Anda di halaman 1dari 39

Alokasi

Alokasi Biaya
Biaya :: Produk
Produk Gabungan
Gabungan dan
dan Produk
Produk Sampingan
Sampingan
CHAIRA ASTAMI PUTRI
DEBBY NADYA EDLIN
DINDA NIAGARA ERMAJA
ESTHER OKTAVIA

1402111221
RIZKE MAULINA
1402121045 RISMA SAFITRI
1402112121 SHELLY VIVIANY
1402118312 SUCI OMEGA SARI

1402120973
1402121759
1402121597
1402120521

Dasar Biaya Gabungan


Biaya gabungan (joint-cost) adalah biaya proses produksi yang
menghasilkan berbagai produk secara serentak. Titik splitoff (splitoff
point) adalah saat yang kritis dalam proses produksi gabungan apabila
dua atau lebih produk dapat diidentifikasi secara terpisah. Biaya yang
dapat dipisahkan (separable cost) adalah semua biaya manufaktur,
pemasaran, distribusi, dan sebagainya yang terjadi di luar titik splitoff
yang dapat dibebankan ke setiap produk spesifik yang diidentifikasi pada
titik splitoff. Pada atau di luar titik splitoff, keputusan yang terkait dengan
penjualan atau pemrosesan lebih lanjut setiap produk yang dapat
diidentifikasi dapat dilakukan secara independen dari keputusan tentang
produk lainnya.
Disejumlah besar industri, proses produksi secara serentak akan
menghasilkn dua atau lebih produk, entah pada titik splitoff atau setelah
pemrosesan lebih lanjut. Hal yang menjadi fokus dalam kalkulasi biaya
gabungan (joint costing) adalah pegalokasian biaya ke setiap produk
pada titik splitoff.

Produk Utama, Produk Gabungan, dan


Produk Sampingan
Output dari proses produksi gabungan dapat dklasifikasikan
menjadi dua kategori umum : output dengan nilai jual positif dan
output dengan nilai jual nihil. Sebagai contoh, pemrosesan
hidrokarbon lepas pantai selain menghasilkan minyak dan gas alam,
yang memiliki nilai jual positif, juga mengahasilkan air, yang tidak
memiliki nilai jual dan akan dikembalikan lagi ke laut.
Jika proses produksi gabungan menghasilkan satu produk dengan
total nilai jual yang tinggi, dibandingkan dengan total nilai jual produk
lainnya dari proses tersebut, produk itu disebut sebagai produk utama
(main product). Jika proses produksi gabungan menghasilkan dua tau
lebih produk dengan total nilai jual yang tinggi dibandingkan dengan
total nilai jual produk lainnya, jika ada, produk itu disebut sebagai
produk gabungan (joint product). Produk yang dihasilkan dari proses
produksi gabungan yang memiliki total nilai jual yang rendah
dibandingkan dengan total nilai jual produk utama atau produk
gabungan disebut sebagai produk sampingan (by product).
Perbedaan di antara produk utama, produk gabungan, dan produk
sampingan dalam pratiknya sangat tidak terbatas.

Mengapa Mengalokasikan Biaya Gabungan


Konteks yang mengharuskan biaya gabungan dialokasikan ke
produk atau jasa individual adalah :
Perhitungan biaya persediaan dan harga pokok penjualan
untuk tujuan akuntansi keuangan serta pelaporan kepada
otoritas pajak penghasilan.
Perhitungan biaya persediaan dan harga pokok penjualan
untuk tujuan pelaporan internal.
Pembayaran kembali biaya kepada perusahaan yang
segelintir, tetapi tidak semua, produk atau jasanya dibayar
kembali menurut kontrak biaya plus dengan, misalnya, agen
pemerintah.
Penghitungan penyelesaian asuransi atas klaim kerusakan
yang dilakukan berdasarkan informasi tentang biaya produk
yang dibuat secara gabungan.
Regulasi tarif untuk satu atau lebih produk yang dibuat secara

Pendekatan untuk Mengalokasikan Biaya Gabungan

Pendekatan 1
Mengalokasikan biaya gabungan
dengan menggunakan data berdasarkan
pasar seperti pendapatan.
Pendekatan 2
Mengalokasikan biaya gabungan
dengan menggunakan ukuran fisik,
seperti bobot (misalnya kilogram), atau
volume (katakanlah ft) produk gabungan.

Dalam proses produksi gabungan yang lebih


sederhana, produk gabungan dijual pada titik
splitoff tanpa diproses lebih lanjut. Contoh 1
mengilustrasikan 2 metode yang digunakan
dalam kasus ini: metode nilai jual pada titik
splitoff dan metode ukuran fisik. Kemudian kita
akan memperkenalkan proses produksi gabungan
yang menghasilkan produk yang memerlukan
pemrosesan lebih lanjut diluar titik splitoff.

Produk Gabungan atau Produk Utama

Produk Sampingan

Contoh 1: Farmers Dairy membeli susu murni dari setiap peternakan


dan memrosesnya sampai titik splitoff, dimana dua produk-susu krim
dan susu-cair akan dihasilkan. Kedua produk tersebut dijual kepada
suatu perusahaan independen, yang kemudian memasarkan dan
mendistribusikannya ke supermarket serta outlet ritel lainnya. Pada
bulan mei 2007 Farmers memroses 110.000 galon murni. Selama
pemrosesan, sebanyak 10.000 galon hilang akibat penguapan, tumpah,
dan sebagainya, sehingga hanya menghasilkan 25.000 galon susu krim
dan 75.000 galon susu cair. Ikhtisar data adalah sebagai berikut :

Biaya Gabungan

Biaya gabungan (biaya 110.000 galon susu $400.000


murni dan pemrosesan hingga titil splitoff)

Susu Krim

Susu Cair

Persediaan awal (galon)

Produksi (galon)

25.000

75.000

Penjualan (galon)

20.000

30.000

Persediaan akhir (galon)

5.000

45.000

Harga jual per galon

$8

$4

Metode Nilai Jual Pada Titik Splitoff


Metode nilai jual pada titik splitoff mengalokasikan
biaya gabungan ke produk gabungan berdasarkan
total nilai jual relatif pada titik splitoff dari total
produk tersebut yang dibuat selama periode
akuntansi. Metode ini bersifat langsung dan intuitif.
Dasar alokasi biaya (total nilai jual pada titik splitoff)
dinyatakan dalam istilah denominator umum (jumlah
pendapatan) yang dicatat secara sistematik pada
sistem akuntansi. Harga jual semua produk harus
ditetapkan pada titik splitoff.

Metode Ukuran Fisik


Metode ukuran fisik (physical measure method)
mengalokasikan biaya gabungan ke produk gabungan
berdasarkan bobot, volume, atau ukuran fisik relatif lainnya
pada titik splitoff dari total produk tersebut yang dibuat
selama periode akuntansi. Menurut kriteria yang diterima,
metode ukuran fisik kurang begitu
disukai ketimbang
metode nilai jual pada titik splitoff. Hal ini disebabkan
karena ukuran fisik setiap produk tidak memiliki hubungan
dengan kemampuan menghasilkan pendapatan dari produk
tersebut. Output yang tidak memiliki nilai jual selalu
diabaikan. Produk sampingan sering kali juga tidak dilibatkan
dalam denominator yang digunakan pada metode ukuran
fisik karena nilai jualnya lebih rendah dibandingkan produk
gabungan atau produk utama.

PANEL A: Alokasi Biaya Gabungan dengan Menggunakan


Metode Nilai Jual pada Titik Splitoff

Susu
Krim

Susu
Cair

Total

Nilai jual total produksi pada titik splitoff


(25.000 galon x $8 per galon;75.000 galon x $4 per galon)

$200.000

$300.000 $500.000

Bobot ($200.000$500.000; $300.000500.000)

0,40

0,60

Biaya gabungan yang dialokasikan (0,40 x $400.000; 0,60 x


$400.000
Biaya produksi gabungan per galon
($160.000 25.000 galon; $240.000 75.000 galon)

$160.000

$240.000 $400.000

$6,40

$3,20

PANEL B: Laporan Laba Rugi per Lini Produk dengan


Menggunakan Metode Nilai Jual pada Titik Splitoff untuk Bulan
Mei 2007

Susu Krim Susu Cair

Pendapatan (20.000 galon x $8 per galon; 30.000 galon x $4


per galon
Harga pokok penjualan (Biaya gabungan)
Biaya produksi (0,40 x $400.000; 0,60 x $400.000

$160.000

$120.000 $280.000

160.000

240.000

400.000

Dikurangi persediaan akhir (5.000 galon x $6,40 per


galon;45.000 galon x $3,20 per galon)

32.000

144.000

176.000

Harga pokok penjualan (biaya gabungan)


Marjin kotor
Persentase marjin kotor ($32.000 $160.000; $24.000
$120.000; $56.000$280.000)

128.000
$32.000
20%

96.000
$24.000
20%

224.000
$56.000
20%

Total

Alokasi Biaya Gabungan dan Laporan Laba Rugi Per Lini Produk
dengan Menggunakan Metode Nilai Jual pada Titik Splitoff: Farmers
Dairy untuk Bulan Mei 2007

PANEL A: Alokasi Biaya Gabungan dengan


Menggunakan Metode Ukuran Fisik
Ukuran fisik total produksi (galon)
Bobot (25.000 galon 100.000 galon; 75.000 galon
100.000 galon)
Biaya gabungan yang dialokasikan (0,25 x
$400.000; 0,75 x $400.000
Biaya produksi gabungan per galon
($100.000 25.000 galon; $300.000 75.000
galon)

PANEL B: Laporan Laba Rugi per Lini Produk


dengan Menggunakan Metode Ukuran Fisik untuk
Bulan Mei 2007
Pendapatan (20.000 galon x $8 per galon; 30.000
galon x $4 per galon
Harga pokok penjualan (Biaya gabungan)
Biaya produksi (0,25 x $400.000; 0,75 x $400.000
Dikurangi persediaan akhir (5.000 galon x $4 per
galon;45.000 galon x $4 per galon)
Harga pokok penjualan (biaya gabungan)
Marjin kotor

Susu
Krim
25.000
0,25

Susu Cair

Total

75.000
0,75

100.000

$100.000

$300.000

$400.000

$4,00

$4,00

Susu Krim Susu Cair

Total

$160.000

$120.000

$280.000

100.000
20.000

300.000
180.000

400.000
200.000

80.000
$80.000

120.000
$120.000

200.000
$200.000

0%

28,6%

Persentase marjin kotor ($80.000 $160.000; $0 50%


$120.000; $80.000;$280.000)

Alokasi Biaya Gabungan dan Laporan Laba Rugi Per Lini


Produk dengan Menggunakan Metode Ukuran Fisik:
Farmers Dairy untuk Bulan Mei 2007

Metode Nilai Realisasi Bersih (NRV)

Metode nilai realisasi bersih (NRV) mengalokasikan biaya gabungan


ke produk gabungan berdasarkan NRV relatif-nilai jual akhir dikurangi
biaya yang dapat dipisahkan-total produk gabungan yang dibuat
selama periode akuntansi.
Contoh 2: Asumsikan datanya sama seperti contoh 1 kecuali susu
krim dan susu cair dapat diproses lebih lanjut:
Susu krim
krim mentega: 25.000 galon susu krim diproses lebih
lanjut untuk menghasilkan 20.000 galon krim mentega dengan biaya
pemrosesan tambahan sebesar $280.000. Krim mentega yang dijual
seharga $25 per galon, digunakan dalam membuat produk yang
berbahan mentega.
Susu cair
Susu kental: 75.000 galon susu cair diproses lebih
lanjut untuk menghasilkan 50.000 galon susu kental dengan biaya
pemrosesan tambahan $520.000. Susu kental dijual seharga $22
per galon.
Penjualan selama bulan Mei 2007adalah 12.000 galon krim mentega
dan 45.000 galon susu kental.


Biaya gabungan (biaya

Biaya

Krim

Susu

Gabungan

Mentega

Kental

$280.000

$520.000

110.000 $400.000

galon susu murni dan pemrosesan


hingga titik splitoff)
Biaya terpisah untuk pemrosesan
25.000

galon susu krim menjadi

20.000 galon krim mentega


Biaya terpisah untuk pemrosesan
75.000 galon susu cair, menjadi
50.000 galon susu kental

Susu

Susu

Krim

Susu

Krim

Cair

Mentega

Kental

Persediaan awal (galon)

Produksi (galon)

25.000

75.000

20.000

50.000

pemrosesan 25.000

75.000

Pemindahan

untuk

lebih lanjut (galon)


Penjualan (galon)

12.000

45.000

Persediaan akhir (galon)

8.000

5.000

Harga jual per galon

$8

$4

$25

$22

PANEL A: Alokasi Biaya Gabungan dengan Menggunakan


Metode NRV
Nilai jual akhir total produksi selama periode akuntansi
(20.000 galon x $25 per galon;50.000 galon x $22 per
galon)
Dikurangi biaya yang dapat dipisahkan
Nilai realisasi bersih pada ttik splitoff
Bobot ($220.000 $800.000; $580.000 800.000)
Biaya gabungan yang dialokasikan (0,275 x $400.000;
0,725 x $400.000
Biaya produksi per galon
([$110.000 + $280.000] 20.000 galon; [$290.000 +
$520.000] : 50.000 galon)

PANEL B: Laporan Laba Rugi per Lini Produk dengan


Menggunakan Metode NRV untuk Bulan Mei 2007

Susu Krim

Susu Cair

Total

$500.000

$1.100.000

$1.600.000

280.000
$220.000
0,275
$110.000

520.000
$580.000
0,725
$290.000

800.000
$800.000

$400.000

$19,50

$16,20

Susu Krim

Susu Cair

Total

Pendapatan (12.000 galon x $2 per galon; 45.000 galon x $300.000


$22 per galon
Harga pokok penjualan

Biaya gabungan (0,275 x $400.000; 0,725 x $400.000


110.000

$990.000

$1.290.000

290.000

400.000

Biaya yang dapat dipisahkan


Biaya produksi
Dikurangi persediaan akhir (8.000 galon x $19,50 per
galon;5.000 galon x $16,20 per galon)
Harga pokok penjualan
Marjin kotor
Persentase marjin kotor ($66.000 $300.000; $261.000
$990.000; $327.000$1.290.000)

280.000
390.000
156.000

520.000
810.000
81.000

800.000
1.200.000
237.000

234.000
$66.000
22,0%

729.000
$261.000
26,4%

963.000
$327.000
25,3%

Alokasi Biaya Gabungan dan Laporan Laba Rugi per Lini


Produk dengan Menggunakan Metode NRV: Farmers Dairy

Metode NRV dengan Persentase Marjin Kotor yang Konstan

Metode NRV dengan persentase marjin kotor yang konstan


(constant
gross-margin
percentage
NRV
method)
mengalokasikan biaya gabungan keproduk gabungan dengan
cara sedemikian rupa sehingga persentase marjin kotor
secara keseluruhan sama bagi setiap produk. Metode ini
memerlukan tiga langkah:
Langkah 1: Menghitung persentase marjin kotor secara
keseluruhan bagi semua produk gabungan.
Langkah 2: Mengalikan persentase marjin kotor secara
keseluruhan dengan nilai jual akhir total produksi setiap
produk untuk menghitung marjin kotor setiap produk
tersebut. Mengurangi marjin kotor setiap produk dari nilai
jual akhir setiap produk yang dibuat untuk memperoleh
total biaya setiap produk yang akan ditanggung.
Langkah 3: Mengurangi biaya yang dapat dipisahkan dari

Pemilihan Metode
Metode alokasi biaya gabungan yang digunakan
merupakan metode nilai jual pada titik splitoff apabila
data harga jual tersedia pada titik splitoff, alasannya
mencakup:
Pengukuran nilai produk gabungan pada titik splitoff
Tidak ada antisipasi terhadap keputusan manajemen
selanjutnya
Ketersediaan
dasar
yang
umum
untuk
mengalokasikan biaya gabungan ke produk
Kesederhanaan

Tidak Mengalokasikan Biaya Gabungan

Metode yang dibahas sebelumnya untuk mengalokasikan biaya


gabungan ke setiap produk bersifat arbitrer, sehingga beberapa
perusahaan tidak mengalokasikan biaya gabungan ke produk. Perusahaan
perusahaan tersebut malah menyatakan persediaan nya pada NRV.
Pendapatan atas setiap produk akan di akui apabila produksi telah selesai.
Beberapa industri yang menggunakan variasi pendekatan tidak
mengalokasikan ini mencakup industri pengemasan daging,pengalengan,
dan penabangan.
Biasanya akuntan tidak mencatat persediaan pada NRV. Hal ini
disebabkan karena, dengan mencatat persediaan pada NRV, pendapatan
akan diakui sebelum penjualan di lakukan. Akibatnya, beberapa
perusahaan yang menggunakan pendekatan tidak mengalokasikan ini akan
mencatat persediaan nya pada NRV dikurangi marjin laba operasi yang di
estimasi. Jika setiap persediaan akhir priode terjual pada priode brikut nya,
harga pokok penjualan akan berupa NRV di kurangi estimasi marjin laba
operasi atas produk tersebut yang menunjukan persediaan akhir pada
priode akutansi sebelum nya.

Ketidakrelevanan Biaya Gabungan Bagi Pengambil Keputusan

Keputusan Menjual atau Memroses Lebih Lanjut


Keputusan untuk mengeluarkan biaya tambahan guna melakukan
pemrosesan lebih lanjut harus didasarkan pada laba operasi
inkremental yang dapat dicapai setelah titik splitoff. Biaya
inkremental adalah biaya tambahan yang dikeluaran untuk
melakukan suatu aktivitas, seperti pemrosesan lebih lanjut. Jangan
mengasumsikan semua biaya terpisah dalam alokasi biaya
gabungan selalu merupakan biaya inkremental.
Alokasi Biaya Gabungan dan Evaluasi Kinerja
Potensi konflik antara konsep biaya yang digunakan untuk
membuat keputusan dan konsep biaya yang digunakan untuk
mengevaluasi kinerja manajer dapat juga muncul dalam keputusan
menjual atau memroses lebih lanjut.

Keputusan Penetapan Harga


Tidak ada hubungan sebab-akibat yang
mengidentifikasi sumber daya yang diminta oleh
masing-masing produk gabungan yang kemudian
dapat digunakan sebagai dasar penetapan harga.
Dalam sebagian besar kalkulasi biaya gabungan
(joint costing), harga jual (melalui pengaruhnya
terhadap manfaat yang diterima) akan memicu
alokasi biaya gabungan. Namun alokasi biaya tidak
akan memicu penetapan harga.

Akuntansi untuk Produk Sampingan


Proses produksi gabungan tidak hanya dapat
menghasilkan produk gabungan dan produk utama tetapi
juga produk sampingan. Meskipun produk sampingan (by
product) memiliki total nilai jual yang rendah
dibandingkan dengan total nilai jual produk gabungan
atau utama, kehadiran produk sampingan dalam suatu
proses produksi gabungan dapat mempengaruhi alokasi
biaya gabungan. Metode produksi mengakui produk
sampingan dalam laporan keuangan ketika produksi
telah selesai. Sementara itu, metode penjualan menunda
pengakuan produk sampingan sampai saat penjualan.

Metode Produksi: Produk Sampingan Diakui


Ketika Produksi Telah Selesai
Metode ini mengakui produk sampingan dalam
laporan keuangan. Ayat jurnal berikut ini
mengilustrasikan metode produksi:

Metode Penjualan: Produk Sampingan


Diakui pada saat Penjualan
Metode ini tidak membuat ayat jurnal sampai
penjualan produk sampingan terjadi. Pendapatan
produk sampingan akan dilaporkan dalam
laporan laba-rugi sebagai pos pendapatan pada
saat penjualan. Pendapatan tersebut dapat
dikelompokkan dengan penjualan lainnya, atau
dikurangi dari harga pokok penjualan.

Kalkulasi Biaya Proses

Sistem kalkulasi biaya pekerjaan atau jobcosting, memiliki tiga fungsi:


menentukan biaya produk atau jasa, yang
berguna dalam keputusan perencanaan
seperti penetapan harga dan bauranproduk;
menilai persediaan dan harga pokok
penjualan untuk pelaporan eksternal; dan
mengelola biaya serta mengevaluasi kinerja.

Mengilustrasikan Kalkulasi Biaya Proses

Sistem kalkulasi biaya pekerjaan dan


kalkulasi biaya proses harus dipandang
sebagai suatu kesatuan:

Dalam sistem kalkulasi biaya proses, biaya per unit


produk atau jasa diperoleh dengan membebankan total
biaya ke banyak unit yang identik atau serupa.
Perbedaan utama antara kalkulasi biaya proses dan
kalkulasi biaya pekerjaan (job costing) terletak pada
perluasan rata-rata yang digunakan untuk Menghitung
biaya per unit produk atau jasa.
Dalam sistem job costing, setiap pekerjaan
menggunakan kuantitas sumber daya produksi yang
berbeda, sehingga tidak tepat membebankan setiap
pekerjaan dengan rata-rata biaya produksi yang sama.
Sebaliknya, jika unit produk atau jasa yang identik atau
serupa dibuat secara massal, tidak diproses sebagai
pekerjaan individual, kalkulasi biaya proses akan
digunakan untuk menghitung rata-rata biaya produksi
semua unit yang diproduksi.

Kasus 1: Kalkulasi Biaya Proses Tanpa Persediaan Awal


dan Akhir Barang dalam Proses
Pada tanggal 1 Januari 2007, tidak ada persediaan awal unit
DG-19 di Departemen Perakitan.Selama bulan Januari, Global
Defense telah memulai, menyelesaikan perakitan, dan
memindahkan ke Departemen Pengujian sebanyak 400 unit.

Kasus 1 menunjukkan bahwa sistem kalkulasi


biaya proses, rata-rata biaya per unit dihitung
dengan membagi total biaya selama suatu
periode akuntansi dengan total unit yang
diproduksi selama periode tersebut. Kasus 1
dapat diberlakukan apabila perusahaan
membuat produk atau memberikan jasa yang
homogenya tetapi tidak memiliki unit yang
belum selesai ketika setiap periode akuntansi
berakhir, yang merupakan situasi umum pada
organisasi sector jasa.

Menguraikan lima langkah dalam kalkulasi biaya proses

Kalkulasi Biaya Proses Tanpa Persediaan Awal Barang dalam


Proses tetapi Memiliki Beberapa Persediaan Akhir Barang dalam
Proses
Keakuratan estimasi penyelesaian biaya konversi tergantung pada
ketelitian, keterampilan, dan pengalaman para estimator serta sifat
proses konversi. Hal yang harus dipahami di sini adalah bahwa unit yang
baru dirakit sebagian tidak sama dengan unit yang telah dirakit
sebelumnya. Ketika menangani beberapa unit yang telah dirakit
sepenuhnya dan beberapa unit yang baru dirakit sebagian, kita dapat
Menghitung dalam lima langkah:
Langkah 1: Mengikhtisarkan arus unit fisik output.
Langkah 2: Menghitung output dalam istilah unit ekuivalen.
Langkah 3: Menghitung biaya unit ekuivalen.
Langkah 4: Mengikhtisarkan total biaya untuk diperhitungkan.
Langkah 5:Membebankan total biaya ke unit yang telah selesai dan ke
unit barang dalam proses akhir.

Metode Rata-Rata Tertimbang


Metode kalkulasi biaya proses rata-rata tertimbang
(weighted average process costing method) menghitung
biaya per unit ekuivalen dari semua pekerjaan yang telah
dilakukan hingga tanggal tersebut (tanpa memindahkan
periode akuntansi dimana pekerjaan tersebut dilakukan)
dan membedakan biaya ini ke unit ekuivalen yang telah
selesai serta dipindahkan dari proses dan ke unit ekuivalen
persediaan akhir barang dalam proses. Biaya rata-rata
tertimbang adalah total semua biaya yang tercantum pada
akun barang dalam proses di bagi dengan total unit
ekuivalen dari pekerjaan yang telah dilakukan pada tanggal
tersebut.

Metode FIFO

Metode kalkulasi biaya proses first-in, first-out (FIFO)


(1) membebankan biaya unit ekuivalen persedian awal barang
dalam proses selama periode akuntansi sebelumnya ke unit
pertama yang telah selesai dan dipindahkan dari proses, dan
(2) membebankan biaya unit ekuivalen yang dikerjakan
selama periode berjalan pertama ke persedian awal yang telah
selesai, kemudian keunit yang baru dimulai serta diselesaikan,
dan akhirnya ke unit persedian akhir barang dalam proses.
Fitur-fitur yang membedakan metode kalkulasi biaya proses
FIFO adalah bahwa pekerjaan tyang dilakukan sebelum
periode berjalan atas persediaan awal dipisahlkan kedalam
pekerjaan yang dilakukan selama periode berjalan digunakan
untuk menghitung biaya per unit ekuivalen dari pekerjaan
yang dilakukan selama periode berjalan.

Metode Kalkulasi Biaya Standar dalam Kalkulasi Biaya Proses

Salah satu alasan mengapa menggunakan metode kalkulasi


biaya standar adalah bahwa metode ini memudahkan tugas
pencatatan.Perusahaan yang menggunakan sistem kalkulasi biaya
proses akan membuat secara massal unit output yang identik atau
serupa. Bagi perusahaan semacam itu tidaklah sulit menetapkan
standar kuantitas input yang diperlukan untuk membuat output.
Biaya standar per unit input kemudian dapat dikalikan dengan
standar kuantitas input untuk mengembangkan biaya standar per
unit output.
Menurut metode kalkulasi biaya standar, tim rekayasa desain
dan proses, personil operasi, dan akuntan manajemen berkerja
sama untuk menentukan biaya standar per unit ekuivalen yang
terpisah berdasarkan spesifikasi pemrosesan teknis yang berbeda
bagi setiap produk. Pengidentifikasian biaya standar setiap produk
dapat menutupi kelemahan kalkulasi biaya semua produk pada
satu jumlah rata-rata ,seperti menurut kalkulasi biaya aktual.

Unit fisik

Bahan

Biaya

Total Biaya

(DG 19)

Langsung

Konversi

(4)=(2)+(3)

(1)

(2)

(3)

Biaya standar per unit

3
3

Barang
Barang dalam
dalam proses,
proses, persediaan
persediaan awal
awal (1
(1 maret)
maret)

4
4

Tingkat penyelesaian
penyelesaian barang
barang dalam
dalam proses
proses awal
awal
Tingkat

5
5

Persediaan
Persediaan awal
awal barang
barang dalam
dalam proses
proses pada
pada biaya
biaya

6
6
7

standar
standar
Dimulai
Dimulai selama
selama bulan
bulan maret
maret
Diselesaikandandipindahkanselamabulanmaret

Barang dalam proses, persediaan akhir (31 maret)

Tingkat penyelesaian barang dalam proses akhir

$54

225
225

100%
100%

60%
60%

$23.940
$23.940

275

400

100

100%

50%

$19.800

$16.380

$36.180

10

Total biaya aktual yang ditambahkan selama bulan

11

maret

12

*Barang dalam proses ,persediaan awal pada biaya

13

standar
Bahan langsung : 225 unit fisik x 100% yang diselesaikan x $74 per unit =

14

$16.650
Biayakonversi: 225 unit fisik x 60% yang diselesaikan x $54 per unit = $7.290

Penghitungan Menurut Kalkulasi Biaya Standar

Akuntansi untuk Varians


Sistem kalkulasi biaya proses
menggunakan biaya standar untuk
mencatat biaya bahan langsung aktual
dalam pengendalian bahan langsung dan
biaya konversi aktual dalam pengendalian
biaya konversi (yang sama dengan
pengendalian overhead Manufaktur).

Biaya Transfer Masuk (transferred in) pada Kalkulasi Biaya Proses

Biaya trasfer masuk(transferred in cost) yang juga


disebut biaya departemen sebelumnya adalah biaya
yang terjadi di departemen sebelumnya yang terus
dicatat sebagai biaya produk ketika produk tersebut
berpindah ke proses selanjutnya dalam suatu siklus
produksi. Jika biaya standar digunakan, akuntansi untuk
transfer semacam itu tidaklah begitu sulit. Akan tetapi,
jika
metode
rata-rata
tertimbang
dan
FIFO
digunakan,akuntansinya akan menjadi lebih kompleks.
Biaya transferredin diperlakukan seolah-olah biaya ini
merupakan jenis terpisah dari bahan langsung yang
ditambahkan pada awal proses.

Biaya Transferred-in dan Metode Rata-rata Tertimbang

Untuk menguji metode kalkulasi biaya


proses rata-rata tertimbang dengan biaya
trasferred-in kita gunakan prosedur lima
langkah yang telah dibahas sebelumnya
guna membebankan biaya departemen
pengujian ke unit yang telah selesai dan
ditransfer keluar serta unit-unit persediaan
akhir barang dalam proses.

Biaya Transferred-in dan Metode FIFO

Untuk menguji metode kalkulasi biaya


proses FIFO dengan biaya transferred-in,
dapat digunakan prosedur lima langkah.
Biaya per unit ekuivalen selama periode
berjalan pada langkah 3 dihitung
berdasarkan biaya trasferred-in dan
pekerjaan yang hanya dilakukan selama
periode berjalan.

Poin - poin yang Harus Diingat tentang Biaya Transferred-in

Pastikan untuk melibatkan biaya transferred-in dari


departemen sebelumnya kedalam kalkulasi anda.
Ketika memperhitungkan biaya yang akan ditransfer ke
atasdasar FIFO, jangan lewatkan biaya yang dibebankan
pada periode sebelumnya ke unit- unit yang diproses
pada awal periode berjalan tetapi sekarang dimasukkan
dalam unit yang ditransfer.
Biaya per unit mungkin berfluktuasi antar periode.
Karena itu, unit yang ditrasfer dapat saja terdiri dari
batch-batch yang diakumulasi dengan biaya per unit
yang berbeda.
Unit-unit mungkin diukur dengan denominasi yang
berbeda di departemen yang juga berbeda.

Sistem Kalkulasi Biaya Hybrid

Sistem biaya produktidak selalu dapat dimasukkan


dalam katagori kalkulasi biaya pekerjaan atau kalkulasi
biaya proses.
Sistem kalkulasi biaya hybrid memadukan
karakteristik baik sistem kalkulasi biaya pekerjaan
maupun kalkulasi biaya proses. Sistem kalkulasi biaya
produk sering kali harus dirancang agar sesuai dengan
karakteristik khusus dari sistem produksi yang berbeda.
Kebanyakan sistem ini memiliki beberapa fitur
manufaktur berdasarkan pesanan dan fitur manufaktur
produksi massal lainnya.

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai