Anda di halaman 1dari 51

UNIVERSITAS INDONESIA

PROGRAM PENDIDIKAN VOKASI


BIDANG STUDI ADMINISTRASI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PERKANTORAN

TUGAS KARYA AKHIR

PROSES ADMINISTRASI PENANGGANAN KREDIT MACET


DI PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO). Tbk

Oleh
RENALDI HERLAMBANG
1706016360

diajukan sebagai salah satu pemenuhan syarat tugas akhir studi

Depok
2020
UNIVERSITAS INDONESIA
PROGRAM PENDIDIKAN VOKASI
BIDANG STUDI ADMINISTRASI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PERKANTORAN

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN

Saya yang bertandatanggan di bawah ini:

Nama : Renaldi Herlambang


NPM : 1706016360
Program Studi : Administrasi Perkantoran

Menyatakan bahwa Karya Akhir Magang yang berjudul PROSES


ADMINISTRASI PENANGGANAN KREDIT MACET DI PT. BANK
TABUNGAN NEGARA (PERSERO). Tbk
Benar-benar merupakan hasil karya pribadi dari seluruh sumber yang dikutip
maupun ditunjuk telah saya nyatakan benar.

Depok, 10 Juli 2020

Renaldi Herlambang
NPM.170601636

ii

Universitas Indonesia
UNIVERSITAS INDONESIA
PROGRAM PENDIDIKAN VOKASI
BIDANG STUDI ADMINISTRASI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PERKANTORAN

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN

TANDA TANGAN PEMERIKSA

(Mila Viendyasari S.Sos., M.Si)

NIP. 151303003

iii

Universitas Indonesia
UNIVERSITAS INDONESIA
PROGRAM PENDIDIKAN VOKASI
BIDANG STUDI ADMINISTRASI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PERKANTORAN

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN

Nama : Renaldi Herlambang

NPM : 1706016360

Program Studi : Administrasi Perkantoran

Magang : PT. Bank Tabungan Negara (Persero). Tbk

Judul : Proses Administrasi Penanganan Kredit Macet


Di PT Bank Tabungan Negara (Persero). Tbk

Pembimbing, Penguji,

(Mila Viendyasari S.Sos., M.Si) (Radityo Kusumo Santoso S.I.A., M.M.,


CPM (Asia))
NIP. 151303003 NIP. 00120710252907891

iv

Universitas Indonesia
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda


tangan di bawah ini:

Nama : Renaldi Herlambang


NPM : 1706016360
Program Studi : Administrasi Perkantoran
Fakultas : Program Pendidikan Vokasi
Jenis Karya : Tugas Karya Akhir

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada


Universitas Indonesia. Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non- exclusive Royalty
Free Right) atas tugas karya akhir saya yang berjudul:
PROSES ADMINISTRASI PENANGGANAN KREDIT MACET DI PT.
BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO). Tbk
dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif ini Universitas Indonesia berhak
menyimpan, mengalihmediakan/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan
data (database), merawat, dan mempublikasikan tugas karya akhir saya selama
tetap mencantum nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak
Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Jakarta

Tanggal : 10 Juli 2020

Yang menyatakan

Renaldi Herlambang

1706016360

Universitas Indonesia
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas
segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Akhir
Magang ini dengan sebaik-baiknya serta dalam waktu yang tepat. Karya Akhir
Magang yang berjudul “Proses Administrasi Penanganan Kredit Macet di PT
Bank Tabungan Negara (PERSERO) Tbk” ditulis bertujuan untuk memenuhi
salah satu syarat untuk menyelesaikan studi di Program Pendidikan Vokasi
Universitas Indonesia, Bidang Studi Administrasi dan Bisnis, Program Studi
Administrasi Perkantoran.

Dalam proses penulisan Tugas Karya Akhir ini terdapat pihak-pihak yang telah
membantu dan mendukung penulis dalam mengerjakan dan menyelesaikan Tugas
Akhir ini. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini penulis ingin menyampaikan
rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak sebagai berikut:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Sigit Pranowo Hadiwardoyo, DEA., selaku


Direktur Program Pendidikan Vokasi Universitas Indonesia;
2. Dede Suryanto, S.Sos., M.Si. selaku Ketua Bidang Studi Administrasi
dan Bisnis Program Pendidikan Vokasi Universitas Indonesia
3. Bapak Istiadi, S.E., M.M., M.Si. selaku Ketua Program Studi
Administrasi Perkantoran;
4. Ibu Mila Viendyasari S.Sos., M.Si. selaku dosen pembimbing yang
telah bersedia meluangkan waktu dan tenaganya kepada penulis untuk
menyelesaikan Tugas Karya Akhir ini;
5. Seluruh dosen dan staf Program Vokasi Bidang Administrasi dan
Bisnis khususnya Program Studi Administrasi Perkantoran
Universitas Indonesia yang telah memberikan ilmu dan tenaganya
selama masa perkuliahan;
6. Bapak dan Ibu kandung saya serta seluruh keluarga besar yang tiada
hentinya selalu memberikan doa, dukungan, motivasi baik secara
moral dan materil;

vi

Universitas Indonesia
7. Segenap karyawan BTN yang berada di Divisi Commercial Asset
Management Division, yang telah memberikan bantuan serta izin
penulisan untuk dijadikan tugas karya akhir;
8. Teman-teman kost Minimax yang beranggotakan Ryannur, Felly,
Fikih, Fadhil, Dhani, Jabar, bayu, Geral, Bu lasmi, Pak Imin selaku
support sistem yang selalu ada di setiap saat dengan memberikan
dukungan serta doa untuk penulis;
9. Teman-teman IDT BROTHER’S yang beranggotakan Airul Septian,
Ayu Kusuma, Rahma Aniz Hafiza, Agung Jimbaran, Merry Yanti,
Vina Talia yang telah menemani hari-hari kosong penulis, serta tak
henti hentinya juga memberikan dukungan dan doa;

vii

Universitas Indonesia
ABSTRAK

Nama : Renaldi Herlambang


Program Studi : Administrasi Perkantoran
Judul Tugas Karya Akhir : Proses Administrasi Penanganan Kredit Macet di
PT. Bank Tabungan Negara (Persero).Tbk

Sektor usaha di bidang perbankan pada dasar nya memiliki fungsi sebagai
tempat untuk menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kembali dalam bentuk kredit, dalam pelaksanaan penyaluran
kredit yang dilakukan oleh bank pasti akan selalu ada yang mengalami masalah,
salah satu permasalahan yang umum dijumpai adalah kredit macet. PT. Bank
Tabungan Negara (Persero) Tbk merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) yang bergerak disektor perbankan, tentunya PT. Bank Tabungan Negara
(Persero) berpartisipasi dalam penyaluran kredit ke masyarakat, tetapi dalam
penyaluran kredit yang dilakukan terkadang mengalami permasalahan,
permasalahan yang di alami adalah kredit macet. Dalam proses penyelesaiannya
kredit macet tersebut, PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk melalui divisi
Commercial Asset Management Division (CAMD) menempuh cara-cara yang telah
di atur di dalam undang-undang dan lembaga yang berwenang. Cara-cara tersebut
terbagi menjadi 2 yaitu Litigasi (Melalui jalur hukum) dan Non Litigasi
(Penyelesaian diluar hukum). Proses Penanganan Kredit macet tersebut dilakukan
bertujuan untuk mencapai tujuan perusahaan.

Kata Kunci: Penanganan Kredit, Kredit Macet, Perbankan

viii

Universitas Indonesia
ABSTRACT

Name : Renaldi Herlambang


Study Program : Office Administration
Title : Administrative Process of Bad Credit Management at PT.
Bank Tabungan Negara (Persero). Tbk

The business sector in the banking sector basically has a function as a place to
collect funds from the public in the form of deposits and channel them back in the
form of credit, in the implementation of lending conducted by banks, there will
always be problems, one of the common problems encountered is Performing Loan.
PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk is one of the State-Owned Enterprises,
which operates in the banking sector, of course PT. Bank Tabungan Negara
(Persero) participates in lending to the public, but in lending that is done sometimes
experiencing problems, the problem experienced is Performing loan. In the process
of resolving these bad loans, PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk through its
Commercial Asset Management Division (CAMD) uses ways that have been
regulated in laws and authorized institutions. These methods are divided into 2
namely Litigation (through legal channels) and Non Litigation (Settlement outside
the law). The process of handling bad debts is done by no other than the aim of
achieving the company's goals.

Keywords: Handling Credit, performing loan, Banking

ix

Universitas Indonesia
DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN ............................................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN ................................................................iv

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR


UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ................................................................ v

KATA PENGANTAR ............................................................................................vi

ABSTRAK ........................................................................................................... viii

ABSTRACT ..............................................................................................................ix

DAFTAR ISI ............................................................................................................ x

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xii

DAFTAR BAGAN .............................................................................................. xiii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1

1.2 Kerangka Teori ............................................................................................. 3

1.2.1 Definisi Administrasi ........................................................................... 3


1.2.2 Definisi Proses Administrasi ................................................................ 4
1.2.3 Definisi Kredit ...................................................................................... 4
1.2.4 Definisi Kredit Macet ........................................................................... 5
1.2.5 Faktor Penyebab Kredit Macet ............................................................. 5

1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................................... 6

1.4 Sistematika Penulisan ................................................................................... 6

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ................................................... 7

2.1 Deskripsi Perusahaan .................................................................................... 7

2.2 Sejarah Perusahaan ....................................................................................... 9

2.3 Visi dan Misi PT. Bank Tabungan Negara (Persero). Tbk ......................... 10

Universitas Indonesia
2.4 Nilai Budaya Perusahaan ............................................................................ 11

2.5 Struktur Organisasi Perusahaan .................................................................. 12

2.6 Divisi Comersiaal Asset Management Division ......................................... 15

BAB III PEMBAHASAN .................................................................................... 18

3.1 Deskripsi Topik ........................................................................................... 18

3.2 Penanganan Kredit Macet di PT. Bank Tabungan Negara (Persero).Tbk .. 18

3.2.1 Proses Reporting Branch Mark .......................................................... 20


3.2.2 Proses Penyitaan Asset Jaminan ........................................................ 21
3.2.3 Proses Loan Analyst ........................................................................... 23
3.2.4 Proses Non Litigasi ............................................................................ 24
3.2.5 Proses Litigasi .................................................................................... 28

3.3 Kelebihan dan Kekurangan ....................................................................... 29

3.3.1 Kelebihan ........................................................................................... 29


3.3.2 Kekurangan ........................................................................................ 30
3.4 Analisis Hambatan dan Solusi ................................................................ 30
3.4.1 Hambatan ........................................................................................... 30
3.4.2 Solusi .................................................................................................. 30

BAB IV KESIMPULAN ...................................................................................... 32

4.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 32

4.2 Saran................................................................................................................. 33

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 34

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ 36

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................ 38

xi

Universitas Indonesia
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Produk PT. Bank Tabungan Negara (Persero). Tbk............................. 7


Gambar 2.2 Jasa PT. Bank Tabungan Negara (Persero). Tbk ................................. 8
Gambar 2.3 Wilayah operasi dan jaringan Bank BTN ............................................ 9
Gambar 2.4 Wilayah operasi dan jaringan Bank BTN ............................................ 9
Gambar 2.5 Kantor Pusat PT. Bank Tabungan Negara (Persero). Tbk Tahun 1897
……........................................................................................................................ 10
Gambar 3.1 Alur proses penyelesaian kredit macet ............................................... 20
Gambar 3.2 Komponen Pelaporan Data-data debitur bermasalah ......................... 21
Gambar 3.3 Alur proses penyelesaian agunan debitur bermasalah yang ditangani
oleh anggota PUPN ............................................................................ 22
Gambar 3.4 Proses Loan Analyst ........................................................................... 23
Gambar 3.5 Program 3R ........................................................................................ 25

xii

Universitas Indonesia
DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Struktur Organisasi Bank BTN …………………………....………13


Bagan 2.2 Struktur Organisasi Divisi Comersiaal Asset Management Division Bank
BTN ................................................................................................... 15

xiii

Universitas Indonesia
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bank berasal dari bahasa Italia yaitu “banco”, yang artinya bangku. Bank
adalah sebuah lembaga keuangan yang dibuat dengan tujuan untuk meningkatkan
pertumbuhan ekonomi, pada prinsipnya kegiatan operasional yang dilakukan oleh
bank mengacu pada menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan
atau tabungan dan menyalurkan kembali ke masyarakat dalam bentuk kredit.
Pengertian Bank Menurut Prof G.M. Verryn Stuart (Stuart, 2003), Bank
Merupakan salah satu badan usaha lembaga keuangan yang bertujuan memberikan
kredit, baik dengan alat pembayaran sendiri, dengan uang yang diperolehnya dari
orang lain, dengan jalan mengedarkan alat-alat pembayaran baru berupa uang giral.

Menurut (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Tentang


Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan , 1998)
Bank adalah sebuah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan
atau bentuk-bentuk lain dengan tujuan untuk meningkatkan taraf hidup orang
banyak.

Menurut (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Tentang


Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan , 1998)
definisi bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan- kegiatan
konvensional maupun secara syariah dalam kegiatannya memberikan jasa keuangan
dalam lalu lintas pembayaran.

Menurut (Undang-Undang Republik Indonesia Tahun 1998 Tentang


Perbankan , 1998) jenis atau bentuk bank bermacam-macam, tergantung dengan
penggolongannya. Penggolongan dapat dilakukan berdasarkan hal-hal sebagai
berikut:

Universitas Indonesia
1. Formalitas berdasarkan undang-undang.
2. Kepemilikannya.
3. Penekanan kegiatan usaha.
4. Pembayaran bunga atau pembagian hasil usaha.
5. Status.
Menurut (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan , 1998)
Fungsi utama dari bank adalah : sebagai penghimpun dan penyalur dana
masyarakat. Berdasarkan hal tersebut bank adalah pihak intermediasi, bank
merupakan perantara pihak yang memiliki dana dengan pihak yang memerlukan
dana. Bank adalah satu-satu nya lemabga keuangan yang memiliki kewenangan
intermediasi yang tidak dimiliki oleh lembaga keuangan lainnya.

Menurut (Susilo, 2000) secara umum fungsi utama bank adalah menghimpun
dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali pada masyarakat untuk
berbagai tujuan atau sebagai financial intermediary. Secara lebih spesifik fungsi
bank dapat sebagai agent of trust, agent of development, dan agent of services.

Agent of Trust Dasar utama kegiatan perbankan adalah trust atau kepercayaan,
baik dalam hal penghimpunan dana maupun penyaluran dana. Masyarakat akan
mau menitipkan dananya di bank apabila dilandasi oleh unsur kepercayaan. Agent
of Development Tugas bank sebagai penghimpun dan penyaluran dana sangat
diperlukan untuk kelancaran kegiatan perekonomian di sektor riil. Kegiatan bank
tersebut memungkinkan masyarakat untuk melakukan investasi, distribusi, dan juga
konsumsi barang dan jasa, mengingat semua kegiatan investasi-distribusi-konsumsi
berkaitan dengan penggunaan uang. Agent of Services Di samping melakukan
kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana, bank juga memberikan penawaran
jasa-jasa perbankan yang lain kepada masyarakat. Jasa-jasa yang ditawarkan bank
ini erat kaitannya dengan kegiatan perekonomian masyarakat secara umum.
PT. Bank Tabungan Negara. Tbk atau yang dikenal dengan nama Bank BTN
adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berbentuk Perseroan Terbatas
dan bergerak di bidang jasa keuangan perbankan. Bank BTN sendiri telah berdiri
sejak zaman penjajahan kolonial Belanda tepat nya pada tahun 1897 dengan nama
Posts Park Bank di Batavia. Di masa awal kemerdekaan Indonesia Bank BTN
2

Universitas Indonesia
berubah nama menjadi Bank Tabungan Pos, kemudian di tanggal 9 Febuari 1950
pemerintah Indonesia kembali mengganti nama Bank Tabungan Pos menjadi Bank
Tabungan Negara.
Dalam mewujudkan Visi Misi nya Bank BTN memiliki 8 Dewan Direksi dan
Puluhan Departement Unit serta cabang yang tersebar di seluruh Indonesia. PT.
Bank Tabungan Negara (Persero). Tbk memiliki beberapa produk perbankan yang
ditawarkan ke masyarakat yaitu; Produk Dana, Kredit Konsumer, Kredit Komersil,
Echannel, Jasa dan layanan Program dan SBDK, diantara produk produk yang
ditawarkan Bank BTN, Bank BTN sendiri fokus terhadap Kredit Konsumer dan
Kredit Komersil.
Menurut (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1992 Tentang
Perbankan , 1992) , kredit adalah: Penyediaan uang atau tagihan yang dapat
dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam
meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk
melunasi utang nya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan
atau pembagian hasil keuntungan Dalam hal ini Bank BTN memiliki fokus dalam
penyaluran kredit.

1.2 Kerangka Teori


1.2.1 Definisi Administrasi
Administrasi dalam arti luas adalah proses rangkaian kegiatan terhadap
pekerjaan pokok yang dilakukan oleh sekelompok orang secara dinamis dalam
kerjasama dengan pola pembagian kerja untuk mencapai sasaran dan tujuan tertentu
yang rasional, secara efektif dan efisien. (Nawawi, 2009)
Menurut (Rahman, 2017), bahwa administrasi adalah usaha sekelompok yang
bekerja sama untuk mencapai tujuan dengan segenap proses penyelenggaraan
didalamnya yang memiliki ciri pokok adanya sekelompok orang dalam suatu
kegiatan tersebut, kerja sama, pembagian tugas yang jelas, kegiatan yang
berlangsung bertahap dalam suatu proses, dan adanya tujuan.
Selain itu Administrasi juga memiliki fungsi, fungsi Administrasi Menurut
(William.H, 1975), menyebut “The work of Administration” yang dapat di bagi
dalam 5 proses yaitu:

Universitas Indonesia
1. Perencanaan (Planning)
2. Pengorganisasian (Organizing)
3. Pengumpulan Sumber (Assembling resources)
4. Pengendalian Kerja (Supervising)
5. Pengawasan (Controling)
Dari beberapa pendapat ahli di atas dapat diartikan bahwa administrasi adalah
sebuah disiplin ilmu yang hampir selalu digunakan di dalam keseharian masyarakat,
tak hanya sebatas itu Administrasi merupakan disiplin ilmu yang memudahkan
pekerjaan lain.

1.2.2 Definisi Proses Administrasi


Proses adalah rangkaian perbuatan (sebuah aktivitas) manusia dengan tujuan
atau maksud tertentu (Rahman, 2017). Menurut (Mukhlis, 2012), bahwa
administrasi dalam arti proses yaitu kegiataan yang seluruh penyelenggaraannya
berkesinambungan untuk mencapai tujuan dengan melalui kerjasama. Maka dari itu
dapat disimpulkan bahwa Proses Administrasi adalah sebuah kegiatan yang saling
berkaitan dalam segala hal dan ruang lingkup.

1.2.3 Definisi Kredit


Kredit Merupakan salah satu kegiatan usaha bank yang paling utama. Kata
kredit sendiri berasal dari bahasa Romawi yaitu “credere” yang berarti percaya
atau “credo” atau “creditum” yang berarti saya percaya. Menurut (Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan , 1998) Kredit adalah: “
Penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang
mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu
tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan ”.

Menurut (Suparmono, 1996 ) kredit merupakan perjanjian pinjam-meminjam


uang antara bank sebagai kreditur dengan nasabah sebagai debitur.

Dapat disimpulkan bahwa pengertian kredit menurut Undang-Undang dan ahli


adalah pemberian modal berupa uang dikembalikan secara bertahap ataupun cash

Universitas Indonesia
sesuai dengan kesepakatan dan waktu pelunasaan yang telah disepakati.

1.2.4 Definisi Kredit Macet

Kredit macet terjadi apabila pihak bank selaku pemberi kredit, mengalami
kesulitan untuk meminta angsuran dari pihak debitur karena salah satu hal.
Berdasarkan penjelasan tersebut para ahli berpendapat bahwa Kredit macet dapat
diartikan sebagai pinjaman yang mengalami kesulitan pelunasan akibat adanya
faktor kesengajaan dan atau karena faktor eksternal diluar kemampuan kendali
debitur (Siamat, 2001). Sedangkan menurut (Rivai, 2006) kredit macet merupakan
kesulitan nasabah di dalam penyelesaian kewajiban-kewajibannya terhadap
bank,baik dalam bentuk pembayaran kembali. Dapat diartikan bahwa Kredit macet
merupakan sisa hutang/pinjaman yang belum terbayarkan.

1.2.5 Faktor Penyebab Kredit Macet


Faktor-faktor penyebab kredit macet menurut (Kuncoro, 2002) adalah sebagai
berikut :

Secara umum Faktor Eksternal penyebab kredit macet terdapat 4 macam,


berikut adalah Faktor Eksternal penyebab kredit macet:
1. Adanya maksud tidak baik dari para debitur yang diragukan.
2. Adanya kesulitan atau kegagalan dalam proses likuiditas dari
perjanjian kredit yang telah disepakati antara debitur dengan bank.
3. Kondisi manajemen dan lingkungan usaha debitur.
4. Musibah (misalnya : kebakaran, bencana alam) atau kegagalan usaha.

Selanjutnya, faktor internal penyebab kredit macet terdapat 3 macam,


berikut adalah Faktor Internal penyebab kredit macet:
1. Kurang adanya pengetahuan dan keterampilan para pengelola kredit.

2. Tidak adanya kebijakan perkreditan pada bank yang bersangkutan.


3. Pemberian dan pengawasan kredit yang di lakukan oleh bank
menyimpang dari prosedur yang telah ditetapkan.

Universitas Indonesia
1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan ini adalah sebagai berikut:


1. Menjelaskan Proses Administrasi Penanganan Kredit Macet di PT. Bank
Tabungan Negara (Persero). Tbk
2. Menjelaskan kelebihan dan kekurangan Proses Administrasi Penanganan
Kredit Macet di PT. Bank Tabungan Negara (Persero). Tbk.
3. Menjelaskan hambatan pada Proses Administrasi Penanganan Kredit
Macet di PT. Bank Tabungan Negara (Persero). Tbk.

1.4 Sistematika Penulisan

BAB I Pendahuluan
Pada Bab ini berisikan tentang Latar belakang, Kerangka Teori,
Tujuan penulisan dan Sistematika penulisan karya akhir
BAB II Profil Perusahaan
Pada Bab ini Membahas lebih dalam mengenai PT. Bank
Tabungan Negara (Persero). Tbk berawal dari Deskripsi,
Sejarah,Visi Misi, Nilai dan Budaya, Struktur Organisasi, Divisi
Comersiaal Asset Management Division.
Bab III Pembahasan
Pada Bab ini menjelaskan tentang alur proses penanganan kredit
macet di PT. Bank Tabungan Negara (Persero). Tbk, dan
hambatan yang terjadi pada alur proses penanganan kredit macet
di PT. Bank Tabungan Negara (Persero). Tbk
BAB IV Penutup
Berisikan Kesimpulan dan Saran.

Universitas Indonesia
BAB II
GAMBARAN UMUM
PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO). Tbk

2.1 Deskripsi Perusahaan

PT. Bank Tabungan Negara (Persero). Tbk (Bank BTN) adalah Badan Usaha
Milik Negara (BUMN) dengan status hukum perseroan yang bergerak di sektor
perbankan. Bank BTN memiliki komitmen menjadi Bank yang melayani dan
mendukung pembiayaan sektor perumahan. Sebagai perseroan yang bergerak di
bidang perbankan, Bank BTN memiliki Produk dan jasa, berikut adalah produk dan
jasa yang dimiliki oleh bank BTN:

Gambar 2.1 Produk PT. Bank Tabungan Negara (Persero). Tbk


Sumber : Laporan Tahunan 2019 PT. Bank Tabungan Negara (Persero). Tbk

Universitas Indonesia
Gambar 2.2 Jasa PT. Bank Tabungan Negara (Persero). Tbk
Sumber : Laporan Tahunan 2019 PT. Bank Tabungan Negara (Persero). Tbk

Berdasarkan segmen usaha yang di kembangkan oleh perseroan produk dan


jasa perseroan meliputi 2 (dua) segmen yaitu konvensional dan Syariah. Bank BTN
memiliki 4 Produk Utama di bidang perbankan konvensional dan 2 produk utama
di bidang perbankan syariah. Sedangkan di bidang jasa Bank BTN memiliki 14 jasa
di bidang perbankan konvensional dan 10 jasa di bidang perbankan syariah.

Wilayah operasi dan jaringan yang di miliki oleh PT. Bank Tabungan Negara
(Persero). Tbk telah tersebar di seluruh Indonesia, berikut adalah wilayah operasi
dan jaringan yang dimiliki oleh bank BTN:

Universitas Indonesia
Gambar 2.3 Wilayah operasi dan jaringan Bank BTN
Sumber : Laporan Tahunan 2019 PT. Bank Tabungan Negara (Persero). Tbk

Gambar 2.4 Wilayah operasi dan jaringan Bank BTN


Sumber : Laporan Tahunan 2019 PT. Bank Tabungan Negara (Persero). Tbk

Wilayah operasi dan jaringan yang dimiliki oleh bank BTN tersebar di seluruh
wilayah Indonesia dan terdiri dari kantor wilayah hingga ATM.

2.2 Sejarah Perusahaan

Kelahiran Bank BTN di mulai dengan di dirikan nya Post Park Bank di Batavia
pada tahun 1897 pada masa pemerintahan Belanda. Pada 1 april 1942 Post Park
Bank di ambil alih oleh pemerintahan Jepang dan di ganti nama menjadi Tyokin
Kyoku, setelah kemerdekaan di proklamasikan oleh pemerintah Indonesia, namanya
diubah menjadi Kantor Tabungan Pos RI, Bank Tabungan Pos RI sempat menjadi
satu-satunya lembaga tabungan di Indonesia. Pada tanggal 9 Febuari 1950
pemerintah mengganti namanya dengan Bank Tabungan Pos. Pada tahun 1953
Bank Tabungan Pos RI dikukuh sebagai badan hukum di bawah Kementerian

Universitas Indonesia
Perhubungan dan diizinkan untuk membuka kantor cabang. 1963 Bank Tabungan
Pos RI berganti nama kembali menjadi Bank Tabungan Negara di bawah Menteri
Urusan Bank Sentral.

Gambar 2.5 Kantor Pusat PT. Bank Tabungan Negara (Persero). Tbk Tahun
1897
Sumber : www.btn.co.id

2.3 Visi dan Misi PT. Bank Tabungan Negara (Persero). Tbk

Visi

Berikut adalah Visi PT. Bank Tabungan Negara (Persero). Tbk

“Terdepan dan terpercaya dalam memfasilitasi sektor perumahan dan jasa


layanan keuangan keluarga ”

Misi

Berikut adalah Misi PT. Bank Tabungan Negara (Persero). Tbk


1. Berperan aktif dalam mendukung sektor perumahan, baik dari sisi
penawaran maupun dari sisi permintaan, yang terintegrasi dalam
sektor perumahan di Indonesia.
2. Memberikan layanan unggul dalam pembiayaan kepada sektor
perumahan dan kebutuhan keuangan keluarga.
3. Meningkatkan keunggulan kompetitif melalui inovasi

10

Universitas Indonesia
pengembangan produk, jasa jaringan strategis berbasis digital
4. Menyiapkan dan mengembangkan human capital yang berkualitas,
professional dan memiliki integritas tinggi
5. Meningkatkan ShareHolder Value dengan fokus kepada
peningkatan pertumbuhan profitabilitas sesuai dengan prinsip
kehati-hatian dan good corporate governance
6. Memedulikan kepentingan masyarakat social dan lingkungan secara
berkelanjutan

2.4 Nilai Budaya Perusahaan

PT. Bank Tabungan Negara (Persero). Tbk memiliki 5 nilai budaya


perusahaan yang menjadi pondasi bagi seluruh karyawan dalam berperilaku
untuk mencapai visi PT. Bank Tabungan Negara (Persero). Tbk. Berikut
adalah makna 5 nilai budaya PT. Bank Tabungan Negara (Persero). Tbk

1. Sinergi
Membangun kerjasama yang sinergis dengan seluruh stakeholders dilandasi
sikap tulus, terbuka dan mendorong kolaborasi yang produktif dengan
menjunjung tinggi sikap saling percaya dan menghargai untuk mencapai
tujuan.
2. Integritas
Konsisten antara pikiran, perkataan dan tindakan sesuai dengan ketentuan
perusahaan, kode etik profesi dan prinsip-prinsip kebenaran yang terpuji.
3. Inovasi
Senantiasa mengembangkan gagasan baru dan penyempurnaan
berkelanjutan yang memberi nilai tambah bagi perusahaan.
4. Profesionalisme
Visioner, kompeten di bidangnya, selalu mengembangkan diri dengan
teknologi terkini sehingga menghasilkan kinerja terbaik.
5. Spirit mencapai keunggulan
Menunjukan semangat dan komitmen yang kuat untuk mencapai hasil
terbaik serta memberikan pelayanan yang melebihi harapan pelanggan

11

Universitas Indonesia
(internal dan eksternal) dengan menempatkan pentingnya aspek kualitas di
setiap kegiatan serta resiko yang telah di perhitungkan.

10 perilaku utama yang merupakan acuan bertindak bagi seluruh insan Bank BTN

1. Sinergi

a. Tulus, Terbuka dan Kolaborasi yang Produktif

b. Saling Pecaya dan Menghargai

2. Integritas

a. Konsisten dan Disiplin

b. Jujur dan berdedikasi

3. Inovasi

a. Tanggap terhadap perubahan

b. Kreatif dan Inovatif dalam melakukan penyempurnaan yang bernilai tambah

4. Profesionalisme

a. Kompeten, intrapreneurship dan Bertanggung Jawab

b. Bekerja Cerdas dan berorientasi pada hasil

5. Spirit Mencapai keunggulan

a. Antusias, Proaktif dan pantang menyerah

b. Efektif, Efisien dan Mengutamakan kepuasan pelanggan

2.5 Struktur Organisasi Perusahaan


Struktur Organisasi PT. Bank Tabungan Negara (Persero). Tbk merupakan
salah satu struktur organisasi yang cukup besar dan kompleks. Berikut merupakan
gambaran dari struktur organisasi PT. Bank Tabungan Negara (Persero). Tbk :

12

Universitas Indonesia
Bagan 2.1 Struktur Organisasi PT. Bank Tabungan Negara (persero)
Tbk
Sumber : www.btn.co.id

Dari gambar bagan 2.1 tentang Struktur Organisasi, PT. Bank Tabungan Negara
(Persero). Tbk dikendalikan sepenuhnya oleh Shareholders Meeting atau bisa
disebut dengan rapat umum pemegang saham. Jabatan tertinggi di PT. Bank
Tabungan Negara (Persero). Tbk di pegang oleh dewan komisaris selaku pengawas
dan perwakilan dari pemegang saham dan dewan direksi selaku pimpinan dalam
pelaksana bisnis.
PT. Bank Tabungan Negara (Persero) memiliki 6 orang dewan komisaris dan 8
orang dewan direksi. Secara umum dewan komisaris memiliki tugas dan tanggung
jawab sebagai berikut:
1. Dewan Komisaris wajib bertugas melakukan pengawasan terhadap kebijakan
pengurusan, jalannya kepengurusan pada umumnya, baik mengenai Perseroan
maupun usaha Perseroan yang dilakukan oleh direksi serta memberikan nasihat
kepada direksi termasuk pengawasan terhadap pelaksana Rencana Jangka
Panjang Perseroan (RJPP), Rencana Kerja dan Anggaran Perseroan (RKAP)
dan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
2. Dewan Komisaris wajib melaksanakan tugas dan tanggung jawab secara
independen.

13

Universitas Indonesia
3. Dewan Komisaris wajib memastikan penerapan Tata Kelola yang baik
terselenggara pada setiap kegiatan usaha Bank pada seluruh tingkatan atau
jenjang organisasi.
4. Dalam melaksanakan pengawasan, Dewan komisaris wajib mengarahkan,
memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan strategis Bank.
5. Dewan Komisaris Wajib memastikan bahwa Direksi telah menindaklanjuti
temuan audit dan rekomendasi dari satuan kerja audit intern Bank, auditor
ektern, hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan dan hasil dari pengawasan
otoritas lain.
6. Dewan Komisaris wajib menyediakan waktu yang cukup untuk melaksanakan
tugas dan tanggung jawab secara optimal.
7. Pembagian kerja di antara para anggota Dewan Komisaris diatur sendiri sesuai
ketentuan yang berlaku dan ditetapkan dalam Keputusan Rapat Dewan
Komisaris, serta untuk kelancaran tugas nya Dewan Komisaris dapat dibantu
oleh Sekertaris Dewan Komisaris yang diangkat oleh Dewan Komisaris.
8. Dalam kondisi tertentu, Dewan komisaris wajib menyelenggarakan RUPS
tahunan dan RUPS lainnya sesuai dengan kewenangannya.
9. Setiap anggota Dewan Komisaris bertanggung jawab secara tanggung renteng
atas kerugian Perseroan yang disebabkan oleh kesalahan atau kelalaian anggota
Dewan Komisaris dalam menjalankan tugasnya, kecuali dapat membuktikan
hal-hal sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar.
10. Komisaris Utama merupakan koordinator Dewan Komisaris lain.

Secara umum dewan direksi memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:

1. Direksi bertugas menjalankan segala tindakan yang berkaitan dengan


pengurusan dan bertanggung jawab atas pengurus perseroan untuk
kepentingan Perseroan sesuai dengan sesuai dengan maksud dan tujuan
Perseroan serta mewakili Perseroan baik di dalam maupun di luar Pengadilan
tentang segala hal dan segala kejadian dengan pembatasan-pembatasan
sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan, Anggaran dasar
dan keputusan RUPS.
2. Direktur Utama merupakan kordinator Direksi.

14

Universitas Indonesia
3. Setiap anggota Direksi bertanggung jawab penuh secara tanggungrenteng atas
kerugian Perseroan yang disebabkan oleh kesalahan atau kelalaian anggota
Direksi dalam menjalankan tugasnya.

2.6 Divisi Comersiaal Asset Management Division


PT. Bank Tabungan Negara (Persero). Tbk memiliki puluhan divisi dengan
tujuan untuk mempermudah mencapai Visi. Divisi Comersiaal Asset Managment
Division (CAMD) adalah divisi yang bertanggung jawab untuk mengurangi tingkat
Kredit bermasalah/kredit macet. Divisi ini di bentuk pada tahun 2014 dengan nama
Asset Managment Division dan kemudian berubah nama menjadi Comersiaal Asset
Managment Division di tahun 2020, Tujuan awal didirikan nya divisi ini untuk
memperbaiki kualitas kredit yang ada di PT. Bank Tabungan Negara (Persero). Tbk
. Di dalam divisi ini memiliki struktur organisasi, berikut adalah struktur organisasi
Divisi Comersiaal Asset Managment Division (CAMD):

Bagan 2.2 Struktur Organisasi Divisi Comersiaal Asset Managment Division


PT. Bank Tabungan Negara (Persero). Tbk
Sumber : Data diolah oleh penulis melalui wawancara karyawan

Masing-masing bagian yang ada di divisi Ini memiliki peran tanggung jawab
masing masing berikut adalah peran dan tanggung jawab dari masing-masing
bagian:

15

Universitas Indonesia
A. Kepala Divisi :Kepala Divisi merupakan orang yang paling
bertanggung jawab penuh terhadap kinerja Divisi, tugas dari kepala divisi
adalah menjaga Non Performing Loan (NPL)/ tingkat kegagalan agar tetap
diambang batas minimal.
B. Dept Head Business :Dept Head Bussines adalah orang yang
bertanggung jawab langsung kepada kepala divisi, tugas dan tanggung
jawab nya yaitu: melakukan penyelesaian kredit macet/bermasalah dan
mengeluarkan kebijakan terkait dengan kredit bermasalah agar
penyelesaian nya sendiri dapat dipermudah.
C. Dept Head Support :Dept Head Support adalah orang yang paling
bertanggung jawab langsung kepada kepala divisi, tugas dan tanggung
jawab dari Dept Head Support adalah membantu proses penyelesaian
kredit macet/bermasalah seperti: memegang penuh tanggung jawab
pengolahan data Divisi, memegang tanggung jawab secara penuh untuk
kelancaraan akomodasi penagihan kredit di seluruh Indonesia. Hal tersebut
dilakukan demi mempermudah Divisi Comersiaal Asset Managment
Division (CAMD) dalam menyelesaikan kredit bermasalah.
D. Group Head Business :Group Head Businnes merupakan orang
yang menjadi eksekutor untuk job desc yang dipegang oleh Dept Head
Bussines dan bertanggung jawab secara langsung kepada Dept Head
Business.
E. Group Head Support :Group Head Support merupakan orang yang
menjadi eksekutor untuk job desc yang dipegang oleh Dept Head Support
dan bertanggung jawab secara langsung kepada Dept Head Support.
F. Staf :Staf adalah jabatan dengan level paling
rendah, setiap staf yang ada bertanggung jawab langsung kepada Group
Head masing-masing, Job desc staf sendiri membantu Group Head
masing-masing agar pekerjaan menjadi lebih efektif dan efisien.
G. Secretary :Secretary adalah orang yang bertanggung
jawab secara langsung kepada kepala divisi, job desc Secretary di Divisi
Comersiaal Asset Managment Division (CAMD) yaitu: mengelola semua
dokumen yang ada di Divisi Comersiaal Asset Managment Division

16

Universitas Indonesia
(CAMD), menerima telepon masuk, membuat daftar agenda rapat dan lain
sebagainya.

Saya sebagai penulis merupakan karyawan Internship/Magang di PT. Bank


Tabungan Negara (Persero). Tbk, saya ditempatkan di divisi Comersiaal Asset
Management Division (CAMD) sebagai Admin Support Internship, Jobdesc saya
sebagai karyawan Internship adalah melakukan register Memo kedalam buku
agenda, mengetik ulang SPPD dan melakukan pemberkasan arsip ke dalam bindex
yang telah tersedi

17

Universitas Indonesia
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Deskripsi Topik


Pada Bagian ini penulis akan menyampaikan hal-hal yang berkaitan dengan alur
proses administrasi penangganan kredit macet yang dilakukan oleh divisi
Comersiaal Asset Management Division (CAMD) pada PT. Bank Tabungan Negara.
Tbk (Bank BTN).

3.2 Penanganan Kredit Macet di PT. Bank Tabungan Negara (Persero).Tbk

Prinsip dasar usaha di sektor perbankan menurut (BPHN, Undang-Undang


Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan , 1992) adalah “
badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkan kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat
banyak ”, untuk menunjang hal tersebut perbankan memiliki banyak produk yang
ditawarkan kepada masyarakat, salah satu produk yang paling banyak diminati oleh
masyarakat adalah kredit. Kredit yang dicairkan oleh bank pada umumnya
berbentuk uang kontan (Fresh Money), kemudian kredit tersebut dimanfaatkan
sepenuhnya oleh penerima kredit (debitur) untuk keperluan pribadi, misal tambahan
modal usaha dengan tujuan untuk mengembangkan usaha debitur, konsumsi barang
kebutuhan dan lain sebagainya.

PT. Bank Tabungan Negara (Persero). Tbk adalah sebuah perusahaan milik
negara yang berbentuk Perseroan dan bergerak disektor perbankan. Di dalam
penyaluran kredit yang dilakukan oleh PT. Bank Tabungan Negara (Persero). Tbk
tentunya tidak serta merta kredit dicairkan begitu saja kepada debitur dengan hanya
mengandalkan kepercayaan semata, pencairan kredit haruslah mengikuti peraturan

18
Universitas Indonesia
yang ada, peraturan tersebut telah diatur didalam (BPHN, Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan Atas Undang-
Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan , 1998). Selain itu bank wajib
menerapkan pedoman perkreditan sebagaimana yang diatur dalam Pasal 8 ayat 2
yang kemudian diatur lebih lanjut dalam SK Direksi BI No 27/162/KE/DIR.
(Indonesia, 2011) Peraturan tersebut berbunyi semua Bank umum wajib untuk
memiliki dan menerapkan Kebijaksanaan Perkereditan Perbankan yang disingkat
(KPB) dan Bank juga wajib melampirkan pedoman Penyusunan Kebijaksanaan
Perkereditan Bank yang disingkat (PPKPB). PPKB mencantumkan beberapa hal
yang sekurang- kurangnya harus dimuat dalam ketentuan KPB yaitu:

a) Prinsip kehati-hatian dalam perkereditan


b) Organisasi dan manajemen perkereditan
c) Kebijaksanaan persetujuan kredit
d) Dokumentasi dan administrasi kredit
e) Pengawasan kredit
f) Penyelesaian kredit yang bermasalah

Semua prinsip tersebut harus dilaksanakan dalam proses pencairan kredit oleh
Bank kepada debitur. Walaupun peraturan dan mekanisme tersebut telah diterapkan
tetap saja ada kegagalan kredit yang di alami oleh PT. Bank Tabungan Negara
(Persero). Tbk. Oleh karena itu untuk menekan tingkat kegagalan kredit, PT. Bank
Tabungan Negara. Tbk (Bank BTN) memiliki 2 (dua) divisi yaitu Consumer
Collection & Remedial Division (CCRD) dan Comersiaal Asset Managment
Division (CAMD). 2 (dua) Divisi tersebut memiliki tujuan utama untuk menekan
tingkat kegagalan kredit. Comersiaal Asset Managment Division (CAMD)
merupakan divisi yang memiliki tugas utama untuk menekan tingkat kegagalan
kredit yang terjadi pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero). Tbk. Dalam
mengatasi tingkat kegagalan kredit tentunya harus mengikuti langkah-langkah dan
prosedur yang telah ditetapkan oleh peraturan yang ada, berikut merupakan langkah
langkah dalam menyelesaikan tingkat kegagalan kredit yang dilakukan oleh divisi
Comersiaal Asset Managment Division (CAMD):

19
Universitas Indonesia
Gambar 3.1 Alur proses penyelesaian kredit macet
Sumber : Data diolah oleh penulis melalui wawancara karyawan

Berdasarkan bagan prosedur 3.1, berikut merupakan langkah-langkah Prosedur


yang harus dilewati untuk menyelesaikan kegagalan kredit, penyelesaian masalah
kegagalan kredit di PT. Bank Tabungan Negara (Persero). Tbk. Terbagi menjadi 2
cara yaitu: melalui jalur Hukum (Litigasi) atau jalur diluar hukum (non Litigasi).
Selanjutnya adalah penjelasan lebih lanjut dari bagan tersebut.

3.2.1 Proses Reporting Branch Mark


Secara garis besar Reporting Branch Mark adalah pelaporan data-data debitur
yang bermasalah, laporan data-data Debitur adalah sebuah informasi yang disajikan
dan dilaporkan oleh kantor cabang (Branch Mark) kepada kantor pusat (Head
Office). Bentuk laporan dikemas secara digital dan dikirim melalui daring (Online),
laporan tersebut dikirim setiap bulan paling lambat tanggal 5 (lima), laporan debitur
tersebut dapat digunakan dengan tujuan:
A. Mempermudah jalan nya penanganan kegagalan kredit
B. Mengindentifikasi kualitas debitur dalam rangka pemenuhan ketentuan
Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Untuk mencapai tujuan tersebut, maka laporan Debitur harus disusun secara
lengkap, akurat, terkini dan utuh demi memperlancar nya proses penangganan
kegagalan kredit. Dalam pelaporan tersebut komponen-komponen yang harus
dilaporkan adalah sebagai berikut:

20
Universitas Indonesia
Gambar 3.2 Komponen Pelaporan Data-data debitur bermasalah
Sumber : Data diolah oleh penulis melalui wawancara karyawan

Berdasarkan gambar 3.2 tentang Komponen Pelaporan Data-data debitur


bermasalah, 4 komponen di atas merupakan data yang sangat penting dan nantinya
akan di analisis secara lengkap untuk mempermudah proses selanjutnya.

3.2.2 Proses Penyitaan Asset Jaminan


Proses penyitaan asset jaminan dilakukan apabila debitur tidak
merespon/mengabaikan Surat Peringatan yang dilayangkan oleh pihak PT. Bank
Tabungan Negara (Persero). Tbk. Berdasarkan sejarah perbankan di Indonesia,
perbankan Indonesia telah mewariskan cara yang paling ampuh dan cepat yaitu
melalui parate eksekusi atau mengeksekusi secara langsung (melelang) agunan
tanpa campur tangan pengadilan. Menurut (Sofwan, 1981 ) parate eksekusi adalah
“ Eksekusi yang dilaksanakan tanpa mempunyai title eksekutorial (Grosse Akta
Notaris atau Keputusan Hakim) melalui parate eksekusi (eksekusi langsung) yaitu
pemegang Hak Tanggungan dengan adanya janji untuk menjual atas kekuasaan
sendiri dapat melaksanakan haknya secara langsung tanpa melalui keputusan hakim
atau grosse akta notaris ”.
Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak hanya keputusan
hakim yang dapat mengesahkan proses eksekusi tetapi terdapat ketentuan yang
memberikan hak kepada krexditor untuk melaksanakan sendiri eksekusi tanpa
perantara pengadilan yang disebut dengan parate eksekusi. Hal ini berlaku jika
debitur melakukan perbuatan wanprestasi (perbuatan ingkar janji) yang
mengakibatkan kredit menjadi macet, kreditur serta merta dapat melaksanakan
penjualan barang milik debitur yang di jadikan barang jaminan dengan perantara
kantor pelayanan piutang dan lelang Negara, penjualan ini dapat dilakukan tanpa

21
Universitas Indonesia
media Pengadilan Negeri (PN).
Kredit bermasalah yang ada pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero). Tbk
merupakan salah satu bentuk yang dikategorikan sebagai piutang Negara
dikarenakan PT. Bank Tabungan Negara (Persero). Tbk adalah perusahaan milik
Negara yang secara langsung atau tidak langsung dikuasai oleh Negara (Kemenkeu,
DASAR HUKUM DAN ORGANISASI Undang-Undang No. 49 Prp. Tahun 1960
tentang Panitia Urusan Piutang Negara, 1960). Penyelesaian agunan debitur
bermasalah selanjutnya diserahkan sepenuhnya kepada Panitia Urusan Piutang
Negara (PUPN), anggota PUPN tersebut berasal dari Wakil Departemen Keuangan,
Departemen Hankam, Kejaksaan Agung dan dari Bank Indonesia. Penyelesaian
agunan debitur bermasalah yang di tangani oleh Panitia Urusan Piutang Negara
(PUPN) memiliki langkah-langkah sebagai berikut:

Gambar 3.3 Alur proses penyelesaian agunan debitur bermasalah yang


ditangani oleh anggota PUPN
Sumber : Data diolah oleh penulis melalui wawancara karyawan

Berdasarkan gambar 3.3 tentang langkah-langkah penyelesaian agunan debitur


bermasalah berikut adalah penjelasan mekanisme pengurusan penyelesaian piutang
yang dilakukan oleh PUPN:

a) Setelah dirundingkan oleh panitia dengan penanggung utang dan diperoleh


kata sepakat tentang jumlah utangnya yang masih harus dibayar, termasuk
bunga uang, denda, serta biaya-biaya yang bersangkutan dengan piutang
ini, oleh ketua panitia dan penanggung utang atau penjamin utang di buat
suatu pernyataan bersama yang memuat jumlah dan kewajiban penanggung
utang untuk melunasinya.
b) Pernyataan bersama ini mempunyai kekuatan pelaksanaan, seperti suatu
putusan hakim yang telah berkekuatan hukum pasti. Dengan demikian,

22
Universitas Indonesia
PUPN mempunyai kewenangan parate executive.
c) Pelaksanaannya dilakukan oleh ketua panitia dengan surat paksa melalui
cara penyitaan, pelelangan barang-barang kekayaan penanggung
utang/penjamin utang dan penyanderaan terhadap penanggung
utang/penjamin utang dan pernyataan lunas piutang negara.
d) Dalam hal penyitaan khusus khususnya terhadap kekayaan yang tersimpan
di lembaga perbankan, maka sesuai dengan ketentuan pasal 4 Keputusan
Menteri Keuangan No.376/KMK.09/1995, maka PUPN dapat
melakukannya tanpa memerlukan izin terlebih dari Menteri Keuangan.
Adapun hasil dari penyitaan tersebut untuk digunakan pembayaran atau
pelunasan hutang penanggung utang/penjamin utang.

3.2.3 Proses Loan Analyst


Proses Loan Analyst adalah langkah kedua yang dilakukan oleh kantor pusat,
di dalam Loan Analayst hal-hal yang dilakukan adalah menganalisis lebih jauh
mengenai data-data yang dilaporkan oleh kantor cabang, setelah itu dilanjutkan
dengan Surat Peringatan 1 sampai dengan 3 yang nantinya akan dikirimkan kepada
Debitur, berikut adalah bagan proses Loan analyst yang dilakukan oleh kantor pusat

Surat Surat Sruat


Analisis
Peringatan Peringatan Peringatan
data kredit
1 2 3

Gambar 3.4 Proses Loan Analyst


Sumber : Data diolah oleh penulis melalui wawancara karyawan

Berdasarkan bagan di atas, berikut adalah penjelasan mengenai bagan tersebut:

1. Analisis Data kredit : pada proses ini Tim Comersiaal Asset Managment
Division (CAMD) akan menganalisis lebih jauh terkait dengan data-data yang
dikirimkan oleh kantor cabang, analisis tersebut meliputi Cros Check apakah

23
Universitas Indonesia
data nasabah yang dikirimkan oleh kantor cabang sudah benar, apakah
agunannya sudah sesuai dengan data yang ada, berapa lama waktu tunggakan
yang dilakukan oleh debitur dan lain sebagainya.
2. Surat Peringatan 1 : Surat peringatan 1 dikeluarkan ketika Loan Analyst telah
selesai, Surat Peringatan 1 dikirimkan langsung oleh Kantor Pusat kepada
debitur yang menunggak, Surat Peringatan 1 ini memiliki masa 14 Hari, apabila
14 debitur tidak merespon maka akan dilanjutkan dengan Surat keputusan ke 2.
3. Surat Peringatan 2 : Surat peringatan 2 dikeluarkan setelah 14 hari surat
peringatan 1 tidak mendapatkan respon apapun dari debitur, Surat Peringatan
2 Memiliki masa 7 Hari, apabila dalam waktu 7 hari tidak mendapatkan respon
apapun maka akan berlanjut ke surat keputusan ke 3
4. Surat Peringatan 3 : Surat peringatan 3 dikeluarkan setelah 7 hari surat
peringatan 2 tidak mendapatkan respon apapun dari debitur, surat peringatan 3
memiliki masa 7 hari.

3.2.4 Proses Non Litigasi


Proses Non Litigasi merupakan Penyelesaian kredit bermasalah yang tergolong
jalur non hukum, yang dilakukan diluar pengadilan berdasarkan kesepakatan
bersama antara debitur dan kreditur. Penyelesaian kredit bermasalah dengan cara
Negosiasi dilakukan oleh pihak BTN dengan tujuan agar debitur dapat membayar
kembali kredit bermasalah tersebut. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 30 Tahun
1999 (DPR, 1999) yang mengatur tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian
Sengketa, penyelesaian sengketa diluar pengadilan dilakukan dengan tata cara
sebagai berikut:
a) Konsultasi adalah suatu tindakan yang bersifat “ personal ”antara suatu pihak
tertentu (klien) dengan pihak lain yang merupakan pihak konsultan, dimana
pihak konsultan memberikan pendapatnya kepada klien sesuai dengan
keperluan dan kebutuhan kliennya.

b) Negosiasi adalah suatu proses tawar-menawar atau upaya untuk mencapai


kesepakatan dengan pihak lain melalui proses interaksi, komunikasi yang
dinamis dengan tujuan untuk mendapatkan penyelesaian atau jalan keluar
atas suatu masalaah yang sedang berlangsung. Negosiasi menjadi suatu

24
Universitas Indonesia
metode alternatif penyelesaian sengketa yang sangat tepat, sederhana, dan
menguntungkan kedua belah pihak (win-win solution). Mediasi adalah cara
penyelesaian sengketa melalui proses perundingan untuk memperoleh
kesepakatan para pihak dengan dibantu oleh mediator.
c) Konsiliasi adalah penengah akan bertindak menjadi konsiliator dengan
kesepakatan para pihak dengan mengusahakan solusi yang dapat diterima.
d) Penilaian ahli adalah pendapat para ahli untuk suatu hal yang bersifat teknis
dan sesuai dengan bidang keahliannya.
Seperti yang kita ketahui diatas berdasarkan Undang-Undang Nomor 30 Tahun
1999 (DPR, 1999) yang mengatur tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian
Sengketa, proses penyelesaian dengan metode negosiasi atau non litigasi adalah
proses yang paling menguntungkan dikarenakan mengedepankan cara, konsultasi,
negosiasi, mediasi, konsiliasi, atau penilaian ahli.
Dalam proses penyelesaian jalur Negosiasi Pihak BTN mengedepankan
program 3 R, kredit yang di selesaikan melalui Negosiasi (jalur Non Litigasi) adalah
kredit yang semula tergolong kurang lancar, diragukan atau macet yang kemudian
diusahakan untuk diperbaiki sehingga memiliki kolektabilitas lancar. Alur proses
penyelesaian dengan program 3 (tiga) R (Rescheduling, Reconditioning,
Restructuring) dapat digambarkan sebagai berikut:

Rescheduling

Reconditioning

Restructuring

Gambar 3.5 Program 3R


Sumber: Data diolah oleh penulis melalui wawancara karyawan

25
Universitas Indonesia
Berdasarkan bagan 3.5, berikut adalah penjelasan lebih lanjut dari isi bagan
tersebut:

a. Rescheduling, yaitu perubahan syarat kredit yang hanya menyangkut jadwal


pembayaran dan atau jangka waktu termasuk masa tenggang, baik yang
meliputi perubahan besarnya atau tidaknya angsuran. Secara khusus
rescheduling bertujuan untuk: Debitur dapat menyusun dana langsung cash
flow secara lebih pasti. Memastikan pembayaran yang lebih tepat.
Memungkinkan debitur untuk mengatur pembayaran kepada pihak lain selain
bank.
b. Reconditioning, yaitu perubahan sebagian atau seluruh syarat-syarat kredit
yang tidak terbatas pada perubahan jadwal pembayaran, jangka waktu dan
atau persyaratan lainnya sepanjang tidak menyangkut perubahan maksimun
saldo kredit. Upaya penyelamatan kredit secara reconditioning bertujuan
untuk: Menyempurnakan legal documentation. Menyesuaikan kemampuan
membayar debitur dengan kondisi yang terjangkau (angsuran pokok, denda).

c. Restructuring, yaitu perubahan syarat-syarat kredit yang menyangkut:


Penambahan dana bank, Konversi seluruh atau sebagian tunggakan bunga
menjadi pokok kredit baru, Konversi seluruh atau sebagian dari kredit
menjadi penyertaan dalam perusahaan.

Secara khusus restructuring bertujuan untuk:

1. Memberikan kesempatan kepada debitur untuk berusaha kembali melalui


penambahan dana oleh bank, jika permasalahan yang dihadapi oleh debitur
adalah berkaitan dengan masalah kesulitan dana.

2. Memperbaiki kolektabilitas pinjaman debitur melalui tunggakan bunga,


denda, penalti ataupun biaya-biaya lainnya.

3. Memperkecil tindakan penyelamatan atas kredit dengan kolektabilitas


pinjaman kurang lancar, diragukan dan macet. Seluruhnya harus atas
persetujuan komite kredit sub komite kredit.

Tindakan penyelesaian kredit bermasalah dengan menempuh jalur Negosiasi


dan menggunakan program 3R bersifat sementara, apabila langkah ini tidak berhasil

26
Universitas Indonesia
maka kemudian akan dilakukan dengan cara penyelsaian jalur Litigasi (jalur
hukum). Dalam Program 3R yang dimiliki oleh PT. Bank Tabungan Negara
(Persero). Tbk ada beberapa implementasi pada praktiknya, berikut adalah
penjelasan implementasi tersebut:
a. Penjadwalan kembali (rescheduling), yaitu perubahan syarat kredit yang
menyangkut jadwal pembayaran atau jangka waktunya, termasuk masa
tenggang, baik yang meliputi perubahan besarnya atau tidaknya
angsuran. Secara khusus rescheduling bertujuan untuk:
1. Debitur dapat menyusun dana langsung “cash flow” secara lebih pasti.
2. Memastikan pembayaran yang lebih tepat.
3. Memungkinkan debitur untuk mengatur pembayaran kepada pihak lain
selain bank.
b. Persyaratan kembali (reconditioning), yaitu perubahan sebagian atau
seluruh syarat-syarat kredit yang tidak terbatas pada perubahan jadwal
pembayaran, jangka waktu dan atau persyaratan lainnya sepanjang tidak
menyangkut perubahan maksimum saldo kredit, upaya penyelamatan
secara reconditioning bertujuan untuk:

1. Menyempurnakan legal documentation.


2. Menyesuaikan kemampuan membayar debitur dengan kondisi yang
terjangkau oleh debitur (angsuran pokok, denda, penalti, dan biaya-biaya
lainnya)
3. Memperkuat posisi bank.
c. Penataan kembali (restructuring), yaitu perubahan syarat-syarat kredit
menyangkut:
1. Penambahan dana bank.

2. Konversi seluruh atau sebagian tunggakan bunga menjadi pokok kredit


baru.
3. Konversi seluruh atau sebagian dari kredit menjadi penyertaan dalam
perusahaan.

27
Universitas Indonesia
Secara khusus restructuring bertujuan untuk:
a. Memberikan kesempatan kepada debitur untuk berusaha kembali melalui
penambahan dana oleh bank, jika permasalahan yang dihadapi oleh
debitur adalah berkaitan dengan masalah kesulitan dana.
b. Memperbaiki kolektibilitas pinjaman debitur melalui tunggakan bunga,
denda, penalti ataupun biaya-biaya lainnya.
c. Memperkecil tindakan penyelamatan atas kredit dengan kollekbilitas
pinjaman kurang lancar, diragukan dan macet. Seluruhnya harus atas
persetujuan komite kredit/sub komite kredit penanganan kredit
bermasalah sesuai batas wewenang masing-masing.
Program 3R ini di nilai cukup efektif dan tidak memakan waktu yang panjang dalam
proses nya. Tetapi kelemahan dari program 3R sendiri adalah apabila tidak ada
itikad baik sama sekali dari debitur, maka langkah ini bias dipastikan gagal dan
berlanjut dengan proses penyelesaian kredit melalui jalur Litigasi (jalur- Hukum).

3.2.5 Proses Litigasi


Proses Litigasi adalah penyelesaian sengketa melalui jalur hukum, Biasanya
jalur ini ditempuh apabila debitur melakukan perlawanan kepada pihak BTN. Pada
praktiknya pihak BTN selaku kreditur dapat mengajukan gugatan ke pengadilan
apabila ada perlawanan dari debitur. Pengadilan yang dapat menangani
permasalahan kegagalan kredit yaitu peradilan umum melalui gugatan perdata dan
peradilan niaga melalui gugatan kepailitan. Jika proses penyelesaian penanganan
kredit bermasalah telah selesai maka akan terbit putusan pengadilan yang kemudian
mempunyai kekuatan hukum tetap. Menurut ketentuan-ketentuan yang tertera
dalam HIR pasal 195. Atas perintah ketua pengadilan tersebut dilakukan penyitaan
harta kekayaan debitur yang dijaminkan kepada kreditur dalam hal ini BTN selaku
pemangku kepentingan, untuk kemudian dilelang dengan perantara kantor lelang.
Berdasarkan Proses Litigasi tersebut, pada dasarnya proses penyelesaian
penangganan kredit bermasalah melalui jalur hukum tentunya tidak sederhana,
banyak hambatan yang akan di hadapi oleh pihak BTN, hambatan tersebut antara
lain:

a. Penanganan melalui jalur Litigasi (melalui jalur hukum) di nilai cukup


rumit

28
Universitas Indonesia
b. Memakan waktu yang cukup lama
c. Banyak celah yang dapat dimanfaatkan untuk keuntungan pribadi
d. Perlawanan secara fisik yang dilakukan oleh debitur

Dalam mengatasi kendala-kendala yang muncul dalam proses penyelesaian


kredit bermasalah jalur hukum (litigasi). Pihak BTN pun melakukan pendekatan
pendekatan kepada pihak yang berwenang seperti aparat penegak hukum yaitu
polri, dengan tujuan untuk mengamankan perilaku debitur yang melanggar
ketentuan hukum, menunjuk kantor hukum (law firm) dengan tujuan untuk
menyelesaikan masalah di peradilan agar tepat dengan sasaran.

3.3 Kelebihan dan Kekurangan Pelaksanaan Proses Administrasi Penanganan


Kredit Macet di PT. Bank Tabungan Negara (Persero). Tbk

Penyelesaian kredit bermasalah yang dilakukan oleh bank BTN pada


Prinsipnya menggunakan 2 cara, cara-cara tersebut adalah proses penyelesaian
kredit melalui jalur hukum (Litigasi) dan proses penyelesaian kredit melalui jalur
diluar hukum (Non Litigasi), masing-masing cara memiliki kelebihan dan
kekurangan, berikut adalah penjelasannya :

3.3.1 Kelebihan
A. Kelebihan menggunakan jalur hukum (Litigasi)
Putusan bersifat memaksa dan final, putusan yang dilakukan oleh
pengadilan memiliki kekuatan hukum tetap, yang artinya setelah proses
pengadilan diputus maka semua pihak harus menaati dan menuruti putusan
tersebut. Putusan pun bersifat final yang artinya tidak ada lagi jalur yang
dapat ditempuh apabila pengadilan telah menetapkan keputusan.
B. Kelebihan Menggunakan Jalur diluar hukum (Non Litigasi)
Penyelesaian jalur diluar hukum (Non Litigasi) bersifat saling
menguntungkan (win-win solution), hal ini terjadi dikarenakan kreditur
(Bank BTN) tidak mengeluarkan biaya banyak dalam proses penyelesaian
tetapi tujuan dari kreditur (bank BTN) tetap tercapai. Selain itu dari pihak
debitur tidak terlalu repot-repot untuk berurusan dengan hukum.

29
Universitas Indonesia
3.3.2 Kekurangan
A. Kekurangan menggunakan jalur hukum (Litigasi)

Proses penyelesaian sengketa melalui jalur hukum terkadang


memerlukan proses yang panjang, Indonesia memiliki 3 jenjang pengadilan
yaitu pengadilan negeri, pengadilan tinggi dan mahkamah agung, jika
keputusan yang ditetapkan oleh pengadilan negeri kurang memuaskan, pihak
yang kalah pun dapat melanjutkan proses ke tahap berikutnya.
Adapun biaya yang dikeluarkan tidak murah, dalam proses penyelesaian
jalur hukum tidak hanya penegak hukum, bank dan debitur saja yang terlibat,
pihak lain seperti Lawyer (kuasa hukum) pun ikut terlibat dalam proses ini,
pihak bank harus mnegeluarkan biaya yang cukup banyak untuk membayar
Lawyer (kuasa hukum).
B. Kekurangan menggunakan jalur diluar hukum (Non Litigasi)

Penyelesaian jalur diluar hukum (Non Litigasi) bersifat tidak mengikat,


hal ini dapat merugikan pihak kreditur (Bank BTN) apabila debitur tidak
memiliki itikad baik dalam menyelesaikan persoalan kredit nya.

3.4 Analisis Hambatan dan Solusi Pelaksanaan Penanganan Kredit Macet


Pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero). Tbk

3.4.1 Hambatan
Pada Proses Penanganan kredit macet yang dilakukan oleh bank BTN terdapat
kendala yang kerap dialami oleh divisi Comersiaal Asset Managment Division
(CAMD) , kendala tersebut meliputi data-data yang dilaporkan oleh kantor cabang
kepada kantor pusat terkadang kerap keliru, hal ini disebabkan oleh Human
Eror/kesalahan manusia.

3.4.2 Solusi
Seiring dengan perkembangan zaman, penggunaan teknologi telah banyak
digunakan didunia kerja, oleh sebab itu divisi Comersiaal Asset Managment
Division (CAMD) Bank BTN menggunakan teknologi di dalam pelaporan data-data
nasabah yang mempunyai masalah kredit disetiap bulan nya. Divisi Comersiaal

30
Universitas Indonesia
Asset Managment Division (CAMD) mengunakan sistem pelaporan digital yang
otomatis melaporkan data nasabah tersebut yang berasal dari kantor cabang kepada
kantor pusat setiap bulannya.

31
Universitas Indonesia
BAB IV
KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang diuraikan pada bab sebelumnya, penulis dapat


menyimpulkan sebagai berikut:
1. Proses penyelesaian kredit macet yang di lakukan oleh PT. Bank Tabungan
Negara (Persero). Tbk, terdapat 2 cara yaitu: Litigasi (melalui jalur hukum) dan
non Litigasi (melalui jalur non hukum), pada tahap penyelesaian menggunakan
cara Litigasi (melalui jalur hukum) terdapat 3 tahap yaitu: Reporting Branch
Mark, Loan Analyst dan penyitaan asset jaminan dan 1 tahap tambahan yaitu:
penyelesaian jalur Litigasi (melalui jalur hukum) hal tersebut di lakukan apabila
debitur melakukan perlawanan pada saat proses penyitaan asset jaminan, pada
tahap penyelesaian menggunakan cara non Litigasi (melalui jalur diluar hukum)
hanya di lakukan dalam 1 tahap yaitu: negosiasi.

2. Dalam implementasi proses penyelesaian kredit macet menggunakan cara litigasi


(jalur hukum) dan jalur diluar hukum (non Litigasi) terdapat kelebihan dan
kekurangan yaitu:
a. Kelebihan menggunakan cara litigasi (jalur hukum) putusan yang dilakukan
oleh pengadilan bersifat memaksa, final dan putusan yang dilakukan oleh
pengadilan memiliki kekuatan hukum yang tetap. Sedangkan Dalam
implementasi proses penyelesaian kredit macet menggunakan cara litigasi
(jalur hukum) terdapat kekurangan yaitu: memerlukan waktu yang terbilang
lama dan biaya yang dikeluarkan tidak murah.

32
Universitas Indonesia
b. Kelebihan menggunakan jalur diluar hukum (non litigasi) terdapat kelebihan
yang bersifat menguntungkan kedua pihak (win-win solution). Sedangkan
Dalam implementasi proses penyelesaian kredit macet menggunakan jalur
diluar hukum (non litigasi) terdapat kekurangan yaitu: bersifat tidak mengikat
dan dapat menimbulkan kemungkinan proses penyelesaian kredit macet
menjadi lebih lama.

3. Di dalam penyelesaian kredit macet yang dilakukan oleh PT. Bank Tabungan
Negara (Persero). Tbk, terdapat hambatan yang kerap di alami yaitu: sebelum
adanya sistem pelaporan digital, terkadang data-data debitur yang memiliki
tunggakan kredit dilaporkan oleh kantor cabang ke kantor pusat kerap keliru.

4.2 Saran
Dalam pelaksanakan implementasi penanganan kredit macet yang dilakukan
oleh PT. Bank Tabungan Negara (Persero). Tbk, penulis dapat memberikan
beberapa saran dari kendala yang telah disampaikan yaitu:
1. Melalukan perencanaan biaya (cost planning) sebelum menjalankan proses
penyelesaian kredit macet menggunakan jalur litigasi (jalur hukum) agar biaya
yang dikeluarkan lebih efektif dan efisien sehingga berdampak kepada biaya
yang dikeluarkan cukup minim .
2. Melakukan kontrol secara terus menerus terhadap debitur bermasalah yang
proses penyelesaian nya menggunakan jalur diluar hukum (non litigasi) agar
dapat meminimalisir resiko debitur menghilang dan tidak memiliki itikad yang
tidak baik.

33
Universitas Indonesia
DAFTAR PUSTAKA

BPHN. (1992). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1992 Tentang


Perbankan . Retrieved from bphn.go.id:
https://www.bphn.go.id/data/documents/92uu007.pdf

BPHN. (1998). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998


Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang
Perbankan . Retrieved from www.bphn.go.id:
https://www.bphn.go.id/data/documents/98uu010.pdf

DPR. (1999). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 1999 Tentang


Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa. Retrieved from dpr.go.id:
http://www.dpr.go.id/dokjdih/document/uu/UU_1999_30.pdf

Indonesia, B. (2011, Oktober 25). Pedoman Standar Penerapan Managemen Risiko


Bagi Bank Umum. Retrieved from bi.go.id:
http://www.bi.go.id/id/peraturan/kodifikasi/bank/Documents/0f91ed203d3
34ebca0c31058b6b91103Lampiran115.pdf

Kemenkeu. (1960). Dasar hukum dan organisasi Undang-Undang No. 49 Prp.


Tahun 1960 tentang Panitia Urusan Piutang Negara. Retrieved from
jdih.kemenkeu.go.id:
https://jdih.kemenkeu.go.id/fulltext/1960/49tahun~1960UU.htm

Kemenkeu. (1998). Undang-Undang Republik Indonesia Tahun 1998 Tentang


Perbankan . Retrieved from jdih.kemenkeu.go.id:
https://jdih.kemenkeu.go.id/fulltext/1998/10tahun~1998uu.htm

Mariati Rahman, M. (2017). Ilmu Administrasi . In M. Mariati Rahman.


Makasar : Sah Media .

34
Universitas Indonesia
Mudrajad Kuncoro, S. (2002). Manajemen Perbankan: Teori dan Aplikasi.
Yogyakarta : BPFE.

Mukhlis, S. (2012). Administrasi Kepegawaian . Jakarta: Leutika prio.

Nawawi, I. (2009). Public Policy . In I. Nawawi. Surabaya : Putra Media Nusantara


.
Rivai, V. (2006). Credit Management Handbook (Teori Konsep, Prosedur dan
Aplikasi Panduan Praktis Mahasiswa, Bankir dan Nasabah). Jakarta : PT.
Raja Grafindo.

Siamat, D. (2001). Manajemen Lembaga Keuangan . Jakarta : Lembaga Fakultas


Ekonomi Universitas Indonesia .

Sofwan, S. S. (1981 ). Hukum Perdata : Hukum Benda . Yogyakarta : Liberty .

Stuart, M. V. (2003). Bank Politic. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Indonesia.

Suparmono, G. (1996 ). Perbankan dan masalah Kredit Suatu Tinjauan Yuridis .


Jakarta : Penerbit Djambatan .

Susilo, S. Y. (2000). Bank dan Lembaga Keuangan Lain . Jakarta : Salemba Empat.

William H. Newman (1975) Administration In Action. Chift NJ : Prentice Hall

35
Universitas Indonesia
DAFTAR LAMPIRAN

36
Universitas Indonesia
37
Universitas Indonesia
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Renaldi Herlambang


Tempat dan Tanggal Lahir : Palembang, 31 Mei 1999
Alamat : Jalan HBR Motik Perumahan Kelapa
Indah Blok.G23 Kota Palembang
Nomor Telphone/Surat Elektronik : 081809566023/
renaldiherlambang123@gmail.com
Nama Orang Tua :

Ayah : Arisman
Ibu : Suarningsih

Riwayat Pendidikan Formal :

SD : SDN 152 Palembang


SMP : SMP Negeri 55 Palembang
SMA : SMA Negeri 3 Palembang
D3 : Universitas Indonesia

38
Universitas Indonesia

Anda mungkin juga menyukai