Oleh
RENALDI HERLAMBANG
1706016360
Depok
2020
UNIVERSITAS INDONESIA
PROGRAM PENDIDIKAN VOKASI
BIDANG STUDI ADMINISTRASI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PERKANTORAN
Renaldi Herlambang
NPM.170601636
ii
Universitas Indonesia
UNIVERSITAS INDONESIA
PROGRAM PENDIDIKAN VOKASI
BIDANG STUDI ADMINISTRASI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PERKANTORAN
NIP. 151303003
iii
Universitas Indonesia
UNIVERSITAS INDONESIA
PROGRAM PENDIDIKAN VOKASI
BIDANG STUDI ADMINISTRASI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PERKANTORAN
NPM : 1706016360
Pembimbing, Penguji,
iv
Universitas Indonesia
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Dibuat di : Jakarta
Yang menyatakan
Renaldi Herlambang
1706016360
Universitas Indonesia
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas
segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Akhir
Magang ini dengan sebaik-baiknya serta dalam waktu yang tepat. Karya Akhir
Magang yang berjudul “Proses Administrasi Penanganan Kredit Macet di PT
Bank Tabungan Negara (PERSERO) Tbk” ditulis bertujuan untuk memenuhi
salah satu syarat untuk menyelesaikan studi di Program Pendidikan Vokasi
Universitas Indonesia, Bidang Studi Administrasi dan Bisnis, Program Studi
Administrasi Perkantoran.
Dalam proses penulisan Tugas Karya Akhir ini terdapat pihak-pihak yang telah
membantu dan mendukung penulis dalam mengerjakan dan menyelesaikan Tugas
Akhir ini. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini penulis ingin menyampaikan
rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak sebagai berikut:
vi
Universitas Indonesia
7. Segenap karyawan BTN yang berada di Divisi Commercial Asset
Management Division, yang telah memberikan bantuan serta izin
penulisan untuk dijadikan tugas karya akhir;
8. Teman-teman kost Minimax yang beranggotakan Ryannur, Felly,
Fikih, Fadhil, Dhani, Jabar, bayu, Geral, Bu lasmi, Pak Imin selaku
support sistem yang selalu ada di setiap saat dengan memberikan
dukungan serta doa untuk penulis;
9. Teman-teman IDT BROTHER’S yang beranggotakan Airul Septian,
Ayu Kusuma, Rahma Aniz Hafiza, Agung Jimbaran, Merry Yanti,
Vina Talia yang telah menemani hari-hari kosong penulis, serta tak
henti hentinya juga memberikan dukungan dan doa;
vii
Universitas Indonesia
ABSTRAK
Sektor usaha di bidang perbankan pada dasar nya memiliki fungsi sebagai
tempat untuk menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kembali dalam bentuk kredit, dalam pelaksanaan penyaluran
kredit yang dilakukan oleh bank pasti akan selalu ada yang mengalami masalah,
salah satu permasalahan yang umum dijumpai adalah kredit macet. PT. Bank
Tabungan Negara (Persero) Tbk merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) yang bergerak disektor perbankan, tentunya PT. Bank Tabungan Negara
(Persero) berpartisipasi dalam penyaluran kredit ke masyarakat, tetapi dalam
penyaluran kredit yang dilakukan terkadang mengalami permasalahan,
permasalahan yang di alami adalah kredit macet. Dalam proses penyelesaiannya
kredit macet tersebut, PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk melalui divisi
Commercial Asset Management Division (CAMD) menempuh cara-cara yang telah
di atur di dalam undang-undang dan lembaga yang berwenang. Cara-cara tersebut
terbagi menjadi 2 yaitu Litigasi (Melalui jalur hukum) dan Non Litigasi
(Penyelesaian diluar hukum). Proses Penanganan Kredit macet tersebut dilakukan
bertujuan untuk mencapai tujuan perusahaan.
viii
Universitas Indonesia
ABSTRACT
The business sector in the banking sector basically has a function as a place to
collect funds from the public in the form of deposits and channel them back in the
form of credit, in the implementation of lending conducted by banks, there will
always be problems, one of the common problems encountered is Performing Loan.
PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk is one of the State-Owned Enterprises,
which operates in the banking sector, of course PT. Bank Tabungan Negara
(Persero) participates in lending to the public, but in lending that is done sometimes
experiencing problems, the problem experienced is Performing loan. In the process
of resolving these bad loans, PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk through its
Commercial Asset Management Division (CAMD) uses ways that have been
regulated in laws and authorized institutions. These methods are divided into 2
namely Litigation (through legal channels) and Non Litigation (Settlement outside
the law). The process of handling bad debts is done by no other than the aim of
achieving the company's goals.
ix
Universitas Indonesia
DAFTAR ISI
ABSTRACT ..............................................................................................................ix
2.3 Visi dan Misi PT. Bank Tabungan Negara (Persero). Tbk ......................... 10
Universitas Indonesia
2.4 Nilai Budaya Perusahaan ............................................................................ 11
4.2 Saran................................................................................................................. 33
xi
Universitas Indonesia
DAFTAR GAMBAR
xii
Universitas Indonesia
DAFTAR BAGAN
xiii
Universitas Indonesia
BAB I
PENDAHULUAN
Universitas Indonesia
1. Formalitas berdasarkan undang-undang.
2. Kepemilikannya.
3. Penekanan kegiatan usaha.
4. Pembayaran bunga atau pembagian hasil usaha.
5. Status.
Menurut (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan , 1998)
Fungsi utama dari bank adalah : sebagai penghimpun dan penyalur dana
masyarakat. Berdasarkan hal tersebut bank adalah pihak intermediasi, bank
merupakan perantara pihak yang memiliki dana dengan pihak yang memerlukan
dana. Bank adalah satu-satu nya lemabga keuangan yang memiliki kewenangan
intermediasi yang tidak dimiliki oleh lembaga keuangan lainnya.
Menurut (Susilo, 2000) secara umum fungsi utama bank adalah menghimpun
dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali pada masyarakat untuk
berbagai tujuan atau sebagai financial intermediary. Secara lebih spesifik fungsi
bank dapat sebagai agent of trust, agent of development, dan agent of services.
Agent of Trust Dasar utama kegiatan perbankan adalah trust atau kepercayaan,
baik dalam hal penghimpunan dana maupun penyaluran dana. Masyarakat akan
mau menitipkan dananya di bank apabila dilandasi oleh unsur kepercayaan. Agent
of Development Tugas bank sebagai penghimpun dan penyaluran dana sangat
diperlukan untuk kelancaran kegiatan perekonomian di sektor riil. Kegiatan bank
tersebut memungkinkan masyarakat untuk melakukan investasi, distribusi, dan juga
konsumsi barang dan jasa, mengingat semua kegiatan investasi-distribusi-konsumsi
berkaitan dengan penggunaan uang. Agent of Services Di samping melakukan
kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana, bank juga memberikan penawaran
jasa-jasa perbankan yang lain kepada masyarakat. Jasa-jasa yang ditawarkan bank
ini erat kaitannya dengan kegiatan perekonomian masyarakat secara umum.
PT. Bank Tabungan Negara. Tbk atau yang dikenal dengan nama Bank BTN
adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berbentuk Perseroan Terbatas
dan bergerak di bidang jasa keuangan perbankan. Bank BTN sendiri telah berdiri
sejak zaman penjajahan kolonial Belanda tepat nya pada tahun 1897 dengan nama
Posts Park Bank di Batavia. Di masa awal kemerdekaan Indonesia Bank BTN
2
Universitas Indonesia
berubah nama menjadi Bank Tabungan Pos, kemudian di tanggal 9 Febuari 1950
pemerintah Indonesia kembali mengganti nama Bank Tabungan Pos menjadi Bank
Tabungan Negara.
Dalam mewujudkan Visi Misi nya Bank BTN memiliki 8 Dewan Direksi dan
Puluhan Departement Unit serta cabang yang tersebar di seluruh Indonesia. PT.
Bank Tabungan Negara (Persero). Tbk memiliki beberapa produk perbankan yang
ditawarkan ke masyarakat yaitu; Produk Dana, Kredit Konsumer, Kredit Komersil,
Echannel, Jasa dan layanan Program dan SBDK, diantara produk produk yang
ditawarkan Bank BTN, Bank BTN sendiri fokus terhadap Kredit Konsumer dan
Kredit Komersil.
Menurut (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1992 Tentang
Perbankan , 1992) , kredit adalah: Penyediaan uang atau tagihan yang dapat
dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam
meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk
melunasi utang nya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan
atau pembagian hasil keuntungan Dalam hal ini Bank BTN memiliki fokus dalam
penyaluran kredit.
Universitas Indonesia
1. Perencanaan (Planning)
2. Pengorganisasian (Organizing)
3. Pengumpulan Sumber (Assembling resources)
4. Pengendalian Kerja (Supervising)
5. Pengawasan (Controling)
Dari beberapa pendapat ahli di atas dapat diartikan bahwa administrasi adalah
sebuah disiplin ilmu yang hampir selalu digunakan di dalam keseharian masyarakat,
tak hanya sebatas itu Administrasi merupakan disiplin ilmu yang memudahkan
pekerjaan lain.
Universitas Indonesia
sesuai dengan kesepakatan dan waktu pelunasaan yang telah disepakati.
Kredit macet terjadi apabila pihak bank selaku pemberi kredit, mengalami
kesulitan untuk meminta angsuran dari pihak debitur karena salah satu hal.
Berdasarkan penjelasan tersebut para ahli berpendapat bahwa Kredit macet dapat
diartikan sebagai pinjaman yang mengalami kesulitan pelunasan akibat adanya
faktor kesengajaan dan atau karena faktor eksternal diluar kemampuan kendali
debitur (Siamat, 2001). Sedangkan menurut (Rivai, 2006) kredit macet merupakan
kesulitan nasabah di dalam penyelesaian kewajiban-kewajibannya terhadap
bank,baik dalam bentuk pembayaran kembali. Dapat diartikan bahwa Kredit macet
merupakan sisa hutang/pinjaman yang belum terbayarkan.
Universitas Indonesia
1.3 Tujuan Penulisan
BAB I Pendahuluan
Pada Bab ini berisikan tentang Latar belakang, Kerangka Teori,
Tujuan penulisan dan Sistematika penulisan karya akhir
BAB II Profil Perusahaan
Pada Bab ini Membahas lebih dalam mengenai PT. Bank
Tabungan Negara (Persero). Tbk berawal dari Deskripsi,
Sejarah,Visi Misi, Nilai dan Budaya, Struktur Organisasi, Divisi
Comersiaal Asset Management Division.
Bab III Pembahasan
Pada Bab ini menjelaskan tentang alur proses penanganan kredit
macet di PT. Bank Tabungan Negara (Persero). Tbk, dan
hambatan yang terjadi pada alur proses penanganan kredit macet
di PT. Bank Tabungan Negara (Persero). Tbk
BAB IV Penutup
Berisikan Kesimpulan dan Saran.
Universitas Indonesia
BAB II
GAMBARAN UMUM
PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO). Tbk
PT. Bank Tabungan Negara (Persero). Tbk (Bank BTN) adalah Badan Usaha
Milik Negara (BUMN) dengan status hukum perseroan yang bergerak di sektor
perbankan. Bank BTN memiliki komitmen menjadi Bank yang melayani dan
mendukung pembiayaan sektor perumahan. Sebagai perseroan yang bergerak di
bidang perbankan, Bank BTN memiliki Produk dan jasa, berikut adalah produk dan
jasa yang dimiliki oleh bank BTN:
Universitas Indonesia
Gambar 2.2 Jasa PT. Bank Tabungan Negara (Persero). Tbk
Sumber : Laporan Tahunan 2019 PT. Bank Tabungan Negara (Persero). Tbk
Wilayah operasi dan jaringan yang di miliki oleh PT. Bank Tabungan Negara
(Persero). Tbk telah tersebar di seluruh Indonesia, berikut adalah wilayah operasi
dan jaringan yang dimiliki oleh bank BTN:
Universitas Indonesia
Gambar 2.3 Wilayah operasi dan jaringan Bank BTN
Sumber : Laporan Tahunan 2019 PT. Bank Tabungan Negara (Persero). Tbk
Wilayah operasi dan jaringan yang dimiliki oleh bank BTN tersebar di seluruh
wilayah Indonesia dan terdiri dari kantor wilayah hingga ATM.
Kelahiran Bank BTN di mulai dengan di dirikan nya Post Park Bank di Batavia
pada tahun 1897 pada masa pemerintahan Belanda. Pada 1 april 1942 Post Park
Bank di ambil alih oleh pemerintahan Jepang dan di ganti nama menjadi Tyokin
Kyoku, setelah kemerdekaan di proklamasikan oleh pemerintah Indonesia, namanya
diubah menjadi Kantor Tabungan Pos RI, Bank Tabungan Pos RI sempat menjadi
satu-satunya lembaga tabungan di Indonesia. Pada tanggal 9 Febuari 1950
pemerintah mengganti namanya dengan Bank Tabungan Pos. Pada tahun 1953
Bank Tabungan Pos RI dikukuh sebagai badan hukum di bawah Kementerian
Universitas Indonesia
Perhubungan dan diizinkan untuk membuka kantor cabang. 1963 Bank Tabungan
Pos RI berganti nama kembali menjadi Bank Tabungan Negara di bawah Menteri
Urusan Bank Sentral.
Gambar 2.5 Kantor Pusat PT. Bank Tabungan Negara (Persero). Tbk Tahun
1897
Sumber : www.btn.co.id
2.3 Visi dan Misi PT. Bank Tabungan Negara (Persero). Tbk
Visi
Misi
10
Universitas Indonesia
pengembangan produk, jasa jaringan strategis berbasis digital
4. Menyiapkan dan mengembangkan human capital yang berkualitas,
professional dan memiliki integritas tinggi
5. Meningkatkan ShareHolder Value dengan fokus kepada
peningkatan pertumbuhan profitabilitas sesuai dengan prinsip
kehati-hatian dan good corporate governance
6. Memedulikan kepentingan masyarakat social dan lingkungan secara
berkelanjutan
1. Sinergi
Membangun kerjasama yang sinergis dengan seluruh stakeholders dilandasi
sikap tulus, terbuka dan mendorong kolaborasi yang produktif dengan
menjunjung tinggi sikap saling percaya dan menghargai untuk mencapai
tujuan.
2. Integritas
Konsisten antara pikiran, perkataan dan tindakan sesuai dengan ketentuan
perusahaan, kode etik profesi dan prinsip-prinsip kebenaran yang terpuji.
3. Inovasi
Senantiasa mengembangkan gagasan baru dan penyempurnaan
berkelanjutan yang memberi nilai tambah bagi perusahaan.
4. Profesionalisme
Visioner, kompeten di bidangnya, selalu mengembangkan diri dengan
teknologi terkini sehingga menghasilkan kinerja terbaik.
5. Spirit mencapai keunggulan
Menunjukan semangat dan komitmen yang kuat untuk mencapai hasil
terbaik serta memberikan pelayanan yang melebihi harapan pelanggan
11
Universitas Indonesia
(internal dan eksternal) dengan menempatkan pentingnya aspek kualitas di
setiap kegiatan serta resiko yang telah di perhitungkan.
10 perilaku utama yang merupakan acuan bertindak bagi seluruh insan Bank BTN
1. Sinergi
2. Integritas
3. Inovasi
4. Profesionalisme
12
Universitas Indonesia
Bagan 2.1 Struktur Organisasi PT. Bank Tabungan Negara (persero)
Tbk
Sumber : www.btn.co.id
Dari gambar bagan 2.1 tentang Struktur Organisasi, PT. Bank Tabungan Negara
(Persero). Tbk dikendalikan sepenuhnya oleh Shareholders Meeting atau bisa
disebut dengan rapat umum pemegang saham. Jabatan tertinggi di PT. Bank
Tabungan Negara (Persero). Tbk di pegang oleh dewan komisaris selaku pengawas
dan perwakilan dari pemegang saham dan dewan direksi selaku pimpinan dalam
pelaksana bisnis.
PT. Bank Tabungan Negara (Persero) memiliki 6 orang dewan komisaris dan 8
orang dewan direksi. Secara umum dewan komisaris memiliki tugas dan tanggung
jawab sebagai berikut:
1. Dewan Komisaris wajib bertugas melakukan pengawasan terhadap kebijakan
pengurusan, jalannya kepengurusan pada umumnya, baik mengenai Perseroan
maupun usaha Perseroan yang dilakukan oleh direksi serta memberikan nasihat
kepada direksi termasuk pengawasan terhadap pelaksana Rencana Jangka
Panjang Perseroan (RJPP), Rencana Kerja dan Anggaran Perseroan (RKAP)
dan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
2. Dewan Komisaris wajib melaksanakan tugas dan tanggung jawab secara
independen.
13
Universitas Indonesia
3. Dewan Komisaris wajib memastikan penerapan Tata Kelola yang baik
terselenggara pada setiap kegiatan usaha Bank pada seluruh tingkatan atau
jenjang organisasi.
4. Dalam melaksanakan pengawasan, Dewan komisaris wajib mengarahkan,
memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan strategis Bank.
5. Dewan Komisaris Wajib memastikan bahwa Direksi telah menindaklanjuti
temuan audit dan rekomendasi dari satuan kerja audit intern Bank, auditor
ektern, hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan dan hasil dari pengawasan
otoritas lain.
6. Dewan Komisaris wajib menyediakan waktu yang cukup untuk melaksanakan
tugas dan tanggung jawab secara optimal.
7. Pembagian kerja di antara para anggota Dewan Komisaris diatur sendiri sesuai
ketentuan yang berlaku dan ditetapkan dalam Keputusan Rapat Dewan
Komisaris, serta untuk kelancaran tugas nya Dewan Komisaris dapat dibantu
oleh Sekertaris Dewan Komisaris yang diangkat oleh Dewan Komisaris.
8. Dalam kondisi tertentu, Dewan komisaris wajib menyelenggarakan RUPS
tahunan dan RUPS lainnya sesuai dengan kewenangannya.
9. Setiap anggota Dewan Komisaris bertanggung jawab secara tanggung renteng
atas kerugian Perseroan yang disebabkan oleh kesalahan atau kelalaian anggota
Dewan Komisaris dalam menjalankan tugasnya, kecuali dapat membuktikan
hal-hal sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar.
10. Komisaris Utama merupakan koordinator Dewan Komisaris lain.
Secara umum dewan direksi memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:
14
Universitas Indonesia
3. Setiap anggota Direksi bertanggung jawab penuh secara tanggungrenteng atas
kerugian Perseroan yang disebabkan oleh kesalahan atau kelalaian anggota
Direksi dalam menjalankan tugasnya.
Masing-masing bagian yang ada di divisi Ini memiliki peran tanggung jawab
masing masing berikut adalah peran dan tanggung jawab dari masing-masing
bagian:
15
Universitas Indonesia
A. Kepala Divisi :Kepala Divisi merupakan orang yang paling
bertanggung jawab penuh terhadap kinerja Divisi, tugas dari kepala divisi
adalah menjaga Non Performing Loan (NPL)/ tingkat kegagalan agar tetap
diambang batas minimal.
B. Dept Head Business :Dept Head Bussines adalah orang yang
bertanggung jawab langsung kepada kepala divisi, tugas dan tanggung
jawab nya yaitu: melakukan penyelesaian kredit macet/bermasalah dan
mengeluarkan kebijakan terkait dengan kredit bermasalah agar
penyelesaian nya sendiri dapat dipermudah.
C. Dept Head Support :Dept Head Support adalah orang yang paling
bertanggung jawab langsung kepada kepala divisi, tugas dan tanggung
jawab dari Dept Head Support adalah membantu proses penyelesaian
kredit macet/bermasalah seperti: memegang penuh tanggung jawab
pengolahan data Divisi, memegang tanggung jawab secara penuh untuk
kelancaraan akomodasi penagihan kredit di seluruh Indonesia. Hal tersebut
dilakukan demi mempermudah Divisi Comersiaal Asset Managment
Division (CAMD) dalam menyelesaikan kredit bermasalah.
D. Group Head Business :Group Head Businnes merupakan orang
yang menjadi eksekutor untuk job desc yang dipegang oleh Dept Head
Bussines dan bertanggung jawab secara langsung kepada Dept Head
Business.
E. Group Head Support :Group Head Support merupakan orang yang
menjadi eksekutor untuk job desc yang dipegang oleh Dept Head Support
dan bertanggung jawab secara langsung kepada Dept Head Support.
F. Staf :Staf adalah jabatan dengan level paling
rendah, setiap staf yang ada bertanggung jawab langsung kepada Group
Head masing-masing, Job desc staf sendiri membantu Group Head
masing-masing agar pekerjaan menjadi lebih efektif dan efisien.
G. Secretary :Secretary adalah orang yang bertanggung
jawab secara langsung kepada kepala divisi, job desc Secretary di Divisi
Comersiaal Asset Managment Division (CAMD) yaitu: mengelola semua
dokumen yang ada di Divisi Comersiaal Asset Managment Division
16
Universitas Indonesia
(CAMD), menerima telepon masuk, membuat daftar agenda rapat dan lain
sebagainya.
17
Universitas Indonesia
BAB III
PEMBAHASAN
PT. Bank Tabungan Negara (Persero). Tbk adalah sebuah perusahaan milik
negara yang berbentuk Perseroan dan bergerak disektor perbankan. Di dalam
penyaluran kredit yang dilakukan oleh PT. Bank Tabungan Negara (Persero). Tbk
tentunya tidak serta merta kredit dicairkan begitu saja kepada debitur dengan hanya
mengandalkan kepercayaan semata, pencairan kredit haruslah mengikuti peraturan
18
Universitas Indonesia
yang ada, peraturan tersebut telah diatur didalam (BPHN, Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan Atas Undang-
Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan , 1998). Selain itu bank wajib
menerapkan pedoman perkreditan sebagaimana yang diatur dalam Pasal 8 ayat 2
yang kemudian diatur lebih lanjut dalam SK Direksi BI No 27/162/KE/DIR.
(Indonesia, 2011) Peraturan tersebut berbunyi semua Bank umum wajib untuk
memiliki dan menerapkan Kebijaksanaan Perkereditan Perbankan yang disingkat
(KPB) dan Bank juga wajib melampirkan pedoman Penyusunan Kebijaksanaan
Perkereditan Bank yang disingkat (PPKPB). PPKB mencantumkan beberapa hal
yang sekurang- kurangnya harus dimuat dalam ketentuan KPB yaitu:
Semua prinsip tersebut harus dilaksanakan dalam proses pencairan kredit oleh
Bank kepada debitur. Walaupun peraturan dan mekanisme tersebut telah diterapkan
tetap saja ada kegagalan kredit yang di alami oleh PT. Bank Tabungan Negara
(Persero). Tbk. Oleh karena itu untuk menekan tingkat kegagalan kredit, PT. Bank
Tabungan Negara. Tbk (Bank BTN) memiliki 2 (dua) divisi yaitu Consumer
Collection & Remedial Division (CCRD) dan Comersiaal Asset Managment
Division (CAMD). 2 (dua) Divisi tersebut memiliki tujuan utama untuk menekan
tingkat kegagalan kredit. Comersiaal Asset Managment Division (CAMD)
merupakan divisi yang memiliki tugas utama untuk menekan tingkat kegagalan
kredit yang terjadi pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero). Tbk. Dalam
mengatasi tingkat kegagalan kredit tentunya harus mengikuti langkah-langkah dan
prosedur yang telah ditetapkan oleh peraturan yang ada, berikut merupakan langkah
langkah dalam menyelesaikan tingkat kegagalan kredit yang dilakukan oleh divisi
Comersiaal Asset Managment Division (CAMD):
19
Universitas Indonesia
Gambar 3.1 Alur proses penyelesaian kredit macet
Sumber : Data diolah oleh penulis melalui wawancara karyawan
20
Universitas Indonesia
Gambar 3.2 Komponen Pelaporan Data-data debitur bermasalah
Sumber : Data diolah oleh penulis melalui wawancara karyawan
21
Universitas Indonesia
media Pengadilan Negeri (PN).
Kredit bermasalah yang ada pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero). Tbk
merupakan salah satu bentuk yang dikategorikan sebagai piutang Negara
dikarenakan PT. Bank Tabungan Negara (Persero). Tbk adalah perusahaan milik
Negara yang secara langsung atau tidak langsung dikuasai oleh Negara (Kemenkeu,
DASAR HUKUM DAN ORGANISASI Undang-Undang No. 49 Prp. Tahun 1960
tentang Panitia Urusan Piutang Negara, 1960). Penyelesaian agunan debitur
bermasalah selanjutnya diserahkan sepenuhnya kepada Panitia Urusan Piutang
Negara (PUPN), anggota PUPN tersebut berasal dari Wakil Departemen Keuangan,
Departemen Hankam, Kejaksaan Agung dan dari Bank Indonesia. Penyelesaian
agunan debitur bermasalah yang di tangani oleh Panitia Urusan Piutang Negara
(PUPN) memiliki langkah-langkah sebagai berikut:
22
Universitas Indonesia
PUPN mempunyai kewenangan parate executive.
c) Pelaksanaannya dilakukan oleh ketua panitia dengan surat paksa melalui
cara penyitaan, pelelangan barang-barang kekayaan penanggung
utang/penjamin utang dan penyanderaan terhadap penanggung
utang/penjamin utang dan pernyataan lunas piutang negara.
d) Dalam hal penyitaan khusus khususnya terhadap kekayaan yang tersimpan
di lembaga perbankan, maka sesuai dengan ketentuan pasal 4 Keputusan
Menteri Keuangan No.376/KMK.09/1995, maka PUPN dapat
melakukannya tanpa memerlukan izin terlebih dari Menteri Keuangan.
Adapun hasil dari penyitaan tersebut untuk digunakan pembayaran atau
pelunasan hutang penanggung utang/penjamin utang.
1. Analisis Data kredit : pada proses ini Tim Comersiaal Asset Managment
Division (CAMD) akan menganalisis lebih jauh terkait dengan data-data yang
dikirimkan oleh kantor cabang, analisis tersebut meliputi Cros Check apakah
23
Universitas Indonesia
data nasabah yang dikirimkan oleh kantor cabang sudah benar, apakah
agunannya sudah sesuai dengan data yang ada, berapa lama waktu tunggakan
yang dilakukan oleh debitur dan lain sebagainya.
2. Surat Peringatan 1 : Surat peringatan 1 dikeluarkan ketika Loan Analyst telah
selesai, Surat Peringatan 1 dikirimkan langsung oleh Kantor Pusat kepada
debitur yang menunggak, Surat Peringatan 1 ini memiliki masa 14 Hari, apabila
14 debitur tidak merespon maka akan dilanjutkan dengan Surat keputusan ke 2.
3. Surat Peringatan 2 : Surat peringatan 2 dikeluarkan setelah 14 hari surat
peringatan 1 tidak mendapatkan respon apapun dari debitur, Surat Peringatan
2 Memiliki masa 7 Hari, apabila dalam waktu 7 hari tidak mendapatkan respon
apapun maka akan berlanjut ke surat keputusan ke 3
4. Surat Peringatan 3 : Surat peringatan 3 dikeluarkan setelah 7 hari surat
peringatan 2 tidak mendapatkan respon apapun dari debitur, surat peringatan 3
memiliki masa 7 hari.
24
Universitas Indonesia
metode alternatif penyelesaian sengketa yang sangat tepat, sederhana, dan
menguntungkan kedua belah pihak (win-win solution). Mediasi adalah cara
penyelesaian sengketa melalui proses perundingan untuk memperoleh
kesepakatan para pihak dengan dibantu oleh mediator.
c) Konsiliasi adalah penengah akan bertindak menjadi konsiliator dengan
kesepakatan para pihak dengan mengusahakan solusi yang dapat diterima.
d) Penilaian ahli adalah pendapat para ahli untuk suatu hal yang bersifat teknis
dan sesuai dengan bidang keahliannya.
Seperti yang kita ketahui diatas berdasarkan Undang-Undang Nomor 30 Tahun
1999 (DPR, 1999) yang mengatur tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian
Sengketa, proses penyelesaian dengan metode negosiasi atau non litigasi adalah
proses yang paling menguntungkan dikarenakan mengedepankan cara, konsultasi,
negosiasi, mediasi, konsiliasi, atau penilaian ahli.
Dalam proses penyelesaian jalur Negosiasi Pihak BTN mengedepankan
program 3 R, kredit yang di selesaikan melalui Negosiasi (jalur Non Litigasi) adalah
kredit yang semula tergolong kurang lancar, diragukan atau macet yang kemudian
diusahakan untuk diperbaiki sehingga memiliki kolektabilitas lancar. Alur proses
penyelesaian dengan program 3 (tiga) R (Rescheduling, Reconditioning,
Restructuring) dapat digambarkan sebagai berikut:
Rescheduling
Reconditioning
Restructuring
25
Universitas Indonesia
Berdasarkan bagan 3.5, berikut adalah penjelasan lebih lanjut dari isi bagan
tersebut:
26
Universitas Indonesia
maka kemudian akan dilakukan dengan cara penyelsaian jalur Litigasi (jalur
hukum). Dalam Program 3R yang dimiliki oleh PT. Bank Tabungan Negara
(Persero). Tbk ada beberapa implementasi pada praktiknya, berikut adalah
penjelasan implementasi tersebut:
a. Penjadwalan kembali (rescheduling), yaitu perubahan syarat kredit yang
menyangkut jadwal pembayaran atau jangka waktunya, termasuk masa
tenggang, baik yang meliputi perubahan besarnya atau tidaknya
angsuran. Secara khusus rescheduling bertujuan untuk:
1. Debitur dapat menyusun dana langsung “cash flow” secara lebih pasti.
2. Memastikan pembayaran yang lebih tepat.
3. Memungkinkan debitur untuk mengatur pembayaran kepada pihak lain
selain bank.
b. Persyaratan kembali (reconditioning), yaitu perubahan sebagian atau
seluruh syarat-syarat kredit yang tidak terbatas pada perubahan jadwal
pembayaran, jangka waktu dan atau persyaratan lainnya sepanjang tidak
menyangkut perubahan maksimum saldo kredit, upaya penyelamatan
secara reconditioning bertujuan untuk:
27
Universitas Indonesia
Secara khusus restructuring bertujuan untuk:
a. Memberikan kesempatan kepada debitur untuk berusaha kembali melalui
penambahan dana oleh bank, jika permasalahan yang dihadapi oleh
debitur adalah berkaitan dengan masalah kesulitan dana.
b. Memperbaiki kolektibilitas pinjaman debitur melalui tunggakan bunga,
denda, penalti ataupun biaya-biaya lainnya.
c. Memperkecil tindakan penyelamatan atas kredit dengan kollekbilitas
pinjaman kurang lancar, diragukan dan macet. Seluruhnya harus atas
persetujuan komite kredit/sub komite kredit penanganan kredit
bermasalah sesuai batas wewenang masing-masing.
Program 3R ini di nilai cukup efektif dan tidak memakan waktu yang panjang dalam
proses nya. Tetapi kelemahan dari program 3R sendiri adalah apabila tidak ada
itikad baik sama sekali dari debitur, maka langkah ini bias dipastikan gagal dan
berlanjut dengan proses penyelesaian kredit melalui jalur Litigasi (jalur- Hukum).
28
Universitas Indonesia
b. Memakan waktu yang cukup lama
c. Banyak celah yang dapat dimanfaatkan untuk keuntungan pribadi
d. Perlawanan secara fisik yang dilakukan oleh debitur
3.3.1 Kelebihan
A. Kelebihan menggunakan jalur hukum (Litigasi)
Putusan bersifat memaksa dan final, putusan yang dilakukan oleh
pengadilan memiliki kekuatan hukum tetap, yang artinya setelah proses
pengadilan diputus maka semua pihak harus menaati dan menuruti putusan
tersebut. Putusan pun bersifat final yang artinya tidak ada lagi jalur yang
dapat ditempuh apabila pengadilan telah menetapkan keputusan.
B. Kelebihan Menggunakan Jalur diluar hukum (Non Litigasi)
Penyelesaian jalur diluar hukum (Non Litigasi) bersifat saling
menguntungkan (win-win solution), hal ini terjadi dikarenakan kreditur
(Bank BTN) tidak mengeluarkan biaya banyak dalam proses penyelesaian
tetapi tujuan dari kreditur (bank BTN) tetap tercapai. Selain itu dari pihak
debitur tidak terlalu repot-repot untuk berurusan dengan hukum.
29
Universitas Indonesia
3.3.2 Kekurangan
A. Kekurangan menggunakan jalur hukum (Litigasi)
3.4.1 Hambatan
Pada Proses Penanganan kredit macet yang dilakukan oleh bank BTN terdapat
kendala yang kerap dialami oleh divisi Comersiaal Asset Managment Division
(CAMD) , kendala tersebut meliputi data-data yang dilaporkan oleh kantor cabang
kepada kantor pusat terkadang kerap keliru, hal ini disebabkan oleh Human
Eror/kesalahan manusia.
3.4.2 Solusi
Seiring dengan perkembangan zaman, penggunaan teknologi telah banyak
digunakan didunia kerja, oleh sebab itu divisi Comersiaal Asset Managment
Division (CAMD) Bank BTN menggunakan teknologi di dalam pelaporan data-data
nasabah yang mempunyai masalah kredit disetiap bulan nya. Divisi Comersiaal
30
Universitas Indonesia
Asset Managment Division (CAMD) mengunakan sistem pelaporan digital yang
otomatis melaporkan data nasabah tersebut yang berasal dari kantor cabang kepada
kantor pusat setiap bulannya.
31
Universitas Indonesia
BAB IV
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
32
Universitas Indonesia
b. Kelebihan menggunakan jalur diluar hukum (non litigasi) terdapat kelebihan
yang bersifat menguntungkan kedua pihak (win-win solution). Sedangkan
Dalam implementasi proses penyelesaian kredit macet menggunakan jalur
diluar hukum (non litigasi) terdapat kekurangan yaitu: bersifat tidak mengikat
dan dapat menimbulkan kemungkinan proses penyelesaian kredit macet
menjadi lebih lama.
3. Di dalam penyelesaian kredit macet yang dilakukan oleh PT. Bank Tabungan
Negara (Persero). Tbk, terdapat hambatan yang kerap di alami yaitu: sebelum
adanya sistem pelaporan digital, terkadang data-data debitur yang memiliki
tunggakan kredit dilaporkan oleh kantor cabang ke kantor pusat kerap keliru.
4.2 Saran
Dalam pelaksanakan implementasi penanganan kredit macet yang dilakukan
oleh PT. Bank Tabungan Negara (Persero). Tbk, penulis dapat memberikan
beberapa saran dari kendala yang telah disampaikan yaitu:
1. Melalukan perencanaan biaya (cost planning) sebelum menjalankan proses
penyelesaian kredit macet menggunakan jalur litigasi (jalur hukum) agar biaya
yang dikeluarkan lebih efektif dan efisien sehingga berdampak kepada biaya
yang dikeluarkan cukup minim .
2. Melakukan kontrol secara terus menerus terhadap debitur bermasalah yang
proses penyelesaian nya menggunakan jalur diluar hukum (non litigasi) agar
dapat meminimalisir resiko debitur menghilang dan tidak memiliki itikad yang
tidak baik.
33
Universitas Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
34
Universitas Indonesia
Mudrajad Kuncoro, S. (2002). Manajemen Perbankan: Teori dan Aplikasi.
Yogyakarta : BPFE.
Susilo, S. Y. (2000). Bank dan Lembaga Keuangan Lain . Jakarta : Salemba Empat.
35
Universitas Indonesia
DAFTAR LAMPIRAN
36
Universitas Indonesia
37
Universitas Indonesia
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Ayah : Arisman
Ibu : Suarningsih
38
Universitas Indonesia