Anda di halaman 1dari 46

B.

KELEMBAGAAN
BANK INDONESIA
Secara umum, Bank Sentral merupakan lembaga
yang memiliki peran penting dalam
perekonomian, terutama di bidang moneter,
keuangan dan perbankan yang tercermin pada
tugas-tugas utama yang dimiliki bank sentral
yaitu menetapkan dan melaksanakan kebijakan
moneter, mengatur dan mengawasi bank, serta
menjaga kelancaran sistem pembayaran. Tugas
utama tersebut tidak selalu sama antara satu
bank sentral dengan bank sentral lainnya di
dunia ini.
1. Perkembangan Status dan Kedudukan Bank Sentral
1. Pada mulanya berkembang dari suatu bank yang
mempunyai tugas sebagaimana dilakukan oleh bank-
bank lainnya. Selain tugas tersebut, juga bertugas
menerbitkan uang kertas dan bertindak sebagai agen dan
bankir pemerintah.
2. Pada awalnya disebut sebagai bank of issue (bank
sirkulasi) karena tugasnya yang harus mempertahankan
konversi uang kertas yang dikeluarkannya terhadap emas
atau perak atau keduanya.
3. Dalam perkembangan selanjutnya, bank sirkulasi
menjalankan fungsi lain seperti mengawasi dan mengatur
perbankan, mempertahankan stabilitas ekonomi dengan
mengatur jumlah uang beredar, bertanggung jawab
dalam penyelenggaraan sistem pembayaran.
Lanjutan perkembangan...........
4. Dengan berkembangnya tujuan dan
tugasnya, bank sentral tidak lagi identik dengan
bank komersial, bank tabungan, atau lembaga
keuangan lainnya.
5. Pada dasarnya bank sentral tidak
menekankan motif mencari keuntungan seperti
bank komersial tetapi bank sentral dibentuk
untuk mencapai suatu tujuan sosial ekonomi
tertentu yang menyangkut kepentingan nasional
atau kesejahteraan umum seperti stabilitas
harga dan perkembangan ekonomi.
Lanjutan perkembangan.......
6. Sehingga perlu pengaturan dalam bentuk
undang-undang, kebijakan, dan peraturan untuk
mengarahkan aktivitas industri perbankan dalam
mendorong kegiatan ekonomi serta pengendalian
uang beredar karena bila ini tidak dikendalikan
maka akan terjadi inflasi.
7. Dengan demikian diperlukan suatu lembaga
bank sentral yang mempunyai wewenang untuk
menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter
terutama untuk mengatur dan mengawasi aktivitas
yang terkait dengan peredaran uang, kredit dan
perbankan.
2. Status dan Kedudukan Bank Indonesia

Peran dan tugas BI selaku Bank Sentral di


Indonesia hingga saat ini telah mengalami
evolusi dari yang semula hanya sebagai
bank sirkulasi hingga sebagai agen
pembangunan dan terakhir sejak tahun
1999 telah menjadi independen dan
mempunyai tugas mencapai sasaran
tunggal yaitu stabilitas nilai rupiah.
(Undang-Undang No.23 Tahun 1999).
Status lanjutan.............
Tugas pokok yang diemban BI sebagai otoritas
moneter, khususnya untuk memelihara kestabilan
nilai rupiah, berkontradiksi dengan tugas lain BI,
yaitu tugas untuk mendorong pertumbuhan
ekonomi dan memperluas kesempatan kerja.
Pertumbuhan ekonomi yang tinggi sering diikuti
oleh kenaikan harga (inflasi) yang tinggi karena
menguatnya permintaan dalam negeri sehubungan
dengan meningkatnya pendapatan masyarakat
sebagai dampak pertumbuhan ekonomi yang tinggi.
STRUKTUR BANK INDONESIA DALAM SISTEM
KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA

UUD 1945

MPR PRESIDEN KEKUASAAN KEHAKIMAN

BI BPK DPD DPR WAKIL PRESIDEN MK MA KY

LEGISLATIF EKSEKUTIF YUDIKATIF


Dalam sistem ketatanegaraan RI,
kedudukan BI selaku lembaga negara yang
independen tidak sejajar dengan lembaga
tinggi negara seperti DPR, BPK, dan MA. BI
juga tidak sama dengan departemen karena
kedudukan BI berada diluar pemerintahan.
Sehingga BI dalam melaksanakan peran dan
fungsinya sebagai otoritas moneter lebih
efektif dan efisien.
Dalam hubungannya dengan Presiden dan DPR,
BI setiap awal tahun anggaran menyampaikan
informasi tertulis mengenai evaluasi
pelaksanaan kebijakan moneter dan rencana
kebijakan moneter yang akan datang. Khusus
kepada DPR, BI wajib menyampaikan laporan
perkembangan pelaksanaan tugas dan
wewenang setiap triwulan dan sewaktu-waktu
bila diminta oleh DPR.
Dalam hubungannya dengan DPR, BI
juga menyampaikan rencana dan
realisasi anggaran tahunan kepada
Pemerintah dan DPR, sedangkan dalam
hubungannya dengan BPK, BI wajib
menyampaikan laporan keuangan
Tahunan kepada BPK.
3. Tujuan dan Tugas Pokok Bank Indonesia
Berdasarkan UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank
Indonesia secara tegas telah memberikan independesi
BI dalam menetapkan target yang ditetapkan, yaitu
memelihara kestabilan nilai rupiah dengan
menggunakan berbagai instrumen kebijakan yang
ditetapkan. Kestabilan yang dimaksud dalam UU
adalah kestabilan nilai rupiah terhadap barang dan
jasa yang diukur berdasarkan atau tercermin pada
perkembangan laju inflasi serta terhadap mata uang
negara lain yang diukur berdasarkan atau tercermin
pada perkembangan nilai tukar rupiah (kurs) terhadap
mata uang negara lain.
Lanjutan.............
Penetapan inflasi sebagai sasaran akhir kebijakan moneter
dilakukan oleh BI dengan beberapa pertimbangan :
1. bukti-bukti empiris menunjukan bahwa dalam jangka panjang
kebijakan moneter hanya dapat mempengaruhi tingkat inflasi
dan tidak dapat mempengaruhi variabel riil seperti pertumbuhan
ekonomi atau tingkat pengangguran. Kebijakan moneter hanya
dapat mempengaruhi variabel riil dalam jangka pendek.
2. Pencapaian inflasi yang rendah merupakan prasyarat bagi
tercapainya pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, karena
perekonomian tidak dipacu untuk tumbuh melebihi
kapasitasnya.
3. Dengan ditetapkannya inflasi sebagai sasaran tunggal, sasaran
tersebut akan menjadi dasar acuan dalam perumusan kebijakan
moneter, sehingga tercapai atau tidaknya tujuan BI akan lebih
transparan dan mudah diukur.
Tugas Utama Bank Indonesia sesuai UU No. 23 Tahun 1999

1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan


moneter
2. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem
pembayaran, dan
3. Mengatur dan mengawasi Bank.
Tugas Bank Indonesia
Guna mendukung tercapainya tujuan BI secara
efektif dan efisien, maka ketiga tugas tersebut
harus saling mendukung, karena untuk
mencapai kebijakan moneter yang efektif dan
efisien yang dilakukan dengan mengendalikan
jumlah uang beredar, diperlukan sistem
pembayaran yang efisien, cepat, aman, dan
andal. Dari sisi sistem pembayaran yang efisien,
cepat, aman dan andal tidak terlepas dari
kondisi sistem perbankannya, yaitu sistem
perbankan yang sehat.
Tugas menetapkan dan melaksanakan
Kebijakan Moneter
Sesuai UU No.23 Tahun 1999, BI diberi
kewenangan untuk melaksanakan kebijakan
moneter melalui penetapan sasaran moneter
dengan memperhatikan sasaran laju inflasi serta
melakukan pengendalian jumlah uang beredar
dengan menggunakan berbagai instrumen
kebijakan moneter. Secara umum, kebijakan
moneter sebagai salah satu kebijakan ekonomi
makro ditujukan untuk mempengaruhi
perkembangan kegiatan perekonomian ke arah
sasaran akhir yang diharapkan.
Lanjutan............
Sasaran akhir sesuai UU No.23 Tahun 1999 adalah sasaran
tunggal yaitu untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai
rupiah, dimana Bank Sentral menggunakan instrumen langsung
maupun tidak langsung dan saat ini BI menggunakan instrumen
tidak langsung yang meliputi operasi pasar terbuka (kondisi pasar
yang pembentukan harganya terjadi semata-mata atas dasar
persaingan bebas tanpa adanya batasan dari pembeli ataupun
penjual (open market)), fasilitas diskonto (kredit yang diberikan
oleh bank sentral kepada suatu bank dalam rangka mengatasi
kesulitan likuiditas yang disebabkan oleh ketidaksesuaian
(mismatch) pengelolaan dana yang bersifat sementara (discount
window)), penetapan GWM, dan himbauan, yang dalam
pelaksanaannya dapat dilakukan secara bersama-sama atau
tersendiri.
Lanjutan.............
Instrumen langsung yang pernah digunakan
oleh BI adalah penetapan pagu kredit dan
penetapan suku bunga namun saat ini tidak
digunakan karena kurang efektif dan tidak
berorientasi pasar.
Lanjutan..........
Dalam rangka menfokuskan pelaksanaan tugas di
bidang pengendalian moneter, berdasarkan UU
No.23 Tahun 1999 telah dilakukan penyesuaian
terhadap tugas BI yaitu tidak lagi diperkenankan
memberikan kredit kepada pemerintah dan kredit
likuiditas dalam rangka kredit program. Hal ini
dimaksudkan untuk menghindari terjadinya ekspansi
moneter atau penambahan uang beredar yang
berlebihan yang pada gilirannya dapat
mengakibatkan terjadinya inflasi sehingga
mengurangi efektivitas pengendalian moneter untuk
memelihara kestabilan nilai rupiah.
Lanjutan.......
Pelaksanaan kebijakan moneter tidak dapat
dilepaskan dari sistem devisa yang dianut, secara
umum terdapat 3 sistem : (1) sistem devisa kontrol
(artinya setiap perolehan devisa oleh masyarakat
harus diserahkan kepada negara dan setiap
penggunaan devisa harus memperoleh izin dari
negara), (2) sistem devisa semi kontrol (artinya
perolehan devisa tertentu wajib diserahkan kepada
negara dan penggunaannya diperlukan izin dari
negara, sementara devisa lainnya dapat secara bebas
diperoleh dan dipergunakan), (3) sistem devisa bebas
(artinya masyarakat dapat secara bebas memperoleh
dan menggunakan devisa).
Lanjutan..........
Pemilihan sistem devisa yang dianut akan
tergantung pada kondisi negara yang
bersangkutan, khususnya keterbukaan
ekonominya dalam arti seberapa jauh negara
yang bersangkutan ingin mengintegrasikan
ekonominya dengan ekonomi global. Saat ini
Indonesia menganut sistem devisa bebas.
Lanjutan.....
Pelaksanaan kebijakan moneter tidak dapat dilepaskan dari
sistem nilai tukar dan sistem devisa yang ditetapkan. BI
melaksanakan kebijakan berdasarkan sistem nilai tukar yang
telah ditetapkan, antara lain (1) devaluasi (penurunan nilai tukar
mata uang negara lain, biasanya devaluasi terhadap mata uang
dilakukan dalam rangka pelaksanaan kebijakan moneter) atau
revaluasi terhadap mata uang asing pada saat sistem nilai tukar
yang dianut adalah nilai tukar tetap (2) intervensi pasar pada saat
sistem nilai tukar yang dianut adalah nilai tukar mengambang (3)
penetapan nilai tukar harian dan lebar pita intervensi pada saat
sistem nilai tukar yang dianut adalah mengambang terkendali.
Ketiga sistem tersebut pernah diterapkan di Indonesia dan sejak
14 Agustus 1997 Pemerintah menetapkan sistem nilai tukar yang
dianut adalah sistem nilai tukar yang mengambang.
Tugas mengatur dan menjaga kelancaran sistem
pembayaran
Sistem pembayaran yang lancar dan aman
merupakan salah satu prasyarat dalam
keberhasilan pencapaian tujuan kebijakan
moneter. Oleh sebab itu, BI mengatur dan
menjaga kelancaran sistem pembayaran
melalui kewenangannya dalam (1) menetapkan
penggunaan alat pembayaran (2) mengatur
penyelenggaraan jasa sistem pembayaran.
Lanjutan.......
Secara umum, terdapat dua jenis alat pembayaran
(1) alat pembayaran tunai (2) alat pembayaran
nontunai. Untuk kelancaran sistem pembayaran
diperlukan pengaturan mengenai penggunaan alat-
alat pembayaran yang merupakan kewenangan BI.
Kewenangan dalam menetapkan penggunaan alat
pembayaran tersebut meliputi alat pembayaran
tunai dan nontunai.
Lanjutan...........
Kewenangan penggunaan alat pembayaran tunai meliputi
mengeluarkan, mengedarkan, menarik, dan memusnahkan
uang rupiah termasuk menetapkan macam, harga, ciri
uang, bahan yang digunakan, serta tanggal mulai
berlakunya. Sebagai konsekuensi kewenangan-
kewenangan tersebut, BI harus menjamin ketersediaan
uang di masyarakat dalam jumlah yang cukup dan kualitas
yang memadai. Selain itu, BI juga memberikan kesempatan
kepada masyarakat untuk melakukan penukaran uang dan
pecahan yang sama dan/atau ke pecahan yang lain,
penukaran uang yang cacat dan/atau tidak layak edar,
serta menukar uang yang rusak dengan nilai yang sama
atau lebih kecil tergantung dari tingkat kerusakannya.
Lanjutan...........
Kewenangan dalam menetapkan penggunaan alat
pembayaran nontunai meliputi pengaturan dan
penggunaan alat pembayaran nontunai yang
dimaksudkan untuk memperoleh keyakinan
bahwa seluruh alat pembayaran yang
dipergunakan termasuk pengoperasiannya telah
memperhitungkan risiko-risikonya dan dikelola
serta dimonitor secara baik.
Lanjutan..........
Dalam rangka menjamin kelancaran sistem pembayaran,
diperlukan pengaturan dan penyelenggaraan sistem
pembayaran. BI mempunyai kewenangan untuk
memberikan persetujuan dan izin atas penyelenggaraan
jasa sistem pembayaran, serta kewenangan untuk
mewajibkan penyelenggara sistem pembayaran
menyampaikan laporan kegiatannya kepada BI. BI juga
berwenang mengatur sistem kliring dan
menyelenggarakan kliring antar bank, serta
menyelenggarakan penyelesaian akhir transaksi
pembayaran antarbank, baik dalam mata uang rupiah
maupun valuta asing.
4. Hubungan Dengan Pemerintah
Dalam rangka koordinasi kebijakan moneter
dan kebijakan fiskal, BI selaku otoritas moneter
perlu menjalin hubungan kerja dengan
pemerintah selaku otoritas fiskal. Pelaksanaan
kedua sektor tersebut saling terkait dalam
mencapai sasaran secara nasional yaitu
pertumbuhan ekonomi. Contoh : dalam
penentuan laju inflasi kedua instansi akan
bekerja sama agar target atau sasaran yang
ditentukan dapat tercapai
Lanjutan...........
Hubungan BI dengan Pemerintah diatur dengan jelas
dalam UU No.23 Tahun 1999 tentang Bank
Indonesia :
1. BI ditunjuk sebagai pemegang kas pemerintah

2. BI untuk dan atas nama pemerintah dapat


menerima pinjaman luar negeri,
menatausahakan, serta menyelesaikan tagihan
dan kewajiban keuangan pemerintah terhadap
luar negeri.
3. BI tidak diperkenankan lagi memberikan kredit
kepada pemerintah yang selama ini digunakan
untuk menutup defisit anggaran pemerintah.
Lanjutan.......
4. Pemerintah wajib meminta pendapat dan
mengundang BI dalam sidang kabinet yang
membahas masalah yang berkaitan dengan tugas BI
yaitu masalah ekonomi, perbankan, dan
keuangan.
5. Dalam penyusunan RAPBN dan/atau kebijakan
pemerintah lainnya yang terkait dengan tugas dan
wewenang BI, BI dapat memberikan pendapat dan
pertimbangan kepada Pemerintah.
6. Diaturnya koordinasi yang bersifat konsultatif
dengan pemerintah dengan dapat hadirnya
pemerintah yang diwakili seorang menteri atau
lebih dalam Rapat Dewan Gubernur BI dengan hak
bicara tanpa hak suara.
Lanjutan.....
7. Dalam hal pemerintah akan menerbitkan
surat-surat utang negara, pemerintah wajib
lebih dahulu berkonsultasi dengan BI.
8. Surplus hasil kegiatan BI setelah
diperhitungkan untuk cadangan tujuan dan
cadangan umum serta kewajiban pemerintah
kepada BI, akan diserahkan kepada
pemerintah. Sebaliknya, dalam hal BI
mengalami defisit hingga modal turun menjadi
kurang dari Rp2 triliun, maka pemerintah
diwajibkan menutup kekurangan tersebut.
5. Hubungan Internasional
Hubungan internasional dilakukan oleh BI
dalam rangka menunjang kelancaran
pelaksanaan tugas BI maupun pemerintah yang
berhubungan dengan ekonomi, moneter,
maupun perbankan.
Lanjutan....
Hubungan kerja sama internasional yang dilakukan
oleh Bank Sentral terdiri dari :
1. Kerjasama yang dilakukan atas nama Bank Sentral
sendiri dalam rangka melaksanakan tugas-
tugasnya, seperti keanggotaan bank sentral di
South East Asia Central Bank (SEACEN), dan
2. Kerjasama yang dilakukan untuk dan atas nama
negaranya masing-masing, seperti keanggotaan
suatu negara di Lembaga Keuangan Internasional
seperti International Monetary Fund (IMF).
Lanjutan....
Seperti halnya Bank Sentral di negara lainnya, BI
juga menjalin kerjasama internasional yang
meliputi bidang-bidang :
1. Investasi bersama untuk kestabilan pasar valuta
asing
2. Penyelesaian transaksi lintas negara

3. Hubungan koresponden

4. Tukar menukar informasi mengenai hal yang


terkait dengan tugas Bank Sentral
5. Pelatihan/penelitian di bidang moneter dan
sistem pembayaran.
Tugas Mahasiswa
1. Sebutkan beberapa lembaga dan forum
internasional dimana Bank Indonesia menjadi
anggota atas nama Bank Indonesia sendiri !
2. Sebutkan beberapa lembaga dan forum
internasional dimana Bank Indonesia menjadi
anggota atas nama Pemerintah Republik
Indonesia !
3. Sebutkan beberapa forum internasional
dimana Bank Indonesia atas nama Pemerintah
Republik Indonesia menjadi pengamat !
6. Dewan Gubernur
Secara umum, pimpinan suatu lembaga merupakan
elemen penting dalam suatu kelembagaan. Dengan
melihat tugas, wewenang, hak dan tanggung jawan
pimpinan suatu lembaga, banyak hal mengenai lembaga
tersebut dapat dketahui. Bank Sentral, kendali
kepemimpinan berada pada suatu Dewan yang disebut
Dewan Gubernur (Executive Board) dan dipimpin oleh
seorang Gubernur. Dengan mengetahui tugas, wewenang,
hak dan tanggung jawab pimpinan suatu bank sentral,
dapat diketahui beberapa hal, antara lain seberapa besar
wewenang anggota Dewan Gubernur dalam melaksanakan
tugasnya secara independen dalam rangka pencapaian
tujuan bank sentral yang telah ditetapkan.
Lanjutan............
Dewan Gubernur dipimpin oleh seorang Gubernur
dengan Deputi Gubernur Senior sebagai Wakil. Dewan
Gubernur terdiri dari seorang Gubernur, seorang Deputi
Gubernur Senior dan minimal empat orang atau
maksimal tujuh orang Deputi Gubernur sebagai
anggotanya. Dewan Gubernur mempunyai masa jabatan
maksimum 5 tahun dan hanya dapat diangkat kembali
untuk satu kali masa jabatan berikutnya. Namun
demikian, penggatian Dewan Gubernur diatur secara
berkala, yaitu setiap tahun paling banyak 2orang yang
diganti. Saat ini BI memiliki seorang Gubernur, seorang
Deputi Gubernur Senior dan enam Deputi Gubernur.
Lanjutan..........
Gubernur dan Deputi Gubernur Senior diusulkan dan
diangkat oleh Presiden dengan terlebih dahulu
mendapatkan persetujuan dari DPR. Sementara itu,
Deputi Gubernur diusulkan oleh Gubernur dan
diangkat oleh Presiden setelah mendapat persetujuan
dari DPR. Persetujuan oleh DPR diberikan setelah
melalui Fit and proper test uji kompetensi dan
integritas. Meskipun anggota Dewan Gubernur
diangkat oleh Presiden tetapi tidak dapat diberhentikan
oleh Presiden kecuali bila anggota Dewan Gubernur
mengundurkan diri, berhalangan tetap, atau terbukti
melakukan tindak pidana kejahatan.
Lanjutan...........
Persyaratan yang harus dipenuhi calon anggota Dewan
Gubernur yang akan diusulkan oleh Presiden (untuk
calon Gubernur dan Deputi Gubernur Senior) atau
Gubernur (untuk calon Deputi Gubernur) adalah :
1. Warga negara Indonesia, sesuai dengan perundang-
undangan yang berlaku
2. Memiliki akhlak dan moral yang tinggi, yang dapat
dipercaya baik dalam ucapan maupun tindakannya,
dan
3. Memiliki keahlian dan pengalaman di bidang
ekonomi, keuangan, perbankan, atau hukum,
khususnya yang berkaitan dengan tugas Bank Sentral.
Lanjutan.........
1. Dewan Gubernur sebagai pimpinan BI berwenang untuk
menetapkan kebijakan dalam melaksanakan tugas-tugasnya di
bidang moneter, sistem pembayaran, dan perbankan.
2. Dewan Gubernur juga mempunyai tugas dan wewenang internal
dalam hal organisasi, kepegawaian, sistem penggajian,
penghargaan, pensiun, tunjangan hari tua, penghasilan lainnya
bagi pegawai BI.
3. Dewan Gubernur menyelenggarakan Rapat Dewan Gubernur (RDG)
sebagai suatu forum pengambilan keputusan tertinggi.
4. RDG diselenggarakan sekurang-kurangnya sekali dalam sebulan
untuk menetapkan kebijakan umum di bidang moneter, dan
sekurang-kurangnya sekali dalam seminggu melakukan evaluasi
atas pelaksanaan kebijakan moneter atau menetapkan kebijakan
lain yang bersifat prinsipal dan strategis. Pengambilan keputusan
dilakukan atas dasar prinsip musyawarah untuk mencapai mufakat.
SUSUNAN DEWAN GUBERNUR
BANK INDONESIA
GUBERNUR

Deputi
Gubernur
Senior

Deputi Deputi Deputi Deputi Deputi Deputi Deputi


Gubernur Gubernur Gubernur Gubernur Gubernur Gubernur Gubernur
7. Independensi
Independensi adalah faktor penting dalam
pencapaian tujuan akhir bank sentral dan telah
ada sejak bank sentral pertama berdiri.
Independensi bank sentral sering dikaitkan
dengan perkembangan maupun kinerja lembaga
tersebut, tetapi independensi masih
diperdebatkan kebaikan dan keburukannya.
Target inflasi yang rendah, pengusulan,
pengangkatan dan pemberhentian anggota
Dewan Gubernur akan ikut menentukan
independensi bank sentral.
8. Akuntabilitas dan Transparansi
UU BI menuntut adanya akuntabilitas dan
transparansi dalam setiap pelaksanaan tugas,
wewenang, dan anggarannya, yang
dimaksudkan agar supaya semua pihak yang
berkepentingan dapat ikut melakukan
pengawasan terhadap setiap langkah kebijakan
yang ditempuh oleh BI.
Lanjutan.......
Prinsip Akuntabilitas dan Transparansi pelaksanaan
tugas, wewenang BI diterapkan dengan menyampaikan
informasi kepada masyarakat biasa secara terbuka
melalui media massa pada setiap awal tahun. Laporan
tersebut meliputi evaluasi pelaksanaan kebijakan
moneter pada tahun sebelumnya, serta rencana
kebijakan moneter dan penetapan sasaran-sasaran
moneter untuk tahun yang akan datang. Laporan
tersebut disampaikan secara tertulis kepada Presiden
dab DPR. BI juga menyampaikan laporan perkembangan
pelaksanaan tugas dan wewenangnya kepada DPR setiap
triwulan dan sewaktu-waktu bila diminta oleh DPR.
Lanjutan......
Demi tercapainya transparansi dibidang
anggaran, sebelum dimulai tahun anggaran, BI
menyampaikan rencana dan realisasi anggaran
tahunan kepada DPR dan pemerintah. Laporan
Keuangan tahunan BI juga disampaikan kepada
BPK untuk diperiksa dan diumumkan kepada
masyarakat luas melalui media massa. Bi juga
wajib menyusun neraca singkat mingguan yang
diumumkan dalam Berita Negara RI.
Lanjutan......
Dalam rangka transparansi, BI secara berkala
menerbitkan berbagai laporan dan publikasi
seperti laporan mingguan, statistik ekonomi
keuangan Indonesia bulanan, tinjauan
kebijakan moneter bulanan, perkembangan
ekonomi dan moneter triwulanan, laporan
triwulanan perkembangan kebijakan moneter,
dan laporan tahunan.

Anda mungkin juga menyukai