rancangan arsitektur
bukan merupakan konsep rancangan bangunan hi-tech yang spesifik, tetapi
konsep rancangan bangunan yang menekankan pada suatu kesadaran dan
keberanian sikap untuk memutuskan konsep rancangan bangunan yang
menghargai pentingnya keberlangsungan ekosistem di alam. Pendekatan dan
konsep rancangan arsitektur seperti ini diharapkan mampu melindungi alam dan
ekosistem di dalamnya dari kerusakan yang lebih parah dan juga dapat
menciptakan kenyamanan bagi penghuninya secara fisik, sosial dan ekonomi.
Yeang mendifinisikan sebagai : ecological design is bioclimatic design,
design with the climate of the loyalty and low energy design. Yeang, menekankan
pada : integrasi kondisi ekologi setempat, iklim makro dan mikro, kondisi tapak,
program bangunan, konsep desain dan sistem yang tanggap pada iklim,

20
penggunaan energi yang rendah, diawali dengan upaya perancangan secara pasif
dengan mempertimbangkan bentuk, konfigurasi, fasade, orientasi bangunan
vegetasi, ventilasi alami dan warna. ()
Sri Yuliani (2011) menyatakan bahwa konsep ekologi merupakan konsep
membangun yang memperhatikan keseimbangan lingkungan alam dan buatan
dengan unsur utama manusia, bangunan dan lingkungan. manusia sebagai pelaku
dan pengguna mempunyai keragaman sosial budaya untuk mengolah bangunan
dan lingkungan secara harmonis.Integrasi tersebut dapat tercapai melalu tiga
tingkatan yaitu :
a. Integrasi fisik dengan karakter fisik ekologi setempat, meliputi keadaan
tanah, topografi, air tanah, vegetasi, iklim dan sebagainya.
b. Integrasi sistem-sistem dengan proses alam, meliputi cara penggunaan air,
pengolahan dan pembuangan limbah cair, sistem pembuangan dari
bangunan dan pelepasan panas dari bangunan dan sebagainya.
c. Integrasi penggunaan sumber daya yang mencakup penggunaan sumber
daya alam yang berkelanjutan.
Kegiatan-kegiatan yang terjadi pada arsitektur ekologi memiliki tujuan
memperhatikan kondisi lingkungan dan menggali unsur-unsur yang ada di
dalamnya. Lingkungan yang alami merupakan bagian dari proses ekologi
merupakan bentuk konservasi terhadap alam sekitar untuk membantu terjadinya
keseimbangan antara alam yang terbangun dengan alam aslinya.

2. Prinsip – Prinsip Arsitektur Ekologi


Heinz Frick memiliki beberapa prinsip bangunan ekologis yang antara lain
seperti :
 Penyesuaian terhadap lingkungan alam setempat,
 Menghemat sumber energi alam yang tidak dapat diperbaharui dan
menghemat penggunaan energi,

21
 Memelihara sumber lingkungan (udara, tanah, air), Memelihara dan
memperbaiki peredaraan alam,
 Mengurangi ketergantungan kepada sistem pusat energi (listrik, air)dan
limbah (air limbah dan sampah), Kemungkinan penghuni menghasilkan
sendiri kebutuhannya sehari-hari.
 Memanfaatkan sumber daya alam sekitar kawasan perencanaan untuk
sistem bangunan,baik yang berkaitan dengan materialbangunan maupun
untuk utilitas bangunan (sumber energi,penyediaan air).

Prinsip Arsitektur ekologi menurut Ken Yeang


Dalam penelitian Amplimin Jerobisonif (2011, dalam Sri Yuliani, 2011)
berpendapat bahwa metode dan aplikasi desain ekologi oleh Ken Yeang dalam
karya-karyanya disimpulkan bahwa dala konteks desain ekologi ada dua
konsep utama yang digunakan yaitu pendekatan desain bioclomatic yang
dimanfaatkan sebagai aspek physical integration sebagai passivedan low
energy systemyang memperhatikan faktor kenyamanan penghuni.
Pertimbangan desain juga diperhatikan melalui pendekatan ecomimicry yang
merupakan wujud systemic an temporal integrationdengan tujuan
mendapatkan desain yang ekologis dalam seluruh daur hidup bangunan.
Konsep desain ekologi kemudian dijabarkan dalam prinsip utama yaitu
meminimalkan jumlah sampah yang akan menimbulkan masalah-masalah
lingkungan, baik sampah pembangunan maupun sampah operasional,
melakukan sistem desain yang alami, memahami faktor-faktor ekologi yang
dapat diolah dan dipertahankan pada keberlanjutan tapak, mempertimbangkan
perancangan yang hemat energi dalam jangka panjang, membangun hubungan
yang harmonis dengan lingkungan alam. Selanjutnya diterapkan dalam desain
ekologi Ken Yeang dengan beberapa fitur yang dikelompokkan menjadi :
 Orientasi dan konfigurasi bangunan
 Lansekap dan penanaman

22
 Desain fasad bangunan
 Material dan komponen ekologis

3. Kriteria –Kriteria Bangunan Sehat dan Ekologis


Menurut Frick & Mulyani, (2006), guna memenuhi syarat ekologis, maka
patokan yang dapat digunakan dalam membangun rumah atau bangunan adalah
sebagai berikut.
1. Menciptakan kawasan hijau diantara kawasan bangunan
2. Memilih tapak bangunan yang sesuai
3. Mempertimbangkan rantai bahan dan Menggunakan bahan bangunan buatan
lokal atau alamiah
4. Menggunakan ventilasi alam sebagai penyejuk dalam bangunan
5. Memilih lapisan permukaan dinding dan langit-langit ruang yang mampu
mengalirkan uap air.
6. Menjamin kesinambungan pada struktur sebagai hubungan antara masa
pakai bahan bangunan dan struktur bangunan.
7. Menjamin bahwa bangunan tidak menimbulkan permasalahan lingkungan
8. Menggunakan energi terbarukan
9. Menciptakan bangunan bebas hambatan (dapat digunakan semua umur)

23
C. STUDI BANDING
1. Danau Ranau

Danau ranau merupakan salah satu tempat objek wisata Danau yang sangat
indah pemandangannya, dimana objek wisata Danau Ranau ini terletak di daerah
banding Agung sekitar 125 KM dari Baturaja Ogan komering Ilir, Sumatera
selatan.Objek wisata ini sudah memiliki fasilitas yang cukup lengkap baik dari
akomodasi seperti tempat penginapan dan coutage, taman, Aula pertemuan,
tempat makan dan minum, parkiran dan sebagainya

2. Wisata Danau Dariza Hotel dan Resort Garut


Danau Dariza Garut ini merupakan sebuah hotel dan resort yang bisa di
kunjungi saat liburan atau kapan saja. Danau Dariza hotel dan resort ini
menyajikan suasana yang sangat romantis dengan adat tradisional yang sangat
kental, hal ini bisa dilihat ketika anda memasuki area wisata danau dariza hotel
dan resort. Ketika memasuki hotel dan resort danau dariza ini, anda akan
menemukan sebuah danau buatan yang cukup luas dengan bangunan penginapan
dipinggir danau yang berbentuk menyerupai rumah adat yang ada di indonesia.
Selain nuansa adat tradisional, di danau dariza hotel dan resort juga suasananya
begitu tenang dengan udara yang sejuk pasti akan membuat para pengunjung ingin
kembali lagi menikmati liburan di tempat satu ini. Selain sebagai tempat
penginapan, tempat wisata danau dariza hotel dan resort ini juga memiliki banyak
sekali fasilitas lainnya yang bisa para pengunjung nikmati

24
Tidak hanya sebagai tempat menginap saja, wisata danau dariza hotel dan
resort garut juga menyediakan banyak sekali fasilitas yang bisa anda gunakan dan
fasilitasnya tentu tidak kalah banyak dengan kampung sampireun garut. Fasilitas
yang ada di danau dariza hotel dan resort garut ini diantaranya sebagai beriku :
Tempat penginapan, Permainan air, Joging area, Fasiltas kolam renang dan
waterboom serta Flyng fox area.

25
BAB III
METODE PENELITIAN

A. LOKASI PENELITIAN
Lokasi peneltian di lakukan di lokasi yang dapat mewakili ruang lingkup
penelitian. Pelaksaan penelitian di lakukan di Desa Tomado, Kecamatan
Lindu Kabupaten Sigi Provinsi Sulawesi Tengah. Terpilihnya desa Tomado
karena desa ini merupakan Pusat di adakannya kegiatan wisata di danau
lindu.

B. ALAT DAN BAHAN


Alat dan bahan yang akan digunakan dalam penelitian ini antara lain alat
tulis, kamera untuk dokumentasi, alat ukur (meteran), Handphone untuk
merekam, lembara responden untuk wawancara.

C. METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang di lakukan adalah penelitian deskriptif yang
menggunakan metode penelitian kualitatif. Metode kualitatif digunakan untuk
mengamati dan melihat gejala sosial dan budaya untuk mengetahui perilaku
serta kebutuhan yang kemudian di teliti dan dianalisis dengan teori.

D. JENIS DAN SUMBER DATA


Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data primer dan data
sekunder, terdiri atas
1. Data Primer
Merupakan data yang di peroleh melalui observasi langsung di lapangan
lokasi penelitian mengenai kondisi lokasi, pola kebiasaan wisatawan dan
fasilitas yang ada di danau lindu sebagai masukkan dalam mendesain tapak
dan fasilitas wisata air danau lindu.
2. Data sekunder

26
Merupakan data pelengkap yang di peroleh dari studi literatur, instansi
pemerintah yang berkaitan dengan penelitian, standar-standar perencanaan
maupun sumber rujukan lainnya yang sifatnya mendukung kegiatan
penelitian.

E. TEKNIK PENGUMPULAN DATA


Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah sebagai beriku :
1. Data Primer, di peroleh melalui :
a. Teknik Observasi, merupakan survey langsung dengan melakukan
pengukuran dan scanning/pengamatan terhadap objek penelitian.
b. Teknik Wawancara, digunakan untuk meminta keterangan atau informasi
melalui kusioner kepada sejumlah responden / pengguna yang dapat
mewakili seluruh subjek penelitian guna melengkapi data-data yang di
kumpulkan.
c. Teknik Dokumentasi, akan memberikan data fisual yang membuktikan
kondisi lokasi studi.
2. Data Sekunder
a. Studi literatur dengan pembahasan teoritis tentang wisata air dan yang
berkaitan.
b. Pemerintah atau instansi yang terkait dengan data-data serta mempelajari
dokumen, peraturan termasuk penataan dan kebijakan penataan
ruang/wisata.

F. ANALISIS DATA
Proses analisis data dimulai dengan menganalisis seluruh data yang
tersedia dari berbagai sumber, yaitu observasi pengamatan yang sudah ditulis
dalam catatan lapangan, wawancara, dokumen pribadi, dokumen resmi,
gambar dan foto.
Untuk mencapai tujuan penelitian, masalah-masalah yang telah
dirumuskan akan di analisis dengan teknik sebagai berikut :

27
a. Mengawali proses analisis, maka data dan informasi yang telah di
kumpulkan diolah, menggunakan analisis deskriptif yang memberikan
gambaran umum mengenai kondisi eksisting lokasi penelitian.
b. Menentukan kebutuhan fasilitas wisata air dan akomodasi berdasarkan
proyeksi wisatawan yang berkunjung untuk lima tahun. Dari hasil ini
dapat ditentukan kebutuhan fasilitas wisata air dan kebutuhan ruang
resort.
Setelah mendapatkan hasil analisis , di lakukan penerapan pada perancangan
fisik berdasarkan hasil studi di lapangan dan studi pustaka.

28
G. ALUR PIKIR

JUDUL
DESAIN WISATA AIR DI DANAU LINDU

LATAR BELAKANG

RUMUSAN MASALAH

TUJUAN & SASARAN

DATA PRIMER DATA SEKUNDER

ANALISIS DATA

KONSEP

DESAIN

Gambar. Alur Pikir


(Sumber : Analisis penulis, 2017

29

Anda mungkin juga menyukai